• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Dan Upaya Pelayanan Posyandu Bagi Ibu-Ibu Di Wilayah Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jenis Dan Upaya Pelayanan Posyandu Bagi Ibu-Ibu Di Wilayah Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)40863.pdf. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM). SI. TA S. TE. R BU KA. JENIS DAN UPAYA PELAYANAN POSYANDU BAGI IBU-IBU DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KECAMATAN SINTANG KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. U. N IV ER. TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Ilmu Administrasi Bidang Minat Administrasi Publik Disusun Oleh: M. YUSUF NIM. 014945025. PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT PONTIANAK 2009. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(2) 40863.pdf. ABSTRAK Jenis Dan Upaya Pelayanan Posyandu Bagi Ibu-Ibu Di Wilayah Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat M. Yusuf yusufmap@yahoo.com. R BU KA. Universitas Terbuka Kata Kunci: Jenis dan Upaya Pelayanan Posyandu, Akses Pelayanan.. U. N IV ER. SI. TA S. TE. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah Jenis Dan Upaya Pelayanan Posyandu Bagi Ibu-Ibu Di Wilayah Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Sintang sudah berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dari tujuan tersebutm secara khusus aspek-aspek yang diteliti adalah, Jenis-jenis layanan kesehatan yang dapat diperoleh Ibu-Ibu pada Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang, Faktor-faktor yang mempengaruhi akses Ibu-Ibu dalam memperoleh pelayanan kesehatan pada Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang serta Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan akses Ibu-Ibu dalam memperoleh pelayanan kesehatan pada Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang. Desain penelitian yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan mengambarkan atau melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang yang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Karena penelitian ini sebatas menggambarkan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu-Ibu Memperoleh Pelayanan Kesehatan Pada Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang apa adanya tanpa melihat pengaruh antara variabel, maka jenis penelitian yang tepat dipergunakan adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang yaitu sebagai berikut: Kepala Puskesmas Sungai Durian, Kepala Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Pengurus dan kader Posyandu serta Ibu-Ibu/Masyarakat yang berkunjung ke Posyandu di Wilayah Sungai Durian sebanyak 50 orang. Penentuan jumlah ibu-ibu tersebut dilakukan secara. i Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(3) 40863.pdf. U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. purposif (purposive sampling). Pertimbangan dalam memilih kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Maksudnya adalah agar informasi yang akan disampaikan menjadi data yang akurat dan dapat menjadi sumber informasi yang dipercaya.. Hasil penelitian menunjukkan, Jenis-jenis layanan kesehatan yang dapat diperoleh oleh masyarakat pada Posyandu Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang adalah Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit serta Gizi. Akses masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan tersebut cukup baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan pada Posyandu Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang adalah sosialisasi dan partisipasi masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan pada Posyandu Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang melalui Pengorganisasian Posyandu, Pelatihan kader, Penyuluhan dan Pembinaan. Struktur Organisasi Posyandu Sungai Durian ditetapkan oleh Musyawarah Masyarakat pada saat Pembentukan. Penyuluhan dengan melibatkan unsur-unsur terkait seperti Dinas Kesehatan, PLKB, Tim Penggerak PKK Kelurahan, dan lainlain. Pembinaan Posyandu dilakukan dengan pelbagai bentuk, antara lain : Rapat Koordinasi Berkala Pokja Posyandu, Kunjungan Bimbingan dan Fasilitasi, menghadiri Rapat/Pertemuan yang diselenggarakan Masyarakat, serta Memberikan Penghargaan kepada Pengurus dan Kader Posyandu yang berprestasi.. ii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(4) 40863.pdf. ABSTRAC. M. Yusuf yusufmap@yahoo.com Universitas Terbuka Key word. : The kinds and efforts of service in “ Posyandu “. U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. The purpose of the experiment was to Investrigate whether the kinds and efforts of service in “Posyandu” for mothers in Lokal Goverment clinic of Sui. Durian Sintang runs well. From the purpose, the aspects which will be Investrigated were the kinds of healt service for mothers in “Posyandu” of Sui. Durian Sintang the factors which Infuence the mothers in getting heath service and also the efforts which are done in order to Improve the access of health service in “Posyandu” Sui. Durian, Kapuas Kanan Hulu Sintang. The design of this experiment was descriptive experiment. Descriptive experiment is a procedure of solving the problem with drawing or describing the sample’s condition in that time based on the facts. Since this experiment only describing the factor which Influence mothers’ behaviour in getting the health service in “Posyandu” of Sui. Durian, Kapuas Kanan Hulu Sintang in reality without looking the influence of any variables. It means, the proper experiment was descriptive experiment. The subjects of this experiment were all sides related to heath service in “Posyandu” Of Sui. Durian, Kapuas Kanan Hulu Sintang those are : the head of local government clinic in Sui. Durian, the head of Sintang district, manager, and the member of “Posyandu” in Sui. Durian that consists of 50 persons. In determining the sample, the writer used purposive sampling. The consideration in determining the sample was the sample who runs “Posyandu”.It is meant, to make the informations more accurate. The result of the experiment showed the kinds of health service that could be got by mothers in “Posyandu” Of Sui. Durian, Kapuas Kanan Hulu Sintang were heathiness for mother and children, family planning, prohibiting and curing the illness and nutrient. The access were socialization of all societies. The efforts which were done in improving the access for people in getting the health service in “Posyandu” Of Sui. Durian, Kapuas Kanan Hulu Sintang were the structure of “Posyandu”, member training, elucidation and construction. The structure of “Posyandu” was chosen by discussion of all communities. The ecudication involved health department, PLKB, PKK, and others. The construction was done in many forms which were meeting in “Posyandu”, trvel guidance and facility, joining the meeting which was hold by society and also giving the regard to achieve good manager and “Posyandu “ member.. iii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(5) 40863.pdf. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmad, hidayah dan karunia-Nya jualah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan TAPM yang berjudul Jenis Dan Upaya Pelayanan Posyandu Bagi Ibu-Ibu Di Wilayah Puskesmas Sungai Durian Kecamatan. R BU KA. Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Adapun TAPM ini disusun untuk diajukan guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi di Program Magister Administrasi Publik Universitas Terbuka.. Dalam penulisan ini, Penulis menyadari sepenuhnya telah banyak. langsung maupun tidak langsung.. TE. mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil, Untuk itu dengan segala kerendahan hati. TA S. melalui halaman ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :. SI. 1. Prof. Tian Belawati selaku Rektor Universitas Terbuka Jakarta. N IV ER. 2. Prof. Dr. Udin S. Winataputra selaku Direktur Universitas Terbuka Jakarta. 3. Dra. Susanti, M.Si. selaku Ketua Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Magister Administrasi Publik Program Pascasarjana Universitas Terbuka. Beliau telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada penulis baik secara. U. akademik maupun administratif, sekaligus dengan sabar membimbing penulis sehingga proses penyelesaian tesis ini dapat penulis selesaikan. 4. Ir. Edward Zubir, M.M selaku Kepala Universitas Terbuka UPBJJ Pontianak yang telah memberikan saran dam masukan serta motivasi kepada penulis selama mengikuti studi. 5. Prof. Dr. Hj. Redatin Parwadi,MA selaku Pembimbing Pertama penulisan TAPM ini. Beliau dengan penuh ketelitian dan kesabaran tak henti-hentinya memberikan saran-saran dan masukan dalam penyempurnaan tulisan ini. iv Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(6) 40863.pdf. 6. Udan Kusmawan, Ph.D selaku Pembimbing Kedua yang telah membantu mengarahkan penulis dalam menyusun TAPM ini. 7. Hj. Sukarsih Panjaitan, SE, MM tutor pada UPBJJ UT Pontianak. 8. Joko Isdianto, S.Sos, M.Si tutor pada UPBJJ UT Pontianak. 9. Para Guru Besar dan Dosen Program Pascasarjana Universitas Terbuka, yang dengan tulus telah membina dan membimbing serta memberikan ilmu. R BU KA. pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dalam menjalankan tugas sehari-hari.. 10. Seluruh Staf Administrasi Program Pascasarjana Universitas Terbuka yang telah memberikan layanan administrasi kepada penulis sehingga penulis bisa. TE. menyelesaikan studi secara lancar.. 11. Bupati Sintang, Wakil Bupati Sintang serta Sekretaris Daerah Kabupaten. TA S. Sintang yang telah memberikan ijin dan dorongan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Terbuka.. N IV ER. Sintang.. SI. 12. dr. Marcus Gatot B.P, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. 13. Kepala Puskesmas Sungai Durian dan staf serta Bidan Desa di wilayah Puskesmas Sungai Durian. 14. Kepala Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Pengurus dan kader Posyandu, serta. U. Ibu-Ibu/Masyarakat yang berkunjung ke Posyandu di Wilayah Sungai Durian dengan sikap tulus dan terbuka memberikan informasi dan kesediaan waktu kepada penulis untuk mendapatkan data yang diperlukan demi penyelesaian TAPM ini. 15. Teristimewa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada: a. Ibunda tercinta yang telah menjadi inspirasi dan pendorong semangat pada diri penulis untuk terus maju di masa depan.. v Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(7) 40863.pdf. b. Isteri dan anak tercinta yang dengan begitu setia telah mendampingi, mendukung dan memberikan pengorbanan materil maupun spritual selama penulis mengikuti pendidikan pasca sarjana. 16. Rekan-rekan mahasiswa serta handai taulan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal baik dan segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. R BU KA. mendapatkan imbalan dan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan TAPM ini masih kurang sempurna, untuk itu segala saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan akan diterima dengan senang hati. Akhirnya, semoga TAPM ini bermanfaat bagi. TE. kita semua, terutama kepada diri penulis sendiri, kepada semua pihak yang terkait serta kepada para pengambil kebijakan yang merasa terlibat, baik dalam. TA S. perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kebijakan program upaya kesehatan. N IV ER. SI. bersumber daya masyarakat.. Sintang,. U. M. YUSUF NIM. 014945025. vi Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Desember 2009 Penulis.

(8) 40863.pdf. DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... A. Latar Belakang Masalah......……………………………. B. Perumusan Masalah.......................................................... C. Tujuan Penelitian.............................................................. D. Kegunaan Penelitian.......................................................... 1 1 12 13 13. BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. A. Jenis-Jenis Layanan Kesehatan Yang Dapat Diperoleh Oleh Masyarakat Pada Posyandu................................... 1. Kesehatan Ibu dan Anak............................................ 2. Keluarga Berencana................................................... 3. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit....................... 4. Gizi............................................................................ B. Faktor-Faktor Yang Melingkupi Akses Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan Pada Posyandu ......................................................................... 1. Sosialisasi.................................................................... 2. Partisipasi Masyarakat................................................. C. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan Akses Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan Pada Posyandu............................................... 1. Pengorganisasian Posyandu....................................... 2. Pelatihan Kader.......................................................... 3. Penyuluhan................................................................ 4. Pembinaan.................................................................. D. Kerangka Berpikir ........................................................... E. Definisi Operasional..................................................... 15. BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ A. Desain Penelitian............................................................ B. Subjek Penelitian………………………………………... 44 44 45. 15 16 21 23 24. 25 25 28. U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. ABSTRAK................................................................................................. ABSTRAC................................................................................................. KATA PENGANTAR................................................................................ DAFTAR ISI.............................................................................................. DAFTAR TABEL....................................................................................... Hal i ii iii vii ix. vii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 30 30 34 40 41 41 43.

(9) 40863.pdf. C. D. E. F.. Teknik Pengumpulan Data ……………………………. Alat Pengumpulan Data………………………………... Analisis Data…………………………………………… Lokasi Penelitian………………………………………... 45 46 47 48. TEMUAN DAN PEMBAHASAN.......................................... A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian............................... 1. Gambaran Umum Kecamatan Sintang........................ 2. Gambaran Umum Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang......................................................................... B. Akses Ibu Dalam Memperoleh Jenis-Jenis Layanan Kesehatan Pada Posyandu Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang.......................... 1. Kesehatan Ibu dan Anak……………………………. 2. Keluarga Berencana…………………………………. 3. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit ……………… 4. Gizi………………………………………………….. C. Faktor-Faktor Yang Melingkupi Akses Ibu-Ibu Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan Pada Posyandu Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang............................................................ 1. Sosialisasi.................................................................... 2. Partisipasi masyarakat................................................. D. Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan akses Ibu-Ibu dalam memperoleh pelayanan kesehatan pada Posyandu Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang........................................................... 1. Pengorganisasian Posyandu…………………………. 2. Pelatihan kader………………………………………. 3. Penyuluhan………………………………………….. 4. Pembinaan……………………………………………. 49 49 49. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. A. Kesimpulan..................................................................... B. Saran................................................................................. 101 101 102. DAFTAR PUSTAKA............................................................................... Lampiran. 103. U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. BAB IV. BAB V. viii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 55. 58 58 68 69 73. 78 78 79. 85 85 87 91 94.

(10) 40863.pdf. DAFTAR TABEL. Tabel. Hal Luas Wilayah Kecamatan Sintang Berdasarkan Kelurahan dan Desa. 50. Tabel 4.2.. Jumlah dan Nama Dusun di Kecamatan Sintang. 51. Tabel 4.3.. Jumlah Penduduk di Kecamatan Sintang Tahun 2008. 52. Tabel 4.4.. Penduduk Kecamatan Sintang Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008. 53. Tabel 4.5.. Tingkat Pendidikan Pegawai Pada Kantor Camat Sintang. 54. Tabel 4.6.. Akses Dalam Memperoleh Pelayanan Untuk Ibu Hamil. Tabel 4.7.. Akses Dalam Memperoleh Pelayanan Untuk Ibu Nifas dan Menyusui. 63. Tabel 4.8.. Akses Dalam Memperoleh Pelayanan Untuk Bayi dan Anak Balita. 64. TE. R BU KA. Tabel 4.1.. N IV ER. SI. TA S. 61. Akses Dalam Memperoleh Pelayanan Keluarga Berencana (KB). 68. Tabel 4.10.. Akses Dalam Memperoleh Penanggulangan Diare. 70. U. Tabel 4.9.. Pelayanan. Pencegahan. dan. Tabel 4.11.. Akses Dalam Memperoleh Pelayanan Imunisasi. 71. Tabel 4.12.. Akses Dalam Memperoleh Pelayanan Gizi. 74. Tabel 4.13. Sumber Informasi keberadaan Posyandu. 78. Tabel 4.14.. Faktor-Faktor Yang Mendorong Untuk Mengunjungi Posyandu. 80. Tabel 4.15.. Faktor-Faktor Penyebab Tidak Mengunjungi Posyandu. 83. ix Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(11) 40863.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK. PERNYATAAN. TA S. TE. R BU KA. TAPM yang berjudul Jenis Dan Upaya Pelayanan Posyandu Bagi Ibu-Ibu Di Wilayah Puskesmas Sungai Durian Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik. U. N IV ER. SI. Jakarta,................................... Yang Menyatakan. M. YUSUF NIM. 014945025. i Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(12) 40863.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK. PENGESAHAN. M. YUSUF 014945025. R BU KA. : : : :. ADMINISTRASI PUBLIK JENIS DAN UPAYA PELAYANAN POSYANDU BAGI IBU-IBU DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KECAMATAN SINTANG KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. TE. Nama NIM Program Studi Judul TAPM. TA S. Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Penguji TAPM Program. Waktu. N IV ER. Hari/Tanggal :. SI. Pascasarjana, Program Studi Administrasi Publik, Universitas Terbuka pada:. :. Dan telah dinyatakan LULUS. U. PANITIA PENGUJI TAPM. Ketua Komisi Penguji. : ........................................................................... Penguji Ahli. : ........................................................................... Pembimbing I. : ............................................................................ Pembimbing II. : ............................................................................ ii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(13) 40863.pdf. LEMBAR PERSETUJUAN TAPM. :. JENIS DAN UPAYA PELAYANAN POSYANDU BAGI IBU-IBU DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KECAMATAN SINTANG KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Penyusun TAPM. :. M. YUSUF. NIM. :. 014945025. Program Studi. :. ADMINISTRASI PUBLIK. Hari/Tanggal. :. TA S. TE. R BU KA. Judul TAPM. SI. Menyetujui: Pembimbing II,. N IV ER. Pembimbing I. Udan Kusmawan, Ph.D NIP. 19690405194031002. U. Prof.Dr.Hj. Redatin Parwadi,MA NIP. 194801261986092001 Mengetahui: Ketua Bidang Ilmu/Program Magister Administrasi Publik. Direktur Program Pascasarjana. Dra. Susanti, M.Si. NIP. 196712141993032002. Prof. Dr. Udin S. Winataputra NIP. 194510071973021001. iii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(14) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(15) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(16) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(17) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(18) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(19) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(20) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(21) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(22) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(23) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(24) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(25) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(26) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(27) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(28) 40863.pdf. BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Jenis-Jenis Layanan Kesehatan Yang Dapat Diperoleh Oleh Masyarakat Pada Posyandu. R BU KA. Pengertian pelayanan menurut Supriyatna (1996:5) “adalah cara melayani, membantu menyempatkan, mengarah, menyelasaikan keperluan kebutuhan sesorang atau sekelompok orang. Artinya obyek yang dilayani adalah individu. TE. pribadi-pribadi (seseorang) dan organisasi. (sekelompok anggota organisasi)”.. TA S. Dalam pengertian pelayanan tersebut terkandung suatu kondisi yang melayani yakni memiliki suatu keterampilan dan keahlian tersebut Pihak yang melayani. SI. mempunyai posisi atau nilai lebih dalam kecakapan tertentu sehingga mampu. N IV ER. memberikan bantuan dalam menyelesaikan suatu keperluan, kebutuhan Individu atau Organisasi.. U. Menurut Ashari (2003:45) secara teoritik beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar pelayanan publik dapat efektif yaitu: 1. Organisasi harus mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan publik (memenuhi performance) 2. Isi pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan (need) dari masyarakat. Persyaratan ini berhubungan dengan utilitas fasilitasi pelayanan publik 3. Masyarakat mempunyai trust atau kepercayaan kepada organisasi penyelenggara pelayanan publik (terkait dengan partisipasi dan komitmen sosial) 4. Organisasi pelayanan publik harus selalu dan siap beradaptasi dengan perubahan lingkungan (nilai-nilai baru dalam pelayanan publik). Persyaratan ini menyangkut persoalan resvonsiveness.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 15.

(29) 40863.pdf. 16. Menurut Diamar (2003:45) pelayanan publik antara lain terdiri dari: “(1) Pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan dan pertolongan untuk kelompok miskin; (2) Pelayanan administrasi seperti KTP, akte kelahiran, kematian, perizinan dan sertifikasi; (3) Pelayanan penyediaan sarana dan prasarana baik untuk kegiatan sosial maupun ekonomi; (4) Pelayanan penyediaan lapangan. R BU KA. pekerjaan; dan (5) Pelayanan perlindungan dan keamanan”. Menurut Islamy (1999:10) bawa “Public administration tidak lagi secara tradisional diartikan. TE. semata-mata bersifat kelembagaan, tetapi hubungannya dengan seberapa besar pengaruh/kaitan lembaga tersebut dengan kepentingan publik”. Tekanan. TA S. pengertian publik disini adalah pengguna jasa pelayanan yang dilakukan oleh. SI. pelayan publik, dalam hal ini adalah pegawai Pemerintah.. N IV ER. 1. Kesehatan Ibu dan Anak. Pemerintah RI menunjukkan sikap yang sangat serius untuk memperbaiki. U. Pelayanannya kepada Masyarakat. Pada Tahun 1993 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 81/1993 yang memuat Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum. Selanjutnya Surat Keputusan ini diperkuat lagi oleh Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/1995 yang berisi Penugasan kepada Menpan untuk memimpin melaksanakan KegiatanKegiatan yang dianggap perlu agar dapat segera meningkatkan Mutu Pelayanan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(30) 40863.pdf. 17. bagi Masyarakat tetap belum membaik sampai akhirnya terjadi Penggantian Kekuasaan di Tahun 1998. Pada Tahun 1998, Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan (Menko Wasbang) menerbitkan Surat Edaran Nomor. 56/1998 bagi seluruh. Kementerian agar mulai menerapkan Pelayanan Prima di lingkungannya masing-. R BU KA. masing. Surat Edaran ini kemudian dilanjutkan dengan Surat Edaran Menko Wasbang No.145/1999 yang berisi rincian jenis-jenis Pelayanan Masyarakat yang. TE. harus segera menerapkan Pelayanan Prima di Lingkungan Pemerintah Daerah. Menurut Purwanto dan Kusrini (1997:78), selain memiliki kesamaan,. SI. oleh swasta, yaitu :. TA S. pelayanan publik memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari pelayanan. U. N IV ER. 1. Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa, dan barang tak nyata. Sebagai contoh : perijinan, sertifikat, jaringan komunikasi, informasi, peraturan, keamanan, ketertiban, kebersihan, transportasi, infrastruktur, kredit lapangan kerja, santunan, dan sebagainya. 2. Selalu terkait dengan pelayanan-pelayanan lain, dan membentuk sebuah jalinan sistem pelayanan yang berskala regional, atau bahkan nasional. Peta semacam ini menuntut manajer pelayanan untuk mampu berpikir dan bertindak koordinatif menurut kaidah-kaidah kesisteman dalam mengelola sistem pelayanannya. 3. Pelanggan internal cukup menonjol, sebagai akibat dan tatanan organisasi pemerintah yang cenderung birokratis. Dalam dunia pelayanan berlaku prinsip: utamakan pelanggan eksternal lebih dari pelanggan internal. Namun peta situasi nyata dalam hal hubungan antar lembaga pemerintahan sering memojokkan petugas pelayanan agar mendahulukan pelanggan internal. Inilah tantangan nyata bagi para manajer pelayanan di kalangan lembaga-lembaga pemerintah, menemukan keseimbangan yang optimum antara pelanggan eksternal dan internal. 4. Efisiensi dan efektivitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu pelayanan. Semakin tinggi mutu pelayanan bagi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(31) 40863.pdf. 18. Dalam. rangka. memberikan. R BU KA. masyarakat semakin percaya masyarakat kepada pemerintah, dan akan semakin tinggi peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayanan. Hal ini akan menyebabkan konstribusi dana dan tenaga dari masyarakat menjadi semakin besar, dan daya ungkit pelayanan terhadap perbaikan taraf hidup masyarakat akan semakin nyata. 5. Masyarakat secara keseluruhan diperlukan sebagai pelanggan tak langsung, yang sangat berpengaruh pada upaya-upaya pengembangan pelayanan. Desakan untuk memperbaiki pelayanan polisi bukan dilakukan oleh hanya pelanggan langsung (mereka yang pernah mengalami gangguan keamanan), tetapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat. 6. Tujuan akhir adalah menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang berdaya untuk mengurus persoalannya sendiri. kepastian. pelayanan. kepada. para. TE. pelanggannya, beberapa organisasi berani menyatakan janji pelayanan. Janji ini. TA S. berupa sebuah pernyataan yang ekplisit mengenai spesifikasi layanan yang pasti akan diperoleh oleh para pelanggannya, dan janji mengenai apa yang akan. SI. dilakukan organisasi jika spesifikasi tersebut ternyata tidak dapat dipenuhi.. N IV ER. Standar pelayanan berbentuk suatu dokumentasi berisi rincian teknis dari sebuah pelayanan. Rincian yang biasanya tercantum dalam dokumen ini mencakup. U. pernyataan visi dan misi pelayanan, prosedur pelayanan, denah alur pelanggan, ketentuan tarif, prasyarat pelayanan, klasifikasi pelanggan, jeni layanan, jaminan mutu, dan janji pelayanan.Menurut Purwanto dan Kusrini (1997:78), manfaat standar pelayanan ada dua. Pertama, merupakan jaminan mutu bagi para pelanggan. Dari standar pelayanan ini pelanggan dapat mengetahui apa saja yang dapat diharapkan dari sebuah pelayanan, pelanggan setiap kali dapat menggugat lembaga pelayanan jika ternyata apa yang mereka peroleh kurang dari yang dicantumkan dalam standar pelayanan. Kedua, merupakan ukuran baku mutu yang harus ditampilkan oleh para petugas pelayanan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(32) 40863.pdf. 19. Kata mutu mengacu pada tingkatan baik tidaknya, atau berharga tidaknya sesuatu. Oleh karena itu, kata mutu pelayanan mengacu pada tingkatan baik tidaknya sebuah pelayanan. Namun ukuran bagi baik tidaknya sebuah pelayanan tidak mudah untuk disepakati, karena setiap jenis pelayanan memilki ciri-ciri khas masing-masing, berkembang untuk memenuhi kebutuhan yang khusus, dan. R BU KA. digunakan dalam lingkungan pelayanan yang saling berbeda. Menurut Purwanto dan Kusrini (1997:78):. TA S. TE. Pelayanan yang bermutu tinggi mampu mencerminkan prinsip-prinsip pelayanan prima, yaitu: (1) mengutamakan pelanggan, (2) sistem yang efektif, (3) melayani dengan hati nurani, (4) perbaikan berkelanjutan, dan (5) memberdayakan pelanggan. Kegiatan pelayanan posyandu dinilai sebagai pelayanan prima jika disain. SI. dan prosedurnya mematuhi beberapa prinsip, yaitu mengutamakan pelanggan,. N IV ER. merupakan sistem yang efektif, melayani dengan hati nurani, melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan memberdayakan pelanggan. Kegiatan. U. pelayanan posyandu terdiri dari pelayanan kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Pelayanan kegiatan utama terdiri dari: (1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang meliputi: ibu hamil, ibu nifas dan menyusui, serta bayi dan anak balita; (2) Keluarga Berencana (KB), (3) Imunisasi, (4) Gizi; dan (5) Pencegahan dan penanggulangan diare. Dalam keadaaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(33) 40863.pdf. 20. Kegiatan baru tersebut misalnya; perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama posyandu plus. Penambahan kegiatan baru dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia. R BU KA. sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas Diri. TE. (SMD) dan disekapati bersama melalui Forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).. TA S. Pemerintah dengan peran serta seluruh lapisan masyarakat berupaya. SI. semaksimal mungkin untuk memeratakan dan meningkatkan derajat kesehatan. N IV ER. masyarakat, baik untuk generasi masa kini maupun untuk generasi yang akan datang yang akan meneruskan pembangunan bangsa dan negara indonesia. Oleh karena itu, perbaikan kesehatan terhadap ibu-ibu hamil dan anak-anak balita. U. merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan kesehatan guna menciptakan kualitas manusia indonesia yang sehat jasmani dan rohani, yang pada gilirannya nanti mareka akan dapat memegang tongkat estafet kepimpinan bangsa dan negara. Menurut Departemen Kesehatan RI (2006:67) pelayanan Bidang Kesehatan Ibu dan Anak pada posyandu meliputi aspek sebagai berikut: (1) Memelihara Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin, Menyusui dan kepada AnakAnak Pra Sekolah, (2) Mengamati Perkembangan dan Pertumbuhan AnakAnak Balita, serta (3) Memberikan Nasehat tentang Makanan Bergizi untuk. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(34) 40863.pdf. 21. mencegah timbulanya Gizi Buruk, dan bila ada membagikan Makanan Tambahan, Vitamin dan Garam Beryodium. 2. Keluarga Berencana Dalam kurun waktu Tiga Dasa Warsa Program Keluarga Berencana (KB) Nasional telah memberikan hasil yang menggembirakan ditandai dengan semakin. R BU KA. diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Terbukti semakin kecilnya jumlah rata-rata anak yang dimiliki Keluarga, peserta KB aktif yang cukup tinggi, menurunnya angka Pertumbuhan Penduduk serta menurunnya. TE. jumlah Keluarga Miskin (Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Alasan. TA S. Ekonomi).. Keberhasilan Program KB Nasional didukung oleh Kekuatan Program. SI. yang mencakup keberadaan Petugas Lapangan KB (PLKB/PKB) yang bertugas. N IV ER. ditingkat Desa, dukungan ribuan Kader dan Institusi Masyarakat Pedesaan seperti Posyandu dan Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD). Program KB juga berupaya. U. mewujudkan Keluarga sejahtera melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKS) sebagai upaya Pemberdayaan Keluarga di Bidang Ekonomi dan Peningkatan Ketahanan Keluarga yang dilakukan melalui Pembinaan Keluarga yang meliputi Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Kelurga Lansia (BKL). Upaya ini dilakukan melalui Pemberdayaan Keluarga dalam mewujudkan Keluarga Berkualitas pada Tahun 2015. Menurut Badan Keluarga Berencana. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(35) 40863.pdf. 22. Nasional (2006:5) Visi Program KB Nasional Era Baru telah ditetapkan menjadi “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Visi ini dimaksud untuk mewujudkan Keluarga yag Sejahtera, Sehat, Maju, Mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, Berwawasan Kedepan, Bertanggung Jawab, Harmonis dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Badan Keluarga Berencana Nasional (2006:8). Indonesia. untuk. memiliki. anak. R BU KA. Misi Program KB Nasional Era Baru adalah “membangun setiap Keluarga ideal,. sehat,. berpendidikan,. sejahtera,. TE. berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui Pengembangan Kebijakan, Penyediaan Layanan Promosi, Fasilitas, Perlindungan, Informasi. TA S. Kependudukan dan Keluarga serta Penguatan Kelembagaan dan Jejaring KB”.. SI. Kebijakan Umum yang ditetapkan dalam Program KB Nasional adalah. N IV ER. usaha mewujudkan Keluarga yang berkualitas melalui Promosi, Perlindungan dan Bantuan untuk mewujudkan Hak-Hak Reproduksi, serta memaksimalkan Akses dan Kualitas Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang berwawasan Gender. U. melalui upaya Peningkatan Partisipasi Pria dan meningkatkan Derajat Kesehatan Reproduksi Remaja serta upaya Pemberdayaan Keluarga dan peningkatan peran serta Masyarakat. Menurut Badan Keluarga Berencana Nasional (2006:11) dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan melalui Program KB Nasional, lebih jauh ditetapkan beberapa Kebijakan khusus, meliputi : a. Meningkatkan pemenuhan Hak-Hak Reproduksi bagi semua Individu, Remaja dan Keluarga.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(36) 40863.pdf. 23. SI. TA S. TE. R BU KA. b. Meningkatkan Jaminan dan kualitas Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. c. Meningkatkan Partisipasi Pria dan Promosi KB dan Kesehatan Reproduksi yang berwawasan Kesetaraan dan Keadilan Gender. d. Mempersiapkan Remaja untuk memasuki Kehidupan Berkeluarga. e. Mengintegrasikan Pelayanan KB kedalam Kesehatan Reproduksi. f. Meningkatkan Derajat Kesehatan dan Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak. g. Meningkatkan upaya-upaya Pembinaan Ketahanan Keluarga. h. Peningkatkan upaya Pemberdayaan Keluarga dalam Bidang Ekonomi. i. Mengembangkan upaya Peningkatan Kesadaran Keluarga dalam Pemeliharaan, Pemanfaatan, dan Pelestarian Lingkungan. j. Penguatan Kelembagaan dan Jaringan KB. k. Penyelenggaraan Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang lebih terbuka. l. Pengarusutamaan dan Kesetaraan Gender dalam Program-Program Operasional. m. Meningkatkan Kualitas Data dan Informasi melalui rangkaian Kegiatan mulai dari Pengumpulan, Pegelolaan, Analisa dan Penilaian, Penyajian dan Penyebarluasan, Pemanfaatan sampai Dokumentasi dengan Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi.. N IV ER. 3. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Untuk mepercepat terwujudnya Masyarakat Sehat, yang merupakan bagian dari Kesejahteraan Umum seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,. U. Departemen. Kesehatan. menetapkan. Kebijakan. Pembangunan. Kesehatan. Masyarakat Desa (PKMD). Adapun yang dimaksud dengan PKMD ialah Strategi Pembangunan Kesehatan yang menerapkan Prinsip Gotong Royong dan Swadaya Masyarakat, dengan Tujuan agar Masyarakat dapat menolong dirinya sendiri, melalui Pengenalan dan Penyelesaian Masalah Kesehatan yang dilakukan bersama Petugas Kesehatan secara Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait. Menurut Departemen Kesehatan RI (2006:89) “usaha lain yang dilakukan oleh Posyandu. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(37) 40863.pdf. 24. dalam rangka meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat adalah melalui Kegiatan Pencegahan dan Pengobatan Penyakit. Kegiatan-Kegiatan tersebut antara lain : Imunisasi, Penanggulangan Diare dan Penyuluhan Kesehatan”.. 4. Gizi. R BU KA. Menurut Bappenas RI (2005;78) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005 – 2009 telah ditegaskan bahwa ”dalam rangka mempertinggi taraf kesehatan dan kecerdasan rakyat, maka ditingkatkan. TE. pelayanan dan perbaikan mutu gizi diutamakan pada masyarakat berpenghasilan. TA S. rendah“. Perbaikan kesehatan masyarakat dilakukan secara preventif dan kuratif dengan mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat.. N IV ER. SI. Oleh sebab itu, sejalan dengan perkembangan pembangunan di selenggarakan usaha-usaha penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan merata bagi seluruh masyarakat. Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari. U. pelayanan kesehatan paripurna, yang mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Masalah gizi klinis adalah masalah yang ditinjau secara individual mengenai. apa. yang. terjadi. dalam. tubuh. seseorang,. yang. seharusnya. ditanggunglangi secara individu. Demikian pula masalah gizi pada berbagai keadaan sakit yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi proses. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(38) 40863.pdf. 25. penyembuhan harus diperhatikan secara individu. Adanya kecendrungan kasus penyakit terkait dengan gizi pada semua kelompok rentan terutama pada bayi dan balita , semakin di rasakan perlunya penanganan khusus. Semua ini memerlukan pelayanan gizi yang bermutu untuk mempertahankan status gizi yang optimal,. R BU KA. sehingga tidak terjadi kurang gizi dan untuk mempercepat penyembuhan. Penyebab terjadinya kurang gizi atau gizi salah adalah ketidaktahuan, faktor ini masih bisa dirubah dan dikembangkan melalui penyuluhan kesehatan. TE. khususnya tentang gizi di posyandu. Penyuluhan kesehatan tentang gizi di posyandu berperan penting dalam merubah pengetahuan, sikap dan tingkah laku. TA S. masyarakat sehingga dapat mengangkat dan memelihara sendiri tingkat. SI. kesehatannya secara lestari dan merata.. N IV ER. B. Faktor-Faktor Yang Melingkupi Akses Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan Pada Posyandu 1. Sosialisasi. U. Sosialisasi pelayanan kesehatan pada Posyandu pada intinya merupakan. proses komunikasi guna memberikan informasi tentang pelayanan kesehatan pada Posyandu sehingga lahir pemahaman masyarakat yang baik dan benar mengenai keberadaan dan fungsi Posyandu. Dalam kaitan tersebut, keberadaan komunikasi juga merupakan aspek penting dalam proses implementasi kebijakan. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi/pesan dengan mengunakan lambang yang mempunyai arti di antara dua orang/pihak atau lebih. Menurut Edwards (dalam. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(39) 40863.pdf. 26. Tangkilisan, 2003: 19) ”ada tiga aspek komunikasi dalam implementasi kebijakan, yaitu transmisi, kejelasan dan konsistensi”. Transmisi berkaitan dengan pemberian atau penyebaran informasi yang berkenaan dengan kebijakan posyandu itu sendiri. Sedangkan kejelasan berhubungan dengan sejauh mana proses penyebaran informasi yang berkenaan dengan kebijakan posyandu terjadi secara akurat.. R BU KA. Sementara konsistensi adalah sejauhmana penyebaran informasi yang berkenaan dengan kebijakan posyandu disampaikan tidak berubah-ubah atau tetap konsisten.. TE. Dalam hal struktur komunikasi, mengacu pada rumus yang ditawarkan oleh Lasswell (dalam Effendy, 1992: 29) bahwa:. SI. TA S. Komunikasi memiliki 5 (lima) komponen yang terlihat dari pernyataan who says what in which channel to whom with what effect yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Komunikator adalah pihak yang berposisi sebagai subyek komunikasi.. N IV ER. Pesan merupakan informasi yang sampaikan oleh pihak subyek (pemerintah, pengelola posyandu). Media adalah alat yang dipergunakan subyek. U. untuk menyampaikan pesan (rapat, tatap muka, pengumuman, dan lain-lain). Komunikan adalah pihak yang menjadi obyek dari komunikator (ibu-ibu yang mendapatkan pelayanan kesehatan di posyandu). Sedangkan efek adalah tanggapan ibu-ibu yang mendapatkan pelayanan kesehatan di posyandu terhadap informasi yang berkenaan dengan kebijakan posyandu. Komunikasi menjadi penting dalam proses pelayanan kesehatan di Posyandu karena merupakan alat dan mekanisme bagi aktor-aktor kebijakan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(40) 40863.pdf. 27. (pemerintah, pengelola posyandu dan ibu-ibu yang mendapatkan pelayanan kesehatan di posyandu) yang terlibat untuk menjalin interaksi (saling tukar infomasi/pesan) dalam proses pelayanan kesehatan di posyandu. Peran komunikasi selain untuk menyatukan persepsi antar pemerintah, pengelola posyandu dan ibu-ibu yang mendapatkan pelayanan kesehatan di posyandu tetapi. R BU KA. juga sebagai alat melakukan koordinasi sehingga aktivitas masing-masing aktor saling sinergis. Akan sulit tercapai keberhasilan pelayanan kesehatan di posyandu. TE. apabila komunikasi yang terjadi antar aktor (pemerintah, pengelola posyandu dan ibu-ibu yang mendapatkan pelayanan kesehatan di posyandu) kurang berjalan. TA S. secara baik atau bahkan tidak terjadi sama sekali.. SI. Dimensi komunikasi ini dapat terjadi antara birokrasi selaku aparat. N IV ER. pelaksana dengan masyarakat sebagai target group kebijakan atau internal birokrasi itu sendiri. Komunikasi antara birokrasi dengan mayarakat berupa derajat kontak tatap muka secara langsung berupa dialog (saling bertukar. U. saran/pemikiran) yang bentuknya dapat berupa kegiatan sosialisasi dan pembinaan dari aparat birokrasi kepada masyarakat. Sosialisasi berkenaan dengan proses penyebaran informasi tentang keberadaan program kebijakan yang akan dilakukan sehingga lahir pemahamaan yang benar bagi target group. Sedangkan pembinaan merupakan kegiatan yang diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku target group yang sesuai tujuan kebijakan. Dilain pihak, komunikasi internal birokrasi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(41) 40863.pdf. 28. berupa proses pemberian perintah dan petunjuk dari atasan kepada bawahan guna memperlancar operasionalisasi kegiatan dari kebijakan tersebut.. 2. Partisipasi Masyarakat Salah satu aspek penting dalam impelementasi kebijakan umumnya serta. R BU KA. implementasi kebijakan penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan pada Posyandu khususnya adalah tanggapan target group/masyarakat. Tanggapan atau respon masyarakat ini akan sangat menentukan partisipasi masyarakat dalam. TE. mendukung penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan pada Posyandu.. tentang. partisipasi. TA S. Menurut Allport (dalam Sastropoetro, 1988:12 ) menjelaskan batasan adalah. sebagai. berikut:. “bahwa. seseorang. yang. SI. berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan dirinya/egonya yang sifatnya. N IV ER. lebih dari pada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja.” Dalam hal ini keterlibatan diri yang dimaksudkan adalah menyangkut keterlibatan dalam pikiran. U. dan perasaan.. Sementara menurut Davis (dalam Sastropoetro, 1988:13) memberikan. definisi mengenai partisipasi sebagai berikut: Participation can be defined as mental and emotional involvement of aperson in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them. (Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan). Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(42) 40863.pdf. 29. Selanjutnya, menurut Gie (1981:20) bahwa partisipasi diartikan sebagai: “Suatu aktvitas untuk membangkitkan perasaan diikutsertakan dalam kegiatan organisasi atau ikut serta bawahan dalam kegiatan organisasi”. Dari pengertian partisipasi ini menunjukan adanya aktivitas seseorang untuk ikut ambil bagian didalam kegiatan organisasi. Lebih lanjut menurut David (dalam Sastropoetro. R BU KA. 1986:13) menyatakan sebagai berikut: “Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang didalam situasi. TE. kelompok yang mendorong untuk memberikan sumbangan kepada kelompok. bersangkutan”. TA S. dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang. N IV ER. atas, bahwa:. difinisi tersebut di. SI. Kemudian Ndraha (1987:42), menjelaskan tentang. U. Partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang atau kelompok masyarakat dalam situasi kelompok yang mendorong yang bersangkutan atas kehendak sendiri (kemauan bebas) menurut kemampuan (swadaya) yang ada untuk mengambil bagian dalam usaha pencapaian tujuan bersama dan dalam mempertanggung jawabanya. Dari apa yang telah dikemukakan, terdapat beberapa unsur yang penting dari pengertian partisipasi tersebut yang antara lain, keterlibatan mental, emosi dan dengan sendirinya fisik, kehendak sendiri atau prakasa (inisiatif) untuk mengambil bagian didalam usaha mencapai tujuan, memberikan swadaya serta adanya rasa tanggung jawab. Dalam kaitan dengan pelaksanaan pembangunan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan faktor yang sangat. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(43) 40863.pdf. 30. penting. Partisipasi masyarakat bukalah sekedar pelangkap, tetapi merupakan faktor yang mutlak diperlukan bagi keberhasilan pembangunan. Bahkan DuSautoy. (dalam. Ndraha. 1987:103) mengatakan bahwa, “partisipasi dapat. dianggap sebagai tolok ukur dalam menilai apakah proyek yang bersangkutan merupakan proyek pembangunan atau bukan. Jika masyarakat yang bersangkutan. R BU KA. tidak berkesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, proyek tersebut pada hakekatnya bukalah proyek pembangunan.”. TA S. 1. Pengorganisasian Posyandu. TE. C. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan Akses Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan Pada Posyandu. Semua orang tahu mengenai keberhasilan dan kejatuhan suatu organisasi dan. SI. semua orang juga tahu penyebabnya adalah manajemen. Walaupun kita tahu. N IV ER. bahwa ada faktor yang dapat dikendalikan dan ada faktor yang tidak dapat dikendalikan.. Arti. pentingnya. manajemen. yang. secara. minimal. dapat. U. mengeliminasi faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan. Menurut Tery (dalam Handoko, 2000:12) “manajemen adalah ilmu dan seni. yang merupakan proses kegiatan usaha menyatukan pemikiran-pemikiran, bahanbahan, uang dan orang-orang untuk menghasilkan dan memasarkan produk yang lebih tinggi atau memberikan pelayanan untuk mencapai keuntungan”. Berdasarkan pengertian tersebut ada tiga (3) tujuan yang sama dan sangat penting bagi manajemen, yakni :. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(44) 40863.pdf. 31. 1. Tujuan yang khusus dan misi dari lembaga, seperti perusahaan, rumah sakit dan lain-lain. 2. Membuat kerja produktif dan bekerja yang berorientasi kepada pencapaian tujuan. 3. Pengelola yang mempunyai pengaruh dan tanggung jawab sosial.. R BU KA. Ada lima (5) fungsi dasar yang dilaksanakan oleh para pengelola : perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pengarahan, dan pengawasan.. TE. khusus yang berkaitan dengan pengorganisasian, menurut Handoko (2000:15) adalah “pengelompokan dari kegiatan-kegiatan dan berupaya bersama orang-. TA S. orang untuk mengadakan hubungan yang terbaik dalam melaksanakan Pekerjaan. SI. yang efektif ekonomis untuk mencapai sasaran dan tujuan dari organisasi”.. N IV ER. Pengorganisasian meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan langsung personalia seperti seleksi, tugas, penataran, usul-usul kenaikan, penjelasan dan bimbingan serta tanggung jawab untuk membayar. U. insentif, moral pegawai serta disiplin. Menurut Handoko (2000:17) ada empat (4) faktor penting diperhatikan di dalam organisasi untuk menciptakan struktur tugas dan wewenang, yaitu : (1) pembagian tugas pekerjaan dalam organisasi, (2) departementasi (pekerjaan yang sama disatukan), (3) rentang manajemen (jumlah bawahan yang bertanggung jawab langsung kepada atasannya – jenjang pengawasan), dan (4) delegasi wewenang.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(45) 40863.pdf. 32. Menurut Ndraha (1999:44) “organisasi dapat diamati sebagai gejala sosial dari level makro dan bisa juga gejala administratif dari sudut mikro”. Menurut Robbins (dalam Ndraha, 1999:45), “organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang memungkinkan anggota mencapai. tujuan. yang tidak dapat dicapai melalui tindakan individu secara terpisah”.. R BU KA. Ndraha (1999:45) menyatakan “organisasi dapat juga diamati sebagai living organisme seperti manusia.” Hal ini dapat diuraikan dalam siklus organisasi. TE. sebagaimana yang diutarakan Ndraha (1999 : 53-54) sebagai berikut:. U. N IV ER. SI. TA S. Sebagai living organisme ia melalui periode balita (infancy, periode survival yang berakhir pada breakeven point), sebagai remaja dan pemuda ia bergaul, penuh gairah, pacaran dan menikah (periode pertumbuhan yang ditandai dengan kegiatan bermitra, berekan, bekerjasama, membentuk group dengan organisasi lain, merger, dan sebagainya), dewasa (periode perkembangan restrukturisasi, ditandai dengan proses beranak cucu, membentuk cabang mendirikan anak perusahaan, agensi, perwakilan dan sebagainya), matang (periode pematangan, ditandai dengan pemantapan hubungan dengan konsumer dan hubungan dengan lingkungan) dan suksesi kepemimpinan organisasi (sesuai hukum alam, periode pematangan disusul dengan periode pergantian – suksesi -) atau regenerasi kepemimpinan, periode pematian yaitu berakhirnya suatu organisasi akibat manajemen kurang bagus, atau mulai ada perpecahan dalam tubuh organisasi. Menurut Gitosudarmo (2000 : 281) “organisasi hidup dalam lingkungan. yang selalu berubah, dimana kelangsungan hidup organisasi tergantung kepada kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan dari faktor lingkungan tersebut”.. Organisasi yang mampu beradaptasi dengan tuntutan. permintaan dan mengisi peluang yang ada, akan mampu untuk hidup terus dan berkembang.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(46) 40863.pdf. 33. Struktur dalam organisasi membawa pengaruh pada perilaku individu dan kelompok sebagaimana yang dikemukakan Gibson, Ivencevich dan Donnelly (1992:9) sebagai berikut:. R BU KA. Perilaku para invidu dan kelompok di organisasi sangat dipengaruhi oleh pekerjaan yang mereka laksanakan. Pekerjaan itu sendiri memberikan rangsangan kuat bagi perilaku individu. Tuntutan, dan harapan, individu dapat menghasilkan kepuasan pribadi atau tekanan mental, kecemasan dan pukulan psikologis akibat keadaan tidak berfungsi (psychological disfunction). Pekerjaan yang dilakukan orang-orang itu menuntut agar mereka. TE. melakukan aktivitas yang selaras dengan orang-orang lain dalam organisasi. TA S. tersebut. Aktivitas tadi dapat bersifat rutin atau nonrutin; dapat menuntut keahlian tinggi atau rendah; dapat dilihat sebagai tantangan atau tidak berarti. Hubungan. SI. yang dituntut dapat berlangsung di antara para karyawan, para manajer, para. N IV ER. langganan, para penyalur, atau para pembeli. Hubungan tadi dapat menimbulkan rasa persaudaraan, persaingan dan rasa puas atau dapat menimbulkan tekanan. U. mental serta kecemasan.. Struktur juga mempengaruhi perilaku dan fungsi kelompok di dalam. organisasi. Tergantung dari bentuk khusus setiap pekerjaan dan departemen, kelompok-kelompok itu dapat mempunyai ikatan lebih erat atau lebih renggang, lebih komunikatif atau kurang komunikatif. Menurut Sarundajang (1999 : 210) ada dua tuntutan yang menyertai perlunya restrukturisasi organisasi pemerintah daerah, yaitu:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(47) 40863.pdf. 34. R BU KA. Pertama, sebagai tuntutan global yang merupakan konsekuensi perubahan yang dibawa oleh arus globalisasi. Kedua masyarakat telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya sebagai konsekuensi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi yang telah menembus batasbatas keterisolasian. Kedua tuntutan tersebut pada akhirnya akan bermuara pada perlunya dilakukan restrukturisasi organisasi pemerintah daerah yang responsive terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat dan antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan global. Dikaitkan dengan era reformasi yang sedang terjadi di Indonesia, maka tidak ada pilihan lain bagi pemerintah daerah untuk tetap survive selain harus melakukan restrukturisasi. Selain itu Sarundajang (1999 : 211) juga mengemukakan bahwa:. TA S. TE. Di era reformasi, organisasi pemerintah daerah sebagai regulator dan fasilitator, semakin dituntut untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih cepat (faster) lebih baik (better) dan lebih murah (cheaper). Struktur organisasi pemerintah daerah yang dibangun secara hearkhis fungsional yang digerakan oleh peraturan-peraturan yang kaku, seringkali tidak menciptakan iklim yang kondusip bagi peningkatan kinerja dalam pemberian pelayan prima.. SI. Lebih lanjut Gitosudarmo (2000 : 8) mengemukakan bahwa, ”struktur. N IV ER. berkaitan dengan hubungan yang bersifat relatif tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi di rancang, bagaimana. U. pekerjaan itu diatur dalam struktur organisasi”. Struktur organisas berpengaruh besar terhadap. prilaku individu atau orang-orang dalam organisasi serta. efektivitas dari organisasi tersebut.. 2. Pelatihan Kader Program latihan diberikan atas dasar kebutuhan untuk meralat defisiensi keahlian, melengkapi para pegawai dengan keahlian spesifik pekerjaan atau mempersiapkan para pegawai menerima peran dikemudian hari. Adapun langkah-. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(48) 40863.pdf. 35. langkah yang perlu diikuti dalam menentukan program latihan secara singkat menurut Moekijat (1996:59) adalah sebagai berikut :. R BU KA. a. Perumusan tujuan yang paling umum dan yang khusus b. Pembuatan analisis-analisis untuk meniliti dan menentukan isi kursus latihan c. Perencanaan kesatuan-kesatuan pelajar didasarkan atas analisis yang telah dibuat d. Seleksi dan latihan para instruktur e. Memilih tipe-tipe organisasi untuk melaksanakan program dengan memperhatikan tujuan-tujuan khusus dan kondisi-kondisi faktor-faktor yang membatasi lainnya. TE. Moekijat (1996:64) memberikan ikhtisar berikut mengenai langkahlangkah dalam organisasi untuk latihan : “(1) Golongan tahap-tahap pekerjaan, (2). TA S. Buatkan ikhtisar tentang latar belakang pengetahuan, (3) Kembangkan uraian. SI. kecakapan atau garis-garis besar prosedur, (4) Persiapkan program secara tertulis,. N IV ER. (5) Tentukan metode dan tempat pelatihan, serta (6) Tinjau rencana dengan pengawas utama”. Langkah-langkah dalam pemberian latihan pada organisasi memang penting mengingat pelatihan tidak hanya meliputi materi, metode atau. U. kurikulum saja, tetapi tenaga pengajar yang professional, kesesuaian materi dengan jabatan, golongan, pendidikan karyawan, sarana dan prasarana penunjang merupakan hal yang utama untuk diperhatikan, sehingga karyawan tidak jenuh. Langkah-langkah tersebut harus dipersiapkan secara baik agar pelatihan berlangsung lancar. Latihan yang baik adalah yang dimengerti para peserta latihan sesuai dengan yang direncanakan. Disini perlu kerja sama antara pelatih dengan yang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(49) 40863.pdf. 36. dilatih. Perlu disadari bahwa seorang karyawan yang ahli belum tentu bisa menjadi. pelatih. yang. baik,. karena. itu. perlu. mengetahui. bagaimana. melatih/mengajarkan. Menurut Hasibuan (2000:81) proses pelatihan adalah :. SI. TA S. TE. R BU KA. a. Persiapan dari pelatih. Pelatih harus mengetahui bagaimana menjalankan pekerjaan yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkan pekerjaan tersebut. Pekerjaan tersebut harus dibagi-bagi sesuai dengan urutan yang logis agar mudah menjelaskannya. b. Persiapan dari karyawan yang akan dilatih. Supaya karyawan yang akan dilatih bisa menerima latihan dengan cepat dan lebih baik disarankan untuk menyiapkan bahan-bahan latihan sebelum pelatihan dimulai. c. Memperagakan latihan. Dengan menjelasakan lebih dulu urutan-urutan pekerjaan secara keseluruhan, menjelaskan prosedur secara bertahap, serta meminta karyawan yang dilatih mepresentasikannya. d. Meminta karyawan yang dilatih untuk mempraktekkan latihan. Disini pelatih bisa mengetahui sejauh mana pemahamanan pelatihan karyawan tersebut. e. Tindak lanjut. Tahap ini berarti mengamati prestasi karyawan yang telah selesai dilatih di tempat kerja yang sebenarnya.. N IV ER. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa proses pelatihan karyawan merupakan tahapan yang harus dilaksakan agar karyawan yang dilatih dapat menerima materi yang disampaikan sesuai dengan prosedur yang telah. U. ditentukan. Dengan demikian diharapkan setiap karyawan yang dilatih dapat menerima materi dengan jelas dan mempunyai pemahamanan yang sama antara pelatih dengan yang dilatih. Metode lebih menitik beratkan pada bagaimana pelaksanaan dalam pelatihan. Sama halnya dengan materi pelatihan metode, perusahaan juga harus jeli didalam menerapkan metode pelatihan agar materi pelatihan dapat diserap oleh para peserta pelatihan sehingga proses pelatihan tidak menjadi sia-sia.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(50) 40863.pdf. 37. Menurut Moekijat (1996:79) metode pelatihan adalah “Suatu tata cara dalam menerapkan suatu materi yang telah direncanakan. Hal ini diupayakan agar materi yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik serta tepat pada sasaran”. Suatu materi yang baik dan berhasil ditunjang oleh metode yang baik pula, oleh karena itu materi dan metode merupakan satu kesatuan yang terikat. latihan. dan. pengembangan. dirancang. R BU KA. Program-program. untuk. meningkatkan prestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta. TE. memperbaiki kepuasaan kerja. Menurut Handoko (2001: 110) ada dua metode pokok program latihan yaitu: ”(1) Metode praktis (on-the-job training) serta (2). TA S. Metode persentasi informasi dan metode-metode simulasi (off-the-job training)”.. SI. Masing-masing kategori mempunyai sasaran pengajaran sikap, konsep atau. N IV ER. pengetahuan dan/atau keterampilan utama yang berbeda. Dalam pemilihan teknik tertentu untuk digunakan pada program latihan dan pengembangan, ada beberapa trade-offs. Dikatakan Handoko (2001:110) metode terbaik tergantung pada sejauh. U. mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut : ”(1) Efektivitas biaya, (2) Isi program yang dikehendaki, (3) Kelayakan fasilitas-fasilitas, (4) Preferensi dan kemampuan peserta, (5) Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih serta (6) Prinsip-prinsip belajar”. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan karyawan didalam menyelesaikan tugas-tugas didalam perusahaan. Dengan adanya pelatihan diupayakan perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(51) 40863.pdf. 38. karena para pegawainya dapat bekerja dengan efisien dan efektif. Menurut Schuler (dalam Dessler, 1997:49) mengatakan bahwa tujuan utama dari pelatihan adalah :. R BU KA. Untuk menghilangkan kekurangan, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang (diantisipasi), yang menyebabkan pegawai bekerja di bawah tingkat yang diinginkan. Latihan untuk meningkatkan performansi sangat penting bagi organisasi-organisasi dengan tingkat produktifitas yang tetap atau menurun. Ini juga penting bagi organisasi yang dengan cepat menggunakan teknologi baru dan akibatnya meningkatkan kecenderungan kekurangan pegawai. pelaksanaan pelatihan adalah :. tujuan. TE. Dalam hubungan tersebut As’ad (1999:57) menyatakan. N IV ER. SI. TA S. Untuk mengetahui secara tepat pekerjaannya, sehingga efisiensi dan kegairahan kerja dapat terwujudkan. Pelatihan dimaksudkan untuk mempertinggi kerja karyawan dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta pengetahuan tentang tugas pekerjaan, dengan kata lain pelatihan dan pengembangan dapat menambah keterampilan kerja karyawan Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa latihan merupakan. U. cara untuk membentuk, menambah, mengembangkan atau meningkatkan keterampilan kerja karyawan. Tujuan yang ingin dicapai dari latihan adalah agar setelah mengikuti pelatihan, karyawan mampu mengembangkan cara-cara berpikir yang inovatif, mempunyai daya kreatifitas, bertindak tepat dan mempunyai pengetahuan memadai tentang tugas pekerjaanya. Sehingga mampu meningkatkan produktifitas dan prestasi kerja organisasi.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(52) 40863.pdf. 39. Menurut Simamora (1999:92) ada beberapa jenis pelatihan yang biasanya dilakukan untuk pelatihan yaitu :. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. a. Pelatihan Keahlian (Skill Training). Pelatihan yang kerap dijumpai didalam organisasi, kebutuhan atau kekurangan diindentifikasikan melalui penilaian jeli. Kriteria penilaian efektifitas pelatihan didasarkan pada sasaran-sasaran yang diindentifikasi dalam tahap penilaian. b. Pelatihan Ulang (Retraining). Berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk mengejar tuntutan-tuntutan yang berubah dari pekerjaan mereka. c. Pelatihan Fungsianal Silang (Cross Fungtional Training). Melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan operasi dalam bidang yang lainnya selain dari pekerjaan yang ditugaskan. d. Pelatihan Tim (Team Performance). Tekanan yang kuat pada prestasi kerja tim (Team Performance), tim adalah kelompok individu yang bekerja bersama untuk tujuan bersama, yang menentukan sebuah tim. Terdapat dua prinsip umum mengenai komposisi tim, pertama keseluruhan prestasi kerja sebuah tim sangat tergantung pada keahlian idividu-individu anggota, kedua manajer dari kelompok kerja yang efektif cenderung memantau prestasi kerja anggota timnya secara teratur dan memberikan umpan balik yang sering terhadapnya. e. Pelatihan Kreativitas (Creativity Training). Didasari pada asumsi bahwa kreatifitas dapat dipelajari, terdapat beberapa cara untuk mengajarkan kreatifitas yang semuanya berusaha untuk membantu orang-orang memecahkan masalah-masalah dengan kiat baru. U. Pelaksanaan pelatihan memerlukan materi pelatihan, karena dengan adanya materi pelatihan maka pelatihan yang dilakukan akan terarah dan tepat pada sasarannya. Materi pelatihan yang baik akan menciptakan suatu pelatihan yang baik pula, oleh karena itu perusahaan harus jeli dalam menetapkan suatu materi pelatihan yang akan diterapkan oleh perusahaan tersebut. Karena pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktifitas ekonomi. Pelatihan seringkali dikaitkan dengan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(53) 40863.pdf. 40. pendidikan, walaupun pada kenyataannya antara pendidikan dan pelatihan ada perbedaanya.. 3. Penyuluhan Menurut Badudu (1996:1370) Penyuluhan berarti “hal, cara, hasil atau. R BU KA. proses kerja menyuluhi”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyuluhan adalah suatu proses penyampaian informasi kepada masyarakat, agar masyarakat dapat memahami apa yang menjadi hak dan. TE. kewajiban dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.. TA S. Memudahkan masyarakat memahami arti penting Posyandu, dapat dilakukan penyuluhan melalui ceramah, media komunikasi radio, Koran dan lain. SI. sebagainya. Dengan adanya penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat,. N IV ER. diharapkan agar masyarakat/pedagang dapat memahami apa yang menjadi haknya dan apa yang menjadi kewajibannya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. U. pada Posyandu.. Penyuluhan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) diharapkan dapat. dijadikan Acuan bagi Petugas Tenaga Kesehatan Puskesmas dan stakeholder (unsur pembina dan penggerak terkait) lainnya dalam menyelenggarakan Posyandu. Dalam Pelaksanaannya, dapat disesuaikan dengan Kondisi dan Situasi Daerah.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(54) 40863.pdf. 41. 4. Pembinaan Pembinaan Posyandu dilaksanakan secara terpadu melalui Pokja Posyandu yang ada di Desa/Kelurahan. Tujuan dilakukannya Pembinaan adalah agar Posyandu dapat menyelenggarakan berbagai Kegiatannya sehingga Tujuan didirikannya Posyandu dapat dicapai. Pembinaan yang dilakukan meliputi:. R BU KA. peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengurus dan kader Posyandu serta pembinaan administrasi yang mencakup penyelenggaraan dan keuangan.. TE. Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk. TA S. mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat. SI. telahaan perkembangan posyandu, yang dikenal dengan nama telaah kemandirian. N IV ER. posyandu. Tujuan telahaan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut: Posyandu. U. Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri.. D. Kerangka Berpikir Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam posyandu di wilayah Puskesmas Sei. Durian Kabupaten Sintang, penulis mencoba mengaplikasikan teori perubahan perilaku menurut Lawrence Green sebagai berikut:. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(55) 40863.pdf. 42. Faktor-faktor yang mempermudah (predisposing faktors): 1. Pengetahuan 2. keyakinan 3. Nilai 4. Sikap 1. 7. 11. 4 3. 8 10. N IV ER. SI. Faktor-faktor yang memungkinkan (Predisposing faktors): 1. Keluarga 2. Teman sebaya 3. Guru 4. Majikan 5. Petugas kesehatan 6. Tokoh masyarakat. Masalah perilaku spesifik. 2. TA S. TE. Faktor-faktor yang memungkinkan (Enabling faktors): 1. Ketersediaan SDM kesehatan 2. Jarak /keterjangkauan sumber daya kesehatan 3. Prioritas dan komitmen masyarakat/ pemerintah terhadap k h 5. R BU KA. 6. U. Lingkungan:. 9. 12 Lingkungan. :Menunjukkan hubungan langsung :Menunjukkan akibat skunder Nomor 1-12 :Menunjukkan urutan terjadinya akibat. Keberhasilan Pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang mantap dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai sektor terkait, disamping ketekunan dan pengabdian para pengelolanya, yang kesemuanya mempunyai peranan strategis dalam menunjang keberhasilan penyelenggaraan Posyandu. Apabila. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Sehat.

(56) 40863.pdf. 43. kegiatan Posyandu dapat diselenggarakan dengan baik, diharapkan dapat memberikan konstribusi yang besar dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat di Indonesia.. R BU KA. E. Definisi Operasional 1. Posyandu atau Pelayanan Terpadu (Integrited Health Services Post) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). penyelenggaraan. masyarakat. dan. pembangunan. TA S. dalam. TE. yang di kelola dan diselenggarakan dari,oleh untuk dan bersama masyarakat. memberikan. kesehatan,guna. kemudahan. kepada. memberdayakan. masyarakat. dalam. SI. memperolah pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka. N IV ER. kematian ibu dan bayi. 2. Perilaku adalah segala cara pandang, sikap, perbuatan atau tindakan yang. U. dilakukan oleh ibu-ibu dalam memperoleh pelayanan kesehatan pada posyandu.. 3. Akses ibu adalah kemudahan-kemudahan, prosedur, tata cara yang di dapat ibu-ibu dalam memperoleh pelayanan kesehatan pada posyandu.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(57) 40863.pdf. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian Desain penelitian yang penulis pergunakan dalam penelitian ini. R BU KA. adalah rancangan penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan mengambarkan atau melukiskan. TE. keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-. sebagaimana adanya.. TA S. lain) pada saat sekarang yang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau. SI. Karena penelitian ini sebatas menggambarkan Faktor-Faktor Yang. N IV ER. Mempengaruhi Perilaku Ibu-Ibu Memperoleh Pelayanan Kesehatan Pada Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang apa adanya tanpa melihat pengaruh antara variabel, maka. U. jenis penelitian yang tepat dipergunakan adalah penelitian deskriptif. Sehubungan dengan hal tersebut aplikasi penelitian kualitatif dalam penelitian kebijakan seperti yang dikemukakan oleh Damin (1997: 187) meliputi proses : ”(1) merumuskan masalah sebagai fokus studi penelitian kebijakan, (2) mengumpulkan data lapangan, (3) menganalisis data, (4) merumuskan hasil studi, dan (5) menyusun rekomendasi untuk pembuatan kebijakan”.. 44 Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(58) 40863.pdf. 45. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang yaitu sebagai berikut: 1. Kepala Puskesmas Sungai Durian. R BU KA. 2. Kepala Kelurahan Kapuas Kanan Hulu 3. Pengurus dan kader Posyandu. TE. 4. Ibu-Ibu/Masyarakat yang berkunjung ke Posyandu di Wilayah Sungai Durian sebanyak 50 orang. Penentuan jumlah ibu-ibu tersebut dilakukan. TA S. secara purposif (purposive sampling). Langkah awal yang penulis lakukan. SI. adalah meminta data ibu-ibu yang berkunjung ke Posyandu kepada. N IV ER. pengelola posyandu di Wilayah Sungai Durian. Berdasarkan data tersebut, selanjutnya ditentukan ibu-ibu yang berkunjung ke Posyandu dengan menemui mereka baik pada saat kegiatan pelayanan maupun di rumah.. U. Maksudnya adalah agar informasi yang akan disampaikan menjadi data yang akurat dan dapat menjadi sumber informasi yang dipercaya. C. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, diperlukan data yang relevan. Oleh karena itu diperlukan teknik untuk mengumpulkan data. Adapun teknik yang dipergunakan dalam mengumpulkan data adalah :. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(59) 40863.pdf. 46. 1. Wawancara/interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung dengan subjek penelitian. Menurut Nasution (1998:103) ”wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan. penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara. peneliti dan informan.. R BU KA. 2. Observasi yang merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap aspek-aspek yang berhubungan dan memiliki. TE. pengaruh dengan masalah yang sedang diteliti.. 3. Penyebaran kuesioner, yaitu menyebarkan pertanyaan tertulis dengan pola. TA S. jawaban tertutup (pilihan). Penyebaran kuesioner ini dibuat dengan tanpa. SI. nama sehingga subjek penelitian dapat memberikan jawaban secara jujur. N IV ER. dan sesuai dengan realitanya.. D. Alat Pengumpulan Data. U. Alat pengumpul data menurut Menurut Nasir (1988:81) ”adalah alat. ukur, untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian dapat dijadikan alat untuk menyatakan besaran atau prosentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif, sehingga dengan menggunakan instrumen penelitian yang dipakai tersebut berguna sebagai alat untuk mengumpulkan data maupun bagi pengukurannya”. Memperhatikan tiga teknik sebagaimana dijelaskan di atas, maka instrumen (alat) yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(60) 40863.pdf. 47. 1. Pedoman wawancara, yaitu susunan pertanyaan yang langsung ditanyakan kepada informan kunci dan informan lanjutan. Sejumlah pertanyaan terbuka dicantumkan dalam media ini untuk menjadi pedoman bagi peneliti dalam melakukan wawancara. Pertanyaan tersebut dapat saja berkembang sesuai dengan kondisi di lapangan.. R BU KA. 2. Pedoman observasi untuk menjaring data tentang situasi dan kondisi dari analisis terhadap pelayanan kesehatan pada Posyandu di Wilayah Sungai. TE. Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang.. 3. Kuesioner, daftar pertanyaan atau angket yang diajukan kepada subjek. TA S. penelitian dengan alternatif jawaban yang sudah tersedia, untuk dipilih. SI. salah satunya sekaligus pendapat subjek penelitian terhadap hal-hal yang. N IV ER. diyakininya secara obyektif.. E. Analisis Data. U. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis data baik data. primer maupun data sekunder adalah metode kualitatif. Menurut Riduwan (2006:108) “analisis secara kualitatif adalah analisis yang menginterpretasikan data hasil penelitian dengan memberikan diskripsi (pemaparan dan penafsiran data dalam bentuk narasi)”. Pendapat tersebut, data yang telah diambil atau dikumpulkan dari lapangan tersebut, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis dan kelompoknya. Selanjutnya, data-data tersebut dipilah dan diolah. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(61) 40863.pdf. 48. serta ditampilkan ke dalam bentuk tabel. Setelah itu, setiap data akan diberikan penjelasan dan tahap terakhir atau bersamaan dengan uraian data akan dilakukan analisis dengan memberikan diskripsi (pemaparan dan penafsiran data dalam bentuk narasi).. R BU KA. F. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang. Adapun. TE. pertimbangan penetapan lokasi penelitian ini adalah karena ada permasalahan. TA S. dalam pelayanan kesehatan pada Posyandu di Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang serta tersedianya data. SI. informasi yang di perlukan dalam penelitian ini. Selain itu, Posyandu di. N IV ER. Wilayah Sungai Durian Kelurahan Kapuas Kanan Hulu Kecamatan Sintang merupakan salah satu Posyandu yang hingga saat penelitian ini dilakukan. U. masih melaksanakan kegiatan secara aktif, namun demikian ternyata belum sepenuhnya masyarakat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(62) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(63) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(64) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(65) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(66) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(67) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(68) U. N IV ER. SI. TA S. TE. R BU KA. 40863.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Perusahaan yang berkeberatan atas Pengumuman ini, diberikan masa sanggah selama 3 (tiga) hari kerja terhitung setelah tanggal Pengumuman ini dan sanggahan ditujukan

Fitur produk dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, karena fitur produk melekat erat pada suatu produk dan seringkali digunakan oleh

Menyimpan biakan itu pada kondisi yang sesuai untuk mikroba yang bersangkutan Hasil akhir yang diharapkan membuat bibit adalah tumbuhnya bakteri A Xylinum dalam media

Variabel dependen (Y) dari penelitian ini adalah Jumlah permintaan mobil Toyota Avanza di Semarang, Sedangkan variabel independen (X) adalah variabel harga mobil Toyota

Untuk menambah kekuatannya biasanya dicampur dengan karbon, disamping itu kadar campuran menentukan kualitas stainless steel, misalnya yang umum ditanyakan pada waktu

Berdasarkan uraian diatas, dengan demikian diperlukan adanya penelitian yang dapat menjadi acuan untuk menempatkan dan memadukan antara lingkungan bisnis internal, eksternal,

Sedangkan, perbedaan penelitian ini Rizki & Sylvia (2012) terletak pada variabel independen yaitu etika kepemimpinan dan fungsi audit internal sedangkan,

Masih banyaknya orang yang mengantri di teller dan kurangnya pengguna CDM maka penelitian ini ingin meneliti faktor – faktor yang mempengaruh dengan mengunakan landasan