ISSN: 2355-5343
~ Berkala terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ~ Ketua Umum
Julia, M.Pd Wakil Ketua Indra Safari, M.Pd Ketua Dewan Editor Diah Gusrayani, M.Pd
Dewan Editor Dr. Tatang Muhtar, M.Si Dr. Ayi Suherman, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd Atep Sujana, M.Pd
Maulana, M.Pd Ani Nur Aeni, M.Pd
Bendahara
Aah Ahmad Syahid, M.Pd Karmah Setiawati, S.Pd
Publikasi Online Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd
Berkala Mimbar Sekolah Dasar diterbitkan oleh Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Pelindung: Dr. Herman Subarjah, M.Si (Direktur). Pembina: Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd (Wakil Direktur). Penanggung Jawab: Drs. Dadan Djuanda, M.Pd & Dr. Tatang Muhtar, M.Si (Ketua Prodi PGSD Kelas dan PGSD Penjas). Berkala Mimbar Sekolah Dasar terbit pertama kali pada tahun 2014.
Alamat Redaksi:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Jawa Barat. Telp & Fax (0261) 201244. Email: mimbar.sd@upi.edu.
Alamat Publikasi:
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Halaman 133 – 246 DAFTAR ISI 1. Pengaruh Penggunaan Metode
Discovery Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar Matakuliah Konsep Dasar IPA 1…… hal. 133-142
~ Idam Ragil Widianto Atmojo
2. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Experiental Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial…… hal. 143-154
~ Jenny Indrastoeti, SP, & Hasan Mahfud
3. Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Prasekolah (TK dan Non TK) …… hal. 155-169
~ Ipah Saripah & Lia Mulyani
4. Pengaruh Model Pembelajaran
Transdisciplinary Terhadap Karakter
Siswa Pada Sekolah Dasar Internasional Berbasis International Baccalaureate …… hal. 170-177
~ Cucun Sunaengsih
5. Penerapan Media Monosa (Monopoli Bahasa) Berbasis Kemandirian Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar …… hal. 178-192
~ Sri Suciati, Ika Septiana, dan Mei Fita Asri Untari
6. Pengaruh Bahasa Pertama Terhadap Bahasa Kedua Dalam Karangan Siswa Kelas V SD …… hal. 193-201
~ Hastuti
7. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Sejarah Lokal Lampung Untuk Sekolah Dasar …… hal. 202-214
~ Yulia Siska
8. Menjadi Guru SD Yang Memiliki Kompetensi Personal-Religius Melalui
Program One Day One Juz (ODOJ)…… hal. 215-225
~ Ani Nur Aeni
9. Persepsi Guru Mengenai Sex Education di Sekolah Dasar Kelas VI …… hal. 226-237
~ Regina Lichteria Panjaitan, Dadan Djuanda, dan Nurdinah Hanifah
10. Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Dasar Kelas V …… hal. 238-246
~ Egi Agustian, Atep Sujana, dan Yedi Kurniadi
Redaksi berkala Mimbar Sekolah Dasar menerima tulisan hasil penelitian, hasil ide/gagasan, atau resensi buku baru, yang merupakan kajian-kajian baik dalam tataran praktek maupun teori pendidikan, dan khusus berkaitan dengan ke-SD-an.
[178]
PENERAPAN MEDIA MONOSA (MONOPOLI BAHASA)
BERBASIS KEMANDIRIAN DALAM PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH DASAR
Sri Suciati, Ika Septiana, dan Mei Fita Asri Untari
Prodi PGSD Universitas PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang Email: mei_fita@ymail.com
PENDAHULUAN ~ Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan suatu bangsa maka semakin
terarah juga kesejahteraan
masyarakatnya. Pengertian pendidikan
termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Pasal 1 menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanan
ABSTRACT ABSTRAK
This research applying learning media Monosa (monopoi bahasa) based on the child's independence in the classroom. Research and development (RnD) aims to describe prototype instructional media monosa independence based on elementary students. Based on the analysis of the needs of draft obtained monosa products, namely media that not only disposable and made of material that is waterproof, medium-sized and can be placed on the table. Learning media containing material that is diverse and covers all aspects of language skills. Media with images that vary according to the material Indonesian elementary school fourth grade. Based on the validation results showed that the learning media Monosa fit for use. It can be used by learners, learning media can also create an atmosphere of fun and do not saturate because the learning is done with playing. After revisions based test experts, media monosa tested in small classes. Monosa showed that the media has the effectiveness, the efficiency, and has appeal to users. Based on observations made during the study, the media is capable of providing meaningfulness in learning, which enhances the value of the character's ability to work together, sportsmanship, the activity of individual students, student independence, critical thinking, and caring.
Keywords: application, media monopoly of the
language, elementary students.
Penelitian ini menerapkan media pembelajaran Monosa (monopoli bahasa) berbasis kemandirian anak dalam pembelajaran di kelas. Penelitian pengembangan (RnD) ini bertujuan untuk mendeskripsikan prototype media pembelajaran monosa berbasis kemandirian pada siswa SD. Berdasarkan analisis kebutuhan diperoleh draft produk monosa, yaitu media yang tidak hanya sekali pakai dan terbuat dari bahan yang anti air, berukuran sedang dan dapat diletakkan di meja. Media pembelajaran memuat materi yang beragam dan mencakup semua aspek keterampilan berbahasa. Media disertai gambar yang beragam sesuai dengan materi bahasa Indonesia SD kelas IV. Berdasarkan hasil validasi diperoleh hasil bahwa media pembelajaran Monosa layak digunakan. Selain dapat digunakan oleh peserta didik, media pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana menyenangkan serta tidak menjenuhkan karena pembelajaran dilakukan dengan bermain. Setelah dilakukan revisi berdasarkan uji ahli, media monosa diujicobakan pada kelas kecil. Didapatkan hasil bahwa media monosa memiliki keefektifan, keefisiensian, dan memiliki daya tarik kepada pengguna. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama pembelajaran, media ini mampu memberikan kebermaknaan dalam pembelajaran, yaitu mengembangkan nilai karakter kemampuan bekerja sama, sportifitas, keaktifan individu siswa, kemandirian siswa, berpikir kritis, dan peduli.
Kata Kunci: penerapan, media monopoli
[179] belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Undang-Undang Repulik Indonesia, 2003: 2).
Pengembangan kemampuan berbahasa anak di sekolah dilakukan dengan tujuan agar 1) anak dapat mengolah kata secara komprehensif, 2) anak dapat mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang dapat dipahami oleh orang lain, 3) anak mengerti setiap kata yang didengar dan diucapkan, mengartikan dan menyampaikan secara utuh kepada orang lain, dan 4) anak dapat berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007). Seorang guru dapat memanfaatkan kemajuan IPTEK untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Selain itu, guru harus menguasai strategi pembelajaran agar siswa dapat belajar secara efektif. Strategi pembelajaran dalam hal ini adalah penguasaan guru mengenai model, metode serta media pembelajaran.
Peningkatan keterampilan berbahasa anak dalam pembelajaran bahasa di SD dapat dilakukan dengan strategi bermain.
Pembelajaran dengan kegiatan
permainan dapat pula dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran. Hal tersebut sebagai sarana pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan cara bermain, dan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemandirian peserta didik perlu ditingkatkan dalam segala proses
pembelajaran, salah satunya
pembelajaran bahasa Indonesia. Peserta didik melakukan proses pembelajaran secara mandiri dan menanamkan sikap mandiri untuk kehidupan di sekolah dan bermasyarakat.
Media pembelajaran memiliki manfaat yang banyak dalam membantu proses belajar mengajar baik bagi guru mauapun bagi siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat membuat variasi belajar yang baru agar tidak membosankan. Salah satu media pembelajaran yang dapat dikembangkan guru dalam penanaman kemandirian anak, pembelajaran yang menarik, mendidik, dan menyenangkan adalah
dengan menggunakan media
pembelajaran Monopoli Bahasa
(Monosa).
Media permainan monopoli merupakan salah satu media permainan yang dapat menimbulkan kegiatan belajar yang
[180] menarik dan membantu suasana belajar menjadi senang, hidup dan santai. Menurut Fitriyawani (2013: 226), hasil penelitian beberapa ahli yang telah menguji kelayakan media permainan monopoli serta memberikan kesimpulan bahwa media permainan monopoli layak digunakan sebagai media pembelajaran karena media permainan monopoli ini merupakan salah satu media permainan yang dapat menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, hidup, menyenangkan dan santai serta
mempunyai kemampuan untuk
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar secara aktif dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Monosa (monopoli bahasa) merupakan
media pembelajaran monopoli dengan memasukkan unsur bahasa dan gambar edukatif yang digunakan dengan cara bermain atau permainan seperti permainan monopoli untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan berbahasa peserta didik.
Permainan dalam pembelajaran dapat mendukung terciptanya rangsangan pada anak dalam berbahasa salah satunya dengan media pembelajaran berupa gambar yang terdapat pada buku atau poster. Kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan anak dalam berbahasa dapat diciptakan
pendidik sesuai kebutuhan dan kondisi peserta didik maupun kondisi sekolah. Berdasarkan latar belakang di atas, berikut ini rumusan masalah penelitian. (1) Apa sajakah kebutuhan awal pengembangan media Monosa berbasis kemandirian anak pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD)? (2) Bagaimanakan prototipe pengembangan media Monosa berbasis kemandirian anak pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD)?
Media Pembelajaran
Media dalam arti terbatas diartikan sebagai peraga atau alat bantu pembelajaran, yang sering disebut AVA (Audio Visual Aids). Dalam pemanfaatanya, AVA tidak terlepas dari guru, sedangkan media dapat berdiri sendiri tanpa kehadiran guru. Perbedaan antara media dengan alat peraga sebenarnya terletak pada fungsinya, bukan pada bentuknya (Sadiman 1986:7-8).
Menurut Gerlach dan Ely dalam Kustandi dan Sutjipo, (2013: 7) mengatakan secara garis besar, media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
agar siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik
[181] untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Kustandi dan Sutjipto, (2013: 8)
menyimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala alat yang dimanfaatkan untuk membantu dalam proses belajar mengajar, yang mempunyai fungsi untuk memperjelas pesan atau materi yang disampaikan agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal dan lebih baik.
Selain pengertian dari media pembelajaran itu sendiri terdapat beberapa manfaat media tersebut, menurut Sudjana, (2005: 2), manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain : (a) pengajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat meumbuhkan motivasi belajar, (b) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. (c) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikai verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. (d) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat yang banyak dalam membantu proses belajar mengajar baik bagi guru mauapun bagi siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat membuat variasi belajar yang baru agar tidak membosankan.
Adanya media pembelajaran memiliki berbagai fungsi yang tujuannya untuk membantu dalam proses pembelajaran. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Kustandi, 2013: 20) media pembelajaran dapt memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok yang besar jumlahnya, yaitu : (1) untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan
adalah melahirkan minat dan
merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan subangan material).
Pencapaian tujuan ini akan
memperngaruhi sikap, nilai, dan emosi, (2) untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam
[182] rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental,
atau terbatas pada perasaan
tidak/kurang senang, netral, atau senang, (3) media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di
samping menyenangkan, media
pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa. Media Monopoli Bahasa
Menurut Wikipedia Indonesia (2015), monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan
pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan.
Media monopoli merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan dengan cara bermain sehingga memberi siswa situasi-situasi yang menyenangkan, tidak membosankan dan mudah untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan yang tidak akan dapat diterima orang lain, untuk mempermudah siswa dalam menjawab pertanyaan.
Media permainan monopoli merupakan salah satu media permainan yang dapat menimbulkan kegiatan belajar yang menarik dan membantu suasana belajar menjadi senang, hidup dan santai. Permainan monopoli diharapkan
mempunyai kemampuan untuk
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar secara aktif untuk memecahkan masalah yang ada dan berkompetensi menjadi pemenang dalam permainan. Media monopoli ini juga memotivasi siswa
agar memperoleh pengetahuan
sebanyak-banyaknya, karena siswa yang menjawab banyak soal benar maka akan mendapatkan uang mainan sehingga
nantinya kelompoknya akan
memenangkan permainan tersebut. Permainan monopoli digunakan sebagai media pembelajaran karena secara umum siswa sudah mengenal permainan tersebut sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan akan lebih
[183] menarik dan suasana akan menjadi santai namun juga memperoleh banyak pengetahuan. Media monopoli termasuk dalam media pembelajaran dua dimensi atau grafis.
METODE
Desain dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk
menghasilkan produk media
pembelajaran yang dapat meningkatkan pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar (SD). Desain penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian
Research dan Development (R&D).
“Desain penelitian Research and Development adalah penelitian dan
pengembangan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah
ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan” (Sukmadinata, 2008:164). Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Prosedur penelitian dilakukan melalui enam tahap yaitu:
1. Pengumpulan data
Analisis kebutuhan awal
menggunakan angket dan
wawancara. Pengumpulan data untuk analisis kebutuhan awal ini dilakukan dengan menyebarkan angket kebutuhan kepada siswa kelas IV SD, guru, dan orang tua siswa SD.
2. Perencanaan
Menyusun prototipe media
pembelajaran Monosa berdasarkan hasil analisis kebutuhan awal.
3. Uji Ahli
Prototipe yang telah dirancang diujikan kepada tiga orang, yaitu ahli media pembelajaran, ahli materi pembelajaran Bahasa Indonesia SD, dan praktisi (guru).
4. Revisi Uji Ahli
Penyempurnaan prototipe setelah mendapatkan masukan dari uji ahli. 5. Uji coba terbatas di satu kelas Uji coba di satu kelas.
6. Revisi hasil Uji coba
Penyempurnaan prototipe setelah uji coba.
Objek penelitian tahap pertama dilakukan di Kota Semarang. Objek penelitian meliputi Sekolah Dasar (SD) Inti dan Sekolah Dasar (SD) Imbas yang ada di kota Semarang. Subjek penelitian ini adalah pendidik dan peserta didik Sekolah Dasar (SD) di Kota Semarang (tahap pertama). Penelitian dilakukan pada guru Sekolah Dasar (SD) yang masuk dalam wadah organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar (SD) Kota Semarang yang mewakili setiap Sekolah Dasar (SD) di Kota Semarang. Dalam rangka uji prototipe akan dilaksanakan di SD Inti dan Imbas di
[184] Kota Semarang. Subjek penelitian tahap
pertama dalam rangka pengumpulan data analisis kebutuhan awal guru, peserta didik, orang tua, ahli materi dan ahli media.
HASIL
Hasil penelitian yang akan dilaporkan meliputi tiga hal, yaitu 1) kebutuhan awal pengembangan media Monosa pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar; 2) prototipe
pengembangan media Monosa
berbasis kemandirian anak pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Berikut hasil penelitian yang telah dilakukan.
Kebutuhan Awal Pengembangan Media
Monosa pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar
1. Kebutuhan awal guru
Pengumpulan data kebutuhan awal guru menggunakan teknik non tes yaitu berupa angket. Indikator yang ada dalam angket analisis kebutuhan guru meliputi profil pembelajaran bahasa Indonesia di SD dan profil media monopoli bahasa (monosa). Profil pembelajaran bahasa Indonesia di SD meliputi 15 pertanyaan. Profil media monopoli bahasa (monosa) meliputi 4 aspek yaitu 1) tampilan media, 2) profil monopoli bahasa, 3) profil penggunaan media monosa, dan 4) penunjang. Penyebaran angket untuk kebutuhan awal dilakukan di SD Negeri Purwoyoso 02 Semarang, SD N Pedurungan Kidul 04,
SD Negeri Sawah Besar 02, SD Negeri Candi 02, dan SD Al-Hikmah Kendal. Berdasarkan penelitian awal diperoleh hasil bahwa kebutuhan guru SD dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media monopoli bahasa berbasis kemandirian anak dapat diketahui melalui profil pembelajaran bahasa Indonesia SD. Pernyataan satu, pembelajaran bahasa Indonesia sudah dilakukan sesuai dengan kompetensi dasar berjumlah 23 responden. Pernyataan dua, pembelajaran bahasa Indonesia saat ini sudah menyenangkan bagi peserta didik berjumlah 21 responden. Pernyataan tiga, dalam mengajarkan materi Bahasa Indonesia pada setiap KD mudah berjumlah 13 responden. Pernyataan empat, dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak mengalami kendala dalam penyediaan materi berjumlah 12 responden. Pernyataan lima, dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak mengalami kendala dalam memilih metode yang menyenangkan berjumlah 16 responden. Pernyataan enam, dalam pembelajaran bahasa Indonesia tidak mengalami kendala dalam memilih media yang menyenangkan berjumlah 14 responden. Hasil penelitian pada indikator profil pembelajaran bahasa Indonesia di SD menunjukkan bahwa masih ada kendala yang dihadapi guru dalam menyiapkan materi pembelajaran, menentukan metode pembelajaran, dan menentukan
[185]
media pembelajran yang
menyenangkan. Selain itu guru juga kadang-kadang menyelenggarakan pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode permainan yang berbasis kemandirian anak.
Kebutuhan guru SD dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media monopoli bahasa berbasis kemandirian anak selain dapat diketahui melalui profil pembelajaran bahasa Indonesia SD, juga dapat dikaetahui melalui profil media monopoli bahasa (monosa). Profil media monopoli bahasa terdiri atas tampilan media, profil monopoli bahasa, profil penggunaan media monosa, dan penunjang.
Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan bahwa tampilan media yang diharapkan guru adalah bentuk media berukuran sedang dan permanen. Hal tersebut diharapkan dapat dugunakan dalam pembelajaran yang tidak hanya sekali pakai. Oleh karena itu bahan media yang berbahan permanen diharapkan dapat dugunakan juga untuk kurun waktu yang lama dan tidak hanya sekali pakai. Berikut ini hasil penelitian aspek profil monopoli bahasa yang diharapkan guru.
Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan bahwa guru belum pernah melihat monopoli bahasa. hal itu menunjukkan bahwa monopoli bahasa memang belum ada di masyarakat. Yang
dimaksud “ya” pada pernyataan guru pernah melihat media monopoli bahasa adalah bahwa guru pernah melihat permainan monopoli. Sementara itu, untuk pembelajaran bahasa Indonesia belum pernah melihat. Bahan yang diharapkan adalah bahas yang tahan air atau terbuat dari plastik yang berukuran sedang, bisa ditempel di papan atau tembok, berwarna cerah, ramai, menarik, sederhana, dan bermuatkan materi bahasa Indonesia pada setiap kotak media monopoli bahasa.
Media monopoli bahasa dapat dugunakan secara berkelompok, perlu diadakan media monopoli bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD, bahasa yang digunakan lugas dan sederhana dengan kalimat yang bervariasi. Selain itu, media juga dapat dugunakan di dalam ruangan maupun di
luar ruangan. Dalam rangka
pengembangan dan peningkatan pembelajaran bahasa Indonesia di SD, media yang telah dikembangkan perlu di tinjau kembali agar tidak ketinggalan zaman. hal tersebut dilakukan juga untuk menyesuaikan dengan kurikulum yang digunakan dan perkembangan teknologi.
2. Kebutuhan Awal Siswa
Analisis kebutuhan awal juga diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa. Siswa
menyatakan bahwa materi
pembelajaran Bahasa Indonesia mudah dipahami jika dilakukan dengan metode
[186] pembelajaran yang menyenangkan.
Salah satu metode yang digunakan adalah bermain. Media permainan monopoli yang ditawarkan adalah media yang menarik dan dapat dilakukan berkelompok.
Tampilan media monopoli bahasa yang diinginkan berdasarkan penelitian awal adalah berukuran sedang, dapat digunakan secara berkelompok, dimainkan dengan diletakkan di meja atau lantai. Gambar dalam monopoli bahasa beragam yang menunjukkan keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, berwarna menarik.
Unsur penunjang dalam monopoli bahasa yang diinginkan adalah menggunakan kalimat yang lugas dan sederhana dalam kartu kesempatan dan dana umum. Peninjauan materi dilakukan setiap enam bulan sekali.
3. Kebutuhan Awal Orang Tua
Kebutuhan awal penelitian dalam rangka pengembangan media pembelajaran Monosa selain dilakukan pada guru dan peserta didik juga dilakukan pada orang tua. Hal tersebut dilakukan untuk
mendeskripsikan bagai mana
perkembangan peserta didik ketika
berada di rumah dan untuk
mendeskripsikan pengetahuan orang tua mengenai media pembelajaran. Orang tua yang di maksud dalam kebutuhan awal ini adalah orang tua peserta didik
SD kelas IV sesuai dengan objek penelitian.
Orang tua setuju jika ada permainan monopoli yang di dalamnya memuat materi pelajaran. Maka kehadiran monopoli bahasa dibutuhkan siswa untuk mendalami pelajaran di rumah. Profil media dan tampilan media Monosa yang diinginkan orang tua hampir sama dengan yang diinginkan siswa dan guru. Media Monosa berukuran sedang, dapat digunakan secara berkelompok, berwarna cerah,
dan memuat gambar tentang
wawasan nusantara. Prototipe Media Monosa
Media Pembelajaran Monosa merupakan
media pembelajaran yang
menggunakan alat atau media monopoli yang dikembangkan sesuai kebutuhan
pembelajaran bahasa. Proses
penggunaan media pembelajaran Monosa tidak jauh berbeda dengan
permainan monopoli. Yang
membedakan antara media Monosa dengan permainan monopoli adalah dalam penggunaan media Monosa tidak menggunakan properti seperti rumah dan hotel yang ada dipermaianan monopoli pada umumnya. Dalam
penggunaan media Monosa
menggunakan kartu soal yang ada di bagian Dana Umum dan Kesempatan. Sedangkan alas atau papan yang
digunakan di media monosa
[187] gambar yang disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Dalam pelaksanaannya guru dapat menerapkan pembelajaran
tematik dengan mengaitkan
pembelajaran lain atau materi lain yang ada. Dengan penerapan pembelajran tematik dalam penggunaan media monosa dapat membantu guru dan peserta didik untuk mengingat maupun mengaitkan dengan materi yang lain sehingga peserta didik akan mengingat kembali materi apa yang telah dipelajari. Media pembelajaran Monosa yang telah dikembangkan untuk memudahkan penggunaaan media disertai cara penggunaan media monosa. Berikut ini cara pengunaan media monosa.
a. Masing-masing tim/kelompok menerima 1 media pembelajaran Monosa.
b. Peserta didik menentukan pemain 4 orang dan 1 sebagai petugas Bank. c. Peseta didik bersama-sama
membaca buku pedoman
penggunaan monosa.
d. Peserta didik melaksanan petunjuk yang ada di buku pedoman.
e. Petugas bank memimpin doa sebelum permainan dimulai.
f. Petugas bank membagi modal ke pemain.
g. Peserta memilih alat untuk bermain yaitu hewan-hewanan.
h. Petugas bank menata kartu dana umum dan kesempatan di papan
atau lembar monosa sesuai tempatnya.
i. Petugas bank menata sisa uang sebagai simpanan bank.
j. Petugas bank menyimpan label nama.
k. Peserta menentukan urutan pemain dengan cara melempar dadu. Peserta yang dadunya menunjukkan jumlah terbanyak maka mendapat urutan pertama dan seterusnya. l. Peserta meletakkan alat permainan di
kolom STAR.
m. Peserta siap bermain dengan menggunakan alat permainan masing-masing dengan cara melempar dadu dan menjalankan sesuai jumlah dadu yang dilempar. n. Petugas bank mengawasi dan
mengontrol permainan agar berlangsung lancar dan tertib.
o. Semua peserta didik mentaati tata tertib permainan.
p. Apabila permaianan sudah selesai maka masing-masing peserta menghitung sisa uang yang dimiliki dan menentukan nilai sesuai dengan pedoman nilai yang sudah ada. q. Peserta menyerahkan uang sisa uang
dan menyampaikan nilai ke petugas bank.
r. Petugas bank mencatat pada lembar nilai kemudian menyerahkan ke guru. s. Peserta didik bersama-sama
merapikan media dan
menyerahkan kempali perangkat media ke guru.
[188] t. Peserta didik bersama guru
melakukan evaluasi dan refleksi.
Perlengkapan yang ada dalam media pembelajaran Monosa meliputi papan
atau alas monopoli, dadu, uang, kartu dana mum, kartu kesempatan, label nama gambar, dan alat untuk bermain.
Gambar 1. Prototipe Media Monosa.
[189] Validasi Ahli
Validasi media Monosa dilakukan oleh ahli media pembelajaran yaitu Dr. Akmal, ahli materi pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu Dr. Harjito, M.Hum., dan praktisi yaitu guru SD Abdul Kholik, S.Pd.
Validator menyatakan bahwa media Monosa layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dengan beberapa revisi untuk penyempurnaan.
Beberapa hal disarankan oleh Dr. Harjito, M.Hum selaku validator 1 adalah (1) kurangnya penggunaan istilah asing dan diganti dengan Bahasa Indonesia; (2) halaman yang ada di buku prototipe media diganti dan disesuaikan dengan bahasa Indonesia; (3) peserta di sub bab A dan B pada buku prototipe kata peserta diganti pemain. Peserta berbeda dengan peserta didik; (4) jumlah uang diberikan sebagai modal perlu disebutkan; (5) pada kesempatan masih terlihat menunjuk ke salah satu agama, sebaiknya bersifat umum, karena peserta didik berasal dari agama yang berbeda; (6) belum ada kompetensi menulis.
Penilaian dari validator 2, yaitu Dr.Akmal adalah (1) pertanyaan yang ada di papan atau lembar monosa menarik perhatian siswa; (2) gambar
yang dipilih dalam papan monosa sudah beragam dan terbaca oleh siswa; (3) Dadu yang digunakan dalam bermain sebaiknya terbuat dari bahan yang lebih awet, misalnya dari kayu; (4) Alat yang digunakan bermain, yaitu macam-macam hewan sudah menarik siswa, tetapi pilih hewan yang ukurannya lebih besar; (5) bahan media Monosa sebaiknya yang tahan air dan awet, misalnya dari bahan MMT. Penilaian dari praktisi, Abdul Kholik, S.Pd. adalah (1) pernyataan gambar yang ada di media pembelajaran Monosa dapat disesuaikan dengan pembelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV, soal yang ada di kartu dana umum mencerminkan kebutuhan soal siswa di SD kelas IV, kalimat soal atau petunjuk yang ada di kartu dana umum dan kesempatan sudah sesuai dengan keterbacaan siswa kelas IV SD.
Hasil validasi menyatakan bahwa media Monosa sangat baik diterapkan pada pembelajaran topik apa pun, tema apa pun, di kelas IV. Hal tersebut menjadikan siswa lebih aktif dan atraktif, kreatif, inovatif dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas. Berdasarkan penilaian dan masukan dari validator maka ada revisi dalam
pembuatan media Monopoli
berbahasa sesuai dengan saran yang diberikan.
[190] Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilakukan di SD N Pedurungan Kidul 02 Semarang dengan sampel 1 kelas yaitu kelas IV. Uji coba dilakukan untuk mengetahui nilai keefektifan produk, nilai kefisiensian produk, dan nilai ketertarikan pengguna pada produk. Setelah produk divalidasi oleh ahli media, ahli materi, dan praktisi, media direvisi sesuai saran. Kemudian produk media monosa diujikan dengan materi kalimat dan wacana dalam Bahasa Indonesia. Awal siswa diberi materi oleh guru dan selanjutnya siswa dibagi dalam enam kelompok.
Masing-masing kelompok diberi seperangkat permainan monopoli bahasa. Guru menjelaskan aturan permainan seperti yang tertulis pada buku panduan penggunaan media Monosa. Setelah siswa paham guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk membagi siapa yang bermain dan siapa yang bertugas sebagai petugas bank. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kemandirian siswa dalam mengelola permainan setiap kelompok.
Guru berkeliling mengamati proses bermain sambil memberikan solusi jika ada permasalahan. Guru memberikan waktu 30 menit kepada siswa untuk bermain, kemudian dicatat perolehan uang masing-masing siswa dalam kelompok. Hal ini dilakukan untuk
mengukur karekter sportifitas dan kejujuran. Kemudian di akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi.
Berdasarkan lembar pengamatan yang dilakukan peneliti didapatkan hasil bahwa produk media monosa memiliki nilai keefektifan, yaitu siswa menjadi lebih aktif, mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar, dan mampu menceritakan pengalaman sesuai permainan yang dialami.
Media monosa juga memiliki nilai
keefisiensian karena waktu
pembelajaran lebih efisien, bermakna. Guru dan siswa merasa terbantu dengan adanya media monosa dan siswa lebih mudah menyerap materi yang disampaikan.
Guru dan siswa memiliki ketertarikan terhadap produk media monosa sehingga siswa mampu memainkan monosa dengan benar dan sesuai peraturan yang dibacakan guru. Siswa juga mampu memainkan monosa secara mandiri di luar jam pembelajaran.
PEMBAHASAN
Pembelajaran dengan menggunakan
media Monosa mengedepankan
proses dengan hal yang
menyenangkan. Penggunaan media
[191] pembelajaran yang maksimal dan
tujuan pembelajaran akan tercapai. Siswa merasa tidak jenuh atau bosan karena pembelajaran dilakukan
dengan permainan. Media
pembelajaran Monosa sangat
membantu guru dalam mengaitkan antar materi yaitu pembelajaran tematik. Materi soal yang disediakan
pada dana umum dan kartu
kesempatan dapat mengukur
kompetensi siswa sesuai dengan materi pembelajaran.
Urgensi atau pentingnya penggunaan
media Monopoli Bahasa pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD adalah sebagai alat bantu guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dan meningkatkan kreativitas guru dalam melakukan pembelajaran. Guru lebih inovatif dalam menyiapkan media pembelajaran dan alat evaluasi pembelajaran. Selain itu dengan penggunaan media Monosa ini siswa lebih kreatif dan menarik dalamd mengikuti pembelajaran. Pembelajaran dengan media Monosa ini mengajarkan kepada siswa untuk belajar lebih mandiri dan kreatif. Pembelajaran dilakukan dengan bermain. Siswa melakukan pembelajaran sambil bermain dengan menggunakan media monopoli bahasa. Dalam media monopoli bahasa dilengkapi dengan soal atau tes yang nantinya secara langsung harus dijawab peserta didik. Media monopoli bahasa ini mengkolaborasikan antara pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan permainan monopoli.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data bahwa kebutuhan awal penelitian yang dilakukan pada peserta didik, guru, dan orang tua mengharapkan adanya pengembangan media pembelajaran. Responden sangat setuju apabila ada media pembelajaran permainan yang memadukan antara proses pembelajran dan permainan dalam pembelajaran. media pembelajaran yang diharapkan adalah media pembelajaran yang menarik dan inovatif. selama ini responden belum pernah melihat adanya media pembelajaran Monopoli bahasa tetapi untuk permainan monopoli responden sudah mengetahui itu.
Berdasarkan hasil kebutuhan awal tersebut maka dibuat media
pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan awal kemudian dilakukan validasi oleh ahli materi, media, dan praktisi. Berdasarkan hasil validator diperoleh hasil bahwa media pembelajaran monosa sangat bagus dan sangat menarik. media pembelajran tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran di SD dan mengaitkan dengan pembelajaran lain.
Media pembelajaran yang
dikembangkan sudah sesuai dengan pembeljaran SD yang menggunakan
[192] penggunaan media pembelajran
tersebut diharapkan peserta didik tidak merasa jenuh atau bosan karena pembelajaran dilakukan dengan bermain. Meskipun dengan bermain kompetensi dan tujuan pembelajaran tetap tercapai karena dengan adanya soal pada lembar dana umum dan kesempatan. Berdasarkan hasil uji coba terbatas media monosa memiliki nilai keefektifan, keefisiensian, dan ketertarikan pengguna terhadap produk. REFERENSI
Direktorat Pembinaan TK dan SD. (2007).
Pedoman pembelajaran Bidang Pengembangan Bahasa di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kemendiknas.
Fitriyawani, (2013). Penggunaan Media Permainan Monopoli Melalui PembelajaranKooperatif pada Mahasiswa Fisika Fakultas Tarbiyah dengan Konsep Tata Surya, Jurnal
Ilmiah DIDAKTIKA, 13 (2), 223-239.
Harjito, dkk. (2011). Kemampuan Guru SD
dalam Perencanaan Intim (inovasi, Teknik, dan Model) Pembelajaran Sastra. Penelitian APBI IKIP PGRI
Semarang.
Kustandi, Cecep. (2013). Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kuswidarti, Yuni. (2013). Pengembangan
Media Permainan Monopoli
“Apresiator” untuk Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Cerpen Peserta didik SMA. Skripsi, Jurusan Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. (http://karya-ilmiah.um.ac.id/ diunduh Kamis, 16 Januari 2014).
Maghfuroh, Ainul. (2010). Pengembangan
media permainan monopoli untuk pembelajaran IPS kelas IV pokok materi permasalahan sosial di daerah setempat. Universitas Negeri Malang.
(http://library.um.ac.id/ diunduh Kamis, 16 Januari 2014).
Mujtaba, Agus. (2013). Pengertian Monopoli dan Ciri-ciri.
http://pendidikan776.blogspot.com/ diunduh Jumat 17 Januari 2014.
Sudjana, Nana. (2005). Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru
Algensin.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008).
Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Maulana, “Interaksi Pbl-Murder, Minat Penjurusan, Dan Kemampuan Dasar Matematis
Terhadap Pencapaian Kemampuan Berpikir Dan Disposisi Kritis”, Volume 2, Nomor 1, April
2015, hal. 1-20.
Asiah, “Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Di Kelas IV SD”, Volume 2, Nomor 1, April
2015, hal. 21-36.
Isrok’ Atun, “Menemukan Kembali Rumus Luas Persegi Panjang Dengan Konstruktivisme (Studi
Kasus Pada Mahasiswa PGSD)”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 37-47.
Ocih Sukaesih, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran
Mengidentifikasi Jenis Makanan Hewan Di SD”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 48-63.
Rana Gustian Nugraha, “Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip
Kegiatan Ekonomi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”, Volume 2, Nomor 1,
April 2015, hal. 64-76.
Fine Reffiane, Henry Januar Saputra, dan Taufik Hidayat, “Identifikasi Tingkat Kejujuran Siswa
Sekolah Dasar Melalui Gerobak Kejujuran Di Kota Semarang”, Volume 2, Nomor 1, April
2015, hal. 77-83.
Rif’at Shafwatul Anam, “Efektivitas Dan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Pada
Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 84-93.
Yena Sumayana, “Penggunaan Metode Index Card Match Pada Mata Pelajaran IPS Pokok
Bahasan Mengenal Sejarah Uang”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 94-100.
Maylan Sofian, “Siaran Radio Citra 99.4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda Bagi
Siswa Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 101-120.
Diah Gusrayani, “Learning Tasks’ What And How: Perspektif Dosen Dan Mahasiswa Mengenai
Tugas Pembelajaran”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 121-132.
Idam Ragil Widianto Atmojo, “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Berbasis Media
Realita Terhadap Hasil Belajar Matakuliah Konsep Dasar IPA 1”, Volume 2, Nomor 2,
Oktober 2015, hal. 133-142.
Jenny Indrastoeti, SP, & Hasan Mahfud, “Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan
Experiental Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial”, Volume 2, Nomor 2,
Oktober 2015, hal. 143-154.
Ipah Saripah & Lia Mulyani, “Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan
Latar Belakang Pendidikan Prasekolah (TK dan Non TK)”, Volume 2, Nomor 2, Oktober
2015, hal. 155-169.
Cucun Sunaengsih, “Pengaruh Model Pembelajaran Transdisciplinary Terhadap Karakter
Siswa Pada Sekolah Dasar Internasional Berbasis International Baccalaureate”, Volume 2,
Nomor 2, Oktober 2015, hal. 170-177.
Sri Suciati, Ika Septiana, dan Mei Fita Asri Untari, “Penerapan Media Monosa (Monopoli
Bahasa) Berbasis Kemandirian Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor
2, Oktober 2015, hal. 178-192.
Hastuti, “Pengaruh Bahasa Pertama Terhadap Bahasa Kedua Dalam Karangan Siswa Kelas V
SD”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 193-201.
Yulia Siska, “Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Sejarah Lokal Lampung Untuk Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 202-214.
Ani Nur Aeni, “Menjadi Guru SD Yang Memiliki Kompetensi Personal-Religius Melalui Program
One Day One Juz (ODOJ)”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 215-225.
Regina Lichteria Panjaitan, Dadan Djuanda, dan Nurdinah Hanifah, “Persepsi Guru Mengenai
Sex Education di Sekolah Dasar Kelas VI”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 226-237.
Egi Agustian, Atep Sujana, dan Yedi Kurniadi, “Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Dasar Kelas V”, Volume 2, Nomor 2,
Redaksi berkala Mimbar Sekolah Dasar mengucapkan terima kasih kepada Mitra Bestari yang telah mereview naskah pada terbitan Volume 2 tahun 2015 ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Totok Sumaryanto, M.Pd. (FBS – Universitas Negeri Semarang) 2. Prof. Dr. Dwi Atmono, M.Pd., M.Si.
(FKIP – Universitas Lambung Mangkurat) 3. Dr. Edy Suyanto, M.Pd.
(FKIP – Universitas Lampung) 4. Andika Arisetyawan, M.Pd.
Penerbit Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang http://kd-sumedang.upi.edu/
(Terbit April & Oktober) 1. Jenis Artikel
Artikel dapat berupa kajian hasil penelitian, kajian setara penelitian (ide/gagasan), dan resensi buku baru. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun.
2. Format Tulisan
Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk ESAI dengan extensi file docx (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut:
- Margin : Atas & Bawah (2,5 cm), Kanan & Kiri (2,5 cm) - Ukuran Kertas : A4 (21 cm x 29,7 cm)
- Jenis huruf : Century Gothic - Ukuran Font : 10 pt
- Spasi : 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi)
Penulisan pada judul dan sub-bagian artikel menggunakan aturan sebagai berikut: Tulisan level 1 (Huruf besar semua/UPPERCASE, rata kiri, cetak tebal)
Tulisan level 2 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal)
Tulisan level 3 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal & miring) Semua bagian penulisan level 1 dan 2 tidak menggunakan pointer – jika diperlukan keterangan atau penjelasan tambahan pada tubuh artikel gunakan footnote. Untuk keterangan tabel disimpan di atas tabel, untuk keterangan gambar atau diagram disimpan di bawahnya. Ukuran huruf di dalam tabel atau diagram lebih kecil, yakni dari 8-9 pt, spasi 1. Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 10-20 halaman.
3. Struktur Artikel
a. Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut:
Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata, disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka, tujuan dan urgensi penelitian); Metode (Berisi metode/pendekatan, subjek, waktu dan tempat, teknik pengumpulan data dan analisis data); Hasil; Pembahasan; Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan/rumusan masalah); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).
b. Untuk artikel setara penelitian (ide/gagasan) menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata; disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian); Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).
c. Untuk artikel resensi buku menggunakan struktur sebagai berikut:
Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Identitas Buku (Berisi judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan foto cover/sampul depan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian).
yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan Universitas Pendidikan Indonesia. Contoh dapat melihat pada artikel yang telah dimuat, atau selengkapnya dapat dilihat di akhir pedoman penulisan ini.
5. Penyuntingan
a. Artikel dikirim kepada tim redaksi dengan alamat email: mimbar.sd@upi.edu. Jika diperlukan, tim redaksi akan meminta file dalam CD dan print-out sebanyak tiga eksemplar yang dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang - Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jawa Barat 45322.
b. Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau reviewer berhak untuk ditolak atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel.
c. Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang bersangkutan akan dicancel untuk dimuat. Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan dua eksemplar berkala sebagai tanda bukti pemuatan serta 10 eksemplar cetak lepas untuk keperluan masing-masing penulis, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim berkala Mimbar Sekolah Dasar sebesar Rp. 250.000 di luar ongkos kirim.
CONTOH PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI: JENIS
RUJUKAN DI DALAM TEKS ACUAN/REFERENSI/BIBLIOGRAFI DI DALAM PUSTAKA
Seorang
penulis A symbol is connected to its referent in the world by our sense of organs (Pinker, 2009 p.80)
atau
Pinker (2009, p. 80) claimed that a symbol ..
Pinker, S. (2009). How the mind works. New York, NY: W.W. Norton & Company, Inc.
Dua orang
penulis A set of verbs with individually similar meanings can be juxtaposed with a set of nouns with individually similar meanings ... (Hunston & Oakey, 2010)
atau
Hunston dan Oakey (1991) mengklaim bahwa …
Hunston, S. & Oakey, D. (2010). Introducing applied linguistics: Concepts and skills. New York, NY: Routledge.
Tiga s.d. 5
penulis Penjelasan (Coyle, Hood, & Marsh, 2010) menyimpulkan bahwa ...
Kutipan berikutnya dalam teks:
(Coyle et al., 2001)
Coyle, D., Hood, P. And Marsh, D. (2010). CLIL: Content and language integrated learning. Cambridge: Cambridge University Press.
Penulis sebagai penerbit
(Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], 2010) Atau
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang]
(2007). The assessment of curriculum policy of language subjects: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan.
Balitbang. (2008). The assessment of curriculum policies in secondary education: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan
Depdiknas], (2010) menunjukan bahwa .... Kutipan berikutnya:
(Balitbang Depdiknas, 2010) Buku ber
editor (Waugh & Monville-Burston, 1990) Waugh, L.R., & Monville-Burston, M. (eds.). (1990). On language: Roman Jakobson. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Beberapa karya dipublikasikan oleh seorang penulis pada tahun yang sama
(Sukyadi, 2011a, 2011b) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011a). A Semiotic Analysis of Cyber Emoticons (A
Case Study of Kaskus Emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,
Sukyadi, D. & Mardiani, R. (2011b). The Washback Effect of National Examination (ENE) on
English teachers’ Classroom Teaching and Students’ Learning. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 96-111,
(susun secara alfabetis berdasarkan judul) Buku yang
disusun oleh sebuah lembaga atau institusi
Badan Standar Nasional Pendidikan (2012)
merekomendasikan bahwa ...
(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2012)
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Pedoman penulisan buku ajar untuk perguruan tinggi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
(Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, BHMN, 2009)
Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Hukum Milik Negara. (2009).Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia BHMN. Buku
elektronik Most authors begin their articles by explaining what caused them to conduct their
empirical investigations (Huck, 2012)
Huck, S.W. (2012). Reading statistics and research. Boston, MA: Pearson Education, Inc.
Available from NetLibrary database.
Buku
terjemahan (Young & Rang, 2005) Young, Y. S. & Rang, K. I. (2005). Semua yang jorok ada di sini: Buku pengetahuan paling jorok sedunia (M. Ayudiah, Trans.). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Bab dalam
sebuah buku (Richards, 2002) Gunakan penulis Bab, bukan editor buku tersebut
Richards, J. C. (2002) Theories of Teaching in Language Teaching. In Richards, J.C. and Renandya, W.A. (Eds.). (2002). Methodology in language teaching: An anthology of current practice. Cambridge: Cambridge University Press.
Kutipan lebih dari 1 halaman
Kutipan pertama:
(Rush, Waldrop, Mitchell, & Dyches, 2005, pp. 283-284) Kutipan berikutnya dar sumber
yang sama:
(Rush et al., 2005, p. 291)
Rush, K. L., Waldrop, S., Mitchell, C., & Dyches, C. (2005). The RN-BSN distance education
experience: From educational limbo to more than
an elusive degree. Journal of Professional Nursing, 21, 283-292.
Dari
ensiklopedia (Crystal, 1987) Crystal, D. (1987). The Cambridge encyclopedia of language). Cambridge: Cambridge University Press.
majalah mamala keur dirina. Mangle, 2364, pp.14-15. Dari artikel
koran cetak dengan penulis
(Kunaefi, 2012) Kunaefi, R. Mengidamkan postur polisi ideal. (2012, January 4). The Republika, p. 4. Dokumen
pemerintah Jalal, Samani, Chang, Stevenson, Ragats, and Negara (2009) report that despite the positive contributions of MGMP, there are also ..
Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragats, A.B. and Negara, S.D. (2009).
Teacher certification in Indonesia: A strategy for teacher quality improvement. Jakarta: Ministry of National Education and World bank. Retrived March 6, 2012, from: http://ddp-ext.worldbank.org/EdStats/ IDNprwp09c.pdf
Undang-undang Law of the Republic of Indonesia Number 2, 1989 on National Education System, Article 5, Verse 1, states that ..
Law of the Republic of Indonesia, Number 2, 1989, on National Education System.
Makalah seminar atau konferensi atau prosiding
(Sukyadi, 2011) Pemakalah, A. A., & Pemakalah, B. B. (tahun). Judul Makalah atau prosiding. Dalam A. Editor (Ed.), Judul simposium atau konferensi pp. x-x). tempat: Penerbit.
Penyaji, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Makalah. Makalah disajikan dalam pertemuan nama organisasi, tempat
Sukyadi, D. (2011). The metaphorical use of English
address terms in indonesian blog comments (A pragmatic analysis of Indonesian bloggers). Disajikan pada Conference on English Studies (CONEST) 8, Unika Atma Jaya, Jakart Artikel jurnal dengan satu penulis (Karjo, 201) Atau Karjo (2011) berpendapat bahwa …
Karjo, C.H. (2011). Investigation of scalar implicature of Binus University students. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 56-75, Artikel jurnal
dengan 3-6 penulis
(Sukyadi, Setyarini, & Junida,
2011) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011). A semiotic analysis of cyber emoticons (A case study of kaskus emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian
Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,
Berasal dari tesis individu atau institusi
(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in
Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan) Skripsi/tesis/di
sertasi dari database
McNiel (2006)
(MCNiel, 2006) McNiel, D. S. (2006). Meaning through narrative: A personal narrative discussing growing up with an alcoholic mother. Retrieved from ProQuest Digital Dissertations. (AAT 1434728)
Abstrak dari
basis data (Morrissey, 2004) Morrissey, J. P. (2004). Medicaid benefits and recidivism of mentally ill persons released from jail (NCJ No. 214169) [Abstract].
Retrieved from National Criminal Justice Reference Service abstracts database. Abstrak
seminar atau simposisum
Brier, Pandelaere, Dewitte, &
Warlop (2006) Briers, B., Pandelaere, M., Dewitte, S., & Warlop, L. (2006, June). Hungry for money: The desire for caloric resources increases the desire for
Human Behavior and Evolution Society. Abstract retrieved from http://www.hbes .com/HBES/abst2006.pdf.
Skripsi/tesis/di sertasi dari Repositori
(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in
Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Retrieved from
http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=11587
Book review
(Telaah Buku) Cramond (2007) Cramond, B. (2007). Enriching the brain? Probably not for psychologists [Review of the book Enriching the brain: How to maximize every learner’s potential]. PsycCRITIQUES, 52(4), Article 2. Retrieved from
http://www.apa.org/psyccritiques/ Laman web
dengan penulis
(Ljungberg, 2012) Ljungberg, C.( 2012). Shadows, mirrors, and smoke screens: zooming on iconicity. Retrieved
March 22, 2012, from
http://www.iconicity.ch/en/iconicity/index.php Laman web
tanpa tahun (Sound Symbolism Checksheet, n.d.) Ling 131: Language & Style. (n.d.) Sound symbolism checksheet. Retrieved March 22, 2012, from http://www.lancs.ac.uk/fass/projects/stylistics/ topic5a/7soundchecksheet.htm Bila kutipan dari laman web sebuah institusi (Perpustakaan UPI, 2011) Sebagaimana dikatakan oleh Perpustakaan UPI (2011)
Perpustakaan UPI. (2011). Menyimak fungsi perpustakaan. Retrieved March 26, 2012, from
http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option =com_content&task=view&id=26&Itemid=1 (Sekolah Pascasarjana UPI,
n.d.) Sekolah Pascasarjana UPI. (n.d.). Sejarah. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012 dari: http://sps.upi.edu/tentang-sps/sejarah/
Gambar dari
Web Photo Paris Van JavaBandung-Indonesia (ID: 5081183ID, n.d.)
Paris Van Java-Bandung-Indonesia [Photo] (n.d.). Retrieved March 25, 2012 from
http://www.panoramio.com/photo/5081183