• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang dipakai dalam penelitian, dengan maksud memberikan batasan-batasan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "yang dipakai dalam penelitian, dengan maksud memberikan batasan-batasan yang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian berkaitan dengan pendekatan dan kerangka pemikiran

yang dipakai dalam penelitian, dengan maksud memberikan batasan-batasan yang

tegas terhadap setiap permasalahan yang diteliti sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu

pengetahuan.

Bagian kerangka pemikiran telah menjelaskan bahwa pendekatan studi

kasus terhadap masalah pengembangan karier pejabat struktural di lingkungan

Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, yang difokuskan pada

permasalahan yang berkenaan dengan ralitas sosial bersifat kontekstual yang

dipandang secara integratif. Pendekatan studi kasus ini didasarkan pada

pertimbangan Vredenbregt (1983:38), yang mengemukakan bahwa:

Sifat khas dari "case study" adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk

mempertahankan keutuhan (Wholeness) dari obyek, artinya data yang

dikumpulkan dalam rangkan "study kasus" dipelajari sebagai suatu

keseluruhan yang terintegrasi. Tujuan adalah untuk memperkembangkan

pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan,....

Vredenbregt memberikan gambaran bahwa penelitian yang digunakan

pendekatan studi kasus, seharusnya ditujukan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan yang lebih mendalam. Karena itu, walaupun dalam penelitian ini

tidak menggali ilmu kebijakan publik secara mendalam, namun indikator ke arah

pemecahan masalah yang bersifat kontekstual tentang rumusan, implementasi dan

evaluasi kebijakan dalam pola pengembangan karier pegawai di lingkungan

(2)

Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, membutuhkan penelaahan yang

lebih mendalam. Prosedur analisis terhadap masalah tersebut lebih difokuskan

pada upaya memperbaiki dan menyempurnakan kebijakan-kebijakan

pengembangan karier para pejabat struktural lebih lanjut. Karena itu, metode yang

dianggap layak digunakan adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif.

B. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data dan Informasi yang diperlukan dalam penelitian ini bersifat

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif, berkenaan dengan angka atau statistik

kepegawaian, khususnya yang berkaitan dengan data-data jabatan struktural di

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Sedangkan data

kualitatif berkenaan dengan data yang masih memerlukan pengolahan dan analisis

khususnya yang berkaitan dengan informasi yang relevan dengan kepentingan

tujuan penelitian.

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh melalui wawancara dengan pimpinan" dan atau para pejabat yang

dipandang berkompeten serta mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan

masalah pengembangan karier pejabatan struktural. Di samping itu, data sekunder

juga digunakan sebagai sumber data, yaitu data yang diagregasikan dari tingkat

individual ke tingkat kelompok. Dalam penelitian ini, data sekunder yang

digunakan adalah data dari dokumen-dokumen kepegawaian dan data yang dikumpulkan dari hasil serangkaian penelitian atau survey antara Tahun 1999 sampai dengan Tahun 2001, dengan tujuan mengidentifikasikan faktor-faktor

(3)

yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan pengembangan karier

pejabat struktural.

Aspek-aspek yang perlu diungkap dalam penelitian ini berkenaan dengan

kriteria nimusan kebijakan pengembangan karier pejabat struktural, dan kendala

yang menghambat implementasi kebijakan pengembangan karier pegawai di

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Aspek rumusan kebijakan berkenaan dengan butir-butir yang tertuang

dalam peraturan perundang-undangan tentang kepegawaian tentang karier

pegawai. Butir-butir kebijakan tersebut, menyangkut:

(1) kenaikan pangkat

pegawai, (2) pengangkatan dalam jabatan struktural, dan (3) pendidikan dan

pelatihan kepegawaian.

Aspek kendala yang menghambat implementasi kebijakan, berkenaan

dengan kondisi lingkungan organisasi yang menentukan jenis dan kualifikasi

jabatan struktural. Aspek ini mencakup: (1) hambatan organisasional dan (2)

hambatan yang bersifat individual. Aspek implementasi kebijakan, berkaitan pula

dengan pelaksanaan kebijakan yang tidak lepas dari penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi. Proses analisis difokuskan pada: (1) faktor-faktor pendukung yang

dimiliki untuk melaksanakan kebijakan tersebut, dan (2) faktor-faktor yang

menghambat pelaksanaan kebijakan yang sesuai dengan

rumusan kebijakan.

Aspek pengembangan kebijakan, berkenaan dengan upaya memperbaiki dan

meningkatkan pola pengembangan karier pejabat struktural. Upaya ini merupakan

upaya merumuskan kembali kebijakan yang sesuai dengan situasi dan kondisi

(4)

Tabel 1

JENIS DAN SUMBER DATA PENELITIAN

PROBLEMATIK DATA YANG DIPERLUKAN SUMBER DATA

1. Formulasi kebijakan pengembangan karier pegawai 1.1. Kenaikan Pangkat. 1.2. Pengangkatan dalam jabatan struktural. 1.3. Pendidikan dan pelatihan

pegawai. 1) UU.No.8/1974 2) UU.No.43/1999 3) PP.No. 14/1994 4) PP.No. 15/1994 5) PP.No. 16/1994 6) Keppree No.52/2000

7) Keppres No.9/1985 jo Keppres No. 99/2000 8) PP.No.20/1975 9) Kepmendagri No. 14/1993 10) Kepmendagri No. 115/1998 11) SEMendagri No.811.212.2/007320/SJ Tgl.6 Nopember 2000 12) SEBAKNNo.5/1994

13) Keputusan Gubemur Jawa Barat No.061.05/Kep.1253.ORG/1999 14) Keputusan Gubemur Jawa Barat

No.875.2/SK.783-Peg/1998 15) PP.No.99/2000 16) PP.No. 100/2000 17) PP.No. 101/2000 2. Gambaran implementasi kebijakan pengembangan karier 2.1. Pengembangan karier 2.2. Hambatan

2.3. Upaya yang dilakukan

Pejabat struktural yang sedang dan mantan pejabat 2. Model pengembangan kebijakan pengembangan karier pegawai

3.1 Tujuan dan sasaran 3.2. Kriteria

3.3. Pola pengembangan

Hasil analisis problematik pertama dan kedua

Penentuan sampel pada penelitian ini berbeda dengan proses sampling

sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Sampling dalam penelitian ini

berkenaan dengan subyek penelitian, dilakukan secara terus-menerus dan sifatnya

tergantung tujuan penelitian setiap saat. Nasution (1988:29), mengemukakan:

Tidak ada pengertian populasi dalam penelitian ini. Sampling berbeda tafsirannya. Sampling ialah pilihan penehti aspek apa dari peristiwa apa dan

siapa yang dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu dan karena itu

(5)

dilakukan terus menerus sepanjang penelitian. Sampling bersifat purposif

yakni tergantung pada tujuan fokus pada suatu saat.

Selanjutnya pada bagian lain Nasution (1988: 95-96) menambahkan

bahwa: "Sampling dalam penelitian naturalistik-kualitatif ialah pengambilan

keputusan untuk mengadakan pilihan dari populasi manusia dan non-manusia".

Berdasarkan pertimbangan jenis data yang dibutulikan, maka sumber data

penelitian dikelompokkan berikut:

(1) Pejabat yang berwenang menentukan karier pejabat-pejabat struktural

struktural di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat;

(2) Jajaran pejabat yang telah dan sedang menduduki jabatan struktural di

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat;

(3) Kondisi lingkungan organisasi Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat

sebagai tempat proses implementasi kebijakan pengembangan karier pejabat

struktural, yang berkaitan dengan unsur-unsur tempat, situasi, konteks, dan

peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Kepastian sumber data yang berkenaan para pejabat struktural yang ada

yaitu sekitar 30 orang pejabat, maka penarikan 'sampel' untuk aspek ini,

digunakan Theoritical Sampling, antara lain dengan purposive sampling dan

snowball sampling.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpul data berkaitan dengan alat-alat atau instrumen sarana

untuk memperoleh data. Instrumen yang paling utama sebenarnya adalah penehti

(6)

penelitian naturalistik tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai

instrumen penelitian utama". Ini mengandung arti bahwa, instrumen yang utama

dalam penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai peneliti. Dengan demikian,

alat-alat yang dipaparkan di bawah ini merupakan pelengkap. Keputusan

penggunaan instrumen pelengkap ini, didasarkan pada kerangka metoda penelitian

yang digunakan danjenis dan karakteristik data yang diperlukan.

Data dikumpulkan berdasarkan atas fakta-fakta sesuai jenis data yang

digunakan. Untuk mengumpulkan data primer, digunakan teknik wawancara, dan

observasi lapangan. Untuk data sekunder digunakan teknik telaah dokumentasi.

Teknik wawancara langsung digunakan untuk memperoleh sejumlah

informasi dari pikiran, perasaan, pendapat, pengetahuan dari orang-orang yang

terlibat proses perumusan dan implementasi kebijakan pengembangan karier

pejabat struktural di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Penggunaan teknik ini didasarkan pada pertimbangan John W.Best (1982:215),

yang mengemukakan bahwa:

Di bidang-bidang yang berhubungan dengan motivasi manusia seperti

terungkap dalam alasan bertindak mereka, perasaan dan sikap manusia dan

sebagainya wawancara bolehjadi merupakan teknikyang efektif.

Teknik observasi partisipasi aktif digunakan untuk memperoleh sejumlah

data tentang konteks nyata proses implementasi kebijakan yang sedang

berlangsung di setiap subyek. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup perilaku

manusia dalam organisasi baik perilaku tugas (task behavior) maupun hubungan

kemanusiaan (humans relation), situasi dantempat terjadinya proses implementasi

(7)

Teknik telaah dokumen, digunakan untuk memperoleh sejumlah data dan

informasi berkenaan dengan gambaran benda-benda yang dijadikan acuan, alat

atau fasilitas proses perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan tentang

pengembangan karier pejabat struktural. Substansi bahan kajian dari setiap

dokumen, berkaitan dengan bentuk dan rumusan kebijakan yang menyangkut

fungsi, peranan, rincian tugas, wewenang, tanggungjawab, sistem dan organisasi

penyelenggaraan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, serta hasil-hasil yang

relevan;

Proses pengumpulan data dilakukan melalui tahap penjajagan, eksplorasi

dan tahap member check. Tahap Penjajagan, dilakukan untuk mengenai

permasalahan dan menentukan fokus penelitian; Tahap Eksplorasi, merupakan

tahap penelitian sebenamya, dan sudah mehbatkan alat-alat pengumpul data

melalui proses observasi; Tahap Member Check, setiap perolehan data baik

melalui hasil wawancara maupun hasil pengamatan, ditriangulasi kepada sumber

datanya.

D. Teknik Analisis Data

Tinjauan permasalahan difokuskan pada dua sisi yang berlawanan yaitu

das-sein dan das-sollen. Aspek das sein, berkenaan dengan tujuan ideal yang

diharapakan dari pengembangan karier pejabat, yang digambaikan pada out-put

dari kebijakan pengembangan karier, yaitu peningkatan kualitas kepemimpinan

dan optimalisasi dalam melaksanakan tugas-tugas pejabat struktural. Sedangkan

aspek das-sollen, berkaitan dengan gambaran nyata tentang kebijakan

(8)

pengembangan karier pejabat struktural yang dilaksanakan di lingkungan Kantor

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, dalam bentuk rumusan kebijakan yang tidak lepas dari setting organisasi, yaitu iklim (suasana) organisasi yang beriaku.

Setting organisasi inilah yang akan menentukan jenis dan kualifikasi jabatan

struktural yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi Kantor

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Berdasarkan kedua aspek tersebut, kemudian dikaji bagaimana

problema-problema kebijakan pada tingkat implementasi kebijakan. Kajian terhadap

problema implementasi kebijakan ini, harus sampai pada ditemukannya

faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pengembangan karier

pegawai di lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Pengembangan kebijakan tentang karier pegawai, ditikberatkan pada

masukan-masukan yang diambil berdasarkan gambaran nyata tentang kriteria

ideal yang diinginkan dari pelaksanaan pengembangan karier pejabat tersebut.

Aspek-aspek yang dianalisis dalam pengembangan kebijakan tersebut,

dikembangkan pada komponen-komponen yang dianggap dapat menjadi

pilar-pilar perencanaan karier (carrer planning) pejabat stiuktural, yang meliputi

analisis terhadap bagaimana perumusan kebijakan pengembangan karier pejabat

struktural, khususnya berkenaan dengan perumusan dalam aspek prosedur:

(1) Kenaikan pangkat.

(2) Pengangkatan dalam jabatan struktural, dan

(9)

Setiap perolehan data dari Catatan Lapangan kemudian direduksi,

dideskripsikan, dianalisis, dan ditafsirkan. Selanjutnya kemudian dilakukan

dengan tahapan berikut ini:

(1) Tahap Penyajian Data: Data disajikan dalam bentuk deskripsi yang

terintegrasi, yang diambil dari Catatan Lapangan dan lembar Rangkuman.

(2) Tahap Komparasi: Tahap komparasi merupakan proses analisa keseluruhan

data yang telah dideskripsikan, dan diarahkan kepada interpretasi data untuk

menjawab problematik penelitian yang diajukan.

(3) Tahap Penyajian Hasil Penelitian: Tahap ini dilakukan setelah analisa

komparasi, yang kemudian dirangkum dan diarahkan pada kesimpulan untuk

(10)

Referensi

Dokumen terkait

f) Guru menjelaskan kepada siswa mengenai peta pikiran dan memberikan contoh, sehingga siswa dapat membuat peta pikiran dengan kreasinya sendiri pada waktu yang telah

Soearno Hatta untu ,e,prola,asian e,erdeaan Indonesia di luar rapat

Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih

Percobaan pertama yaitu perlakuan berupa pemberian ekstrak segar teripang yang baru diformulasikan pada media pemeliharaan larva udang galah dan percobaan kedua yaitu

Teknik yang digunakan dalam iklan ini adalah dengan cara memberikan demonstrasi kepada konsumen tentang manfaat suatu produk yang ditawarkan7. Slice

Kita dapat memperkirakan bahwa pada saat itu, Nazaret telah sedemikian rupa diabaikan sehingga tidak ada hal baik yang dapat diharapkan muncul dari mereka yang tinggal di

[r]

Untuk  semua  kawan  yang  belum  disebutkan  dan  mungkin  terlalu  banyak  untuk  di  sebutkan  lagi.  Saya  ucapkan  terima  kasih  sebesar  besarnya