34
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
NASABAH TERHADAP PENGGUNAAN E-CHANNEL
PERBANKAN
Agus Kurniawan akoer6@gmail.comAbstrak
Pertumbuhan era ekonomi digital bisa dibilang sangat cepat, semua transaksi akan
menggunakan basis teknologi, dan semakin banyaknya variasi model bisnis ekonomi digital yang berkembang untuk mendorong terciptanya pembagian ekonomi diantara pelaku bisnis. Tidak semua perbankan dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Bilamana bank tidak ikut memperbaiki diri untuk dapat mengembangkan sistem layanan melalui tekhnologi, maka kemungkinan bank tersebut
akan mulai tergerusi oleh perusahaan-perusahaan start up.
Tujuan penelitian ini untuk menjawab layanan e-channel banking mampu menjadi
salah satu strategi pemasaran dalam menambah jumlah nasabah di bank. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Populasi penelitian terhadap 35 responden sebagai pengguna sistem digital. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan teknik analisis data untuk mengetahui
hubungan korelatif dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square. Hasil
penelitian menunjukkan persepsi manfaat, kemudahan, dan kepercayaan serta minat
nasabah untuk menggunakan e-channel banking hampir seluruhnya memberikan respons
yang baik, namun hanya variabel kepercayaan yang berpengaruh secara signifikan.
Kata Kunci : E-Channel Banking, Persepsi Manfaat, Kemudahan, Kepercayaan, Minat
Nasabah
I. Pendahuluan
Era industri 4.0 dan digitalisasi tidak bisa dihindari lagi. Perkembangan teknologi
informasi tumbuh dengan pesatnya,
mendorong terhadap suatu perubahan, diantaranya perubahan model bisnis yang dijalankan dengan berbasis pada digital atau aplikasi sesuai jenis usaha dan
kebutuhan jangka panjang. Tanpa
perubahan model bisnis, maka tidak akan
menolong banyak, malah akan
menciptakan problem baru yang akan selalu muncul.
Data statistik masyarakat Indonesia
yang disampaikan Yupiter Gulo dalam
berita web Kompasiana.com tanggal 10 Juli 2019 memperlihatkan bahwa 80 juta orang atau sekitar 1/3 populasi Indonesia adalah milenial yang usianya sekitar 22
sampai dengan 37 tahun. Bahkan
diperkirakan ada sekitar 50% pemilih ketika Pilpres 2019 berlangsung pada April yang lalu. Jumlah generasi milenial ini akan terus meningkat secara signifikan. Itulah
sesungguhnya mengapa Indonesia
dianggap sangat beruntung dengan "bonus
demografi" yang dimilikinya dan
diperkirakan mulai tahun 2030 hingga 2045 populasi Indonesia akan menjadi sekitar 90% di dominasi generasi usia muda produktif. Tentunya kalau dimanfaatkan menjadi salah satu potensi market yang cukup besar bagi perusahaan yang menggunakan sistem teknologi handal, sebaliknya bilamana tidak ada dukungan terhadap sistem teknologi, maka akan berdampak fatal dan bahkan akan mulai gulung tikar. Oleh karenanya dalam setiap
35
peningkatan bisnis harus selalu
memperhatikan perilaku konsumen.
Menurut J.Paul Peter Jerry C Olson
(2013:06), perilaku konsumen (customer
behavior) adalah sebagai dinamika
interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia
melakukan pertukaran aspek-aspek
kehidupan. Bagaimana individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli,
menggunakan, dan mendisposisikan
barang, jasa, gagasan, atau pengalaman
untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka.
Berita ekonomi dari alamat website Republika.co.id (tanggal 8 Oktober, 2019)
menyampaikan, data tahun 2018
menunjukkan jumlah penduduk Indonesia
sebanyak 265,4 juta jiwa dengan
pengguna internet sebanyak 132,7 juta, pengguna sosial media aktif sebanyak 130 juta, pengguna ponsel sebanyak 177.9 juta dan pengguna sosial ponsel aktif sebanyak 120 juta. Tentunya ini menjadi peluang dalam perkembangan ekonomi digital. Apabila terlambat mengambil peluang tersebut akan mengancam ke perbankan itu sendiri. Beberapa bank besar sudah menyiapkan strategi agar tidak tergerus di era digital. Strategi ini utamanya terkait dengan pengembangan dan peningkatan fitur mobile dan internet banking melalui
fitur e-channel banking yang sudah ada
agar lebih ramah ke nasabah.
II. Landasan Teori
Dalam mendukung layanan transaksi berbasis teknologi informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis buku bijak
ber-e-banking. Harapan dari OJK, bahwa
masyarakat akan lebih paham dan
memaksimalkan fitur e-banking yang
dimiliki perbankan.
Perkembangan pesat bidang teknologi terhadap layanan transaksi perbankan
dapat dinikmati melalui fitur ATM, Internet
Banking, Mobile Banking, Phone Banking,
SMS banking, EDC, E-Commerce, hingga
Video Banking, yang memberikan
kemudahan bagi nasabah dalam
mengakses transaksi bank. Budi Rahadjo
menyampaikan e-channel banking
memberikan beberapa keuntungan yang
lebih besar dibandingkan resikonya,
diantaranya berupa Bussiness Expansion,
Customer loyalit, Revenue and Cost
Improvement, Competitive Advantage dan
New Bussiness Model. Sementara, bagi
bank penyelenggara secara umum
terdapat empat resiko manajement yang
terkait dengan penggunaan e-channel
banking, diantaranya technology risk,
reputation risk, outsourcing risk dan legal risk.
E-channel banking merupakan suatu
bentuk pemanfaatan media teknologi oleh bank untuk mempromosikan sekaligus melakukan transaksi perbankan secara
online. Kehadiran layanan e-channel
banking ternyata telah mengubah pola
interaksi antara bank dengan nasabahnya.
Penelitian mengenai pengaruh
penggunaan layanan berbasis tekhnologi terhadap kepuasan nasabah telah banyak dilakukan, salah satunya penelitian oleh Adinoto Nursiana (2006) tentang Pengaruh
Internet Banking, Kualitas Layanan,
Reputasi Produk, Lokasi, terhadap
Loyalitas Nasabah dengan Intermediasi Kepuasan Nasabah dan hasil penelitian menyampaikan semuanya memberikan pengaruh terhadap loyalitas nasabah.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ternyata penggunaan internet banking
mampu menjadi salah satu strategi
pemasaran dalam menambah jumlah nasabah. Menurut Kotler dan Keller (2016) pengertian dari pemasaran atau marketing
itu sendiri, “Marketing is about identifying
and meeting human and social needs. One of the shortest good definitions of
marketing is meeting needs profitably”.
Sedangkan Hasan (2013) menyampaikan
Pemasaran adalah proses
mengidentifikasi, menciptakan dan
mengkomunikasikan nilai, serta
memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan (minat) untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Minat sebagai aspek kejiwaan yang
36
menyebabkan seseorang merasa tertarik kepada sesuatu. Sedangkan nasabah merupakan konsumen- konsumen sebagai penyedia dana dalam proses transaksi barang ataupun jasa. Dengan demikian, minat nasabah adalah Pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen, pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial
budaya melalui persepsi manfaat,
kemudahan dan kepercayaan.
Persepsi manfaat adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasi dan menginterpretasi
masukan informasi guna menciptakan
gambaran dunia yang memiliki arti.
Manfaat ini harus dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya.
Penggunaan sebagai tingkat keyakinan seseorang bahwa dalam menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha yang keras. Kondisi ini semua tentunya kembali kepada nasabah supaya lebih dapat mempercayai penyedia layanan dimaksud.
Menurut Kotler dan Keller (2012)
kepercayaan adalah kesediaan
perusahaan untuk bergantung pada mitra bisnis. Kepercayaan tergantung pada beberapa faktor antar pribadi dan antar organisasi seperti kompetensi, integritas, kejujuran dan kebaikan hati. Membangun kepercayaan bisa menjadi hal yang sulit
dalam situasi online, perusahaan
menerapkan peraturan ketat kepada mitra bisnis online mereka dibanding mitra lainnya. Pembeli bisnis khawatir bahwa mereka tidak akan mendapatkan produk atau jasa dengan kualitas yang tepat dan dihantarkan ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat, begitupun sebaliknya.
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dan mengacu pada penelitian terdahulu, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1 = Apakah persepsi manfaat (X1)
memiliki pengaruh terhadap minat
nasabah dalam menggunakan e-
channel banking (Y).
H2 = Apakah kemudahan (X2) memiliki
pengaruh terhadap minat nasabah
dalam menggunakan e-channel
banking (Y).
H3 = Apakah variabel kepercayaan (X3)
memiliki pengaruh terhadap minat
nasabah dalam menggunakan
e-channel banking (Y).
III. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang dirumuskan adalah dengan metode kuantitatif dari sumber data primer tentang informasi gambaran umum perbankan
dalam memberikan layanan e-channel
banking. Adapun obyek penelitian ini
adalah calon nasabah atau nasabah bank
yang berminat menggunakan layanan
e-channel banking.
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan angket tertutup, terdiri dari
pertanyaan atau pernyataan dengan
sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan.
Responden mengecek jawaban yang
paling sesuai dengan pendiriannya.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunakan Skala
Semantik Diferensial. Pengambilan sampel
diperoleh berdasarkan rumus solvin.
=
(1 + . 2)
dimana : n = jumlah sampel, N = jumlah populasi dan e = Kelonggaran (10%)
(ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang dapat ditolerir) dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan kelonggaran 10% sehingga didapat :
53.834
=
(1 + 53.834 x 0,102)
= 34.995
Maka didapatkan jumlah responden untuk memudahkan penelitian peneliti
membulatkan menjadi sebanyak 35
37
responden.
Berdasarkan objek penelitian dan
metode penelitian yang digunakan, maka diungkapkan variabel penelitian adalah sebagai berikut:
- Variabel independen (X) merupakan
variabel bebas yang nantinya akan
mempengaruhi variabel dependen.
Variabel independen terdiri dari persepsi
manfaat (X1), Kemudahan (X2),
Kepercayaan (X3).
- Variabel dependen (Y) adalah variabel
terikat yang keberadaannya dipengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini
variabel dependen adalah minat
nasabah dalam menggunakan
e-channel banking.
Agar konsep tersebut dapat diteliti secara empiric perlu dioperasionalkan
dengan cara mengubah dan
menjabarkannya menjadi suatu variabel atau sub variabel.
Untuk mengadakan pengujian terhadap hipotesis ini dan menjawab rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti menggunakan analisis data sebagai berikut :
- Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu dengan
menganalisis data kualitatif yang telah diperoleh melalui wawancara, kuesioner dan dokumentasi.
- Analisis Regresi Berganda.
Analisis regresi berganda dipakai untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:
Y = Minat nasabah
α = Konstansa interception
b = Koefesien Regresi (nilai
peningkatan ataupun penurunan) x1 = Persepsi manfaat
x2 = Kemudahan x3 = Kepercayaan e = Standar error
Untuk melakukan analisis regresi
berganda dibutuhkan uji t (parsial). Uji t bertujuan untuk membuktikan apakah variabel x berpengaruh signifikan dengan variabel y, dengan membandingkan nilai t hitung > t tabel dan nilai signifikan < 0,05.
- Uji F (simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara
bersama-sama (simultan) dapat
berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini menunjukkan apakah varibel independen yang terdiri dari variabel persepsi manfaat, kemudahan dan
kepercayaan secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen, yaitu minat nasabah. Dengan membandingkan nilai signifikan < 0,05.
- Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien Determinasi (R²) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau
ketepatan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen
dalam suatu persamaan regresi.
Bagaimana kemampuan variabel X
(variabel independen) mempengaruhi
variabel Y (variabel dependen). Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Nilai akan berkisar 0 sampai 1. Jika nilai R² mendekati 0 maka kemampuan variabel X dalam mejelaskan variabel Y sangat terbatas, dan jika nilai R² mendekati 1 maka kemampuan variabel X dalam menjelaskan variabel Y baik.
IV. Hasil Penelitian
Guna meningkatkan minat nasabah tetap menggunakan layanan bank, maka
bank perlu meningkatkan fungsi
layanannya secara mumpuni di bidang tekhnologi infromasi yang memadai. Oleh karenanya untuk mengukur keberadaan nasabah bank tetap memiliki minat di bank dengan sistem layanan yang lebih mudah, bersama ini kami buatkan responden yang menjadi sasaran bank terhadap mini riset ini.
38
- Profil Responden
Responden sebagai sample dari
populasi diambil dari Google Form yang terdiri dari 15 pertanyaan dan yang telah
memberikan tanggapan sebanyak 35
responden, diantaranya sebanyak 62,9% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya
sebanya 37,1% berjenis kelamin
perempuan. Adapun usia yang
memberikan responden diatas 21 tahun, diantaranya sebanyak 40% dengan range usia 31 sampai dengan 40 tahun, sebanyak 28,6% dengan range usia 41 sampai dengan 50 tahun, sebanyak 22,9% dengan range usia 21 sampai dengan 30 tahun dan sisanya sebanyak 8,6% dengan usia di atas 51 tahun. Dalam penelitian ini lokus penelitian difokuskan hanya pada responden yang memiliki penghasilan perbulan minimal Rp. 3 Juta dan hak akses per tanggal 30 November 2019.
- Uji Validitas
Item Koefisien
Variabel Validitas r tabel Keterangan Pertanyaan (r hitung) 1 0,699 > 0,334 Valid Persepsi 2 0,626 > 0,334 Valid Manfaat (X1) 3 0,824 > 0,334 Valid 4 0,747 > 0,334 Valid 5 0,643 > 0,334 Valid Persepsi 6 0,863 > 0,334 Valid Kemudahan 7 0,713 > 0,334 Valid (X2) 8 0,712 > 0,334 Valid 9 0,666 > 0,334 Valid Persepsi 10 0,583 > 0,334 Valid Kepercayaan 11 0,677 > 0,334 Valid (X3) 12 0,811 > 0,334 Valid Minat 13 0,686 > 0,334 Valid 14 0,788 > 0,334 Valid Nasabah (Y) 15 0,732 > 0,334 Valid
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing pertanyaan mempunyai r
hitung yang berbeda.Untuk butir
pernyataan yang memiliki r hitung > r tabel (0,334) dan bernilai positif maka but ir pernyataan tersebut dianggap valid.
- Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Untuk
mengukur reliabilitas dengan
menggunakan uji statistik adalah cronbach
Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable
jika memiliki cronbach Alpha lebih dari 0,60
(>0,60). Untuk menguji reliabilitas maka menggunakan SPSS.
Jumlah Koefisien Koefisien Variabel Alpha Keterangan
Pertanyaan Minimal
Cronbach's
Persepsi Manfaat (X1) 4 Pertanyaan 0.783 > 0.600 Reliabel Persepsi Kemudahan (X2) 5 Pertanyaan 0.818 > 0.600 Reliabel Persepsi Kepercayaan (X3) 3 Pertanyaan 0.806 > 0.600 Reliabel Minat Nasabah (Y) 3 Pertanyaan 0.823 > 0.600 Reliabel
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki
Cronbach Alpha > 0,60. Dengan demikian
Variabel (Persepsi Manfaat, Kemudahan, Kepercayaan, dan Minat Nasabah) dapat dikatakan Reliabel.
- Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis data dengan
menggunakan alat bantu SPSS diperoleh hasil perhitungan analisis regresi berganda (uji T parsial) sebagai berikut:
Berdasarkan data hasil olahan pada tabel yang disajikan, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 6,869 + 0,128 X1 + 0,108 X2 + 0,337 X3
Adapun hasil dari persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta (α) = 6,869 merupakan
nilai konstanta, yang diartikan bahwa jika variabel Persepsi manfaat, kemudahan, dan Kepercayaan tidak ada kenaikan
maka nilai Minat nasabah adalah
sebesar 6,869
b.Koefisien regresi (X1) = 0,128 hal ini
menunjukan bahwa variabel persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat nasabah, yaitu meningkat sebesar 0,128. Walaupun pengaruhnya tidak secara signifikan karena nilai signifikansi 0,143 > 0,05, kemungkinan nasabah tidak
39
mengoptimalkan pemanfaatan Internet
Banking walaupun mereka tahu manfaat
dalam menggunakannya. Selain itu,
kemungkinan terjadi karena para
nasabah menggunakan Internet Banking
hanya sekedar mengikuti trend tanpa
melihat kemanfaatan sistem tersebut.
c. Koefisien regresi (X2) = 0,108
menunjukan bahwa variabel kemudahan berpengaruh terhadap minat nasabah,
yaitu meningkat sebesar 0,108.
Walaupun tidak secara signifikan karena nilai signifikansi sebesar 0,234 > 0,05, kemungkinan nasabah belum terbiasa
menggunakan layanan internet banking
jadi untuk menggunakan layanan
tersebut masih bingung.
d. Koefisien regresi (X3) = 0,337
menunjukkan bahwa variabel
kepercayaan berpengaruh secara
signifikan, yaitu meningkat sebesar 0,337 dengan nilai signifikansi 0,005 < 0,05. Hal tersebut terjadi karena nasabah percaya bahwa bank mampu menjamin keamanan dan kerahasiaan nasabah.
- UJI F (Simultan)
Dari tabel diatas diperoleh nilai F sebesar 19,075 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari pada 0,05 maka dapat diinterprestasikan bahwa variabel persepsi manfaat, kemudahan, dan kepercayaan secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap minat
nasabah dalam penggunaan internet
banking.
- Uji Koefisien Determinasi (R²)
Dari hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah pada tabel yang disajikan, menunjukkan bahwa nilai R
Square (R2) adalah sebesar 0,649, yang
berarti seluruh variabel bebas yakni Persepsi manfaat (X1), kemudahan (X2), Kepercayaan(X3) mempunyai kontribusi secara bersama- sama sebesar 64,9% terhadap variabel terikat yaitu minat
nasabah (Y), sedangkan 35,1%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Dengan demikian, hubungan kedua
variabel antara variabel dependen dan independen dapat dikatakan berpengaruh cukup kuat karena nilai koefisien
determinasi (R2) mendekati angka 1 (satu).
V. Kesimpulan
Hasildaripenelitianinidapat
disimpulkan sebagai berikut :
- Persepsi manfaat, kemudahan, dan
kepercayaan serta minat nasabah untuk
menggunakane-channelbanking
hampir seluruhnya memberikan respons yang baik.
- Secara simultan, persepsi manfaat,
kemudahan, dan kepercayaan
berpengaruh secara signifikan terhadap
minat nasabah untuk menggunakan
e-channel banking.
- Secara parsial, dari tiga variabel bebas
yang diteliti hanya variabel kepercayaan yang berpengaruh secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,005 < 0,05.
Mengingat unsur kepercayaan
masyarakat kepada perbankan paling dominan, maka pemanfaatan kepercayaan dari masyarakat agar lebih dioptimalkan, diantaranya melalui :
- Peningkatan layanan berbasis teknologi
dan selalu memberikan edukasi kepada
masyarakat berupa fasilitas-fasilitas
yang dapat dinikmati dari jasa layanan transaksinya.
Hal lainnya bank harus mampu
menciptakan kreasi dalam mengembangkan variasi produk
40 VI. Daftar Pusataka
1) Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Jakarta; PT Raja
Grafindo Persada, 2012.
2) Fauzi, Muchamad, Metode Penelitian Kuantitatif sebuah pengantar, Semarang;
Walisongo Press, 2009.
3) Isgiyanto, Awal, Teknik Pengambilan Sampel, Jogjakarta, Mitra Cendikia, 2009
4) J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Jakarta, Salemba Empat, 2013.
5) Kompasiana.com, tanggal 10 Juli 2019.
6) Kotler, Philip dan Kevin L. Keller. Marketing Management. Edisi ke 15. Penerbit
Pearson Education Limited, 2016.
7) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 38 /POJK.03/2016, Tanggal 1 Desember
2016. Tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.
8) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12 /POJK.03/2018, Tanggal 8 Agustus
2018. Tentang Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital Oleh Bank Umum.
9) Nur, Meilina Indah Susanti, Statistik Deskriptif dan Induktif, Yogyakarta; grahaIlmu,
2010.
10) Rahardjo, Budi, Aspek Teknologi Dan Keamanan Dalam Internet Banking, Indocisc,
2001.
11) Republika.co.id, tanggal 8 Oktober, 2019.
12) Sarwono, Jonathan, Analisis Data Penelitian Dengan Menggunakan SPSS,
Yogyakarta : CV.Andi Offset, 2006.
13) Suliyanto, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2006.