• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TAHAPAN PRA-PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV TAHAPAN PRA-PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

41

BAB IV

TAHAPAN PRA-PRODUKSI, PRODUKSI, DAN PASCA PRODUKSI

4.1. Proses Pra-Produksi

Sebelum melakukan produksi, penulis melakukan tahap pra-produksi terlebih dahulu. Tahap ini melalui beberapa proses yang diantaranya adalah riset dan pembuatan sketsa billboard, papan petunjuk arah dan papan informasi.

4.1.1. Riset

Tahap riset dimulai pada tanggal 4 januari 2016 di area pemandian air panas Derekan dan area Candi Ngempon. Pada riset ini penulis bertemu dengan Bapak Paryanto selaku petugas BPCB yang bertugas menjaga dan merawat area Candi Ngempon. Setelah melakukan wawancara dengan Bapak Paryanto, penulis mendapatkan informasi-insformasi seputar sejarah Candi Ngempon. Selain itu pada hari yang sama, penulis juga melakukan wawancara dengan seorang petugas parkir yang ada di area pemandian Derean. Dari wawancara ini penulis mendapatkan informasi seputar kegiatan karaoke yang ada di sekitar area pemandian Derean.

Pada tanggal 19 januari 2016 penulis bertemu dengan Bapak Suryandaru selaku Lurah Desa Ngempon. Dari pertemuan tersebut penulis mendapatkan informasi seputar Desa wisata Ngempon beserta potensi wisata budaya Desa Ngempon. Dari pertemuan tersebut penulis juga mendapatkan informasi tentang event Kirab Tumpeng Sewu yang menjadi salah satu potensi budaya di Desa Ngempon. Selain itu, penulis juga memperoleh tentang rencana pemerintah desa untuk membangun Desa Wisata Ngempon. Bapak Suryandaru kemudian menyarankan penulis untuk bertemu dengan Bapak Muh Amin selaku Ketua Pengurus Desa Wisata Ngempon.

Pada hari yang sama penulis bertemu dengan Ibu Hendras selaku bagian pemasaran Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang. Dari pertemuan tersebut penulis mendapatkan agenda promosi tahunan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Semarang. Selain itu, penulis juga memperoleh data mengenai daftar daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Semarang.

(2)

42

Pada 26 Januari 2016, penulis bertemu dengan Pamong Budaya Kecamatan Bergas yang bertugas untuk mendata kesenian daerah serta potensi budaya yang ada di Kecamatan Bergas. Dari pertemuan tersebut penulis mendapat informasi tambahan tentang sejarah Candi Ngempon serta proses pemugaran candi yang telah dilakukan sebanyak dua kali. Untuk mendapatkan data tertulis tentang sejarah Candi Ngempon, pada hari yang sama penulis pergi ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah yang terletak di Jalan Maniesrenggo, Klaten. Di kantor BPCB, penulis bertemu dengan Bapak Putu karena petugas yang menangani Candi Ngempon sedang tidak berada ditempat. Dari pertemuan tersebut penulis memperoleh data tertulis terkait sejarah singkat dan proses pemugaran Candi Ngempon.

Pada 14 Februari 2016, penulis bertemu dengan Bapak Sugiarto selaku penjaga pintu masuk menuju Candi Ngempon yang berada di Desa Ngempon. Penulis memperoleh data tentang banyaknya pengunjung yang datang disaat weekday dan weekend ke area Candi Ngempon. Pada hari yang sama, penulis mengamati serta melakukan wawancara terhadap pengunjung sedang melakukan aktivitas di area Candi Ngempon. Karena data yang didapatkan dari pengunjung masih kurang, selanjutnya penulis kembali datang ke area Candi Ngempon pada 21 Februari 2016. Dari kegiatan tersebut penulis mendapatkan data tentang alasan pengunjung berwisata ke Candi Ngempon dan Petirtaan Derekan. Selain itu penulis juga memperolehdata tentang media apa yang mempengaruhi wisatawan sehingga melakukan kunjungan ke Candi Ngempon.

Pada tanggal 16 Maret 2016, penulis bertemu dengan Ketua Pengurus Desa Wisata Ngempon yang juga merupakan Bendahara Forum Desa Wisata Kabupaten Semarang. Menurut Bapak Moh Amin, Potensi Desa Wisata Ngempon berupa:

1. Wisata alam yaitu pemandian air hangat Derekan dan Sungai Ngempon yang biasa digunakan pengunjung untuk memancing.

2. Wisata sejarah berupa situs pemandian di area pemandian Derekan dan Candi Ngempon

3. Wisata budaya berupa acara bersih desa yaitu event Kirab Tumpeng Sewu dan kesenian reog. Event Kirab Tumpeng Sewu ini baru diadakan pertama kali pada tahun 2015. Menurut Bapak Moh Amin event ini rencananya akan

(3)

43

diadakan setiap tahun. Hal tersebut juga didukung oleh Bapak Suryandaru selaku Lurah Desa Ngempon.

Selain potensi wisata di atas, ada juga event Perlombaan Memancing. Event ini merupakan agenda tahunan di Desa Wisata Ngempon sejak tahun 2013. Tahun 2014, event ini kembali dilaksanakan. Namun pada tahun 2015, karena terkendala dengan beberapa permasalahan event ini tidak terlaksana. Rencananya pada tahun 2016 ini, perlombaan Memancing akan kembali diselenggarakan.

Pada Jum’at 10 Juni 2016, penulis bertemu dengan ibu Rita selaku Kasi Daya Tarik wisata Bidang Pengembangan Destinasi. Dari pertemuan tersebut penulis memperoleh informasi bahwa Candi Ngempon masih dikelola sepenuhnya oleh BPCB Jateng. Sedangkan Pemandian Derekan dikelola oleh warga sekitar. Menurut Ibu Rita, secara atraksi Desa Wisata Ngempon terbilang bagus tetapi fasilitasnya masih kurang memadai. Untuk agenda pengembangan daya tarik wisata tahun ini , Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata melakukan perbaikan di Bukit Cinta dan Candi Gedong Songo. Sedangkan untuk Desa Wisata Ngempon belum masuk dalam agenda tahun ini.

Dalam periklanan proses pencarian data untuk memunculkan gagasan iklan dapat juga disebut dengan brainstorming. Setelah mencari berbagai data dalam proses ini penulis menyusun analisis situasi pada Desa Wisata Ngempon, yaitu:

Tabel 4.1

Hasil Analisis Situasi (SWOT)

Strenght (kekuatan) Weakness (Kelemahan)

Desa Wisata Ngempon memiliki ikon utama Candi Ngempon dan hanya berjarak 2,8 km dari jalan utama Semarang-Solo-Jogjakarta. Di dekat lokasi Candi terdapat Petirtaan Derekan yang merupakan pemandian kuno yang masih terjaga bentuknya. Desa Wisata Ngempon juga memiliki beberapa potensi wisata lain seperti

Informasi mengenai Desa Wisata Ngempon terutama tentang Candi Ngempon masih minim sehingga tidak sedikit wisatawan yang ingin berkunjung mengalami kesulitan menuju lokasi. Jalan menuju lokasi Candi terbilang masih kecil dan hanya dapat dilalui oleh sepeda motor. Sehingga tidak sedikit

(4)

44 kirab tumpeng sewu dan event perlombaan memancing yang diadakan oleh kelompok Desa Wisata Ngempon.

pengunjung yang mengambil jalan memutar melalui Desa Derekan.

Opportunity (Kesempatan) Threat (Ancaman)

Di sekitar Desa Ngempon dan Kecamatan Bergas merupakan salah satu kawasan industri yang ada di Kabupaten Semarang. Banyak dari karyawan pabrik maupun gudang yang ada berasal dari luar Kelurahan Ngempon.

Adanya berita yang dirilis oleh media online bahwa di sekitar area Candi Ngempon menjadi salah satu lokasi prostitusi. Bahkan di area Candi Ngempon dan Petirtaan Derekan juga dikenal sebagai pangkalan kaum waria dan juga menjadi tempat mesum bagi kaum remaja (kompas.com, 2/6/2014).

Sumber: Hasil penelitian 2016, diolah.

Dari analisis situasi (SWOT) tersebut, penulis selanjutnya membuat beberapa tahapan langkah komunikasi pemasaran yang efektif (Amir, 2005) yaitu:

1. Mengidentifikasi audien sasaran dengan menggunakan langkah STP (segmentasi, targeting, positioning). STP ini dibuat berdasarkan analisis kesempatan (opportunity) dan kelemahan (weakness) dalam analisi situasi. Adapun STP yang dibuat adalah:

a. Segmentasi Geografis : Wisatawan domestik.

Segmentasi Demografis : Laki-laki dan Perempuan, semua usia, kelas B – C (menengah ke bawah)

Segmentasi Psikografis : Memiliki ketertarikan dan kepedulian tentang cagar budaya dan budaya Jawa. b. Positioning (penempatan posisi produk)

Menempatkan Desa Wisata Ngempon terutama Candi Ngempon sebagai tempat wisata yang memiliki nilai sejarah dan budaya masyarakat jawa. Positioning iklan ini selanjutnya dibuat pada visual iklan billboard dan tagline “Budaya Kita Sejarah Kita”

(5)

45

Wisatawan domestik, laki-laki dan perempuan belum berkeluarga, laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga dan menginginkan tujuan wisata yang murah dan sekaligus sebagai wujud penghargaan terhadap nilai sejarah serta pelestarian budaya.

2. Menentukan tujuan komunikasi

Adapun tujuan dari pembuatan iklan luar ruang ini adalah periklanan yang menjalankan fungsi informasi. Media iklan luar ruang ini mengkomunikasikan informasi tentang produk, ciri-ciri dan lokasi tentang keberadaan Desa Wisata Ngempon terutama tentang Candi Ngempon dan Petirtaan Derean.

3. Merancang pesan

Penulis membuat pesan iklan yang didasarkan pada consumer insight target sasaran. Penulis melakukan wawancara dengan beberapa pengunjung di area Candi Ngempon. Menurut beberapa pengunjung tersebut selain untuk refreshing kunjungan wisata yang dilakukan juga untuk mengetahui tentang sejarah benda cagar budaya itu sendiri. Oleh karena itu dalam merumuskan pesan iklan yang akan disampaikan, penulis menggunakan pesan tentang sejarah Candi Ngempon itu sendiri. Menurut data yang diperoleh dari beberapa sumber, Candi Ngempon dulunya merupakan tempat untuk mendidik kaum brahma. Pesan iklan ini akan diwujudkan dalam visualisasi iklan billboard.

4. Memilih sarana komunikasi/ pemilihan media komunikasi

Pemilihan media dilakukan dengan menggunakan consumer journey dan point of contact dari salah satu segmentasi yang dituju (wisatawan domestik).

Tabel 4.2 Consumer Journey Nama : Lia

Umur : 18 tahun Pekerjaan : Buruh pabrik Asal : Karanganyar Rutinitas senin-minggu

(6)

46

Consumer Journey Point of Contact

Pagi

- Bangun tidur - Melihat HP

- Merapikan tempat tidur - Mandi

- Berangkat kerja

- Menggunakan angkutan umum/kendaraan pribadi - Sampai di lokasi kerja

- Kamar tidur - Kamar mandi - Jalan - Depan pabrik Siang - Bekerja - Istirahat siang - Melihat hp - Bekerja - Depan pabrik - Media sosial Sore – Malam

- Keluar dari pabrik

- Membeli keperluan di depan pabrik

- Pulang menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi - Sampai dikost - Bersih-bersih - Tidur - Depan pabrik - Jalan - Kamar kost

Sumber: Hasil penelitian 2016, diolah.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara yang dilakukan pada 21 Februari 2016, dan didukung oleh hasil analisa SWOT, consumer journey dan point of contact dari segmentasi yang dituju (wisatawan domestik). Maka penulis memilih media iklan luar ruang berupa billboard dan papan petunjuk arah untuk menginformasikan tentang keberadaan Desa Wisata Ngempon dengan ikon utama Candi Ngempon.

(7)

47

Tabel 4.3 Consumer Journey Nama : Lia

Umur : 18 tahun Pekerjaan : Buruh pabrik Kegiatan hari minggu

Consumer journay Point of contact

- Bangun tidur - Melihat hp - Mandi

- Bertemu dengan teman - Mencari list tempat wisata

di sekitar tempat kost atau mendengar pendapat teman - Perjalanan menuju tempat

wisata

- Lokasi wisata - Tempat makan

- Perjalanan menuju kost - Sampai di kost

- Kamar tidur

- Google

- Jalan meunju lokasi - Lokasi wisata - Tempat makan

Sumber: Hasil penelitian 2016, diolah.

Berdasarkan consumer journey dan point of contact segmetasi yang dituju seperti tabel diatas, penulis juga memilih papan informasi sebagai media dalam menyajikan informasi mengenai Candi Ngempon yang menyajikan data hasil penelitian dari BPCB dan juga berdasarkan informasi dari berbagai sumber mengenai sejarah Candi Ngempon.

4.1.2 Sketsa Media Luar Ruang (Billboard, papan petunjuk arah dan papan informasi )

Setelah melalukan wawancara dengan pihak-pihak terkait, penulis mendapatkan data yang menjadi panduan penulis dalam penggalian ide iklan (brainstorming) dan selanjutnya dapat digunakan dalam perancangan media iklan luar ruang billboard, papan petunjuk dan papan informasi Candi

(8)

48

Ngempon. Beberapa informasi yang menjadi panduan penulis adalah sejarah Candi Ngempon itu sendiri dan juga informasi mengenai ritual pemeluk agama Hindu. Karena belum ditemukan prasasti terkait dengan Candi Ngempon, penulis mencari informasi dari cerita rakyat yang berkembang di masyarakat dan data dari BPCB Jateng. Setelah data diperoleh, kemudian penulis membuat sketsa yang digunakan sebagai panduan dalam proses produksi dan proses editing.

Gambar 9 Sketsa Billboard

Sumber: Data primer, 2016

Gambar 10

Sketsa Papan Petunjuk Arah

(9)

49

Gambar 11 Sketsa Papan Informasi

Sumber: Data Primer, 2016

4.2. Proses Produksi

4.2.1 Produksi Iklan Billboard

Dalam proses produksi iklan billboard, penulis menggunakan lokasi yang masih dalam lingkup area Candi Ngempon sebagai tempat pengambilan gambar. Pemilihan tempat ini diantaranya adalah di dalam area Candi Ngempon dan di area Petirtaan Derekan. Untuk membuat gambar agar terlihat hidup, penulis menggunakan 3 model. 1 model berperan sebagai empu/guru (Bapak Sandiman) dan 2 model lainnya berperan sebagai murid (Arya dan Joko).

Tabel 4.4

Pengambilan Gambar Iklan Billboard

Gambar Adegan Hasil Gambar

Gambar 1

Gambar keseluruhan bangunan candi

(10)

50 Gambar

2

Adegan seorang empu yang sedang mendidik muridnya

Gambar 3

Adegan ketiga model yang melakukan pembersihan diri di area Petirtaan Derekan

Sumber: Data Primer, 2016

4.2.2 Produksi Papan Petunjuk Arah

Dalam proses produksi papan petunjuk arah, penulis menggunakan gambar bangunan candi. Bangunan candi tersebut nantinya akan dibuat menjadi warna hitam (gambar silhoulette) dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop. Gambar yang digunakan untuk papan petunjuk arah adalah sebagai berikut:

Gambar 12

Gambar Candi Untuk Papan Petunjuk Arah

(11)

51 4.2.3 Produksi Papan Informasi

Dalam proses produksi papan informasi, penulis menggunakan beberapa gambar untuk mendukung informasi seputar sejarah Candi Ngempon. Hasil Gambar pada proses produksi papan informasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Pengambilan Gambar Papan Informasi

Gambar Adegan Hasil Gambar

Gambar 1

Gambar keseluruhan bangunan Candi

Gambar 2

Gambar relief yang ditemukan pada dinding candi.

(12)

52 Gambar

3

Adegan ketiga model yang melakukan pembersihan diri di area Petirtaan Derekan.

Sumber: Data Primer, 2016.

4.3 Pasca Produksi

Setelah melewati tahap pra-produksi dan produksi, pada perancangan iklan luar ruang ini selanjutnya masuk dalam tahap editing. Editing merupakan proses menggabungkan potongan-potongan gambar hasil dari tahap produksi.

4.3.1 Persiapan Bahan Editing

Setelah menyimpan hasil pengambilan gambar produksi, penulis memilih gambar yang layak dijadikan sebagai bahan editing dan meletakkan ke dalam bagian desain sesuai dengan sketsa yang dibuat penulis.

4.3.2 Proses Editing Gambar

Dalam proses editing gambar, penulis menggunakan software Adobe photoshop sebagai software untuk mengedit gambar iklan luar ruang Desa Wisata Ngempon ini. Software tersebut digunakan karena selain sering digunakan sebagai software mengedit gambar, software tersebut juga termasuk mudah dalam pengoperasiannya. Proses editing gambar yang dilakukan diantaranya adalah menggabungkan beberapa gambar, memotong gambar sesuai kebutuhan, dan meggabungkan gambar dengan tulisan yang telah dipilih untuk mendukung pesan iklan yang disampaikan.

Gambar 13

Software Adobe Photoshop CS6 untuk Proses Editing

(13)

53

Gambar 14

Proses Editing Iklan Billboard

Sumber: Data primer, 2016 Gambar 15

Proses Editing Petunjuk Arah

Sumber: Data primer, 2016 Gambar 16

Proses Editing Papan Informasi

(14)

54

Dalam proses editing gambar, penulis menggunakan beberapa elemen seperti elemen desain grafis (garis, warna, bidang dan tipografi), fotografi/ilustrasi, warna, tekstur, kontras nilai dan tipografi. Beberapa elemen tersebut digunakan untuk memperoleh desain yang penulis inginkan.

Tabel 4.6

Penggunaan Elemen Desain Visual No Elemen iklan

luar ruang

Tampilan media Keterangan

1. Unsur grafis (titik,garis,bida ng dan ruang)

 Dalam pembuatan desain media luar ruang Desa Wisata Ngempon memakai beragam bentuk garis, baik garis horizontal maupun garis vertikal. Dengan garis tersebut maka dapat terbentuk sebuah visual seperti yang diinginkan.

 Iklan luar ruang ini memakai bentuk bidang seperti kotak, segitiga dan lingkaran.

 Ruang dalam pembuatan iklan luar ruang ini terlihat pada jarak antara satu foto dengan foto lain, dan juga ruang antara penataan kalimat.

2. Foto/ilustrasi Penulis menggunakan foto

untuk mendukung desain yang penulis buat, serta untuk menyampaikan pesan yang

(15)

55

dibuat.

3. Warna

Warna Primer (RGB)

Warna Sekunder (CMYK)

Dalam pembuatan iklan luar ruang ini, penulis memakai warna primer dan warna sekunder. Warna primer adalah warna pokok atau warna inti sedangkan warna sekunder adalah percampuran dua warna primer.

(16)

56

4. Tekstur Pada desain papan petunjuk

arah, penulis juga memberikan tektur kayu pada tanda panah.

5. Kontras Nilai Pada desain billboard, penulis mengaplikasikan kontas nilai agar menggambarkan rentang kecerahan pada desain.

6. Tipografi

Arial Bold

Calibri

Ea Sport Cover

Pada iklan luar ruang ini penulis menggunakan beberapa jenis huruf yaitu arial bold, ea sport cover dan calibri. Alasan penulis menggunakan tipe huruf tersebut adalah karena dapat mudah dibaca dan dipahami.

Sumber: Hasil Penelitian 2016, diolah

4.3.3 Hasil Editing Gambar

Setelah melakukan pemilihan gambar, editing gambar menggunakan software adobe photoshop dengan menggunakan elemen pada desain visual, maka penulis mendapatkan desain iklan billboard, papan petunjuk arah serta papan informasi yang sesuai dengan sketsa sebelumnya telah dibuat pada proses pra-produksi. Adapun desain yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

(17)

57

Gambar 17 Desain Iklan Billboard

Sumber: Data primer, 2016

Untuk menjangkau segmentasi wisatawan domestik, penulis menggunakan iklan billboard dengan gambar yang menggunakan cerita sejarah Candi Ngempon dan Pemandian Derekan. Untuk menarik perhatian, penulis menggunakan aktifitas pemeluk agama hindu pada masa zaman dahulu berdasarkan data yang telah didapat. Foto di area candi merupakan aktifitas yang menggambarkan kegiatan belajar Empu. Sedangkan foto di area Pemandian Derekan merupakan aktifitas yang menggambarkan kegiatan membersihkan diri sebelum melakukan kegiatan beribadah bagi pemeluk agama Hindu

(18)

58 Gambar 18

Desain Papan Petunjuk Arah Candi

Sumber: Data primer, 2016

Papan petunjuk arah berbentuk candi akan dipasang pada beberapa persimpangan jalan menuju area Candi Ngempon. Media iklan ini diharapkan dapat mempermudah wisatawan untuk menuju lokasi Candi Ngempon.

Gambar 19

Desain Papan Informasi

Sumber: Data primer, 2016

Selain menggunakan billboard, penulis juga merancangkan papan informasi yang akan diletakkan di area candi. Papan informasi ini menjadi sarana infomasi bagi pengunjung. Media ini berisikan informasi tentang sejarah singkat candi, sejarah penemuan, sejarah pemugaran serta berisikan informasi seputar relief dan arca yang ditemukan di area Candi Ngempon.

(19)

59 4.3.4 Unsur Desain Visual

Dalam sebuah desain terdapat unsur seni dan unsur komunikasi. Sebuah desain dikatakan efektif jika dapat mempengaruhi perilaku konsumen (Kusrianto, Adi. 2007). Agar desain dapat terlihat menarik perhatian dan pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan benar, maka diperlukan pengetahuan tentang unsur atau komponen dalam desain. Komponen tersebut antara lain terdiri dari grafis, warna, ilustrasi (gambar), bentuk, tekstur dan tipografi.

4.3.4.1Unsur Grafis

Unsur grafis yang dipakai penulis dalam pembuatan iklan luar ruang (outdoor) ini diantaranya garis, titik, bidang, dan ruang. Dari unsur-unsur ini akan terbentuk visual grafis yang diinginkan. Dalam pembuatan iklan luar ruang ini penulis memakai beragam garis baik diagonal, horizontal, dan vertikal. Dari garis ini akan terbentuk visual bidang yang diinginkan.

Pemakaian bidang dalam iklan luar ruang ini penulis memakai bentuk dasar yang sudah dikenal banyak orang yaitu kotak, lingkaran dan segitiga. Dalam desain iklan ini, penulis memakai modifikasi antara bentuk kotak dan segitiga.

Iklan luar ruang ini juga memakai elemen desain grafis ruang. Pemakaian ruang terlihat pada desain billboard yaitu jarak antara satu foto dengan foto lain. Selain desain billboard, ruang juga terlihat pada desain yaitu jarak antara tulisan dengan foto dan jarak antara satu foto dengan foto lain. Pemberian ruang pada desain grafis iklan luar ruang ini dimaksudkan agar audien tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu dan juga dapat mengetahui kapan harus membaca dan kapan harus berhenti.

4.3.4.2Unsur Ilustrasi (Fotografi)

Ilustrasi berguna untuk memahami suatu objek agar berbagai macam orang dengan berbagai macam latar belakang dalam merespon sebuah gambar. Sebuah unsur verbal yang dibuat visual dengan sebuah gambar berarti memunculkan sebuah kesan dan makna tersendiri. Penyampaian informasi menggunakan gambar lebih menarik perhatian audien dibandingkan dengan menggunakan kata-kata. Oleh karena itu penulis memakai pendekatan illustrasi untuk menyampaikan pesan iklan. Hal tersebut dikarenakan gambar dapat menjelaskan arti lebih luas daripada

(20)

60

kata-kata, khususnya apabila gambar itu dilukis untuk mengemukakan ide. Melalui gambar, bahkan yang buta huruf dapat menerima informasi secara lebih mudah. Ilustrasi iklan yang menonjolkan kekuatan gambar lebih mudah untuk mengkomunikasikan detil produk yang ditawarkan (Suryadi,1975).

4.3.4.3Unsur Warna

Warna merupakan unsur penting dalam objek desain. Dengan warna orang dapat menampilkan identitas, menyampaikan pesan, atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk visual secara jelas. Warna juga dapat didefinisikan secara obyektif/ fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Dalam pembuatan desain iklan luar ruang ini, penulis menggunakan warna RGB dan CMYK.

Gambar 20

Warna Primer (RGB) dan Warna Sekunder (CMYK)

Sumber: Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi

Dalam desain iklan luar ruang ini penulis lebih banyak menggunakan warna biru, hijau dan coklat. Warna tersebut digunakan untuk menampilkan kesan sejuk dan tenang.

4.3.4.4Unsur Tekstur

Tekstur adalah kualitas permukaan atau kualitas papan atau kertas atau atau halaman elektronik. Di dalam seni desain terdapat dua tipe tekstur yaitu tekstur tactile atau tekstur nyata dan tekstur visual atau tekstur ilusi. Tekstur tactile adalah tekstur nyata, sedangkan tekstur visual adalah tekstur ilusi yang dibuat menggunakan aplikasi grafis (Suyanto, 2004). Dalam pembuatan iklan luar ruang ini penulis menggunakan tekstur tactile yang

(21)

61

dibuat dengan menggunakan aplikasi grafis. Penggunaan tekstur tactile terlihat pada desain papan petunjuk arah Candi Ngempon.

Gambar 21

Penggunaan Tekstur pada Desain

Sumber: Data primer, 2016 4.3.4.5Unsur Kontras Nilai

Pada desain billboard, penulis mengaplikasikan unsur desain grafis berupa kontas nilai. Background pada desain billboard diberikan efek gelap dibandingkan dengan desain utama. Hal tersebut dilakukan menggunakan salah satu tool (Gaussian blur) yang ada pada aplikasi adobe photoshop. Penggunan unsur grafis tersebut dimaksudkan agar menggambarkan rentang kecerahan dan kegelapan pada desain.

Gambar 22

Penggunaan Kontras Nilai Pada Desain Billboard

(22)

62 4.3.4.1Unsur Tipografi

Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Pada pembuatan iklan luar ruang ini penulis menggunakan beberapa tipe huruf yaitu arial bold, calibri dan ea sport cover. Pada billboard, penulis menggunan tipe huruf arial bold dan ea sport cover. Dua tipe huruf ini memiliki unsur yang sederhana dan mudah dibaca. Pemakaian huruf ini bertujuan agar judul dan tagline iklan yang digunakan terlihat jelas, sederhana dan mudah dipahami. Hal tersebut mengingat target audien iklan ini adalah pengguna jalan yang sedang terkena lampu merah dalam waktu kurang dari 1 menit. Pada desain papan informasi penulis menggunakan tipe huruf calibri agar informasi sejarah seputar Candi Ngempon dapat mudah dibaca oleh pengunjung. Selain tipe atau jenis huruf, penulis juga menggunakan gaya tulisan agar memberikan penekanan pada pesan iklan.

Gambar 23

Penekanan Pesan dengan Gaya Tulisan

Sumber: Data primer, 2016

Dengan menggunakan gaya tulisan pada desain billboard, unsur legibility (kemudahan pembacaan), readibility (kemampuan pembacaan), visibility (keterlihatan) serta clearity (kejelasan) dapat terpenuhi sehingga dapat memaksimalkan fungsi keterbacaan.

4.4 Hasil Uji Publik

Penulis menyebarkan kuesioner kepada 20 responden yang berada di kawasan Jalan Lemah Ireng Raya, Area Candi Ngempon dan Area Petirtaan Derekan sebagai penilaian uji publik terhadap billboard, papan informasi dan papan petunjuk arah Candi Ngempon. Adapun anggaran yang dikeluarkan untuk keperluan uji publik adalah sebagai berikut:

(23)

63

Tabel 4.7

Anggaran Uji Publik Billboard

No. Nama barang Spesifikasi Harga Total

1. Bambu Kerangka billboard total bamboo yang dibutuhkan adalah 19 m.

Rp. 3000,- Rp. 57.000,-

2. Cetak MMT Ukuran sebenarnya 4 x 6 m2 diperkecil menjadi ukuran 2,5 x 3 m2

Rp. 17.000,- Rp. 127.500,-

Sumber: Data Primer, 2016.

Berikut adalah hasil uji publik yang dilakukan:

1. Uji publik pertama dilakukan di kawasan Jalan Lemah Ireng Raya pada Sabtu, 25 Juni 2016 (billboard).

2. Uji publik kedua dilakukan di area Candi Ngempon pada Senin, 27 Juni 2016 (papan informasi).

3. Uji publik ketiga dilakukan di area Petirtaan Derekan pada Selasa, 28 Juni 2016 (papan petunjuk arah).

Skala penilaian : o SB : Sangat Bagus o B : Bagus o CB: Cukup Bagus o KB: Kurang Bagus o TB: Tidak Bagus

Dengan pernyataan dalam formulir penilaian sebagai berikut : 1. Nama iklan komersial ini menarik untuk khalayak sasarannya. 2. Pesan dalam iklan komersial ini sesuai dengan khalayak sasarannya.

3. Khalayak sasarannya dapat memahami dengan jelas pesan yang disampaikan melalui iklan komersial ini.

(24)

64

5. Kata-kata yang digunakan dalam iklan layanan masyarakat sesuai dan dapat dipahami oleh khalayak sasarannya.

6. Warna tulisan kontras dengan background.

7. Bentuk font tulisan memudahkan untuk dibaca khalayak. 8. Ukuran tulisan cukup dibaca untuk khalayak.

9. Ada gambar-gambar dan ikon yang menarik perhatian. 10.Iklan komersial ini telah memenuhi etika yang ada.

Untuk menganalisa hasil uji publik media iklan yang telah dibuat, penulis menggunakan analisa statistik deskriptif. Berikut ini merupakan interval yang telah penulis buat:

Tabel 4.8

Interval Indikator Jawaban Uji Publik

Tingkat Skala Interval Interprestasi

1 5-13 Tidak Bagus

2 14-22 Kurang Bagus

3 23-31 Cukup Bagus

4 32-40 Bagus

5 41-50 Sangat Bagus

Sumber: Data Primer 2016, diolah. 4.4.1 Hasil Uji Publik Iklan Billboard

Berdasarkan uji publik yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.9

Statistik Deskriptif Hasil Uji Publik Iklan Billboard

No. Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Bagus 9 45 %

2. Bagus 7 35 %

3. Cukup Bagus 4 20 %

4. Kurang Bagus - -

5. Tidak Bagus - -

(25)

65

Tabel 4.10 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

VAR00011 20 30.00 50.00 39.8500 7.28571

Valid N

(listwise) 20

Sumber: Hasil Penelitian 2016, diolah

4.4.2 Analisa Tanggapan Responden Iklan Billboard

Adapun analisa tanggapan responden pada uji publik iklan billboard yang didapatkan dari 20 responden terhadap sepuluh pertanyaan yang diajukan adalah sebanyak 9 orang atau 45% responden menjawab bahwa iklan billboard sangat bagus, sebanyak 7 orang atau 35% responden menjawab bahwa iklan billboard bagus sedangkan sebanyak 4 orang atau 20% responden menjawab iklan billboard tersebut cukup bagus. Jika dilihat dari secara keseluruhan, rata-rata responden menjawab bagus terhadap semua pertanyaan yang diajukan.

4.4.3 Hasil Uji Publik Papan Petunjuk Arah

Adapun hasil uji publik papan penunjuk arah adalah sebagai berikut: Tabel 4.11

Statistik Deskriptif Hasil Uji Publik Papan Petunjuk Arah

No. Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Bagus 8 40 %

2. Bagus 10 50 %

3. Cukup Bagus 2 10 %

4. Kurang Bagus - -

5. Tidak Bagus - -

Sumber: Hasil Penelitian 2016, diolah. Tabel 4.12

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00011 20 29.00 49.00 41.5000 5.11448

Valid N (listwise) 20

(26)

66

4.4.4 Analisa Tanggapan Responden Papan Petunjuk Arah

Adapun analisa tanggapan responden pada uji publik papan petunjuk arah yang didapatkan dari 20 responden terhadap sepuluh pertanyaan yang diajukan adalah sebanyak 10 orang atau 50 % responden menjawab bahwa papan petunjuk arah bagus, sebanyak 8 orang atau 40 % responden menjawab bahwa papan petunjuk arah sangat bagus sedangkan sebanyak 2 orang atau 10 % responden menjawab papan petunjuk arah tersebut cukup bagus. Jika dilihat secara keseluruhan, rata-rata responden menjawab sangat bagus terhadap semua pertanyaan yang diajukan.

4.4.5 Hasil Uji Publik Papan Informasi

Adapun hasil uji publik papan informasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.13

Statistik Deskriptif Hasil Uji Publik Papan Informasi

No. Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Bagus 9 45 %

2. Bagus 10 50 %

3. Cukup Bagus 1 5 %

4. Kurang Bagus - -

5. Tidak Bagus - -

Sumber: Hasil Penelitian 2016, diolah. Tabel 4.14

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00011 20 29.00 49.00 41.5000 5.11448

Valid N

(listwise) 20

Sumber: Hasil Penelitian 2016, diolah

4.4.6 Analisa Tanggapan Responden Papan Informasi

Adapun analisa tanggapan responden pada uji publik papan informasi yang didapatkan dari 20 responden terhadap sepuluh pertanyaan yang diajukan adalah sebanyak 10 orang atau 50 % responden menjawab bahwa papan informasi bagus, sebanyak 9 orang atau 45 % responden menjawab bahwa papan informasi sangat bagus sedangkan sebanyak 2 orang atau 10 % responden menjawab papan

(27)

67

informasi tersebut cukup bagus. Jika dilihat secara keseluruhan, rata-rata responden menjawab sangat bagus terhadap semua pertanyaan yang diajukan.

Gambar

Tabel 4.2  Consumer Journey  Nama  : Lia
Tabel 4.3  Consumer Journey   Nama  : Lia
Gambar 9  Sketsa Billboard
Gambar 11  Sketsa Papan Informasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Burns dan Merchant (1994) terdiri dari 13 skenario manajemen laba, enam skenario adalah manipulasi operasional

Tegangan terminal pada beban terhubung Y terdiri dari tiga impedansi yang sama 20 ∠ 30° Ω adalah 4.4 kV line to line.. Tentukan tegangan line-to-line di substation

1)Pemberian informasi kepada guru bidang studi Matematika tentang model pembelajaran cooperative learning tipe TAI (team assisted individualization). 2) Menentukan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air, pupuk hijau cair yang berasal dari daun Kihujan ( Samanea saman ) dan Azolla ( Azolla pinnata ), EM4, tanah, dan

Adapun tugas tenaga ahli bidang Estimasi Biaya adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan pekerjaan yang mencakup perhitungan volume dan biaya gedung sesuai dengan

(2) Dalam melaksanakan kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Reje dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan,

Pimpinan Program Studi menjamin bahwa kemampuan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan seperti dimaksud pada

Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Yendrawati (2013), Sari dan Banu (2014) serta Surastiani dan Bestari (2015) yang menyatakan kapasitas sumber daya