• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENGARUH PEMANFAATAN TEH BUNGA ROSELA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 PENGARUH PEMANFAATAN TEH BUNGA ROSELA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN TEH BUNGA ROSELA TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

Widhi Sumirat

Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri

Hypertension is a persistent increase in blood pressure above normal limits agreed upon, namely 90 mm Hg diastolic or 140 mmHg systolic. Hypertension can be treated with modern medicine and traditional medicine. One of the traditional medicine that can be used is rosella flower tea. Many people who believe that the efficacious rosella flower tea to lower blood pressure, but the utilization of rosella flower tea for lowering blood pressure in hypertensive patients in Indonesia is still lacking. The purpose of this study is to investigate the influence utilization of rosella flower tea to the reduction of blood pressure in hypertensive patients.

This research design is experimental quasy two groups: the study group and control group, using the approach of the pre and post. Hypertensive population is all degree one. The sample of this research are about 18 people, nine were treated and 9 control. Data analysis was done by comparing the blood pressure level before and after treatment, inferential analyzed to determine the mean and standard defiasi.

Results from the study showed that the treatment group decreased from 143.89 mmHg systole pressure to 128.78 mm Hg or a decrease of 10.5%. While the diastole pressure from 93.89 mmHg to 81.22, down 13.5%.

From the description above we can conclude that there is a decrease in blood pressure in the group given rosella flower tea for 12 days in a row, means proven rosella flower tea can lower blood pressure in hypertensive patients.

Keywords: Rosella Flower Tea, Hypertension

Latar Belakang

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap di atas batas normal yang disepakati, yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg (Silvia & Lorraine, 2006). Hipertensi dapat diobati dengan obat modern maupun dengan obat tradisional. Salah satu obat tradisional yang dapat digunakan adalah teh bunga rosela. Di India, Afrika dan Meksiko penelitian tentang khasiat teh bunga rosela untuk menurunkan tekanan darah sudah terbukti sedangkan di Indonesia belum ada. Walaupun banyak kalangan yang percaya bahwa teh bunga rosela berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah, tetapi pemanfaatan teh bunga rosela untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Indonesia itu sendiri masih kurang. Menurut Mardiah dkk (2009), beberapa masyarakat di Indonesia menjadikan bunga rosela sebagai tanaman hias. Sedangkan di luar negeri seperti Cina, India dan Taiwan, kelopak bunga rosela sudah dimanfaatkan sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah.

Jumlah penderita hipertensi di Indonesia saat ini belum diketahui pasti. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi sebesar 8,3%. Penelitian di kabupaten Sleman, Yogyakarta pada tahun 2007 menyatakan jumlah penderita hipertensi sebesar 2000 orang dari 7000 responden (Yogi, 2009). Data dari jumlah penderia hipertensi yang periksa di Puskesmas Badas dari bulan Juli sampai September tahun 2009 adalah sebanyak 111 penderita, dan setiap bulannya selalu ada pasien baru yang menderita hipertensi. Sedangkan dari hasil studi pendahuluan di Dusun Mulyorejo yang merupakan wilayah kerja puskesmas Badas, dari 5 penderita hipertensi yang pernah mengkonsumsi bunga rosela yang diseduh, hasilnya menunjukkan bahwa 60% dari penderita mengatakan setelah minum air seduhan kelopak rosela, gejala hipertensi seperti kepala pusing dan pandangan tidak fokus berangsur berkurang, dan 20% lainnya mengatakan tidak ada perubahan.

(2)

banyak hal, salah satunya adalah karena viskositas darah yang kental atau tinggi, yang membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa, sehingga tekanan darah akan naik. Hipertensi jika tidak segera diatasi maka akan menyebabkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung, ginjal dan lain-lain, bahkan yang paling parah adalah kematian. Hipertensi dapat diobati dengan obat modern maupun dengan obat tradisional. Teh bunga rosela adalah salah satu obat tradisional yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Dalam kelopak bunga rosela terkandung senyawa aktif asam organik dan flavonoid yang dapat menurunkan viskositas darah. Jika viskositas darah menurun maka kerja jantung juga bisa lebih ringan sehingga tekanan darahpun akan turun. Menurut Maryani dan Kristiana (2009), sudah banyak buku atau media yang mengupas tentang tanaman rosela untuk menurunkan tekanan darah, tetapi pemanfaatan bunga rosela untuk penurunan tekanan darah masih belum banyak.

Akhir-akhir ini rosela telah mulai banyak dikembangkan di perkebunan-perkebunan dalam skala yang cukup besar. Di Indonesia telah ada beberapa perusahaan yang membudidayakan dan memasarkannya dalam bentuk teh celup atau teh tubruk bunga kering (Zuardi, 2009). Tetapi walaupun upaya pembudidayaan dan pemasaran rosela sudah berkembang, masyarakat belum banyak memanfaatkannya untuk terapi menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Maka peneliti ingin membuktikan kebenaran dari khasiat rosela untuk menurunkan tekanan darah, dan diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat akan tahu khasiat dari teh rosela sehingga mau memanfatkannya sebagai terapi pada kasus hipertensi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

“Apakah ada pengaruh pemanfaatan teh bunga rosela

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi yang ada di Dusun Mulyorejo wilayah kerja

Puskesmas Badas?”

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemanfaatan teh bunga rosela terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi di Dusun Mulyorejo wilayah kerja Puskesmas Badas.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja Puskesmas Badas.

b. Mengidentifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi sesudah diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja Puskesmas Badas.

c. Mengidentifikasi rentang penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi yang diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja Puskesmas Badas d. Menganalisis pengaruh pemanfaatan teh

bunga rosela terhadap penurunan tekanan darah antara penderita hipertensi yang diberikan teh bunga rosela dengan penderita hipertensi yang tidak diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja Puskesmas Badas.

Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental semu (quasy eksperimental) dengan rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (control time series design).

Variabel penelitian ini adalah pemanfaatan teh bunga rosela sebagai variabel independen dan variabel dependen adalah penurunan tekanan darah.

Penelitian diselenggarakan di Dusun Mulyorejo, wilayah kerja Puskesmas Badas Kabupaten Kediri, adapun waktu penyelesaian penelitian yaitu mulai tanggal 15 Maret sampai dengan tanggal 22 Mei 2010.

(3)

Analisis data dilakukan setelah data pengukuran tekanan darah dilakukan pada kelompok studi maupun kelompok kontrol, melalui tahapan pemeriksaan data (editing), proses pemberian identitas data (coding), tabulating dan scoring. Analisis statistik pretest menggunakan analisis statistik Uji T Dua Sampel Bebas, sedangkan untuk analisis statistik posttest menggunakan Uji T Dua Sampel Berpasangan. Alat Bantu yang digunakan software computer program SPSS. Jika Ho ditolak maka dapat disimpulkan ada pengaruh dan sebaliknya jika Ho diterima maka tidak ada pengaruh.

Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Mean Tingkat Tekanan Darah Pre Test Observasi ke 3

143,89 143,11 93,89 91,67

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

TD Pre Test

Sistole Diastole

Diagram 4.35: Mean tekanan darah pre test observasi ke 3 pada responden di Dusun Mulyorejo, wilayah kerja Puskesmas Badas tanggal 22 April 2010

–9 Mei 2010.

Diagram di atas menunjukkan besar mean tekanan darah pre test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan tekanan darah rata-rata pada observasi ke 3 adalah sebesar 143,89/93,89 mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 143,11/91,67 mmHg.

2. Hasil Analisis Mean Tingkat Tekanan Darah Post Test Observasi ke 3

128,78 144

81,22 94,33

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

TD Post Test

Sistole Diastole

Diagram 4.36: Mean tekanan darah post test observasi ke 3 pada responden di Dusun Mulyorejo, wilayah kerja Puskesmas Badas tanggal 22 April 2010–9 Mei 2010.

Diagram di atas menunjukkan besar mean tekanan darah post test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan tekanan darah rata-rata pada observasi ke 3 adalah sebesar 128,78/81,22 mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 144/94,33 mmHg.

3. Hasil Analisis Pre dan Post Kelompok Perlakuan

2,267

-4,045 -0,176

-5,157 -6

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Sistole Diastole

Upper

Lower

Diagram 4.37: Besar pengaruh Teh Bunga Rosela pada kelompok perlakuan di Dusun Mulyorejo, wilayah kerja Puskesmas Badas tanggal 22 April 2010–9 Mei 2010.

(4)

sampai dengan -5,157 (batas bawah), dengan tingkat kepercayaan sampai 95% (α= 5%). Pembahasan

1. Identifikasi tingkat tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja Puskesmas Badas

Berdasarkan pada diagram 4.35 menunjukkan besar mean atau rata-rata tekanan darah pre test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan tekanan darah rata-rata pada observasi ke 3 adalah sebesar 143,89/93,89 mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 143,11/91,67 mmHg.

Silvia & Lorraine (2006) menyatakan hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang menetap di atas batas normal yang disepakati, yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg. Sedangkan menurut Ganong (2008) hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik. Pada setiap individu besar tekanan darah bervariasi, tergantung pada usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, maupun gaya hidup yang lain seperti misalnya tingkat mengkonsumsi garam yang dapat memicu terjadinya hipertensi. Menurut Mardiah dkk (2009), dalam teh bunga rosela terdapat kandungan yang dapat menurunkan viskositas darah maupun LDL. Hipertensi dapat disebabkan karena viskositas darah yang tinggi, yang mengakibatkan jantung bekerja semakin keras sehingga tekanan darahpun akan menjadi meningkat. Begitu juga dengan LDL yang tinggi, yang dapat menyebabkan lumen pembuluh darah menebal sehingga akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan pada akhirnya tekanan darahpun akan meningkat. Pada penderita hipertensi jika tidak mau berobat ataupun tidak memanfaatkan teh bunga rosela, otomatis tekanan darahnya akan tetap tinggi.

Hasil tingkat tekanan darah rata-rata pre test pada penderita hipertensi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa dari kedua kelompok terbukti menderita hipertensi derajat 1. Menurut peneliti hal tersebut disebabkan karena kebiasaan beberapa responden yang hampir sama, yaitu seperti kebiasaan merokok maupun mengkonsumsi garam. Rokok mengandung nikotin yang tinggi. Sifat dari nikotin jika berada dalam

katekolamin, katekolamin meningkat akan menyebabkan tekanan darah meningkat. Sedangkan untuk garam, jika kandungan garam dalam tubuh tinggi maka garam tersebut akan semakin banyak mengikat air, sehingga tekanan darahpun akan meningkat. Faktor yang lain adalah usia, rata-rata usia responden berkisar antara 40 tahum sampai 58 tahun, dimana pada usia tersebut elastisitas pembuluh darah sudah menurun, sehingga aliran darahpun akan tidak lancar, dan pada akhirnya tekanan darahpun akan meningkat. Sedangkan untuk jenis kelamin, wanita lebih cenderung terkena hipertensi dibandingkan dengan laki-laki, hal tersebut kemungkinan karena faktor hormonal.

2. Identifikasi tingkat tekanan darah pada penderita hipertensi sesudah diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja Puskesmas Badas

Berdasarkan pada diagram 4.36 menunjukkan besar rata-rata tekanan darah post test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan tekanan darah rata-rata pada observasi ke 3 adalah sebesar 128,78/81,22 mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 144/94,33 mmHg. Data tersebut di atas menunjukkan adanya penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan, baik tekanan sistole maupun diastole. Salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan cara menurunkan viskositas darah.

(5)

turun. Selain itu kandungan teh bunga rosela juga membuat kadar LDL dalam tubuh menjadi menurun sehingga penumpukan LDL pada lumen pembuluh darah berkurang, peredaran darah menjadi lebih lancar sehingga tekanan darahpun akan turun.

Tekanan darah pada kelompok perlakuan terbukti mengalami penurunan setelah diberikan teh bunga rosela. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami penurunan. Menurut peneliti hal tersebut disebabkan karena di dalam kelopak bunga rosela terdapat senyawa aktif asam organik dan juga flavonoid yang menyebabkan terjadinya penurunan LDL dan juga viskositas darah pada kelompok perlakuan, sehingga tekanan darahnya menurun. Selain itu teh bunga rosela bersifat diuresis, yang artinya merangsang pengeluaran urin. Jika urin semakin banyak keluar otomatis kandungan cairan tubuh yang tinggi akibat terikat oleh garam dalam tubuh akan menjadi berkurang. Aliran darah akan lebih ringan dan pada akhirnya tekanan darah akan turun pula. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan teh bunga rosela, tekanan darahnya tidak mengalami penurunan. Penurunan tekanan darah terjadi karena konsumsi teh rosela oleh kelompok perlakuan dilakukan secara teratur sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan oleh peneliti.

3. Identifikasi rentang penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi yang diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja dari Puskesmas Badas

Terapi teh bunga rosela diberikan pada 9 responden (kelompok perlakuan) sesuai dengan kriteria ditetapkan peneliti dari populasi sejumlah 21 penderita hipertensi di Dusun Mulyorejo, wilayah kerja Puskesmas Badas tanggal 22 April 2010 sampai dengan 9 Mei 2010. Dapat dilihat pada diagram 4.35 dan diagram 4.36, dimana terjadi penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan, baik tekanan sistole maupun diastole, yaitu dari 143,89/93,89 mmHg (pre test) menjadi 128,78/81,22 mmHg (post test). Analisis yang digunakan untuk mengetahui rentang penurunan tekanan darah pada kelompok perlakuan adalah dengan menggunakan analisis Uji T Dua Sampel Berpasangan. Didapatkan hasil untuk rentang tekanan sistole pre test dan post test dengan Confidence Interval Lower sebesar -4,045 dan Upper sebesar 2,267 (antara -4,045 sampai 2,267).

Sedangkan tekanan diastole pre test dan post test dengan Confidence Interval Lower sebesar -5,157 dan Upper sebesar 0,176 ( antara 5,157 sampai -0,176), dengan tingkat kepercayaan sampai 95% (α

= 5%).

Menurut Maryani dan Kristiana (2009) jika viskositas darah menurun maka kerja jantung akan menjadi lebih ringan sehingga tekanan darah juga akan turun. Poppy & Anne (2009), menyatakan bahwa dalam kelopak bunga rosela terkandung senyawa aktif asam organik dan flavonoid yang dapat menurunkan viskositas darah. Jika dimanfaatkan sesuai dosis yang tepat maka kelopak bunga rosela ini dapat digunakan sebagai terapi untuk menurunkan tekanan darah, khususnya pada penderita hipertensi. Perbedaan rentang tekanan darah pada masing – masing individu berbeda –beda, hal tersebut dikarenakan banyak faktor. Salah satu faktor yang berperan dalam meningkatnya tekanan darah adalah viskositas darah. Pada tiap individu viskositas darahnya berbeda – beda, sehingga tekanan darahpun akan berbeda. Faktor lainnya adalah kadar LDL, kadar LDL yang tinggi akan menyebabkan penebalan pada lumen pembuluh darah, sehingga aliran darah akan menjadi terhambat. Jika terus dibiarkan akan terjadi peningkatan kerja jantung yang menyebabkan tekanan darah akan meningkat. Selain kedua faktor tersebut ada faktor lain yang berpengaruh, antara lain adalah usia dan jenis kelamin.

(6)

menjadi lebih ringan sehingga tekanan darah menjadi menurun. Selain itu kandungan dalam teh bunga rosela menurunkan kadar LDL dalam darah, penumpukan LDL pada lumen pembuluh darah perlahan akan menjadi berkurang. Pembuluh darah akan menjadi lebih lebar, aliran darahpun akan menjadi lebih lancar sehingga tekanan darah akan menurun.

4. Menganalisis pengaruh pemanfaatan teh bunga rosela terhadap penurunan tekanan darah antara penderita hipertensi yang diberikan terapi teh bunga rosela dengan penderita hipertensi yang tidak diberikan terapi teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja dari Puskesmas Badas

Berdasarkan uji statistik Uji T Dua Sampel Bebas untuk analisis sistole pre test antara kelompok studi dan kelompok kontrol dengan dua arah dengan tingkat signifikan 0,5/2 (P < 0,025), diperoleh hasil P = 0,590 yang berarti Ho diterima (T - tidak ada pengaruh). Analisis diastole pre test dengan tingkat signifikan 0,5/2 (P < 0,025), diperoleh hasil P = 0,042 yang berarti Ho diterima (T - tidak ada pengaruh). Sedangkan untuk post test menggunakan uji statistik Uji T Dua Sampel Berpasangan. Sistole dengan uji dua arah dengan tingkat signifikan 0,05/2 (P < 0,025), diperoleh P = 0,000 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Diastole juga dengan dua arah, dengan tingkat signifikan 0,05/2 (P < 0,025), diperoleh P = 0,000 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima.

Menurut Stefan (2006), viskositas darah yang tinggi akan memicu terjadinya resistensi aliran cairan dalam tubuh akan meningkat kemudian kecepatan aliran akan menurun sehingga tekanan darah akan naik karena kompensasi untuk menghindari kegagalan sirkulasi. Akibat lain saat viskositas darah meningkat maka volume sentral juga akan meningkat yang akhirnya menyebabkan gagguan hemodinamik, gangguan hemodinamik ini akan menyebabkan hipertrofi otot pembuluh darah dan kerusakan pembuluh darah, sehingga akan terjadi hipertensi menetap. Menurut Mardiah dkk (2009), penelitian – penelitian yang ada menunjukkan bahwa zat yang terkandung dalam bunga rosela dapat memicu terjadinya penurunan viskositas darah. Jika viskositas darah turun maka

membuat volume darah sentral akan turun sehingga tekanan darah juga akan turun. Hal lain yang dapat terjadi adalah terjadinya resistensi vaskular menjadi menurun dan kompensasi dari sistem autoregulasi akan menurunkan hiperaktivitas vaskular, pembuluh darah akan vasodilatasi dan resistensi perifer total akan turun, aliran darah lancar dan tekanan darah juga akan turun

Peneliti berpendapat bahwa tekanan darah pada responden mengalami penurunan bukan hanya karena menurunnya viskositas darah karena pengaruh dari pemberian teh bunga rosela. Menurut peneliti selain dapat menurunkan viskositas darah, kandungan dari teh bunga rosela juga dapat menurunkan LDL, sehingga penyempitan pembuluh darah oleh plak karena adanya penumpukan LDL yang tinggi akan berkurang. Lumen pembuluh darah yang tadinya menyempit, perlahan akan kembali melebar, aliran darah lancar dan tekanan darah pun akan turun. Tingginya angka keberhasilan dari pemberian teh bunga rosela pada penderita hipertensi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi antara lain adalah ketaatan dari para responden dalam mengkonsumsi teh bunga rosela sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Akan tetapi selain faktor tersebut ada lagi faktor yang lain, yaitu usia dari masing – masing responden dan juga jenis kelamin. Pada usia sekitar lebih dari 40 tahun, elastisitas pembuluh darah akan menurun yang menyebabkan aliran darah dalam tubuh menjadi tidak lancar. Jika aliran darah tidak lancar maka kompensasi dari jantung adalah bekerja semakin keras, sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat. Begitu juga dengan jenis kelamin, pada wanita lebih cenderung menderita hipertensi dibandingkan dengan laki– laki, hal tersebut disebabkan karena adanya faktor hormonal.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan hasil interpretasi dari seluruh data maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

(7)

Badas didapatkan hasil dari masing-masing responden baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol adalah seseorang yang menderita hipertensi derajat 1, dengan tekanan darah rata-rata pada kelompok perlakuan adalah sebesar 143,89/93,89 mmHg. Sedangkan pada kelompok kontrol adalah sebesar 143,11/91,67 mmHg.

2. Identifikasi tekanan darah pada penderita hipertensi sesudah diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja dari Puskesmas Badas dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan teh bunga rosela selama 12 hari berturut-turut, tekanan darah pada kelompok perlakuan mengalami penurunan rata-rata adalah menjadi sebesar 128,78/81,22 mmHg.

3. Identifikasi rentang penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi yang diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja dari Puskesmas Badas diketahui bahwa rentang penurunan tekanan sistole adalah dari 143,89 mmHg menjadi 128,78 mmHg dengan kata lain tekanan sistole mengalami penurunan sebesar 10,5%. Tekanan diastole dari 93,89 mmHg turun menjadi 81,22 atau mengalami penurunan sebesar 13,5%.

4. Analisis pengaruh pemanfaatan teh bunga rosela terhadap penurunan tekanan darah antara penderita hipertensi yang diberikan teh bunga rosela dengan penderita hipertensi yang tidak diberikan teh bunga rosela di Dusun Mulyorejo wilayah kerja dari Puskesmas Badas didapatkan hasil bahwa teh bunga rosela terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Dengan menggunakan uji statistik Uji T Dua Sampel Berpasangan yang menggunakan uji dua arah didapatkan nilai sistole dengan tingkat signifikan 0,05/2 (P < 0,025), diperoleh P = 0,000 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima. Diastole juga dengan uji dua arah, dengan tingkat signifikan 0,05/2 (P < 0,025), diperoleh P = 0,000 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima.

Saran

1. Bagi Responden

Gunakan bunga rosela untuk terapi pengobatan hipertensi dan anjurkan juga keluarga, teman atau orang terdekat lainnya yang menderita hipertensi

untuk memanfaatkan bunga rosela sebagai penurun tekanan darah.

2. Bagi Masyarakat

Jangan salah dalam memilih obat herbal untuk terapi pada penyakit yang diderita. Pastikan obat yang dipilih benar-benar aman dan sudah terbukti khasiatnya, salah satunya alternatif adalah teh bunga rosela yang memang sudah terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Budidayakan bunga rosela karena selain mudah juga banyak manfaatnya dan untuk bisnis juga menjajikan. 3. Bagi Institusi Kesehatan

Adakan penyuluhan tentang pengobatan herbal agar masyarakat lebih mengenalnya dan dapat mau mencobanya. Kalau memungkinkan di setiap sarana kesehatan ada seorang ahli pengobatan herbal, sehingga masyarakat ada alternatif lain dalam memilih pengobatan yang akan dijalani.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Pengobatan herbal dapat dimasukkan ke dalam kurikulum akademik agar mahasiswa bisa lebih berkembang. Laboratorium lebih dilengkapi lagi, khususnya dengan alat-alat yang mendukung untuk mengadakan riset yang mengarah pada eksperimen pengobatan herbal.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2009). Meningkat, Penderita Hipertensi dan

Gagal Ginjal.

http://www.litbang.depkes.go.id/lokabaturaj a/index.php. (download: 7 September 2009)

Alimul, A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : Rhineka Cipta.

Arum. (2010). Khasiat Teh Merah. Jawa Pos, 18

Ayi. (2008).Diare, Terbanyak Kedua Setelah Lebaran. http://www.jawapos.co.id

(8)

Bangun, AP.(2002). Terapi Jus dan Ramuan Tradisional Untuk Hipertensi. Jakarta: Agro Media Pustaka

Brunner, Suddarth.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Ganong, William F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Gardner, F Samuel.(2007). Smart Treatment for High Blood Pressure. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Ghusar (2009). Efek Samping

Rosela.http://indonetwork.or.id/TK

AmanMaju/529667/efek-samping-rosela.htm (download: 13 Oktober 2009)

Hasan, Alwi (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Mansjoer, Arif (2007). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Eusculapius FKUI.

Mardiah dkk. (2009). Budi Daya dan Pengolahan Rosela Si Merah Segudang Manfaat. Jakarta: Agro Media Pustaka

Maryani, Herti dan Kristiana, Lusi. (2009). Khasiat dan Manfaat Rosela. Jakarta: Agro Media Pustaka

Notoatmodjo, Sukidjo. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Silbernagl, Stefan. (2006). Color Atlas Pathophysiology. Jakarta: EGC

Suyono, S. (2007). Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: PKUI

Utaminingsih, Wahyu Rahayu. (2009). Mengenal dan Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi, Jantung dan Stroke Untuk Hidup Lebih Berkualitas. Yogyakarta: Media Ilmu

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Keperawatan. Jakarta : EGC

Widyanto, Poppy dan Anne Nelistya. (2009). Rosela Aneka Olahan, Khasiat, & Ramuan. Jakarta: Penebar Swadaya

Wirawan, Ady. (2009). Pengukuran Tekanan Darah. http://adywirawan.com

/2009/02/28/pengukuran-tekanan-darah-video (download: 20 Nopember 2009)

Yogi. (2008). Waspadai Hipertensi. http://www.surabaya-ehealth.org.

(download: 7 September 2009)

Zuardi. (2009). Produk Dari Bunga Rosela. http://indonetwork.or.id/TK

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu ukuran yang digunakan agar pertumbuhan ekonomi yang dicapai dapat secara merata diantara wilayah dalam suatu negara atau Propinsi dapat diukur dengan

Jadi kualitas (mutu) pembelajaran dapat diartikan dengan kualitas ataupun keunggulan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, ditandai dengan kualitas atau

 Berlaku untuk pembelian hanya melalui agoda.com/bankmandiri 17 November 2017-31 Desember 2017 Semua Mandiri Kartu Kredit termasuk Kartu Hypermart dan Kartu Co-Brand

Tabel 4.3 Kedatangan Tongkang Kedua Simulasi Keadaan Saat Ini 85 Tabel 4.4 Kedatangan Tongkang Ketiga Simulasi Keadaan Saat Ini 85 Tabel 4.5 Kedatangan Tongkang Keempat

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas X MIA SMAN 1 Margahayu setelah diterapkan

[r]

Dengan kembali menilik sejarah pertumbuhan kelompok Iba&gt;d} iyyah, sebagaimana sudah disinggung di muka, bahwa Abu&gt; Bila&gt;l Mirda&gt;s sebagai pelopor dan

Dari kekuatan tarik tersebut digunakan untuk mencari beban awal pada pengujian kelelahan yang dimana beban tersebut jauh di bawah 70% sehingga tidak dapat