• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menumbuhkan Entrepreneurship Dikalangan Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menumbuhkan Entrepreneurship Dikalangan Mahasiswa"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

182 – 203 : Abdul Bari Page 182 Menumbuhkan Entrepreneurship Dikalangan Mahasiswa

Abdul Bari

Abstrak

Entrepreneurship memiliki peran penting dalam mengubah pola pikir dan kebiasaan mahasiswa.Pendidikan entrepreneurship diberikan kepada mahasiswa karena dapat mengubah pola pikir dan menciptakan ide kreatif berwirausaha. Tujuan dalam penelitian ini adalah pertama memperkenalkan apa yang namanya enterprenership. Kedua menumbuhkan jiwa entrepreneurship dikalangan mahasiswa supaya lebih kreatif dan inovasi.

Kata Kunci: Entrepreneurship, Dikalangan Mahasiswa

Abstract

Entrepreneurship has an important role in changing the mindset and habits of students. Entrepreneurship education is given to students because it can change mindsets and create creative entrepreneurial ideas. The purpose of this study is to first introduce what is called entrepreneurship. Second is to foster the spirit entrepreneurships among students to be more creative and innovative.

(2)

182 – 203 : Abdul Bari Page 183 Pendahuluan

Perguruan tinggi merupakan pendidikan yang menjadi tonggak utama harapan masyarakat yang merupakan agent of change bagi masyarakat. Perguruan tinggi sangat berperan dan mempunyai andil hampir dalam semua perubahan di masyarakat, bangsa dan negara, dalam menyiapkan sumber daya manusia dibutuhkan pengembangan potensi dan kreativitas. Perguruan tinggi menjadi tempat memproses dan menciptakan individu sebagai dasar dari masyarakat untuk menjadi pribadi manusia yang unggul, berkompeten yang akan kembali dan mengabdi kepada masyarakat.

Perguruan tinggi harus berani memperbaiki kebijakan pendidikan dan mendorong secara sistemik dengan banyak memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreasi, berkarya, usaha mandiri dan tidak mematikan kreatifitas dan inovasi mereka. Mahasiswa yang memiliki kreativitas dan inovasilah yang akhirnya akan dapat bersaing dan dapat meminimalisir adanya pengangguran. Kreatifitas dan inovasi hanya dapat tumbuh dari jiwa mereka yang memiliki keinginan untuk belajar dan menumbuhkan motivasi dengan adanya program terjun ke lapangan pada dunia industri dan praktek kewirausahaan secara langsung.

Entrepreneurship dapat ditumbuhkan melalui pembelajaran, pelatihan dan praktek berwirausaha secara matang dikampus. Semua itu dilakukan agar mereka bisa mengubah pola pikir mereka agar setelah lulus nanti mereka sudah merencanakan akan membuat usaha apa, bukan mencari kerja apa. Pelatihan dan praktek juga berguna untuk membangkitkan jiwa-jiwa pengusaha yang hebat, tangguh, kreatif dan inovasi serta tahan terhadap tekanan dalam menjalani usaha yang akan dirintis. mahasiswa harus diberikan bekal secara teoritis dengan melakukan survey ke beberapa perusahaan atau home industry agar mereke bisa melihat secara langsung dan menanyakan pengalaman-pengalaman pengusaha pengusaha tersebut. Itu sangat berguna untuk lebih meningkatkan jiwa wirausaha.

Untuk menumbuhkan jiwa wirausaha berbasis entrepreneurship ini memang dapat ditempuh dengan berbagai cara yaitu dengan jalan mengikuti seminar tentang kewirausahaan (entrepreneurship), sering membaca biografi

(3)

182 – 203 : Abdul Bari Page 184

orang-orang sukses, membiasakan diri untuk berkunjung ke tempat yang masih asing baginya, membiasakan hidup mandiri, serta yang paling penting yaitu membiasakan membaca dan menumbuhkan rasa saling peduli terhadap sesama. Mahasiswa perlu diadakan mata kuliah tentang kewirausahaan dibarengi dengan praktiknya.Peran pemerintah dan pihak akademik sangat dibutuhkan dalam memberikan bantuan modal kepada mahasiswa untuk berwirausaha.

Perkembangan diera globalisasi ini menuntut kita untuk mencari terobosan dengan menanamkan sedini mungkin mengenai nilai-nilai kewirausahaan terutama bagi kalangan terdidik, terlebih lagi bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi.Penanaman nilai-nilai kewirausahaan bagi banyak orang diharapkan mampu menumbuhkan jiwa kreativitas untuk berbisnis atau berwirausaha sendiri dan tidak tergantung pada pencarian kerja yang semakin hari semakin ketat persaingannya.Nilai-nilai tersebut berguna bagi pengusaha pemula untuk memberikan pondasi yang kuat dari usaha yang digeluti serta menciptakan kreativitas sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima pasar dengan baik.Itu semua berawal dari suatu pengelolaan ide bisnis sehingga didapatkan peluang usaha yang maksimal.

Permasalahan yang ada di perguruan tinggi saat ini, mata kuliah kewirausahaan sudah menjadi kewajiban untuk semua jurusan di dalam perguruan tinggi terutama di Institut Agama Islam Al-Khairat serta diadakannya obserpasi ke dunia usaha dan ke home industry.Dengan dimasukannya mata kuliah kewirausahaan diharapkan mahasiswa termotivasi untuk berwirausaha, mampu membuat terobosan baru dan ide baru dalam dunia wirausaha yang kreatif dan inovasi dengan tumbuhnya jiwa entrepreneurship.Serta dituntut membangun dan mengarahkan kemampuan minat para lulusan perguruan tinggi untuk bergerak dalam bidang kewirausahaan sehingga lapangan pekerjaan yang sedikit tidak menjadi masalah bagi para lulusan, karena mereka sudah mampu untuk menjalankan usahanya sendiri.

Berdasarkan adanya permasalahan tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan kajian teori yang lebih mendalam tentang pentingnya Menumbuhkan Entraprenership Dikalangan Mahasiswa.

(4)

182 – 203 : Abdul Bari Page 185 Pembahasan

Konsep Dasar Kewirausahaan

Menurut Zimmerer (1996) kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara produk baru.1Menurut Steinhoff dan John F. Burgess (dalam Suryana) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Untuk dapat melakukan semua itu diperlukan sebuah perencanaan yang tepat dan terperinci, sebab perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha.2

Menurut Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (dalam Suryana), mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengombinasikan sumber-sumber yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. Untuk itu seorang wirausaha harus memiliki kemampuan menyusun rencana usaha yang terangkum di dalamnya teknik bisnis yang akan dijalankan, visualisasikan usaha, cara menggali dan mengelola sumber daya perusahaan.Perencanaan usaha haruslah didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan utama dari perusahaan, dan bukan atas motif –motif pribadi. Perencanaan itu akan berhasil sejauh kegiatan-kegiatan itu terkait langsung kepada kebutuhan dan sasaran-sasaran usaha yang ditetapkan.3

Menurut Joseph Schumpeter enterprenership adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku

1 Zimmerer, Entreprenership The New Venture Formation. Prentice-Hall Internasional,Inc 2Kevin Lene Keller, Marketing Mind-Sets", Harvard Business Review: Amerika Serikat

Pearson 1993. Hal. 97-107.

3

(5)

182 – 203 : Abdul Bari Page 186

baru.4 Robert Hisrich menjelaskan enterprenership adalah merpakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, social dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan sendiri.5Peter Drucker mendifinisikan entrerprenership adalah seseorang yang mampu memanfaatkan peluang.6

Adapun menurut Kasmir, secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.7

Pada dasarnya pembentukan jiwa kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.Faktor internal yang berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu untuk berwirausaha.Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan sosial ekonomi dan lain-lain.8

Meredith secara spesifik melihat entrepreneursebagai orang yang berhasil menikmati pekerjaan, dan berdedikasi penuh terhadap apa yang dilakukannya, mengubah pekerjaan berat menjadi pekerjaan menggairahkan, menarik dan memberi kekuasaan. Lebih lanjut Meredith menambahkan bahwa wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan melihat dan mengevaluasi peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan secara tepat untukmeraih kesuksesan.9

4 Buchari Alma, Kewirausahaan: Bandung.Alfabeta 2017. Hal 24. 5Ibid,.hal 23.

6

Ibid,. hal 23

7 Kasmir, Kewirausahaan: Jakarta, PT RajaGrafindo Perkasa, 2008). Hal,18.

8Dwi Wahyu Pril Ranto, Membangun Perilaku Entrepreneur Pada Mahasiswa Melalui

Entrepreneurship Education, jurnal.JBMA – Vol. III, No. 1, Maret 2016.Hal. 81.

9

(6)

182 – 203 : Abdul Bari Page 187

Pada definisi lain kewirausahaan menurut Sukidjo mencerminkan semangat, sikap, dan perilaku sebagai teladan dalam keberanian mengambil resiko yang telah diperhitungkan berdasar atas kemauan dan kemampuan sendiri. Orang yang memiliki sikap-sikap tersebut dikatakan sebagai wiraswasta atau wirausaha.Apa yang dilakukan seorang wirausahawan merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Keberhasilan tersebut akan sangat ditentukan oleh motivasi berprestasi, berorientasi pada keuntungan, kekuatan dan ketabahan/keuletan berusaha, kerja keras, enerjik, dan inisiatif.10

Berdasarkan beberapa definisi tentang kewirausahaan atau enterprenership yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan atau enterprenership akan melibatkan pembentukan sikap (attitude), pengembangan keterampilan (skill), dan pembekalan pengetahuan (knowledge). Dengan kata lain, kewirausahaan merupakan potensi yang dimiliki seseorang untuk dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan dalam bentuk pengalaman, tantangan, dan keberanian untuk mengambil resiko dalam bekerja dan/atau menciptakan pekerjaan.

Pendidikan Enterprenership

Pendidikan kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) sejati sehingga mengarahkan mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan karir. Pendidikan akan membentuk wirausaha dengan meningkatkan pengetahuan tentang bisnis dan membentuk atribusi psikologi seperti halnya kepercayaan diri, penghargaan terhadap diri sendiri dan Self-Efficacy.

Pendidikan kewirausahaan di kampus bertujuan untuk mengembangkan potensi akademis dan kepribadian mahasiswa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di dunia kerja.11Hal ini dijelaskan juga oleh Sukidjo bahwa tujuan dari pengembangan kewirausahaan di

10 Sukidjo, Membudayakan Kewirausahaan, WUNY Majalah Ilmiah Populer Tahun XII,

Nomor 1, Januari, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta 2011.

11Dwi Wahyu Pril Ranto, Membangun Perilaku Entrepreneur Pada Mahasiswa Melalui

(7)

182 – 203 : Abdul Bari Page 188

sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat adalah 1) Meningkatkan jumlah wirausahawan yang berkualitas. 2) Mewujudkan kemampuan dan memantabkan para wirausaha untuk menghasilkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat. 3) Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan dikalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. 4) Menumbuhkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap siswa, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.12

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad menjelaskan melalui pendidikan, seorang entrepreneur dapat diajarkan dan diciptakan.Pendidikan entreprenership adalah pendidikan yang berbasis experiential atau pengalaman, yang lebih mengedepankan praktek di lapangan yang didukung oleh pengetahuan dasar di kelas.Dan diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh dari entrepreneurship education terhadap perilaku entrepreneur mahasiswanya, yang dapat ditunjukkan dengan dimilikinya perilaku achievement, personal control dan self-esteem-nya setelah mahasiswa mendapatkan pendidikan kewirausahaan.13

Dari beberapa pengertian di atas pendidikan enterprenership adalah pendidikan untuk membentuk pola pikir, mengembangkan potensi kepribadian individu dan Menumbuhkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap individu seseorang.

Menurut Soesarsono dalam Yusanto, wirausaha mencakup beberapa unsur penting yang satu dengan lainnya saling terkait, bersinergi, dan tidak terlepas satu sama lain, yaitu :Pertama, Unsur daya pikir (kognitif). Daya piker, pengetahuan, kepandaian, intelektual, atau kognitif mencirikan tingkat penalaran, taraf pemikiran yang dimiliki seseorang.Daya piker adalah juga sumber dan awal kelahiran kreasi dan temuan baru serta—yang terpenting—ujung tombak kemajuan suatu umat.Kedua, Unsur keterampilan (psikomotorik).Mengandalkan berpikir saja belumlah cukup untuk dapat mewujudkan suatu karya nyata.Karya hanya terwujud jika ada tindakan.Keterampilan merupakan suatu tindakan raga

12 Sukidjo, Membudayakan Kewirausahaan, WUNY Majalah Ilmiah Populer Tahun XII,

Nomor 1, Januari, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta 2011.

13Ahmad, Analisis Pengaruh Entrepreneurship Education Terhadap Perilaku Entrepreneur

(8)

182 – 203 : Abdul Bari Page 189

untuk melakukan suatu kerja.Dari hasil kerja itulah baru dapat diwujudkan suatu karya, baik berupa produk maupun jasa.Ketiga, Unsur sikap mental (afektif).Daya piker dan keterampilan belumlah dapat menjamin kesuksesan.Sukses hanya dapat diraih jika terjadi sinergi antara pemikiran, keterampilan , dan sikap mental maju. Sikap mental inilah yang dalam banyak hal justru menjadi penentu keberhasilan seseorang.dankeempat, Unsur kewaspadaan atau intuisi. Jika ditelusuri lebih jauh, sebenarnya ada faktor yang lain di samping pemikiran, keterampilan, dan sikap mental yang juga menentukan keberhasilan seseorang.14

Beberapa unsur-unsur penting yang disebutkan di atas memang sangat perlu diresapi dan diinterpretasikan oleh para calon entrepreneur atau pengusaha, selain itu, menurut Machfoedz, seorang wirausaha juga dapat ditunjukkan serta meleburkan diri ke dalam profil pribadi sebagai berikut: Pertama, Wirausahawan senantiasa menginginkan prestasi prima; Kedua, Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan memperhitungkan besar kecilnya resiko. Ketiga, Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh secara alami dan pada umumnya lebih cepat mengidentifikasi permasalahan yang perlu di atasi. Keempat, Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambang-lambang keberhasilan yang diluar dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun dipuji orang, namun mereka menolak apabila pujian ditujukan kepada diri mereka. Kelima, Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan berbadan sehat (semangat). Mereka mampu bekerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan orang lain ketika merintis usaha. Keenam, Wirausahawan adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan kecakapan dan kemampuannya. Ketujuh, Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam membentuk pribadi mandiri dan wirausahawan mencari kepuasan diri, karena mereka termotivasi oleh kebutuhan untuk mewujudkan prestasi diri. Kedelapan, Wirausahawan Mencari Kepuasan diri.15

14 Yusanto, Muhammad Ismail & Widjajakusuma, Muhammad Karebet, Menggagas Bisnis

Islami, Jakarta: Gema Insani Press, 2002. Hal,33.

15Machfoedz, Mas’ud dan Machfoedz, Mahmud, Kewirausahaan Suatu Pendekatan

(9)

182 – 203 : Abdul Bari Page 190

Setelah diketahui bagaimana sebetulnya profil wirausahawan sebagaimana disebutkan di atas, kini juga harus diketahui bagaimana sebetulnya persyaratan yang harus disiapkan oleh seseorang yang ingin terjun kedunia wirausaha, adapun syarat-syarat tersebut antara lain: Pertama, Harga diri. Dengan membuka usaha atau berwirausaha, harga diri seseorang tidak turun, tetapi sebaliknya meningkat.Si pengusaha menjadi kelas tersendiri di masyarakat dan dianggap memiliki wibawa tertentu, seperti disegani dan dihormati.Banyak pengusaha yang sukses dalam menjalankan usahanya menjadi contoh bagi mansyarakat, apalagi mampu memberikan peluang kerja yang sangat dibutuhkan. Kedua, Penghasilan. Dari sisi penghasilan, memiliki usaha sendiri jelas dapat memberikan penghasilan yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan menjadi pegawai. Meningkatnya penghasilan pengusaha tidak mengenal batas waktu, terkadang ada istilah kalau lagi booming, maka keuntungan akan mengalir seperti air yang tak putus-putusnya, apa saja yang dilakukan selalu memperoleh keuntungan. Ketiga, Ide dan Motivasi.Para wirausaha selalu memiliki ide yang begitu banyak untuk menjalankan kegiatan usahanya. Telinga, mulut, dan mata selalu memberikan inspirasi untuk menangkap setiap peluang yang ada. Pengusaha juga memiliki motivasi yang tinggi untuk maju. Terpikir, melihat atau mendengar sesuatu selalu menjadi ide melekat dalam hatii seorang pengusaha. Keempat, Masa Depan. Seorang wirausahawan tidak pernah pensiun dan usaha yang dijalankan dapat diteruskan generasi selanjutnya. Oleh karena itu kita sering mendengar suatu usaha yang bisa dikelola sampai tujuh turunan. Estafet kepemimpinan dalam keluarga yang silih berganti menunjukkan bahwa keberhasilan masa depan wirausaha seperti tak pernah putus.

Beberapa persyaratan sebagaimana dikemukakan di atas, yang harus dipenuhi oleh seorang wirausahawan di dalam menjalankan usahanya tentu tidaklah mudah bagai membalikkan telapak tangan. Sehingga dorongan semangat dan minat yang kuat dari seorang calon wirausahawan mutlak diperlukan.

Semangat atau jiwa yang selalu terdorong untuk melakukan upaya berwirausaha oleh berbagai kalangan ilmuwan sering disebut dengan entrepreneurship atau juga dikenal dengan istilah kewirausahaan. Dengan spirit kewirausahaan mendorong

(10)

182 – 203 : Abdul Bari Page 191

minat seseorang untuk mendirikan dan sekaligus melakukan pengelolaan usahanya secara profesional, sehingga menjadi entrepreneur yang handal berhasil.

Pentingnya seorang mahasiswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan tentunya mengusik nalar sehat siapa saja untuk melakukan upaya membangun atau mencari cara yang terbaik dalam menumbuhkan atau membangun kekuatan bagi setiap muslim mengenai jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan.

Membangun Entrepreneurship

Upaya menumbuhkan atau membangun Entrepreneurshipakhir-akhir ini bukan lagi merupakan hal yang sekedar perlu untuk dilakukan, tetapi sudah merupakan suatu hal yang harus atau wajib untuk dilakukan oleh setiap manusia terutama mahasiswa yang ada di Indonesia. Kewajiban itu lebih disebabkan oleh kebutuhan yang mendesak bagi seluruh warga bangsa Indonesia untuk keluar dari kelemahan ekonomi bangsa yang menyebabkan kemunduran di berbagai sektor ekonomi bangsa Indonesia sehingga perekonomian menjadi stagnan yang jika dibiarkan akan semakin memburuk keadaan negeri.

Sebelum memburuknya keadaan perekonomian bangsa, tentu perlu dengan segera menumbuhkan atau membangunkan bagi setiap mahasiswa berupa jiwa

entrepreneurship atau kewirausahaan. Mengingat pentingnya jiwa

entrepreneurship tersebut, tentu harus dipahami, apa sebetulnya entrepreneurship

atau kewirausahaan itu.

Menurut Kasmir, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal penciptaan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreatifitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.12 Selain itu, adapula yang mendefinisikan kewirausahaan sebagai semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangai usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

(11)

182 – 203 : Abdul Bari Page 192

Dari pendapat di atas tentang definisi entrepreneurship atau kewirausahaan di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan yang penuh semangat dan keberanian guna menciptakan usaha baru atau mengembang usaha yang telah ada secara optimal sehingga mampu memperoleh keuntungan yang lebih besar. Jadi entrepreneurship atau kewirausahaan dalam hal ini erat sekali kaitannya dengan kondisi kejiwaan atau kepribadian seseorang.

Seorang wirausaha haruslah seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat kedepan dengan membuat ide yang cemerlang, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari beberapa alternatif masalah dan pemecahannya. Menurut Marbun dari beberapa penelitian di America Serikat, untuk menjadi wirausahawan, seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Percaya diri, berorentasi tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke masa depan, kreativitas, konsep 10 D dari Bygrave, pemanfaatan waktu.16

Dengan ini hendaknya sifat yang perlu dimiliki mahasiswa harus membudayakan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang positif dan inovatif serta ada semacam kemauan yang kuat untuk menunjukkan kepribadiannya sebagai seorang mahasiswa dalam bentuk hasil kinerja serta sikap dan perilaku yang menjurus atau mengarah kepada hasil yang lebih optimal. Sehingga, upaya dirinya mengekspresi sesuatu selalu berdasarkan semangat untuk menuju ke arah perbaikan (improvement) dan terus menerus berupaya dengan bersungguh-sungguh menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat atau tidak berguna.

Untuk membangun sifat kewirausahaan itu, cara yang terbaik adalah dengan terlebih dahulu membangun karakter yang kuat bagi mahasiswa sebagai calon wirausahawan handal yang dapat bersaing di dunia nyata. Sehingga kelak dikemudian hari para wirausahawan menjadi semakin kuat dan tahan uji karena telah memilki karakter yang kokoh.

Pentingnya suatu karakter bagi setiap individu, tentu menuntut setiap orang tua, Dosen maupun lingkungan sekitar untuk dapat menumbuhkan suatu

16

(12)

182 – 203 : Abdul Bari Page 193

karakter yang kuat pada mahasiswa.Dan karakter tersebut haruslah dapat menjawab berbagai problema kekinian pada lingkungan masyarakat maupun Negara Republik Indonesia ini, khususnya problema pelemahan ekonomi yang melanda bangsa ini.

Berkenaan dengan sifat yang perlu dimiliki wirausaha, etika juga perlu dimiliki oleh wirausaha. Etika wirausaha adalah sebagai berikut:

1. Wirausaha adalah tugas mulia dan kebiasaan baik. Artinya bertugas untuk mewujudkan kenyataan hidup dan berdasarkan kebiasaan yang baik dalam berwirausaha.

2. Menempa pikiran untuk maju. Artinya wirausaha melatih membiasakan diri untuk berprakarsa baik, bertanggung jawab, dan percaya diri.

3. Kebiasaan membentuk watak. Artinya wirausaha membiasakan diri, bersikap

mental untuk berbuat maju, berpikir terbuka secara baik, dan bersih.

4. Membersihkan diri dari kebiasaan berfikir negatif. Artinya wirausaha menjauhkan diri dari sikap dan kebiasaan tidak baik.

5. Kebiasaan berprakarsa. Artinya wirausahawan harus membiasakan diri dalam

mengembangkan kegiatan pengelolaan usaha. 6. Kepercayaan pada diri sendiri.

7. Membersihkan hambatan ciptaan sendiri. Artinya wirausaha jangan

mempunyai pikiran negatif seperti ragu-ragu, rendah diri terhadap hasil produk buatan sendiri.

8. Mempunyai kemauan, daya upaya, dan perencanaan untuk mengejar cita-cita

mengembangkan usahanya.17

Sedangkan menurut Kasmir beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, adalah:

a) Untuk persahabatan dan pergaulan

Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi

17Rusdiana, KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014, Hal. 129-131.

(13)

182 – 203 : Abdul Bari Page 194

persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.

b) Menyenangkan orang lain

Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin dihormati, kita harus menghormati orang lain. Menyenangkan orang lain berarti membuat orang menjadi suka dan puas atas layanan kita. Jika pelanggan merasa senang dan puas atas layanan yang diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.

c) Membujuk pelanggan

Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri.Kadang-kadang seorang pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah melalui etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan.

d) Mempertahankan pelanggan

Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit daripada mencari pelanggan. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih mudah karena mereka sudah merasakan produk atau layanan yang kita berikan. Artinya, mereka sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika seluruh karyawan, pelanggan lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas atas layanan yang diberikan.

e) Membina dan menjaga hubungan

Hubungan yang sudah berjalan dengan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya perbedaan paham dan konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab. Dengan etika hubungan yang lebih baik dan akrab pun dapat terwujud.18

Untuk membangun entrepreneurship tidah hanya perlu memiliki sifat dan etika berwirausaha tetapi juga perlu memiliki prinsip-prinsip etika dalam berperilaku bisnis. Menurut Daryono prinsip yang perlu dimiliki oleh wirausaha adalah sebagi berikut:

18

(14)

182 – 203 : Abdul Bari Page 195 1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus

terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong. 2. Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan dengan hormat, tulus

hati, berani dan penug pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat dan saling percaya.

3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, jangan mengintepretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan dalih ketidakrelaan.

4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan dan negara, jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam kerahasiaan, behitu juga dalam konteks professional, jaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hndari hal yang tidak pantas dan konflik kepentingan.

5. Kewajaran/keadilan, yaituberlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui kesalahan, dan perlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.

6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolongmenolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.

7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat manusia,

menghormati kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, jangan merendahkan orang lain, jangan mempermalukan orang lain.

8. Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.

9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas

(15)

182 – 203 : Abdul Bari Page 196 dengan kemampuan terbaik, mengembangkan dan mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.

10.Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki tanggung jawab, menerima tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi contoh.19

Lingkungan atau iklim organisasi juga akan memberika dan mendorong enterprenership. Untuk mendorong adanya enterprenership maka juga diperlukan suasana kepemimpinan yang menunjang.

1. Adanya penerapan teknologi dalam organisasi yang dapat membangkitkan keberanian, dan menunjang ide-ide baru sehingga tidak jadi penakut.

2. Terbuka peluang eksperimen, tidak takut pada kegiatan trial and error. Biasanya untuk mendapatkan produk baru, ditempuh beberapa kegagalan, sampai memproleh benuk produk baru yang sempurna, ini memakan waktu, berenovasi.

3. Tidak ada ukuran atau parameter baku untuk suatu keberhasilan

4. Harus tersedia dana yang cukup untuk melakukan kebebasan pengembangan ide.

5. Harus dikembangkan tim multidisiplin, dan kerja sama antar bidang.

6. Spirit enterpreunership tidah berdasarkan pada perorangan, tapi atas dasar sukarela dan sistem hadiah. Hadiah perlu diberikan untuk semua energy, usaha yang dikeluarkan untuk penciptaan yang baru.

7. Akhirnya aktifitas spirit ini harus harus mendapatkan support dari top management baik secapa fisik maupun dalam bentuk finansial.20

Seorang wirausahawan harus memahami lingkungan baik internal maupun eksternal secara utuh, dia harus mengetahui segala aspek, harus keatif agara dapar mendorong spirit interpreneurship. Karakteristik kepemimpiinannya adalah sebagai berikut:

1. Dia harsu seorang visioner leader, seseorang atau a person who dreams great dreams.

19Daryano, Pendidikan Kewirausahaan, Yogyakarta: Penerbit Gava media, 2012, hlm. 24-26

20

(16)

182 – 203 : Abdul Bari Page 197

2. Pemimpin entrepreneurship harus fleksibel dan menciptakan manajemen yang memeberikan kebebasan kreatifitas

3. Mendorong munculnya teamwork, dengan pendekatan multidisiplin dari berbagai keahlian, seperti engineering, produksi, marketing, keuangan dan sebaginya. Harus diciptakan diskusi terbuka untuk mencari suatu yang baru.

Untuk membangun suasana entrepreneurship, maka sebuah organsasi harus mampu menerapkan prosedur yang menunjang. Kadangkala perlu meminta bantuan konsultan untuk menciptakan suasana tersebut. Namun yang paling penting adalah komitmen daari seluruh jajaran manajemen, dari top, upper, dan middle management. Komitmen dan rencana ini disosialisasikan dalam bentuk kegiatan internal marketing kepada seluruh individu. Dengan demikian iklim entrepreneurship akan bergema diseluruh kegiatan organsasi. Pimpinan organisasi harus pula menjelaskan ide apa, sasaran bagaimana yang hendak dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Selanjutnya gunakan fasilitas teknologi yang menunjang iklim entrepreneurship. Organisasi harus tetap dekat dengan hati konsumen, harus belajar lebih produktif dengan menggunakan sumber-sumber seefisien mungkin. Jadi berilah kebebasan pada individu namun tetap terkendali dan bertanggungjawab terhdap pekerjaan.21

Dari beberapa paparan teori di ataas menunjukkan bahwa sifat, sikap, etika dan kepemimpinan mampu mengembangkan segenap potensi ekonominya merupakan sebuah karakter yang patut dipelihara dan ditumbuh kembangkan guna membantu diri mereka sendiri maupun orang lain dalam mengatasi berbagai problem kehidupan khususnya yang berkenaan dengan sektor ekonomi, seperti halnya dengan kondisi ekonomi bangsa kita saat ini yang sedang terjadi pelemahan ekonomi.

Sikap, perilaku dan etika sebagai pondasi karakter jiwa berwirausaha sebagaimana disebutkan di atas, juga sesuai dengan pendapat Sumahamijaya, menurutnya, karakter mandiri ini memacu dan mendorong seseorang untuk

21

(17)

182 – 203 : Abdul Bari Page 198

memecahkan sendiri persoalan hidup dan kehidupannya, sehingga dia termotivasi untuk berinisiatif, berkreasi, berinovasi, produktif, dan bekerja keras.22

Salah satu manfaat dari kewirausahaan adalah untuk membangun sebuah bisnis sebagai solusi untuk permasalahan social ekonomi, pendidikan, lingkungan dan berbagai permasalahan yang telah menjadi tantangan dunia. Thomas W Zimmerer merumuskan manfaat kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.

2. Memberi peluang melakukan perubahan, semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya, banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk menyatakan aktualisasidiri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.

22

(18)

182 – 203 : Abdul Bari Page 199

4. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan, walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan wirausahawan generasi pertama. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan Amerika serika. ―Orang-orang yang bekerja memiliki perusahaan sendiri empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan lain).

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan mendapatkan pengakuan atas usahanya, pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun. Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer perusaan kecil.

6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakan, hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja. Kebanyakan kewierausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan mrenyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya. Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey McKey. Menurut McKey: ―Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda‖ Hal ini

(19)

182 – 203 : Abdul Bari Page 200

yang menjadi penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan bukan tujuannya, melainkan lebih kepada proses atau perjalanannya.23

Seperti yang diungkapkan Bill Drayton, seorang innovator public yang mendirikan Ashoka Foundation menulis bahwa cara yang paling efektif untuk mempromosikan dapatmerumuskan solusi inovatif yang berkelanjutan dan dapat ditiru baik nasional maupun global. Berikut adalah peran wirausaha sosial dalam perekonomian suatu Negara:

a. Menciptakan lapangan kerja b. Mengurangi pengangguran

c. Meningkatkan pendapatan masyarakat d. Mengombinasikan fac

e. Faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian) f. Meningkatkan produktivita nasional.24

Menjadi wirausaha tidaklah mudah.Wirausaha harus bisa melihat permasalahan sebagai peluang usaha serta memiliki keberanian dan mengambil risiko untuk menyelesaikannya.Dengan beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut diatas jelas bahwa menjadi wirausaha lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin diperoleh jika seseorang menjadi karyawan atau menjadi orang gajian atau menjadi pekerja bagi para pemilik perusahaan.

23Leonardus Saiman. Kewirausahaan Teori, Praktek, dan Kasus-kasus, Jakarta:

SalembaEmpat 2009. Hal, 44-45.

24Rintan Saragih, Membangun Usaha Kreatif, Inovasi danBermanfaat Melalui Penerapan

(20)

182 – 203 : Abdul Bari Page 201 Kesimpulan dan Saran

Dari uraian di atas, mengenai upaya membangun Enterpreneurship, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :

1. Upaya menumbuhkan atau membangun Entrepreneurship akhir-akhir ini bukan lagi merupakan hal yang sekedar perlu untuk dilakukan, tetapi sudah merupakan suatu hal yang harus atau wajib untuk dilakukan oleh setiap mahasiswa terutama semua mahasiswa yang ada di Indonesia.

2. Problema bangsa saat ini menuntut kemampuan mahasiswa sebagi warga bangsa untuk dapat memulihkan kondisi ekonomi, sehingga pembentukan atau pembangunan sosok mahasiswa yang mempunyai jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi suatu yang patut di kembangkan khususnya kepada generasi di Indonesia guna meningkatkan kemampuan bangsa di sektor ekonomi ke depan.

3. Membangun jiwa entrepreneurship dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan pada mereka baik melakukan penerapan pendidikan di rumah atau di lingkungan keluarga, di lingkungan sosial atau masyarakat maupun pendidikan di sekolah harus dengan mengedepankan proses pembangunan karakter kewirausahaan itu sendiri.

4. Pembangunan karakter entrepreneurship dapat dilakukan dengan cara: Pertama, Menumbuhkembangkan kepercayaan diri anak. Kedua, Menumbuhkembangkan semangat kerja keras atau keinginan selalu beraktivitas. Ketiga, Menumbuhkembangkan sikap mawas diri sehingga mereka mampu mengendalikan diri. Keempat, Menumbuhkembangkan sikap teguh keyakinan atau Istiqomah. Kelima, Menumbuhkembangkan kecermatan atau ketelitian. Keenam, Menumbuhkembangkan pola pikir kreatif. Ketujuh, Menumbuhkembangkan kemampuan problem solving atau memecahkan persoalan atau masalah. Kedelapan, Menumbuhkembangkan sikap objektif dalam memandang atau menilai sesuatu.

5. Membangun sosok mahasiswa entrepreneurship atau berjiwa kewirausahaan harus dilakukan dengan cara-cara yang tepat dan akurat sehingga upaya pembangunan tersebut tidak sia-sia. Upaya ini juga dilakukan dengan cara

(21)

182 – 203 : Abdul Bari Page 202

melakukan peran serta orang tua di rumah, tokoh masyarakat di lingkungan sosial mahasiswa berada, dan juga gdosen di kampus untuk dapat memposisikan diri sebagai pendidik yang cenderung memberikan bimbingan dan arahan yang positif, bukan sekedar melakukan pemaksaan kehendak kepada mahasiswa dalam menyematkan karakter kewirausahaan pada mereka. Dengan mengedepankan cara pembelajaran yang penuh dengan ketulusan dan kelembutan tentunya ranah afektif khususnya generasi mahasiswa akan lebih tersentuh dan selanjutnya membekas kuat serta mendarah daging dalam sanubari mereka.

Saran yang diajukan berdasar penelitian ini antara lain:

1. Bagi peneliti, untuk dapat melakukan perkembangan penelitian dengan menguji menggunakan variabel lain.

2. Bagi mahasiswa, untuk dapat meningkatkan minat kewirausahaan agar dapat membuka lapangan usaha baru yang berdampak pada penurunan angka pengangguran.

3. Bagi pembaca, memberikan masukan untuk dapat mengkreasikan dalam pembuatan business plan meskipun tanpa memiliki pengalaman di bidang bisnis.

4. Diharapkan untuk penelitian di masa depan dapat memunculkan variabel lain yang lebih beragam dan tidak hanya menggunakan korelasi tetapi juga regresi berganda sebagai pengukuran statistiknya sehingga tidak hanya pola hubungan yang dibahas tetapi juga pola pengaruh diantara variabel sehingga dapat memberikan kebermanfaatan bagi generasi muda untuk terus berkreasi dan berinovasi menciptakan usaha yang variatif dan dapat diterima di masyarakat yang tentunya dengan harga yang lebih bersaing dan kualitas yang baik.

(22)

182 – 203 : Abdul Bari Page 203 Daftar Pustaka

Alma, Buchari. 2001. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Griffin, Ricky W. 2002. Pengantar Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga Hadibroto, H.S. 1996. Ekonomi dalam Segala Pandangannya. Bandung: Sinar

Bandung

Handoko, Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE

Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006).

Meredith. G.G. dkk. (1998), Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Sukidjo (2011), Membudayakan Kewirausahaan, WUNY Majalah Ilmiah Populer Tahun XII, Nomor 1, Januari, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Zimmerer, W. T. and Scarborough, M. N., (1996), Essentials of Entrepreneurship

and Small Business Management.Prentice Hall: Third Edition.

Dwi Wahyu Pril Ranto. Membangun Perilaku Enterpreneur pada Mahasiswa Melalui Enterpreneurship Education. Jurnal JBMA – Vol. III, No. 1, Maret 2016.

Indra Zultiar, Leonita Siwiyanti. Menumbuhkan Nilai Kewirausahaan Melalui Kegiatan Market Da. Jurnal [ISSN 20886969] Vol. 6 Edisi 11, Okt 2017. Suhermini, Teti Anggita Safitri. Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Melalui

Pembuatan Business Plan, Jurnal Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan Vol. V, No. 2, Desember 2010

Rintan Saragih. Membangun Usaha Kreatif, Inovatif danBermanfaat Melalui Penerapan Kewirausahaan Sosial. Jurnal Kewiraushaan, VOL 3 NO. 2 Desember 2017 ISSN : 2301-6264

Referensi

Dokumen terkait

Selain melakukan observasi di kantor Dinas, peneliti juga melakukan observasi di UPTD Dinas Pendidikan Kota Cilegon, didapatkan bahwa terdapat pegawai datang

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga tesis dengan judul “Hubungan Antara Pengalaman Bekerja dan Motivasi

Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering

Dasar pokok Islam membolehkan poligami adalah firman Allah SWT yang terdapat dalam Al- Qur ‟an surat An- Nisa ‟ (4): 3: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1978 tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga kepada Daerah, Pemerintah Daerah dapat menerima sumbangan pihak

Dengan penuh sopan santun dan etika layaknya seorang ulama besar, Syaikh Ibnu Sa’di bertanya kepada Sayyid ‘Alwi: “Wahai Sayyid, benarkah Anda berkata kepada

Dalam kajian ini mengambil pokok permasalahan motif gurda yang selalu ada dalam kehidupan masyarakat kita, memiliki bentuk-bentuk yang bervariatif dan berubah-ubah