• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 dari 15 hal. Putusan No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr

P U T U S A N

Nomor __/Pdt.G/2015/PA.Sgr.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara Cerai Gugat yang diajukan oleh:

Penggugat, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan pembantu

rumah tangga, tempat tinggal di Kabupaten Buleleng, sebagai

Penggugat;

melawan

Tergugat, umur 20 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan

Pedagang, tempat tinggal di Kabupaten Buleleng, sekarang tidak diketahui lagi tempat tinggalnya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini;

Telah mendengar keterangan Penggugat dan para saksi di persidangan;

DUDUK PERKARA

Bahwa Penggugat berdasarkan surat gugatannya tertanggal 02 Februari 2015 telah mengajukan gugatan Cerai Gugat yang didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Singaraja, dengan Nomor __/Pdt.G/2015/PA.Sgr tanggal 02 Februari 2015, dengan dalil-dalil sebagai berikut:

1. Bahwa, pada tanggal 28 Oktober 2013, Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng,

(2)

Hal. 2 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr sebagaimana Kutipan Akta Nikah Nomor: 131/22/X/2013, tanggal 28 Oktober 2013;

2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah orang tua Penggugat di Kabupaten Buleleng selama 3 bulan dan selama dalam pernikahan antara Penggugat dan Tergugat telah melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami isteri, namun belum dikaruniai anak;

3. Bahwa kurang lebih sejak bulan Januari 2014 berturut-turut hingga sekarang, Tergugat pergi meninggalkan Penggugat tanpa izin Penggugat dan tanpa alasan yang sah. Selama itu pula Tergugat tidak pernah pulang dan tidak pernah kirim kabar serta tidak diketahui alamatnya yang jelas dan pasti di wilayah Republik Indonesia, serta selama itu pula Tergugat tidak pernah memberi nafkah Penggugat;

4. Bahwa Penggugat telah berusaha mencari Tergugat dengan menanyakan kepada orang tua Tergugat, namun orang tua Tergugat tidak mengetahui keberadaan Tergugat;

5. Bahwa atas sikap dan perbuatan Tergugat tersebut, Penggugat sudah tidak sanggup lagi untuk meneruskan hidup berumah tangga bersama Tergugat dan memilih bercerai;

6. Bahwa Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini;

Berdasarkan alasan atau dalil-dalil di atas, Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Singaraja Cq. Majelis Hakim agar segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan sebagai berikut: 1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu ba'in shughro Tergugat (Tergugat) terhadap Penggugat (Penggugat);

3. Membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;

Atau apabila Pengadilan Agama Singaraja berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;

(3)

Hal. 3 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr Bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat datang menghadap ke muka sidang, sedangkan Tergugat tidak datang dan tidak pula menyuruh orang lain untuk menghadap sebagai wakil/kuasanya, meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut, yang relaas panggilannya dibacakan di dalam sidang dan tidak ternyata bahwa tidak datangnya itu disebabkan oleh suatu halangan yang sah;

Bahwa majelis hakim telah menasehati Penggugat agar berpikir untuk tidak bercerai dengan Tergugat, tetapi Penggugat tetap pada pendiriannya untuk menuntut cerai kepada Tergugat;

Bahwa perkara ini tidak dapat dimediasi karena Tergugat tidak pernah datang menghadap meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, selanjutnya dimulai pemeriksaan dengan membacakan surat gugatan Penggugat yang maksud dan isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti berupa:

A. Surat;

1. Fotokopi Buku Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Buleleng Nomor: 131/22/X/2013, tanggal 28 Oktober 2013, bermaterai cukup dan telah sesuai dengan aslinya (bukti P.1);

2. Fotokopi Surat Keterangan Domisili atas nama Penggugat (Penggugat) Nomor 198/LKA/II/2015 dari Kepala Kelurahan Kampung Anyar tanggal 02 Januari 2015, bermaterai cukup dan telah sesuai dengan aslinya (bukti P.2);

3. Fotokopi Surat Keterangan atas nama Tergugat (Tergugat), Nomor: 187/LKA/I/2015, tanggal 30 Januari 2015, yang dikeluarkan oleh Kepala Kelurahan Kampung Anyar, yang menyatakan bahwa sudah satu tahun tiga bulan Termohon telah meninggalkan rumah dan tidak diketahui lagi keberadaanya hingga saat ini di seluruh wilayah Republik Indonesia, yang bermaterai cukup dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya, (bukti P.3);

(4)

Hal. 4 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr B. Saksi;

1. SAKSI I, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan pencari rongsokan, bertempat tinggal di Kabupaten Buleleng, yang dalam persidangan mengaku sebagai Bapak kandung Penggugat, di bawah sumpah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

 Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, keduanya suami-istri sah;

 Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat belum dikaruniai anak;

 Bahwa saksi mengetahui antara Penggugat dan Tergugat tidak pernah bertengkar, namun sejak Januari 2014 Tergugat pergi meninggalkan Penggugat tanpa pamit;

 Bahwa saksi mengetahui sejak kejadian tersebut antara Penggugat dengan Tergugat pisah tempat tinggal sampai sekarang;

 Bahwa saksi dan Penggugat sudah pernah berusaha untuk mencari Tergugat, namun tidak ketemu;

 Bahwa sejak perpisahan itu Tergugat tidak pernah memberikan nafkah dan sudah tidak ada komunikasi lagi dengan Penggugat; 2. SAKSI II, umur 60 tahun, agama Islam, pendidikan tidak sekolah,

pekerjaan Pembantu Rumah Tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Buleleng, dalam sidang mengaku sebagai tetangga Penggugat, di bawah sumpah memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:  Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami-istri sah;

 Bahwa saksi mengetahui sejak empat bulan setelah pernikahan Tergugat pergi meninggalkan Penggugat tanpa pamit;

 Bahwa saksi mengetahui sejak kejadian tersebut antara Penggugat dengan Tergugat pisah tempat tinggal;

 Bahwa Penggugat sudah pernah berusaha untuk mencari Tergugat ke teman-teman Tergugat, namun tidak ketemu;

 Bahwa sejak perpisahan itu Tergugat tidak pernah memberikan nafkah;

(5)

Hal. 5 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr  Bahwa sejak perpisahan tersebut antara Penggugat dan Tergugat

sudah tidak ada komunikasi lagi;

Bahwa Penggugat menyatakan tidak mengajukan sesuatu apapun dan memberikan kesimpulan yang pada pokoknya tetap dengan gugatannya dan mohon putusan;

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini maka semua hal yang termuat dalam berita acara sidang ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa perkara ini adalah gugatan cerai yang termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan Pasal 73 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan mengalami perubahan yang ke dua menjadi Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka merupakan kewenangan mutlak (absolute competentie) Pengadilan Agama;

Menimbang, bahwa dari keterangan Penggugat yang dibuktikan dengan alat bukti (P.2), berupa fotokopi Surat Keterangan Domisili atas nama Penggugat dan telah bermeterai cukup serta cocok dengan aslinya, isi bukti tersebut menjelaskan mengenai tempat kediaman Penggugat, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formal dan materiil, berdasarkan hal itu maka harus dinyatakan dahulu telah terbukti bahwa domisili Penggugat berada di wilayah yuridiksi Pengadilan Agama Singaraja, sehingga secara hukum perkara ini merupakan kompetensi relatif (relatife competentie) Pengadilan Agama Singaraja;

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah dipanggil sesuai ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan oleh karena alamat dan domisili Tergugat tidak jelas di seluruh wilayah Republik Indonesia, sehingga pemanggilan Tergugat tersebut dilakukan melalui

(6)

Hal. 6 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr papan pengumuman Pengadilan Agama Singaraja dan melalui Mass Media (RRI Singaraja) sebanyak dua kali dengan tenggang waktu antara pengumuman pertama dan kedua selama satu bulan, namun ternyata Termohon tidak pernah datang menghadap di persidangan meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, dan ternyata ketidakhadirannya itu tidak disebabkan oleh suatu alasan yang sah, maka berdasarkan ketentuan Pasal 718 ayat (3) R.Bg. dan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, maka relaas panggilan tersebut harus dinyatakan sah;

Menimbang, bahwa dalam persidangan Majelis Hakim telah berusaha menasehati Penggugat agar dapat rukun dan mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat, hal ini sesuai maksud Pasal 65 dan 82 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 jo Pasal 154 ayat (1) R.Bg., jo Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 143 Kompilasi Hukum Islam, namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa Proses Mediasi sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Mediasi tidak layak dilaksanakan, karena Tergugat tidak pernah hadir dalam persidangan;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah cerai gugat dengan alasan sejak bulan Januari 2014 berturut-turut hingga sekarang, Tergugat pergi meninggalkan Penggugat tanpa izin Penggugat dan tanpa alasan yang sah dan selama itu pula Tergugat tidak pernah pulang dan tidak pernah kirim kabar serta tidak diketahui alamatnya yang jelas dan pasti di wilayah Republik Indonesia serta Penggugat telah berusaha mencari Tergugat, namun tidak ketemu;

Menimbang, bahwa meskipun Tergugat tidak pernah hadir dalam persidangan yang secara formal tidak dapat membantah dalil-dalil gugatan Penggugat, namun oleh karena perkara ini adalah sengketa dalam bidang perkawinan (hukum keluarga) yang merupakan perkara perdata khusus serta untuk menghindari kebohongan dan kesepakatan para pihak untuk bercerai

(7)

Hal. 7 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr maka Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini tetap membebankan wajib bukti terhadap Penggugat;

Menimbang, bahwa sesuai bunyi Pasal 283 R.Bg., yang menyatakan bahwa “Barang siapa beranggapan mempunyai suatu hak atau suatu keadaan,

maka untuk menguatkan haknya atau menyangkal hak seseorang lain, harus membuktikan hak atau keadaan itu”;

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan pokok-pokok sengketa antara Penggugat dan Tergugat, terlebih dahulu Majelis Hakim akan mempertimbangkan hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti (P.1) merupakan akta autentik (vide Pasal 285 R.Bg.) yang membuktikan tentang ikatan perkawinan Penggugat dengan Tergugat (vide Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), selain itu bukti tersebut tidak ada yang membuktikan sebaliknya (menyangkal) sehingga Majelis Hakim menilai bahwa bukti tersebut memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat, karenanya Majelis Hakim berkesimpulan bahwa posita Penggugat pada poin satu telah terbukti, sehingga Majelis Hakim patut menyatakan bahwa antara Penggugat dengan Tergugat terbukti telah dan masih terikat dalam perkawinan yang sah sekaligus merupakan pihak yang berkepentingan dalam perkara ini (persona standy in judicio);

Menimbang, bahwa bukti P.3 yang merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup serta cocok dengan aslinya, isi bukti tersebut menjelaskan bahwa sejak satu tahun tiga bulan Termohon telah meninggalkan rumah dan tidak diketahui lagi keberadaanya hingga saat ini di seluruh wilayah Republik Indonesia, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formal dan materiil sebagai alat bukti sebagaimana maksud pasal 301 Rbg jo. Pasal 1888 KUH Perdata jo. Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai, maka bukti tersebut dapat diterima, serta mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat juga mengajukan saksi-saksi, yang mana oleh Majelis Hakim akan dipertimbangkan untuk memutus perkara ini;

(8)

Hal. 8 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr Menimbang, bahwa saksi pertama yang diajukan oleh Penggugat ternyata sudah dewasa dan sudah disumpah, maka berdasarkan Pasal 172 ayat 1 angka 4 R.Bg, saksi tersebut telah memenuhi syarat formil sebagai seorang saksi, sehingga dapat di terima;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi pertama Penggugat yang menyatakan bahwa saksi tidak pernah melihat pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat, namun saksi tersebut menyatakan bahwa saksi mengetahui secara langsung tentang perpisahan tempat tinggal yang terjadi antara Penggugat dan Tergugat sejak bulan Januari 2014 dan disamping itu Penggugat sudah berusaha untuk mencari keberadaan Tergugat, hal ini menunjukan kesungguhan Penggugat untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya bersama Tergugat, namun tidak berhasil, sehingga kesaksian tersebut menguatkan gugatan Penggugat pada posita angka 3 (tiga) dan 4 (empat);

Menimbang, bahwa saksi ke dua yang diajukan oleh Penggugat ternyata sudah dewasa dan sudah disumpah, maka berdasarkan Pasal 172 ayat 1 angka 4 R.Bg, saksi tersebut telah memenuhi syarat formil sebagai seorang saksi, sehingga dapat di terima;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi ke dua Penggugat yang menyatakan bahwa saksi mengetahui sendiri tentang perginya Tergugat tanpa pamit, yaitu sejak empat bulan setelah penikahan sampai sekarang, walaupun Penggugat sudah berusaha untuk mencari keberadaan Tergugat, hal ini menunjukan kesungguhan Penggugat untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya bersama Tergugat, namun tidak berhasil, sehingga kesaksian tersebut menguatkan gugatan Penggugat pada posita angka 3 (tiga) dan 4 (empat);

Menimbang, bahwa ternyata keterangan para saksi tersebut adalah fakta yang dilihat sendiri, didengar sendiri, diketahui sendiri dan relevan dengan dalil yang harus dibuktikan oleh Penggugat serta saling berkaitan dan mendukung antara satu dengan yang lainnya, maka berdasarkan Pasal 308 ayat (1) dan Pasal 309 R.Bg., saksi-saksi tersebut telah memenuhi syarat materiil, sehingga

(9)

Hal. 9 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr keterangan saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti dalam mempertimbangkan perkara ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat serta alat-alat bukti yang telah diajukan oleh Penggugat, maka Majelis Hakim memperoleh fakta-fakta kejadian yang terungkap di persidangan sebagai berikut:

- Bahwa antara Penggugat dan Tergugat adalah suami-isteri sah;

- Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak harmonis karena sejak bulan Januari 2014 sampai sekarang Tergugat pergi meninggalkan Penggugat tanpa tujuan yang jelas;

- Bahwa antara keduanya telah berpisah tempat tinggal sejak bulan Januari 2014;

- Bahwa sejak berpisah antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak ada komunikasi;

- Bahwa sejak pisah Tergugat tidak pernah lagi memberikan nafkah kepada Penggugat, baik nafkah lahir maupun batin;

- Bahwa Penggugat sudah berusaha untuk mencari Tergugat, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta kejadian diatas, maka ditemukan fakta-fakta hukum:

- Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah;

- Bahwa antara Penggugat dan Tergugat sejak bulan Januari 2014 sudah tidak harmonis lagi karena sudah pisah tempat tinggal;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa keadaan rumah tangga yang dialami Penggugat dan Tergugat yang sedemikian rupa yang pada klimaksnya Penggugat menyatakan tidak ingin bersatu lagi dengan Tergugat, merupakan qarinah yang menunjukkan bahwa perkawinan Penggugat dengan Tergugat telah pecah (broken marriage), sehingga sangat tidak memungkinkan untuk menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sebagaimana tujuan perkawinan yang terdapat pada Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam dan maksud firman Allah dalam surat

(10)

Hal. 10 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr









































Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”;

Menimbang, bahwa dari fakta tersebut di atas, maka telah terbukti adanya perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat, karena pengertian perselisihan dan pertengkaran tersebut mengandung makna abstrak yang substansinya adalah ketidakrukunan dan/atau ketidakharmonisan antara suami-isteri dalam rumah tangga, yang dalam hal ini berupa kondisi pisah tempat tinggal antara Penggugat dan Tergugat sejak bulan Januari 2014 sampai sekarang, hal ini juga sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor: 136/K/AG/1997 tanggal 26 Februari 1998 yang menyatakan bahwa pisah rumah merupakan indikasi terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus;

Menimbang, bahwa adanya fakta Penggugat dan Tergugat telah berpisah rumah adalah bentuk pengabaian terhadap ketentuan Pasal 32 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 78 ayat (1) dan (2) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia dimana kedua aturan tersebut memerintahkan bahwa suami istri harus mempunyai kediaman yang tetap, maksudnya kehidupan suami istri yang bertujuan membentuk keluarga yang bahagia haruslah berada dalam satu rumah dan apabila salah seorang meninggalkan atau keluar dari kediaman bersama sehingga suami dan istri tidak berada dalam satu rumah tanpa sebab atau alasan yang dapat dibenarkan, maka keadaan tersebut merupakan indikasi telah terjadi disharmonis dalam kehidupan rumah tangga tersebut;

(11)

Hal. 11 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr Menimbang, bahwa dengan adanya fakta bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat tinggal menunjukkan bahwa antara Penggugat dan Tergugat tidak lagi terjalin komunikasi timbal balik secara harmonis sehingga Penggugat dan Tergugat sebagai suami-istri telah meninggalkan hak dan kewajibannya masing-masing sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 33 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 77 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, yaitu “antara suami dan istri harus saling cinta

mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir maupun batin yang satu kepada yang lain”, sedangkan rumah tangga Penggugat dan

Tergugat sudah tidak demikian adanya;

Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi putusan Mahkamah Agung RI Nomor 375 K/AG/1995, tanggal 26 Maret 1997, dalam putusan tersebut Mahkamah Agung dalam pertimbangannya antara lain menyatakan bahwa suami isteri yang tidak berdiam serumah lagi dan tidak ada harapan untuk dapat hidup rukun kembali, maka rumah tangga yang seperti itu telah terbukti retak dan pecah dan telah memenuhi alasan cerai berdasarkan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang telah terbukti dapat disimpulkan bahwa antara Penggugat dan Tergugat tidak mungkin lagi dapat melaksanakan hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga dan oleh karenanya tidaklah berdosa jika Penggugat menuntut perceraian sebagaimana dituntutkan dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 229 yang berbunyi:

هِب ْتَدَتْفا اَميِف اَمِهْيَلَع َحاَنُج َلاَف ِالله َد ْوُدُح اَمْيِقُي لأَا ْمُتْفِخ ْنِإَف

ِ.

Artinya: ”Apabila menurut pertimbangan kamu sekalian bahwa antara suami

istri tidak mungkin lagi dapat menegakkan hukum-hukum Allah (mengenai hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga), maka tidaklah berdosa jika istri menebus dirinya untuk bercerai”;

Menimbang, bahwa walaupun Islam membenci adanya perceraian namun Islam juga membolehkan perceraian manakala suatu rumah tangga sudah tidak dapat dipertahankan lagi keutuhannya dan tidak dapat diharapkan kebaikannya, satu dan lain hal disebabkan karena seorang isteri sudah tidak menyenangi sama sekali terhadap suaminya karena sikap dan tingkah lakunya,

(12)

Hal. 12 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr sebagaimana yang dimaksud dalam Kitab Ghoyatul Marom yang selanjutnya diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai pendapatnya sendiri, yang berbunyi:

ةَقْلَط ى ِض اقلا ِهْيلَع َقّلَط اَهِج ْوَزِل ِةَج ْوّزلا ُةَبْغَر ٌمَدَع َّدَتْشا اذإو

Artinya: “Di waktu isteri sudah sangat tidak senang terhadap suaminya, maka

hakim dapat menjatuhkan talak si suami”.

Menimbang, bahwa dalam hal ini Majelis Hakim juga memperhatikan firman Allah SWT dalam Surat an-Nisa ayat 130 menyebutkan:

اَقَّرَفَتَي نِإ َو

اميِك َح اع ِسا َو ُ ّالله َناَك َو ِهِتَعَس نِّم ّلاُك ُ ّالله ِنْغُي

Artinya: Dan jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Bijaksana.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa gugatan Penggugat tidak melawan hukum dan telah terbukti bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus yang dan sulit untuk dirukunkan kembali dalam rumah tangganya (Onheelbare Twespalt) serta mempunyai alasan hukum, sebagaimana ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan telah sesuai dengan alasan perceraian sebagaimana diatur dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 116 huruf (f) Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, bahkan sebaliknya apabila perkawinan mereka tidak diputuskan/diceraikan, maka perselisihan dan pertengkaran yang tidak berkesudahan antara Penggugat dan Tergugat tersebut akan mengakibatkan makin beratnya beban penderitaan lahir dan batin kedua belah pihak, karena itu gugatan Penggugat patut dikabulkan (vide Pasal 70 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009);

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 119 ayat (2) huruf (c) Kompilasi Hukum Islam, maka gugatan Penggugat dikabulkan dengan Talak Satu Ba’in

(13)

Hal. 13 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr Sughra dari Tergugat kepada Penggugat, sehingga mantan suaminya tidak boleh rujuk dengan bekas isterinya kecuali dengan akad nikah baru sebagaimana ketentuan Pasal 119 ayat (2) huruf (c) Kompilasi Hukum Islam yang mana akan dicantumkan dalam diktum amar putusan ini;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah dikabulkan, sedangkan Tergugat tidak pernah hadir dalam persidangan, maka sesuai maksud Pasal 149 ayat (1) R.Bg., perkara ini akan diputus dengan tanpa hadirnya Tergugat (verstek), hal mana sefaham dengan pendapat Ahli Fiqih dalam Kitab I’anathu Tholibin Juz IV halaman 380 yang selanjutnya diambil alih oleh Majelis Hakim sebagai pendapatnya sendiri, yang berbunyi:

َناك ْنإ ِزِئاَج ِرِذْعَتْوَا ِراَوَتِب ِسِلْجَملْا ِنَعْوَا ِدْلَبلْا ِنَع ِبِئاَغ ىَلَع ُءاَضَقلْاَو

َعَم

ةَجُح ىِعَّدُملا

Artinya: “Hakim boleh memutus perkara atas orang yang tidak berada di tempat

atau dari Majelis Hakim, baik ketidak hadirannya itu tersembunyi atau enggan, apabila Penggugat ada bukti yang kuat”.

Menimbang, bahwa untuk tertibnya pencatatan perceraian berdasarkan Pasal 84 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 jo Pasal 147 ayat (2) dan (5) Kompilasi Hukum Islam, maka Majelis Hakim memandang perlu memerintahkan Panitera mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap tanpa bermaterai kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) yang mewilayahi tempat tinggal Penggugat dan Tergugat serta tempat perkawinan didaftarkan, untuk dicatat;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Penggugat yang jumlahnya akan disebutkan dalam diktum amar putusan ini;

(14)

Hal. 14 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr Memperhatikan, segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

1. Menyatakan, bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan, tidak hadir;

2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek;

3. Menjatuhkan talak satu ba'in sughra Tergugat (Tergugat) terhadap Penggugat (Penggugat);

4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Singaraja untuk mengirimkan satu helai salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap tanpa bermeterai kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan dan kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 326.000,- (Tiga ratus dua puluh enam ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yang dilangsungkan pada hari Selasa tanggal 07 Juli 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 20 Ramadhan 1436 Hijriyah, oleh kami Doni Burhan Efendi, S.HI., sebagai Ketua Majelis, Mohammad Aghfar Musyaddad, S.H., dan Abdul Mustopa, S.HI., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan oleh Ketua Majelis yang dihadiri Hakim-Hakim Anggota tersebut dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari itu juga, dibantu oleh Diah Erowaty, SH., selaku Panitera Pengganti, dengan dihadiri Penggugat tanpa hadirnya Tergugat;

(15)

Hal. 15 dari 15 hal. Put No. __/Pdt.G/2015/PA.Sgr

Hakim Anggota, Ketua Majelis,

Mohammad Aghfar Musyaddad, S.H.

Doni Burhan Efendi, S.H.I.

Abdul Mustopa, S.H.I.

Panitera Pengganti,

Diah Erowaty, SH.

Perincian Biaya Perkara:

1. Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000,- 2. Biaya Proses : Rp. 60.000,- 3. Biaya Panggilan : Rp. 225.000,- 4. Biaya Redaksi : Rp. 5.000,- 5. Biaya Meterai : Rp. 6.000,- J u m l a h : Rp. 326.000,- (Tiga ratus dua puluh enam ribu rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pola alokasi lahan, membandingkan pengeluaran beras rumah tangga dan membandingkan pola

Puji syukur kepada Allah SWT, dengan kemudahan, kesempatan dan kesehatan yang di anugerahkan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir

Sedangkan perbandingan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian [14] yang menggunakan dataset yang sama namun menggunakan algoritma yang berbeda yaitu algoritma C4.5

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara self-efficacy dalam pembelajaran kimia berbasis

Kedua deiksis ich yang terdapat dalam kutipan di atas merujuk kepada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan. Pada kedua contoh di atas,

Penelitian Ying Hsu juga mengungkapkan bahwa siswa yang fokus dalam self monitoring dapat membantu siswa memonitor diri sendiri serta meningkatkan kinerja pembelajaran mereka

(1) Maksud dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melakukan pembukaan, pengoperasian dan penutupan rekening serta

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan alat ukur kapasitansi meter dengan beragam desain, harga yang relatif murah, memiliki rentang pengukuran yang besar