• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Statistik Inferensial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengantar Statistik Inferensial"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar Statistik Inferensial

Pengantar Statistik Inferensial

Pada awal tahun 1980 dan berlanjut sampai abad 21, industri di Amerika Pada awal tahun 1980 dan berlanjut sampai abad 21, industri di Amerika menekankan tentangperbaik

menekankan tentangperbaikan kualitas. Hal tersebut diilhami an kualitas. Hal tersebut diilhami oleh kemajuan industrioleh kemajuan industri  Jepang ang sangat pesa

 Jepang ang sangat pesat pada pertengahan abad 20. !t pada pertengahan abad 20. !eberhasilan industri di Jepaeberhasilan industri di Jepangng didasarkan pada penggunanan metode statistik danpola piker statistik pada personil didasarkan pada penggunanan metode statistik danpola piker statistik pada personil manajemen perusahaan.

manajemen perusahaan.

Penggunaan metode statistik bukanlah hal ang baru dalam industri, khususna dalam Penggunaan metode statistik bukanlah hal ang baru dalam industri, khususna dalam kaitanna dengan pengumpulan in"ormasi#data atau data

kaitanna dengan pengumpulan in"ormasi#data atau data sainti$k.sainti$k. Te

Terdapat rdapat perbedaan perbedaan mendasar mendasar antara antara pengumpulan pengumpulan informasi informasi saintifsaintifik ik dengan dengan statististatistikk

inferensial. Statistik inferensial digunakan dalam proses mengambil keputusan dalam menghadapi inferensial. Statistik inferensial digunakan dalam proses mengambil keputusan dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan. Contoh ketidakpastian adalah kuat tekan beton dalam suatu pengujian ketidakpastian dan perubahan. Contoh ketidakpastian adalah kuat tekan beton dalam suatu pengujian tidak sama, walaupun dibuat dengan material yang sama. Dengan adanya kenyataan tersebut, maka tidak sama, walaupun dibuat dengan material yang sama. Dengan adanya kenyataan tersebut, maka metode statitsik digunakan untuk menganalisis data dari suatu proses

metode statitsik digunakan untuk menganalisis data dari suatu proses

pembuatan beton tersebut sehingga diperoleh kualitas ang lebih baik. %tatistik pembuatan beton tersebut sehingga diperoleh kualitas ang lebih baik. %tatistik in"erensial telah menghasilkan banak metode analitis ang

in"erensial telah menghasilkan banak metode analitis ang digunakan untukdigunakan untuk menganalisis data. &engan perkataan lain statistik i

menganalisis data. &engan perkataan lain statistik in"erensial tidak hana mengumpulann"erensial tidak hana mengumpulan data, tetapi juga mengambil kesimpulan dari suatu sistem sainti$k. 'n"ormasi

data, tetapi juga mengambil kesimpulan dari suatu sistem sainti$k. 'n"ormasi

dikumpulkan dari suatu sampel atau kumpulan dari suatu pengamatan (obser)asi*. dikumpulkan dari suatu sampel atau kumpulan dari suatu pengamatan (obser)asi*. %edangkan sampel diambil dari populasi ang

%edangkan sampel diambil dari populasi ang merupakan kumpulan (himpunan* angmerupakan kumpulan (himpunan* ang mewakili semua pengukuran.

mewakili semua pengukuran. A.

A. %+A+'%+'! '-/%'A%+A+'%+'! '-/%'A

%tatistik in"erensial adalah bidang ilmu statistik ang lanjutan dari statistik %tatistik in"erensial adalah bidang ilmu statistik ang lanjutan dari statistik deskripti" ang hasilna akan

deskripti" ang hasilna akan digeneralisasikan atau adana kesimpulan atas penelitian.digeneralisasikan atau adana kesimpulan atas penelitian. %tatistika

%tatistika 'n"erensial 'n"erensial merupakan merupakan statistik statistik ang ang digunakan digunakan untukuntuk menganalisis

menganalisis data data sampel, sampel, dan dan hasilna hasilna akan akan digeneralisasikan digeneralisasikan (diin"erensik(diin"erensikan*an* untuk

untuk populasi populasi dimana dimana sampel sampel diambil. diambil. ++erdapat erdapat dua dua maam maam %tatistik %tatistik 'n"erensial'n"erensial aitu

aitu %atitistik P%atitistik Parametris dan onparametarametris dan onparametris. %tatistik Pris. %tatistik Parametris terutama digunakarametris terutama digunakanan untuk

untuk menganalisis menganalisis data data inter)al inter)al atau atau rasio, rasio, ang ang diambil diambil dari dari populasi populasi angang berdistribusi norm

berdistribusi normal. %edangkan %taal. %edangkan %tatistik onparametris tistik onparametris terutama digunakan terutama digunakan untukuntuk menganalisis

menganalisis data data nominal, nominal, dan dan ordinal ordinal dari dari populasi populasi ang ang bebas bebas terdistribusi, terdistribusi, jadijadi tidak harus normal. &alam hal ini teknik

tidak harus normal. &alam hal ini teknik korekorelasi dan regresi dapat berperan sebagailasi dan regresi dapat berperan sebagai %tatistik 'n"erensial.

%tatistik 'n"erensial. .

. H'P3+%'%H'P3+%'% 1.

1. Pengertian HipotesisPengertian Hipotesis 4enurut %umadi

4enurut %umadi %urabrata dalam b%urabrata dalam bukuna 54etodologi Penelitianukuna 54etodologi Penelitian6, de$nisi6, de$nisi hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, ang

hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, ang kebenarannakebenaranna masih harus di uji

masih harus di uji seara empiris. &alam penelitian ang disajikan, hipotesis merupakanseara empiris. &alam penelitian ang disajikan, hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan7k

rangkuman dari kesimpulan7kesimpulan teoritis ang diperoleh dari esimpulan teoritis ang diperoleh dari penelaahanpenelaahan kepustak

kepustakaan. Hipotesis merupakan aan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian jawaban terhadap masalah penelitian ang searaang seara teoritis dianggap paling mungkin dan

(2)

%eara teknis, hipotesis dapat dide$nisikan sebagai pernataan mengenai keadaan populasi ang akan diuji kebenaranna berdasarkan data ang di peroleh dari sample penelitian.

%eara statistik, hipotesis merupakan pernataan mengenai keadaan parameter ang akan diuji melalui statistik sampel.

%eara implisit, hipotesis itu juga menatakan prediksi. 4isalna, hipotesis ang menatakan bahwa ada hubungan ang positi" dan sistematis antara nilai ujian masuk dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa mahasiswa7mahasiswa ang

mempinai nilai ujian masuk tinggi juga akan mempunai indeks prestasi belajar tinggi hipotesis ang menatakan bahwa metode diskusi lebih baik daripada metode eramah seara impliit mengandung prediksi bahwa kelas7kelas ang diajar terutama dengan metode diskusi akan lebih baik hasil belajarna dari pada kelas7kelas ang diajar terutama dengan metode eramah dan sebagaina.

Pengertian hipotesis menurut Arikunto (199: ;1*, hipotesis adalah alternati" dugaan jawaban ang dibuat oleh peneliti bagi problematika ang diajukan dalam penelitianna. &ugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran ang si"atna sementara, ang akan diuji kebenaranna dengan data ang dikumpulkan melalui penelitian.+ujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam

penelitianna,perhatian peneliti tersebut ter"okus hana pada in"ormasi atau data ang diperlukan bagi pengujian hipotesis. Hipotesis merupakan kuni keberhasilan suatu eksperimen. Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. &engan adana hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis.

Pada umumna hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernataan ang

menguraikan hubungan sebab7akibat antara )ariabel bebas dan tak bebas gejala ang diteliti. Hipotesis mempunai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan

penelitian, dan memandu ke arah penelesaianna seara lebih e$sien. Hipotesis ang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data ang tidak rele)an. +idak semua penelitian memerlukan hipotesis. Hipotesis menghubungkan dua "aktor. %ebagai ontoh, pada penelitian jamur di atas, dua "aktor ang berhubungan adalah adalah lampu dan pertumbuhan jamur. Hipotesis ang mungkin munul untuk menjawab pertanaan di atas adalah : saa peraa bahwa jamur tidak memerlukan ahaa untuk berkembang biak.

4enurut %uparmoko, hipotesis adalah pernataan tentatip ang berhubungan dengan permasalahan sehingga berguna dalam menari atau medaptkan alat

pemeahan.

<ontoh: 5jika pro)insi &'= dapat meningkatkan produksi daging sapi dengan 1> dan mengurangi biaa produksi dengan 10>, maka kebutuhan daging &'= akan terpenuhi.6  Jadi, hipotesis menunjukkan arah bagi pengumpulan data dimana ia ber"ungsi sebagai

penghubung ang penting antara permasalahan dan pengumpulan data serta tahap7 tahap analisis dari suatu penelitian.

&alam buku %upranto ang dikutip dari ?ebster@s ew ?orld ditionar,

5hpothesis is an unpro)ed theor, proposition, supposition, et. tentati)el aepted to eplain ertain "ats or to pro)ide a basis "or in)estigation, arguments, et.6 hipotesis ialah suatu proposisi, kondisi atau prinsip ang untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi ang logis dan

(3)

dengan ara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenaranna dengan menggunakan data empiris hasil penelitian.

2. !egunaan hipotesis

4enurut 4oh. aBir (1988:18C*, kegunaan hipotesa adalah sebagai berikut: a . 4emberikan batasan serta memperkeil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.

b. 4ensiagakan peneliti kepada kondisi "akta dan hubungan antar "akta, ang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

. %ebagai alat ang sederhana dalam mem"okuskan "akta ang tererai7berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan meneluruh.

d. %ebagai panduan dalam pengujian serta penesuaian dengan "akta dan antar "akta.

 +inggi rendahna kegunaan hipotesa tergantung dari: a. pengamatan ang tajam si peneliti.

b. 'majinasi serta pemikiran kreati" dari si peneliti. . !erangka analisa ang digunakan oleh si peneliti.

d. 4etode serta desain penelitian ang dipilih oleh peneliti.

4enurut erbin (200;:2D*, hipotesis itu ber"ungsi sebagai jawaban sementara atas permasalahan penelitian. %ebagai jawaban, hipotesis dirumuskan dalam kalimat pertanaan. &isebut sebagai jawaban sementara karena kebenaranna masih harus di)eri$kasi seara empiris, harus diuji seara empiris, aitu dengan pengumpulan data empiris mengenai tiap )ariabel ang terakup pada permasalahan maupun hipotesis penelitian.

4enurut Andieir (2008* ,adapun "ungsi7"ungsi hipotesis, aitu: membimbing pikiran peneliti dalam memulai penelitian, menentukan tahapan atau prosedur penelitian, membantu menetapkan "ormat dalam menajikan, menganalisis dan mena"sirkan data dalam tesis.

Hipotesis mengkonkritkan dan memperjelas masalah ang diselediki, karena dalam hipotesis seara tidak langsung ditetapkan lingkup persoalan dan jawabanna. Pada giliranna hipotesis memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, sehingga terhindarkan adana penelitian ang tak bertujuan. &engan hipotesis ang dirumuskan seara baik, proses penelitian lebih terjamin akan berlangsung seara teratur, logis dan sistematis menuju pada tujuan akhir penelitian. %elain dari itu hipotesis, memberikan  jalan ang epat dan e$sien ke arah penelesaian masalah. +anpa hipotesis,

pengumpulan data dan in"ormasi akan dilakukan seara membabi7buta. Hipotesis memberikan batasan data ang diperlukan atau sesuai dengan kebutuhan penelitian.

C. <iri7<iri dan !riteria Hipotesis

4enurut 4. %uparmoko (1991:1E* <iri7iri hipotesis sebagai berikut:

a. Hipotesis sebaikna dinatakan dalam bentuk 5jikaFmakaF6 , dan dinatakan

sedemikian rupa sehingga implikasi dan hubunganna terhadap permasalahan dapat diperlihatkan seara logis.

(4)

b. Hipotesis harus dinatakan sesederhana mungkin baik dalam arti rumusan teori maupun implikasina maupun jumlah )ariabel ang dilibatkan.

. Hipotesis harus dapat diuji kebenaranna dan dapat ditolak dalam batas7batas dana, tenaga dan waktu ang ada.

d. Hipotesis harus dinatakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengarahan bagi penelitian ang bersangkutan. Hipotesis bila dirumuskan dengan baik, akan

menarankan pengumpulan data, dan teknis analisis ang tepat bagi pengujian ang akan dipakai dalam proses penelitian. Jadi suatu hipotesis dapat dianggap sebagai suatu renana pelaksanaan penelitian.

e. %eara keseluruhan, hipotesis harus pantas dan e$sien dalam menarankan pemeahan masalah penelitian. Hipotesis harus memberikan hasil dengan derajat keperaaan ang dapat diterimana, tetapi menggunakan sumber daa ang seminimal mungkin.

E.  Jenis7Jenis Hipotesis

4enurut %umardi %urabrata dalam bukuna 54etodologi Penelitian6(1990:;*, iri7iri hipotesis dapat dibedakan menurut isi dan rumusanna antara lain:

a. Hipotesis tentang hubungan, aitu hipotesis ang menatakan tentang saling7hubungan antara dua )ariabel atau lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional.

b. Hipotesis tentang perbedaan, aitu hipotesis ang menatakan perbedaan dalam )ariabe tertentu pada kelompok ang berbeda7beda. Hipotesis tentang perbedaan itu mendasari berbagai penelitian komparati".

!onsep penting lain mengenai hipotesis adalah hipo7Ho adalah hipotesis ang menatakan tidak adana saling hubungan antara 2 )ariabel atau lebih, atau hipotesis ang menatakan tidak adana perbedaan antara kelompok ang satu dan lainna. &idalam analisis statistik, uji statistik biasana mempunai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol itu. Hipotesis lain ang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternati". Hipotesis alternati" (HA* menatakan adana saling7hubungan antara dua )ariable atau lebih, atau menatakan adana perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok7kelompok ang berbeda. Pada umumna, kesimpulan uji statisti berupa penerimaan hipotesis alternati" sebagai hal ang benar.

Pada dasarna, kedua jenis perumusan itu dapat dilakukan. amun, dalam kenataana kebanakan penelitian ilmiah merumuskan hipotesis penelitianna dalam bentuk hipotesis alternati". Hal ang demikian itu terjadi terutama dalam penelitian eksperimental, dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengetahui perbedaan gejala pada kelompok ang satu dan pada kelompok ang lain, sebagai akibat adana

perbedaan perlakuan. &alam penelitian bukan eksperimentalpun lebih banak

diketemukan hipotesis alternati" daripada hipotesis alternati" daripada hipotesis nol ang dirumuskan sebagai hipotesis penelitian. Hal ini disebabkan karena pada dasarna

penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan adana saling7hubungan atau adana perbedaan, dan bukan sebalikna.

%uatu hal ang sering dipersoalkan dalam hubungan dengan hipotesis ini ialah 5apakah setiap penelitian harus mempunai hipotesisG6 jawaban terhadap pertanaan ini dapat 5a6 atau 5tidak6. Jika penelitian itu adalah penelitian ilmiah seperti ang

modelna disajikan disini, jawabanna 5a6. &alam penelitian ilmiah komponen7 komponen utama ang menuntun langkah7langkah ang dilakukan adalah: masalah  hipotesis  data  hasil  analisis 7 kesimpulan.

(5)

!omponen7komponen itu dijalin seara serasi oleh teori tertentu, dan penelitianna dituntun seara tertib oleh metodologi tertentu.

Ada penelitian7penelitian ang komponenna tidak seperti ang tersebut diatas itu, dan karenana mungkin dilakukan tanpa hipotesis. Penelitian deskripti" misalna, tidak bertujuan memuji sesuatu hipotesis, melainkan bertujuan membuat deskripsi menganai hal ang diteliti. Penelitian eksplorati" biasana bersi"at deskripti". Pada umumna penelitian eksplorati" itu bertujuan untuk mendapatkan data dasar, ang diperlukan sebagai pangkalan untuk penelitian lebih lanjut ataupun sebagai dasar untuk mebuat suatu keputusan.

4enurut 4oh. aBir (1988:18*, hipotesis dapat dibagi sebagai berikut: a. Hipotesis tentang perbedaan dengan hubungan.

Hipotesis tentang hubungan adalah pernataan rekaan ang menatakan tentang saling hubungan antara dua )ariabel atau lebih, sebalikna hipotesa ang menatakan

perbedaan menatakan adana ketidaksamaan b. Hipotesis kerja dengan hipotesa nol.

 Hipotesis nol mula7mula diperkenalkan oleh bapak statisti -isher, ang di"ommulasikan untuk ditolak sesudah pengujian. %elalu ada implikasi 5tidak ada beda6. Perumusanna bias dalam bentuk: 5+idak ada beda antara F dengan F 5 Hipotesis nul dapat juga ditulis dalam bentuk 5F tidak mem F6.

 &engan menolak hipotesa nul, maka kita menerima hipotesis pasangan, ang disebut hipotesis alternati".

 Hipotesis nol biasana digunakan dalam penelitian eksperimental.

Hipotesis kerja mempunai rumusan dengan implikasi alternati" di dalamna.

Hipotesis kerja biasana dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut: 5Andaikan F , maka F 5.

Hipotesis kerja biasana diuji untuk diterima, dan biasana dirumusakan oleh peneliti7 peneliti ilmu sosial dalam desain ang noneksperimental.

. Hipotesis ommon sense dengan ideal.

Hipotesis aap kali menatakan terkaan tentang dalil dan pemikiran bersahaja dan ommon sense ( akal sehat*. Hipotesis ini biasana menatakan hubungan

keseragaman kegiatan terapan. <ontohna: hipotesis sederhana tentang produksi dan status pemilikan tanah, hipotesa mengenai hubungan tenaga kerja dan luas garapan, hubungan antara dosis pemupukan dengan daa tahan terhadap insekta, hubungan antara kegiatan7kegiatan dalam industri, dan sebagaina.

%ebalikna, hipotesis ang menatakan hubungan ang kompleks dinamakan hipotesis jenis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adana hubungan logis antara keseragaman7keseragaman pengalaman empiris. Hipotesis ideal adalah peningkatan dari hipotesa analitis. <ontoh: kita mempunai suatu hipotesa ideal tentang keseragaman empiris dan hubungan antara daerah, jenis tanah, luas garapan, jenis pupuk, dan sebagaina. 4isalna tentang hubungan jenis tanaman A dengan jenis tanah AI dan hubungan jenis tanaman  dengan jenis tanah I. jika kita perini hubungan ideal di atas, misalna dengan menari hubungan antara )arietas tanaman A saja, maka kita mem"ormulasikan hipotesa analitis.

 +erdapat tiga jenis hipotesis ang penting menurut %ulaiman 4asri (tutor.om* aitu hipotesis penelidikan, hipotesis nol, dan hipotesis statistik.

(6)

penelidikanna. Hipotesis nol juga merupakan pernataan kenataan sesuatu perkara tetapi pernataan ang menolak atau menangkal apa ang ditunjukkan oleh hipotesis penelidikan. Hipotesis statistik pula adakah pernataan tentang populasi statistik ang berdasarkan maklumat daripada data ang diamati dan diusahakan oleh seseorang untuk diguna pakai atau disangkal.

&alam ruang lingkup proposal penelidikan, hipotesis3H  dipandang sebagai kenataan spesi$k daripada teori dalam bentuk ang boleh diuji. +iada had dalam jumlah hipotesis ang boleh ditarik daripada skema teporetis dan dijadikan sasaran ujian

pengujian empirisis. amun begitu, biasana jumlah hipotesis pada pengujian emperis, maka beberapa atau kesemua sasaran projek penelidikan diapai sebahagian atau semuana.

4enurut &r.%uharsimi Arikunto dalam bukuna 4anajemen Penelitian

(%uharsimi,199:D0*, ditinjau dari operasina, rumusan untuk ketiga jenis hipotesis tersebut dikenal dua jenis rumusan aitu:

a. Hipotesis nol, akni hipotesis ang menatakan ketidakadana hubungan antara )ariabel. &alam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan 6Ho6

&alam ontoh7ontoh di atas ketiga rumusan hipotesis nol dimaksud adalah: €€€€€€€€€ •  +idak ada hubungan antara nilai matematika dengan nilai 'PA

€€€€ € • +idak ada hubungan sebab7akibat timbal balik antara tingkat kekaaan dengan kelanara berusaha.

. +idak ada saling pengaruh antara tingkat kekaaan dengan keberhasilan berusaha.

€€€€€€ •  +idak ada hubungan sebab7akibat antara banakna makan dengan tingkat kekenangan. +idak adana pengaruh banakna makan terhadap tingkat kekenangan. anakna makanan tidak berpengaruh terhadap tingkat kekenangan.

b. Hipotesis alternati" atau hipotesis kerja, akni hipotesis ang menatakan adana hubungan antar )ariabel. &alam notasi, hipotesis ini dituliskan dengan 6Ha6. ntuk hipotesis alternati" dapat dibedakan menjadi dua maam aitu hipotesis terarah (diretion hpothesis* dan hipotesis tidak terarah (non diretional hpothesis*.

<ontoh7ontoh berikut disesuaikan dengan ketiga jenis hubungan ang telah disebutkan.

a* ntuk hubungan dua )ariabel sejajar tidak dapat dirumuskan hipotesis terarah. Ha tidak terarah (non diretional* :

Ada hubungan antara nilai matematika dengan nilai 'PA. Ha terarah (diretional* :

 +ingkat kekaaan berpengaruh terhaap kelanaran usaha. !elanaran berusaha berpengaruh terhadap tingkat kekaaan. Ha tidak terarah (non diretional* :

Ada pengaruh tingkat kekaaan terhadap keberhasilan berusaha. Ada pengaruh keberhasilan berusaha terhadap tingkat kekaaan. Ha terarah (diretional* :

anakna makan berpengaruh terhadap tingkat kekenangan , atau anakna makan mempengaruhi tingkat kekenangan.

(7)

Ada pengaruh banakna makan terhadap tingkat kekenangan.

Perbedaan antara hipotesis terarah (diretional* dengan hipotesis tidak terarah (non diretional* adalah dalam hipotesis terarah peneliti sudah berani dengan tegas menatakan bahwa )ariabel bebas memang berpengaruh terhadap )ariabel tergantung. &alam hipotesis tidak terarah, peneliti merasakan adana pengaruh, tetapi belum berani seara tegas menatakan pengaruh tersebut. 'a baru berani menatakan bahwa ada pengaruh.

Hipotesis ang dirumuskan berdasarkan hasil pendekatan terhadap permasalahan dinamakan hipotesis substanti" atau hipotesis penelitian. Hipotesis itu (dapat dikatakan selalu* dalam bentuk kalimat pernataan ang positi" dan biasana diawali dengan kata @ada@. %emua ontoh hipotesis berdasarkan tipena ang dikemukakan di atas termasuk hipotesis substanti". awan dari hipotesis ini adalah hipotesis nihil (nol* atau disebut juga sebagai hipotesis statistik. Hipotesis nol ini selalu merupakan kebalikan dari hipotesis substanti". Jadi, bila pada hipotesis substanti"na dinatakan:

Ada hubungan atau perbedaan ...., maka hipotesis nolna adalah tidak ada hubungan atau tidak ada perbedaan ...,

A lebih besar daripada atau sama dengan , maka hipotesis nolna adalah A lebih keil daripada .

Hipotesis substanti" disebut juga sebagai hipotesis alternati", akni sebagai alternati" atas hipotesis nihil (statistik*. Hipotesis alternati" dibedakan lagi menjadi hipotesis alternati" tidak terarah (tidak memiliki arah* dan hipotesis alternati" terarah. <ontoh hipotesis alternati" tidak terarah:

Ada hubungan antara )olume penjualan dan biaa i klan (tidak tersurat apakah hubungan kedua )ariabel itu tegolong positi" atau negati"*.

Ada perbedaan proporsi antara perempuan dan laki7laki ang membeli suatu produk (tidak tersurat apkah proporsi perempuan atau laki7laki ang lebih besar*.

Ada perbedaan nilai rata7rata sikap konsumen terhadap iklan antara sebelum dan setelah iklan suatu produk ditaangkan pada media audio )isual (tidak tersurat apakah nilai rata7rata sikap sebelum iklan atau setelah iklan ang lebih besar*.

Ada pengaruh pemberian kupon berhadiah terhadap )olume penjualan suatu produk (tidak tersurat apakah pengaruhna positi" atau negati"*.

<ontoh hipotesis alternati" tidak terarah:

a. Ada hubungan ang positi" antara )olume penjualan dan biaa iklan. b. Ada hubungan ang negati" antara )olume penjualan dan biaa iklan.

a. Proporsi perempuan ang membeli produk lebih besar daripada proporsi laki7laki.  b. Proporsi perempuan ang membeli suatu produk lebih keil daripada proporsi laki7 laki.

a. ilai rata7rata sikap konsumen terhadap iklan suatu produk lebih besar setelah iklan itu ditaangkan pada media audio )isual bila di bandingkan dengan sebelumna.

b. ilai rata7rata sikap konsumen terhadap iklan suatu produk lebih keil setelah iklan itu ditaangkan pada media audio )isual bila dibandingkan dengan sebelumna.

a. Ada pengaruh ang positi" dari pemberian kupon berhadiah terhadap )olume penjualan suatu produk.

(8)

b. Ada pengaruh ang negati" dari pemberian kupon berhadiah terhadap )olume penjualan suatu produk.

&ari ontoh7ontoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa arah kaitan

antar)ariabel pada hipotesis alternati" terarah dinatakan seara eksplisit, sedangkan pada hipotesis alternati" tidak terarah tidak demikian.

(erbin, 200;:2; * %elain lebih in"ormati", bila dibandingkan dengan hipotesis alternati" tidak terarah, hipotesis alternati" juga lebih menguntungkan dari segi teknik analisis statistik, khususna dalam pembuatan kesimpulan. Pada dasarna, teknik7teknik analisis statistik ang digunakan untuk menguji hipotesis dimaksudkan untuk menguji hipotesis nihil. Alternati" kesimpulan ang dapat dibuat dari pengujian hipotesis itu hana dua, aitu menolak atau tidak dapat menolak hipotesis nihil. ila hipotesis alternati"na ang merupakan lawan atau tandingan atas hipotesis nihil ang diuji tidak terarah dan bila hipotesis nihilna tidak dapat ditolak, maka peneliti akan menghadapi masalah. &alam hal ini, peneliti hana dapat menimpulkan adana kaitan antar)ariabel ang dirumuskan pada hipotesis alternati" itu tanpa mengetahui (tanpa3H

menimpulkan* arah kaitanna, walaupun dari hasil analisis statistikna dapat diketahui arahna. &alam hal hipotesis nihil ditolak dan hipotesis tandinganna adalah hipotesis alternati" terarah, maka peneliti dapat dengan mudah menimpulkan arah kaitanna. Hipotesis nihil hana dibuat pada bagian metode penelitian pada suatu proposal atau laporan penelitian. Alasanna adalah bahwa analisis data dikemukakan pada bagian metode penelitian dan hipotesis nihil dibuat sehubungan dengan analisis statistik ang digunakan. (erbin, 200;:28*

 Jenis7jenis hipotesis menurut winner statistik (2008*, aitu: • hipotesis 1 arah

hipotesis 2 arah.

Perbedaana terletak pada masalah apa ang mau diuji. Hipotesis 1 arah

digunakan untuk menguji suatu hal ang sudah jelas akan lebih besar atau lebih keil dari hipotesis awal. %edangkan Hipotesis 2 arah digunakan untuk menguji suatu hal (hipotesis awal* pada suatu titik tertentu, dimana kemungkinan hipotesis tandinganna bisa lebih besar maupun lebih keil dari titik tersebut.

<ontoh hipotesis 1 arah.

4isalna kita ingin menguji suatu kadar emisi kendaraan apakah menapai batas tertentu atau tidak. 4aka, ang menjadi perhatian kita adalah melebihi batas emisi ataukah tidak. ila kadar emisi lebih keil dari batas emisi dianggap masih menjadi hipotesis awal karena semakin keil semakin baik.

<ontoh hipotesis 2 arah.

4isalna kita ingin menguji kadar raun dalam tubuh manusia misalhna kreatinin dan ureum. 4aka kita konsen pada dua arah. Apabila kadar kreatinin dan ureum melebihi batas normal sangat berbahaa. sedangkan apabila lebih keil dari batas normal juga berbahaa. =ang bagus adalah kadarna pas dengan batas normal.

. %umber 4enggali Hipotesis

4enurut Koode dan Hatt (192:DE7D*, terdapat empat sumber untuk menggali hipotesis:

(9)

a. !ebudaaan dimana ilmu tersebut dibentuk.

b. 'lmu itu sendiri ang menghasilkan teori dan teori member arah kepada penelitian. . Analogi juga merupakan sumber hipotesa. Pengamatan terhadap jagad raa atau

pengamatan ang serupa pada ilmu lain, merupakan sumber hipotesa ang baik. <ontoh: mengamati respon berat hewan terhadap makanan, memberikan analogi tentang adana respon tanaman terhadap Bat hara.darina dapat dir umuskan hubungan antara

tumbuhan dengan Bat hara dalam tanah.

d. /eaksi indi)idu dan pengalaman. /eaksi indi)idu terhadap sesuatu, ataupun pengalaman7pengalaman sebagai suatu konsekuensi dari suatu "enomena dapat merupakan suatu sumber hipotesa. /eaksi tanaman terhadap pestisida, reaksi aam terhadap suntikan suatu obat dapat merupakan sumber hipotesa.

4enurut Koode dan Hatt (192: ;*, ada C penebab kesukaran dalam mem"ormulasikan hipotesa:

a.  +idak adana kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori ang terang.

b. !urang kemampuan untuk menggunakan kerangka teori ang ada.

. Kagal berkenalan dengan teknik7teknik penelitian ang ada untuk dapat merangkaikan kata7kata dalam membuat hipotesa seara benar.

D. 4erumuskan Hipotesis

4enurut 4oh aBir (1988:190*, ada beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis: a. Hipotesis harus dirumuskan seara jelas dan padat serta spesi$k.

b. Hipotesis sebaikna dinatakan dalam kalimat deklarati" atau pernataan.

. Hipotesis sebaikna menatakan hubungan antardua atau lebih )ariabel ang dapat diukur.

d. Hipotesis hendakna dapat diuji.

e. Hipotesis sebaikna mempunai kerangka teori.

;. 4enguji hipotesis

%eara umum hipotesis dapat diuji dengan dua ara:

a. &engan menookkan dengan "akta, maka diperlukan perobaan7perobaan untuk memperoleh data. &ata tersebut kemudian kita nilai untuk mengetahui apakah hipotesa tersebut ook dengan "akta tersebut atau tidak. <ara ini biasa dkerjakan dengan

menggunakan desain perobaan.

b. &engan mempelajari konsekuensi logis, maka si peneliti meneliti suatu desain di mana logik dapat digunakan, untuk menerima atau menolak hipotesa. <ara ini sering

digunakan dalam menguji hipotesa pada penelitian dengan menggunakan metode noneksperimental seperti metode deskripti", metode sejarah, dan sebagaina.

Pengujian hipotesis memerlukan tiga komponen:

%oalan penelidikan

Populasi ang ditakri" dengan tepat (well7de$ned population*Alat mengukur

(10)

8. Penelitian +anpa Hipotesis

 Jenis7jenis penelitian ang biasana tanpa menggunakan hipotesis antara lain: a. Penelitian deskripti" 

Penelitian deskripsi dilakukan oleh peneliti dengan harapan hasil berupa deskripsi, penggambaran, atau uraian.

b. Penelitian historis . Penelitian $loso$s d. Penelitian pelaakan

 +ujuan utama penelitian pelaakan adalah menguji sejauh mana e"ekti)itas dan e$siensi sesuatu lembaga pendidikan , misalna sekolah, institut, uni)ersitas atau program7

program lain ang mempunai tugas meniapkan lulusanna untuk menerapkan

kemampuan ang diperoleh untuk diterapkan dalam tugas pelaksanaan pekerjaan bagi penunjang kehidupanna. &engan kata lain, penelitian pelaakan berusaha mengadakan e)aluasi lembaga dengan kriteria eksternal.

e. Penelitian e)aluasi

&alam penelitian e)aluasi, peneliti juga hana ingin mengetahui apakah pelaksanaan program ang die)aluasi sudah menapai standar ang diharapkan ataukah belum. &alam hal ini peneliti dituntut oleh sederetan kriteria ang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan program. &alam melakukan penelitian tersebut biasana peneliti tidak mempunai dugaan untuk jawabanna. 3leh karena itu dia tidak perlu

menggunakan hipotesis dalam penelitianna. ". penelitian tindakan (ation researh*

&alam 6 +he Ation /esearh Planner6, %tephen !emmis dan /obert 4taggert (1982* memberikan pedoman tentang langkah7langkah ang dilalui jika seseorang

melaksanakan penelitian tindakan aitu:

4enusun sebuah renana (to de)elop a plan* untuk mengembangkan atau

meningkatkan tindakan ang sudah dan sedang dilangsungkan.

4elaksanakan apa ang direnanakan (to at to implement the plan*.

4engadakan pengamatan terhadap akibat dari tindakan ang dilakukan (to obser)e the

eLets o" ation in the ontet in whih it ours*

4engadakan reMeksi berdasarkan atas akibat7akibat tindakan untuk membuat renana

tindak lanjut.

<. %'K'-'!A &A +'K!A+ !P/<A=AA

esarna tara" signi$kan biasana sudah ditentukan sebelumna, aitu 0,1, 0,0, 0,01, 0,00, atau 0,001. ntuk penelitian pendidikan, biasana digunakan tara" 0,0 atau 0,01 , sedangkan untuk bidang ang berisiko tinggi akibat penarikan

kesimpulanna, seperti bidang kesehatan, biasana digunakan tara" 0,00 atau 0,001. %eandaina peneliti menetapkan kesalahan >, hal itu sama saja dengan

menebut bahwa peneliti telah menolak hipotesis pada tingkat keperaaan 9> . Artina, apabila kesimpulan hasil penelitian diterapkan pada populasi sejumlah 100 orang, peneliti tersebut hana sesuai untuk 9 orang, sedangkan pada  orang sisana terjadi penimpangan. &engan kata lain, peluang terjandina kemelesetan setiap 100 kali adalah  kali. %elaakna, 9> tersebut dinamakan tingkat keperaaan. Jadi, tingkat keperaaan adalah ukuran keakinan peneliti ang dinatakan dalam

(11)

persentase bahwa ia sanggup mengambil resiko bahwa sesuatu itu dapat terjadi, apakah 9> , 99> dan lain7lain.

&. &/AJA+ !A%A

&erajat kebebasan merupakan tingkat kebebasan untuk ber)ariasi sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pena"siran. &erajat kebebasan juga sebagai patokan membaa tabel statisti berkenaan dengan batas rasio penolakan (kritis*, aitu pada batas saat suatu hasil perhitungan statisti dapat disebut signi$kan. /umus derajat kebebasan (dk* bergantung pada jenis statistik ang digunakan.

. PKJ'A H'P3+%'%

Penarikan kesimpulan ang berakhir pada penerimaan atau penolakan hipotesis diawali oleh pengujian hipotesis. Jadi, hasil akhirna adalah dua pilihan berupa diterima atau ditolakna suatu hipotesis (H* didampingi pernataan lain ang berlawanan,

sehingga diperoleh hipotesis (Ho* dan hipotesis alternati)e (H1*. %eara umum hipotesis dapat diuji dengan dua ara:

a. &engan menookkan dengan "akta, maka diperlukan perobaan7perobaan untuk memperoleh data. &ata tersebut kemudian kita nilai untuk mengetahui apakah hipotesa tersebut ook dengan "akta tersebut atau tidak. <ara ini biasa dkerjakan dengan

menggunakan desain perobaan.

b. &engan mempelajari konsekuensi logis, maka si peneliti meneliti suatu desain di mana logik dapat digunakan, untuk menerima atau menolak hipotesa. <ara ini sering

digunakan dalam menguji hipotesa pada penelitian dengan menggunakan metode noneksperimental seperti metode deskripti", metode sejarah, dan sebagaina.

Pengujian hipotesis memerlukan tiga komponen:

%oalan penelidikan

Populasi ang ditakri" dengan tepat (well7de$ned population*Alat mengukur

Pola mum Pengujian Hipotesis

angkah 7 langkah dalam pengujian hipotesis seara umum ( Harun Al /asid , 200E : E * , antara lain:

1. atakan hipotesis statistik ( Ho dan H1 * ang sesuai dengan penelitian ang diajukan. 2. 4enentukan tara" kemaknaan atau nata

C. !umpulkan data melalui sampel peluang E. Kunakan statistik uji tepat

.  +entukan titik kritis dan daerah kritis ( daerah penolakan * Ho D. Hitung nilai statistik uji berdasarkan data ang dikumpulkan.

Perhatikan apakah nilai hitung statistik uji jatuh di daerah penerimaan atau daerah penolakan.

;. erikan kesimpulan statistik 8. 4enentukan nilai

eberapa hipotesis Ho dan H1 antara lain: a. Pasangan hipotesis dua ekor ( dua pihak *

(12)

/umusan hipotesis :

5 +erdapat perbedaan rata  rata belajar antara siswa ang jarak tempat tinggalna jauh dengan siswa ang jarak tempat tinggalna dekat dengan sekolah 5

Atau dinatakan dalam Ho dan H1menjadi :

: rata  rata belajar siswa ang jarak tempat tinggalna jauh : rata  rata belajar siswa ang jarak tempat tinggalna dekat

Referensi

Dokumen terkait