• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARADIGMA SEHAT : UPAYA PREVENTIF DAN PROMOTIF DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN SIDANG KOMISI II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARADIGMA SEHAT : UPAYA PREVENTIF DAN PROMOTIF DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN SIDANG KOMISI II"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PARADIGMA SEHAT :

UPAYA PREVENTIF DAN PROMOTIF

DALAM

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

SIDANG KOMISI II

RAKERKESNAS REGIONAL TIMUR

MAKASSAR, 09 – 12 MARET 2015

(2)
(3)
(4)

www.themegallery.com

1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000

penduduk (persen) dari 297 (2013)

menjadi 245 (2019)

2. Prevalensi HIV (persen) <0,5

3. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen)

dari 25,8 (2013) menjadi 23,4(2019)

4. Prevalensi obesitas penduduk usia 18+

tahun (persen) dari 15,4 (2013) menjadi

15,4( 2019)

5. Persentase merokok penduduk usia ≤18

tahun dari 7,2 (2013) menjadi 5,4 (2019)

6. Persentase kabupaten/kota yang mencapai

80 persen imunisasi dasar lengkap pada

bayi dari 71,2 (2013) menjadi 95 (2019)

SASARAN POKOK PEMBANGUNAN NASIONAL BUKU I

RPJMN

1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk (persen) dari 297 (2013) menjadi 245 (2019)

2. Prevalensi HIV (persen) <0,5

3. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria DARI 212 (2013) menjadi 300 (2019)

4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta dari 20 (2013) menjadi 34 (2019)

5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi Filariasis dari dari 0 (2013) menjadi 35 (2019)

6. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan dari 15,3 (2013) menjadi 40 (2019) 7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) dari 25,8 (2013)

menjadi 23,4(2019)

8. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) dari 15,4 (2013) menjadi 15,4 (2019)

9. Prevalensi merokok pada penduduk usia ≤ 18 tahun dari 7,2 (2013) menjadi 5,4 (2019)

10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) 40 % pada tahun 2019

11. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen

imunisasi dasar lengkap pada bayi dari 71,2 (2013) menjadi 95 (2019)

SASARAN POKOK PEMBANGUNAN SUB BIDANG KESEHATAN& GIZI MASYARAKAT BUKU II RPJMN R P J M N 2 0 1 5 - 2 0 1 9 B I D A N G P P & P L

(5)

www.themegallery.com

KATA KUNCI DISKUSI

PARADIGMA SEHAT : UPAYA PREVENTIF DAN PROMOTIF DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN

PENYEHATAN LINGKUNGAN

MENCAKUP :

(3) IKK

Promotif & Preventif

(2) IKK

(3) IKK

(2) IKK

PTM P2ML SIMAKARKESMA P2B2

LINGKUP

PL Promotif & Preventif

Promotif & Preventif

Promotif & Preventif

Promotif & Preventif

(3) IKK

(6)
(7)

IKK 1

: Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

TARGET 2015

: 91

ISSUE/MASALAH SOLUSI

RENCANA AKSI 2015 KAB/

KOTA PROV PUSAT 1. Perilaku dan budaya setempat yang masih

menolak imunisasi (kampanye gelap)

1. Pemberdayaan lintas program lintas sektor/pemberdayaan masyarakat + + + 2. Akses ke layanan imunisasi masih sulit 2. Adv. pemerintah daerah, Bappeda, DPRD & komisi membidangi kesehatan + + + 3. Logistik (cold chain), cold room masih terbatas

shg rantai dingin tidak terjamin

3. Melaksanakan pelayanan kesehatan bergerak per 3 bulan +

4. Dukungan APBD terbatas 4. Memberdayakan tenaga Posyandu + + +

5. Media Promosi (KIE) terbatas 5. Strategi Sustainable Outreach Services (4x kunjungan mencapai target) + 6. Ketersediaan data sasaran yang belum

akurat/manipulasi data sasaran

6. Pengadaan logistik melalui APBN & DAK tahun 2016 + + + 7. Perencanaan logistik yang belum maksimal 7. Cold chain dengan tenaga surya untuk mendukung proses rantai dingin sampai

di daerah sulit

+ + + 8. Rendahnya cakupan imunisasi/UCI desa 8. Promosi berkelanjutan + + + 9. Sistem pencatatan & pelaporan belum optimal 9. Distribusi media KIE sampai di level Puskesmas dan jaringannya + + +

10 Tenaga Jurim masih kurang 10 Pendekatan KIE (Icon artis) + + +

11 Stock out vaksin di daerah 11 Penggunaan data penduduk wilayah setempat + +

12 Imunisasi lengkap sebagai syarat masuk PAUD + + + 13 Pemberdayaan tenaga yang sudah dilatih + + + 14 Pemberian sertifikat berskala nasional dari Kementerian untuk Juru Imunisasi

(8)

IKK 2

: Persentase Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan

kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

TARGET 2015: 29

ISSUE/MASALAH

SOLUSI

RENCANA AKSI 2015

KAB/

KOTA

PROV PUSAT

1.

Belum semua kab/kota memiliki regulasi

terkait penanggulangan kedaruratan wabah

1.

Advokasi kepada pengambil kebijakan

Keterlibatan/sinergitas lintas wilayah

+

+

+

+

+

2.

Belum terbangunnya sistem perencanaan

kontijensi

2. Ketersediaan dukungan pemerintah daerah dalam

hal aturan dan kebijakan

+

+

3.

Belum semua kab/kota yang menyediakan

dana kedaruratan yang melekat pada

SKPDnya

3. Memasukkan dana penanggulangan kedaruratan

wabah dalam APBD

+

+

4.

Belum terbentuk tim terpadu disetiap

kab/kota dalam hal penangganan

kedaruratan wabah

4. Pembantukan Tim Gerak Cepat (TGC) di tingkat

kab/kota yang belum memiliki dengan SK Kab/Kota

+

+

5.

Tim yang terbentuk tidak maksimal

Pergeseran tenaga terlatih sehingga tim

tidak berfungsi

5. Revitalisasi dan optimalisasi TGC yang sudah

terbentuk

(9)

IKK 3

: Persentase kab/kota yang melakukan pengendalian vektor terpadu

TARGET 2015

: 40

ISSUE/MASALAH SOLUSI

RENCANA AKSI 2015 KAB/

KOTA PROV PUSAT 1. Best practices kegiatan tidak ada

replikasi dengan baik

1. • Exit strategi setelah proyek selesai

• Penguatan program menuju eliminasi melalui dana APBD

+ + + + + + 2. Kurangnya tenaga terlatih

pengendalian vektor

2. Pelatihan tenaga pengendalian vektor + + +

3. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengendalian vektor

3. • Revitalisasi Posmaldes

• Jambore PLA Malaria (Participatory Learning Action) terintegrasi Malaria, imunisasi & KIA (pembelajaran di Prov. Malut)

• Melibatkan PKK sebagai penggerak masyarakat

• Memberdayaan anak SD sebagai jumantik cilik (telah ada MoU antara Diknas & Dinkes di Kab. Sinjai)

• Melibatkan saka bakti husada (SBH) pramuka sebagai pendamping jumantik

• Melibatkan pemerintah desa, kelurahan, kecamatan dan stake holder terkait (organisasi profesi dan kemasyarakatan lainnya)

+ + + + + + + + + + + 4. Surveilance vektor belum dilakukan

secara maksimal

4. • Optimalisasi kegiatan surveilance vektor

• Membangun sistem pelaporan

• Deseminasi informasi kegiatan surveilance vektor

+ + + + + + + + +

(10)

IKK 4

: Jumlah kabupaten/kota dengan API <1/1.000 penduduk

TARGET 2015

: 340

ISSUE/MASALAH

SOLUSI

RENCANA AKSI 2015

KAB/

KOTA

PROV PUSAT

1. Pemeriksaan laboratorium

belum berjalan secara optimal

1.

Peningkatan dan penyediaan tenaga mikroskopis terlatih

Penyediaan genset bagi puskesmas yang belum terakses listrik

Penyediaan sarana laboratorium malaria

Pemeriksaan malaria menggunakan RDT (untuk daerah terpencil

dan tidak memiliki laboratorium dengan error rate tinggi)

Meningkatkan kinerja Cross checker Kab/Kota

+

+

+

+

+

+

+

+

2. Tidak semua Puskesmas

memiliki RDT mencukupi

2.

Advokasi dukungan pembiayaan untuk penyediaan RDT

Pemenuhan kebutuhan RDT melalui APBD

+

+

+

+

+

3. Penggunaan kelambu

berinsektisida belum

tersosialisasikan

3. Gerakan pemanfaatan kelambu berinsektisida dengan melibatkan

anak sekolah, PKK, LSM, SBH dan stake holder terkait lainnya

+

+

4. Obat hanya di layanan

kesehatan pemerintah

4. Distribusi obat sampai dilayanan swasta dengan dukungan regulasi

pemerintah pusat dan daerah

+

+

+

5. Pelaporan malaria yang belum

optimal

5. Laporan malaria konfirmasi dapat diambil melalui surveilans

(Pelaporan SKDR)

(11)

IKK 5 : Jumlah kab/kota endemis yang melakukan pemberian obat pencegahan massal (POPM) Filariasis TARGET 2015 : 140

ISSUE/MASALAH

SOLUSI

RENCANA AKSI 2015

KAB/

KOTA

PROV PUSAT

1.

Cakupan POPM tidak mencapai 80% karena

Masyarakat tidak mau minum obat

1.

Sosialisasi melalui media dan KIE

Komitment pemda dalam penyelenggaraan

POPM minimal selama 5 tahun (masa

pemberian POPM)

+

+

+

2.

Tidak ada dana dukungan kab/kota dalam

sosialisasi POPM

2.

Advokasi Pemerintah daerah dalam penyediaan

dana APBD

Pemanfaatan dana otsus terutama untuk

program prioritas termasuk penyakit neglected

+

+

3.

Manajemen pengelolaan obat POPM yang

belum optimal

3. Penguatan manajemen pengelolaan obat POMP

+

+

+

4.

Belum semua kab/kota endemis filaria

melakukan pelaksanaan POPM

4. Segera melaksanaan POPM dimulai dari Oktober

2015 dengan target 2025 eliminasi filariasis

+

5.

Sistem pelaporan yang belum akurat

5. Penguatan sistem pelaporan

+

+

(12)

IKK 6

: Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

TARGET 2015

: 82

ISSUE/MASALAH

SOLUSI

RENCANA AKSI 2015

KAB/

KOTA

PROV PUSAT

1.

Program kusta tidak lagi menjadi program

priortias di daerah

1. Penguatan program kusta

+

+

+

2.

Kasus cacat kusta tinggi karena self stigma

dan diskriminasi oleh keluarga dan

masyarkat

2.

Reduksi stigma kusta melalui Edukasi,

sosialisasi kepada penderita, keluarga dan

masyarakat

Dukungan dan perhatian dari pemerintah

daerah dan tokoh masyarakat

Sosialisasi penyakit kusta melalui media KIE

kepada masyarakat

Pendekatan melalui tokoh agama dan kepala

suku

+

+

3.

Keterlambatan penemuan kasus kusta

(ditemukan pada saat sudah cacat)

3.

Meningkatkan penemuan kasus kusta secara

dini

Pemanfaatan dana BOK dalam penemuan

kasus kusta dini

(13)

IKK 7 : Persentase kab/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif (SR) min 85% TARGET 2015 : 75

ISSUE/MASALAH SOLUSI

RENCANA AKSI 2015 KAB/

KOTA PROV PUSAT 1. Tenaga laboratorium di puskesmas bukan analis 1. SK kepala dinas tentang jejaring laboratorium agar

labkesda bisa turut membina lab kab/kota

+ + +

2. Pengetahuan penderita dalam mengidentifikasi penyakitnya masih rendah

2. Saat ini peran penguatan laboratorium dikerjakan oleh BUK dan PPPL

+ + +

3. Jejaring laboratorium kurang optimal 3. Konseling terhadap pendamping minum obat TB + + + 4. Kualitas pelayanan (strategi DOTS) belum optimal

dilaksanakan

4. Kerjasama dengan organisasi profesi (dokter praktek swasta) dlm pelaksanaan strategi DOTS

+ +

5. Masih banyak masyarakat yang belum percaya pada obat yang ada di Puskesmas

5. Pembentukan regulasi agar penderita putus obat dapat kembali dirujuk di puskesmas

+ + +

6. Kemampuan nakes terlatih rendah 6. Memberikan obat TB beserta PMOnya + +

7. Randahnya pengetahuan pendamping minum obat 7. Peningkatan kapasitas dan kualitas petugas di puskesmas + + +

8. Rendahnya kepatuhan minum obat 8. Penggunaan Mix Combination Drug + + +

9. Kasus putus obat masih terjadi 9. Evaluasi pengobatan untuk tahap lanjutan + + + 10 Dukungan dana untuk tenaga laboratorium kurang 10 Regulasi Pemda yang mengatur tindakan medis diluar

aturan

+ +

11 Meningkatnya TB MDR 11 Pelaksanaan strategi DOTS sebagai salah satu syarat sertifikasi untuk mendapat klaim BPJS bagi DPS dan DPM

(14)

IKK 8

: Persentase kasus HIV yang diobati

TARGET 2015

: 45

ISSUE/MASALAH

SOLUSI

RENCANA AKSI 2015

KAB/

KOTA

PROV PUSAT

1. Akses terhadap ARV masih rendah karena belum

semua RS terlatih dalam pemberian ARV, pelatihan

CST

1. Memperluas jangkauan dengan mengupayakan

Puskesmas akses terhadap ARV

+

+

+

2. Penderita masih malu melakukan VCT

2. Menghilangkan self stigma

+

+

3. Kurangnya dukungan Kab dan Prov di beberapa

wilayah

3. Meningkatkan PITC di RS

+

+

+

4. Konselor terlatih dan KPA tidak aktif lagi karena mutasi

& pemberhentian dana donor

4. Meningkatkan kualitas pendamping ODHA

+

+

+

5. Konsep sakit dimana sakit adalah kondisi tidak mampu

melakukan aktifitas lagi

5. VCT mobile pada populasi berisiko

+

+

+

6. Perbedaan dalam menilai syarat standar dalam

pemberian pengobatan ARV (manajemen pengobatan)

6. Pelatihan CST dasar dan advance pada dokter di

puskesmas

+

+

7. Perbaikan SOP

7. Sosialisasi manajement pengobatan ARV

+

+

+

8. Pemetaan wilayah risiko

+

+

(15)

IKK 9

: Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

TARGET 2015

: 10

ISSUE/MASALAH SOLUSI

RENCANA AKSI 2015 KAB/

KOTA PROV PUSAT 1. Terbatasnya dukungan dana APBD Prov maupun

kab

1. Pelatihan tenaga PTM bersumber dana Dekon + + + 2. Media KIE di Puskesmas tidak ada 2. Pelaksanaan pelayanan deteksi dini PTM + +

3. Keterbatasan tenaga PTM 3. Penyediaan anggaran dari APBD untuk deteksi dini PTM + + + 4. Terbatasnya bahan pendukung (reagent) alat PTM 4. Advokasi program PTM pada pimpinan daerah + +

5. Belum semua Puskesmas mendapatkan pelatihan tenaga PTM

5. Penguatan program PTM di UPT vertikal + + 6. Pencatatan pelaporan belum optimal

(kesulitan dalam akses internet)

6. Pelaporan secara manual (tersedianya sistem pelaporan offline)

+ + +

7. Program PTM belum menjadi prioritas di beberapa wilayah

7. Kab/Kota mendistribusikan obat ke Puskesmas dengan sistem pengawasan

+ 8. Ketersediaan obat yang belum memadai dan efek

samping menggunaan obat PKD

8. Puskesmas melaksanakan Program penanggulangan penyakit kronis (Prolanis) utk DM dan hipertensi sebagai pelayanan dasar yang di cover BPJS (UKP)

+

9. Perubahan pembayaran kapitasi BPJS di Puskesmas

(16)

IKK 10 : Persentase kab/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah

TARGET 2015 : 10

ISSUE/MASALAH SOLUSI

RENCANA AKSI 2015 KAB/

KOTA PROV PUSAT

1. Tingginya angka merokok pada anak (usia dini)

1. Optimalisasi PP No. 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan

+ + +

2. Kesulitan dalam penetapan Perda 2. Penetapan Perda, Pergub dalam rangka Penggerakan lintas program dan lintas sektor terkait

+ +

3. Beberapa peraturan tidak efektif dan tidak dipatuhi

3. Membentuk tim pendamping kampung yang terdiri dari tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakat menerapkan PHBS

+ 4. Rendahnya kesadaran individu terhadap

bahaya rokok

4. Perda kab/kota untuk memperluas wilayah dilarang merokok untuk umum (KTR) + + 5. Penetapan target 50% dirasa kurang

optimis harusnya 100%

5. Membentuk tim pembina, pengawas dan penyidik lintas SKPD daerah (penegakan hukum)

+ + 6. Pajak rokok digunakan sebagai promosi pelarangan merokok + + 7. Pembagian proporsi pajak rokok Prov/Kab/Kota masuk kedalam APBD + + 8. Peraturan Bupati tentang Larangan merokok di hari Jumat di instansi pemerintah

(uji coba) selanjutnya semua hari

+

9. Sosialisasi KTR & dampak merokok melalui media KIE + + + 10 Pendekatan persuasif dalam pembatasan kawasan merokok dan PHBS (mengubah

pemadat menjadi kader)

+

11 Promosi dan kampanye bebas rokok + + +

12 Melakukan advokasi kepada pemegang kebijakan dengan menampilkan economic loss dari kerugian merokok

(17)

IKK 11

: Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM

TARGET 2015

: 25.000

ISSUE/MASALAH SOLUSI

RENCANA AKSI 2015 KAB/

KOTA PROV PUSAT 1. Petugas belum optimal dalam melakukan

pemicuan

1. Kesinambungan dalam melakukan pemicuan + +

2. Kesulitan Akses Air Bersih 2. Pelatihan petugas dalam pemberdayaan masyarakat (lintas program dan lintas sektor)

+ + +

3. Tidak semua Kab/kota merupakan lokasi Pamsimas II

3. Pemberian penghargaan kepada wilayah yang berhasil dalam penyediaan akses sanitasi (jamban murah dengan desain yang menarik)

+ +

4. Permenkes No 853 tahun 2008, diperbaharui menjadi No 3 tahun 2014, setiap Puskesmas mewajibkan minimal 1 Desa ODF/tahun

4. Pemberian penghargaan kepada Nakes dan Kepala Desa + + 5. Arisan Jamban Keluarga dan merupakan kegiatan

pemberdayaan

+ 6. Total Jamban Kabupaten (1000 jamban) peran sektor yang

optimal

+ 7. Diperlukan stimulan untuk pemicuan

Replikasi daerah pasca Pamsimas

+ + +

8. Enabling enviroment dalam rangka keterlibatan peran serta semua pihak

+ +

(18)

IKK 12

: Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan

TARGET 2015

: 30

ISSUE/MASALAH

SOLUSI

RENCANA AKSI 2015

KAB/

KOTA

PROV PUSAT

1.

Kurang pengetahuan Sanitarian

serta rangkap jabatan

1. Sanitarian Kit melalui dana DAK

+

+

+

2.

Terbatasnya sumber mata air

khusunya didaerah kepulauan

2. Peningkatan keterampilan melalui Pelatihan tenaga Sanitarian

+

+

+

3. Pembangunan Lab sederhana (lab lingkungan) dengan pengawasan

kualitas air yang diharapkan terakreditasi

+

4. Pemeriksaan depot air secara berkala dengan beberapa parameter

(Bakteriologis,Kimia)

+

+

5. Pengguna Sumber air lainnya dengan Penampungan Air Hujan

+

6. Pendanaan dalam rangka pembangunan Air Bersih mengalir 24 jam di

PKM diusulkan melalui Musrenbangnas

+

+

+

7. Pengawasan dan berjenjang (Pusat, Provinsi)

+

+

8. Pembelian water tes kit melalui dana DAK (usulan dari Kab/Kota tetapi

pendampingan untuk pengadaan reagen, daerah Pamsimas telah

diibagikan, non Pamsimas silahkan membuat usulan)

(19)

IKK 13

: Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

TARGET 2015

: 50

ISSUE/MASALAH

SOLUSI

RENCANA AKSI 2015

KAB/

KOTA

PROV PUSAT

1.

Belum semua Puskesmas memiliki tenaga

sanitasi

1. Perlu adanya Inspektur sanitasi untuk pengawasan

TTU

+

+

2.

PMK 75/2014 belum sepenuhnya diperlakukan 2. Kab/Kota wajib inspeksi kesehatan lingkungan di TTU

(masuk dalam SPM)

+

+

3.

Petugas sanitasi tidak terdistribusi merata,

kegiatan sanitasi dilakukan oleh tenaga lain

3. Penyediaan sarana penunjang bagi penyelenggara

kesling di Puskesmas

+

+

+

4. Tenaga kesling memberikan konseling (sebagai

kapitasi)

+

5. Memasukkan pemenuhan kebutuhan sarana

penunjang melalui dana DAK

+

+

+

6. Alat klinik sanitasi (sanitasi kit) untuk deteksi dini di

lapangan

+

+

+

7. Penyampaian usulan kebutuhan tenaga sanitasi

kepada PPSDMKes

+

+

+

(20)

REKOMENDASI

1.

Peningkatan peran kepala suku dan tokoh masyarakat dalam merubah kultur dan gaya hidup yang tidak

mendukung upaya promotif dan preventif program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

2.

Perlunya dukungan regulasi dan pembiayaan dalam upaya preventif dan promotif program pengendalian

penyakit dan penyehatan lingkungan, antara lain :

Mendorong implementasi penggunaan anggaran pembangunan desa berdasarkan UU No. 6/2014

tentang Desa minimal 10 persen untuk pelayanan Kesehatan

Mendorong implementasi penggunaan anggaran yang bersumber pajak Rokok minimal 50% untuk

layanan kesehatan masyarakat berdasarkan UU 28/2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah Pasal 31

3.

Meningkatkan peran aktif dari Saka Bakti Husada, Institusi pendidikan, PKK dan stake holder lainnya

4.

Penguatan sumber daya (tenaga, sarana prasarana) yang mendukung pelaksanaan promotif dan

preventif program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan di Pusat dan Daerah

5.

Penguatan jejaring UPT (KKP, BBTKLPP, Poltekes, Labkesda) dengan Dinas Kesehatan

6.

Penguatan Penyelenggaraan Surveilance kesehatan sesuai dengan PMK No. 45 Tahun 2014

7.

Masing-masing Provinsi dan Kab/Kota melakukan penjabaran terhadap hasil Rakerkesnas 2015 dalam

(21)

Referensi

Dokumen terkait

VIII.. Konsumen mempunyai pilihan antara melakukan pembelian dan tidak melakukan pembelian atau pilihan menggunakan waktu. Jika konsumen telah memutuskan apakah

Ketika kita mendesain adaptive algorithm atau novel protocol dengan algoritma sliding window, hasilnya sangat dibutuhkan dalam mengidentifikasi setting parameter yang optimal

Sebagai alternatif, atau jika tidak terlarut air, serap dengan bahan kering yang lengai dan isikan dalam bekas pelupusan bahan buangan yang wajar.. Buang melalui kontraktor

Sedangkan keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan baru di bidang yang berbeda pada perusahaan lain, dalam variabel turnover intention, memiliki tingkat yang paling tinggi

Sebagai solusi atas permasalahan tersebut maka metode yang digunakan adalah pelatihan dan pendampingan.Secara garis besar pelatihan yang diberikan pada UKM Mijono

Batas-batas wilayahnya adalah di sebelah Utara berbatasan dengan Malaysia, di sebelah Timur dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, di sebelah Selatan dengan

Pengadilan-pengadilan Internasional Terdahulu Meskipun tindakan-tindakan di atas telah ditetapkan sebagai pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan dan hukum perang, pada awalnya tidak

Mahasiswa memahami maksud dari format waktu dan tanggal pada pemrograman java;3. Mehasiswa memahami maksud dari perbedaan format watu dan tanggal;