• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK

MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN

ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS WEB

(Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

SKRIPSI

TEUKU MUARRIF IKRAMULLAH

101421016

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA

BERBASIS WEB

(Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

DRAFT SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komputer

TEUKU MUARRIF IKRAMULLAH 101421016

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : IMPLEMENTASI SISTEM IFORMASI GEOGRAFIS

UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS WEB (STUDI KASUS : TEMPAT WISATA DI KOTA BANDA ACEH )

Kategori : SKRIPSI

Nama : TEUKU MUARRIF IKRAMULLAH

Nomor Induk Mahasiswa : 101421016

Program Studi : S1 EKSTENSI ILMU KOMPUTER

Departemen : ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI

INFORMASI

Diluluskan di

Medan, 23 Juli 2013

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Ade Candra, S.T., M. Kom. Dr. Poltak Sihombing, M.Kom. NIP. 19790904 2009121 002 NIP. 19620317 1991031 001

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENENTUKAN JARAK TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA BERBASIS

WEB (STUDI KASUS : TEMPAT WISATA DI KOTA BANDA ACEH )

SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 23 Juli 2013

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dimana atas limpahan karunia dan izin-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Komputer Fasilkom-TI USU.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu dalam proses pembuatan skripsi ini hingga selesai. Dengan tulus penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom. selaku dosen pembimbing satu yang juga Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara, serta Bapak Ade Candra, ST., M.Kom. selaku dosen pembimbing dua yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Drs. Agus Salim Harahap, M.Sc dan Muhammad Andri Budiman, S.T., M.Comp.Sc.MEM. selaku dosen pembanding yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga serta kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

4. Ibu Maya Silvi Lydia selaku sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer dan Ibu Dian Rachmawati, S.Si, M.Kom selaku Kepala Lab. Studio Tugas Akhir. 5. Seluruh Dosen Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan

Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah.

6. Seluruh Pegawai Program Studi S1 Ilmu Komputer yang telah membantu penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta H. Bustami T. Ibrahim, S.Ag dan Ibunda Hj. Farida serta Kakak dan Adik tercinta Miftahul Wardah, S.Si, Musriyani Safitri, S.Si. ,Teuku Ighfar Hajar dan Teuku Ichsanul Aulia serta Heni Savitri yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan yang tulus yang tidak ternilai harganya hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 8. Seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu

yang banyak memberikan dukungan serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

ABSTRAK

Pencarian rute terpendek merupakan salah satu persoalan dalam teori graf. Persoalan ini bisa diselesaikan menggunakan Algoritma Dijkstra. Sistem ini akan menghasilkan berupa Sistem Informasi Geografis yang berbentuk web, dengan script PHP dan MySQL sebagai pengelola basis datanya. Sistem ini diterapkan pada sebuah Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan Algoritma Dijkstra. Sistem ini sangat berguna untuk pengunjung karena pengunjung bisa mengetahui rute terpendek yang bisa ditempuh dari dan menuju suatu tempat wisata yang diinginkan di Kota Banda Aceh dengan menggunakan sistem ini.

(7)

WEB BASED GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM TO DETERMINE A SHORTEST PATH USING DIJKSTRA ALGORITHM

(CASE STUDY: THE TOUR IN CITY BANDA ACEH)

ABSTRACT

Looking for the shortest path is one of the frequent questions asked in the graph theory. This question can be answered using the Dijkstra Algorithm. This system will produce a Geographic Information System in the form of web with the PHP script dan MySQL as it’s database manager. This system is used in a Geographic Information System using the Dijkstra Algorithm. This system is useful for tourist because they can find the shortest path to travel, to and from a tourist attraction in the city of Banda Aceh using this system .

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

ABSTRAK ... v

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis ... 6

2.2 Teori Graph ... 7

2.3 Algoritma Dijkstra ... 9

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12

2.5 Pengenalan Google Maps ... 13

2.6 Routing Module ... 14

2.7 Internet ... 15

2.8 Aplikasi Web ... 15

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 17

3.1 Analisis Masalah ... 17

3.1.1 Diagram Sebab dan Akibat / Ishikawa Diagram ... 17

3.2 Analisis Kebutuhan Sistem ... 18

3.2.1 Kebutuhan Fungsional Sistem ... 18

3.2.2 Kebutuhan Nonfungsional Sistem ... 20

3.3 Pemodelan Sistem ... 20

3.3.1 DFD (Data Flow Diagram) ... 20

3.3.2 DFD (Data Flow Diagram) Level 0 ... 21

3.3.3 DFD (Data Flow Diagram) Level 1 ... 21

3.3.4 DFD (Data Flow Diagram) Level 2 ... 22

3.4 Flowchart ... 22

3.4.1 Flowchart Dijkstra ... 23

3.4.2 Flowchart Halaman Admin ... 24

3.4.3 Flowchart Input/Edit/Hapus Kategori ... 25

3.4.4 Flowchart Input/Edit/Hapus Rute Jalan ... 26

(9)

3.5 Perancangan Sistem ... 28

3.5.1 Diagram Blok Sistem ... 28

3.6 Perancangan Database ... 29

3.6.1 Diagram ERD (Entity Relationship Diagram) ... 29

3.6.2 Database ... 30

3.7 Perancangan Interface ... 32

3.7.1 Desain Tampilan Perangkat Lunak ... 32

3.7.2 Desain Tampilan Halaman Utama User ... 33

3.7.3 Desain Tampilan Halaman Rooting Pencarian ... 33

3.7.4 Desain Tampilan Halaman Tempat Wisata ... 34

3.7.5 Desain Tampilan Halaman Login Admin ... 34

3.7.6 Desain Tampilan Halaman Utama Menu Admin ... 35

3.7.7 Desain Tampilan Halaman Admin Input Lokasi ... 35

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 36

4.1 Implementasi Sistem ... 36

4.2 Pengujian Sistem ... 41

4.2.1 Perangkat Pegujian ... 41

4.2.2 Tujuan Pengujian ... 41

4.2.3 Data Hasil Pengujian ... 41

4.3 Penjelasan Program ... 42

4.3.1 Tampilan Utama User ... 42

4.3.2 Tampilan Menu Pencarian Lokasi Tempat Wisata ... 43

4.3.3 Tampilan Hasil Pencarian ... 43

4.3.4 Tampilan Menu Administrator ... 44

4.3.5 Tampilan Utama Administrator ... 45

4.3.6 Tampilan Form Manage Peta Pada Halaman Administrator ... 45

4.3.7 Tampilan Form Peta Pada Halaman Administrator ... 45

4.3.8 Tampilan Menu Setting Rute Pada Halaman Administrator ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Tabel Berita ... 31

3.2 Tabel User ... 31

3.3 Tabel Peta_Icon... 31

3.4 Tabel Rute ... 32

3.5 Tabel Rute2 ... 32

(11)

DAFTAR GAMBAR

2.5 Graph Tidak Berarah dan Tidak Berbobot ... 8

2.6 Graph A, B, C, D, E, F ... 10

2.7 Contoh Penyelesaian Dijkstra ... 11

2.8 Alur Proses Google Maps ... 13

3.5 Flowchart Pencarian Rute Terpendek bagi User ... 23

3.6 Flowchart Dijkstra Dalam Penentuan Rute Terpendek ... 23

3.7 Flowchart Flowchart Menu Admin ... 24

3.8 Flowchart Input/Edit/Hapus Kategori ... 25

3.9 Flowchart Input/Edit/Hapus Rute Jalan ... 26

3.10 Flowchart Input/Edit/Hapus Lokasi Pada Peta ... 27

3.11 Diagram Blok Koneksi Web- GIS dengan Database Server ... 28

3.12 Entity Relationship Diagram ... 30

3.13 Desain Halaman Utama ... 33

3.14 Desain Halaman Rooting Pencarian ... 33

3.15 Desain Halaman Tempat Wisata ... 34

3.16 Desain Tampilan Halaman Login Admin ... 34

3.17 Desain Tampilan Halaman Utama Menu Admin ... 35

3.18 Desain Halaman Admin Input Lokasi ... 35

4.1 Algoritma Dijkstra Langkah I ... 37

4.2 Algoritma Dijkstra Langkah II ... 38

4.3 Algoritma Dijkstra Langkah III ... 38

4.4 Algoritma Dijkstra Langkah IV ... 38

4.5 Algoritma Dijkstra Langkah V ... 38

4.6 Algoritma Dijkstra Langkah VI ... 39

4.7 Tampilan Proses Pencarian Dijkstra ... 39

4.8 Script Menentukan Jarak Terpendek ... 40

4.9 Tampilan Utama User ... 42

4.10 Tampilan Menu Pencarian ... 43

4.11 Tampilan Hasil Pencarian ... 44

4.12 Tampilan Menu Admin ... 44

4.13 Tampilan Login Admin ... 45

4.14 Tampilan Utama Administrator ... 45

(12)
(13)

ABSTRAK

Pencarian rute terpendek merupakan salah satu persoalan dalam teori graf. Persoalan ini bisa diselesaikan menggunakan Algoritma Dijkstra. Sistem ini akan menghasilkan berupa Sistem Informasi Geografis yang berbentuk web, dengan script PHP dan MySQL sebagai pengelola basis datanya. Sistem ini diterapkan pada sebuah Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan Algoritma Dijkstra. Sistem ini sangat berguna untuk pengunjung karena pengunjung bisa mengetahui rute terpendek yang bisa ditempuh dari dan menuju suatu tempat wisata yang diinginkan di Kota Banda Aceh dengan menggunakan sistem ini.

(14)

WEB BASED GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM TO DETERMINE A SHORTEST PATH USING DIJKSTRA ALGORITHM

(CASE STUDY: THE TOUR IN CITY BANDA ACEH)

ABSTRACT

Looking for the shortest path is one of the frequent questions asked in the graph theory. This question can be answered using the Dijkstra Algorithm. This system will produce a Geographic Information System in the form of web with the PHP script dan MySQL as it’s database manager. This system is used in a Geographic Information System using the Dijkstra Algorithm. This system is useful for tourist because they can find the shortest path to travel, to and from a tourist attraction in the city of Banda Aceh using this system .

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembuatan Web Sistem Informasi Geografis (SIG) salah satunya didorong karena penggunaan internet yang sangat luas dimasyarakat dan pemerintah, karena internet maka peta sekarang bisa diakses oleh semua pihak. Oleh karena itu dibuatlah sebuah web SIG tempat wisata. Karena banyaknya tempat wisata yang ada maka masyarakat akan mengetahui informasi dimana lokasi tempat-tempat wisata yang ada serta jalur yang harus ditempuh untuk menuju lokasi tempat wisata yang dimaksud.

Pencarian jalur terpendek merupakan suatu permasalahan untuk menemukan sebuah jalur antara dua node dengan jumlah bobot minimal. Pada kasus pencarian jalur tercepat antara dua lokasi yang berbeda dalam sebuah peta, node akan merepresentasikan lokasi pada peta untuk melakukan perjalanan antara dua lokasi tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pencarian jalur terpendek dengan menggunakan algoritma Dijkstra. Algoritma Dijkstra akan mencari jalur terpendek mulai dari node awal sampai node tujuan. Algoritma ini akan membandingkan bobot terkecil dari node awal sampai ke node

tujuan untuk menemukan jalur paling efisien.

Kota Banda Aceh saat ini memiliki sangat banyak tempat-tempat wisata yang bisa didatangi diantaranya museum track dan pantai-pantai indah yang ada dikota tersebut, namun saat ini belum ada aplikasi yang dapat mempermudah para wisatawan untuk mendapatkan informasi untuk menuju tempat wisata yang dimaksud. Oleh karena itu dibutuhkan suatu aplikasi untuk mempermudah wisatawan mendapatkan informasi tempat wisata dan jalur terpendek menuju ke tempat tersebut.

(16)

graphyang berbobot, dimana jarak antar node adalah bobot dari tiap edge pada graph

tersebut. Algoritma Dijkstra mencari jarak terpendek untuk tiap node dari suatu graph

yang berbobot. Algoritma Dijkstra mencari jarak terpendek dari node asal ke node

terdekatnya, kemudian ke node kedua, dan seterusnya. Node ini yang merupakan kandidat dari algoritma Dijkstra untuk memilih node berikutnya dari node asal. Algoritma Dijkstra merupakan salah satu varian bentuk algoritma populer dalam pemecahan persoalan yang terkait dengan masalah optimasi. Sifatnya sederhana dan lempang (straight-forward). Sesuai dengan arti greedy yang secara harafiah berarti tamak atau rakus, namun tidak dalam konteks negatif. Algoritma ini hanya memikirkan solusi terbaik yang akan diambil pada setiap langkah tanpa memikirkan konsekuensi ke depan.

Berdasarkan latar belakang ini penulis mengangkat tugas akhir dengan judul

“Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Menentukan Jarak Terpendek

Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata

di Kota Banda Aceh)”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana membangun aplikasi SIG berbasis web yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang rute terpendek menuju tempat wisata yang ada di kota Banda Aceh.

1.3 Batasan masalah

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada :

1. Daerah yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Kota Banda Aceh dan data yang dipakai adalah tempat-tempat wisata.

(17)

sebagai aplikasi untuk menampilkan data spasial (peta), dan MySQL sebagai database.

3. Sistem ini belum memperhatikan kondisi riil jalan di kota Banda Aceh, semua jalan dianggap jalan dua arah dan tidak memperhatikan aturan jalan.

4. Pencarian lokasi dilakukan dengaan menggunakan lokasi awal (start point) dan lokasi tujuan.

5. Start point atau lokasi awal yang dibuat adalah lokasi yang populer dikota Banda Aceh dan juga fasilitas umum seperti mesjid raya, bandara, terminal dan pelabuhan.

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana merancang dan membuat website Sistem Informasi Geografis pencarian rute terpendek sebagai acuan untuk menemukan tempat wisata yang ada di kota Banda Aceh.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat :

1. Menjadi salah satu sumber informasi kepada masyarakat maupun wisatawan tentang lokasi tempat wisata dan rute terpendek untuk mencapai lokasi tujuan. 2. Membantu pemerintah untuk memetakan tempat-tempat wisata yang ada sehingga

dapat mempromosikan daerahnya.

3. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan diri dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin imu yang dipelajari.

(18)

1.6 Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Yang termasuk dalam persiapan ini adalah diawali dengan penyusunan proposal dan mengurus perijinan dalam penelitian disamping juga mempelajari penggunaan

software pendukung.

2. Pengumpulan Data

Dalam hal ini terdiri dari konsultasi langsung dengan pihak yang ahli pada bidang tersebut, studi literatur untuk mendapatkan literatur yang telah ada berupa buku dan jurnal, dan mencari atau mengambil beberapa data di instansi pemerintah maupun perorangan.

3. Analisis dan Perancangan Sistem

Melakukan analisis terhadap data yang diperoleh kemudian diolah sesuai kebutuhan program. Setelah data terkumpul dan dianalisis kemudian dilakukan perancangan sistem yang terdiri dari perancangan alur sistem, database dan perancangan tampilan aplikasi (interface).

4. Pengkodean

Menulis kode program dan mengimplementasikan kedalam bahasa pemrograman 5. Pengujian Sistem

Dalam pengujian sistem, aplikasi akan diuji dan jika masih terjadi kesalahan maka akan diperiksa kembali mulai dari perancangan sistem sampai didapat hasil yang maksimal.

6. Dokumentasi

Membuat dokumentasi dalam bentuk laporan penelitian dalam hal ini tugas akhir yang bertujuan untuk mempermudah pengembangan selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan

(19)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi ”Implementasi Sistem Informasi Geografis untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus: Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan sistem, graf, Algoritma Dijkstra, Sistem informasi geografis, Pemetaan dan routing

BAB III : ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Bab ini berisikan langkah-langkah penelitian yang dilakukan, serta analisis terhadap fokus permasalahan penelitian.

BAB IV : HASIL DAN IMPLEMENTASI

Bab ini berisikan hasil desain sistem serta pembahasan terhadap desain tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem (GIS) merupakan sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data berhubungan dengan posisi-posisinya di muka bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisis statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisis yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi.

Saat ini SIG sudah dimanfaatkan oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian dan lain sebagainya. Beberapa aplikasi dari SIG antara lain adalah untuk perencana fasilitas kota, pengelolaan sumber daya alam, jaringan telekomunikasi dan juga untuk manajemen transportasi.

Sebuah peta biasanya terdiri dari kombinasi antara data vector dan data raster. Data vector merepresentasikan setiap fitur ke dalam baris dalam tabel dan bentuk fitur didefinisikan dengan titik x, y dalam ruang. fitur-fitur dapat memiliki lokasi atau titik, garis, dan polygon yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi pada peta. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu perjalanan atau menggambarkan boundary

dan polygon bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah danau atau sebuah negara

(21)

nilai, dan nilai ini dapat merepresentasikan sesuatu seperti ketinggian, jenis tanah, penggunaan lahan, dan kemiringan dalam suatu nilai digital.

Gambar 2.1 Peta Raster dan Peta Vektor

2.2 Teori Graph

Graph adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) [8]. Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan yaitu himpunan V dan himpunan E.

1. Verteks / Node (simpul) : V = Himpunan simpul yang terbatas dan tidak kosong 2. Edge (sisi/busur) : E =Himpunan busur yang menghubungkan sepasang simpul Dapat dikatakan graph adalah kumpulan dari simpul-simpul yang dihubungkan oleh sisi-sisi. Menurut arah dan bobotnya, graph dibagi menjadi empat bagian yaitu:

(22)

menunjukkan arah ke titik D dan titik C, dan seterusnya. Bobot antar titik A dan B pun telah diketahui.

Gambar 2.2 Graph Berarah dan Berbobot

2. Graph tidak berarah dan berbobot adalah tiap busur tidak mempunyai anak panah tetapi mempunyai bobot. Gambar berikut menunjukkan graph tidak berarah dan berbobot, terdiri dari tujuh titik yaitu titik A, B, C, D, E, F, G. Titik A tidak menunjukkan arah ke titik B atau C, namun bobot antara titik A dan titik B telah diketahui, begitu juga dengan titik yang lain.

Gambar 2.3 Graph tidak berarah dan berbobot

3. Graph berarah dan tidak berbobot adalah tiap busur tidak mempunyai anak panah dan tidak berbobot. Gambar berikut menunjukkan graph berarah dan tidak berbobot.

Gambar 2.4 Graph berarah dan tidak berbobot

(23)

Gambar 2.5 Graph tidak berarah dan tidak berbobot.

2.3 Algoritma Dijkstra

Pencarian rute terpendek termasuk kedalam materi teori graf. Algoritma yang sangat terkenal untuk menyelesaikan persoalan ini adalah algoritma Djikstra. Algoritma ini ditemukan oleh seorang ilmuwan komputer berkebangsaan belanda yang bernama Edsger Dijkstra. Algoritma Dijkstra digunakan untuk menetukan jarak terpendek pada sebuah graf berarah. Contoh penerapan algoritma Djikstra adalah lintasan terpendek yang menghubungkan dua lokasi,tempat berlainan tertentu (source

single-destination shortest path problem). Cara kerja algoritma Djikstra adalah memakai

strategi greedy dimana pada setiap langkah dipilih sisi dengan bobot terkecil yang menghubungkan sebuah simpul yang sudah terpilih dengan simpul lain yang belum terpilih. Algoritma Djikstra membutuhkan parameter tempat asal dan tempat tujuan. Hasil akhir algoritma ini adalah jarak terpendek dari tempat asal ke tempat tujuan beserta rutenya.

Jika menggunakan algoritma Djikstra untuk menentukan jalur terpendek dari suatu graph, maka akan menemukan jalur yang terbaik karena pada waktu penentuan jalur yang akan dipilih akan dianalisis bobot dari node yang belum terpilih, lalu dipilih

node dengan bobot terkecil. Algoritma Djikstra mencari jarak terpendek dari node asal

ke node terdekatnya, kemudian ke node kedua, dan seterusnya.

Ada beberapa kasus pencarian lintasan terpendek yang diselesaikan menggunakan algoritma Djikstra, yaitu:

1. Pencarian lintasan terpendek antara dua buah simpul tertentu (a pair shortest path) 2. Pencarian lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain

(24)

3. Pencarian lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu (intermediate shortest path)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan model kasus pencarian lintasan terpendek antara dua buah simpul yang melalui beberapa simpul tertentu

(Intermediate Shortest Path). Jalur terpendek adalah suatu jaringan pengarahan

perjalanan dimana seseorang pengarah jalan ingin menentukan jalur terpendek antara dua lokasi berdasarkan beberapa jalur alternatif yang tersedia, dimana titik tujuan hanya satu. Gambar 8.5 menunjukkan suatu graf A, B, C, D, E, F yang berarah dan berbobot.

Pada gambar diatas, misalkan dari lokasi A ingin menuju ke ke lokasi lain. Dalam kasus ini kita bisa menggunakan rumus yang memudahkan proses pencarian, hanya dengan empat rumus ini kita bisa dengan mudah mencari jarak terpendek dari A ke lokasi lain. Berikut rumus tersebut dan langkah pencarian jalur terpendek dari A ke lokasi lain :

1. Tandai titik asal dengan 0/- 2. Tandai titik lainnya dengan ∞/-

3. Hijaukan titik hitam dengan nilai biru terkecil

4. Update seluruh titik yang dituju oleh titik yang tadi dihijaukan jika nilai biru yang terjadi lebih kecil dari sebelumnya.

(25)

A

(26)

Setelah melakukan proses dengan menggunakan rumus tersebut maka didapatlah hasil sebagai berikut :

A-B = 20

A-C = AD + DC = 13 A-D = 8

A-E = AD + DE = 25 A-F = AB + BF = 30

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian Novianty [4] mengenai perancangan prototipe pencarian rute terpendek pada handphone berbasiskan location based services dengan menggunakan algoritma djikstra diperoleh bahwa algoritma Djikstra memiliki waktu yang lebih cepat dalam mencari rute terpendek dibandingkan dengan algoritma Bellman Ford. Algoritma Bellman-Ford menghitung jarak terpendek (dari satu sumber) pada sebuah diagraf berbobot. Maksudnya dari satu sumber ialah bahwa ia menghitung semua jarak terpendek yang berawal dari satu titik node. Algoritma Dijkstra dapat lebih cepat mencari hal yang sama dengan syarat tidak ada sisi (edge) yang berbobot negatif. Maka Algoritma Bellman-Ford hanya digunakan jika ada sisi berbobot negatif.

Dari hasil penelitian Faizah [3] mengenai pencarian jalur tercepat untuk transportasi bus transjakarta menggunakan algoritma djikstra diperoleh bahwa Algoritma Djikstra efektif untuk mencari jalur tercepat.

(27)

sumber ke node tujuan saja, akan tetapi lintasan terpendek dapat diperoleh dari semua node.

2.5 Pengenalan Google Maps

Google Maps adalah layanan gratis yang diberikan oleh Google dan sangat popular.

Google Maps adalah suatu peta dunia yang dapat kita gunakan untuk melihat suatu

daerah. Dengan kata lain, Google Maps merupakan suatu peta yang dapat dilihat dengan menggunakan suatu browser. Kita dapat menambahkan fitur Google Maps

dalam web yang telah kita buat atau pada blog kita yang berbayar maupun gratis sekalipun dengan Google Maps API. Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk JavaScript.

Gambar 2.8 Alur Proses Google Maps

Pada gambar 2.6 interaksi antara klien dengan server berdasarkan skenario request dan respon. Admin akan melakukan pengolahan map, berdasarkan kebutuhan. Kemudian file map script yang bersangkutan akan dikirim atau ditanam di web server

(28)

2.6 Routing Module

Routing dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pencarian jalur terpendek

(Shortest Path) dan juga Travelling Salesman Problem (TSP). Alasan Penggunaan

modul routing ini karena pada aplikasi Web GIS ini terdapat sebuiah fungsi untuk menyelesaikan pencarian jalur terpendek menggunakan algoritma Dijkstra.

Gambar 2.9 Alur Proses Routing Map

(29)

2.7 Internet

Internet adalah sebuah jaringan komputer yang terdiri dari berbagai macam ukuran jaringan komputer diseluruh dunia mulai dari sebuah PC (Personal Computer), jaringan berskala kecil sampai pada jaringan berskala besar (Munawaroh, 2007). Semula Internet hanya sebuah jaringan kecil yang dibuat dalam pemakaian pada Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Tetapi kemudian untuk alasan riset maka jaringan itu diperluas dengan dihubungkan dengan jaringan-jaringan perguruan tinggi yang ada lama kelamaan jaringan tersebut terus membesar sehingga sampai sekarang ini. Komponen-komponen Internet adalah sebagai berikut :

a. World Wide Web (WWW) merupakan bagian dari internet yang terdiri dari

kumpulan dokumen-dokumen yang disimpan pada komputer-komputer di seluruh dunia.

b. Web Page merupakan dokumen elektronik yang terletak pada jaringan Internet

dimana web pages disimpan padaWeb server dan membuat web pages tersebut dapat di lihat orang lain.

c. Web Site merupakan kumpulan dari web pages yang saling berhubungan dan

dapat di akses secara elektronik.

2.8 Aplikasi Web

Pada awalnya aplikasi Web dibangun hanya dengan menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Language) dan protocol yang digunakan dinamakan HTTP (HyperText Transfer Protocol). Pada perkembangan berikut, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML, antara lain yaitu PHP. Aplikasi Web sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

Web statis dan Web dinamis

(30)

untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi. Kelemahan ini diatasi dengan model aplikasi Web dinamis.

Dengan memperluas kemampuan HTML, yakni dengan menggunakan perangkat lunak tambahan, perubahan informasi dalam halaman – halaman Web dapat ditangani melalui perubahan data, bukan melalui perubahan program. Sebagai implementasinya, aplikasi Web dikoneksikan ke basis data. Dengan demikian perubahan informasi dapat dilakukan oleh operator atau yang bertanggung jawab terhadap kemutakhiran data, dan tidak menjadi tanggung jawab pemograman atau

(31)

BAB III

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

3.1 Analisis Masalah

Analisis masalah sistem bertujuan untuk melakukan identifikasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pembuatan sistem, hal ini dilakukan agar saat proses perancangan aplikasi tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang berarti sehingga sistem dapat berjalan dengan baik dan selesai tepat pada waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam analisis sistem ini, sistem yang akan di analisa meliputi :

a) Bagaimana membangun aplikasi Web-GIS yang dapat mencari rute terpendek menuju sebuah tempat wisata di Kota Banda Aceh.

b) Bagaimana menampilkan sebuah map (Peta) kota Banda Aceh yang tertanam didalam halaman website.

c) Bagaimana membangun aplikasi Routing Module (Jalur terpendek) yang terpilih agar dapat tampil di dalam Map.

d) Bagaimana membangun koneksi antara aplikasi Web GIS dengan aplikasi Web

Server.

3.1.1 Diagram Sebab dan Akibat / Ishikawa Diagram

(32)

SIG Rute Terpendek Algoritma Dijkstra Human

Machine

Material

Method Fakor human error bisa

memperlambat pengumpulan data

Belum ada program penentuan rute terpendek menggunakan algoritma dijkstra

Belum ada cara yang cepat untuk mendapatkan rute tercepat ke lokasi wisata

Kebutuhan akan data spasial dan informasi Wisata

Gambar 3.1 Diagram Ishikawa

3.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis kebutuhan sistem membahas secara garis besar kebutuhan sistem. Tujuannya adalah memahami dengan sesungguhnya kebutuhan dari sistem yang baru dan mengembangkan sebuah sistem yang memadai kebutuhan tersebut atau memutuskan bahwa pengembangan sistem yang bari tidak dibutuhkan. Pada tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dalam tahap System Development Lyfe Cycle (SDLC). Kebutuhan Sistem Untuk mempermudah menganalisis sebuah sistem dibutuhkan dua jenis kebutuhan. Kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional. Penjelasan dari fungsional dan non-fungsional akan dijelaskan setelah ini.

Dalam perancangan sistem ini langkah-langkah yang harus dilakukan adalah memasukkan node awal, node akhir, dan jarak tempuh serta peta yang sudah dianalisis. Kemudian akan diproses dan ditentukan rute terpendeknya menggunakan Algoritma Dijkstra, selanjutnya baru akan ditampilkan hasil dari proses tersebut.

3.2.1 Kebutuhan Fungsional Sistem

(33)

1. Berdasarkan kebutuhan sistem secara fungsional, aplikasi yang akan dibangun harus mampu melakukan input seperti berikut:

a) User memilih lokasi awal yang diinputkan oleh admin.

b) User memilih lokasi tempat wisata yang akan dituju.

c) User mendapatkan informasi tempat wisata yang akan dituju.

d) Admin memasukkan username dan password untuk login ke menu admin. e) Admin melakukan penambahan atau pengurangan data jalan dan jarak untuk

proses update sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

2. Berdasarkan kebutuhan sistem secara fungsional, aplikasi yang dibangun harus mampu melakukan proses seperti berikut :

a) Sistem mampu memproses hasil pencarian rute terpendek yang diinginkan user

menuju tempat wisata yang dimaksud.

b) Sistem mampu memproses rute pada peta sebagai sumber informasi routing / rute terpendek bagi user untuk menuju tempat wisata yang dimaksud.

c) Sistem harus mampu melakukan proses koneksi dari aplikasi web gis ke perangkat web server.

d) Sistem harus dapat menentukan panjang jarak serta waktu tempuh.

3. Berdasarkan kebutuhan sistem secara fungsional, aplikasi yang dibangun harus mampu melakukan keluaran / output seperti berikut :

a) Sistem menampilkan hasil proses pencarian rute terpendek menuju sebuah tempat wisata yang dimaksud di Kota Banda Aceh.

b) Sistem menampilkan routing pada map sebagai rute terpendek.

c) Sistem menampilkan lokasi-lokasi tempat wisata dikota Banda Aceh yang diinputkan oleh admin.

d) Sistem memberikan informasi atau berita tentang tempat wisata tersebut.

4. Berdasarkan kebutuhan sistem secara fungsionalitas, aplikasi yang dibangun harus mampu mempunyai database seperti berikut :

(34)

3.2.2 Kebutuhan Nonfungsional Sistem

Kebutuhan non-fungsional sistem adalah kebutuhan yang menitikberatkan pada properti perilaku yang dimiliki oleh sistem. Persyaratan non-fungsional adalah persyaratan apa yang harus dilakukan sistem sering kali berupa batasan atau sesuatu yang menjadi perhatian sebuah sistem. Beberapa persyaratan non-fungsionalitas yang harus dipenuhi oleh sistem yang dirancang adalah sebagai berikut :

1. Dari segi tampilan aplikasi harus memiliki interface yang menarik. 2. Aplikasi harus mudah dalam penggunaan fungsionalitasnya.

3. Dalam hal proses loading/koneksi ke webserver tergantung kualitas jaringan koneksi internet yang digunakan oleh user.

4. Dari segi keamanan sistem dirancang dengan proses login untuk masuk kedalam halaman admin.

3.3 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem aplikasi Web-GIS penentuan rute terpendek menuju tempat wisata dikota Banda Aceh bertujuan untuk menghasilkan sebuah bentuk atau format sistem aplikasi yang optimal dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sistem yang telah ditentukan dalam tahapan analisis sistem. Langkah yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah bentuk sistem aplikasi web yang optimal tersebut adalah dengan mencari kombinasi penggunaan metode, penggunaan perangkat lunak (software) dan juga penggunaan perangkat keras (Hardware) yang tepat sehingga bisa dihasilkan sebuah sistem aplikasi web yang dapat berjalan secara optimal dan mudah di implementasikan.

3.3.1 DFD ( Data Flow Diagram)

(35)

komponen-komponen tersebut dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut. Kita dapat menggunakan DFD untuk membuat dokumentasi

3.3.2 DFD ( Data Flow Diagram) Level 0

Gambar 3.2 DFD Level 0

3.3.3 DFD (Data Flow Diagram) Level 1

Data Flow Diagram level 1 proses entry data pada gambar 3.3 memuat proses simpan data.

(36)

Penjelasan DFD level 1 diatas adalah proses admin melakukan penyimpanan data dan

user mendapatkan proses pencarian data jalur terpendek menuju Tempat Wisata yang dimaksud.

3.3.4 DFD (Data Flow Diagram) Level 2 Proses 3

Gambar 3.4 DFD level 2 Proses 3

3.4 Flowchart

Flowchart (Bagan Alir Program) adalah suatu bagan yang menggambarkan arus

logika dari data yang akan diproses dalam suatu program dari awal sampai akhir. Dengan kata lain flowchart (bagan alir program) dapat didefinisikan sebagai sebuah bagan yang menunjukkan aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika.

Flowchart biasanya digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.

(37)

Perancangan Flowchart sistem penentu rute terpendek menuju sebuah tempat wisata dikota Banda Aceh dapat dilihat pada gambar Flowchart sebagai berikut :

User

End Proses Penentuan

rute terpendek dengan Dijkstra Lokasi Awal

Lokasi Tujuan

Gambar 3.5 Flowchart Pencarian Rute Terpendek bagi User

3.4.1 Flowchart Dijkstra

Start

Tentukan Vs dan Vt

Jalur = 0 tentukan V1 dan cari

V2

Bandingkan Lintasan Ke semua Verteks terhubung

Lintasan terpendek ditemukan

Jalur Verteks Tujuan ya

tidak

Vt Tercapai

end tidak

ya

Gambar 3.6 Flowchart Dijkstra Dalam Penentuan Rute Terpendek

(38)

Gambar 3.7 Flowchart Menu Admin

(39)
(40)

3.4.4 Flowchart Input/Edit/Hapus Rute Jalan

(41)

3.4.5 Flowchart Input/Edit/Hapus Lokasi Pada Peta

(42)

3.5 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan tahap awal dari perancangan perangkat lunak. Perancangan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sistem secara umum.

3.5.1 Diagram Blok Sistem

Diagram blok sistem menggambarkan setiap blok atau bagian dalam sistem aplikasi. Sistem Informasi Geografis Pencarian Rute Terpendek dirancang untuk dapat dijalankan secara online dan secara lokal (localhost). Sistem yang dijalankan secara

online menggunakan web server Apache, bahasa pemrograman PHP, dan basisdata

MySQL terdapat didalam dua atau lebih komputer yang terpisah namun terhubung ke dalam suatu jaringan. Sistem ini dapat digambarkan dengan diagram blok seperti yang diperlihatkan dalam gambar berikut:

(43)

3.6 Perancangan Database

Pada database yang digunakan oleh single user atau hanya beberapa user saja, perancangan database tidak sulit. Tetapi jika ukuran database yang sedang atau besar (25 - ratusan user yang berisikan jutaan bytes informasi dan melibatkan ratusan query dan program-program aplikasi, contoh : industri-industri, asuransi, hotel, travel, dll yang seluruhnya tergantung pada kesuksesan dari operasi-operasi databasenya), perancangan database menjadi sangat kompleks. Oleh karena itu para pemakai mengharapkan penggunaan database yang sedemikian rupa sehingga sistem harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan seluruh user tsb. Ada 6 Fase proses perancangan database, yaitu :

1. Pengumpulan data dan analisis

2. Perancangan database secara konseptual 3. Pemilihan DBMS

4. Perancangan database secara logika (data model mapping) 5. Perancangan database secara fisik

6. Implementasi Sistem database

3.6.1 Diagram ERD ( Entity Relationship Diagram )

ERD merupakan salah satu model yang digunakan untuk mendesain basisdata dengan tujuan menggambarkan data yang berelasi pada sebuah basisdata. ERD sendiri erat hubungannya dalam dunia manajemen basisdata, merupakan suatu rancangan menjadi salah satu kunci untuk menentukan menajemen tabel untuk terciptanya sebuah tabel yang normal dan se-efisien mungkin serta terbebas dari ambiguity (memiliki atribut yang kembar) dari suatu kasus.

(44)

yg satu dengan yg lainnya. Pada setiap entitas harus memiliki 1 atribut unik atau yang disebut dengan primary key. Dalam sistem yang dibuat terdapat tabel admin, tabel kategori, tabel jalan, tabel lokasi, tabel buku tamu, tabel user. Perancangan ERD dalam sistem ini dapat dilihat pada gambar 3.12

Gambar 3.12 Entity Relationship Diagram

3.6.2 Database

Pembuatan rancangan database program melalui Data Flow Diagram dapat dibuat tabel-tabel database yang akan dikelola dan digunakan untuk menjalankan aplikasi. Aplikasi database yang digunakan dalam sistem ini adalah MySQL.

(45)

1. Tabel Berita, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data admin.

Tabel 3.1 Tabel Berita

No Field Type Keterangan

1 BeritaID Bigint Meyimpan id Berita

2 tanggal Date Menyimpan Tanggal Berita

3 Judul Varchar Menyimpan Judul Berita

4 Foto_Name Varchar Menyimpan Foto

5 Berita Text Menyimpan Isi Berita

2. Tabel user, tabel ini berfungsi untuk menyimpan data admin.

Tabel 3.2 Tabel User

No Field Type Keterangan

1 id_user Int Meyimpan id user Admin

2 username Varchar Menyimpan username admin

3 password Varchar Menyimpan password admin

3. Tabel Peta_Icon, tabel ini berfungsi untuk menyimpan lokasi tempat wisata.

Tabel 3.3 Tabel Peta_Icon

No Filed Type Keterangan

1 nomor Int Menyimpan nomor

2 kategori Varchar Menyimpan kategori start/entry

3 nama Varchar Menyimpan nama tempat wisata

4 deskripsi Tinytext Menyimpan Informasi lokasi wisata

5 lat Double Menyimpan latitude lokasi

(46)

4. Tabel rute, tabel ini berfungsi untuk menyimpan penggabungan data

Tabel 3.4 Tabel Rute

No Field Type Keterangan

1 nomor Int Menyimpan nomor lokasi

2 no_rute varchar Menyimpan nomor rute

3 kodeawal varchar Menyimpan kode start awal

4 Id_rute int Meyimpan id rute

5. Tabel rute2, tabel ini berfungsi untuk menyimpan lokasi tempat pada peta

Tabel 3.5 Tabel Rute2

No Field Type Keterangan

1 norute Varchar Menyimpan nomor rute

2 idrute2 Int Meyimpan id rute

3 jalan Decimal Menyimpan nama jalan

4 km Int Menyimpan berapa jarak

5 rute int Meyimpan nomor rute yang dilalui

3.7 Perancangan Interface

Rancangan ini dibuat sebagai media perantara user dengan aplikasi. Desain struktur ini hanya dijelaskan secara garis besar dan umum. Menu-menu ini yang nantinya diaplikasikan sebagai tampilan pada halaman web.

3.7.1 Desain Tampilan Perangkat Lunak

(47)

3.7.2 Desain Tampilan Halaman Utama User

Pada halaman ini user akan memilih lokasi awal dan lokasi tujuan kemudian user

akan mendapatkan rute terpendek menuju tempat wisata yang dimaksudkan.

Gambar 3.13 Desain Halaman Utama

3.7.3 Desain Tampilan Halaman Rooting Pencarian

Pada halaman ini user akan mendapatkan informasi jalur mana yang akan ditempuh dan nama-nama jalan yang akan dilalui beserta jarak tempuh dan waktu tempuhnya.

(48)

3.7.4 Desain Tampilan Halaman Tempat Wisata

Pada halaman ini user akan mendapatkan informasi tempat-tempat wisata beserta informasi tentang tempat tersebut.

Gambar 3.15 Desain Halaman Tempat Wisata

3.7.5 Desain Tampilan Halaman Login Admin

Pada halaman ini Adminakan memasukkan username dan password agar bisa masuk ke halaman Admin.

(49)

3.7.6 Desain Tampilan Halaman Utama Menu Admin

Halaman ini merupakan halaman yang dapat diakses oleh administrator untuk melakukan pengisian data.

Gambar 3.17 Desain Tampilan Halaman Utama Menu Admin

3.7.7 Desain Tampilan Halaman Admin Input Lokasi

Halaman ini merupakan halaman yang dapat diakses oleh administrator untuk melakukan input data tempat wisata, lokasi tempat wisata, lokasi awal, lokasi tujuan.

(50)

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi Sistem

Pada bab ini dibahas mengenai hasil uji coba sistem yang telah di rancang dan di buat. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan lingkungan uji coba yang telah ditentukan serta dilakukan sesuai perancangan.

Untuk menjalankan aplikasi optimasi perjalanan wisata di Kota Banda Aceh dengan algoritma Dijkstra, sebelumnya harus mempersiapkan kebutuhan dari program yang akan diimplementasikan baik dari segi perangkat keras maupun perangkat lunak komputer.

Lokasi awal pada aplikasi ini adalah lokasi yang sudah dianggap popular seperti bandara, terminal bus, pelabuhan, mesjid dan lokasi terkenal lainnya di kota Banda Aceh. Pada tabel dibawah ini akan ditampilkan titik koordinat dari lokasi-lokasi tempat wisata yang berada di Kota Banda Aceh.

Tabel 4.1 Tabel Koordinat Lokasi Wisata

No Nama Lattitude Longitude

1 PLTD Apung 5.546707 95.306865

2 Bandara Sultan Iskandar Muda 5.518558 95.422432 3 Pelabuhan Ferry Ulee Lheu Banda Aceh 5.564412 95.295235 4 Terminal Bus Banda Aceh 5.529792 95.329996

5 Museum Tsunami 5.547882 95.315126

6 Universitas Syiah Kuala 5.582672 95.362601

7 Taman Ratu Safiatuddin 5.573958 95.339155

8 Taman Sari Banda Aceh 5.536968 95.306865

9 Mesjid Raya Baiturrahman 5.553969 95.318366

10 Taman Putroe Phang 5.547519 95.317676

(51)

Pada pengujian ini, hasilnya berupa sistem informasi pencarian rute terpendek menuju tempat wisata yang berada di Kota Banda Aceh. Pada aplikasi webgis ini

adminhanya menginput beberapa lokasi wisata saja sebagai contoh bahwasanya sistem

telah berjalan dengan baik.

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perancangan aplikasi. Setelah semua komponen komputer yang mendukung proses aplikasi webgis

terinstall, proses selanjutnya adalah penjelasan aplikasi. Penjelasan program aplikasi

webgis merupakan petunjuk yang dapat digunakan dalam menjalankan suatu program.

Berikut adalah proses pencarian Dijkstra yang telah dirancang.

Gambar 4.1 Tampilan Proses Pencarian Dijkstra

1. <?php

2. // keterangan

3. $aa="select a.nama from peta_icon a where a.nomor='$awal'"; 4. $bb=mysql_query($aa);

5. $cc=mysql_fetch_array($bb); 6. $pos_awal=$cc['nama'];

7. $aaa="select a.nama from peta_icon a where a.nomor='$akhir'"; 8. $bbb=mysql_query($aaa);

9. $ccc=mysql_fetch_array($bbb); 10. $pos_akhir=$ccc['nama']; 11. echo "

12. <table width=500>

13. <tr><td colspan=3 align=center>Djikstra Search <br> Dari :".$pos_awal." Ke Wisata: ".$pos_akhir."</td></tr>

14. <tr>

15. <th>No.</th>

(52)

18. </tr> 19. ";

20. $a="select a.noRute from rute2 a 21. left join rute b on a.noRute=b.noRute

22. where b.KodeAwal='$awal' and b.nomor='$akhir' 23. group by a.norute order by sum(a.km) asc"; 24. $b=mysql_query($a);

25. while($r=mysql_fetch_array($b)){ 26. $norute=$r['noRute'];

27. $a1="select a.jalan,a.km,a.rute,a.noRute from rute2 a where a.noRute='$norute'";

28. $b1=mysql_query($a1);

29. echo "<tr><td colspan=3 align=left>Melalui Rute :".$norute."</td></tr>";

30. $no=1;

31. $ttl_jarak=0;

32. while($r1=mysql_fetch_array($b1)){ 33. echo "

34. <tr>

35. <td>".$no."</td>

36. <td>".$r1['jalan']."</td> 37. <td>".$r1['km']." Km</td> 38. </tr>

39. ";

40. $ttl_jarak+=$r1['km']; 41. $no++;

42. }

43. echo "<tr><td colspan=2 align=left>Jarak Total :</td><td>".$ttl_jarak."</td></tr>";

44. echo "<tr><td colspan=3></td></tr>"; 45. echo "<tr><td colspan=3></td></tr>"; 46. }

47. echo "</table>";

48. ?>

Gambar 4.2ScriptMenentukan Jarak Terpendek

Script diatas adalah proses pencarian rute terpendek Dijkstra dari Bandara

Sultan Iskandar Muda menuju tempat wisata Kapal PLTD Apung, dan hasil yang di tampilkan dari pencarian rute terpendek tersebut berupa total jarak tempuh terpendek sejauh 18.8 Km beserta jalan-jalan yang dilalui. Untuk menjalankannya harus terkoneksi dengan internet karena kita mengambil layanan yang disediakan oleh

(53)

4.2 Pengujian Sistem

Pengujian sistem merupakan langkah yang dilakukan setelah perancangan aplikasi. Setelah semua komponen komputer yang mendukung proses aplikasi webgis

terpasang, maka akan dilakukan pengujian sistem agar sistem sempurna dan berjalan dengan baik.Setelah melakukan proses pencarian maka didapatlah Pencarian jalur terpendek Algoritma Dijkstra dari Pelabuhan Ferry Ule Lheu ke lokasi wisata lain.

Cara untuk mendapatkan rute terpendek dengan mengimplementasikan Algoritma Dijkstra ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat 7 tempat maka n=7

2. Data landmark dengan inisial, yaitu :

• Pelabuhan Ferry A

5. Hijaukan titik hitam dengan nilai biru terkecil

6. Update seluruh titik yang dituju oleh titik yang tadi dihijaukan jika nilai biru yang terjadi lebih kecil dari sebelumnya.

A

(54)

A

Gambar 4.4Algoritma Dijkstra Langkah II

A

Gambar 4.5Algoritma Dijkstra Langkah III

A

Gambar 4.6Algoritma Dijkstra Langkah IV

A

(55)

A

Gambar 4.8Algoritma Dijkstra Langkah VI

Hasil pencarian dari pencarian Algoritma Dijkstra dari Pelabuhan Ferry Ulee Lheu ke Lokasi lainnya dapat dilihat dibawah ini :

1. �� : 4,9

4.2.1 Perangkat Pengujian

Sebelum sistem diterapkan dan diuji coba, perlu dilakukan beberapa langkah persiapan agar sistem dapat berjalan dengan baik. Langkah – langkah yang perlu dilakukan antara lain menginstalasi perangkat lunak XAMPP version 1.7.3 kedalam sistem operasi windows serta melakukan beberapa konfigurasi pada XAMPP version

1.7.3.

4.2.2 Tujuan Pengujian

(56)

4.2.3 Data Hasil Pengujian

Pada penelitian ini, hasilnya berupa sistem informasi geografis tempat wisata yang ada di Kota Banda Aceh.

4.3 Penjelasan Program

Setelah semua komponen komputer yang mendukung proses aplikasi terpasang /

install, proses selanjutnya adalah penjelasan program. Penjelasan program merupakan

petunjuk yang dapat digunakan dalam menjalankan suatu program. Pada Tugas Akhir ini dijelaskan mengenai penggunaan program yang ada, antara lain: Tampilan Beranda, Tampilan Cari Lokasi, Tampilan Informasi Tempat Wisata dan Menu

Administrator.

4.3.1 Tampilan Utama User

Pada tampilan utama sistem ini menampilkan peta tempat-tempat wisata yang telah diberi tanda / marker. Pada bagian kanan tampilan pengguna akan menemukan menu pencarian lokasi tempat wisata yang telah ditetapkan sebelumnya oleh administrator, pengguna akan memilih lokasi tempat tujuan awal dan akhir kemudian akan ditampilkan hasil dari pencarian tersebut.

(57)

Pada tampilan utama diatas pengguna dapat memilih menu yang diinginkan seperti menu informasi tempat wisata, kontak kami dan pencarian jalur tempat wisata.

4.3.2 Tampilan Menu Pencarian Lokasi Tempat Wisata

Menu pencarian lokasi tempat wisata terletak di sebelah kanan peta, untuk menggunakannya pengguna diharuskan memilih lokasi awal tujuan dan lokasi akhir dari tujuannya. Untuk tampilan menu tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.10Tampilan Menu Pencarian

(58)

4.3.3 Tampilan Hasil Pencarian

Hasil pencarian akan ditampilkan setelah melakukan pemilihan lokasi awal dan lokasi tujuan, hasil pencarian akan dipetakan serta akan ditampilakan disebelah kanan layar, pada sebelah kiri layar akan ditampilkan jalan-jalan yang dilalui serta waktu tempuh serta jaraknya.

Gambar 4.11Tampilan Hasil Pencarian

4.3.4 Tampilan Menu Administrator

Menu utama administrator ini dibuat untuk seorang admin agar bisa mengontrol dan melakukan manajemen data seperti menambah tempat wisata dan informasi penting lainnya tentang tempat wisata yang ada di Kota Banda Aceh. Tampilan ini dapat diakses melalui pemilihan menu login admin pada halaman utama pengguna. Pada halaman ini seorang administrator diwajibkan memasukkan username dan password

agar bisa masuk ke halaman menu admin.

(59)

Gambar 4.13Tampilan Login Admin

4.3.5 Tampilan Utama Administrator

Gambar 4.14Tampilan Utama Administrator

4.3.6 Tampilan Form Manage Peta Pada Halaman Administrator

(60)

Pada menu ini seorang administrator melakukan manajemen peta atau jenis-jenis tempat wisata untuk memudahkan mengelompokkan tempat-tempat wisata, dalam hal ini admin telah memasukkan kategori tempat wisata.

4.3.7 Tampilan FormPeta Pada Halaman Administrator

Pada halaman ini seorang administrator melakukan pemilihan letak tempat wisata terlebih dahulu pada peta dengan cara meng-klik, kemudian dibagian atas peta akan muncul menu serta koordinat x dan y yang menunjukkan lokasi tempat wisata. Pada menu tersebut seorang admin akan memasukkan data-data yang diperlukan seperti kategori tempat wisata, nama tempat wisata, deskripsi dan memilih jenis atau kategori dari tempat wisata yang dipilih.

(61)

4.3.8 Tampilan Menu Setting RutePada Halaman Administrator

Pada halaman ini seorang admin akan melakukan manejemen data dengan memasukkan nama-nama jalan yang dilalui serta jarak tempuhnya. Untuk melakukan penambahan data admin diharuskan memilih terlebih dahulu tempat wisata awal dan akhir.

Gambar 4.17Tampilan Menu Setting Rute pada Halaman Administrator

(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah malalui tahap implementasi dan tahap pengujian sistem, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian mendapatkan hasil routing untuk satu lokasi awal menuju ke lokasi akhir tujuan yang terdapat pada peta dan dilengkapi dengan jarak tempuh untuk kedua lokasi tersebut

2. Proses pencarian dilakukan menggunakan algoritma dijkstra yang cukup baik digunakan untuk melakukan pencarian rute terpendek menuju suatu tempat wisata di Kota Banda Aceh.

3. Sistem ini memiliki keunggulan berupa kemudahan akses dan jangkauan luas.

3.2 Saran

Saran-saran yang sebaiknya dilakukan guna pengembangan sistem ini menjadi lebih baik, diantaranya sebagai berikut :

1. Sistem ini belum mampu menangani lebih dari satu tempat tujuan wisata jadi diharapkan kedepannya pengembang dapat melakukan pengembangan agar sistem bisa menangani lebih dari satu tempat tujuan wisata.

2. Tampilan dalam sistem ini masih sangat sederhana, untuk itu diperlukan pengembangan lebih lanjut agar tampilan lebih menarik seperti menambah fitur multimedia dll.

3. Masih ada beberapa algoritma pencarian rute terpendek lainnya jika pembaca ingin membandingkan.

4. Diharapkan aplikasi dapat dijalankan melalui internet, telepon seluler, atau

(63)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Budiyanto, Eko . 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan

ArcView GIS. Yogyakarta: Andi.

[2] Erawati, Dewi. 2010. Pencarian Rute Terpendek Tempat Wisata di Bali

dengan Menggunakan Algoritma Djikstra. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Pendidikan Ganesha.

[3] Faizah, Ifatul. 2010. Rancang Bangun Perangkat Lunak Penentuan Rute Perjalanan Wisata di Malang Menggunakan Algoritma

Djikstra.Program Studi Teknik Informatika. Skripsi. Malang: UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang.

[4] Novianty.2004.Perancangan Prototipe Pencarian Rute Terpendek pada

Handphone Berbasiskan Location Based Services dengan

Menggunakan Algoritma Dijkstra di Jakarta Pusat. Skripsi. Jakarta:

Universitas Bina Nusantara Jakarta.

[5] Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar

(Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Penerbit Informatika.

[6] Syahriza, Henny Lubis.2009. Perbandingan Algoritma Greedy dan Djikstra Untuk Menentukan Lintasan Terpendek.Program Studi

Matematika. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

[7] Suryadi. 2009. Teori Graf Dasar. Jakarta: Gunadarma.

[8] Wibowo, Muhammad Adri. 2010. Perancangan Sistem Informasi Geografis Penentuan Jalur Jalan Optimum Menggunakan Metode Dijkstra

(64)

LAMPIRAN

1. List Program Index.php

<?php

session_start(); session_destroy();

?>

<!DOCTYPE html> <html>

<head>

<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1" />

<title>Web GIS Kota Banda Aceh</title>

<link type="text/css" href="css/style.css" rel="stylesheet" /> <script type="text/javascript"

src="flowplayer/example/flowplayer-3.2.6.min.js"></script> <link rel="stylesheet" type="text/css"

href="flowplayer/example/style.css">

<link rel="stylesheet" href="js/script/themes/base/jquery.ui.all.css"> <script src="js/jquery.form.js" type="text/javascript"></script>

<script src="js/formQueryBuilder.js" type="text/javascript"></script>

(65)

show: "blind",

(66)

}); }

function showAlert(obj,txt,tm){ $(obj).hide();

$(obj).html('<p>'+txt+'</p>');$(obj).show('slow');

setTimeout(function(){ $(obj).hide('slow');$(obj).html('');},tm); }

function content_tengah(aksi){ $("#tengah").fadeOut('slow'); $("#tengah").fadeIn('slow');

$("#tengah").load("tengah.php?get="+aksi); }

function content_detail_berita(id){ var aksi="det_berita"; $("#tengah").fadeOut('slow'); $("#tengah").fadeIn('slow');

$("#tengah").load("tengah.php?get="+aksi+"&id="+id); }

function isikategori(id){ var aksi="kategori"; $("#tengah").fadeOut('slow'); $("#tengah").fadeIn('slow');

$("#tengah").load("tengah.php?get="+aksi+"&id="+id); }

function registrasi(){

var aksi="registrasi"; $("#tengah").fadeOut('slow'); $("#tengah").fadeIn('slow');

$("#tengah").load("tengah.php?get="+aksi); }

function _prosescari(){

(67)

$("#tengah").load("tengah.php?get=info&kode="+KodeBagian+"&tahun="+T

#slideshow DIV { position:absolute;

#slideshow DIV.active { z-index:10;

opacity:1.0; }

#slideshow DIV.last-active { z-index:9;

}

(68)

</head> <body> <div id="wrap">

<div id="header"><img

src="img/templatemo_banner_bg.jpg" align="left" height="100" width="100%"></div>

<div id="menu"><?php include("menu.php"); ?></div> <div id="tengah"></div>

<div id="kanan"><?php include("kanan.php"); ?></div>

<div style="clear:both;"></div>

<div id="foter">Copyright @ Teuku Muarrif Ikramullah <br> Fasilkom TI 2012</div>

</div>

</body> </html>

2. List Program Koneksi.php

<?php

$host="localhost"; $user="root"; $password=""; $db="wisataaceh";

mysql_connect($host,$user,$password) or die("Koneksi Gagal"); mysql_select_db($db) or die ("Database Tidak Ditemukan");

?>

3. List Program Login.php

<?php

session_start();

(69)

$username=$_REQUEST['username']; $password=$_REQUEST['password'];

$sql=mysql_query("select username,password from user where username ='$username' and password=md5('$password')");

if(mysql_num_rows($sql)==1){

4. List Program tengah.php

<?php

include "connect.php"; $get=$_REQUEST['get']; switch($get){

case 'det_berita' : det_berita(); break;

case 'berita' : berita(); break;

(70)

_rumahmakan();

case 'tamusukses' : tamusukses(); break;

}

function tamusukses(){

echo "<h3>Komentar anda sukses</h3>";

}

function _tamu(){

echo "<h3>Berikan Komentar Anda</h3>"; echo "<form name='frm' id='frm'>";

echo "

<div id='frmalert' class='frmalert'

style='background-color:red;color:white;font-weight:bold;text-align:center;padding:0px'></div> <table>

<tr>

<td align=right>Nama</td>

<td><input type='text' id='nama' name='nama' size='30' /></td> </tr>

<tr>

<td align=right>Alamat Email</td>

<td><input type='text' name='email' id='email' size='30' /></td> </tr>

<tr>

<td align=right>Komentar Anda</td>

(71)

<tr>

<td><div style='width:100px'></div></td>

<td><br><input type='button' name='submit' value='Kirim Komentar' onClick='_tamusave()' /></td>

$qry="select a.Tanggal,a.NamaTamu,a.Email,Komentar from tamu a where a.Status='Y' order by a.Tanggal asc";

$p=mysql_query($qry);

echo "<div style='border-bottom:solid 0px silver;height:auto;text-align:left;height:auto;margin-bottom:20px;'>";

echo "<h3>Daftar Komentar</h3>"; while($r=mysql_fetch_array($p)){

echo "Tanggal :".$r['Tanggal']."<br>";

echo "Nama Tamu :".$r['NamaTamu']."<br>"; echo "Email :".$r['Email']."<br>";

echo "Komentar :".$r['Komentar']."<br><br>"; }

echo "</div>";

}

function berita(){

echo "<h3>Informasi Lokasi Wisata</h3>";

$qry="select a.BeritaID,a.Judul,a.Berita,a.Foto_name from berita a order by a.Tanggal asc";

$p=mysql_query($qry);

while($r=mysql_fetch_array($p)){ $ket=substr($r['Berita'],0,500);

echo "<h2>".$r['Judul']."</h2>";

echo "<img src='berita/".$r['Foto_name']."' width='100' height='100' align='right' style='margin-right:10px;margin-bottom:3px;'/>";

(72)

}

}

function det_berita(){ $id=$_REQUEST['id'];

echo "<h3>Informasi Detail</h3>";

$q=mysql_query("select a.BeritaID,

a.Judul, a.Foto_name, a.Berita

from berita a Where a.BeritaID='$id'"); $r=mysql_fetch_array($q);

echo "<h2>".$r['Judul']."</h2>";

echo "<img src='berita/".$r['Foto_name']."' width='350' height='300' align='right' style='margin-right:10px;'/>";

echo "<b>Informasi Lengkap Tempat Wisata : </b><br>".$r['Berita'].""; }

function _tentang(){

echo "<h2>About Me</h2>";

echo "<img src='img/logo.jpg' align='left' style='margin-right:20px'>"; echo "<br>";

echo "

Nama : TEUKU MUARRIF IKRAMULLAH<br> NIM : 101421016<br>

(73)

}

function _rumahmakan(){

echo "<h2>Rumah Makan dan Cafe</h2>"; require_once "rumahmakan.php";

}

function _home(){ echo "<h2>Home</h2>";

echo "<h3>Awal Penetapan Kota Banda Aceh</h3>"; echo "

<img src='img/3.jpg' align='justify' style='margin-right:20px'>

<br>";

} ?>

5. List Program Template_style.css

body {

margin: 0; padding: 0;

line-height: 1.5em;

font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px;

color: #fff;

background: #ffffff;

background-image: url(../images/templatemo_body.jpg); }

a:link, a:visited { color: #af1313; text-decoration: underline; font-weight: normal; }

a:active, a:hover { color: #996600; text-decoration: none; }

p {

margin: 0px; padding: 0px; }

(74)

margin: 0px; padding: 0px; border: none; }

.cleaner { clear: both; width: 100%; height: 0px; font-size: 0px; }

.margin_bottom_10 { clear: both; width: 100%; height: 10px; font-size: 1px; }

.margin_bottom_15 { clear: both; width: 100%; height: 15px; font-size: 1px; }

.margin_bottom_20 { clear: both; width: 100%; height: 20px; font-size: 1px; }

.margin_bottom_30 { clear: both; width: 100%; height: 30px; font-size: 1px; }

.margin_bottom_40 { clear: both; width: 100%; height: 40px; font-size: 1px; }

.margin_bottom_50 { clear: both; width: 100%; height: 50px; font-size: 1px; }

.margin_bottom_60 { clear: both; width: 100%; height: 60px; font-size: 1px; }

.margin_right_25 { margin-right: 25px; } .margin_right_60 { margin-right: 60px; }

.fl { float: left; } .fr { float: right }

.border_bottom { border-bottom: 1px dotted #999; }

.rc_btn_01 a {

background: url(../images/templatemo_more.jpg) no-repeat; }

.header_01 {

(75)

font-size: 26px; padding: 0 10px; border: 1px solid; }

#templatemo_banner { width: 960px; height: 70px; margin: 0 auto;

background: url(../images/templatemo_banner_bg.jpg) no-repeat; border-bottom: 1px solid #cfd389;

}

#templatemo_banner #logo { float: left;

margin: 10px 0 0 80px; width: 295px;

height: 1px;

background: url(../images/templatemo_logo.jpg) no-repeat; }

background: url(../images/templatemo_menu_bg.jpg) repeat-x; border-bottom:medium solid 50px;

(76)

#templatemo_menu { float: center; width: 650px; height: 35px; }

#templatemo_menu ul { margin: 0px; padding: 0px; list-style: none; }

#templatemo_menu ul li { display: inline; }

#templatemo_menu ul li a { float: left;

display: block; padding: 2px 40px; height: 15px;

#templatemo_menu li a:hover, #templatemo_menu li .current { color: #000;

background: url(../images/templatemo_menu_hover.jpg) repeat-x; }

/* end of menu*/

#templatemo_menu_search #search_section { float: right;

margin: 10px 20px 0 0; width: 275px;

(77)
(78)

margin-bottom: 20px;

background: url(../images/templatemo_welcome_title.jpg) no-repeat; }

background: url(../images/templatemo_project_title.jpg) no-repeat; }

background: url(../images/templatemo_contact_title.jpg) no-repeat; }

.section_w650 p {

text-align: justify; margin-bottom: 10px; }

(79)

width: 200px;

background: url(../images/templatemo_image_frame.png) no-repeat; }

.image_wrapper_01 img { position: absolute; padding: 20px 10px;

background: url(../images/templatemo_news_bg.jpg) no-repeat; }

#news_events_section_wrapper .news_events_section { clear: both;

}

.news_events_section .date { float: left;

.news_events_section .short_note { float: right;

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Ishikawa
Gambar 3.2 DFD Level 0
Gambar 3.4 DFD level 2 Proses 3
Gambar 3.5 Flowchart Pencarian Rute Terpendek bagi User
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengklasifikasikan suatu objek baru yang akan termasuk dalam grup SERING atau JARANG mengkonsumsi makanan cepat saji adalah dengan menggunakan model

[r]

ground resevoir kemudian dialirkan ke titik-titik yang direncanakan atau dilanjutkan ditampng ke tangki atas. bangunan baru didistribusikan ke

26 Sulawesi Tengah 27 Sulawesi Barat 28 Maluku Utara 29 Banten 30 Bangka Belitung 31 Gorontalo 32 Papua Barat 33 Kepulauan Riau. 1

Consequently, heat treatment could enhance the color properties of Korean white pine and royal paulownia woods for value added products.. Keywords : clamping, color change, CIE-Lab

Hasil penelitian didapatkan   sebanyak 19 responden (90,48%) memiliki persediaan kapsul vitamin A sehingga cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas oleh Bidan Delima di

&#34;Oloh karona porkawinan nenpunyai oakcud acar cuani dan ictori dapat oenbentuk koluarca yanc feokal dan bahacia, dan ocsuai pula doncan hak acaoi oanuoia, naka pcrka-

Tidak ada hubungan antara pekerjaan calon suami dengan pernikahan dini di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman Tahun 2014-2015, dengan nilai uji statistik p-value =