• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VII

SPESIFIKASI TEKNIS

VII.1. Umum

Yang dimaksud dengan spesifikasi teknis penyaluran dan pengolahan air buangan adalah :

o Pengadaan bahan utama. o Pengadaan bahan pendukung. o Pemasangan peralatan-peralatan.

Ketiganya menunjang pelaksanaan kerja sistem penyaluran air buangan yang lengkap dan baik serta telah diuji sehingga siap digunakan. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :

o Pekerjaan perpipaan.

o Pekerjaan bangunan pelengkap penyaluran air buangan. o Pekerjaan bangunan unit pengolahan air buangan. o Operasi dan pemeliharaan.

VII.2. Persyaratan Umum dan Spesifikasi

Syarat-syarat umum dan spesifikasi teknis meliputi : 1. Penetapan spesifikasi standar.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menggunakan persyaratan standar yang ditetapkan oleh pemberi tugas. Jika pemberi tugas menghendaki untuk hal tersebut, kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada pemberi tugas dengan kualitas yang sesuai dengan yang telah ditetapkan pada pelanggan.

2. Bangunan sementara

Yang dimaksud dengan bangunan sementara adalah los pemberi tugas, los kerja, gudang bahan-bahan, dan lain-lain. Bangunan sementara harus dibuat di lokasi proyek. Besar kecilnya ukuran bangunan sementara disesuaikan dengan kebutuhan. Los pemberi tugas dan los kerja harus dilengkapi dengan dua buah meja tulis, lengkap dengan fasilitas penerangan kerja, dua kursi, ruangan untuk buang air dan cuci tangan, perlengkapan dan penyediaan obat-obatan (P3K), peti untuk menyimpan barang, lemari, dan fasilitas penunjang lainnya untuk digunakan oleh pemberi tugas-pemberi

(2)

tugas lapangan sesuai dengan yang telah ditentukan. Semua bangunan sementara harus dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan bekas bongkarannya menjadi milik pemberi tugas.

3. Pengukuran dan pengetesan bahan dan alat.

Semua ketentuan bahan yang harus disediakan oleh pemborong harus memenuhi Standar Normalisasi Indonesia, dan Standar Pemeriksaan Umum Bahan-bahan (PUBB). Sedangkan untuk beton berlaku Peraturan Umum Beton Bertulang Indonesia (PBBI).

Bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan yang berlaku 42 hari sebelum pelelangan, kecuali ditentukan lain dalam kontrak. Pemborong diwajibkan mengirim contoh-contoh bahan yang diberikan kepada pemberi tugas, bahan yang kualitasnya diragukan akan dikirim ke kantor Penyelidikan Bahan-Bahan Bangunan atas biaya pemborong.

Jika kemudian dibutuhkan perubahan peralatan yang diperlukan, maka kontraktor harus menyediakan jenis peralatan yang ditentukan dengan biaya kontraktor. Pemberi tugas harus menentukan peralatan yang tidak dapat digunakan karena faktor keamanan, kebisingan, dan sebagainya.

Apabila ternyata terdapat bahan-bahan yang dinyatakan tidak baik oleh pemberi tugas di lapangan pekerjaan, maka pemborong harus segera mengangkut bahan-bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu tiga hari.

Pemborong wajib menyediakan barang-barang antara lain :  Concrete mixture

 Concrete internal

 Concrete external vibrator  Vibrator

 Pompa air  Water pass  Theodolite

 Peralatan pengetesan pasir dan tanah urug  Dan lain-lain

4. Keamanan hasil pekerjaan

Kontraktor harus bertanggung jawab atas keamanan dan hasil kerja dari berbagai faktor, seperti cuaca, dan hal-hal lain selama masa kerja.

(3)

5. Rencana metode dan urutan kerja

Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja, dua minggu setelah keluar Surat Perintah Kerja. Setelah itu, kontraktor harus mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

 Daftar peralatan kerja, termasuk bentuk dan kapasitasnya.  Daftar tenaga kerja.

 Daftar tenaga ahli dan tenaga ahli khusus yang akan dipekerjakan.  Detail desain rencana penurapan.

6. Gambar – gambar

Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu ada di lapangan setiap waktu. Gambar-gambar kerja harus dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.

7. Rencana kerja

Sebelum dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan pemborong harus membuat rencana kerja yang disetujui pemberi tugas dan diajukan selambat-lambatnya satu minggu setelah pelulusan pekerjaan. Dalam rencana kerja harus dilampirkan Network Planning, daftar staf ahli di lapangan, dan daftar peralatan.

8. Peraturan

Tata cara pelaksanaan dan lain-lain yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan kontrak ini harus betul-betul ditaati. Peraturan-peraturan tersebut adalah :

 Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1965, NI-3 1963, PUBB 1969.

 Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)  Peraturan Muatan Indonesia (PMI-NI 18/1969)

 Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang penggunaan tenaga harian, mingguan, bulanan, dan borongan).

 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI 5 1961)

 Peraturan Perusahaan Listrik Negara tentang instalasi listrik dan tenaga (POL.L-NI 6).

 Peraturan Perusahaan Air Minum Negara

Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan pemasangan bagian-bagian pipa sebelum melaksanakan :

(4)

 Perurugan tanah.

 Pengembalian pada keadaan semula.

 Penyelesaian pekerjaan dan pemasangan dop pada ujung pipa.  Pembersihan dan penggelontoran.

 Pengujian akhir.

Dua minggu sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu kepada pemberi tugas dan ketua RW setempat untuk menentukan lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk pekerjaan jalan umum, sebelumnya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pihak pemberi tugas.

9. Papan proyek dan rambu-rambu

Kontraktor harus membuat papan proyek dan rambu-rambu sesuai dengan permintaan pemberi tugas.

10.Keamanan, kesehatan dan kesejahteraan

Kontraktor harus menaati segala peraturan atau perundang-undangan pelaksanaan pekerjaan yang berlaku di Indonesia mengenai kondisi kerja, keamanan, dan kesejahteraan pekerja dan pemberi tugas lapangan. Kontraktor harus menaati peraturan mengenai keselamatan tenaga kerja yang bekerja berbatasan dengan lalu lintas kendaraan.

11.Faktor bahaya pada pekerja air kotor

Seluruh tenaga kerja yang akan dipekerjakan terlebih dahulu harus mengetahui faktor-faktor bahaya pada pekerjaan saluran dan unit pengolahan air kotor khususnya mengenai resiko kecelakaan, infeksi karena bakteri akibat air kotor, dan faktor bahaya dari gas-gas beracun yang dihasilkan air kotor.

Apabila pekerja terpaksa harus masuk ke dalam manhole, stasiun pompa, atau bangunan air kotor lainnya yang mungkin terdapat gas berbahaya, maka harus memperhatikan hal-hal di bawah ini :

1. Peralatan yang diperlukan sebelum masuk ke dalam bangunan air kotor adalah sebagai berikut :

a. Gas detector.

b. Tambang.

c. Helm dan pakaian khusus yang dilengkapi dengan lampu untuk setiap orang yang masuk ke bangunan air kotor.

(5)

d. Dua set tabung oksigen berkapasitas 1800 liter dan pipa karet kualitas baik, minimal sepanjang 70 m untuk pemakaian selama kurang lebih 45 menit.

e. Pengesetan peralatan tabung oksigen darurat lengkap dengan masker dan alat bernafas dengan kapasitas 800 liter.

2. Ventilasi dibuat dengan cara membuka tutup manhole yang terletak di bagian hulu dan hilir bangunan air kotor yang akan dimasuki atau dengan cara lain yang diperlukan.

3. Gas detector harus dimasukkan ke dalam bangunan air kotor yang akan

dimasuki selama pekerja berada di dalam bangunan. Apabila terdeteksi ada gas beracun dan berbahaya, maka pekerja harus menggunakan tabung oksigen. 4. Tidak diperkenankan menggunakan api terbuka dan merokok di dalam

bangunan air kotor.

5. Paling sedikit dua orang harus siap siaga di lubang masuk yang siap setiap terjadi keadaan darurat.

6. Setiap peralatan kerja harus selalu diperiksa kondisinya secara teratur.

VII.3. Persyaratan Teknis Pekerjaan Sipil / Konstruksi

Ruang lingkup pekerjaan sipil meliputi: pekerjaan persiapan, pekerjaan pematangan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan bata dan plesteran, pekerjaan kayu, pekerjaan atap, pekerjaan kaca, serta pekerjaan sarana jalan.

VII.3.1. Perkerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan awal dari kegiatan pembangunan. Lokasi tempat pembangunan harus dibersihkan dari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran kerja, misalnya: pohon, akar-akar tanaman, dan semak-semak di lokasi tersebut. Pada tahap ini juga dibuat sarana penunjang lain seperti pembuatan kantor kontraktor dan konsultan, pemasangan genset, dan lain-lain.

VII.3.2. Pekerjaan Tanah

Pada tahap pekerjaan ini dilakukan persiapan lokasi pembangunan instalasi agar mencapai elevasi yang telah direncanakan dalam gambar rencana penempatan unit-unit pengolahan.

(6)

a. Pekerjaan pengukuran dan pematokan. b. Pekerjaan pembersihan lokasi.

c. Pekerjaan penggalian. d. Pekerjaan pengurugan

Pekerjaan penggalian tanah dilakukan sesuai dengan pematokan yang telah dilakukan. Klasifikasi jenis galian menurut tingkat kesulitannya untuk menentukan pembiayaan adalah sebagai berikut:

 Galian tanah biasa.

 Galian tanah keras/cadas merupakan tanah berbatu, umumnya untuk menggali tanah ini digunakan bor atau dengan bahan peledak atau alat khusus lainnya.

Galian tanah yang selalu berair akan menimbulkan masalah air tanah setelah mencapai kedalaman gali lebih dari 0.2 dari permukaan air konstan. Bila perlu saat dilakukan penggalian, galian harus diberi penguat dan dibuat agak miring sehingga tidak terjadi longsor yang dapat mengganggu bangunan yang telah dibuat dan menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman.

Daerah penggalian harus mempunyai saluran pembuangan air yang baik dan bebas dari genangan air atau dapat juga digunakan pompa air, karena seluruh pekerjaan sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering. Galian harus dibuat dengan lebar berlebih untuk memasukkan unit-unit penyangga, penguat galian, peralatan pembangunan sipil dan harus cukup untuk meletakkan dan menyambungkan pipa dengan baik.

Harus dilakukan persiapan-persiapan tersendiri untuk menampung sementara bahan galian, yang diperlukan untuk pengurugan kembali. Bahan galian yang tidak dapat digunakan sebagai bahan urugan atau keperluan lain, diangkut dari lapangan untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir yang telah disepakati. Pengurugan harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasinya serta disebutkan dalam

“Pekerjaan Tanah”. Pengurugan harus memenuhi ketentuan-ketentuan bahwa tanah

yang digunakan bukan termasuk tanah lempung asli ( kadar clay <20%).

Pengurugan dilakukan secara berlapis dengan tebal lapisan 20 cm, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat berat. Bahan urugan harus bebas dari akar-akaran, bahan organik, sampah, dan batuan yang lebih besar dari 10 cm.

(7)

a. Bahan dari galian tanah.

Pengurugan dapat menggunakan bahan galian, meliputi bahan-bahan yang menggandung lempung, pasir, kerikil, atau bahan lain yang bebas dari kotoran. b. Bahan dari pasir dan kerikil.

Semua pasir yang digunakan dalam pengurugan harus berasal dari pasir alam, dengan butiran dari halus sampai kasar, bebas dari kotoran, debu, atau bahan-bahan lain yang tidak sesuai. Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh lebih dari 10% berat keseluruhan. Pada pekerjaan sipil pembangunan unit-unit pengolahan maupun pekerjaan pengurugan di bawaah pipa harus diberi dasar pasir setebal 10 cm, dasar pasir ini dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta harus memiliki permukaan yang rata, urugan pasir ini harus disebar merata ke seluruh lokasi pengurugan.

VII.3.3. Pekerjaan Pondasi

 Konstruksi pondasi dibuat berdasarkan gambar hasil perhitungan sipil.

 Galian tanah atau pemancangan untuk pondasi harus sampai pada tanah asli dengan daya dukung tertentu. Jika daya dukung tanah kurang, maka dilakukan perbaikan tanah sesuai dengan ketentuan yang ada.

 Jika tanah mengandung lumpur atau humus yang cukup dalam, maka tanah tersebut harus dibuang atau dikupas dan diadakan perbaikan struktur tanah.  Pondasi yang akan dipasang adalah pondasi batu kali dengan memakai bahan

material:

 Batu kapur setebal 25-30 cm, dipadatkan.

 Pasir urug untuk alas pondasi dengan ketebalan 5-10 cm dan dipadatkan.  Adukan campuran 1 pc : 2 ps : 3 krl.

VII.3.4. Pekerjaan Beton

 Kualitas beton yang digunakan adalah K-275 untuk lantai dan dinding unit-unit pengolahan, dan beton 1 : 3 : 5 untuk lantai kerja.

 Persyaratan bahan dan pelaksanaan pekerjaan pondasi harus sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk pekerjaan sipil. Secara umum spesifikasi bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:  Semen.

(8)

Semua semen yang digunakan adalah jenis semen portland biasa dengan mutu terbaik. Semen harus disimpan dengan baik untuk mencegah kelembaban atau pencemaran oleh bahan-bahan lain.

 Pasir dan Kerikil/batu pecah.

Pasir dan kerikil/batu pecahan harus diangkut, ditangani, dan ditimbun sedemikian rupa sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang berukuran lain dan tidak bercampur dengan benda-benda lain. Kerikil dan batu pecahan harus keras, tahan lama, bersih, serta bebas dari bahan organik yang mengganggu konstuksi beton, lapisan yang menempel dan dari debu.

 Beton

Perbandingan campuran beton harus 1 : 2 : 3 kecuali ada ketentuan lain, untuk mendapatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil dan pecahan batu yang harus digunakan harus diubah-ubah (dapat dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan terlalu banyak air).

 Untuk pencampuran semen harus digunakan air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan organik, minyak, asam, alkali, atau campuran lain yang dapat merusak beton atau dapat mempengaruhi daya lekat semen.

 Pengadukan beton dilakukan dengan mesin pengaduk sampai susunan warna dan kekentalannya harus sama.

 Sebelum dilakukan pengecoran bekisting harus dipasang dengan kokoh sesuai dengan bentukannya.

 Bekisting dibuat dari kayu bermutu baik dengan ketebalan minimal 2.5

cm.

 Dipasang sekokoh mungkin, kaku, dan kuat menahan getaran alat

pemadat.

 Beton harus dicor dan dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah dicampur dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar matahari selama minimal 7 hari.

 Cetakan dan penyempurnaan

Cetakan untuk cor beton harus dibuat rapi dan diperkuat secukupnya sesuai dengan gambar rencana. Semua sambungan-sambungan harus rapat untuk menjamin agar tidak terdapat kebocoran yang menyebabkan beton menjadi

(9)

basah pada cetakannya. Cetakan tidak boleh dibongkar selama 24 jam setelah pengecoran.

 Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat harus diratakan sampai halus dengan sendok baja setelah pengerasan pertama terjadi.

Pekerjaan beton meliputi:

 Pekerjaan struktur, pondasi, kolom, sloof, balok, pelat lantai, pelat atap, bak air.

 Pekerjaan beton tumbuk, dudukan piapa, pompa, mesin.  Campuran

Macam campuran (adukan) menggunakan agregat kasar dan halus untuk tiap 50 kg semen portland dan ukuran nominal, ditunjukkan pada Tabel 7.1 berikut:

Tabel 7.1 Jenis Beton dan Spesifikasinya (PBI 1997)

Jenis Beton Campuran Agregat Halus (m3) Agregat Kasar (m3) Ukuran Nominal (mm) B1 1 : 1,5 : 2,5 0,06 0,10 10 B2 1: 2: 3 0,08 0,12 20 B3 1 : 2,5 : 5 0,10 0,20 38 B4 1: 3: 6 0,12 0,24 38 B5 1: 2: 3 0,06 0,12 30

Penjelasan pemakaian jenis beton adalah sebagai berikut:

 B1 = beton yang memerlukan kekedapan air, pelat-pelat atap, reservoir, balok yang bersangkutan dengan atap dan reservoir.

 B2 = semua beton bertulang, kolom, sloof, balok-balok, pondasi diluar ketentuan pada B1

 B3 = jalan setapak sekitar bangunan

 B4 = semua beton bertulang kecuali jenis B2

VII.3.5. Pekerjaan Bata dan Plesteran

 Bata yang digunakan adalah bata merah berukuran 6 cm x 12 cm x 24 cm, bersudut runcing, rata dan keras.

 Siar-siar dibuat rapi setebal 1 cm dan dikorek sedalam 0,5 cm. Siar-siar vertikal tidak boleh bertemu dalam satu garis lurus.

(10)

 Perbandingan adukan untuk plesteran dinding pasangan bata adalah 1 kp : 1 pc : 2 ps . Sedangkan untuk plesteran beton digunakan campuran 1 pc : 2 ps.

VII.3.6. Pekerjaan Kayu, Atap, Kaca dan Cat

 Semua kusen pintu dan jendela terbuat dari kayu kamper yang kering, sedangkan untuk kuda-kuda atap dan langit-langit dari kayu borneo.

 Semua pekerjaan kayu harus diketam halus dan digosok dengan kertas pasir sebelum dicat.

 Atap ditutup dengan genteng, sedangkan nok ditutup dengan genteng bubungan.

 Kaca untuk jendela, ventilasi, digunakan kaca 3 mm.

VII.4. Spesifikasi Teknis Material VII.4.1. Umum

Seluruh material yang ditawarkan pemborong harus memenuhi persyaratan teknis baik kualitas maupun ukurannya. Untuk material eks pabrik yang ditawarkan pemborong, harus ada data-data pokok yang dilampiri dengan brosurnya. Bagi kontraktor yang memenangkan pelelangan harus menunjukkan contoh setiap material yang ditawarkan untuk mendapatkan persetujuan pemberi tugas.

VII.4.2. Semen Portland

Semen Portland yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dalam standar NIS. Semen dapat diterima berdasarkan hasil penyelidikan selama 7 hari, disertai riwayat kualitas dari penghasil semen selama 12 bulan terakhir.

Pemborong harus menyediakan gudang penyimpanan semen pada tempat-tempat yang baik dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Semen senantiasa terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak.

 Lantai gudang harus kuat dan minimal berjarak 30 cm dari atas tanah.

 Gudang harus cukup untuk memuat semen dalam jumlah besar sehingga tidak menimbulkan kemacetan dalam penerimaan atau pengeluaran semen.

(11)

VII.4.3. Agregat Kasar, Pasir, dan Batu

Segala cara yang dilaksanakan pemborong untuk pengangkutan, pembongkaran, pengerjaan dan penimbunan agregat kasar, pasir, dan batu harus mendapat persetujuan pemberi tugas.

Tempat penimbunan harus dibersihkan, diatur sedemikian rupa sehingga pasir atau agregat kasar tersebut tidak berceceran, dan tidak terkena kotoran lain pada waktu hujan atau kena air rembesan.

Pemborong atas biaya sendiri harus mengolah kembali pasir atau agregat kasar yang kotor atau tercecer karena penimbunan yang tidak sempurna. Tinggi timbunan maksimum adalah 1,23 m dan tidak boleh dipindahkan tempatnya kecuali atas instruksi pemberi tugas.

VII.4.3.1. Pasir

Semua pasir yang diperlukan harus diperoleh pemborong dari sumber yang disetujui pemberi tugas. Pemborong menanggung semua masalah dan biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh pasir tersebut.

Pemborong harus memberikan contoh pasir yang akan dipakai dalam jumlah yang cukup sebelum pemakaian. Pasir harus bersih dan terbebas dari gumpalan-gumpalan tanah, alkalis, bahan-bahan yang mengandung organik, dan kotoran-kotoran lainnya yang dapat merusak.

Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan antara 2 sampai 32, atau sesuai dengan PBI 1972, atau sesuai dengan ketentuan seperti tersaji dalam Tabel 7.2

Tabel 7.2 Kehalusan Pasir Beton (PBI, 1972)

No. Saringan % Satuan Timbangan Tertinggal di Saringan

4 0-15 8 6-15 16 10-25 30 10-30 50 10-30 100 12-30 PAN 3-7

Jika presentase yang tertinggal di saringan nomor 16 adalah 20% maka batas maksimum untuk yang tertinggal di saringan nomor 8 dapat naik sampai 20%. Pasir pasang harus memenuhi gradasi seperti tersaji pada Tabel 6.2 berikut ini.

(12)

Tabel 7.3 Kehalusan Pasir Pasangan (PBI, 1972)

No Saringan % Timbangan Melalui Saringan

8 100

100 15 (maksimum)

VII.4.3.2. Agregat Kasar

Agregat kasar yang diperoleh pemborong harus berasal dari sumber yang disetujui oleh pemberi tugas. Pemborong harus menanggung semua permasalahan dan biaya yang diperlukan untuk memperoleh agregat kasar tersebut. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah, tipis atau panjang-panjang, bahan alkalis, atau organis dan substansi lain yang merusak. Berat substansi yang merusak tidak boleh lebih dari 3 %.

Agregat kasar harus terdegradasi baik dengan ukuran 5 – 50 mm. Modulus

kehalusan butir harus berada antara 6,0 – 7,5 atau memenuhi standar PBI-1971.

Agregat kasar yang tidak memenuhi ketentuan tersebut harus disaring kembali atas biaya pemborong.

VII.4.3.3. Batu

Batu yang digunakan adalah batu kali atau batu pecah dari gunung atau batu-batu besar yang bermutu granit, kwasit, dan trap yang mempunyai berat jenis minimum 2,40 gr/cm3 dan kekuatan tekan tidak kurang dari 40 kg/cm2, keras, kekar, bersih, penuh, bebas pori-pori, dan bebas cacat belah-belah.

VII.4.4. Air

Air yang digunakan untuk pengadukan beton atau pembuatan spesi harus menggunakan air tawar yang bersih dan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Tidak mengandung minyak dan bagian-bagian terapung/melayang.  Harus netral atau sedikit alkalis.

 Kadar sulfat maksimum adalah 0,5 % atau 5 gr/l, kadar klor maksimum adalah 1,5 % atau 15 gr/l.

 Banyaknya KMnO4 maksimum yang dipakai untuk mengoreksi air kotor

organik didalam air adalah 1000 mg/l.

Apabila contoh air tidak dapat dilakukan, maka dalam hal keragu-raguan mengenai air harus dilakukan percobaan perbandingan antara kekuatan tekanan mortal semen-pasir dengan memakai air suling. Air tersebut dianggap dapat dipakai apabila

(13)

kekuatan tekanan mortal dengan pemakaian air tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90 % kekuatan mortal dengan memakai air suling pada umur yang sama.

VII.4.5. Baja Tulangan

Baja tulangan harus dari baja yang lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan tegangan maksimum 5000 kg/cm2. Bahan-bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan PBI-1971 atau Jepang kelas 5.R.24 atau 4.24.

Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di tempat tebuka dalam waktu lama.

VII.4.6. Baja Struktur Profil

Penyediaan bahan harus lengkap dengan peralatannya dan disesuaikan dengan mutu kelas I. Mutu baja profil, pelat-pelat simpul, baut, mur, dan paku keling harus memenuhi persyaratan minimal yang mempunyai kekuatan normal 3700 kg/cm2.

Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan baja harus diperoleh dari suplier yang disetujui oleh pemberi tugas. Pasangan-pasangan yang tepat, bentuk, tebal ukuran, berat, dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan. Bahan baja kecuali ditentukan lain oleh pemberi tugas harus sesuai dengan PUBB-56.

Baut dan paku keling yang digunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum pada gambar. Kekuatan baut atau paku keling minimal harus sama dengan kekuatan baja profil dan pelat simpul. Pemasangan baut dan paku keling harus benar-benar kokoh.

VII.4.7. Standar Pipa

Jenis-jenis pipa yang dipergunakan dalam pengerjaan ini adalah pipa dari jenis Ductile Cast Iron Pipe (DCIP). Pipa galvanis yang didatangkan dari suplier harus dalam keadaan utuh/baru dan semua dalam keadaan terlindung, dan sesuai dengan kelas yang disyaratkan dan memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

 Pipa besi yang dimaksud disini adalah lengkap dengan soket dan perlengkapan-perlengkapan sambungan

(14)

Minimum hidrostatic test pressure harus mencapai 10 atm  Pipa yang digunakan harus dari jenis kelas 1

 Pipa yang ditawarkan harus baru dan dijamin keutuhannya

VII.4.8 Perlengkapan Pipa

Perlengkapan pipa yang dimaksud adalah perlengkapan yang sesuai untuk macam pipa yang digunakan. Sambungan dilakukan dengan Union Socket. Minimum hidrostatic test pressure yang harus dicapai sesuai dengan yang berlaku untuk pipanya.

VII.4.9. Gate Valve

Gate valve yang digunakan adalah Round Flange Valve dengan Direct Drive Non Rising Stem. Kriteria lain yang harus dipenuhi :

 Minimun leakage pressure adalah 8 atm  Spendel terbuat dari brause

VII.5. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

Pekerjaan mekanikal dan elektrikal meliputi pekerjaan pengukuran, pengetesan lubang, pekerjaan penggalian pipa, pekerjaan pemasangan pipa dan bedding, pekerjaan perpipaan untuk aliran bertekanan dan tidak bertekanan, pekerjaan urugan tanah dan perataan, penyimpanan pipa, bangunan pelengkap ,dan instalasi listrik.

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pekerjaan pipa :

1. Pekerjaan pipa harus memenuhi pedoman pekerjaan Plumbing Indonesia dan instansi lain yang berwenang.

2. Bahan yang digunakan berkualitas baik dan telah disetujui lembaga yang berwenang.

3. Gambar denah peletakan perpipaan secara garis besar menunjukkan letak peralatan instansi dan jalur pipa harus mengikuti kondisi setempat.

4. Setelah semua pekerjaan perpipaan selesai, maka perlu dilakukan pengujian atas seluruh bagian pekerjaan ini.

5. Semua kekurangan dan kebocoran dalam sistem perpipaan harus diperbaiki. Pekerjaan perpipaan meliputi :

(15)

VII.5.1. Pekerjaan Pengukuran

Yang dimaksud pekerjaan pengukuran adalah pengukuran arah memanjang dari pekerjaan perpipaan. Penentuan ketinggian dan sudut-sudut dilakukan dengan bantuan water pass dan theodolit. Pekerjaan pengukuran ini sepenuhnya diawasi dan atau dilakukan bersama-sama pemberi tugas pekerjaan, dan kebenaran dari hasil pengukuran tetap menjadi tanggung jawab kontraktor. Pengukuran galian parit pada pekerjaan pemasangan pipa harus dilaksanakan dengan “ukuran lari” yaitu sesuai

dengan jalur pemasangan pipa dan permukaan pipa.

Berdasarkan hasil pengukuran tersebut kontraktor harus membuat rencana kerja yang berisi :

1. Nomor patok dan arah.

2. Evaluasi muka tanah yang ada. 3. Evaluasi invert saluran.

4. Evaluasi muka tanah atau jalan setelah selesai pekerjaan urugan dan pembuatan jalan.

5. Letak patok ukuran dan kilometer.

6. Letak posisi perpipaan yang lurus, belokan pipa, thrust block, dan letak manhole.

7. Dan lain-lain sesuai kondisi nyata di lapangan dan atau atas petunjuk pemberi tugas pekerjaan.

8. Patok ukur dibuat dari kayu ukuran 75 x 10 x 10 cm, ditanam kokoh di tanah sedalam 40 cm setiap jarak 50 cm. Patok tersebut berisi tulisan nomor patok, ketinggian dasar galian dan tanah asli.

VII.5.2. Pengetesan Lubang

Lubang galian pekerjaan dibuat dengan menggunakan metode konvensional (digali dengan tangan), dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 40 cm, dan kedalaman ditentukan berdasarkan pekerjaan adanya pipa-pipa selain pipa air buangan yang tertanam pada rencana jaringan pipa air buangan. Lubang percobaan dilakukan untuk keperluan pengecekkan jaringan instalasi lain yang tertanam pada tempat-tempat dimana informasi tentang kondisi tanah tersebut tidak diperoleh, hal ini pun dilakukan agar dapat diambil alternatif pergesaran jaringan pipa pada posisi yang tepat apabila terjadi persilangan dengan jaringan pipa yang ada, pengetesan lubang dilakukan hanya

(16)

untuk rencana jaringan pipa air buangan (sewer) di tepi jalan atau lokasi-lokasi tertentu yang diperkirakan adanya pipa non- sewer.

VII.5.3. Pekerjaan Penggalian Pipa

Pipa harus dipasang lurus pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar rencana. Sebelum penggalian pipa dimulai, data lapangan secara detail disiapkan sesuai dengan rencana penyelidikan data ulang kondisi daerah pelayanan. Panjang pelaksanaan pekerjaan penggalian pipa disesuaikan dengan kemampuan pipa yang akan dipasang agar tidak meninggalkan galian pipa yang terbuka. Lebar galian harus dibuat lebih agar dapat memasukan penyangga, penguat galian, peralatan, meletakan pipa, dan menyambungkannya dengan baik. Lebar galian yang akan dibuat harus memenuhi ketentuan yaitu, lebar maksimum = [(1.5 x diameter) + 300 mm]. Lebar galian tergantung pada kedalaman pipa dan diameter pipa yang akan dipasang, seperti terlihat pada Tabel 7.4.

Tabel 7.4 Lebar Galian Berdasarkan Kedalaman (Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Kerja

Konstruksi Sewerage, PDAM, 1999) Kedalaman (m) Lebar Galian (m)

0.6 – 1.00 0.50 1.00 – 2.00 0.60 2.00 – 3.50 0.80 3.50 – 7.00 1.00

Lebar galian-galian untuk setiap sambungan pipa harus dapat memberikan ruang gerak bagi pekerja, sehingga memungkinkan pengerjaan pipa dapat dilakukan dengan baik. Untuk galian pipa di atas diameter 300 mm, harus disediakan balok-balok dan baji yang cukup memadai baik ukuran maupun kekuatan dan dapat diatur agar pipa-pipa dapat diletakkan pada posisi yang benar.

Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa. Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan seragam, parit-parit galian harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar rencana sebelum pipa dipasang didalamnya. Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin kedudukannya pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-sambungannya. Setelah

(17)

pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan pasir dan kerikil halus mulai dari dasar sampai atas pipa. Bahan urugan harus tersebar merata. Bila kedalaman galian lebih dari 1.5 m, galian harus dipasangi turap agar tidak terjadi longsoran dan dilengkapi dengan barikade pengaman serta rambu-rambu lalu lintas. Kedalaman galian hendaknya disisakan ± 10 cm agar dasar galian tidak lembek tergenang air saat

pipa terpasang, dasar galian harus bebas genangan air sehingga perlu dibuat alur air di tepi galian kemudian dibuat sumuran dam dipompa agar air tidak menggenang dan dasar galian tetap kering. Bagian tepi galian harus dijaga sedemikian rupa agar terjamin stabilitas dan tidak terjadi longsoran. Tanah dan bahan galian yang tidak diperlukan dan tidak digunakan sebagai bahan timbunan diangkut dari lokasi ke tempat pembuangan akhir. Penggalian dilaksanakan tepat, sesuai dengan jadwal waktu dan persyaratan-persyaratan teknis yang tercantum dalam rencana.

Apabila dalam galian parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan, atau rintangan lain, maka rintangan tersebut harus digali sampai 20 cm di bawah dasar parit serta disetiap sisi pipa dan perlengkapannya, kemudian mengisinya kembali dengan pasir dan memadatkannya sampai ketinggian yang diperlukan.

VII.5.4. Pekerjaan Pemasangan Pipa dan Bedding

Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam lubang sebelum lubang mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Panjang parit yang harus digali harus disesuaikan dengan pipa dan harus dipasang sesuai dengan gambar rencana. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum alat-alat bantu yang diperlukan tersedia di lokasi, pipa-pipa yang akan dipasang diperiksa terlebih dahulu dengan seksama, susunan pemasangan alat-alat bantu sementara untuk penopang kedudukan pipa dipergunakan dengan hati-hati dan benar agar tidak terjadi kerusakan pada pipa. Permukaan alas pipa (bedding) harus rata, tidak ada pengosongan dan tidak bergelombang terutama pada bagian sambungan pipa. Sebelum pipa terpasang, dasar galian harus memanjang mangikuti garis kemiringan (slope) yang dikehendaki dan galian bersih bebas dari benda-benda asing. Bentang pipa-pipa yang dipasang ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir jalur jaringan pipa dengan memperhitungkan keamanan dan tidak mengganggu lalu lintas.

Pemasangan tipe bedding harus memenuhi syarat spesifikasi secara menyeluruh dengan diameter butiran yang sama disamping sebagai alas pipa juga dapat memberi perlindungan pada pipa maupun pengamanan bagian permukaan pipa akibat

(18)

pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat mengakibatkan perubahan posisi atau kerugian kerusakan pipa. Bagian sambungan socket, spigot, flexible joint, dan lainnya pada pipa yang telah dipasang tidak boleh ditimbun sebelum dilakukan pengetesan, sedangkan ujung-ujung pipa ditutup untuk mencegah masuknya unsur-unsur yang merusak ke dalam pasangan pipa, semua pekerjaan pipa-pipa cadangan untuk penyambungan maupun sambungan rumah di masa yang akan datang, harus ditutup.

VII.5.5. Pengetesan Pipa

Kemampuan kekuatan pipa air buangan diuji dengan air atau udara yang berprinsip sama dengan air bersih.

 Pengujian dengan air

Pengujian dengan air ditekankan dengan pengujian pada tekanan air setinggi 1.2 m di atas lengkungan (punggung) pipa awal / pangkal yang tinggi, dan tidak lebih dari 6 m pada kemiringan yang curam, maka pengujian dilakukan bertahap per bagian panjang pipa. Tiga puluh menit setelah pengisian air, dilakukan pengukuran kehilangan air dengan penambahan air yang diukur dengan tong-tong pada setiap interval 10 menit akan dicatat air yang ditambahkan, untuk menjaga muka air yang konstan pada tong-tong pengukur.

Penambahan rata-rata banyaknya air pada pipa berdiameter 480 mm diharapkan tidak melebihi 1.0 liter/jam per panjang pipa per 1000 diameter nominal. Besar turunnya muka air pada tong-tong pengukuran pada setiap 100 m panjang pipa selama 10 menit pengujian tidak melampaui : L = 25 x 10/d mm

Dimana : L = tinggi turunnya muka air pada tong-tong pengukuran D = diameter pipa (mm)

 Pengujian dengan udara

Cara ini dilakukan sebelum penimbunan pipa, atau tidak dilakukan bila parit penuh dengan air. Panjang pipa yang diuji secara efektif diisi dengan pemompa udara hingga tekanan air mencapai 100 mm pada tabung gelas U yang dihubungkan ke sistem pengujian pipa. Tekanan udara yang terjadi tidak boleh kurang dari 75 mm selama 5 menit tanpa pemompaan dan pada temperatur udara yang stabil.

Setiap pengetesan dari pipa harus dihadiri oleh petugas atau wakilnya. Perlengkapan pengetesan harus disiapkan oleh kontraktor. Jika hasil pengujian tidak memenuhi persyaratan yang dikehendaki oleh pemberi tugas, maka kontraktor harus

(19)

memperbaiki kebocoran kerusakan pipa dengan biaya sendiri. Pengujian pipa diulangi sampai memenuhi persyaratan.

VII.5.6. Pekerjaan Urugan Tanah dan Perataan

Perurugan galian tanah atau penimbunan dilakukan setelah pipa-pipa terpasang dengan sambungannya dan tes udara telah dilakukan. Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan yang tidak stabil, seperti debu, sampah, dan sebagainya maka harus dilakukan penggalian dan menyingkirkan bahan-bahan tidak stabil tersebut. Jika elevasi dasar galian telah tercapai dan jenis tanah baik maka tahap pelaksanaan pekerjaan berikutnya adalah :

1. Pemadatan permukaan galian tanah tersebut.

2. Lapisan pertama adalah pasir urugan. Bahan yang digunakan untuk bedding pipa harus kering, bersih dan bergradasi sesuai ketentuan.

Untuk pipa PVC, penanaman adalah modifikasi tipe BO dengan tebal minimal material penimbun 300 mm di atas pipa dan sisanya material granular.

Tabel 7.5 Diameter Material Penimbun (Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Kerja Konstruksi

Sewerage, PDAM, 1999)

Diameter Pipa (inchi) Diameter Material Granular (inchi)

6 0.375

8 – 15 0.625

18 - 36 1.5

3. Setelah pipa dipasang sebaik-baiknya dalam lubang galian, maka pekerjaan urugan dilaksanakan secara berlapis setiap 30 – 40 cm dipadatkan dengan alat

pemadat sampai selesai dan mencapai ketinggian yang dikehendaki menurut rencana.

Jika lapisan dasar, yang telah disebutkan di atas tidak memenuhi syarat sebagai lapisan peletakan pipa, misalnya karena tanahnya jelek, ada air tanah yang bisa merusak pekerjaan perpipaan, maka kontraktor harus segera melaporkan keadaan tersebut kepada pemberi tugas pekerja dan bersama-sama mengatasi keadaan tersebut sehingga lapisan dasar tersebut dapat diperbaiki dan kuat berfungsi sebagai lapis sehingga memenuhi petunjuk pemberi tugas pekerjaan. Hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

Untuk tanah penimbun atau urugan dapat menggunakan tanah bekas galian, jika bahan-bahan bekas galian dari jenis tanah yang baik dan untuk bahan bekas galian

(20)

yang tidak baik harus segera disingkirkan dari lokasi proyek dan jika masih diperlukan tanah penimbun maka kontraktor harus mendatangkan jenis tanah yang baik dari luar.

Penimbunan kembali ini dilakukan lapisan demi lapisan, kemudian dipadatkan sekeliling dan di atas pipa dengan cara yang tidak merusak pipa. Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah menurunnya permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan.

VII.5.7. Pekerjaan Perpipaan Untuk Aliran Tidak Bertekanan

Pipa yang dipergunakan untuk aliran tidak bertekanan adalah pipa PVC. Untuk pipa PVC, pengaliran secara gravitasi harus memenuhi standar yang ada yaitu SII 1246-85 dan fitting memenuhi SII 1448. Penyambungan pipa PVC menggunakan

rubber gasket ring. Bagian pipa yang akan disambung, dibersihkan dan diberi

pelumas yang dibenarkan cincin karet harus dari jenis yang sesuai dengan standar pabrik.

Perubahan arah pada penempatan pemasangan pipa untuk aliran tidak bertekanan harus menggunakan elbow atau bend penyaluran air buangan, untuk nilai sudut belokan kurang dari 22.50 maka diperlukan manhole.

VII.5.8. Pekerjaan Perpipaan Untuk Aliran Bertekanan

Pipa yang digunakan untuk aliran bertekanan seperti pada stasiun pemompaan adalah pipa PVC. Jenis sambungan yang dianjurkan adalah rubber gasket ring. Penyambungan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, penyambungan dengan bahan standar lain harus menggunakan fitting adaptor.

VII.5.9. Penyimpanan Pipa

Penyimpanan pipa di gudang atau di lapangan harus terlindung dari sinar matahari terutama pada jenis pipa PVC, untuk menghindari terjadinya lendutan pada pipa sehingga kualitas pipa tetap terjaga. Penyimpanan pipa diatur sedemikian rupa dan untuk fitting disimpan secara terpisah. Tumpukan pipa-pipa diberi sanggahan sedemikian rupa sehingga lendutan yang besar pada pipa dapat dihindari. Tumpukan pipa maksimal enam. Untuk pipa PVC penyimpanan harus terjaga dari getaran,

(21)

pipa-pipa disimpan pada daerah yang datar, dipatok pada kedua sisi untuk mencegah terjadinya pergeseran, atau ditempatkan pada rak-rak tertentu.

VII.5.10.Pekerjaan Bangunan Pelengkap VII.5.10.1. Manhole

Manhole terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan dinding dan konstruksi seperti pada gambar (lampiran). Saluran setengah pipa harus dipasang pada pada manhole dan harus dengan material dan spesifikasi yang sama dengan jalur pipanya. Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkannya, maka harus mengusulkan alternatif lainnya.Pekerjaan manhole meliputi :

1. Pekerjaan pengukuran.

Persyaratannya sama dengan pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Pekerjaan galian tanah.

Untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah, dalam pekerjaan manhole berlaku : - Lubang galian harus secukupnya untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi

beton.

- Lubang galian harus dibuat miring dan dilindungi konstruksi pelindung galian yang memuaskan pemberi tugas pekerjaan.

3. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan.

Untuk melaksanakan pekerjaan ini sama dengan pekerjaan urugan dan pemadatan yang telah dibuat sebelum ini.

4. Pekerjaan konstruksi beton bertulang.

Bila dasar galian telah memenuhi kedalaman pemadatan serta mampu sebagai tanah pondasi kontruksi manhole dan disetujui oleh pemberi tugas pekerjaan, maka kontraktor baru diperkenankan melakukan pekerjaan selanjutnya dengan urugan sebagai berikut :

- Lapisan pasir urug dengan tebal 10 cm padat. - Lapisan lantai kerja dari beton tumpuk 1 : 2 : 3

- Konstruksi beton bertulang ditetapkan adukan 1 : 2 : 3 dari besi beton dengan kualitas U-24. Syarat bahan dan pelaksanaan pekerjaan pembetonan sepenuhnya mengikuti PBI 1970.

- Besi tangga dibuat dari logam anti karat.

- Perurugan hanya diperkenankan setelah konstruksi berumur 14 hari atau lebih.

(22)

- Bila pekerjaan manhole terdapat di jalan maka kontraktor harus melaksanakan sesuai ketentuan terdahulu

Sedangkan tutup manhole terbuat dari cast iron pipe, dengan karakteristik : - Tahan karat.

- Kuat aman.

- Memiliki kunci agar tidak mudah dicuri. - Memiliki lubang ventilasi.

- Mudah dioperasikan oleh petugas.

- Frame dilengkapi dengan gelang polyethilene untuk menghindari kontak

metal dengan metal.

- Ukuran tergantung dari tipe manhole yang digunakan. - Frame memiliki lubang-lubang pembautan.

VII.5.10.2. Terminal Clean Out

Terminal clean out berupa pipa tegak, sejenis saluran air buangan yang dihubungkan. Terminal clean out merupakan pengganti manhole awal yang dipasang pada awal saluran. Pada pipa berdiameter kecil kecil juga dibangun terminal clenaot dengan lokasi 50 m di hulu manhole. Terminal clean out dilengkapi dengan :

1. Dop yang terbuat bahan sejenis pipa yang dihubungkan. 2. Cover dan frame terbuat dari ductile cast iron.

3. Untuk terminal clean out yang terletak di tangah jalan, maka tebal cover dua kali lebih tebal daripada cover di tepi jalan.

VII.5.10.3. Stasiun Pompa

 Pompa

Pompa yang digunakan adalah jenis submersible pump, dan dipasang satu buah pompa sebagai cadangan. Pemasangan pompa harus sesuai standar dari pabrik.

Stasiun pompa (lift station)

Konstruksi sumur pengumpul terubat dari beton yang dilapisi waterproof layer untuk menghindari rembesan air buangan ke dinding sump well, dan untuk material tangga digunakan bahan logam anti karat.

(23)

 Pondasi tempat meletakkan pompa harus mampu menyerap getaran pompa dan penggeraknya dan mampu menahannya. Berat pondasi sekurang-kurangnya 3 kali berat pompa (dan motornya).

 Ambang pada bagian outlet terbuat dari baja untuk mencegah aliran balik dan agar tidak mudah rusak.

 Bearing pada bagian outlet diberi minyak pelumas agar pompa dapat berputar dengan lancar dan dirancang agar kedap air untuk menghindari kerusakan yang dapat terjadi akibat lumpur yang dialirkan.

 Baut dan mur yang digunakan untuk menyatukan pompa dengan peletakan harus cukup kuat agar getaran yang ditimbulkan dapat diperkecil.

VII.5.10.4. Tangki Interseptor

Tangki harus dibuat dari pasangan yang tahan terhadap korosi, kedap air, dan tahan lama. Konstruksi tangki harus cukup kuat menahan beton dan gaya-gaya yang timbul akibat tekanan air dan tanah. Bahan yang dapat digunakan adalah :

 Dinding dan dasar bak

Batu bata merah dan beton sedangkan untuk plesteran digunakan mortar dari semen dan pasir.

 Plat penutup tangki

Beton bertulang, kayu, dan plat besi.

 Saluran air buangan

Pipa PVC.

VII.6. Operasi dan Pemeliharaan VII.6.1. Umum

Program pemeliharaan bertujuan untuk memanfaatkan biaya investasi yang telah ditanamkan dalam pembangunan dan melindungi fasilitas dari gangguan dan kerusakan sehingga dapat dioperasikan dengan efisiensi dan kinerja yang optimum. Program pemeliharaan terdiri dari :

1. Pemeliharaan pencegahan

Program yang menjadwalkan perencanaan operasi sehingga gangguan-gangguan pada sistem dapat diperkecil, dan bertujuan pula untuk mengoreksi hal-hal yang kurang efisien. Oleh karena itu diperlukan penempatan tenaga terampil yang teliti

(24)

sehingga kerusakan-kerusakan kecil dapat segera terdeteksi sebelum berubah menjadi kerusakan besar yang bisa berakibat fatal. Pemeliharaan pencegahan dimulai dengan pengawasan awal (pre-inspection), kemudian dapat diperoleh metode dan jenis pemeliharaan pencegahan berikutnya, sehingga dapat diketahui peralatan yang diperlukan.

2. Pemeliharaan perbaikan

Program untuk mereparasi atau mengganti bagian-bagian yang sudah rusak atau jelek. Program pemeliharaan perbaikan meliputi normalisasi saluran, perbaikan mesin-mesin pompa, penggelontoran dan pembersihan saluran, pengecatan agar tidak cepat keropos akibat korosi, pengangkatan endapan, pembersihan akar tumbuhan, perbaikan dan pemeliharaan konstruksi.

3. Program pemeliharaan keindahan

Salah satu kegiatan dari program ini adalah pemeliharaan estetika pada sambungan rumah, gedung-gedung, stasiun pompa dan instalasi lainnya agar terjaga keindahannya.

4. Pendataan dan pelaporan

Pendataan dan pelaporan yang dilakukan dengan benar dan kontinu dapat menjaga sifat, keadaan dan karakteristik saluran dan unit-unit agar selalu terjaga dengan baik. Data-data yang diperoleh dari kegiatan pendataan ini dapat dipakai untuk perencanaan sistem selanjutnya, sehingga dapat diperoleh efisiensi operasional yang optimal. Pendataan dan pelaporan meliputi laporan bulanan tentang saluran rumah yang buntu, laporan harian, mingguan, dan bulanan dari seluruh sistem saluran dan instalasi pengolahan. Terdapat dua pengelompokkan dalam pendataan dan pelaporan, yaitu data intern dan ekstern. Data intern yaitu data sistem organisasi, desain dan pelaksanaan pembangunan, investasi, pelaksanaan dan pembiayaan operasi dan pemeliharaan. Sedangkan data ekstern adalah data mengenai dampak terhadap lingkungan sekitarnya.

VII.6.2. Permasalahan Operasional dan Penanganannya

Permasalahan yang sering terjadi pada penyaluran dan instalasi air buangan meliputi :

 Masalah endapan dan sampah

(25)

lumpur tanah yang terbawa bersama limpasan air hujan, memasuki lubang-lubang manhole. Tidak hanya lumpur tanah dan pasir yang masuk, tetapi juga berbagai jenis sampah, apalagi jika tutup manhole terbuka, sehingga sering masyarakat membuang sampah ke dalam manhole. Penanganan untuk masalah ini adalah :

a. Drainase pada daerah jalur saluran harus diperbaiki b. Tutup manhole tidak boleh tergenang air limpasan hujan. c. Tutup manhole dijaga jangan sampai terbuka.

d. Penyuluhan ke masyarakat agar tidak membuangan sampah sembarangan. e. Sering diadakan inspeksi pada setiap manhole dan dalam salurannya agar

gangguan yang terjadi sedini mungkin dapat ditangani.

 Tutup manhole

Sering sekali tutup manhole dicuri karena terbuat dari besi / baja yang memiliki bahan ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini sangat berbahaya. Penanganan untuk masalah ini adalah :

a. Konstruksi tutup manhole diberi gembok atau kunci

b. Bahan tutup manhole karena terletak di pertengahan jalan dipilih dari bahan yang kekuatannya memadai sehingga tidak mudah diangkat bila ingin dicuri dan mampu menahan beban bergerak.

c. Penyuluhan pada masyarakat

 Permasalahan akar pohon

Sering akar pohon melalui bawah saluran sehingga kadang-kadang mengangkat saluran sehingga aliran terganggu. Demikian juga dengan akar-akar yang menerobos menembus bahan saluran sehingga menyebabkan pipa retak, dan mengakibatkan kebocoran pada pipa. Penanganannya adalah :

a. Dilarang menanam pohon dekat jalur lintasan pipa, terutama jenis pohon yang berakar panjang dan berserabut.

b. Untuk yang sudah masuk, segera dibersihkan dengan root cutting dan pohonnya ditebang.

VII.6.3. Pengembangan Prosedur Pengoperasian Dan Pemeliharaan

Untuk mengembangkan prosedur pengoperasian dan pemeliharaan maka perlu dipelajari permasalahan-permasalahan dari proyek sejenis di Indonesia dan yang terpenting adalah tersedianya data-data pendukung yang menunjang program pemeliharaan. Hal-hal yang dapat dijadikan bahan pembelajaran seperti :

(26)

- Metode pemecahan masalah yang diterapkan. - Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan.

- Pendataan gambar sewer eksisting kepemilikan sambungan. - Petunjuk penggunaan peralatan kendaraan.

- Kriteria perencanaan untuk sambungan kepemilikan.

- Metode untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan program penyambungan sewer dengan program lain seperti penyediaan air bersih, persetujuan izin mendirikan bangunan, dan lain-lain.

Dengan terlaksananya program-program pemeliharaan dengan baik, maka diharapkan sistem utilitas perumahan, berupa penyaluran dan pengolahan air buangan dapat berfungsi dengan optimal.

Gambar

Tabel 7.1 Jenis Beton dan Spesifikasinya (PBI 1997)  Jenis
Tabel 7.2  Kehalusan Pasir Beton (PBI, 1972)
Tabel 7.3  Kehalusan Pasir Pasangan (PBI, 1972)  No Saringan  % Timbangan Melalui Saringan

Referensi

Dokumen terkait

Dasar pengeluaran anggaran belanja tidak terduga yang dianggarkan dalam APBD untuk mendanai tanggap darurat, penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial, termasuk

Berdasarkan perhitungan diatas dimana r hitung lebih besar dari nilai r tabel, Maka Ha diterima yang berbunyi bahwa “Ada Hubungan antara Kinerja guru dan prestasi belajar

Gigi impaksi adalah gigi yang sebagian atau seluruhnya tidak erupsi dan posisinya berlawanan dengan gigi lainya, jalan erupsi normalnya terhalang oleh tulang

Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

Pada Gambar 1, secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan diantaranya studi literatur dan pengambilan data yang nantinya data tersebut digunakan

Menu daftar peserta berfungsi untuk menampilkan rekap daftar peserta yang terdaftar sebagai peserta badan usaha. Peserta dan Keluarga Aktif 3. Peserta dan Keluarga

suhu yang cukup tinggi meningkatkan kemampuan bentonite sebagai katalis yang efektif untuk pembuatan bahan bakar cair sintetis dari sampah plastik seperti terlihat pada gambar 5

Dehidrasi yang dilakukan yaitu dengan cara adsorbsi menggunakan molecular sieve 3A, silica gel, dan kombinasi dari molecular sieve 3A + silica gel. Dari percobaan adsorbsi dari