• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KEGIATAN STIMULASI

EVALUASI KEGIATAN STIMULASI M

 MA

ATR

TR II X AC

X ACII D

DII ZI

ZI NG

NG

DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR

DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR

X LAPANGAN Y

X LAPANGAN Y

TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR

MUHAMMAD ERU ANANGDA MUHAMMAD ERU ANANGDA

NIM 124.14.021 NIM 124.14.021

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG

KOTA DELTAMAS KOTA DELTAMAS

2018 2018

(2)
(3)

EVALUASI KEGIATAN STIMULASI

EVALUASI KEGIATAN STIMULASI M

 MA

ATR

TR II X AC

X ACII D

DII ZI

ZI NG

NG

DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR

DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR

X LAPANGAN Y

X LAPANGAN Y

TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari

Program Studi Teknik Perminyakan Program Studi Teknik Perminyakan

MUHAMMAD ERU ANANGDA MUHAMMAD ERU ANANGDA

NIM 124.14.021 NIM 124.14.021

PROGRAM STUDI TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKANPERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN

FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG

KOTA DELTAMAS KOTA DELTAMAS

2018 2018

(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Tugas Akhir ini adalah hasil

Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baikkarya saya sendiri, dan semua sumber baik

yang dikutip maupun dirujuk,

yang dikutip maupun dirujuk, telah saya nyatakan dengan benar.telah saya nyatakan dengan benar.

Nama

Nama : : MUHAMMAD MUHAMMAD ERU ERU ANANGDAANANGDA

NIM

NIM : : 124.14.021124.14.021

TandaTangan : TandaTangan :

Tanggal

(5)

LEMBAR PENGESAHAAN

EVALUASI KEGIATAN STIMULASI MATR I X ACI DI ZI NG

DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR

X LAPANGAN Y

TUGAS AKHIR

MUHAMMAD ERU ANANGDA 124.14.021

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari Program Studi Teknik Perminyakan

Kota Deltamas, 09 September 2018 Menyetujui

Dosen Pembimbing

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini Teruntuk:

Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Ya Allah Engkaulah Dzat yang telah menciptakanku, memberikanku karunia nikmat yang tak terhinggan, melindungiku, membimbingku dan mengajariku dalam kehidupan, serta wahai Rasulullah Muhammad yang telah memberikanku  pengetahuan akan ajaran Tuhanku dan membawaku dari jurang kejahilan menuju

kehidupan yang terang benderang

Ayah dan Ibu Tercinta

Yang telah berjuang dengan penuh keihklasan, yang telah menorehkan segala kasih dan sayangnya dengan penuh rasa ketulusan yang tak kenal lelah dan batas

waktu.

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka Apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang

lain”

(7)

KATA PENGANTAR

Pu ji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’Ala, karena atas  berkat dan rahmat- Nya, saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi Teknik Perminyakan, Institut Teknologi dan Sains Bandung. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari  berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Tugas Akhir ini,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1) Orang tua saya yang sangat saya sayangi Bapak Fajar Agus dan Ibu Evi  Nauli yang selalu memberikan dukungan kepada saya dalam bentuk moril, materil, maupun do’a. Adek-adek saya Muhammad Alfahri dan Muhammad Faizul Haq yang sangat saya cintai yang tidak pernah bosan untuk selalu menyemangati dan membantu saya.

2) Prof. Ir. Pudji Permadi, M.Sc., P.hD. selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan ITSB.

3) Ir. Aries Prasetyo, M.T. selaku Sekretaris Program Studi Teknik Perminyakan ITSB dan juga dosen pembimbing dalam tugas akhir ini.

4) Saudara seperjuangan Tugas Akhir dibawah bimbingan pak Aries, bang Mahyar Kurnianto dan bang Baskoroyang selalu bersama pada saat  bimbingan hingga sidang sarjana.

5) Sahabat karib saya Muhammad Anhar yang sering memberikan bantuan, dukungan, dan motivasi dalam pengerjaan tugas akhir ini.

6) Keluarga TM’14 dengan segala kekompakan serta keseruan yang kalian  berikan selama perkuliahan.

(8)

Akhir kata, saya berharap Allah Subhanahu Wa Ta’Ala berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Kota Deltamas, 09 September 2018

(9)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi dan Sains Bandung, saya yang  bertanda tangan dibawah ini:

 Nama : Muhammad Eru Anangda

 NIM : 124.14.021

Program Studi : Teknik Perminyakan

Fakultas : Teknik dan Desain

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut Teknologi dan Sains Bandung Hak Bebas Royalti Noneksklusif

(Non-E xclusive Royalty F ree Right 

) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

” EVALUASI KEGIATAN STIMULASI MATRIX ACIDIZING DALAM

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA SUMUR X LAPANGAN Y”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti noneksklusif ini, Institut Teknologi dan Sains Bandung berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap tercantum nama saya sebagai  penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Kota Deltamas, 09 September 2018 Yang menyatakan

(10)

ABSTRAK

Stimulasi merupakan suatu kegiatan untuk mengembalikan laju produksi sumur yang sempat mengalami penurunan yang dikarenakan  formation damage,  Salah satu jenis  formation damage adalah terbentuknya endapan  scale. Untuk melarutkan scale yang terjadi di zona A pada sumur ME lapangan X dilakukan metode stimulasi matrix acidizing yang dilakukan dengan cara menginjeksikan asam dibawah tekanan formasi sehingga asam yang diinjeksikan menyebar secara radial. Maka dari itu dibutuhkan perencanaan yang tepat agar stimulasi matrix acidizing berhasil dilakukan. Pada penelitian tugas akhir ini, evaluasi keberhasilan matrix acidizing ditinjau dari beberapa parameter yaitu analisa laju produksi sumur sebelum dan sesudah matrix acidizing, perubahan nilai productivity index, kurva Inflow Performance Relationship (IPR.

Kata Kunci: Scale, Matrix Acidizing, Productivity Index,Inflow Performance  Relationship (IPR).

(11)

 ABSTRACT

Stimulation is an activity to restore the rate of production of wells that had decreased due to formation damage, One type of formation damage is the

 formation of sediment scale. To dissolve the scale occurring in zone A at the well of ME field X, matrix acidizing method is performed by injecting the acid under the formation pressure so that the injected acid spreads radially. Therefore it is required proper planning for matrix acidizing stimulation successfully done. In this final project, evaluation of success of matrix acidizing is evaluated from  several parameters, namely well production rate analysis before and after matrix

acidizing, change of productivity index value, Inflow Performance Relationship (IPR) curve.

 Keywords: Scale, Matrix Acidizing, Productivity Index, Inflow Performance  Relationship (IPR).

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data Teknik Sumur ME ... 16 Tabel 4. 2 Data Sumur ME ... 16 Tabel 4. 3 Batasan Nilai Skinuntuk kegiatan Acidizing Error! Bookmark not defined.1

Tabel 4. 4 Perbandingan Data Sebelum dan Sesudah Acidizing Error! Bookmark not defined.3

Tabel 4. 5Data Perhitungan POT pada sumur MEError! Bookmark not defined.4

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Peta Lokasi Lapangan PT. Pertamina Asset 5 Tanjung Field  ... 7 Gambar 3. 1 Alur Proses Pengerjaan Tugas Akhir14Error! Bookmark not defined.

Gambar 4. 1Data Produksi Sumur ME ... 15 Gambar 4. 2Well Sketch Sumur ME ... 17 Gambar 4. 3 Data Produksi Setelah Acidizing  ... 22 Gambar 4. 4Kurva IPR & TPR ...Error! Bookmark not defined.3

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu sumur pada awalnya dapat memproduksikan hydrocarbon  secara

natural (naturally flow). Akan tetapi seiring berjalannya waktu, tekanan

reservoir akan mengalami penurunan dan mengakibatkan hydrocarbon tidak

dapat mengalir secara alami lagi sehingga diperlukan metode pengangkatan

hydrocarbon  seperti artificial lift menggunakan bantuan pompa , secondary

recovery apabila penggunaan pompa tidak dapat mengangkat hydrocarbon, dan

tertiary recoveryuntuk kondisi tekanan sumur sudah sangat rendah.

Penurunan produksi pada suatu sumur, dapat juga diakibatkan oleh kerusakan formasi yang dapat dilihat dari penurunan laju produksi yang tidak wajar.Kemudian adanya nilai skin positif, dan nilai permeabilitas yang rendah. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, dapat menggunakan metode treatment

yaitu well stimulation atau stimulasi sumur.

Well stimulation atau stimulasi merupakan suatu proses perbaikan terhadap sumur untuk memperbaiki permeabilitas formasi yang rusak agar dapat meningkatkan laju produksi dan mengembalikan kondisi sumur. Well  stimulation terbagi menjadi dua jenis yaitu acidizing dan hydraulic fracturing.

Untuk memilih metode yang sesuai dapat dikondisikan sesuai dengan keperluan sumur yang akan di stimulasi.

Pada penulisan penelitian kali ini, jenis stimulasi yang akan digunakan adalah acidizing dan metode acidizing yang dipakai adalah matrix acidizing .

 Matrix acidizing adalah metode menginjeksikan asam secara radial kedalam

formasi dengan tekanan injeksi dibawah tekanan formasi agar reaksi menyebar ke formasi secara radial.

Merencanakan stimulasi matrix acidizing perlu memperhatikan pemilihan asam yang tepat serta urutan fluida yang tepat berdasarkan jenis formasi yang sesuai supaya proses stimulasi dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan matrix

acidizing dapat dilihat dari beberapa parameter yaitu laju produksi yang

(15)

2

1.2 Batasan Masalah

Dalam penulisan tugas akhir ini, Penulis akan fokus pada permasalahan- permasalahan yang melingkupi :

1. Sumur aktif yang akan dilakukan stimulasi matrix acidizing 

2. Ruang lingkup dalam perencanaan stimulasi matrix acidizing adalah tekanan dimana formasi bisa rekah, tekanan maksimum di permukaan dimana asam dapat diinjeksikan, serta penentuan volumeasam.

3. Parameter keberhasilan ditinjau dari laju produksi, nilai Productivity  Index (PI), nilai skin, kurva Inflow Performance Relationship (IPR),

dan analisa keekonomian

1.3 TujuanPenelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan laju produksi sumur yang mengalami penurunan.

2. Memperbaiki sumur yang rusak dengan melakukan stimulasi  matrix acidizing.

3. Mengevaluasi hasil stimulasi matrix acidizing dengan beberapa  parameter

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Dapat meningkatkan laju produksi sumur yang mengalami penurunan 2. Dapat memperbaiki sumur yang rusak setelah dilakukan stimulasi

matrix acidizing.

3. Dapat mengevaluasi hasil stimulasi matrix acidizing  dengan beberapa  parameter.

(16)

3

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan dengan mengambil data lapangan dalam upaya mengevaluasi kegiatan dari stimulasi matrix acidizing yang bertujuan meningkatkan laju produksi dari sumur X. Kemudian data tersebut diolah  berdasarkan rumusan –  rumusan yang telah baku digunakan dalam mengevaluasi kegiatan stimulasi matrix acidizing dan hasilnya dibandingkan dengan kondisi sumur sebelum dilakukan kegiatan stimulasi.

Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan materi dari berbagai literatur ilmiah yang berhubungan dengan tugas akhir ini.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data –  data sumur dari lapangan berupa data reservoir   sampai data permukaan sumur untuk kebutuhan perhitungan kegiatan stimulasi matrix acidizing.

3. Perhitungan dan Analisis

Perhitungan dan analisis dilakukan saat kegiatan stimulasi matrix acidizing untuk memastikan keberhasilan kegiatan dan mendapatkan nilai kenaikan laju produksi setelah kegiatan stimulasi.

1.6 Sistematika Penelitian

Tugas akhir ini disusun dalam beberapa Bab dengan tujuan mempermudah  pemahaman dan penyusunan itu sendiri, adapun pembagian Bab tersebut adalah

sebagai berikut :

 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan  penelitian, dan sistematika penulisan laporan.

 BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang penjelasan teori dasar atau studi literatur mengenai jenis –   jenis stimulasi acidizing, dasar dilakukannya matrix acidizing, karakteristik asam dan additive, factor yang mempengaruhi

(17)

4

 pengasaman, operasi stimulasi matrix acidizing, serta parameter keberhasilan stimulasimatrix acidizing.

 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang alur kerja metode penelitian Tugas Akhir secara umum.

 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang perhitungan stimulasi matrix acidizing

 berdasarkan data yang didapat, serta analisis mengenai keberhasilan stimulasi berdasarkan parameter yang telah ditentukan.

 BAB V KESIMPULAN

Bab ini memuat tentang kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukan penelitian.

(18)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN DAN DASAR TEORI

2.1 Pertamina EP

PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.

Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 100.000 barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.016 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas.

Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 113,613.90 kilometer persegi merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own operation)  dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni 4 proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi dan 39 area kontrak kerjasama kemitraan terdiri dari 24 kontrak Technical  Assistent Contract (TAC),  15 kontrak Kerja Sama Operasi (KSO). Jika dilihat

dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

WK Pertamina EP terbagi ke dalam lima asset. Operasi kelima asset terbagi ke dalam 19 Field, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba di Asset 1, Prabumulih, Pendopo, Limau dan Adera di Asset 2, Subang, Jatibarang dan Tambun di Asset 3, Cepu, Poleng dan Matindok di Asset 4 serta Sangatta, Bunyu, Tanjung, Sangasanga, Tarakan dan Papua di Asset 5.

Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain Pondok Makmur Development Project  di Jawa Barat, Paku Gajah Development  Project   di Sumatera Selatan, Jawa Gas Development Project   di Jawa Tengah,

(19)

6

2.2 Sejarah Lapangan Tanjung Raya

Lapangan Tanjung Raya adalah salah satu lapangan milik Daerah Operasi PT Pertamina (Persero) Unit Bisnis Pertamina EP (Tanjung). Sejarah penemuan lapangan ini diawali oleh penemuan minyak pada tahun 1898 oleh Mijn Bouw Maatschappij Martapoera dan dilakukan pemboran empat sumur.

Pada tahun 1912 lapangan ini diambil alih oleh perusahaan Belanda lainnya

 Dutsche Petroleum Maatschappij  (DPM). Kemudian pada tahun 1930 DPM

 bergabung dengan sesama perusahaan Belanda yang bernama  N.V. Bataache

 Petroleum Maatscheppij atau yang lebih dikenal dengan BPM.

Sejalan dengan perkembangan teknologi serta usaha BPM yang lebih giat melakukan eksplorasi maka pada akhimya ditemukan berturut-turut struktur A (1934), B (1937), serta struktur C (1939). Pada pemboran sumur A-l tahun 1938 telah ditemukan minyak dengan kedalaman akhir 1920 meter. Sampai pada  pertengahan tahun 1940 telah selesai dibor tujuh buah sumur pada struktur A

tetapi tidak dieksploitasikan karena adanya Perang Dunia II. Sekitar tahun 1942 sampai tahun 1945 sumur minyak di lapangan ini dikuasai oleh pemerintah  pendudukan Jepang.

Pada tahun 1957 BPM kembali memulai usaha perminyakan di lapangan ini. Kemudian pada tahun 1961 terjadi pengambilalihan pengelolaan lapangan dari  perusahaan BPM kepada perusahaan PT. Shell Indonesia, sejak saat itu kegiatan lebih digalakan lagi karena kesulitan transportasi telah dapat teratasi dengan selesainya pembangunan pipa penyalur 20 inch ke Balikpapan.

Lalu pada tahun 1965 lapangan tersebut diambil alih oleh Permina yang kemudian berubah nama menjadi Pertamina. Selama dikelola oleh Pertamina kembali dilakukan usaha-usaha pencarian lapangan minyak yang barn dan  berhasil menemukan struktur D pada tahun 1967 dan mulai diproduksikan pada

tahun 1977 setelah melakukan pemboran di lima buah sumur.

Lapangan Tanjung Raya hingga saat ini mempunyai 150 sumur produksi, 43 sumur injeksi dan 86 sumur tak berproduksi, berdasarkan perhitungan dari data geologi dan geofisika (metode volumetrik) dengan luas area produktif sekitar 1203,43 Ha.

(20)

7

2.3 Letak Geografis

Secara geografis Daerah Operasi PT. Pertamina (Persero) Unit Bisnis Pertamina EP (Tanjung) terletak di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya sekitar 230 km Timur Laut kota Banjarmasin atau berjarak kurang lebih 240 km dari kota Balikpapan - Kalimanatan Timur.

Figure 1

Gambar 2.1 Peta Lokasi Lapangan PT. Pertamina EP Asset5 Tanjung Field

(21)

8

2.4

Workover

Workover   adalah pekerjaan untuk mempertahankan, memperbaiki atau menambah produksi dengan cara - cara mengubah atau mengolah zona produksi atau menganti zona produksi. Work services  adalah pekerjaan sumur yang dilakukan rutin untuk mempertahankan produksi atau memperbaiki tanpa harus mengubah zona produksinya.

Sebab - sebab dilakukannya workover  :

1. Permeabilitasreservoir  yang rendah

Penurunan produksi dengan cepat dengan tes produksi dan  pressure build up test dapat dibedakan dengan formation damage. 2. Tekanan reservoir  yang rendah

 Drive reservoir  adalah faktor yang penting dalam decline tekanan dan pengontrolan sumur semburan dari suatu sumur.

3.  Formation damage

Untuk memperbaiki damage dilakukan perforasi ulang. Jenis-jenis pekerjaanworkover adalah :

1.  Add perforation (penambahan lubang perforasi). 2. Pembersihan lubang-lubang perforasi.

3. Isolasi zona

Operasi workover  dapat dengan baik didefinisikan berdasarkan pelaksanaan  jenis pekerjaaan yang dilakukan.Workover   akan melibatkan satu atau lebih

kriteria sebagai berikut :

1. Pekerjaan yang dilakukan pada awal penyelesaian sumur.

2. Pekerjaan yang dilakukan untuk memodifikasi formasi atau treating  formasi.

3. Pekerjaan pemasangan pipa menjadi permanen (pemasangan casing  atau liner   , juga pemasangan permanent packer, bridge plug ) yang dimodifikasi atau diperbaiki.

(22)

9

menambah zona yang akan diproduksi.

5. Pekerjaan yang dilakukan pembukaan tubing produksi sehingga memerlukan fluida pembunuh (kill fluid ) atau mengontrol tekanan. Sehingga jelas operasi workover   dapat mempengaruhi sifat fisik formasi disekitar sumur terutama permeabilitas formasi atau berubahnya konfigurasi  peralatan menjadi permanen.Dengan demikian pengoperasian workover   harus  berhati-hati termasuk perencanaannya dan supervisinya, pada dasarnya memerlukan pengetahuan keteknikan untuk mengemukakan penyebab- penyebab dilakukannya workover, dan indentifikasinya berdasarkan metoda

analitis.

2.5

 Stimulation

Stimulasi adalah merangsang sumur yang merupakan suatu proses

 perbaikanterhadapsumur untuk

meningkatkanhargapermeabilitasformasiyang

mengalamikerusakansehinggadapatmemberikanlaju produksiyang  besar,yang akhirnyaproduktifitassumurakanmenjadilebihbesar  jikadibandingkansebelum diadakannya stimulasi sumur. Stimulasi dilakukan

 pada sumur-sumur produksi

yangmengalamipenurunanproduksiyangdisebabkanoleh adanyakerusakan formasi( formationdamage)disekitarlubangsumurdengancara memperbaiki  permeabilitas batuan reservoir. Metode stimulasi dapat dibedakan menjadi Acidizing dan HydraulicFracturing . Pada laporan ini, hanya dibahas mengenai Acidizing.

 2.5.1 Acidizing

 Acidizing adalahsalahsatu prosesperbaikanterhadapsumuruntuk menanggulangiatau

mengurangikerusakanformasidalamupayapeningkatanlaju produksi dengan melarutkan sebagian batuan, dengan demikian akan memperbesar saluran yang tersedia atau barangkali lebih dari itu

(23)

10

membuka saluran baru sebagai akibat adanya pelarutan atau reaksi antara acid dengan batuan.Stimulasidenganacidizing dapatdilakukan denganmenggunakan tiga metodeyaitu:

1.  AcidWashing  2.  Acidfracturing  3.  Matrixacidizing

 Acidwashing

adalahoperasiyang direncanakanuntukmenghilangkan endapan scaleyang dapatlarutdalamlarutanasamyang terdapatdalamlubang sumuruntukmembukaperforasiyang tersumbat.

 Acid fracturing

adalah  penginjeksianasamke dalamformasipadatekananyangcukuptinggiuntuk merekahkan formasi atau membuka rekahan yang sudah ada. Aplikasi

acid fracturing ini

hanyaterbatasuntukformasikarbonat,karenajikadilakukanpada

formasibatupasirdapat menyebabkankeruntuhanformasinyadan mengakibatkan  problemkepasiran.

 Matri x acidizing

dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan asam dan additif tertentu secara langsung ke

dalam pori-pori batuan

formasidisekitarlubangsumurdengantekananpenginjeksiandi

 bawahtekanan rekahformasi,dengantujuanagarreaksimenyebarkeformasi secararadial .

Pada intinya,  Acidizing ini digunakan untuk menghilangkan pengaruh

kerusakan formasi disekitarlubangsumuryaituskin

dengancaramemperbesarpori-poribatuandan melarutkanpartikel- partikelpenyumbatpori-poribatuan.

2.5.2 Jenis Acid 

Pertimbangan utama dalam pemilihan jenis asam adalah kesesuaiannya denganbatuandan fluidaformasi.Bilaasamtidaksesuaidenganformasimaka treatmentakangagalataubahkanmengakibatkankerusakanformasilebih

(24)

11

Terdapatbeberapakriteriayangharusdipenuhidalampemilihanjenisasamini, yaitu:

KonsepDasar

Konsepdasarinipadadasarnya membahas mengenai jenisdanlokasi kerusakan. Jenis material penyebab kerusakan mambutuhkan jenis

asam tertentuuntuk

melarutkannya,sedangkanlokasikerusakanberpengaruhdalam penentuan kekuatan asam, karena asam harus mencapai lokasi keruskan dengankondisiyang diinginkanwalaupunkualitasasam telahberubahakibat pengaruhmineral-mineralbatuanyang dilewatinyadari lubangsumurhingga lokasikerusakan.

KriteriaMineralogi

Formasiyang sensitifakanmengalamikerusakanakibatreaksi-reaksi kimiayang

terjadiantaraasaminjeksidenganmineral-mineralbatuanformasi maupununsur-unsurdalamair

formasi.Sensitivitassuatuformasisangat dipengaruhi olehkereaktifan

seluruhmineral-mineral batuanterhadap asam

yangdiinjeksikan.Sedangkankereaktifanmineraltergantungpadakomposi si kimiadanluaspermukaan.

KriteriaLain

Terdapat kriteria-kriteria lain dalam pemilihan fluida treatment yang  perlu dipertimbangkan, antara lain:permeabilitas, fluida produksi,

kondisi fisiksumurdanmekanismedamage-removal .

Permeabilitas formasimempengaruhi jenisdantingkatkerusakanyang dialami formasi. Formasi yang sangat  permeabledapat dengan mudah ditembusolehpartikel-partikelpadat asing atau fluida.Sebaliknyaformasi  batupasirberpermeabilitasrendahmungkinhanyaakan mengalamikerusakan akibatinvasipartikel-partikelasing.Tetapiformasiini lebihsensitifterhadap invasifluidaasing,karenadalampori-poriyang kecilseringmengandungclay dalamjumlahbesaryangsangatreaktifterhadapfluida.

(25)

12

Jenis fluida produksi juga berpengaruh dalam pemilihan fluida treatment .Sumurgas yang mempunyaimasalahwaterblocking memerlukan fluidatreatment yangmengandungalkohol.Fluidaini mempunyaikelarutan yang tinggidalamgas sehinggamempermudahremovalair .Jenisasamyang seringdigunakanpada industriperminyakandapatberupainorganik(mineral) yaituasamChloridedan

asam Fluoride,atauorganikyaituasamaceticdanasam formic. Jenis asam yang sering digunakan dalam acidizing antara lain: 1. Organic acid dan HCO2H

2.  Hydrochloric acid, HCL 3.  Hydrofluoric acid, HF

 2.5.3

Syarat utama

 Acidizing

Adapun syarat-syarat utama agar asam dapat digunakan dalam operasi acidizing  (pengasaman) ini adalah:

1. Tidak terlampau reaktif terhadap peralatan logam.

2. Segi keselamatan penanganannya harus dapat menunjukkan indikasi atau  jaminan keberhasilan proyek acidizing ini.

3. Harus dapat bereaksi/melarutkan karbonat atau mineral endapan lainnya sehingga membentuk soluble product atau hasil-hasil yang dapat larut.

2.5.4 Prinsip

 Acidizing

Pada prinsipnya stimulasi dengan pengasaman dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu;

1. Pengasaman pada peralatan produksi yaitu; tubing dan flowline. 2. Pengasaman pada formasi produktif yaitu; perforasi dan lapisan.

Prinsip penerapan metoda ini adalah dengan memperbesar harga ko atau dengan menurunkan harga μo, sehingga harga  PI -nya meningkat dibanding sebelum metoda ini diterapkan.

Batuan karbonat adalah semua batuan yang terdiri dari garam karbonat. Batuan karbonat mempunyai keistimewaan dalam cara pembentukannya yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada sebagai detritus daratan. Organisme

(26)

13

sangat berperan dalam pembentukan batuan karbonat, yaitu sebagai penghasil unsur CaCo3. Organisme pembentuk batuan karbonat dapat terdiri dari Koral, Ganggang,  Molluska, Bryozoa, Echinodermata, Brachiopoda, Ostracoda,  Poriferadan beberapa jenis organisme lainnya.Batuan karbonat merupakan  batuan reservoir   yang sangat penting di dalam industri perminyakan. Dari 75% daratan yang dibawahi oleh batuan sedimen, seperlimanya merupakan  batuan karbonat. Batuan karbonat dapat dikelompokkan menjadi empatjenis,

yaitu terumbu, dolomit, gamping klastik dangan pingafanitik.

Sifat-sifat fisik pada batuan karbonat ini berbeda dengan batuan reservoir  lainnya. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik batuan karbonat dapat dilakukan dengan metode test asam, metode nodakimia, metode residu tak terlarut, metode etsadan metode analisis sayatan tipis. Dengan metode analisis etsa, analisa yang dilakukan meliputi konstitusi utama, jenis kerangka/butir, konstitusi detritus, masa dasar, hubungan butir dengan masa dasar, besar butir,  pemilahan, keadaan butir, susunan butir, indeks energi dan nama batuan. Hal ini akan mempengaruhi porositas, permeabilitas, tekanan kapiler, wetabilitas, saturasi dan kompresibilitas batuan.

(27)

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alur Kerja Tugas Akhir

(28)

15

(29)

15

BAB IV

PEMBAHASAN

Sumur yang akan dilakukan stimulasi adalah sumur yang telah mengalami  penurunan laju produksi yang disebabkan oleh adanya formation damage. Adapun  penyebab formation damage yang terjadi pada sumur ME yaitu adanya endapan scale

(CaCo3). Untuk mengetahuinya, dapat dilihat dari penurunan lajuproduksi yang tak wajar (diatas 50%).

4.1 Persiapan Data Penelitian

Parameter persiapan data yang dibutuhkan untuk melakukan proses stimulasi dan evaluasi hasil adalah meliputi data produksi, data sumur, dan data teknik sumur yang tercantum dibawah ini.

(30)

16

Tabel 4.1 Data Teknik Sumur ME

Total Depth 4232.49 Ft PBTD 4166.87 Ft Stove Pipe 13 3/8”, K -55, 54.5 ppf, BTC 98.43 Ft Stove Pipe 13 3/8”, K -55, 54.5 ppf, BTC 675.88 Ft Stove Pipe 13 3/8”, K -55, 54.5 ppf, BTC 4225.93 Ft Zona A 3897.83 - 3927.36 Ft Zona B 3796.12 - 3815.80 Ft Zona C 3500.83 - 3505.75 Ft 3510.67 - 3512.31 Ft Zona D 3389.27 - 3402.39 Ft

Tabel 4.2 Data Sumur ME

P1 1288 Psi

P2 500 Psi

 Frac. Gradient 0.65 psi/ft Gradient Static Acid 0.43 psi/ft Overburden Gradient 1 psi/ft  Perforated interval  25 Ft K  100 mD Ks 20 mD Re 100 Ft Rw 2 Ft ID Tubing  2.441 Inch ID Casing  6.366 Inch

 End Of Tubing (EOT) 4024.56 Ft Top perforation to EOT 98.4 Ft

ODTubing  2.875 Inch

(31)

17

(32)

18 4.2 Perhitungan skin

 = 









 = 







.

 S =

8.25 Dengan, k = 100 md re = 2.5 ft ks = 10 md rw = 1 ft

 Nilai skin = 8.25 > 0, hal tersebut menandakan bahwa sumur ini teridentifikasi memiliki masalah scale.

4.3 Perhitungan pre

 – 

 acid job

1. Menghitung kapasitasTubing  (bbl/ft) KapasitasTubing  :

( )^2

1029.4

KapasitasTubing  : 0.005788 bbl/ft 2. Menghitung KapasitasCasing  (bbl/ft)

KapasitasCasing  :

( )^2

1029.4

KapasitasCasing  : 0.039369 bbl/ft 3. Menghitung Kapasitas Anulus (bbl/ft)

Kapasitas Anulus :

( )

−( )^2

1029.4

Kapasitas Anulus : 0.033588 bbl/ft 4. Menghitung Volume Tubing  (bbl)

Volume Tubing  : (EOT * Kapasitas Tubing) Volume Tubing  :23.3 bbl

(33)

19

5. Menghitung Volume Anulus(bbl)

Volume Anulus : (Top Perforation to EOT * Kapasitas Casing) Volume Anulus : 3.9 bbl

6. Menghitung VolumeDisplacement  (bbl)

Vol. Displacement : Volume Tubing + Volume Anulus Vol . Displacement: 27.2 bbl

7. Menentukan tekanan injeksi maksimal dasar sumur (BHP) yang tidak akan menyebabkan fracture(Zona A dan B)

A) BHPrekah : (Frac.grad * Depth)- 25 A) BHPrekah : (0.65 * 3897) - 25

A) BHPrekah : 2508 psia

B) BHPrekah : (Frac.grad * Depth) -25 B) BHPrekah : (0.65 * 3795) - 25

B) BHPrekah : 2441.75 psia

8. Menentukan tekanan maksimum (Pmaks) di permukaan untuk dapat injeksi dibawah fracture pressure (Zona A dan B)

A)Pmaks : ((frac.grad –  fluid grad) * Depth) –  25 A)Pmaks : ((0.65 –  043) * 3897) –  25

A)Pmaks : 832 psia

B) Pmaks : (( frac.grad –  fluid grad ) * Depth) –  25 B)Pmaks : ((0.65 –  043) * 3795) –  25

(34)

20

4.4 Perhitungan

Productivity I ndex 

 dan Qmaks

Persamaan Vogel, untuk menentukan Productivity Index (PI) dan Qmaks :

 PI =

 ℎ

141.2 µ  [



−

+]

 PI =

100  25

141.2  1.8  1.1 [

.

−

+8.25]

 PI =1.062 bbl/d/psi (Sebelumacidizing )

Setelahacidizing , nilai skin turun menjadi 2.3, dan Productivity Index (PI):

 PI =

 ℎ

141.2 µ  [



−

+]

 PI =

100  25

141.2  1.8  1.1 [

.

−

+2.3]

 PI =3.625 bbl/day/psi

Kemudian menghitung Qmaks :

Qmaks =

  



Qmaks =

1.062  1288

1.8

Qmaks = 760.261 bbl/d

Setelahacidizing,nilai Qmaks :

Qmaks =

  

Qmaks =

3.625  1288

1.8

(35)

21

4.5 Analisis Penurunan Produksi

Diawali dengan analisa penurunan produksi.Apabila penurunan produksi cenderung stabil atau normal decline, maka bisa dikatakan sumur tersebut tidak memiliki masalah, namun jika penurunannya ekstrem, dapat dikatakan penurunan  produksinya memiliki masalah.Sumur ME lapangan Tanjung PT. Pertamina EP  Asset  5 ini memiliki masalah penurunan produksi yang cukup ekstrim.Dalam kasus sumur ME, sumur ini memiliki masalah skindengan nilai skin 8.25. Untuk batasan nilai  skinmaksimum, tidak ada nilai pastinya, hanya perkiraan saja, sehingga  berdasarkan analisa saya, nilai skin maksimum untuk dilakukannya acidizing yang cukup efektif yaitu 17. Sehingga apabila nilai  skin > 17 perlu dilakukan stimulasihydraulic fracturing .

Tabel 4-3 Batasan nilai skinuntuk kegiatanacidizing

4.6 Analisis

Well History 

Pada tahap ini, dianalisa penyebab utama  formation damage  pada sumur ME  berdasarkan well history. scale problem merupakan penyebab utama , dan untuk memastikan  problem kali ini merupakan  scale, dilakukan analisa  fluid sample dengan melihat indikator scale index dan kandungan base sediment & water. Apabila nilainya positif maka, problem kali ini positif scale.

Nilai Skin <1 >1 1 s/d 7 8 s/d 17 >17 StimulasiFracturing Tidak perluacidizing Tindakan yang harus dilakukan

Perluacizing,analisareservoir, ukurantubing,dll sebelum pengasaman Pasti perluacidzing

(36)

22

4.7 Perbandingan grafik sumur ME sebelum dan setelah dilakukan Acidizing

Gambar 4-3 Grafik sumur ME

Terjadi peningkatan  gross production menjadi sekitar 400 bfpd dan oil  production menjadi produksi normal yaitu sekitar 22 bopd. Hal tersebut mengindikasikan bahwawax –  scale removal dengan menggunakan metodematrix acidizing   berhasil meningkatkan produksi. Nilai water cut  juga mengalami  peningkatan produksi sebesar 378 bwpd.

Gambar

Gambar 4.1 Data Produksi Sumur ME
Tabel 4.1 Data Teknik Sumur ME
Gambar 4.2 Well Sketch sumur ME
Tabel 4-3 Batasan nilai  skin untuk kegiatan acidizing
+2

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 18/PUU XI/2013 atas Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

Pengertian di atas, dapat memberi pemahaman bahwa an-Nubuwwah adalah sebuah gelar atau anugerah yang tidak dapat dicari, yang diberikan oleh Allah kepada

Hal tersebut yang menjadi pertimbangan penulis untuk mengembangkan sistem registrasi KRS yang memanfaatkan teknologi wireless yaitu teknologi J2ME, untuk memudahkan mahasiswa

produk yang sama baikknya dengan metode lain,yang tidak terlalu produk yang sama baikknya dengan metode lain,yang tidak terlalu banyak memerlukan biaya tambahan (bahan pembantu,

GPS menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana sebuah GPS receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit tersebut seperti

Untuk menciptakan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif bagi pengintegrasian pendidikan nilai juga didukung oleh tenaga pembina yang secara terus menerus

karakter yang terdapat dalam kolom Palanta koran Singgalang ditemukan sembilan aspek nilai-nilai pendidikan karakter yang terdiri dari nilai peduli lingkungan,

hanya menunjukkan detail dari subjek, seperti sebuah mata, atau cakar anjing berjalan menyusuri jalan, tangan pada bel atau cabang pohon → Kita bisa memahami