• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI. Stikes Karya Kesehatan 1. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI. Stikes Karya Kesehatan 1. Abstrak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

48 PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

1Heriyanto Stikes Karya Kesehatan1

Abstrak

Hipertensi merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mgHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Alpukat merupakan buah yang dapat menormalkan tekanan darah, hal ini karena adanya senyawa kalium dan flavonoid dalam buah alpukat menyebabkan buah alpukat berefek menurunkan tekanan darah.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Motaha Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan rancangan one group pre–post test dan telah dilaksanakan pada tanggal 15-22 Februari di wilayah kerja puskesmas Motaha. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi baik primer dan sekunder. tahun 2014 periode Januari-Februari sebanyak 86 orang dan sampel sebanyak 46 orang yang diperoleh secara Accidental Sampling dan, data diperoleh menggunakan kuisioner dan di uji menggunakan uji paired sample t test.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 46 sampel, setelah diberikan jus alpukat, sampel yang tekanan darahnya sedang mengalami penurunan sebesar 17,3% begitu pula dengan penderita yang tekanan darahnya berat, mengalami penurunan sebesar 26,2%, kemudian pada sampel yang tekanan darahnya rendah, setelah diberikan jus alpukat meningkat sebesar 43,5%.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Tekanan darah penderita Hipertensi sebelum diberikan jus alpukat, sebagian besar yakni 54,3% dalam kategori sedang dan setelah diberikan jus alpukat, sebagian besar yakni 50,0% dalam kategori ringan dan ada pengaruh pemberian jus alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan nilai p=0,001. Saran dalam penelitian ini adalah bagi masyarakat agar dapat menjadi sumber informasi tentang khasiat jus alpukat dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dan dapat menerapkan pemberian jus alpukat untuk menurunkan tekanan darah. Bagi peneliti lain agar dapat agar menjadi bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang gizi klinik menjadi bahan pustaka dan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini. Bagi peneliti agar menjadi pengalaman nyata penerapan metodologi penelitian dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang manfaat jus alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

(2)

49 PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus–menerus lebih dari suatu periode hipertensi merupakan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mgHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2007)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup dominan dan perlu mendapatkan perhatian, sebab angka prevalensi yang tinggi dan juga karena akibat jangka panjang yang ditimbulkan mempunyai konsekuensi tertentu. Penyakit hipertensi seringkali tidak mempunyai tanda atau gejala atau sering juga disebut “silent killer” atau penyakit yang membunuh secara diam-diam atau terselubung. Masyarakat tidak menyadari kalau mereka menderita hipertensi sampai terjadi gangguan pada jantung, otak atau ginjal (Hull, 2009)

Hipertensi membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk menderita stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih besar kemungkinan meninggal karena gagal jantung (congestive heart failure). Penderita hipertensi berisiko besar mengalami gagal ginjal, di Amerika diperkirakan sekitar 64 juta lebih penduduknya yang berusia antara 18 sampai 75 tahun menderita hipertensi, separuh dari jumlah tersebut pada awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sedang diincar oleh pembawa maut yang bernama hipertensi (Vitahealth, 2006). Data Joint National Committee on Prevention detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure 7 (JNC 7) mengungkap, penderita hipertensi di seluruh dunia

mendekati angka 1 miliar. Artinya, 1 dari 4 orang dewasa menderita tekanan darah tinggi. Lebih dari separuh atau sekitar 600 juta penderita, tersebar di Negara berkembang, termasuk Negara Indonesia, diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama dinegara berkembang dari sejumlah 639 juta kasus ditahun 2000 diperkirakan menjadi 1.15 milyar kasus ditahun 2025. Angka ini menunjukkan, hipertensi bukan hanya masalah Negara-negara maju. Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang controlled hypertension, yang dimaksud dengan hipertensi terekendali adalah mereka yang menderita hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi dan sedang berobat untuk itu (Bustan, 2007).

Pengobatan hipertensi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal ini merupakan beban yang besar baik untuk keluarga, masyarakat maupun negara (Khasanah, 2012).

Untuk mengendalikan tekanan darah, penderita hipertensi umumnya minum obat setiap hari, akan tetapi rutinitas ini sering tidak disukai penderita. Selain membuat bosan dan harganya relatif mahal, konsumsi obat dalam jangka panjang membuat penderita takut pada efek sampingnya. pengobatan alternatif menjadi pilihan beberapa orang untuk mengatasi hipertensi. Salah satunya melakukan terapi herbal yang telah diakui kalangan medis untuk mengobati hipertensi. Terapi ini menggunakan tanaman yang telah terbukti secara medis memiliki kandungan obat herbal sebagai obat antihipertensi (Nurrahmani, 2012).

(3)

50 Pemanfaatan tumbuhan sebagai

obat tradisional masih selalu digunakan masyarakat di Indonesia terutama di daerah pedesaan yang masih kaya dengan keanekaragaman tumbuhannya. Selain murah dan mudah didapat, obat tradisional yang berasal dari tumbuhan pun memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibandingkan obat-obatan kimia (Rahardjo, 2007).

Salah satu tanaman herbal adalah alpukat (persea americana milli) merupakan buah yang sering dijumpai buah serba guna ini memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi manusia. Ada banyak manfaat zat yang kaya manfaat yang terdapat dalam buah ini (George Mateljan Foundation, 2010).

Bagian alpukat yang digunakan untuk herbal adalah daging buah (perseae fructus), daun (perseae folium ), biji (perseae semen) dan kulit pohon (perseae cortex). Daging buah yang berwarna hijau dan lembek dapat menghasilkan bubur yang halus sekali. Oleh karena itu diolah dalam bentuk jus (Nurheti, 2009).

Alpukat juga banyak mengandung potassium atau kalium , mineral yang membantu menormalkan tekanan darah dan mereka yang mendapat potassium yang cukup, punya resiko lebih kecil untuk terkena penyakit yang berhubungan dengan sirkulasi darah. Misalnya darah tinggi, jantung dan stroke (Nurheti, 2009).

Menurut penelitian Nirwana (2011) tentang Pengaruh Jus Alpukat terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi terjadi perubahan tekanan darah karena adanya kandungan kalium

Puskesmas Motaha yang berada di Wilayah Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan, Kota

Kendari Sulawesi Tenggara. Luas Wilayah Kecamatan Angata terbagi atas 26 desa dan jumlah penduduknya 1900 jiwa pada tahun 2012. Tetapi sampai sekarang ini angka kelahiran ibu semakin meningkat dan tentunya penduduk di Wilayah Kecamatan Angata juga akan meningkat (Data puskesmas Angata, 2012)

Berdasarkan survei awal pada Bulan Januari 2014 di puskesmas Motaha, Sejak tahun 2011 penderita hipertensi berjumlah 481 penderita dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan, penderita hipertensi yang berkunjung berjumlah 502 penderita, tetapi pada awal 2014 pada bulan berjumlah 486 penderita hipertensi yang berkunjung dan masih ada kemungkinan besar akan mengalami peningkatan dan merupakan penyakit ke dua dari sepuluh besar penyakit di puskesmas motaha, atas dasar tersebut maka peneliti memilih puskesmas motaha sebagai lokasi penelitian (Data Puskesmas Motaha, 2014).

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang “Pengaruh Pemberian Jus Alpukat terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi ” Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi

2. Tujuan Khusus

2.1 Mengetahui gambaran tekanan darah sebelum diberikan jus alpukat pada penderita hipertensi. 2.2 Mengetahui gambaran tekanan

darah setelah diberikan jus alpukat pada penderita hipertensi.

(4)

51 2.3 Mengetahui pengaruh pemberian

jus alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademik

1.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan ilmu pengetahuan di bidang gizi klinik. 1.2 Hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan pustaka dan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap masyarakat tentang jus alpukat dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dan diharapkan masyarakat secara umum juga menerapkan pemberian jus alpukat untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi agar tidak hanya menggunakan obat-obatan. 3. Manfaat bagi peneliti

Sebagai pengalaman nyata penerapan metodologi penelitian dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang manfaat jus alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan pra eksperimen yang berbentuk rancangan one group pre– post test.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15-22 Februari 2014 di wilayah kerja Puskesmas Motaha Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi baik primer dan sekunder di wilayah kerja Puskesmas Motaha Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan tahun 2014 periode Januari-Februari sebanyak 86 orang secara keseluruhan kelompok usia.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian penderita hipertensi sebanyak 86 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling berupa Accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang kebetulan ada saat penelitian.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data Primer

1. Data identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan responden melalui wawancara dengan menggunakan formulir mengumpulan data

2. Data tekanan darah diperoleh melalui pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop yang dilakukan oleh tenaga medis yakni perawat di Pukesmas Motaha.

3. Data pemberian jus alpukat dengan melihat dan didampingi oleh peneliti secara langsung penderita hipertensi minum jus alpukat 200 cc sampai habis setelah 60 menit kemudian ditensi kembali.

(5)

52 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data yang diperoleh gambaran umum lokasi dan data medical record pasien melalui penulusuran dokumentasi di Puskesmas Motaha Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan

Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data

1. Data identitas sampel berupa nama, umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan diperolah dengan wawancara menggunakan kuesioner.

2. Data tekanan darah penderita hipertensi diolah dengan membandingkan hasil pengukuran tekanan darah sampel dengan kriteria objektif.

3. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan lembar observasi diolah dengan menggunakan komputer melalui program SPSS. Analisis data

1. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2005). Analisis ini

digunakan untuk mendeskripsikan tekanan darah sebelum diberikan jus alpukat dan sesudah diberikan jus alpukat, meliputi rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum masing-masing tekanan darah sistolik dan diastolic. Analisa ini menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel yang diteliti.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa yang digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel independent dan variabel dependent, untuk mengetahui besarnya pengaruh pemberian jus alpukat terhadap penurunan tekanan darah digunakan uji t sampel berpasangan atau paired sample t test

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sampel Umur

Tabel 1. Distribusi Umur Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Motaha

Umur (Tahun) n %

46-49 19 41,3 50-59 27 58,7

Jumlah 46 100

Data Primer Terolah, 2014

Tabel 1 menunjukan bahwa dari 46 sampel, sebagian besar yaitu 58,7 % pada kategori umur 50-49 tahun dan selebihnya yaitu 41,3% pada kategori umur 46 – 49 tahun.

Jenis Kelamin

Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Motaha

Jenis Kelamin n %

Laki-Laki 27 58,7 Perempuan 19 41,3

Jumlah 46 100

Data Primer Terolah, 2014

Tabel 2 menunjukan bahwa dari 36 responden sebagian besar yaitu 58,7 % berjenis kelamin Laki-Laki, selebihnya 41,3% berjenis kelamin Perempuan.

(6)

53 Tingkat Pendidikan

Distribusi sampel berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Distribusi Tingkat Pendidikan Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Motaha Pendidikan Ibu n % SD 10 21,7 SMP 19 41,3 SMA 12 26,1 Akademik (DIII) 5 10,9 Jumlah 46 100

Data Primer Terolah, 2014

Tabel 3 menunjukan bahwa dari 36 sampel terdapat 41,3 % tamatan SMP, 26,1% tamatan SMA, 21,7% tamatan SD dan 10,9% tamatan Akademik (DIII).

Pekerjaan

Tabel 4. Distribusi Pekerjaan Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Motaha

Pekerjaan n %

Pegawai Negeri Sipil 8 17,4 Wiraswasta 11 23,9 Petani 18 39,1 Ibu Rumah Tangga 9 19,6

Jumlah 46 100

Data Primer Terolah, 2014

Tabel 4 menunjukan bahwa dari 36 sampel, terdapat 39,1% bekerja sebagai petani, 23,9% adalah wiraswasta, 19,6% adalah Ibu Rumah Tangga, dan 17,4% adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Gambaran Umum Variabel Penelitian Analisis Univariat

Analisis univariat menjabarkan distribusi variabel-variabel yang diteliti yakni:

Tekanan Darah Sebelum Pemberian Jus Alpukat (Pre-Test)

Tabel 5. Distribusi Tekanan Darah Sebelum Pemberian Jus Alpukat (Pre Test) pada Penderita Hipertensi Tekanan Darah Sebelum Pemberian Jus Alpukat (Pre Test) n % Berat 18 39,2 Sedang Ringan 25 3 54,3 6,5 Jumlah 46 100

Data Primer Terolah, 2014

Tabel 5 menunjukan bahwa dari 46 penderita hipertensi sebelum diberikan jus alpukat sebagian besar yakni 54,3% tekanan darahnya dalam kategori sedang, 39,2% dalam kategori berat dan 6,5% dalam kategori ringan.

Tekanan Darah Setelah Pemberian Jus Alpukat (Pre-Test)

Tabel 6 Distribusi Tekanan Darah Setelah Pemberian Jus Alpukat (Pre Test) pada Penderita Hipertensi Tekanan Darah Setelah Pemberian Jus Alpukat (Post Test) n % Berat 6 13,0 Sedang 17 37,0 Ringan 23 50,0 Jumlah 46 100

Data Primer Terolah, 2014

Tabel 6 menunjukan bahwa dari 46 penderita hipertensi setelah diberikan jus alpukat, sebagian besar yakni 50,0% tekanan darahnya dalam kategori ringan, 37,0% dalam kategori sedang dan 13,0% dalam kategori berat.

(7)

54 Analisis Bivariat

Pengaruh Pemberian Jus Alpukat terhadap Tekanan Darah

Tabel 7. Pengaruh pemberian jus alpukat terhadap tekanan darah Ibu Penderita Hipertensi

Data Primer Terolah, 2014

Tabel 7 menunjukan bahwa dari 46 sampel, sebelum diberikan jus alpukat, terdapat 54,3% tekanan darahnya sedang dan setelah diberikan jus alpukat penderita yang tekanan darahnya sedang menjadi 37,0%, begitu pula dengan penderita yang tekanan darahnya berat, sebelum diberikan jus alpukat terdapat 39,2% yang tekanan darahnya berat dan setelah diberikan jus alpukat, penderita yang tekanan darahnya berat menjadi 13,0%. Kemudian pada sampel yang tekanan darahnya rendah, sebelum diberikan jus alpukat terdapat 6,5% dan setelah diberikan jus alpukat bertambah menjadi 50,0%.

Hasil uji statistik menggunakan uji T-test dengan 1 sampel bebas antara tekanan darah sebelum dan setelah pemberian jus alpukat, diperoleh nilai P=0,001 (P<0,05) berarti hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak, sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jus alpukat terhadap tekanan darah penderita hipertensi.

PEMBAHASAN

Tekanan Darah Sebelum Pemberian Jus Alpukat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 46 penderita hipertensi sebelum diberikan jus alpukat sebagian besar yakni 54,3% tekanan darahnya dalam kategori sedang, 39,2% dalam kategori berat dan 6,5% dalam kategori ringan. Pengelompokan sampel yang bertekanan darah ringan (hipertensi ringan) apabila hasil pengukuran tekanan darah sistoliknya mencapai 140-159 mmHg, dan dikatakan bertekanan darah sedang (hipertensi sedang) apabila tekanan darah sistoliknya 160-179 mmHg dan dikategorikan memiliki tekanan darah berat (hipertensi berat) apabila tekanan darah sistoliknya > 180 mmHg. Tingginya tekanan darah penderita Hipertensi umumnya disebabkan oleh faktor usia dimana berdasarkan hasil penelitian sebagian besar yaitu 58,7 % pada kategori umur 50-49 tahun dan selebihnya yaitu 41,3% pada kategori umur 46 – 49 tahun. Semakin tinggi usia seseorang, maka lebih mudah mengalami hipertensi dibanding seseorang yang berusia muda (Khasanah, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Armilawaty (2007) yang mengemukakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, baik yang dapat dikontrol maupun tidak dapat dikontrol. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat kontrol yaitu umur, jenis kelamin dan genetik . Hipertensi umumnya dijumpai pada umur lebih dari 40 tahun dan ditinjau dari jenis kelamin perempuan lebih berisiko dibandingkan dengan laki-laki. Individu dengan riwayat keluarga Tekanan

Darah

Pemberian Jus

Alpukat Hasil Uji Pre Test Post Test

n % n % Berat 18 39,2 6 13,0 0,001 Sedang 25 54,3 17 37,0 Ringan 3 6,5 23 50,0 Total 46 100 46 100

(8)

55 hipertensi mempunyai risiko dua kali

lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi pada umumnya meningkatkan risiko terjadinya komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak di obati akan mempengaruhi semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.

Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak.Komplikasi pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering di temukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (transient ishemic attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti hipertensi maligna.

Tekanan Darah Setelah Pemberian Jus Alpukat

Hipertensi merupakan suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus–menerus lebih dari suatu periode Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya melebihi 140/90 mmHg (sistolik/diastolik). Ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, volume darah meningkat karena natrium

bersifat menarik dan menahan air. Peningkatan ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh pembuluh tubuh (Brunner & Suddarth, 2007)

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 46 penderita hipertensi setelah diberikan jus alpukat, sebagian besar yakni 50,0% tekanan darahnya dalam kategori ringan, 37,0% dalam kategori sedang dan 13,0% dalam kategori berat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amran. Y, dkk, (2010) menunjukan bahwa dari jus alpukat dapat menurunkan tekanan darah penderita Hipertensi

Dalam proses penelitian ini, peneliti menggunakan alpukat mantega (Persea Americana Mill) dalam proses pembutan jus, hal ini untuk mengefisienkan proses pembuatan jus, dimana dengan menggunakan 1 alpukat mantega, jus yang dihasilkan mencapai 400 cc, sehingga untuk 1 buah alpukat bisa diberikan kepada 2 orang penderita hipertensi dan masing-masing penderita hipertensi mendapat 200 cc jus alpukat

Hasil penelitian ini menunjukan setelah pemberian jus alpukat sebagian besar tekanan darah menjadi ringan. Hal ini dilakukan karena peranan jus alpukat yang dapat menurunkan tekanan darah,dimana sebelum pengukuran penelitian beserta tenaga perawat melakukan pengukuran tekanan darah, dan memberikan Jus alpukat, setelah berselang 60 menit, tekanan darah pasien rata-rata mengalami penurunan rata-rata 10 mmHg, sehingga sampel yang tadinya memiliki tekanan darah sedang menurun menjadi ringan dan yang berat menjadi sedang.

(9)

56 Penelitian ini pula sejalan

dengan penelitian Nirwana (2011) tentang Efektifitas waktu dalam pemberian jus alpukat, dimana pada menit ke 60, penentuan tekanan darah penderita Hipertensi dapat dideteksi dengan baik, hal ini berkaitan dengan proses penyerapan jus alpukat, yang beraksi setelah 1 jam mengkonsumsi jus alpukat. Buah alpukat mengandung nutrisi yang sangat tinggi yaitu asam folat, asam pantotenat, niasin, vitamin B1, B6, C, dan E. Buah alpukat juga mengandung mineral yaitu fosfor, zat besi, kalium, magnesium, dan glutation, juga kaya akan serat dan asam lemak tak jenuh tunggal (Wijoyo, 2009). Selain itu, buah alpukat juga mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, dan tanin (Nurheti, 2009).

Pengaruh Pemberian Jus Alpukat Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis atau dalam jangka waktu yang lama. Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Tekanan darah arteri dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa telah dipakai sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah (Dewi. S & Familia. D, 2010).

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 46 sampel, sebelum diberikan jus alpukat, terdapat 54,3% tekanan darahnya sedang dan setelah diberikan jus alpukat penderita yang tekanan darahnya sedang menjadi 37,0%, begitu pula dengan penderita yang tekanan darahnya berat, sebelum diberikan jus alpukat terdapat 39,2%

yang tekanan darahnya berat dan setelah diberikan jus alpukat, penderita yang tekanan darahnya berat menjadi 13,0%. Kemudian pada sampel yang tekanan darahnya rendah, sebelum diberikan jus alpukat terdapat 6,5% dan setelah diberikan jus alpukat bertambah menjadi 50,0% (Tabel 5.8). Hasil uji statistik menggunakan uji T-test, diperoleh nilai P=0,001 (P<0,05), sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jus alpukat terhadap tekanan darah penderita hipertensi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nirwana (2011) yang mengemukakan bahwa ada pengaruh jus alpukat terhadap tekanan darah penderita hipertensi dengan nilai p=0,002.

Alpukat dapat menurunkan tekanan darah karena adanya senyawa kalium dan flavonoid dalam buah alpukat. Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan cara meningkatkan ekskresi natrium, menekan sekresi renin, menyebabkan dilatasi arteriol dan mengurangi respon terhadap vasokonstriktor endogen. Sedangkan flavonoid bekerja sebagai Angiotensin Converting Enzym (ACE) inhibitor dengan menghambat pembentukan angiotensin II dari angiotensin I. Dengan berkurangnya jumlah angiotensin II, efek vasokonstriksi dan sekresi aldosteron semakin berkurang untuk reabsorpsi natrium dan air. Akhirnya tekanan darah akan menurun (Nurrahmani, 2012).

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Khasanah (2012) yang mengemukakan bahwa konsumsi kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi individu dari hipertensi dan apabila pemenuhan kalium kurang dari minimum maka

(10)

57 jantung akan berdebar-debar detaknya

dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah. Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya didalam cairan intraselular, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraselular dan menurunkan tekanan darah. Rasio kalium dan natrium dalam diet berperan dalam mencegah dan mengendalikan hipertensi.

Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Tekanan darah penderita Hipertensi sebelumdiberikan jus alpukat, sebagian besar yakni 54,3% dalam kategori sedang. 2. Tekanan darah penderita

Hipertensi setelah diberikan jus alpukat, sebagian besar yakni 50,0% dalam kategori ringan. 3. Ada pengaruh pemberian jus

alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan nilai p=0,001, artinya penderita hipertensi berisiko 0,001 kali untuk mengalami penurunan tekanan darah.

Saran

1. Bagi masyarakat agar dapat menjadi sumber informasi tentang khasiat jus alpukat dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dan dapat menerapkan pemberian jus alpukat untuk menurunkan tekanan darah 2. Bagi peneliti lain agar dapat agar

menjadi bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang gizi klinik menjadi bahan pustaka dan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini 3. Bagi peneliti agar menjadi

pengalaman nyata penerapan metodologi penelitian dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang manfaat jus alpukat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani dan Wirjatmadi, 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Amran. Y, dkk, 2010. Pengaruh Tambahan Asupan Kalium dari Diet terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik Tingkat Sedang pada Lansia

Basha, A., 2005. Kelebihan Berat

Badan Hubungannya

Dengan Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Kardiologi Indonesia.Volume: 20, No: 4, Oktober – Desember.

Bruner & Suddarth, 2007.Buku ajar patologi II.EGG : Jakarta Bustam, 2007. HIpertensi dan

Penangannya. Karya Medika. Jakarta.

(11)

58 Dewi. S & Familia. D, 2010. Alpokat

dan Hipertensi. Nuha Medika. Yogyakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2013. Profil dinas kesehatan provinsi Sulawesi tenggara. Kendari.

George Mateljan Foundation, 2010. Keajaiban

Hull, 2009. Penyakit jantung , hipertensi dan nutrisi. Bumi aksara. Jakarta.

Rahardjo P, 2007. Pengaruh Jus Tomat Terhadap Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Pada Penderita hipertensi

Sugiono, 2011.Statistik Untuk Penelitian. Edisi Revisi, Alfabeta ; Bandung

Khasanah, N., 2012. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Transmedia. Yogyakarta. Notoatmodjo Soekidjo, 2005.

Metodologi Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta.

,2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta, Jakarta.

Nurheti, 2009. Khasiat Buah Alpokat bagi Penderita Hipertensi. Mulya Sentosa. Jakarta.

Prasetyawati, 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Nuha Medika. Yogyakarta.

Proverawati, 2010. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi

Kesehatan. Nuha

Medika.Yogyakarta.

Puskesmas Motaha, Profil Puskesmas Motaha Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. 2013.

Shanty, M., 2012. Silent Killer Disease. PT. Buku Kita. Yogyakarta.

Taufik, 2010. Keunggulan Buah Alpokat. Nuha Medika. Yogyakarta

Vita health, 2006. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gambar

Tabel 3.  Distribusi  Tingkat  Pendidikan  Penderita  Hipertensi  di  Wilayah  Kerja Puskesmas Motaha   Pendidikan Ibu  n  %  SD  10  21,7  SMP  19  41,3  SMA  12  26,1  Akademik (DIII)  5  10,9  Jumlah  46  100
Tabel 7.  Pengaruh  pemberian  jus  alpukat  terhadap  tekanan  darah  Ibu  Penderita  Hipertensi

Referensi

Dokumen terkait

dengan judul “ Perbedaan efektifitas jus pisang ambon dan jus belimbing manis terhadap penurunan tekanan darah pada Penderita Hipertensi Primer di Wilayah Kerja Puskesmas 1

Analisis pengaruh pemanfaatan teh bunga rosela terhadap penurunan tekanan darah antara penderita hipertensi yang diberikan teh bunga rosela dengan penderita hipertensi yang

Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian jus wortel terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Pal Tiga Kecamatan

Berdasarkan hasil observasi penelitian, terjadi perubahan kualitas tidur dengan tekanan darah dalam penelitian ini sebagian besar disebabkan oleh jus tomat yang

Penelitian ini telah mengukur tekanan darah pada penderita hipertensi di PSTW unit Abiyoso tahun 2012 yang diadakan pada kelompok eksperimen yang diberikan jus tomat selama 7

Penelitian ini telah mengukur tekanan darah pada penderita hipertensi di PSTW unit Abiyoso tahun 2012 yang diadakan pada kelompok eksperimen yang diberikan jus tomat selama 7

Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tekanan darah pada penderita hipertensi yang diberi terapi Deep Breathing pada 35 penderita hipertensi sebagian

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian jus semangka berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik pada penderita hipertensi di Dusun