• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jakarta, Oktober 2020 Pihak Kedua, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jakarta, Oktober 2020 Pihak Kedua, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGEMBANGAN USAHA BADAN USAHA MILIK NEGARA, RISET,

DAN INOVASI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta

berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

:

Sunandar

Jabatan :

Asisten Deputi Utilitas dan Industri Manufaktur

selanjutnya disebut Pihak Pertama

Nama

:

Montty Girianna

Jabatan :

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik

Negara, Riset, dan Inovasi

selaku atasan Pihak Pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua.

Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian

ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen

perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab

kami.

Pihak Kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap

capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian

penghargaan dan sanksi.

Jakarta, Oktober 2020

Pihak Kedua,

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan

Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan

Inovasi

Montty Girianna

Pihak Pertama,

Asisten Deputi Utilitas dan Industri

Manufaktur

(2)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

ASISTEN DEPUTI UTILITAS DAN INDUSTRI MANUFAKTUR

No.

Sasaran Program

Indikator Kinerja

Target

1.

Terwujudnya

Pengembangan Usaha

BUMN Sektor Utilitas dan

Industri Manufaktur yang

Mampu Meningkatkan

Pertumbuhan Ekonomi

Nasional

Jumlah BUMN Sektor Utilitas

dan Industri Manufaktur yang

Belanja Modalnya (Capex)

Mampu Mendukung

Tercapainya Pertumbuhan

Ekonomi Nasional

9 BUMN

Jumlah BUMN Sektor Utilitas

dan Industri Manufaktur yang

Profitabilitasnya Mampu

Mendukung Tercapainya

Pertumbuhan Ekonomi Nasional

9 BUMN

2

Meningkatnya Daya Saing

Produk dari Riset dan Inovasi

Sektor Utilitas dan Industri

Manufaktur Dalam Negeri

Jumlah Produk Inovasi Sektor

Utilitas dan Industri Manufaktur

yang Dimanfaatkan Industri /

Badan Usaha

3 Produk

3

Terwujudnya Kebijakan

Bidang Pengembangan

Usaha BUMN, Riset dan

Inovasi Sektor Utilitas dan

Industri Manufaktur yang

Berkualitas

Persentase Rekomendasi

Kebijakan Bidang

Pengembangan Usaha BUMN,

Riset dan Inovasi Sektor Utilitas

dan Industri Manufaktur yang

Diterima Deputi

100%

Program : Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian

Kegiatan Anggaran

1. Koordinasi Kebijakan Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Utilitas dan Industri Manufaktur

Rp 515.483.000 2. Koordinasi Kebijakan Bidang Infrastruktur Energi Rp 351.541.000

867.024.000

Delapan Ratus Enam Puluh Tujuh Juta Dua Puluh Empat Ribu Rupiah

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan

Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan

Inovasi

Montty Girianna

Jakarta, Oktober 2020

Asisten Deputi Utilitas dan Industri

Manufaktur

(3)

RENCANA AKSI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

No.

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Utama

Target

Inisiatif Strategis

Rencana Aksi Kinerja

Sep

Okt

Nov

Des

1 Terwujudnya Pengembangan Usaha BUMN yang mampu mendukung tercapainya

pertumbuhan ekonomi Nasional

Jumlah BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur yang belanja modalnya (Capex) mampu mendukung tercapainya pertumbuhan

ekonomi nasional 9 BUMN

• Percepatan pembayaran piutang pemerintah • Penambahan Penyertaan Modal Negara • Penambahan Investasi Pemerintah • Percepatan pembayaran diskon listrik • Restrukturisasi BUMN Percepatan penyusunan regulasi • Percepatan penyusunan regulasi • Implementasi, monitoring, dan evaluasi Implementasi, monitoring, dan evaluasi Implementasi, monitoring, dan evaluasi

Jumlah BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur yang profitabilitasnya mampu mendukung tercapainya

pertumbuhan ekonomi nasional 9 BUMN

• Percepatan pembayaran piutang pemerintah • Penambahan Penyertaan Modal Negara • Penambahan Investasi Pemerintah • Percepatan pembayaran diskon listrik Percepatan penyusunan regulasi • Percepatan penyusunan regulasi • Implementasi, monitoring, dan evaluasi Implementasi, monitoring, dan evaluasi Implementasi, monitoring, dan evaluasi 2 Peningkatan Daya Saing produk dari riset dan Inovasi dalam negeri

Jumlah produk inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur yang dimanfaatkan industri / badan usaha

3 Produk Inovasi

• Pendingin baterai BTS dengan teknologi thermoelectric

• Karet bantalan jembatan dan jalan layang tipe berlapis dari jenis karet alam

• Motor listrik submersible untuk propulsi kapal

Monitoring dan Rapat Koordinasi Pemanfaatan produk inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur

Monitoring dan Rapat Koordinasi Pemanfaatan produk inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur Monitoring dan Rapat Koordinasi Pemanfaatan produk inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur

Monitoring dan Rapat Koordinasi Pemanfaatan produk inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur

3 Terwujudnya Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur yang Berkualitas

Persentase rekomendasi kebijakan bidang

pengembangan usaha BUMN, riset dan inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur yang diterima Deputi

100%

Rekapitulasi data dashboard PEN pada BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur

Monitoring data dashboard PEN BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur

Monitoring data dashboard PEN BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur

Monitoring data dashboard PEN BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur

Monitoring data dashboard PEN BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur

Asisten Deputi Utilitas dan Industri

Manufaktur

(4)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA

Asisten Deputi Utilitas dan Industri Manufaktur KODE IKU: S.1

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Perspektif : ( X) Stakeholder ( …) Customer (…) Internal Business Process ( .. ) Learning & Growth Sasaran Strategis : SS.1. Terwujudnya Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Sektor Utilitas dan Industri

Manufaktur yang Mampu Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Deskripsi Sasaran Strategis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU No. 19 tahun 2003). BUMN mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi penerimaan negara baik dalam bentuk dividen, pajak, PNBP, maupun peran ekonomi lainnya. Dalam menjalankan usahanya selain mencari keuntungan, BUMN juga menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat, menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan umum, perintisan kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan swasta, serta aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha kecil melalui program kemitraan.

Pengembangan Usaha BUMN merupakan upaya pengelolaan BUMN melalui pengembangan dan diversifikasi usaha, restrukturisasi dan revitalisasi, serta peningkatan sinergi antar BUMN, guna meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN sehingga dapat memberian kontribusi penerimaan negara.

Pertumbuhan ekonomi nasional merupakan pertambahan pendapatan nasional agregatif atau pertumbuhan output dalam periode tertentu yang meningkat dari periode sebelumnya berdasarkan indikator antara lain : kenaikan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dari pengangguran, dan berkurangnya tingkat kemiskinan.

Indikator Kinerja Utama (IKU) : IKU.1. Jumlah BUMN Sektor Utilitas dan Industri Manufaktur yang Kontribusi Belanja Modalnya (Capital Expenditure - Capex) Mampu Mendukung Tercapainya Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Deskripsi IKU : Definisi

Belanja modal (capex) BUMN merupakan pengeluaran-pengeluaran BUMN untuk pembayaran perolehan aset tetap dan/atau aset lainya atau menambah nilai aset tetap dan/atau aset lainya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akutansi dan melebihi batas biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aset tetap, meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat aset tetap.

BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur yang dihitung belanja modalnya adalah 7 (tujuh) BUMN yang sudah tercatat di pasar modal (go public) seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. serta 2 (dua) BUMN strategis yang belum/tidak tercatat di pasar modal yaitu PT PLN (Persero) dan PT Hutama Karya (Persero).

Formula

Pencatatan belanja modal (capex) didapat dari laporan keuangan triwulan dan/atau tahunan BUMN pada saat terjadi transaksi pembelian aset tetap yang baru (misal: pembelian kendaraan), membangun sendiri aset yang sudah ada (misal: gedung), penggantian aset tetap (misal: komputer), dan perbaikan besar (misal: perbaikan gudang).

Tujuan

Tujuan pengukuran IKU belanja modal BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur.adalah sebagai indikator perusahaan dalam meningkatkan kapasitas atau perluasan bisnis di masa datang serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Kontribusi belanja modal dari BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur yang tinggi akan berdampak pada multiplier effefct dalam menggerakkan banyak sektor ekonomi yang pada akhirnya akan mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi nasional

Satuan Pengukuran Jumlah BUMN

Unit/Pihak Penyedia Data BUMN, Bursa Efek Indonesia, Kementerian BUMN

Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala Bidang BUMN, Riset dan Inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur terkait

Sumber Data : Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Laporan Keuangan Triwulan/Tahunan BUMN, Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Bahan Rakor

Tingkat Kendali IKU (.…) High ( X ) Moderate (….) Low

Tingkat Validitas IKU (….) Exact ( X ) Proxy (….) Activity

Jenis Konsolidasi Periode ( X ) Sum (….) Average (….) Take Last Known Value Jenis Cascading IKU (….) Cascading Peta ( X ) Cascading Non Peta (….) Non-Cascading

Metode Cascading (….) Direct ( X ) Indirect

(5)

Periode Pelaporan : (….) Bulanan (…. ) Triwulanan (....) Semesteran ( X ) Tahunan

Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target

TAHUNAN #N/A #N/A #N/A #N/A 9 BUMN

s.d. Triwulan I #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan II #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan III #N/A #N/A #N/A #N/A -

(6)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA

Asisten Deputi Utilitas dan Industri Manufaktur KODE IKU: S.2

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Perspektif : ( X) Stakeholder ( …) Customer (…) Internal Business Process ( .. ) Learning & Growth Sasaran Strategis : SS.1. Terwujudnya Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Utilitas dan Industri

Manufaktur yang Mampu Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Deskripsi Sasaran Strategis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU No. 19 tahun 2003). BUMN mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi penerimaan negara baik dalam bentuk dividen, pajak, PNBP, maupun peran ekonomi lainnya. Dalam menjalankan usahanya selain mencari keuntungan, BUMN juga menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat, menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan umum, perintisan kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan swasta, serta aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha kecil melalui program kemitraan.

Pengembangan Usaha BUMN merupakan upaya pengelolaan BUMN melalui pengembangan dan diversifikasi usaha, restrukturisasi dan revitalisasi, serta peningkatan sinergi antar BUMN, guna meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN sehingga dapat memberian kontribusi penerimaan negara.

Pertumbuhan ekonomi nasional merupakan pertambahan pendapatan nasional agregatif atau pertumbuhan output dalam periode tertentu yang meningkat dari periode sebelumnya berdasarkan indikator antara lain : kenaikan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita, jumlah tenaga kerja yang lebih besar dari pengangguran, dan berkurangnya tingkat kemiskinan.

Indikator Kinerja Utama (IKU) : IKU.2. Jumlah BUMN Sektor Utilitas dan Industri Manufaktur yang Profitabilitasnya Mampu Mendukung Tercapainya Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Deskripsi IKU : Definisi

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total aktiva maupun modal tertentu. Berbagai jenis rasio profitabilitas dipakai untuk mengetahui besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan. Salah satu aspek yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah laba bersih perusahaan setelah pajak (Earning After Tax, EAT). Laba bersih setelah pajak merupakan penghasilan bersih yang diperoleh BUMN baik dari usaha pokok (net operating income) ataupun di luar usaha pokok (non operating income) selama satu periode setelah dikurangi pajak penghasilan.

BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur yang dihitung profitabilitasnya adalah 7 (tujuh) BUMN yang sudah tercatat di pasar modal (go public) seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. serta 2 (dua) BUMN strategis yang belum/tidak tercatat di pasar modal yaitu PT PLN (Persero) dan PT Hutama Karya (Persero).

Formula

Pencatatan laba bersih (EAT) didapat dari penjualan bersih dikurangi biaya dan pajak. Dalam Laporan Keuangan BUMN triwulan dan Tahunan, pencatatan laba bersih (EAT) ini dapat dilihat dari laba bersih setelah pajak pada laporan laba rugi BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur.

Tujuan

Tujuan pengukuran IKU profitabilitas BUMN sektor utilitas dan industri manufaktur.adalah sebagai indikator kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Laba bersih BUMN menjadi dasar dalam pembagian dividen, termasuk bagian pemerintah sebagai pemegang saham yang berkontribusi sebagai pendapatan negara untuk membiayai pembangunan. Selain itu, semakin meningkat laba BUMN, secara tidak langsung menginformasikan semakin baik dan berkembangnya suatu BUMN sehingga akan memberikan multiplier effefct dalam menggerakkan banyak sektor ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Satuan Pengukuran Jumlah BUMN

Unit/Pihak Penyedia Data BUMN, Bursa Efek Indonesia, Kementerian BUMN

Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala Bidang BUMN, Riset dan Inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur terkait

Sumber Data : Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Laporan Keuangan Triwulan/Tahunan BUMN, Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Bahan Rakor

Tingkat Kendali IKU (….) High ( X ) Moderate (….) Low

Tingkat Validitas IKU (….) Exact ( X ) Proxy (….) Activity

Jenis Konsolidasi Periode ( X ) Sum (…) Average (….) Take Last Known Value Jenis Cascading IKU (….) Cascading Peta ( X ) Cascading Non Peta (….) Non-Cascading

(7)

Metode Cascading (….) Direct ( X ) Indirect

Polarisasi IKU : ( X ) Maximize (....) Minimize (….) Stabilize

Periode Pelaporan : (....) Bulanan (….) Triwulanan (....) Semesteran ( X ) Tahunan

Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target

TAHUNAN #N/A #N/A #N/A #N/A 9 BUMN

s.d. Triwulan I #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan II #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan III #N/A #N/A #N/A #N/A -

(8)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA

Asisten Deputi Utilitas dan Industri Manufaktur KODE IKU: S.3

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Perspektif : ( X ) Stakeholder ( …) Customer (…) Internal Business

Process ( .. ) Learning & Growth

Sasaran Strategis : SS.2.Meningkatnya Daya Saing Produk dari Riset dan Inovasi dalam Negeri

Deskripsi Sasaran Strategis Daya saing produk merupakan keunggulan yang melekat pada suatu produk yang meliputi berbagai aspek seperti: mutu produk yang lebih baik, harga jual yang lebih rendah, desain yang lebih menarik, atau pelayanan purna jual yang lebih terjamin. Melalui pemanfaatan hasil riset dan inovasi, baik dengan cara membeli teknologi atau melakukan riset dan inovasi dalam perusahaan sendiri, akan terjadi perbaikan-perbaikan dalam proses produksi sehingga dihasilkan produk yang memiliki daya saing yang lebih tinggi berupa peningkatan kualitas produk, peningkatan desain produk, atau peningkatan efisiensi produksi. Dengan meningkanya efisiensi produksi berarti produk tersebut dapat diproduksi dengan biaya yang lebih murah sehingga produk tersebut memiliki daya saing dari segi harga jualnya.

Indikator Kinerja Utama (IKU) : IKU.3. Jumlah Produk Inovasi Sektor Utilitas dan Industri Manufaktur yang Dimanfaatkan Industri / Badan Usaha

Deskripsi IKU : Definisi

Inovasi merupakan hasil pemikiran, penelitian, pengembangan, pengkajian atau penerapan yang mengandung unsur kebaruan dan telah diterapkan serta memberikan kemanfaatan ekonomi dan sosial (UU 11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Produk inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur adalah produk hasil penelitian dan pengembangan sektor utilitas dan industri manufaktur yang telah diproduksi dan dimanfaatkan pengguna.

Produk inovasi merupakan proses dari penggunaan teknologi baru ke dalam suatu produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah. Produk inovasi yang dimanfaatkan industri/badan usaha merupakan produk hasil inovasi lembaga pemerintah maupun swasta dan telah dimanfaatkan dalam proses produksi oleh industri atau badan usaha.

Jumlah produk inovasi yang dimanfaatkan indutri/badan usaha adalah banyaknya produk hasil inovasi yang telah diproduksi dan digunakan oleh industri atau badan usaha.

Formula

Menghitung jumlah produk inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur yang digunakan oleh perusahaan atau badan usaha.

Tujuan

Inovasi produk merupakan strategi penting dalam merespon persaingan yang semakin kompetitif. Usaha meningkatkan daya saing melalui inovasi akan membuat perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dari pesaing dan dapat dijual dengan harga yang lebih kompetitif. Pengembangan inovasi oleh berbagai lembaga serta kesiapan industri/badan usaha dalam mengadopsi teknologi baru hasil inovasi menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Satuan Pengukuran Produk

Unit/Pihak Penyedia Data Deputi Penguatan Inovasi BRIN, LIPI, BPPT, Kawasan Sains dan Teknologi

Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala Bidang BUMN, Riset dan Inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur terkait

Sumber Data : Laporan Tahunan BRIN, Hasil Rapat Koordinasi

Tingkat Kendali IKU (….) High (….) Moderate ( X ) Low

Tingkat Validitas IKU (….) Exact ( X ) Proxy (….) Activity

Jenis Konsolidasi Periode ( X ) Sum (….) Average ( X ) Take Last Known Value Jenis Cascading IKU (….) Cascading Peta ( X ) Cascading Non Peta (….) Non-Cascading

Metode Cascading ( X ) Direct (….) Indirect

Polarisasi IKU : ( X ) Maximize (....) Minimize (....) Stabilize

(9)

Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target

TAHUNAN #N/A #N/A #N/A #N/A 3 Produk

s.d. Triwulan I #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan II #N/A #N/A #N/A #N/A -

s.d. Triwulan III #N/A #N/A #N/A #N/A -

(10)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA

Periode Pelaporan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020

Target Realisasi Target Realisasi Target

TAHUNAN #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

s.d. Triwulan I #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

s.d. Triwulan II #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

s.d. Triwulan III #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

s.d. Triwulan IV #N/A #N/A #N/A #N/A 100%

Asisten Deputi Utilitas dan Industri Manufaktur KODE IKU: IB.1

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Perspektif : ( …. ) Stakeholder (.…) Customer (X) Internal Business Process (....) Learning & Growth Sasaran Strategis : SS.3. Terwujudnya Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Utilitas

dan Industri Manufaktur yang berkualitas

Deskripsi Sasaran Strategis Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur yang berkualitas adalah kebijakan yang memenuhi proses tahapan perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan yang mempertimbangkan aspek-aspek yang tekait dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, serta substansinya memenuhi sasaran monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan usaha BUMN, riset, dan inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur.

Indikator Kinerja Utama (IKU) : IKU.4. Persentase Rekomendasi Kebijakan Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Sektor Utilitas dan Industri Manufaktur yang Diterima Deputi

Deskripsi IKU : Definisi

Kebijakan bidang pengembangan usaha BUMN, riset dan inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur yang diterima deputi adalah rancangan atau usulan rekomendasi suatu kebijakan yang diajukan oleh Asisten Deputi Utilitas dan Industri Manufaktur kepada Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi dalam bentuk nota dinas, laporan, atau bahan rapat yang digunakan oleh Deputi sebagai bahan pertimbangan dalam menindaklanjuti dan/atau memutuskan suatu kebijakan.

Formula

Perbandingan antara jumlah rekomendasi kebijakan bidang pengembangan usaha BUMN, riset dan inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur yang diajukan asisten deputi kepada deputi dengan jumlah rekomendasi yang dijadikan pertimbangan oleh deputi dalam menindaklanjuti dan memutuskan suatu kebijakan.

Tujuan

Persentase rekomendasi kebijakan bidang pengembangan usaha BUMN, riset dan inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur yang diterima deputi merupakan indikator efektivitas kinerja asisten deputi dalam melakukan koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan, penetapan dan pelaksanaan pengendalian kebijakan bidang pengembangan usaha, riset dan inovasi di sektor utilitas dan industri manufaktur.

Satuan Pengukuran Persentase

Unit/Pihak Penyedia Data Kepala Bidang BUMN, Riset dan Inovasi sektor utilitas dan industri manufaktur terkait

Pejabat Penanggung Jawab Data Kepala Subbidang BUMN, Riset dan Invasi sektor utilitas dan industri manufaktur terkait

Sumber Data : Bahan Rapat Koordinasi, Nota Dinas

Tingkat Kendali IKU (….) High ( X ) Moderate (….) Low

Tingkat Validitas IKU (….) Exact ( X ) Proxy (….) Activity

Jenis Konsolidasi Periode (….) Sum (….) Average ( X ) Take Last Known Value Jenis Cascading IKU (….) Cascading Peta (….) Cascading Non Peta ( X ) Non-Cascading

Metode Cascading (….) Direct ( X ) Indirect

Polarisasi IKU : ( X ) Maximize (....) Minimize (....) Stabilize

Referensi

Dokumen terkait

Bidang Jejaring Inovasi Produk Sumber Daya Alam Maritim Asisten Deputi Jejaring Inovasi Maritim Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sedangkan item observasi siswa yang belum terlaksana antara lain: siswa tidak dalam kondisi siap untuk mengikuti pelajaran; siswa tidak aktif berpartisipasi dalam diskusi

Kepengurusan pelaksanaan Solo Kota Eko-budaya ditingkat wilayah terdiri dari Camat sebagai koordinator wilayah kecamatan dan lurah sebagai koordinator di tingkat Kelurahan,

Rekomendasi Kebijakan di Bidang Harmonisasi Ekosistem Ketenagakerjaan yang Diterima Deputi adalah Rekomendasi mengenai suatu kebijakan yang diajukan oleh Asisten Deputi

Persentase Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri yang diterima Deputi adalah persentase usulan rekomendasi kebijakan berupa nota dinas dalam bidang industri

Dalam agama Islam, pendidikan seks tidak dapat dipisahkan dari agama dan bahkan harus sepenuhnya dibangun di atas landasan agama, Dengan mengajarkan pendidikan

2 Guru memonitor anak didik dan kemajuan proyek dalam bermain “Colourful Rice Rainbow” melakukan pewarnaan beras dengan alat dan bahan (1 sendok makan beras, cuka, 3-5 tetes

Tujuan penelitian ini memperoleh dan menganalisis data hujan, topografi, dan tata guna lahan untuk perencanaan sistem drainase zero runoff berupa debit puncak