• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasutri Polisi, Kuliah Bareng S2 Kajian Ilmu Kepolisian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pasutri Polisi, Kuliah Bareng S2 Kajian Ilmu Kepolisian"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Pasutri Polisi, Kuliah Bareng

S2 Kajian Ilmu Kepolisian

UNAIR NEWS – Pasangan suami istri (Pasutri) itu terlihat

lantang saat mengucapkan janji mahasiswa. Mereka menjadi pemandu para mahasiswa lain dari program S-2, S-3, pendidikan profesi dan spesialis, yang baru dikukuhkan oleh Rektor UNAIR Kamis pagi, (1/9) di Airlangga Convention Center (ACC). Suara yang terang, sudah barang tentu memudahkan mahasiswa lain yang mengikuti.

Iptu Dian Sukma Purwanegara, SIK dan Iptu Dini Annisa Rahmat, SIK, adalah dua orang polisi yang baru mengenyam pendidikan di S-2 Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Pascasarjana. Mereka yang baru menikah pada Desember 2015 lalu itu kompak mendaftar tahun ini.

“Kami sama-sama suka belajar. Dan jurusan yang kami pilih sangat tepat untuk memberi wawasan aplikatif pada profesi kami,” ujar Dian, pria yang sehari-hari menjabat sebagai Kanit Pidana Ekonomi Satreskrim Polres Mojokerto itu.

Dia mengutarakan, dalam perkuliahan nanti, selain ilmu kepolisian secara umum, dirinya pasti akan dibekali dengan seluk-beluk penyidikan. Topik itu jelas bakal membantu pekerjaannya. Sementara itu, bagi Dini Annisa, pengetahuan tentang aturan hukum bakal sangat membantunya dalam bertugas sebagai tenaga pendidik (Gadik) di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jatim, Mojokerto.

Mengapa memilih UNAIR? Mereka menerangkan, selama ini para senior dan atasan di kepolisian Polda Jatim kerap memberi masukan dan rekomendasi tempat kuliah yang tepat. Dan, UNAIR, merupakan kampus yang disebut memiliki track record baik di kepolisian. Para lulusannya, terkenal berpotensi dan berwawasan luas. “Kami pikir, kampus ini memiliki mutu yang

(2)

sudah terjamin,” ungkap Dini Annisa.

Saat ditanya apakah tidak takut kalau kesibukan kuliah akan mengganggu profesinya sebagai abdi negara di korps baju cokelat, Dini Annisa berdalih, dia dan suami selama ini sudah melatih diri untuk melakukan manajemen waktu sebaik mungkin. Bahkan, imbuh perempun kelahiran 23 Juli 1991 ini, mereka juga tidak takut kalau frekuensi pertemuan bakal terancam.

“Yang penting pandai-pandai mengatur saja. Yang juga patut diperhatikan adalah kualitas waktu pertemuan,” urai dia.

Mereka makin bersemangat untuk melanjutkan studi karena mendapat dukungan dari atasan. Di Polda Jatim, kata Dian Sukma, para pemimpin di masing-masing satuan selalu memberi

support anggota yang ingin mengembangkan diri. Pasutri ini

bertekad lulus bareng dan tepat waktu, alias tidak molor. Mereka juga berharap, keputusan untuk melanjutkan studi ini dapat meluaskan jaringan. Baik pada lingkup sesama anggota polisi, maupun di lingkup para akademisi. Jadi, selain bertambah pengetahuan, relasi pertemanan juga makin banyak. (*)

Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila

FKG Angkat Janji 174 Calon

Mahasiswa Pendidikan Profesi

Dokter Gigi Angkatan 2016

UNAIR NEWS – Setelah menempuh program pendidikan S1 dan

(3)

FKG UNAIR melaksanakan angkat janji calon mahasiswa pendidikan profesi dokter gigi. Acara ini bertepatan dengan penutupan Pra Pendidikan (Pradik) Kepaniteraan Klinik.

“Tujuan dari pradik adalah memberi bekal kepada calon mahasiswa program profesi untuk mengenal tata cara bekerja di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNAIR,” ujar badan koordinator pendidikan (bakordik), Dr. Eha Renwi Astuti, drg., M.Kes., Sp.RKG(K).

Secara simbolis, dekan FKG Unair, Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., Mk.Kes, “menyerahkan” 174 mahasiswa program profesi drg kepada direktur RSGM, Prof. R.Coen Pramono D, drg., SU., Sp.BM(K)., FICS.

Dekan berpesan agar mahasiswa bekerja di RSGM dengan penuh tanggap jawab terhadap manusia, bekerja sesuai prosedur, harus tangguh dalam berjuang, dan jangan cengeng dalam menghadapi tantangan. Sementara itu, direktur menambahkan bahwa mahasiswa harus waspada terhadap transmisi penyakit karena rumah sakit adalah tempat segala macam penyakit. (*)

Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman

Departemen

Peternakan,

Keunikan yang dimiliki FKH

UNAIR NEWS – Salah satu keunikan yang dimiliki Fakultas

Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR adalah adanya departemen peternakan. Melalui departemen ini, mahasiswa diajarkan tentang agribisnis dan teknis cara beternak yang baik. Termasuk, menggelorakan semangat kewirausahaan pada mahasiswa

(4)

di bidang tersebut.

“Setahu saya, mungkin hanya UNAIR yang memiliki departemen peternakan di FKH. Ini jaminan bahwa perkuliahan dan ilmu yang dipelajari di sini lebih mendetail dan berbeda dengan yang lain,” ujar Guru Besar FKH Prof Dr Anwar Ma’ruf M.Kes drh.

Selama ini, para lulusan FKH UNAIR memang selalu di cari oleh “pasar” atau dunia kerja. Anwar menjelaskan, paling lama masa tunggu sarjana untuk mendapat pekerjaan mapan sekadar satu bulan. Wakil Direktur Pasca Sarjana ini pernah sampai dikontak oleh pihak pencari SDM yang memohon lulusan FKH. Ternyata, waktu itu semua tamatan fakultas ini sudah terserap.

Ada banyak lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki oleh jebolan FKH. Bisa dengan membuka praktek mandiri untuk ternak hewan besar. Misalnya, sapi, kambing, kuda dan lain sebagainya. Dapat pula dengan menjalankan ternak unggas. Aktifitas seperti ini biasanya dilakukan di desa-desa tanah air.

Bisa pula membuka praktek mandiri khusus perawatan hewan peliharaan. Misalnya, kucing, anjing, reptil, dan lain-lain. Layanan serupa ini umumnya dilaksanakan di kota-kota besar. “Servis teknis di ranah medis atau kesehatan hewan hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah mendapat pendidikan khusus. Tidak boleh dilakukan sembarang orang,” tambah lelaki asal Bojonegoro ini.

Kepakaran mereka juga diperlukan untuk memberi jasa inseminasi buatan pada hewan milik warga atau peternak. Pemerintah pun butuh keahlian ini. Dalam rangka, menggenjot kualitas dan kuantitas daging di Indonesia. Jadi, keputusan untuk memilih fakultas ini bukan tanpa arah. Tujuan mereka yang belajar di sini jelas terukur dan masuk akal. (*)

(5)

Optimalkan

Keterbukaan

Informasi di UNAIR

UNAIR NEWS – Badan publik memiliki kewajiban untuk

menyebarluaskan informasi, apalagi didukung dengan perkembangan teknologi informasi. Universitas Airlangga telah berkomitmen untuk secara rutin menyebarluaskan informasi baik di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, dengan menggunakan media seperti internet.

Sebagai bentuk komitmen tersebut, Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) Universitas Airlangga menyelenggarakan lokakarya yang diikuti oleh Ketua Pusat Informasi dan Humas UNAIR Drs. Suko Widodo, M.Si, Koordinator Informasi dan Humas (KIH), dan perwakilan Direktorat Sistem Informasi. Pertemuan dengan para awak KIH ini merupakan bagian dari lokakarya bertema “Workshop Peningkatan Ranking Webometrics’ yang diselenggarakan di Aula Kahuripan 301, Senin (15/8).

Menurut Suko, perkembangan teknologi mengubah tradisi masyarakat dalam mendapatkan informasi, yaitu dengan cara mengakses informasi via dalam jaringan (daring). Perkembangan itu hendaknya didukung dengan kesadaran sivitas fakultas dan unit penunjang untuk mengelola laman sebagaimana mestinya.

Agar berkembang, keberadaan personel KIH perlu didukung dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bentuk pelatihan-pelatihan, seperti penulisan berita, dan studi banding ke perguruan tinggi atau institusi lain. Pelatihan maupun studi banding ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dalam pengelolaan informasi.

“Bagaimana mungkin kita mau bertanding kalau kita tidak tahu areanya?,” jelasnya. Suko menambahkan, pertemuan antara unit

(6)

kerja pengelola informasi ini perlu dilangsungkan setidaknya satu bulan sekali agar konsolidasi berjalan lancar.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua BPP UNAIR Badri Munir Sukoco, Ph.D, memaparkan kinerja pembaruan konten laman masing-masing fakultas dan departemen. Dari pemaparan kinerja tersebut, Badri meminta agar setiap humas fakultas secara rutin melakukan pembaruan informasi pada laman fakultas, departemen, dan program studi (prodi). Selain itu, Badri meminta agar setiap personel KIH menyampaikan kebutuhan humas kepada pimpinan fakultas.

Dalam pertemuan ini, para KIH juga diminta untuk mendorong sumber-sumber informasi ke muka media. Sumber-sumber informasi yang dimaksud adalah profil guru besar dan penelitian, kepakaran, agenda acara, dan prestasi, baik mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan.

Pada pertemuan ini, setiap personel KIH diminta untuk mempresentasikan rencana program tahun depan. Ada banyak program yang dipresentasikan oleh KIH, diantaranya adalah rekrutmen SDM bidang jurnalistik, pembuatan video corporate

identity, integrasi media sosial, dan pembaruan konten laman

resmi fakultas serta departemen dan prodi secara rutin.

Program-program tersebut adalah bagian dari meningkatkan reputasi akademik dan posisi UNAIR di Webometrics. Lembaga pemeringkatan itu menggunakan empat indikator untuk menilai kemajuan perguruan tinggi berdasarkan laman kampus dan publikasi yang berkaitan dengan sivitas akademika kampus. Empat indikator tersebut yaitu presence, impact, openness, dan

excellence. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

(7)

“Sang Ksatrya Mahapurusha”

Juara Sayembara Naskah Wayang

Lakon Airlangga

UNAIR NEWS – “Sang Ksatrya Mahapurusa”, naskah wayang karya

Amri Bayu Saputra, S.Sn., terpilih sebagai yang terbaik atau juara I dalam Sayembara Penulisan Naskah Wayang Lakon Airlangga. Sayembara tersebut dilaksanakan oleh Universitas Airlangga dalam memeriahkan peringatan Dies Natalis ke-62, dan diumumkan panitia pada Sabtu (19/11) malam bersamaan dengan pementasan wayang kulit Airlangga dengan lakon “Airlangga Sumbaga Wiratama”, di halaman parkir kampus B.

Seperti diketahui, sayembara penulisan naskah wayang Airlangga itu dilaksanakan dalam rangkaian Festival Wayang Airlangga, dalam rangka Dies Natalis ke-62 UNAIR. Dengan diumumkannya pemenang sayembara maka usai sudah Festival Wayang Airlangga, yang sebelumnya juga diadakan seminar bertajuk ”Wayang Airlangga: Varian Baru dalam Jagat Pewayangan Indonesia” di Aula Siti Parwati FIB UNAIR, Sabtu (19/11) paginya.

Karena itu, sebelum pementasan “Airlangga Sumbaga Wiratama” Sabtu (19/11) malam itu, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., langsung menyampaikan hadiah-hadiahnya kepada para pemenang sayembara penulisan naskah. Juara I sayembara ini memperoleh hadiah uang sebesar Rp 12 juta.

Dalam penilaian Dewan Juri yang diketuai Dr. Sri Teddy Rusdy, SH., M.Hum., antara nilai juara I dengan juara II hanya terpaut selisih nilai tipis sekali. Ini menunjukkan adanya kompetisi visi yang ketat. Dari lima orang juri, Juara I

(8)

mengumpulkan nilai 1.185. Sedangkan Juara II yang dimenangkan oleh Aneng Kiswantoro, M.Sn memperoleh nilai 1180. Hanya berselisih 5 (lima) poin. Aneng Kiswantoro menulis naskah berjudul ”Sumilaking Medang Kahuripan”.

Sedangkan juara III dimenangkan oleh Tatag Taufani Anwar dengan karya naskah berjudul “Airlangga Nurapati”. Dengan demikian Amri, Juara I asal Kabupaten Sidoarjo ini, berhak atas hadiah uang sebesar Rp 12 juta. Sedangkan Juara II meraih hadiah uang sebesar Rp 10 juta, kemudian juara III menerima hadiah sebesar Rp 8 juta.

Menurut anggota dewan juri Dra. Adi Setijowati, M.Hum., yang juga Ketua Panitia Sayembara Penulisan Wayang Lakon Airlangga ini, sayembara ini diikuti 12 peserta dari berbagai daerah. Diantara peserta sayembara tersebut ada yang berprofessi sebagai dalang, seniman, sastrawan Jawa, serta peminat wayang. Menurut kajian tim juri yang dipimpin Dr. Sri Teddy Rusdy, keunggulan naskah Amri Bayu Saputra sebegai juara I karena beberapa pertimbangan. Misalnya, garapannya sederhana dan bertumpu pada pakeliran tradisi, kemudian ia menyertakan garapan sulukan wayang secara lengkap dengan partitur notasinya. Amri juga menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Ia bahkan juga menyertakan gendhing-gendhing iringan wayang.

”Dengan dasar garapan tradisi tersebut memudahkan bagi siapapun pengrawit (niyaga) untuk dapat mengiringi bentuk pakeliran, selain itu garapan tradisi secara pakem jangkep juga memudahkan bagi siapapun untuk mempergelarkannya lakon ini,” demikian kesimpulan dewan juri.

Seperti diketahui, sebelum diadakan sayembara penulisan naskah w a y a n g l a k o n A i r l a n g g a i n i , p a n i t i a j u g a t e l a h menyelenggarakan diskusi. Wacana dalam diskusi ini dimaksudkan untuk membekali para calon peserta sayembara dalam menuliskan naskahnya. Dalam diskusi itu menghadirkan arkeolog dan

(9)

sejarawan dari UI dan UNAIR. (*) Penulis : Bambang Bes

Mahasiswa Profesi Keperawatan

UNAIR PKL di Krembangan

Surabaya

UNAIR NEWS – Mahasiswa Program Professi Fakultas Keperawatan

(FKp) Universitas Airlangga ikut meramaikan acara Pemkot Surabaya “Roadshow Pahlawan Ekonomi” yang digelar di Kelurahan Dupak Bandarejo, Kecamatan Krembangan, Minggu (16/10) pagi. Stand mahasiswa FKp paling banyak dikunjungi warga, terutama para lansia (lanjut usia) yang ingin melakukan tensi, pengecekan gula darah dan konsultasi kesehatan. Acara belum mulai bahkan sudah banyak “mencuri start” yang minta dilayani. Zaki Mubarak, Ketua Panitia FKp UNAIR dalam baksos ini mengatakan, mahasiswa yang terjun dalam roadshow ini merupakan kelompok B-17 gelombang I. Mereka selama enam minggu sebelumnya sudah melakukan PKL (Praktik Kuliah Lapangan) di RW IV dan RW V Kelurahan Dupak Bandarejo. Karena PKL-nya kurang satu minggu, dan kebetulan di wilayah ini mendapat giliran

roadshow “Pahlawan Ekonomi”, maka atas undangan lurah

setempat, mahasiswa PKL diminta membuka layanan sosial tersebut.

”Secara bergiliran yang bertugas melakukan pengecekan gula darah dan tensi adalah mahasiswa S1, sedang yang melayani k o n s u l t a s i k e s e h a t a n i n i k a m i h a d i r k a n s e j a w a t S 2 Keperawatan,” kata Zaki.

(10)

Dijelaskan, yang dimaksud Kelompok B-17 ini adalah mahasiswa Program Pendidikan Professi (S1) FKp yang berasal dari alih jenis (D3) atau yang sudah bekerja (tugas belajar). Angkatan B-17 Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga ini terdapat 83 orang, dibagi dalam dua gelombang. Gelombang I ini terdapat 40 mahasiswa, sedang gelombang II sisanya akan melakukan PKL selanjutnya, mulai minggu kedelapan dan seterusnya.

”Jadi PKL ini semacam KKN (Kuliah Kerja Nyata) itu, tetapi dalam aktivitas ini kami harus setahu dan dalam arahan serta pengawasan Puskesmas setempat,” tambah Zaki Mubarak.

Program kerja yang dilaksanakan selama KKL ini, secara garis besar ada empat hal: yaitu masalah kesehatan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), kesehatan lingkungan, kesehatan remaja, dan kesehatan lansia. Termasuk didalamnya UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) pada sekolah-sekolah yang ada. Jadi semua diperuntukkan warga masyarakat setempat: apa yang dibutuhkan warga, tindak lanjutnya, dan sebagainya.

“Sehingga tugas yang kami lakukan disini antara lain penyuluhan-penyuluhan semua masalah kesehatan, jadi termasuk tentang gaya hidup sehat. Karena itu dengan diikutkan dalam

roadshow ini kami juga berterima kasih, sebab kami bisa

memberi penyuluhan secara lebih luas kepada masyarakat yang datang di acara ini,” tambah Zaki Mubarak. (*)

Penulis: Bambang Bes

(11)

Ini Lolos SNMPTN di UNAIR

UNAIR NEWS – Sepekan yang lalu, ribuan pelajar dari seluruh

penjuru tanah air sudah dapat melihat hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ratusan PTN yang tersebar di seluruh Indonesia pun siap menyambut genarasi penerus bangsa tersebut. Sebagai bagian dari salah satu PTN di Indonesia, UNAIR sendiri pada tahun ini menerima sebanyak 2.098 calon mahasiswa baru pada jalur SNMPTN.

Dari jumlah 2.098 calon mahasiswa tersebut, ada dua calon mahasiswa yang terbilang ‘unik’. Pasalnya, kedua calon mahasiswa tersebut masih berusia 14 dan 15 tahun. Keduanya ialah Syarifah Salsabila (14) yang diterima pada program studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan Rania Tasya Ifadha (15) yang diterima pada program studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR.

Syarifah merupakan lulusan Madrasah Aliyah Unggulan Amanatul Ummah Surabaya, lahir pada 30 Juli 2001. Sedangkan Rania adalah lulusan dari SMAN 3 Semarang yang lahir pada 17 Februari 2001. Keduanya terhitung sebagai calon mahasiswa termuda UNAIR dari jalur SNMPTN tahun 2016 ini.

“Keduanya lulus SMA dalam usia 14 dan 15 tahun. Ini pasti anak yang cemerlang secara akademik,” tutur Rektor UNAIR, Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA pada Senin, (16/5).

Sementara itu, ada 8 calon mahasiswa lain yang diterima pada jalur serupa dan masih berusia 16 tahun. ke-8 calon mahasiswa tersebut diterima pada Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

Pada jalur SNMPTN ini, sebagian besar calon mahasiswa merupakan warga Surabaya. Dari total calon mahasiswa yang diterima, sejumlah 37% atau setara 782 calon mahasiswa berasal dari SMA di wilayah Surabaya. Jumlah sisanya berasal dari

(12)

berbagai wilayah di Jawa Timur, maupun berbagai kota di Indonesia.

Prof Nasih juga mengatakan bahwa prosentase siswa dari Madrasah Aliyah (MA) yang diterima juga lebih banyak jika dibanding siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Prosentase siswa dari MA lebih tinggi dari pada SMK. Sejumlah 113 peserta yang lolos SNMPTN di UNAIR merupakan siswa dari MA. Menurut saya itu luar biasa. Diantara mereka saya yakin ada yang hafidz quran,” ujar Prof Nasih.

Tahun ini, melalui jalur SNMPTN, Pendidikan Dokter FK menduduki peringkat pertama sebagai prodi yang paling banyak diminati. Dari 1895 pendaftar, ada 1312 peserta yang menempatkan Pendidikan Dokter sebagai pilihan pertama. Dari keseluruhan jumlah tersebut, FK hanya mengambil 75 calon mahasiswa. Selanjutnya, prodi Manajemen FEB menjadi pilihan terbanyak kedua, dan disusul prodi Akuntansi menempati peminat terbanyak ketiga.

Sejumlah 2098 calon mahasiswa tersebut belum tercatat sebagai mahasiswa UNAIR sebelum mereka melakukan pendaftaran ulang pada 31 Mei nanti. Waktu pendaftaran ulang akan bersamaan dengan seleksi jalur SBMPTN, sehingga calon mahasiswa yang bersangkutan harus memilih antara melakukan daftar ulang, atau mengikuti seleksi SBMPTN.

“Jika tanggal 31 Mei nanti mereka tidak datang, atau mereka ikut tes lain, mereka akan gugur. Dan itu akan mempengaruhi persepsi kita terhadap sekolah yang bersangkutan,” ujar Prof Nasih. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan

(13)

Motivasi Masuk Kuliah dengan

Kunjungan

UNAIR NEWS – Meski masa pendaftaran mahasiswa baru telah

berakhir, namun sekolah menengah tingkat atas terus mendorong siswa-siswinya, terlebih untuk mempersiapkan pendidikan jenjang perguruan tinggi. Kali ini, sebanyak 130 siswa dan guru pendamping dari SMAN 1 Bogor, melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga, pada Jumat (29/7).

Kunjungan diterima langsung oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR, di Aula Kahuripan 300, Kantor Manajemen UNAIR. Dalam sambutannya, Basuki Rachmat, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan mengatakan, tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk memperkenalkan lingkungan dan iklim akademik UNAIR kepada siswa-siswi yang baru saja duduk di bangku kelas XII.

“Tujuan utamanya supaya mereka (para siswa, -red) yang mau kuliah di UNAIR, kita fasilitasi dengan adanya kunjungan ini,” ujar Basuki.

Basuki mengatakan, pada tahun lalu 97% lulusan dari SMAN 1 Bogor diterima diberbagai perguruan tinggi baik dalam maupun luar negeri. Namun, hanya sedikit sekali siswa-siswinya yang diterima di UNAIR. Dengan adanya kunjungan ini, Basuki berharap semakin banyak siswa-siswinya yang mendaftar di UNAIR, sehingga banyak peluang untuk bisa diterima di UNAIR. “Dengan adanya kunjungan ini kami berharap lebih banyak dari anak-anak kami yang bisa kuliah di UNAIR,” ujarnya.

Siswa-siswi juga terlihat aktif bertanya pada sesi tanya jawab setelah pemberian materi dari PIH dan Pusat Penerimaan

(14)

Mahasiswa Baru (PPMB). Salah satu siswa kelas XII IPA, Clarissa Kanaya, mengungkapkan keinginannya untuk bisa masuk UNAIR mengambil Program Studi Pendidikan Dokter dengan mengambil kelas internasional.

“Maunya kedokteran ambil kelas internasional. Saya suka banget menolong dan tentang dunia pengobatan. Ekskulnya juga

ngedukung, PMR. Kan, namanya dokter ada pengabdian untuk ke

daerah-daerah. Saya ingin seperti itu. Pingin ngambil yang standartnya tinggi dengan ikut kelas internasional. Kan, kalau standartnya internasional mungkin nanti kalau ingin ngambil spesialis di luar negeri bisa dipriotitaskan,” ujar Clarissa. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan

Beragam Cara Mahasiswa UNAIR

Dekati

Masyarakat

dalam

Program KKN-BBM

UNAIR NEWS – Mengikuti kegiatan sehari-hari yang dilakukan

masyarakat adalah salah satu cara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata – Belajar Bersama Masyarakat (KKN – BBM) Universitas Airlangga mendekatkan diri dengan warga setempat. Nantinya, pendekatan itu akan berguna dalam melaksanakan program-program yang telah dirancang sekaligus memahami kehidupan masyarakat secara lebih dalam.

Itulah yang kini dilakukan oleh 3.052 mahasiswa UNAIR yang kini sedang mengikuti program KKN – BBM. Mereka diterjunkan ke lima wilayah di Jawa Timur dan Kepulauan Riau sejak 19 Juli –

(15)

13 Agustus 2016.

Kedatangan mereka disambut ramah oleh warga dan pejabat setempat. Seperti yang diutarakan oleh Roby Suhada, koordinator mahasiswa KKN – BBM Desa Putren, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. “Kedatangan kami disambut dengan suasana hangat dan nyaman,” ungkap Roby, yang juga mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNAIR.

Wilayah kelompok penerjunan KKN – BBM di Putren ini tergolong wilayah pertanian yang subur. Letaknya tak jauh dari pendopo kecamatan setempat. Desa yang memiliki lima dusun ini ditinggali oleh masyarakat yang sebagian besar berprofesi yang tak jauh-jauh dari petani. Berdasarkan pengamatan Roby, warganya sudah cukup sejahtera.

“Kami memanfaatkan kondisi tersebut untuk belajar bersama masyarakat. (Kami) tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berbaur dengan masyarakat sini. Biasanya, kami ikut pergi ke sawah, menanam bawang merah, dan panen sayur sawi. Sambil ngobrol juga dengan warga,” cerita Roby.

Lain Nganjuk, lain pula dengan Sampang. Siti Rohmah, peserta KKN – BBM di Desa Penyapen, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, turut bercerita tentang pengalamannya mendekatkan diri dengan masyarakat. Di Penyapen, salah satu kegiatan rutin yang dilakukan warga setempat adalah berselawat usai salat Magrib. Siti bersama kawan-kawan kelompok KKN – BBM turut serta bersama warga mengikuti selawat hampir setiap malam.

“Di depan rumah tempat kita KKN – BBM kan ada masjid besar. Lha ketika di sana ada kegiatan seperti baca selawat setiap Magrib. Nah, kita ambil momen itu untuk memperkenalkan diri lebih jauh mengenai KKN – BBM dan program-program kelompok,” tutur Siti yang juga mahasiswa Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, UNAIR itu.

Menyeduh kopi bersama warga juga dilakukan oleh mahasiswa UNAIR untuk mendekatkan diri dengan masyarakat setempat. Ricky

(16)

Nuari, contohnya. Mahasiswa Ekonomi Islam yang juga peserta KKN – BBM di Desa Sarirejo, Kabupaten Bojonegoro, memilih untuk ngobrol dan ngopi di warung kopi agar bisa berbaur dengan masyarakat.

Selain dengan warga, anak-anak muda juga harus didekati demi kelancaran implementasi program KKN – BBM. Reny Rachmalia, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, ini memilih mendekatkan diri dengan anggota karang taruna di Desa Karangtengah, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk.

“Kita harus akrab sama karang taruna sehingga nantinya kita bisa mengajak mereka bekerja sama,” ujar Reny. (*)

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S.

Pull

Strategy,

Kiat

Perpustakaan Meningkatkan

Minat Baca Mahasiswa

UNAIR NEWS – Minat baca adalah keinginan, kemampuan, dan

kegiatan untuk membaca. Untuk meningkatkan tiga hal tersebut di kalangan mahasiswa, perpustakaan UNAIR menerapkan pull

strategy. Apa itu? Yakni, strategi untuk menarik mahasiswa

datang ke perpustakaan. Baik secara fisik, maupun secara virtual ke sistem online library yang bisa diakses 24 Jam non stop di www.lib.unair.ac.id.

“Sebenarnya yang telah dan akan selalu dilakukan oleh perpustakaan bukan sekedar meningkatkan minat baca. Lebih luas dari itu, kami ingin meningkatkan literasi informasi

(17)

mahasiswa,” kata Kepala Perpustakaan Prof Dr I Made Narsa, SE., M.Si., Ak.

Artinya, yang diedukasi adalah meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang sumber, cara penelusuran, pemanfaatan, dan pengelolaan informasi.

Prof Narsa menambahkan, pull strategy diimplementasikan melalui beberapa langkah, antara lain, penggiatan aktifitas atau event di perpustakaan. Dengan cara ini, diharapkan mahasiswa tertarik untuk datang. Contoh kegiatan yang telah dilakukan adalah presentasi beasiswa oleh para awardee LPDP dan ragam kegiatan BEM, UKM, serta eksponen mahasiswa lainnya. Perpustakaan pun fokus meningkatkan kenyamanan ruangan. Mulai dari penataan layout yang elok, penambahan AC, penataan lampu, pembenahan loker, hingga pembuatan Satria Airlangga Corner yang representatif. Termasuk, mengembalikan fungsi flash

lounge menjadi ruang diskusi publik. Peningkatan fasilitas

terus dilakukan. Salah satu yang terbaru adalah penambahan 41 unit komputer untuk pelayanan e-Lib.

“Kami juga melakukan roadshow ke fakultas-fakultas untuk menginformasikan resources yang ada di perpustakaan,” tambah guru besar Fakutas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR ini.

Display buku baru yang menarik dan dirotasi secara berkala,

diyakini mampu membuat perpustakaan lebih dinamis. Yang tak kalah menarik, laman perpustakaan menyajikan resensi buku baru yang ditulis oleh para pustakawan. Dengan cara ini, mereka yang melihat website akan penasaran dan tertarik membacanya secara lengkap

“Ada pula program tanda cinta. Maksudnya, perpustakaan akan membelikan buku sesuai permintaan mahasiswa. Tentu saja, buku-buku yang diinginkan harus diusulkan berdasarkan pertimbangan objektif. Kalau memang bagus, pasti kami beli. Sebagai tanda cinta kami pada mahasiswa yang suka membaca,” ujar dia. (*)

(18)

Penulis : Rio F. Rachman

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 5.8 Perbedaan Tingkat Pengetahuan Remaja Mengenai Materi Pengenalan Alat Reproduksi Sebelum dan Sesudah Diberikan Informasi Dengan Metode Ceramah dan Diskusi

Sistem ini sebaiknya tidak digunakan lagi karena banyak memiliki keterbatasan. Tanggung jawab besar dibebankan pada perawat untuk menginterpretasi order dan

Crow (dalam Sagala, 2010: 13) mengemukakan belajar ialah upaya memperoleh kebiasaan- kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Belajar dikatakan berhasil manakala

pemahaman peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. 2) Tes pada setiap akhir tindakan ( post test ), dengan tujuan untuk. mengetahui peningkatan pemahaman dan

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ” Pengaruh Berbagai Konsentrasi Filtrat Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Terhadap Mortalitas Ulat Daun

T4 dibuat teras gulud yang salurannya diisi mulsa vertikal sebanyak 4 ton jerami padi kering per hektar untuk musim tanam jagung dan biomassa jagung untuk musim tanam padi gogo

(Gambar 4.3a), kita bangun bentuk relief model bunga dan daun pada bidang permukaan persegi panjang tersebut dengan menggunakan kurva garis, elips dan

Serangkaian percobaan gravity current di laboratorium telah dilakukan untuk menguji peran perbedaan kerapatan sebagai gaya penggerak internal sistem dua fluida