• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUMUMAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGUMUMAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGUMUMAN PERINGKAT OBLIGASI TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

1

Annisa Maulida Harahap 2

Syahyunan

Alumni Dep. ManajemenFE USU1 Staf Pengajar Dep. Manajemen FE USU2

Abstract

Research question in this study was whether the bond rating upgrade announcements positively affect on the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia and whether the bond rating downgrade announcements negatively affect the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia. Purpose of this study was to investigate and analyze the positive effect of the bond rating upgrade announcements on the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia and to investigate and analyze the negative effect of the bond rating downgrade announcements on the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia.

The hypotheses in this study were: 1) The bond rating upgrade announcements positively effect on the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia and, 2) The bond rating downgrade announcements negatively effect on the stock market reaction to Bursa Efek Indonesia. Sampling method in this study used a non-probability sampling design with purposive sampling method. Population of research was issuers that experienced bond rating change announcements by PT PEFINDO during the period 2006 to 2012. Research sample consisted of 24 issuers that had 37 bond rating upgrade announcements and 8 bond rating downgrade announcements. The method of analysis used one-sample t test for the first hypothesis and the second hypothesis.

The Results of research were: 1) The bond rating upgrade announcements positively and not significantly effect on the stock market reaction to the Bursa Efek Indonesia and, 2) The bond rating downgrade announcements negatively and not significantly effect on the stock market reaction to the Bursa Efek Indonesia.

Key Word: Bond Rating, Stock Market Reaction.

LATAR BELAKANG

Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah sebagai sarana pertemuan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Fungsi keuangan ditunjukkan dengan memberikan imbal hasil bagi pihak yang kelebihan dana dan menyediakan dana untuk investasi bagi pihak yang kekurangan dana.

Dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan dapat melakukan penerbitan surat hutang. Salah satu surat hutang yang paling sering diperdagangkan adalah obligasi. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang paling fleksibel dibandingkan dengan emisi saham. karena dengan obligasi posisi kepemilikan perusahaan tetap.

Sebelum obligasi diterbitkan di Bursa Efek Indonesia berdasarkan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mewajibkan obligasi yang akan

diterbitkan memperoleh peringkat dari suatu lembaga pemeringkat.

Peringkat obligasi sangat penting karena mampu memberikan pernyataan informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan hutang suatu perusahaan (Altman dan Nammacher dalam Ketz dan Maher, 1990). Secara umum obligasi akan dibagi dalam dua peringkat yaitu investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non-investment grade (BB, B, CCC, D) dimana biasanya ditambah tanda negatif (-) dan positif (+) untuk menunjukkan kekuatan relatifnya. Obligasi dengan tingkat investment grade adalah obligasi yang masih layak dipertimbangkan untuk dibeli oleh investor. Sedangkan, obligasi dengan tingkat non-investment grade atau sering disebut junk bond adalah obligasi yang tidak dianjurkan untuk dibeli karena tingkat gagal bayar hutang yang tinggi.

Pengumuman peringkat obligasi akan mempengaruhi para pelaku pasar modal. Bond

(2)

rating akan menjadi indikator yang digunakan oleh investor untuk memperkirakan kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan dan memperkecil risiko bisnis.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyunigsih (2008) menunjukkan bahwa penurunan bond rating berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap pasar saham, hal ini disebabkan karena ada kemungkinan terjadi kebocoran informasi mengenai penurunan peringkat obligasi sebelum dipublikasikan. Kebocoran informasi ini dimungkinkan dapat menyebabkan pasar lebih dahulu bereaksi sebelum periode pengamatan, sehingga tidak terlihat reaksi pasar yang diinginkan selama periode pengamatan. Hasil penelitian Setiawan dan Shanti (2009) menunjukkan bahwa pasar saham tidak beraksi signifikan terhadap peristiwa perubahan peringkat obligasi. Bond rating akan berpengaruh terhadap pasar saham apabila informasi yang diberikan dari penerbitan obligasi belum diketahui oleh pasar.

PT Berlian Laju Tanker Tbk. merupakan perusahaan publik yang bergerak di bidang transportasi dan bermarkas di Jakarta. Berdasarkan data pengumuman peringkat obligasi dari PT PEFINDO, pengumuman penurunan peringkat obligasi dari idA menjadi idA- yang terjadi pada PT Berlian Laju Tanker Tbk. berdampak terhadap pergerakan sahamnya, seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

Penurunan Peringkat Obligasi PT Berlian Laju Tanker Tbk. dari idA ke idA- Tahun 2010 Hari Pengumuman Harga Saham (Rp)

+5 300 +4 308 +3 312 +2 316 +1 316 0 316 -1 312 -2 316 -3 312 -4 324 -5 336

Sumber : PT PEFINDO dan www.duniainvestasi.com (data diolah)

Tabel 1 menunjukkan bahwa harga saham sebelum terjadinya pengumuman penurunan peringkat obligasi mengalami ketidakstabilan

harga dimana pada lima hari sebelum pengumuman penurunan peringkat obligasi harga saham mengalami kenaikan dan kemudian menurun dan naik kembali pada saat tanggal pengumuman penurunan peringkat obligasi PT Berlian Laju Tanker Tbk. Tetapi pada hari setelah pengumuman penurunan peringkat obligasi hingga tiga hari setelah pengumuman penurunan peringkat obligasi harga saham mulai mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa pengumuman penurunan peringkat obligasi kemungkinan tidak mengalami kebocoran informasi dan semua investor memiliki informasi yang sama sehingga dapat dimungkinkan bahwa sesudah dan sebelum pengumuman penurunan peringkat obligasi perusahaan mempengaruhi keputusan untuk tidak membeli saham PT Berlian Laju Tanker Tbk. sehingga berdampak kepada menurunnya harga saham perusahaan.

Kemudian akan dibandingkan dengan kenaikan peringkat obligasi yang terjadi pada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. yang merupakan perusahaan agribisnis yang bergerak di bidang unggas dan pembudidayaan udang di Indonesia, serta produk pelet ekstraksi kopra untuk digunakan dalam pakan ternak. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1971. Produksi pakan ternak berlokasi di Sidoarjo dan Surabaya. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT PEFINDO Peringkat obligasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. mengalami kenaikan pada tahun 2011 dari idA- menjadi idA seperti yang terlihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Kenaikan Peringkat PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. dari idA- ke idA Tahun 2011 Hari Pengumuman Harga Saham (Rp)

+5 4500 +4 4450 +3 4475 +2 4475 +1 4475 0 4425 -1 4550 -2 4550 -3 4625 -4 4875 -5 4925

Sumber : PT PEFINDO dan www.duniainvestasi.com (data diolah)

(3)

Tabel 2 menunjukkan bahwa kenaikan peringkat obligasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. sejalan dengan kenaikan harga saham walau terjadi penurunan pada hari pengumuman kenaikan peringkat obligasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya optimisme dari investor terhadap kemampuan perusahaan di masa depan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

positif pengumuman kenaikan peringkat obligasi terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh negatif pengumuman penurunan peringkat obligasi terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA Obligasi

Obligasi (bond) menurut Bodie et al. (2006: 3) merupakan sekuritas yang diterbitkan sehubungan dengan perjanjian pinjaman, pihak peminjam menerbitkan (menjual) obligasi kepada pihak pemilik dana dengan imbalan sejumlah uang; jadi obligasi tersebut merupakan surat pernyataan utang dari pihak peminjam kepada pihak pemilik dana.

Peringkat Obligasi

Peringkat obligasi merupakan peringkat yang menyatakan mutu obligasi yang mencerminkan kemungkinan gagal bayar (Bringham dan Houston, 2006: 373) yang disebut dengan risiko kredit.

Suatu obligasi dikatakan mengalami kenaikan peringkat bila kategori peringkat obligasi pada periode saat ini lebih tinggi dari kategori peringkat obligasi pada periode sebelumnya, misalnya terjadi kenaikan peringkat obligasi dari A- menjadi A dan dari A menjadi A+. Sedangkan dikatakan mengalami penurunan peringkat bila kategori peringkat obligasi pada periode saat ini lebih rendah dari kategori peringkat pada periode sebelumnya, misalnya terjadi penurunan peringkat obligasi dari A menjadi BBB dan dari BBB+ menjadi BBB-.

Menurut Brigham dan Houston (2006:375) peringkat obligasi memiliki arti penting baik bagi perusahaan maupun investor. Pertama, karena peringkat obligasi adalah

indikator dari risiko gagal bayarnya, peringkat ini memiliki pengaruh langsung yang dapat diukur pada tingkat suku bunga obligasi dan biaya utang perusahaan. Kedua, kebanyakan obligasi dibeli oleh investor institusional daripada individual, dan banyak institusi dibatasi hanya berinvestasi pada sekuritas yang layak investasi.

Efisiensi Pasar

Menurut Tandelilin (2010: 218) efisiensi pasar dari sudut pandang investasi berarti bahwa harga pasar yang terbentuk sudah mencerminkan semua informasi yang tersedia.

Konsep pasar efisiensi menyiratkan adanya proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru sebagai respon atas informasi baru yang masuk ke pasar. Informasi yang tersedia tersebut bisa berasal dari informasi masa lalu (data historis) maupun informasi yang bersifat pendapat/opini rasional yang beredar di pasar yang dapat mempengaruhi perubahan harga dalam hal ini seperti misalnya pengumuman perubahan peringkat obligasi dari perusahaan yang menerbitkan sahamnya di pasar modal.

Event Studies

Menurut Jogiyanto (2003: 392) studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Kandungan informasi adalah informasi yang terdapat dalam suatu pengumuman yang dapat mempengaruhi reaksi dari pasar. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return.

Menurut Samsul (2006: 275) abnormal return adalah selisih antara return aktual dengan return yang diharapkan (expected return), yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi sesudah informasi resmi diterbitkan. Dan expected return dapat dihitung dengan (1) return rata-rata masa lalu, (2) capital assets pricing model, dan (3) single market model.

(4)

Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) merupakan kumulatif harian AAR mulai hari pertama hingga hari berikutnya. CAAR akan mengetahui dampak positif atau negatif selama window periode (masa peristiwa terjadi). CAAR diperoleh dari Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) yaitu kumulatif rata-rata harian AR (abnormal return) dari harian pertama hingga akhir untuk setiap jenis saham. Dengan cara ini akan diketahui jenis saham mana saja paling yang terpengaruh.

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Pengumuman kenaikan peringkat obligasi berpengaruh positif terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengumuman penurunan peringkat obligasi berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah emiten yang mengalami perubahan rating obligasi dan sesuai dengan pengumuman yang dilakukan oleh PT PEFINDO selama periode 2006 sampai dengan 2012.

Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan desain non-probability sampling dengan metode purposive sampling dimana pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian. Kriteria pemilihan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan obligasi dan mengalami perubahan peringkat obligasi dan sesuai dengan pengumuman yang dilakukan oleh PT PEFINDO selama periode 2006 sampai dengan 2012.

2. Saham aktif diperdagangkan selama window periode.

3. Tidak ada pengumuman lain selain pengumuman perubahan peringkat obligasi selama window periode.

4. Data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah lengkap yaitu tersedianya pengumuman harga saham pada tanggal yang dibutuhkan.

Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah 24 perusahaan (terdiri dari 37 kenaikan rating dan 8 penurunan rating), di mana masing-masing perusahaan ada yang mengalami perubahan peringkat lebih dari satu kali.

Definisi Operasional

Definisi Operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Perubahan Peringkat Obligasi (X)

Perubahan peringkat obligasi adalah kenaikan atau penurunan peringkat obligasi yang terjadi dilihat dari status peringkat obligasi pada periode sebelumnya. Suatu peringkat obligasi dikatakan naik apabila peringkat obligasi pada periode saat ini lebih tinggi dari peringkat obligasi pada periode sebelumnya. Dan peringkat obligasi dikatakan turun apabila peringkat obligasi pada periode saat ini lebih rendah dari peringkat obligasi pada periode sebelumnya.

2. Reaksi Pasar (Y)

Reaksi pasar mencerminkan tindakan yang dilakukan oleh investor setelah menerima informasi perubahan peringkat obligasi. Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan Cumulative Abnormal Return (CAR) selama 11 hari, menggunakan harga saham perusahaan yang mengalami kenaikan dan penurunan peringkat obligasi mulai dari 5 (lima) hari sebelum pengumuman peringkat obligasi, hari pengumuman peringkat obligasi, 5 (lima) hari setelah pengumuman peringkat obligasi). Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (close price).

Teknis Analisis Data

Teknis analisis data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Mengumpulkan sampel, yaitu harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang perubahan peringkat obligasinya diumumkan oleh PT PEFINDO.

2. Menentukan hari pengumuman perubahan peringkat obligasi

3. Menentukan periode pengamatan, yaitu harga saham harian 5 (lima) hari sebelum pengumuman, hari pengumuman, dan 5 (lima)

Pengaruh Pengumuman

(5)

hari setelah pengumuman. Dan periode estimasi, yaitu mulai 15 hari hingga 6 hari sebelum pengumuman perubahan peringkat obligasi.

4. Menghitung return masing-masing sampel setiap hari selama periode pengamatan dan periode estimasi dengan rumus sebagai berikut:

Ri =

5. Menghitung return pasar (Rm) selama periode pengamatan dan periode estimasi dengan rumus sebagai berikut:

Rm =

6. Menghitung Abnormal Return (AR) di sekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi) dengan rumus sebagai berikut:

ARit = Rit – E(Rit)

Return harapan E(Rit) diestimasi menggunakan model pasar, yaitu:

E(Rit) = αi + βiRMt + εit

7. Menghitung Cumulative Abnormal Return (CAR)

CARit =

8. Menghitung Cumulative Average Abnormal Return (CAAR)

CAARt =

Teknik Analisis Data Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama menggunakan uji parametrik one-sample t test terhadap CAR yang dilakukan pada kelompok perusahaan yang mengalami kenaikan peringkat obligasi.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

diterima jika ≤ atau Sig. > 0.05 berarti pengumuman kenaikan peringkat obligasi tidak berpengaruh positif terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

ditolak jika > atau Sig. < 0.05 berarti pengumuman kenaikan peringkat obligasi berpengaruh positif terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

Teknik Analisis Data Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji parametrik one-sample t test terhadap CAR yang dilakukan pada kelompok perusahaan yang mengalami penurunan peringkat obligasi.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

diterima jika ≤ atau Sig. > 0.05 berarti pengumuman penurunan peringkat obligasi tidak berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

ditolak jika > atau Sig. < 0.05 berarti pengumuman penurunan peringkat obligasi berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

Penentuan Alpha dan Beta

Sebelum memperoleh CAR, pengolahan data dilakukan terlebih dahulu untuk mencari Alpha dan Beta Return Saham untuk mencari Expected Return-nya dengan bantuan Microsoft Excel menggunakan Intercept dan slope pada return saham (variabel Y) dan return pasar (variabel X) perusahaan pada periode estimasi.

Return saham diperoleh dari selisih harga saham periode berjalan dengan harga saham periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, rumusnya adalah sebagai berikut:

Ri =

return pasar (Rm) yang dapat dihitung dengan rumus:

Rm =

ANALISIS DATA

Analisis Data Hipotesis Pertama

CAR kelompok perusahaan yang mengalami kenaikan peringkat obligasi dimana dengan bantuan program SPSS dari CAR 37 sampel penelitian diperoleh t hitung yang negatif pada semua hari perhitungan, dengan kata lain tidak ada t hitung yang bernilai positif, hal ini mengisyaratkan bahwa pada pengujian hipotesis pertama adalah Ho diterima semuanya. Hal ini disebabkan karena nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0.05, dimana diisyaratkan bahwa bila nilai Sig. (2-tailed) lebih besar dari nol maka Ho diterima, maka hasil pengujian hipotesis pertama menyimpulkan bahwa pengumuman kenaikan peringkat obligasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

Analisis Data Hipotesis Kedua

CAR kelompok perusahaan yang mengalami penurunan peringkat obligasi dimana dengan bantuan program SPSS dari CAR 8 perusahaan yang mengalami penurunan peringkat

(6)

obligasi didapati ada hari dimana t hitungnya bernilai positif, tetapi t hitung yang bernilai positif tersebut tidak lebih besar dari t tabel dimana t tabel pada level of significant (LOS) 5% = 1.895. Dan dapat dilihat juga bahwa Sig. (2-tailed) > 0.05 sehingga hasil pengujian hipotesis kedua adalah Ho diterima, maka disimpulkan bahwa pengumuman penurunan peringkat obligasi tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

Pembahasan

Hasil uji hipotesis pertama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang mengatakan pengumuman kenaikan peringkat obligasi berpengaruh positif terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia di tolak, karena Sig. (2-tailed) pada LOS 5% > 0.05 dan t hitungnya bernilai negatif pada setiap hari pada periode pengamatan. Dengan demikian tidak ada abnormal return yang signifikan selama periode pengamatan (window periode) yaitu lima hari sebelum dan lima hari sesudah pengumuman kenaikan peringkat obligasi.

Berdasarkan Jogiyanto (2003: 392) yang menyebutkan bahwa reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan kata lain menggunakan abnormal return. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Dalam penelitian ini, pengumuman kenaikan peringkat obligasi tidak menunjukkan adanya abnormal return, dengan kata lain pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman kenaikan peringkat obligasi dikarenakan pelaku pasar tidak melihat kenaikan peringkat obligasi sebagai informasi yang penting. Seperti yang dikemukakan oleh Tandelilin (2010: 251) peringkat obligasi pada umumnya dimanfaatkan sebagai pengukur risiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.

Hasil uji hipotesis kedua juga menunjukkan bahwa hipotesis yang menyebutkan pengumuman penurunan peringkat obligasi berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia ditolak. disebabkan karena walau t hitung pada periode pengamatan ada yang positif tetapi nilainya tidak lebih besar dari t tabel dan juga ditunjukkan bahwa Sig. (2-tailed) pada LOS 5% > 0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian tidak ada abnormal

return yang signifikan selama lima hari sebelum dan lima hari sesudah pengumuman penurunan peringkat obligasi.

Dari hasil tersebut maka ditarik kesimpulan bahwa pengumuman penurunan peringkat obligasi juga tidak mengandung informasi bagi pelaku pasar dalam mengambil keputusan di pasar. Pengumuman penurunan peringkat obligasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia dapat disebabkan karena pelaku pasar tidak menganggap pengumuman penurunan peringkat obligasi sebagai informasi utama mengambil tindakan di pasar.

Menurut Tandelilin (2010: 218) efisiensi pasar dari sudut pandang investasi berarti bahwa harga pasar yang terbentuk sudah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Menurut Tandelilin (2010: 565) hipotesis pasar efisien memprediksikan bahwa pasar akan memberi respon pasar positif untuk berita baik, dan respons negatif untuk berita buruk. Respon pasar tersebut tercermin dari return tak normal positif (berita baik) dan return tak normal negatif (berita buruk). Berdasarkan penjelasan efisiensi pasar tersebut, dengan hasil penelitian dimana kenaikan peringkat obligasi dan penurunan peringkat obligasi tidak bereaksi signifikan terhadap reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia belum cukup efisiensi pasarnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2005) dimana Bursa Efek Indonesia belum efisien. Dibandingkan dengan pengujian hipotesis pertama yang mean-nya tidak beraturan, mean pada hipotesis kedua yaitu pengujian kelompok perusahaan yang mengalami penurunan peringkat obligasi, tampak bahwa mean pada 2 (dua) hari sebelum dan 2 (dua) hari sesudah pengumuman penurunan peringkat obligasi terjadi perubahan yang sangat besar, dimana 2 (dua) hari sebelum pengumuman penurunan peringkat obligasi mean 0.0101, 1 (satu) hari sebelum pengumuman penurunan peringkat obligasi mean naik menjadi 0.0154, dan hari pengumuman mean turun menjadi -0.0010, dan kemudian naik pada hari pertama setelah pengumuman menjadi 0.0030 dan kemudian turun kembali pada hari ke-2 dan ke-3 setelah pengumuman. Perubahan mean ini terlihat tidak menentu walau ada perubahan mean pada hari pengumuman penurunan peringkat obligasi, tetapi hal ini tidak terlalu signifikan.

(7)

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kenaikan peringkat obligasi tidak terlalu dilihat oleh pelaku pasar sebagai sinyal positif untuk mengambil tindakan di pasar, tetapi penurunan peringkat obligasi dilihat sebagai sinyal buruk oleh pelaku pasar walaupun hal ini tidak terlalu signifikan dampaknya, dan perubahan peringkat obligasi digunakan oleh pelaku pasar hanya sebagai informasi untuk membeli obligasi tersebut. Investor lebih memperhatikan informasi-informasi yang berhubungan langsung dengan kinerja perusahaan seperti laporan keuangan, deviden yang dibayarkan, dan besarnya kenaikan profit perusahaan.

Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Shanti (2009) dimana penurunan peringkat obligasi tidak menunjukkan reaksi negatif yang signifikan dan kenaikan peringkat obligasi tidak menunjukkan reaksi positif signifikan selama periode penelitian. Tetapi sedikit berbeda dengan penelitian Widyanti (2007), hasil penelitiannya menunjukkan pasar memberikan reaksi yang tidak signifikan pada pengumuman kenaikan peringkat obligasi dan pasar memberikan reaksi negatif yang signifikan mulai dari satu hari pengumuman penurunan

peringkat obligasi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2008) memiliki hasil yang sama dengan yang peneliti lakukan, dimana tidak ditemukan reaksi negatif pasar saham terhadap pengumuman peringkat obligasi walau ditemukannya adanya reaksi yang semakin negatif mulai dari dua hari sebelum pengumuman hingga dua hari sesudah pengumuman, tetapi reaksi tersebut tidak signifikan, begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solikin (2006).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumuman kenaikan peringkat obligasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengumuman penurunan peringkat obligasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap reaksi pasar saham di Bursa Efek Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus, 2006. Investments, Buku 2, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 1, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.

Goh, Jeremy C. dan Louis H. Ederington, 1993. “Is Bond Rating Downgrade Bad News, Good News, or No News for Stockholders?”, The Journal of Finance, Volume 68 Nomor 5. Hal. 2001-2008.

Jogiyanto, H.M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 3. BPFE, Yogyakarta.

Karyani, Etikah dan Adler H. Manurung, September 2006. “Pengaruh Pengumuman Bond Rating Terhadap Return Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta (Penelitian Periode 2003 s.d. 2005)”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9, No.3, Hal. 282-306.

Ketz, J. Edward dan Maher, John J., Summer 1990. “The Relationship of Asset Flow Measures to Bond Ratings”, Akron Business and Economic Review, Vol. 21, No.2.

Magreta dan Poppy Nurmayanti, 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 11 Nomor 3, Hal.143-154.

Radcliffe, Robert C.,1987. Investment: Concepts, Analysis, and Strategy, Edisi 2. Foresman and Company, United States of America.

(8)

Raharja dan Mayla Pramono Sari, 2012. “Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi (PT Kasnic Credit Rating)”, Maksi, Volume 8 Nomor 2, hal 213-231.

Samsul, Mohamad, 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portfolio, Erlangga, Jakarta.

Setiawan, Edi Budiono dan Shanti, 2009. “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Perubahan Peringkat Obligasi Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”, Modus, Volume 21 Nomor 1, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, hal 73-86.

Sirait, Lindung Saut Maruli, 2005. “Perkembangan Efisiensi Pasar Modal Indonesia Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ): Analisis Reaksi Pasar Terhadap Publikasi Laporan Keuangan Tahunan”, Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Solikin, Puput, 2006. “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Penurunan Peringkat Obligasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi”. Skripsi. STIE PERBANAS, Surabaya.

Taib, Hasniza Mohd, Amalia Di Lorio, Terrence Hallahan, dan Emawtee Bissoondoyal-Bheenick, 2011. “The Stock Market Impact of Corporate Bond Rating Changes : New Evidence from the UK and Australian Stock Markets”. European Financial Management Association 2012 Annual Meetings : Conference participants paper, Barcelona, Spain.

Tandelilin, Eduardus, 2010. Portofolio dan Investasi, Kanisius Media, Yogyakarta.

Wahyunigsih, Tri, 2008. “Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Penurunan Peringkat Obligasi”. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya.

Widayanti, Tias, 2007. “Pengaruh Pengumuman Peringkat Obligasi Terhadap Reaksi Pasar Saham”. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya.

Daftar Perusahaan Penerbit Obligasi dan Saham www.idx.co.id

Pengumuman Rating Obligasi dan Rating obligasi menurut PT PEFINDO www.pefindo.com Daftar Harga Saham Harian www.duniainvestasi.com

Obligasi www.wikipedia.com/wiki/obligasi (akses: 16 Desember 2012, Pukul: 9:27 AM) Index Harga Saham Harian www.finance.yahoo.com

Gambar

Tabel 1 menunjukkan bahwa harga saham  sebelum  terjadinya  pengumuman  penurunan  peringkat  obligasi  mengalami  ketidakstabilan
Gambar 1  Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih dahulu untuk membiayai investasi nya

[r]

Data Perkembangan Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Tahun

(2) Rambu pendahulu petunjuk jurusan pada persimpangan di depan, rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menunjukkan jurusan yang dituju, rambu pendahulu petunjuk jurusan yang

Hasil Uji Statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan kholesterol dengan kadar gula darah pasien diabetes melitus (nilai P = 0,422). Sedangkan

Menurut Irwan (2004), ada dua hal yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan antenatal yaitu pertama membentuk budaya kerja. Tom manajeman perlu meyakinkan pada semua

Beberapa perbedaan penelitian itu antara lain objek penelitian akan di lakukan pada BMT yang mengangkat tema sumber daya manusia yang berjudul analisis pemberian insentif

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan niat membeli produk pakaian di online shop pada wanita ditinjau dari bentuk potongan harga