Beranda Beranda
Jumat, 08 Mei 2015 Jumat, 08 Mei 2015
ASKEP INTRANATAL CARE (INC)
ASKEP INTRANATAL CARE (INC)
INTRANATAL CARE (INC)
INTRANATAL CARE (INC)
KONSEP MEDIS
KONSEP MEDIS
A.
A. PengertianPengertian
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa norma normal, namun apabila tidak dikelolal, namun apabila tidak dikelola
dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).
dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani,
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani,
2009).
2009).
B.
B. EtiologiEtiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor
hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan
hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan
nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan
nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan
progesteron.
progesteron.
Dalam persa
Dalam persalinan ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan yaitu:linan ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan yaitu:
Hormon estrogen : Meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
Hormon estrogen : Meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan rangsangan mekanisme.
rangsangan dari luar seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan rangsangan mekanisme.
Hormon progesteron : Menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar
Hormon progesteron : Menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar
menyebabkan relaksasi otot dan otot polos.
menyebabkan relaksasi otot dan otot polos.
Teori yang menimbulkan adanya persalinan
Teori yang menimbulkan adanya persalinan
Teori keregangan : Keregangan otot rahim mempunyai batas tertentu oleh karena itu setelah
Teori keregangan : Keregangan otot rahim mempunyai batas tertentu oleh karena itu setelah
melewati batas tertentu akan terjadi kontraksi.
melewati batas tertentu akan terjadi kontraksi.
Teori
Teori penurunan progesteron : Ppenurunan progesteron : Proses roses penuaan plasenta, dimana terjadi penimbunan jaringanpenuaan plasenta, dimana terjadi penimbunan jaringan
ikat, penyempitan pembuluh darah, sehingga terjadi kebuntuan menyebabkan produksi
ikat, penyempitan pembuluh darah, sehingga terjadi kebuntuan menyebabkan produksi
progesteron mengalami
progesteron mengalami penurunan.penurunan.
Teori oxcytoksin internal : Keseimbangan progesteron dan estrogen, meningkatkan
Teori oxcytoksin internal : Keseimbangan progesteron dan estrogen, meningkatkan
pengeluaran oxcytoksin
pengeluaran oxcytoksin dan mengakibatkan dan mengakibatkan peningkatan aktivitas peningkatan aktivitas kontraksi rahim.kontraksi rahim.
Teori prostaglandin : Peningkatan prostaglandin sejak hamil 15 minggu dikeluarkan decidua
Teori prostaglandin : Peningkatan prostaglandin sejak hamil 15 minggu dikeluarkan decidua
dan prostaglandin sebagai pemicu terjadinya persalinan.
dan prostaglandin sebagai pemicu terjadinya persalinan.
Tekanan
Tekanan kepala bayi pada ganglion cervikalis dan fleksus franken house dapat menimbulkankepala bayi pada ganglion cervikalis dan fleksus franken house dapat menimbulkan
kontraksi rahim dan reflek mengejan. (Manuaba, 1998; 158 – 159)
kontraksi rahim dan reflek mengejan. (Manuaba, 1998; 158 – 159)
C.
C. FisiologiFisiologi
Tahap-tahap persalinan
Tahap-tahap persalinan
Selama proses persalinan terbagi menjadi 4 tahap (kala), yaitu
Selama proses persalinan terbagi menjadi 4 tahap (kala), yaitu
Kala IKala I
Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena servik mulai membuka
Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena servik mulai membuka
dan mendatar. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :
dan mendatar. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :
1)
1) Fase laten Fase laten : dari : dari pembukaan 0 pembukaan 0 – 3 – 3 cm ( cm ( 7- 8 7- 8 jam)jam)
2)
2) Fase Fase aktif aktif : : dibagi dibagi menjadi menjadi tiga tiga ::
A.
A. Fase AksFase Akselerasi elerasi : 3 – 4 cm ( 2 jam ): 3 – 4 cm ( 2 jam )
B.
B. Fase Delatasi Maksimal : 4 – 8 cm ( 1- 2 jam)Fase Delatasi Maksimal : 4 – 8 cm ( 1- 2 jam)
C.
C. Fase Deselerasi : 9 - 10 cm (1½ - 2 jam )Fase Deselerasi : 9 - 10 cm (1½ - 2 jam )
JA
JA
M
M
00:17:42
00:17:42
Ada
Ada keskesalahan di alahan di dalam gadget idalam gadget inini
My profil
My profil
DEDI MULIADI DEDI MULIADI Ikuti Ikuti 11 L I H A T P R O F I L L E N G K A P K U L I H A T P R O F I L L E N G K A P K UPengikut
Pengikut
Join this site Join this site
with Google Friend Connect with Google Friend Connect
There are no members yet. There are no members yet.
Be the first! Be the first!
Already a member? Already a member? Sign inSign in
Ar
Ar
si
si
p B
p B
lo
lo
g
g
▼ ▼ 2015 2015 (14)(14) ▼ ▼ Mei Mei (14)(14) SAP DIARE SAP DIARE LEAFLET THYPOID LEAFLET THYPOID LEAFLET DIARE LEAFLET DIARE HEMODIALISA HEMODIALISA ASKASKEP EP POST POST NATNATAL AL CARE CARE (PNC)(PNC) ASK
ASKEP EP ANTENATAL CARE ANTENATAL CARE (ANC)(ANC) ASK
ASKEP EP INTRANATINTRANATAL AL CARE CARE (INC)(INC) ASK
ASKEP EP INFEKSINFEKSI I SALURAN SALURAN KEMIKEMIH (ISH (ISK)K)
ASK
ASKEP EP APEAPENDISITISNDISITIS ASK
ASKEP EP GAGAL GAGAL GINJAL GINJAL KRONIK KRONIK (GGK)(GGK) ASK
ASKEP EP TB TB PARUPARU ASK
ASKEP EP GEA GEA (GASTROENTERITIS (GASTROENTERITIS AKUT)AKUT) ASUHAN
ASUHAN KEPKEPERAWATERAWATAN AN HIPERTENSIHIPERTENSI ASK
ASKEP EP GASTRITIGASTRITISS
Dedbol
Kala II
Kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruangan panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Ibu merasa seperti ingin buang air besar, karena tekanan pada rektum dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perinium meregang.Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti seluruh badan bayi. Kala III
Setelah bayi lahir kontraksi rahim beristirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi tebal dua kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian datang pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dengan waktu 10-15 menit seluruh plasenta terlepas didorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan diatas symphisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-10 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100–200 cc.
Kala IV
Masa dua jam setelah persalinan, masa ini untuk melakukan observasi karena sering terjadi perdarahan 2 jam pertama setelah persalinan. Hal-hal yang perlu diobservasi adalah:
Keadaan umum ibu Tanda-tanda vital
Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri Jumlah perdarahan
Selama persalinan perdarahan yang normal tidak lebih dari 400 cc. (Mochtar
Rustam,1990;103) Mekanisme persalinan
Pada minggu terakhir kehamilan segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin terutama pada primi dan juga pada multipara saat partus mulai.
Urutan turunnya kepala janin:
Pada permulaan persalinan kepala anak tepat diatas PAP dengan posisi ubun-ubun depan dan belakang sama (SYNCLITISMUS)
Ubun – ubun dengan tertahan symphisis sehingga ubun –ubun belakang lebih rendah karena bagian belakang ada lengkungan sakrum (ASYNTICLISMUS POSTERIOR)
Dengan adanya his kepala makin turun sehingga tekanan symphisis terlepas dan kepala berputar lagi sampai ubun-ubun depan dan ubun-ubun belakang sama tinggi
(ASYNTICLISMUS)
Akhirnya sampai pintu bawah panggul dengan posisi kepala ubun-ubun depan lebih rendah (ASYINTICLISMUS ANTERIOR) sehingga posisi kepala dalam keadaan flexi
Karena ruangan pintu bawah panggul lebih longgar dan lunak kepala mengadakan PUTAR PAKSI dalam sehingga ubun-ubun kecil berada dibawah symphisis, saat ini akan terjadi moulase kepala janin
Dengan kekuatan his dan mengejan kepala makin maju dan mengadakan ekstensi dan defleksi (membuka pintu) dengan ubun-ubun kecil sebagai hypomuclion (pusat putaran) dan lahirlah ubun-ubun besar, dahi, muka, dan kepala seluruhnya
Kemudian kepala mengadakan putar paksi (RESTITUSI) sesuai dengan letak punggung Selanjutnya melahirkan badan anak.
D. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah keci l, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap.
Popular Posts
ASK EP POST NATAL CARE (PNC)
POST NATAL CARE KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (pue...
ASK EP INTRANATAL CARE (INC)
INTRANATAL CARE (INC) KONSEP MEDIS A. Pengertian · Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, na...
ASK EP ANTENATAL CARE (ANC)
ANTENATAL CARE KONSEP MEDIS A. Defenisi Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ... HEMODIALISA
KONSEP DASAR HEMODIALISA A. DEFINISI Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limb...
LEAFLET DIARE
ASK EP INFEKS I SALURAN KEMI H (IS K)
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) KONSEP MEDIS A. DEFINISI Infeksi Saluran K emih (ISK) adalah
ditemukannya bakteri pada urin di...
ASK EP GEA (GASTROENTERITI S AKUT)
GEA (GASTROENTERITIS AKUT) KONSEP MEDIS A. Defenisi Gastroenteritis adalah inflamasi
membrane mukosa lambung dan usus hal... LEAFLET THYPOID
ASK EP TB PARU
TUBERKULOSIS (TB) PARU KONSEP DASAR MEDIS A. PENGERTIA N Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyeran...
ASUHAN KEP ERAWATAN HIPERTENSI HIPERTENSI KONSEP DASAR MEDIS A.
DEFENISI Beberapa definisi hipertensi adalah sebagai berikut : Hipertensi adalah tekanan...
Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi
laktasi dimulai.
E. Klasifikasi
Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
Persalinan buatan : bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar yaitu alat forceps, vacum, dan sectio caesarea
Persalinan anjuran : bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar dengan jalan rangsangan yaitu : dengan induksi, amniotomi, dan lain-lain. (Manuaba, 1998; 157)
F. Faktor-Faktor dalam proses persalinan:
Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan menurut Farrer (1999), adalah: 1. Power (kekuatan yang mendorong janin keluar):
• His (kontraksi uterus): gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi untuk sementara waktu.
• Retraksi: pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadi kontraksi
• Tenaga sekunder (mengejan): kontraksi otot-otot dinding perut dan diafragma serta ligmentous action terutama ligament rotundum
2. Passages (jalan lahir): tulang panggul, serviks, vagina dan dasar panggul 3. Passenger (janin): kepala janin, plasenta, selaput dan cairan ketuban.
G. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda Persalinan akan terjadi, maka menunjukkan tanda khusus bahwa persalinan sudah dekat yaitu :
Terjadi lightening
Menjelang kehamilan 36 minggu pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi mulai masuk PAP yang disebabkan oleh :
(1) Adanya kontraksi uterus Braxton Hick (2) Ketegangan dinding perut
(3) Ketegangan ligamen rotundum
(4) Gaya berat janin dimana kepala ada di bawah
Semua ini dirasakan oleh ibu dengan rasa sesak berkurang, bagian bawah rasa berat, terjadi kesulitan berjalan dan sering kencing.
Terjadi his pendahuluan
Makin tuanya kehamilan pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga menimbulkan kontraksi lebih sering yang disebut his palsu, sifatnya :
(1) Pasien nyeri ringan di perut bagian bawah
(2) Datangnya tidak teratur dan durasinya lebih pendek (3) Tidak bertambah bila beraktivitas
Gejala-gejala Persalinan
Adanya his (kontraksi rahim)
Sering dan teratur dengan frekuensi yang makin pendek dan sifatnya hilang timbul, his dirasakan dari perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan berpengaruh terhadap pembukaan servik.
Pengeluaran lendir dan darah
Adanya his terjadi perubahan servik berupa pendataran, penipisan dan pembukaan sehingga timbul perdarahan akibat kapiler yang pecah, tanda ini disebut Bloody Show.
Adanya ketuban pecah
Pecahnya ketuban diharapkan persalinan terjadi dalam 24 jam.
Adanya perubahan servik : servik makin lunak, penipisan dan pembukaan.
H. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
Pemeriksaan darah
Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama
I. Penatalaksanaan
Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his dengan cara tarik nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian diafragma membantu otot dinding rahim mendorong ke arah jalan rahim.
1) Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur
2) Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk bernafas hal ini agar perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala tidak terlalu cepat
3) Menolong melahirkan kepala
Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar tidak
terjadi robekan.
Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari
kotoran
Melahirkan bayi
4) Periksa tali pusat
Bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan terlalu erat maka diklem pada dua tempat dan dipotong sambil meli ndungi leher anak.
5) Melahirkan anak dan anggota seluruhnya
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi (biparietal)
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan ke atas
untuk melahirkan bahu belakang
Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga
kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh seluruhnya.
Merawat bayi
1) Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu.
2) Bebaskan jalan nafas bayi dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung bayi
3) Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut bayi dan klem kedua 2 cm dari klem pertama lalu dipotong diantaranya, kemudian dijepit atau ditali, dibungkus kasa betadin atau kasa alkohol 70%
Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan, kontraksi uterus dan robekan perinium. Jika ada dila kukan penjahitan.
KONSEP KEPERAWATAN KALA I
1. Pengkajian Secara Khusus :
Memeriksa tanda-tanda vital.
Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristijk yang mengambarkan kontraksi uterus :
- Frekwensi
- Internal
- Durasi
- Tonus istirat
Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan seriong diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,letrak janin,penurunan janin.
Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station. Tes diagnostik dan laboratorium
Specimen urin. Tes darah. Ruptur membran.
Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah
2. Diagnosa Keperawatan Fase Laten
Nyeri b/d kontraksi uterus
Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran Fase Aktif
Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan 3. Intervensi Keperawatan
Fase laten .
Nyeri b/d kontraksi uterus.
Tujuan : Klien mampu menyesuaikan diri dengan nyeri yang dirasakan akibat peningkatan kontraksi uterus
Intervensi dan Rasional :
1. Observasi DJJ,his,pembukaan jalan lahir
R: Suatu gambaran mengenai kemajuan proses persalinan. 2. Ajarkan teknik relaksasi
R : Untuk mengurangi nyeri
3. Ajarkan ibu teknik mengedan yang baik R: agar ibu tau cara mengedan yang baik
4. Lakukan masase pada tulang belakang saat adanya his R: mengurangi nyeri pada ibu
5. Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak adanya his
R: memenuhi cairan dan nutrisi pada ibu untuk persiapan persalinan. Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Tujuan : Klien tidak takut dalam menjalani persalinan Intervensi :
1. Perkenalkan diri pada klien dan berikan suport
R: Memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan suport yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti kelahiran 2. Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat secara
verbal dan non verbal
R: Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
3. Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
R: Orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehiungga akan mengurangi rasa
takut Fase aktif
Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat Tujuan : volume cairan adekuat
Intervensi :
1. Pertahankan kalori dan elekrolit
R: Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinanuntuk mencegah dehidrasi
R: Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit 3. Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi :
1. Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
R: Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan mentalnya, hal ini akan mengurangi kecemasan yang dialami
2. Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
R: Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang
KALA II 1. Pengkajian
Tanda yang menyertai kala II
Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB< usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di vulva
Melakukan monitoring terhadap :
His ( frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas ), keadaan janin ( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
Durasi kala II → kemajuan pada kala II :
Primigravida berlangsung 45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit 2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh untuk BAB
Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
Tujuan : ibu dapat menyesuaikan diri dengan nyeri yang dia rasakan Intervensi:
1. Ajarkan teknik relaksasi R: untuk mengurangi nyeri
2. Atur posisi ibu dengan posisi dorsal recumbent R: Mempermudah kelancaran proses persalinan. 3. Ajarkan ibu cara mengedan yang baik
R: Memudahkan penurunan bagian terendah janin 4. Amati dan pantau kemajuan kala 2
R: Membantu mendapatkan gambaran jelas tentang kemajuan kala II Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh untuk BAB
Tujuan :
persepsi ibu terhadap pengalam annya melahirkan akan bersifat positif ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang normal
Intervensi :
1. Beritahukan pada ibu, bahwa merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
R: Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang ekspulsif diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan pengeluaran tinja
2. Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya dan menyumbat bila mungkin, sementara ibu memberikan timbal balik yang positif dalam usaha mengedan
Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Intervensi:
1. Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu dan pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
2. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah 3. Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
4. Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan dan rileks
5. Bila perinium menonjol, anus membuka kepal anak mterlihat didepoan vulva sat kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan 6. Penolong cuci tangan dan menggunakanm sarung tangan steril
7. Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan : a. Melahirkan kepala
b. Periksa lilitan tali pusat pada leher c. Melahirkan bahu depan dan belakang d. Melahirkan badan bayi
e. Men jepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut f. Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
g. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin yang lain
h. Injeksi oksitoksin
KALA III 1. Pengkajian
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut: a. Adanya kontraksi vunds yang kuat
b. Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
c. Keluarnya darah hitam dari introuterus
d. Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
e. Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal , atau membran poetus terlihat pada introitus)
Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai , curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan:
a. Suhu, nadi, dan pernafasan
b. Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah darah Tanda-tanda masalah potensial
Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
2. DIAGNOSA PERAWATAN
Koping individu tidak efektif b./d. selesainya proses persalinan yang berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketigha persalinan
Resiko perdarahan b/d plasenta belum lahir.
Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam proses persalinan 3. Intervensi Keperawatan
Koping individu tidak efektif b./d. selesainya proses persalinan yang berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga persalinan
Tujuan :
Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta Intervensi:
1. Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang dioharapkan dalam tahap ke 3 dari persalinan
R: Untuk mendapatkan kerja sama
2. Pertahankan posisi ibu
R: Untuk memudahkan lahirnya plasenta
3. Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus R: Mengikuti kebiasan budaya tertentu
Tujuan : tidak terjadi perdarahan dan plasenta lahir sempurna INTERVENSI
1. Kosongkan kandung kemih
R: Agar tidak menekan jalan lahir dan plasenta lahir lengkap 2. Berikan masase pada fundus uteri.
R: mempertahankan kontraksi uterus sehingga plasenta dapat lahir 3. Lihat tanda lepasnya plasenta
R: mengetahui lepasanya plasenta dari endometrium 4. Lakukan pemeriksaan jalan lahir
R: Untuk mengetahui apakah ada robekan jalan lahir 5. Awasi perdarahan dan jalan lahir
R: Untuk mengawasi perdarahan yang terjadi.
Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam proses persalinan Tujuan : keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi INTERVENSI:
1. Monitor kehilangan cairan(darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
R: Untuk menilai status hidrasi.
2. Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter R: Untuk mempertahankan hidrasi
3. Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
R: Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah kehilangan darah lebih lanjut
4. Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter R Untuk membantu kontraksi uterus KALA IV
1. Pengkajian
Pemeriksaan pada kala IV Tanda tanada vital
Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan kandung kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
Kandung kemih
Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
Lochia
Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
Perineum
Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
Temperatur
Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
Kenyamanan
Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
Tanda-tanda potensial masalah
Karena pendarahan dapat menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial komplikasi
2. DIAGNOSA . KEPERAWATAN
Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalinan Kelelahan b/d proses persalinan
3. Intervensi Keperawatan
Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
INTERVENSI :
1. Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
R: Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus uterus segara untuk menghentikan perdarahan post
2. Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
R: Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini menunjukan distansia blas, Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi
3. Kaji distansia kandung kemih
Distansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah atonia uterus
Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalinan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai hilang INTERVENSI :
1. Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa waktu
R: Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri 2. Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
R: Untuk meningkatkan kenyamanan 3. Pemberian analgetik sesuai program dokter
R: Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
4. Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus R: Penggunaan bantuan topokal meningkatkan kenyamanan di daerah perianal Kelelahan b/d proses persalinan
Tujuan : Kelelahan dapat berkurang dan hilang INTERVENSI:
1. Observasi TTV
R: Mengidentifikasi perkembangan kesehatan ibu 2. Beri makan dan minum
R: Memulihkan energi yang hilang saat persalinan 3. Anjurkan untuk istirahat
R: Mengurangi dan menghilangkan rasa lelah ibu.
4. Pindahkan ibu dikamar dan rawat gabung dengan bayinya R: dapat tercipta hubungan yang harmonis antara ibu dan anak.
PENYIMPANGAN KDM KALA I
Kehamilan
Penurunan progesterone, peningkatan oksitosin Kontraksi uterus
Menekan ganglia dalam serviks dan segmen bawah rahim oleh serabut otot Rangsangan ke korteks serebri
Di transmisikan
Intake cairan tidak adekuat gangguan psikologis
Ketidaktahuan tentang proses persalinan
KALA II
penurunan bagian terendah janin
menekan perineum sehingga menonjol dan vulva membuka
menekan saraf yang mengelilingi uterus & vagina robekan jalan lahir
rangsangan ke korteks serebri bayi lahir
di transnsmisikan posisi kaki tidak tepat,
tindakan salah penolong
mengedan
hilangnya control untuk BAB
KALA III
Otot uterus berkontraksi NYERI
CEMAS KETAKUTAN
DEFISIT VOLUME CAIRAN
NYERI
RESIKO TINGGI CIDERA PADA IBU
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.Posting Lebih Baru Posting Lama DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 2001. Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges & Moorhouse. 2001. Rencana Per awatan Maternal/Bayi: P edomaan Untuk Perencanaan
dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta. EGC
Farrer H. 1999. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta. EGC
Hanifa Wiknjosastro, Prof. dr. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Henderson & Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC. Mochtar R, Prof. dr. 1998 . Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
NANDA 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta. Prima Medika.
Waspodo, dkk. 2007. Asuhan Pers alinan Normal, Buku Acuan. Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik Kesehatan Reproduksi
Diposkan oleh dedi muliadi di 01.27
0 komentar: Poskan Komentar
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Accoun
Publikasikan Pratinjau
Beranda
Blogger
news
Blogroll
About
Copyright © 2016 Dedbol. Designed for RadioStation.org - eAlabamaPages.com, eAlaskaPages.com, eArizonaPAges.com