• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUMUMAN KENAIKAN BBM TERHADAP INVESTASI SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENGUMUMAN KENAIKAN BBM TERHADAP INVESTASI SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGUMUMAN KENAIKAN BBM TERHADAP INVESTASI

SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Agus Tri Herisiswanto herisiswanto1@gmail.com

Astri Fitria

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of increasing of fuel price announcement on stock prices of investment on LQ45. The tests using different test stock price at the time prior to the date of announcement of increasing of fuel price by the day-to-day after rising fuel prices. The results showed that abnormal returns after the announcement of fuel price increases in contrast to prior announcement of increasing of fuel price. Investor reaction shown by the announcement of increasing of fuel price are quite varied, for investors who have more information than the announcement of increasing of fuel price is likely to make a deal, but for investors who are just a little bit more information than the announcement of increasing of fuel price would tend to hold their investment for avoid the risk of uncertainty. A decrease in abnormal returns after the announcement of increasing of fuel price during the period of observation 1 day and 3 days showed that the increase in fuel prices is seen investors give a negative signal, so they are less interested to trade their shares on the market, which resulted in the power of sale and power of buy of investors decline.

Keywords: announcement of increasing of fuel price, stock prices, the abnormal return

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peristiwa kenaikan harga BBM terhadap harga saham investasi LQ45. Pengujian menggunakan uji beda harga saham LQ45 pada saat sebelum tanggal pengumuman kenaikan harga BBM dengan hari-hari sesudah kenaikan harga BBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abnormal return sesudah pengumuman kenaikan harga BBM berbeda dengan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Reaksi yang ditunjukkan investor dengan adanya pengumuman kenaikan harga BBM cukup beragam, bagi investor yang mendapatkan informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM akan cenderung melakukan transaksi, namun bagi investor yang hanya sedikit memperoleh informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM akan cenderung menahan investasinya untuk menghindari risiko ketidakpastian. Adanya penurunan abnormal return pasca pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 hari dan 3 hari menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM dipandang investor memberikan sinyal yang negatif (bad news), sehingga mereka kurang berminat untuk memperjualbelikan saham mereka di pasar, yang mengakibatkan daya jual dan daya beli investor menjadi menurun.

Kata kunci: pengumuman kenaikan BBM, harga saham, abnormal return

PENDAHULUAN

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi. Investasi adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan dana pada investasi yang efisien dan aman. Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan

(2)

terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi. Efek beruntun dari kenaikan BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin kecil.

Pergerakan harga saham menentukan investor dalam memilih saham yang terbaik. Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran. Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun irrasional. Pengaruh yang sifatnya rasional mencangkup kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing atau indeka harga saham dari negara lain. Pengaruh yang irrasional mencangkup rumor di pasar, mengukuti mimpi, bisikan teman atau permainan harga. Oleh karena itu jika kenaikkan atau penurunan berlangsung terus-menerus selama beberapa hari, maka hal itu akan diikuti oleh arus balik. Hal itu membuktikan bahwa dalam kenaikan ataupun penurunan selalu ada kesalahan yang dinamakan overreaction atau mispriced, jika harga terus naik, akan diikuti dengan penurunan harga dari periode berikutnya.

Untuk keperluan analisis dalam penelitian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan studi peristiwa (event study). Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Penelitian ini berusaha mengetahui pengaruh peristiwa kenaikan harga BBM terhadap harga saham investasi LQ-45 di pasar modal Indonesia. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui reaksi dan perilaku pelaku pasar modal terhadap sebuah peristiwa ekonomi dan dampaknya terhadap iklim investasi secara keseluruhan di Indonesia. Dengan mengetahui perilaku para pelaku pasar modal akan dapat diramalkan tanggapan dan reaksi pasar terhadap suatu peristiwa ekonomi dan bisnis di masa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada Investasi Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia?”

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada Investasi Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

TINJAUAN TEORETIS Pasar Modal

Pengertian pasar modal menurut Tandelilin (2010:26) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian pasar modal juga bisa diartikan pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. Oleh karena itu bursa efek merupakan arti pasar modal secara fisik. Di Indonesia terdapat satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia. Sejak tahun 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya bergabung dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

Pasar modal dapat berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal.

(3)

Lembaga penunjang pasar modal menurut Tandelilin (2010:70) ada lima yaitu biro administrasi efek (securities administration Bureau), kustodian (custodian), wali amanat (trustee), penasihat investasi, pemeringkat efek. Kelima lembaga tersebut merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat. Biro administrasi efek (securities administration Bureau) adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efeknya. Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa dan penitipan efek dan harga lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Wali amanat (trustee) adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang. Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek. Pemeringkat efek adalah lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan.

Jenis-jenis pasar modal menurut Sunariyah (2009:12) ada beberapa macam yaitu pasar perdana (primary market), pasar sekunder (secondary market), pasar ketiga (third market), dan pasar keempat (fourth market).

Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut dipasarkan di pasar sekunder. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Pasar sekunder adalah perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham dipasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antar pembeli dan penjual. Hasil dari penjualan saham masuk kedalam kas para pemegang saham yang bersangkutan.

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over

the counter market-OTC) atau disebut juga bursa paralel. Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh BAPEPAM. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut “trading information”. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi harga-harga saham, jumlah transaksi dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek.

Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga penunjang pasar modal menurut Tandelilin (2010:70) ada lima yaitu biro administrasi efek (securities administration Bureau), kustodian (custodian), wali amanat (trustee), penasihat investasi, pemeringkat efek. Kelima lembaga tersebut merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat.

Biro administrasi efek (securities administration Bureau) adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efeknya. Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa dan penitipan efek dan harga lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

(4)

Wali amanat (trustee) adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang. Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek. Pemeringkat efek adalah lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan.

Saham

Pengertian saham menurut Hanafi dan Halim (2005:6) adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan.

Saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap bagi pemiliknya. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk deviden dan perubahan harga saham. Kalau harga saham meningkat dari harga beli, maka pemodal dikatakan memperoleh capital gain dan apabila sebaliknya maka disebut sebagai capital loss (Tandelilin, 2010:32). Menurut Jogiyanto (2010:111) ada dua jenis saham yang sering diterbitkan oleh perusahaan yaitu saham preferen atau preferred stock, dan saham biasa atau

common stock.

Saham preferen atau preferred stock adalah saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam likuidasi klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang bond. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.

Saham biasa atau common stock adalah sertifikat yang menunjukkan buku kepemilikan suatu perusahaan. Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, maka saham tersebut biasanya dalam bentuk saham biasa atau common stock.

Investasi

Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:2) adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.

Tujuan investasi menurut Tandelilin (2010:8) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter yang dapat diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah dengan nilai saat ini pendapatan masa mendatang. Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan. Beberapa alasan seseorang melakukan investasi antara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang, mengurangi tekanan inflasi, dan dorongan untuk menghemat pajak.

Manfaat investasi pada saham menurut Anoraga dan Pakarti (2008:54) yang diperoleh investor dengan membeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis.

Manfaat ekonomis meliputi perolehan dividen dan perolehan capital gain. Dividen

merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang

saham atas persetujuan RUPS. Dividen bisa dalam bentuk tunai (cash dividend)

(5)

ataupun dividen saham (stock dividend) sedangkan capital gain adalah keuntungan

yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual

yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.

Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah

kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk menentukan

jalannya perusahaan.

Selain bermanfaat risiko investasi pada saham juga mempunyai risiko. Risiko investasi pada saham menurut Tjiptono dan Fakhruddin (2009:10) adalah (1) Tidak mendapat dividen. Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. (2) Capital loss. Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya. Adakalanya pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss. (3) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi, artinya setelah semua asset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. (4) Saham Di-delist dari bursa (Delisting). Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun. (5) Saham di-Suspend. Saham di-suspend alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Jika suspend atas saham tersebut dicabut oleh bursa maka saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula.

Proses Investasi

Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara

return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar return yang diharapkan, semakin besar pula tingkat risiko yang harus dipertimbangkan. Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Tandelilin (2010:12) menyatakan bahwa proses investasi terdiri dari lima tahap yaitu penentuan tujuan investasi, penentuan kebijaksanaan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan aset, serta pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio.

Tahap pertama yaitu penentuan tujuan investasi dalam proses keputusan investasi adalah penentuan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi bagi investor bisa berbeda-beda, tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya mungkin akan memilih reksa dana. Sedangkan bagi institusi penyimpanan dana seperti bank misalnya yang mempunyai tujuan untuk memperoleh

return yang lebih tinggi akan menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan. Pada tahap penentuan kebijaksanaan investas. dimulai dari penentuan alokasi aset (assets allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset tersedia (saham, obligasi, real estat atau sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi.

(6)

Pemilihan strategi portofolio ada dua yang bisa dipilih yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Dengan strategi aktif investor berusaha mengidentifikasi saham-saham yang dipertimbangkan akan bagus di masa mendatang. Sebaliknya dengan strategi pasif investor dapat membeli reksa dana.

Pada tahap pemilihan aset memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan tertinggi dengan tingkat resiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat resiko terendah. Pada tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio telah dilewati dan hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai keputusan investasi paling optimal. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses

benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).

Studi Peristiwa (Event Study)

Tandelilin (2010:239) menyatakan bahwa studi peristiwa (event study) merupakan penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi terhadap harga sekuritas.

Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memberikan kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika tidak mengandung informasi maka tidak memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak pada gambar berikut :

Gambar 1

Kandungan Informasi Suatu Pengumuman

Sumber: Jogiyanto (2010:557)

Peristiwa yang menjadi fokus penelitian menurut Tandelilin (2010:566) dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) jenis yaitu studi peristiwa konvensional, studi peristiwa kluster, studi peristiwa tak terduga, dan studi peristiwa berurutan.

Pengumuman Peristiwa Ada abnormal return Tidak ada abnormal return Ada kandungan informasi Tidak ada kandungan

informasi

(7)

Studi peristiwa konvensional mempelajari respon pasar terhadap peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh emiten di pasar modal. Contoh: pengumuman laba, pembayaran dividen, penawaran hak atas saham (right issue), merger dan akuisisi, pembelanjaan kapital, stock split, dan sebagainya. Karakteristik studi peristiwa konvensional adalah sebagai berikut (1) Pemicu peristiwa bisa terjadi di perusahaan lain namun umumnya tidak pada waktu yang sama, (2) Peristiwa bersifat lazim dan seringkali merupakan peristiwa rutin yang terjadi dalam perusahaan, (3) Dampak peristiwa hanya terjadi pada perusahaan yang mengumumkan peristiwa, (4) Tidak terdapat peristiwa lain yang berdekatan guna menghindari ambiguitas respons pasar terhadap informasi ganda.

Studi peristiwa kluster atau kelompok mempelajari respons pasar terhadap peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan. Contoh: pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan dalam industri yang bersangkutan. Karakteristik studi kluster adalah (1) Pemicu peristiwa bersifat tunggal, (2) Peristiwa yang terjadi berdampak (berita baik atau buruk) pada sekelompok perusahaan. Dalam beberapa kasus, efek, efek peristiwa lebih kuat pada kelompok perusahaan dari pada kelompok perusahaan lainnya.

Studi peristiwa tak terduga, studi ini mempelajari respons pasar terhadap suatu peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Contoh: dampak kebocoran nuklir pada kelompok perusahaan tertentu. Karakteristik utama dari studi ini adalah peristiwa yang terjadi bersifat tak terduga. Studi peristiwa tak terduga juga relevan untuk menguji hipotesis efisien secara informasi dan efisien secara keputusan.

Studi peristiwa berurutan, studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Dalam hal ini kecepatan dan ketepatan informasi menjadi kunci dari respons pasar. Contoh: Penelitian kecelakaan kapal tanker Exon Valdes yang berdampak pada ditutupnya lalu lintas kapal minyak di perairan Alaska. Peristiwa berurutan terjadi karena pasar belum memperoleh informasi tingkat kebocoran kapal dan dampak luberan minyak yang menghalangi kapal-kapal tanker lainnya hingga tahap pengumuman resmi oleh otoritas perairan setempat.

Tujuan Studi Peristiwa

Studi peristiwa berusaha mendeteksi respon pasar terhadap suatu peristiwa yang dipublikasikan. Respon pasar tergantung dari kandungan informasi yang melekat dalam suatu peristiwa yang diduga berdampak pada aliran kas perusahaan di masa datang.

Tujuan studi peristiwa menurut Tandelilin (2010:569) ada 3 yaitu (1) Pengujian teoretis. Studi peristiwa pada dasarnya merupakan metodologi untuk pengujian teori atau hipotesis efisiensi pasar bentuk setengah kuat Selain teori hipotesis pasar efisien, peristiwa tertentu terkait dengan landasan teori relevan lainnya, misalnya: studi peristiwa tentang pengumuman dividen seringkali dikaitkan dengan teori signaling, studi peristiwa tentang pengumuman pemecahan saham (stock split) dapat dikaitkan dengan teori signaling dan likuiditas. (2) Pengujian respon pasar. Terkait dengan pengujian teoritis, respon pasar terhadap suatu peristiwa mungkin tidak sejalan dengan teori. Oleh karena itu tujuan penelitian tidak sekedar mencari ada atau tidak adanya return tak normal melainkan apakah pasar bereaksi dengan cepat dan benar. (3) Pengujian return tak normal. Secara empiris bentuk pengujian yang umum digunakan dalam studi peristiwa adalah bertujuan untuk menguji ada atau tidak ada return tak normal di seputar pengumuman peristiwa. Return tak normal (RTNi) adalah selisih (positif atau negatif) dari return aktual di seputar pengumuman (Ri) dengan return harapan E(Ri). Bila tidak terdapat peristiwa, return aktual cenderung tidak berbeda dengan return harapan. Rumus return tak normal (RTNi) (2010:571) adalah:

(8)

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia”.

METODA PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti dengan menggunakan pengujian hipotesis.

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya akan diduga. Adapun gambaran dari populasi (objek) penelitian ini yaitu semua perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia sebanyak 464 perusahaan.

Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria yang ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang selalu listing dalam daftar saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan secara terus menerus selama periode penelitian yaitu tahun 2010-2012.

3. Waktu observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Periode peristiwa : 17 Juni 2013 (penetapan DPR RI tentang kenaikan BBM) Periode jendela : 4-14 Juni 2013 (9 hari sebelum periode peristiwa)

18-28 Juni 2013 (9 hari setelah periode peristiwa) Periode estimasi : 1 Mei – 3 Juni 2013 (25 hari)

Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah salah satu jenis informasi yang ada di masyarakat yang juga beredar di Bursa Efek Indonesia sebagai faktor fundamental eksternal.

2. Abnormal return adalah kelebihan dari return sesungguhnya (actual return) terhadap return yang diharapkan (expected return). Ukurannya adalah menggunakan prosentase atau angka desimal.

Teknik Analisa Data

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan rentang waktu terjadinya peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM. 2. Menghitung return tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan

sesudah pengumuman kenaikan harga BBM).

a. Periode estimasi (T-n-e hingga T-n) adalah periode yang digunakan untuk meramalkan

return harapan pada periode peristiwa.

b. Periode peristiwa (T-n hingga T+n) adalah periode di seputar peristiwa (T0) yang digunakan untuk menguji perubahan return tak normal.

3. Menghitung return tak normal disekitar periode peristiwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi) berdasarkan rumus menurut Tandelilin (2010:573):

(9)

Keterangan:

RTNit = return tak normal saham i pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t E(Rit) = return harapan atau return prediksian

4. Pengujian hipotesis dengan uji t sampel berpasangan dengan langkah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1) Ho: µ1=µ2, tidak ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM.

2) Hi: µ1≠µ2, ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM.

b. Menggunakan level of significant (α) 5% c. Ketentuan Pengujian sebagai berikut:

1) Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak atau Hi diterima, berarti ada perbedaan signifikan.

2) Jika nilai sig > 0,05, maka Ho diterima atau Hi ditolak, berarti tidak ada perbedaan signifikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pengamatan dilakukan di seputar tanggal pengumuman yaitu 17 Juni 2013. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling dari perusahaan yang listing dalam daftar saham LQ-45 pada di Bursa Efek Indonesia.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui perkembangan harga saham dan abnormal return yang terjadi di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM. Abnormal Return dapat terjadi bila ada perbedaan besarnya nilai return aktual dan return rata-rata return pada keadaan normal (sebelum pengumuman kenaikan harga BBM). Return aktual adalah return yang terjadi pada hari tersebut, sedangkan rata-rata return adalah rata-rata return pada waktu normal yang dalam penelitian ini dihitung selama periode estimasi selama 23 hari sebelum adanya peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM dan di luar periode pengamatan. Periode pengamatan adalah periode di seputar periode peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM yang jatuh pada tanggal 17 Juni 2013. Periode pengamatan dalam penelitian ini diukur 1 (satu) hari sebelum dan sesudah periode peristiwa, 3 (tiga) hari sebelum dan sesudah periode peristiwa, dan 9 (sembilan) hari sebelum dan sesudah periode peristiwa.

Return Aktual

Return aktual adalah tingkat keuntungan aktual yang akan diperoleh investor dari selisih harga saham yang dimilikinya. Return aktual dihitung dengan menggunakan rumus (Tandelilin, 2010:654):

Rj = (Pt - Pt-1) + D (Pt-1)

Rj = Return saham periode ke j Pt = Harga saham periode ke t Pt-1 = Harga saham periode ke t-1

D = Dividen

(10)

Gambar 2

Rata-Rata Return Saham Perusahaan LQ45

Sumber: Data diolah

Dari Gambar 2 di atas, diketahui bahwa rata-rata return saham perusahaan LQ45 cenderung menunjukkan fluktuasinya yang tidak normal di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM. Return tampak lebih tajam baik penurunan maupun peningkatannya di sekitar tanggal pengumuman.

Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara return aktual yang terjadi pada periode pengamatan di sekitar tanggal pengumuman kenaikan harga BBM dengan rata-rata return aktual pada periode normal sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Abnormal return lebih menggambarkan reaksi sebenarnya dari investor atas informasi yang dikandung oleh suatu peristiwa, atau dalam hal ini pengumuman kenaikan harga BBM. Selanjutnya abnormal

return dapat dihitung dengan cara sebagai berikut (Tandelilin, 2010:225): ARit = Rit – Rit

Keterangan:

ARit = abnormal return atau return tak normal saham i pada periode t Rit = return aktual saham i pada periode t

Rit = rata-rata return pada periode normal

Gambar 3

Rata-Rata Abnormal Return Saham Perusahaan LQ45

Sumber: Data diolah 0,006 -0,0010,000 -0,032-0,022 -0,045 0,023 -0,031 0,038 0,017 -0,011 -0,038 -0,025-0,027 0,005 0,040 0,016 0,021 -0,060 -0,040 -0,020 0,000 0,020 0,040 0,060

(11)

Dari Gambar 3 di atas, nampak bahwa fluktuasi return saham perusahaan LQ45 makin terlihat jelas. Rata-rata abnormal return tertinggi adalah pada saat h+7 atau 7 (tujuh) hari setelah pengumuman kenaikan harga BBM. Sedangkan rata-rata abnormal return terendah adalah pada saat h-4 atau 4 (empat) hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM.

Cumulative Abnormal Return

Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan abnormal return yang terjadi antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM secara spesifik pada hari keberapa, dapat dihitung cumulative abnormal return yaitu abnormal return secara kumulatif yang dihitung berdasarkan periode pengamatan. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan cumulative

abnormal return masing-masing periode pengamatan dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 1

Cumulative Abnormal Return Periode Pengamatan 1 Hari

Keterangan Sebelum Pengumuman Sesudah Pengumuman

Rata-Rata 1,725 0,744

Tertinggi 0,087 0,089

Terendah -0,040 -0,032

Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata cumulative abnormal return mengalami penurunan antara 1 (satu) hari sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM, yaitu 1,725 pada 1 (satu) hari sebelum pengumuman menjadi 0,744 pada 1 (satu) hari sesudah pengumuman. Cumulative abnormal return tertinggi pada 1 (satu) hari sebelum pengumuman dicapai oleh saham MNCN sebesar 0,087 dan cumulative abnormal return tertinggi pada 1 (satu) hari sesudah pengumuman dicapai oleh saham MLPL sebesar 0,089. Sedangkan cumulative abnormal return terendah pada 1 (satu) hari sebelum pengumuman dialami oleh saham LSIP sebesar -0,040 dan cumulative abnormal return terendah pada 1 (satu) hari sesudah pengumuman dialami oleh saham KLBF sebesar -0,032.

Tabel 2

Cumulative Abnormal Return Periode Pengamatan 3 Hari

Keterangan Sebelum Pengumuman Sesudah Pengumuman

Rata-Rata 1,410 -1,474

Tertinggi 0,165 0,092

Terendah -0,095 -0,143

Sumber: Data diolah

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata cumulative abnormal return mengalami penurunan antara 3 (tiga) hari sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM, yaitu 1,410 pada 3 (tiga) hari sebelum pengumuman menjadi -1,474 pada 3 (tiga) hari sesudah pengumuman. Cumulative abnormal return tertinggi pada 3 (tiga) hari sebelum pengumuman dicapai oleh saham INTP sebesar 0,165 dan cumulative abnormal return tertinggi pada 3 (tiga) hari sesudah pengumuman dicapai oleh saham PTBA sebesar 0,092. Sedangkan cumulative abnormal return terendah pada 3 (tiga) hari sebelum pengumuman dialami oleh saham LSIP sebesar -0,095 dan cumulative abnormal return terendah pada 3 (tiga) hari sesudah pengumuman dialami oleh saham LPKR sebesar -0,143.

Tabel 3

Cumulative Abnormal Return Periode Pengamatan 9 Hari

Keterangan Sebelum Pengumuman Sesudah Pengumuman

Rata-Rata -2,808 -0,136

Tertinggi 0,129 0,195

Terendah -0,429 -0,198

(12)

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata cumulative abnormal return mengalami peningkatan antara 9 (sembilan) hari sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM, yaitu 2,808 pada 9 (sembilan) hari sebelum pengumuman menjadi -0,136 pada 9 (sembilan) hari sesudah pengumuman. Cumulative abnormal return tertinggi pada 9 (sembilan) hari sebelum pengumuman dicapai oleh saham PTBA sebesar 0,129 dan

cumulative abnormal return tertinggi pada 9 (sembilan) hari sesudah pengumuman dicapai oleh saham PTBA sebesar 0,195. Sedangkan cumulative abnormal return terendah pada 9 (sembilan) hari sebelum pengumuman dialami oleh saham MLPL sebesar -0,429 dan

cumulative abnormal return terendah pada 9 (sembilan) hari sesudah pengumuman dialami oleh saham LPKR sebesar -0,198.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada periode pengamatan 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari terjadi penurunan abnormal return, sedangkan pada periode pengamatan 9 (sembilan) hari terjadi peningkatan abnormal return. Adanya penurunan abnormal return pada periode pengamatan 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari menunjukkan bahwa pasar bereaksi negatif pada saat sebelum peristiwa pengumuman kenaikan harga BBM, para investor mengurangi transaksinya karena kondisi ketidakpastian yang terkandung dalam pengumuman kenaikan harga BBM. Sedangkan pada periode pengamatan 9 (sembilan) hari terjadi peningkatan abnormal return, hal ini menunjukkan bahwa pasar mulai merepon kenaikan harga BBM tersebut dengan positif. Artinya penurunan harga yang terjadi akibat reaksi negatif para investor merupakan peluang bagi investor lain untuk mendapatkan

capital gain yang tinggi dari penawaran harga saham yang rendah.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji secara statistik adanya perbedaan abnormal return yang terjadi, apakah signifikan atau tidak. Ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah suatu peristiwa akan menggambarkan bentuk pasar modal serta bagaimana pasar bereaksi terhadap suatu informasi.

Tabel 4

Uji Statistik Perbedaan Abnormal Return Periode Pengamatan 1 (Satu) Hari

Sumber: Data diolah

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Artinya bahwa pengumuman kenaikan harga BBM memberi sinyal yang berarti pada investor di pasar modal untuk bereaksi pada periode 1 (satu) hari sebelum dan sesudah pengumuman.

Paired Samples Test

,0219 ,03556 ,00530 ,0112 ,0326 4,129 44 ,000 CAR 1 hr sblm -CAR 1 hr ssdh Pair 1 Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference Paired Differences

(13)

Tabel 5

Uji Statistik Perbedaan Abnormal Return Periode Pengamatan 3 (Tiga) Hari

Sumber: Data diolah

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Artinya bahwa pengumuman kenaikan harga BBM memberi sinyal yang berarti pada investor di pasar modal untuk bereaksi pada periode 3 (tiga) hari sebelum dan sesudah pengumuman.

Tabel 6

Uji Statistik Perbedaan Abnormal Return Periode Pengamatan 9 (Sembilan) Hari

Sumber: Data diolah

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji t adalah sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM. Artinya bahwa pengumuman kenaikan harga BBM memberi sinyal yang berarti pada investor di pasar modal untuk bereaksi pada periode 9 (sembilan) hari sebelum dan sesudah pengumuman.

Interpretasi

Dari hasil uji t yang dilakukan terhadap abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode jendela 1 hari, 3 hari, dan 9 hari, menunjukkan hasil yang signifikan di mana probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05, yang artinya abnormal return sesudah pengumuman kenaikan harga BBM berbeda dengan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM.

Perbedaan yang signifikan ini menunjukkan bahwa informasi yang berupa pengumuman kenaikan harga BBM telah diketahui oleh publik sebagai suatu informasi yang mengandung ketidakpastian. Adanya informasi ini menyebabkan investor bereaksi di pasar modal sehingga menyebabkan adanya abnormal return. Reaksi yang ditunjukkan investor dengan adanya pengumuman kenaikan harga BBM cukup beragam, bagi investor yang mendapatkan informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM ia akan cenderung melakukan transaksi, namun bagi investor yang hanya sedikit memperoleh informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM ia akan cenderung menahan investasinya untuk menghindari risiko ketidakpastian.

Paired Samples Test

-,0594 ,10518 ,01568 -,0910 -,0278 -3,791 44 ,000 CAR 9 hr sblm -CAR 9 hr ssdh Pair 1 Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Paired Samples Test

,0643 ,07735 ,01153 ,0410 ,0875 5,575 44 ,000 CAR 3 hr sblm -CAR 3 hr ssdh Pair 1 Mean Std. Deviation Std. Error

Mean Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference Paired Differences

(14)

Adanya penurunan abnormal return pasca pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 hari dan 3 hari menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM dipandang investor memberikan sinyal yang negatif (bad news), sehingga mereka kurang berminat untuk memperjualbelikan saham mereka di pasar, yang mengakibatkan daya jual dan daya beli investor menjadi menurun.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu:

1. Terdapat penurunan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 (satu) hari, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 (satu) hari.

2. Terdapat penurunan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 3 (tiga) hari, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 3 (tiga) hari.

3. Terdapat peningkatan abnormal return antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 9 (sembilan) hari, dan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 9 (sembilan) hari.

4. Abnormal return sesudah pengumuman kenaikan harga BBM berbeda dengan sebelum pengumuman kenaikan harga BBM, hal ini menunjukkan bahwa informasi yang berupa pengumuman kenaikan harga BBM telah diketahui oleh publik sebagai suatu informasi yang mengandung ketidakpastian. Reaksi yang ditunjukkan investor dengan adanya pengumuman kenaikan harga BBM cukup beragam, bagi investor yang mendapatkan informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM ia akan cenderung melakukan transaksi, namun bagi investor yang hanya sedikit memperoleh informasi lebih dari adanya pengumuman kenaikan harga BBM ia akan cenderung menahan investasinya untuk menghindari risiko ketidakpastian.

5. Adanya penurunan abnormal return pasca pengumuman kenaikan harga BBM pada periode pengamatan 1 hari dan 3 hari menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM dipandang investor memberikan sinyal yang negatif (bad news), sehingga mereka kurang berminat untuk memperjualbelikan saham mereka di pasar, yang mengakibatkan daya jual dan daya beli investor menjadi menurun.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat diajukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengambil dengan jumlah sampel perusahaan yang lebih banyak, menambah jumlah variabel penelitian, dan menambah periode penelitian yang lebih lama, agar menghasilkan informasi yang lengkap kepada investor maupun calon investor.

2. Dari adanya perbedaan yang signifikan abnormal return pada perusahaan-perusahaan LQ45 antara sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan harga BBM dapat menjadi pertimbangan bagi investor untuk kepentingan investasinya agar memperoleh capital gain yang optimal.

3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat pengganggu penelitian ini, seperti kondisi perekonomian secara makro, situasi politik, serta tingkat kesejahteraan masyarakat.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P dan P. Pakarti. 2008. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. Penerbit Rineka Cipta. Semarang.

Hanafi, M dan A. Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta.

Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan Pertama. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Jogianto,H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE Yogyakarta.

Keiso, D. E dan Weygant. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh Jilid Dua. Erlangga. Jakarta.

Sartono, A. 2006. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasinya. Edisi ketiga. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Sunariyah. 2009. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Tandelilin, E. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Cetakan

Pertama. BPFE. Yogyakarta

Tjiptono, D dan H. M. Fakhruddin. 2009. Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam latar belakang masalah ini guna mengembangkan kehidupan umat Islam seharusnya serta khususnya di daerah Juwangi untuk mengetahui tinjauan yuridis pelaksanaan perwakafan

Mengelola kayu sebagai bahan bangunan perlu dipertimbangkan mulai dari usia pohon sedapat mungkin cukup umur(tua), kondisi pohon saat mau ditebang tidak pada

Hasil yang ditemukan sama dengan yang dideskripsikan oleh Inger &amp; Stuebing (2005) yaitu ditemukan di bebatuan sekitar aliran sungai, memiliki tubuh yang gemuk

Menurut Undang-Undang Merek Tahun 2001, permohonan pembatalan merek dilakukan dengan gugatan pembatalan pada Pengadilan Niaga oleh pihak- pihak yang berkepentingan

Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes sebagai data untuk menge- tahui hasil belajar siswa dan lembar nontes yang berupa lembar observasi sikap siswa saat pembe-

Adapun judul dari skripsi ini adalah : “RESPON PESERTA BADAN PENNYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN MANDIRI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Berdasarkan karya-karya monumental karangan Imam Hanafi yang banyak dijadikan rujukan oleh pakar hukum Islam dalam memutus sebuah perkara hukum, maka dapat

Langkah-langkah dalam analisis meliputi mengorganisir informasi yang diperoleh melalui wawancara dan observasi dengan informan, membaca keseluruhan informasi, membuatkan