Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
MOMENT – BEINGS - MOTIONS
Marco Elisa Drs. Amrizal Salayan, M.SnProgram Studi Sarjana Seni Rupa Studio Patung, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: [email protected]
KataKunci :Anthropomorphism, Motion, Zoomorphism
Abstrak
Gerak adalah salah satu aspek penghubung antara manusia dengan hewan.Gerak menghubungkan ruang dan waktu di antara dua makhlu k tersebut.Gerak juga mampu memunculkan value atau nilai (contoh: kuat, ringan, berat, cepat) bagi manusia dan hewan.Fenomena tersebut memberikan ruang bagi metafora di antara mereka, di mana nilai-nilai pada diri manusia dapat dihadirkan melalui objek hewan (anthropomorphism/personifikasi), maupun nilai-nilai hewan yang juga dapat dihadirkan melalui objek manusia (zoomorphism).Penulis, dalam upayanya memahami esensi manusia, hewan, dan gerak, berusaha memasukkan nilai-nilai hewan ke dalam dirinya melalui proses pengimajinasian gerak tubuh hewan. Melalui proses ini, muncul dua objek hewan yang mampu memberikan beberapa kesan nilai tertentu. Objek hewan pertama adalah serigala, yang mewakili kesan ringan, cepat dan lincah.Objek hewan kedua adalah badak yang mewakili kesan kuat, berat dan destruktif. Kemudian, penulis berupaya memaknai kembali nilai-nilai tersebut sebagai metafora bagi manusia, di dalam visual karya yang menghadirkan kesan gerak dengan menggunakan objek hewan.Melalui proses berkarya yang telah dilakukan, penulis menyadari bahwa perbedaan bentuk a tau wujud antara manusia dan hewan tidak membuat mereka memiliki nilai yang berbeda di dalam gerak. Hewan juga memiliki nilai-nilai manusia, dan begitupula sebaliknya.Maka dari itu, manusia adalah hewan juga.
Abstract
Motion is one of many aspects that connects human and animal. It connects time and space between those two beings. It has the ability to show value in either human or animal.This phenomenon creates room for metaphor between human and animal. The values of man can be shown through animal form (anthropomorphism/personification), also the values of animal can be shown through human form (zoomorphism).The author, in his efforts to understand the essence of human, animal, and motion, tried to “enter” animal’s values into himself through the process of imagining animal motions. Thence, the author choose two animal objects that could represent some specific value. The first one is wolf that represent ligh t, fast and agile. Then the second one is rhino that represent heavy, strong, and destructive.
Then, the author tried to re-interpret those values as symbolization for human, in a work of visual that present the impression of motion using animal form. Through the process of work that has been done, the author realized that the differences in shape or form between human s and animals do not make them have different qualities in motion. Animal has the same values as human, and vice versa. Therefore human is also an animal.
Pendahuluan
“A man is related to all nature.”1
- Ralph Waldo Emerson Secara fisik dan psikis, manusia berhubungan dengan lingkungannya. Segala elemen di dalam ekosistem kehidupan; hewan, tumbuhan, serta manusia; saling terhubung satu sama lain di dalam ruang bernama alam.
„Alam‟, memiliki ruang lingkup yang sangat luas.Berdasarkan wujudnya bisa dibagi ke dalam dua jenis, yaitu alam yang bersifat fisik dan yang bersifat non-fisik atau psikis.Alam fisik adalah segala sesuatu yang memiliki wujud nyata, yang mampu dilihat dan diraba.Sedangkan alam non-fisik atau psikis adalah segala sesuatu yang tidak memiliki wujud namun hadir di dalam diri, seperti ide, pikiran, dan sifat.
Fenomena hubungan di atas, menurut penulis, menghadirkan kecenderungan bagi manusia untuk melakukan “persamaan” atau metafora antara dirinya dengan hewan dan tumbuhan. Terutama dengan hewan, di mana lebih dirasakan memiliki kedekatan dengan manusia. Proses metafora atau simbolisasi hewan tersebut terjadi dalam dua cara, yaitu “memanusiakan” hewan; hewan diberi atribut manusia; dan “menghewankan” manusia; manusia diberi atribut hewan.
Kedekatan manusia dengan hewan, menurut penulis, berada di dalam kemampuan gerak yang mereka miliki.Di mana gerak yang terjadi adalah hasil dari keinginan pribadi masing-masing individu itu.Penulis tertarik untuk melakukan kedua proses metafora di atas, dengan penulis sebagai “hewan” dan juga sebagai “manusia”. Di mana penulis akan “menghewankan” dirinya, yang kemudian “dimanusiakan” kembali melalui simbo.lisasi gerak atau motion
1
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1|2
Proses Studi Kreatif
“Our nature consists in motion. Complete rest is death.”2
- Blaise Pascal Wujud manusia dan hewan secara visual memiliki karakteristiknya masing-masing.Bahkan manusia dengan manusia, maupun hewan dengan hewan, memiliki perbedaannya masing-masing.Menurut penulis, hal ini disebabkan oleh pengalaman masing-masing individu selama hidupnya, yang sangat beragam dan bersifat personal.Hal tersebut merupakan bagian eksistensi manusia dan hewan.Namun, tidak dapat dipungkiri, terdapat sebuah esensi yang menyatukan masing-masing individu tersebut, dalam hal ini adalah gerak atau motion.
Seperti yang dikatakan oleh Blaise Pascal di atas, keseluruhan alam, sifat dasar atau fitrah (nature) kita berada di dalam gerak (motion).Penulis mempercayai bahwa gerak adalah titik tertinggi keselarasan antara manusia serta hewan.
Melalui fenomena gerak, penulis mengimajinasikan dirinya berada di dalam tubuh hewan-hewan tertentu, melakukan gerak sesuai kemampuan dan kualitas hewan-hewan tersebut. Penulis merasakan kualitas yang serupa dengan manusia selama proses pengimajinasian tadi. Lincah, cepat, kuat, keras, dan lunak adalah hal yang mampu didapatkan melalui gerak hewan maupun manusia.
Keseluruhan proses di atas, penulis anggap sebagai usaha untuk “menghewankan” diri dalam upaya penyelarasan kualitas manusia dengan hewan. Ketika sebuah gerak menghasilkan satu titik keselarasan kualitas manusia dan hewan, maka hal apa yang dapat terjadi dengan adanya gerak tersebut?
Pertanyaan di atas lah yang menjadi gagasan karya penulis, untuk kemudian “memanusiakan” kembali “hewan” yang muncul di diri penulis, melalui simbolisasi bentuk hewan dan gerak.
Pada karya tugas akhir ini, objek hewan digunakan sebagai objek karya.Objek hewan diambil dengan alasan “kedekatan” mereka dengan manusia, sebagai salah satu elemen di dalam ekosistem kehidupan, yang memiliki kemampuan motion yang mandiri.
Penulis menerapkan proses seleksi hewan dengan cara menentukan poin-poin khusus yang berhubungan dengan motion
atau gerak. Poin-poin itu antara lain adalah ringan, cepat, dan lincah, serta kuat, berat dan destruktif.
Motion atau gerak berusaha dihadirkan di dalam objek karya sebagai titik tertinggi keselarasan manusia dengan hewan.Penampilan motion di dalam karya tidak secara utuh, melainkan dengan cara menangkap sebuah momen dari rentetan gerak yang seharusnya ada.
Dengan melalui proses pengimajinasian terlebih dahulu, pada akhirnya dipilihlah hewan serigala dan badak sebagai bentuk objek visual yang ditampilkan di dalam karya tugas akhir ini.
a. Serigala
Hewan serigala dipilih oleh penulis karena dianggap memiliki sifat gerak tubuh yang ringan, cepat, dan lincah.
Ketika penulis mengimajinasikan dirinya sebagai seekor serigala, bergerak dengan wujud serigala, lincah adalah perasaan pertama yang muncul.Tubuh yang mampu bergerak cepat ke segala arah, tanpa batas.Setelah itu muncul perasaan ringan yang disebabkan oleh rambut-rambut serigala yang bergerak seiring dengan tubuh serigala, tertarik ke arah belakang oleh momen inersia.
Perasaan-perasaan tersebut ditarik kembali oleh penulis ke dalam perilaku serigala, di mana serigala adalah hewan yang bergerak dengan kekuatan komunal.Oleh sebab itu, objek serigala yang ingin dihadirkan harus memiliki kuantitas yang cukup banyak.
2
Marco Elisa
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 3
Sebagai sebuah kelompok, mereka memiliki satu tujuan yang sama. Hal ini ingin ditampilkan melalui sebuah penyerangan yang dilakukan oleh serigala-serigala tersebut.Penyerangan yang dilakukan menggunakan suatu formasi tertentu, yang hendak menunjukkan suatu ke-tertata-an kelompok.
Gambar 1. Display Serigala
b. Badak
Hewan badak dipilih oleh penulis karena dianggap memiliki sifat gerak yang kuat, berat dan destruktif.
Penulis mengimajinasikan gerak tubuh melalui sudut pandang seekor badak; besar dan berat, tetapi mampu berlari cukup kencang, dan juga kuat, seakan-akan mampu menghancurkan apapun yang menghalanginya. Pada bagian depan, tepat di atas hidungnya, terdapat senjata penyerangan sekaligus pertahanan berbentuk cula. Dengan posisi cula yang berada tepat di depan mata, penulis merasa bagaikan penembak jitu yang akan selalu tepat mengenai sasaran dan menghancurkannya.
Sifat-sifat yang muncul di atas, seperti kuat, berat dan destruktif, menimbulkan pertanyaan pada diri penulis, bagaimanakah apabila sifat-sifat tersebut gagal dan berujung menghancurkan dirinya sendiri? Sebuah situasi kegagalan, kehancuran yang tidak diduga sebelumnya.Dari situ, visual objek badak ingin menampilkan kehancuran dari badak itu sendiri, namun tetap bersifat imajinatif fantasi.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1|4
Hasil Studi dan Pembahasan
Ambush – Wolves
Karya ini menghadirkan objek-objek serigala berwarna hitam yang tidak utuh sedang melayang membentuk suatu formasi penyerangan di udara. Arah gerak dan juga pandangan dari serigala-serigala tersebut mengarah ke suatu titik imajiner yang berada di depan mereka.
Objek-objek serigala dihadirkan dengan bentuk yang tidak utuh; hanya beberapa bagian depan dengan kesan tarikan-tarikan rambut; karena bentuk tersebut dirasa tepat untuk menimbulkan kesan gerak yang cepat dan ringan yang dimiliki oleh serigala.
Secara keseluruhan, karya ini menghadirkan suatu kesatuan gerak komunal dalam mencapai suatu tujuan tertentu, dalam hal ini adalah penyerangan.Formasi yang ditampilkan menunjukkan sebuah strategi penyerangan oleh kelompok serigala tersebut.
Gambar 3. Ambush - Wolves
Crash Test – Rhino
Karya ini menghadirkan objek badak berwarna hitam yang sedang menabrak dinding.Setengah bagian badannya hancur akibat tabrakan tersebut.Terdapat cahaya yang muncul dari dalam bagian badan yang hancur, menghasilkan sinar terang pada permukaan objek dan juga efek cipratan pada dinding.
Terdapat lampu yang menyinari area kosong di belakang objek tersebut.Lampu tersebut bertujuan untuk menampilkan ruang gerak imajiner dari objek badak tadi.Sebagai sebuah ruang lampau yang mengantarkan objek badak kepada momen sekarang.Secara keseluruhan, karya ini menampilkan sebuah skenario kegagalan sebuah kekuatan untuk menghancurkan sesuatu, bahkan yang hendak dihancurkan justru menghancurkan kekuatan tersebut.
Marco Elisa
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 5
Penutup
Melalui pengalaman-pengalaman artistik selama pengerjaan karya tugas akhir ini, penulis menyadari beberapa poin kesimpulan yang dirasa cukup penting dalam upaya pemahaman dan pemaknaan terhadap motion dan moment melalui gerak hewan. Berikut adalah beberapa poin kesimpulan tersebut:
- Manusia dan hewan, secara wujud fisik, sangatlah berbeda. Kemampuan berfikir yang tentunya juga berbeda; di mana hewan selalu menggunakan instingnya, sedangkan manusia yang mampu menggunakan akalnya. Namun, ketika penulis melakukan proses imajinasi gerak tubuh hewan, dirasakan bahwa di dalam motion, gerak hewan hampir tidak berbeda dengan gerak manusia berdasarkan kesan visual yang dihasilkannya (ringan, cepat, lambat, dan lain-lain).
- Pada karya objek serigala, ketika objek hewan serigala dibuat pertama kali dengan bentuk yang utuh dan tuntas, walaupun gestur tubuhnya adalah penggambaran gerak lari hewan serigala, akan tetapi kesan gerak tidak muncul. Berbeda pada saat objek serigala tersebut dihadirkan secara massal/komunal, namun tidak secara utuh; repetisi, alur, sekuens, perubahan posisi tubuh dan juga gestur; keseluruhan tersebut dirasa cukup berhasil menghadirkan kesan gerak dalam upaya penampilan motion di dalam karya tersebut.
- Pada karya objek badak, ukuran karya yang cenderung life-size; sebagai upaya pendekatan dengan “dunia” manusia; seharusnya menghasilkan pengalaman psikologis yang cukup terasa nyata bagi audiens. Akan tetapi, penghadiran bentuk akhir objek cenderung memberikan bahasa visual yang ambigu dan tidak masuk akal, sehingga pengalaman psikologis tidak tercapai.
- Pada ruang display, penulis merasakan penghadiran ruang kosong, sebagai ruang imajiner bagi audiens, menjadi salah satu bagian penting dari karya. Selain mendukung objek visual yang ditampilkan secara tidak utuh, hal ini juga dirasakan mampu memperkuat kesan gerak sebuah motion dalam hubungannya dengan ruang dan waktu. Ruang kosong menjadi wadah bagi “waktu” (lampau, kini, dan yang akan datang).
Ucapan Terima Kasih
Artikel ini didasarkan kepadacatatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Amrizal Salayan, M.Sn. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh staf pengajar dan teman-teman mahasiswa yang membantu penulis selama proses bimbingan Tugas Akhir.
Daftar Pustaka
Lessing, G.E. 1962. An Essay on the Limits of Painting and Poetry. Bobbs & Merrill.
Gombrich, E.H. 1984. Art and Illusion: A Study in the Psychology of Pictorial Representation. Phaidon Press. London. Blake, Andrew. 1987. Visual Reconstruction. The MIT Press. Cambridge.
Kennedy, John. 1992. The New Anthropomorphism. Press Syndicate University of Cambridge.
Cutting, James E. 2002. Representing Motion in a Static Images: Constraints, and Parallels in Art, Science, and Popular Culture. Cornell University.
Emerson, Ralph Waldo. 2006. Essays. Echo Library.
Cassirer, Ernst. 2006. An Essay on Man: An Introduction to a Philosophy of Human Culture. Gesammelte Werke.Hamburg.
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1|6 Situs Internet http://www.artsology.com/motion_in_art.php http://www.britannica.com/EBchecked/topic/387062/modeling http://www.sayakaganz.com http://www.wikipedia.org/zoomorphism/
Marco Elisa
Jurnal Tingkat Sarjana Seni Rupa No.1 | 7
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA
Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan.
Bandung, .../.../ 2012
Tanda Tangan Pembimbing : _______________________ Nama Jelas Pembimbing : _______________________
diisi oleh mahasiswa
Nama Mahasiswa Marco Elisa NIM 17006039
Judul Artikel
Moment – Beings - Motions
diisi oleh pembimbing
Nama Pembimbing Drs. Amrizal Salayan, M.Sn
Rekomendasi
Lingkari salah satu
1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD 2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi 3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi
4. Dikirim ke Seminar Nasional
5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus 6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus 7. Dikirim ke Seminar Internasional