MATERI
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Normal
Persalinan Patologis
Kehamilan dan Persalinan dengan Penyulit Obstetri
Kehamilan dan Persalinan dengan Penyulit Medis Non-Obstetri
Kontrasepsi
Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Normal
1. Menghitung Usia Kehamilan
2. Diagnosis Kehamilan
3. Persalinan Normal
4. Ruptur Perineum
5. Puerperium
MENGHITUNG USIA KEHAMILAN
1. Rumus naegle
2. Gerakan fetus I
3. Palpasi
Abdomen
4. USG
Gerakan fetus I (quickening)
Primi gravida : 18 mg
Multi gravida : 16 mg
Palpasi abdomen :
- Rumus Bartholomew
- Rumus Mc Donald
Lect. By dr. H.R. Siswosudarmo, Sp.OG
Duration : 280 ± 14 days or 38 to 42 weeks 37 to 41 : fullterm pregnancy
28 to 37 : preterm pregnancy 42 or more : postterm pregnancy
siklus mens
28 hari
Ovulasi : hari ke 14
HPL : ovulasi + (9bl-7hr) = 280 hr dari HPHT (40 mg)
HPL : (hpht+14hr) + (9 bl -7hr)
: HPHT +7 hr + (1 th-3 bl)
Rumus :
(day+7), (month -3),
(year +1)
RUMUS NAEGLE
RUMUS PARIKH
Siklus mens
bukan 28 hari
Ovulasi: 14 hari sebelum mens berikutnya = siklus-14 hr
HPL : ovulasi + (9 bl-7 hr)
: {HPHT + (siklus-14 hr)} + (9 bl-7 hr)
: {HPHT + (siklus-14 hr-7 hr)} +9bl
Rumus :
{day +(siklus-21)}, (month-3),
(year+1)
Lect. By dr. H.R. Siswosudarmo, Sp.OG
RUMUS BARTHOLOMEW
•
Ukur tinggi fundus dg pita
meter
•
Tinggi fundus x 8 = UK
(mg)
7
•
Tinggi fundus x 2 = UK (bl)
7
TBJ : (TFU cm –n)x155
n= 12 (kepala belum masuk
PAP)
n=11 (kepala sudah masuk
PAP)
RUMUS MC DONALD
5,5 mg : gestational sac
6 mg : polus embryonic
8 mg : fetal movement I
•
Dopler : 10-12 mg
•
USG : 5-7 mg
•
Laenec : 18 mg (16-19)
USG
DJJ
Lect. By dr. H.R. Siswosudarmo, Sp.OG
6-12 mg : measure gestational sac
7-14 mg : measure crown rump length
> 12 mg : measure biparietal diameter
< 5 weeks 5 weeks 6-10 weeks 10-14 weeks GS GS (Yolk sac) CRL CRL > 14 weeks BPD HC OFD FL HL AC etc
BIOMETRICS PARAMETER
Diagnosis Kehamilan
•
Tanda Kehamilan tidak pasti (probable sign)
•
Tanda kehamilan pasti
Probable sign
1. Amenorrhea
–
Penyebab lain : ketidakseimbangan
ovarium hipofisis, stres, obat-obatan,
penyakit kronis
2. Mual dan muntah
–
Morning sickness
>> estrogen dan
beta HCG, << motilitas gaster pagi hari
–
>> dg bau menusuk, emosi tidak stabil
–
Beri makanan ringan mudah dicerna
3. Mastodinia
–
Rasa kencang dan nyeri pada payudara
–
Pembesaran payudara, vaskularisasi>>,
proliferasi asinus dan duktus
–
Pengaruh estrogen dan progesteron
4. Quickening
– Persepsi gerakan janin I
– 18-20 mg (primigravida), 16 mg (multigravida)
– Ditemukan jg pada Pseudocyesis
5. Keluhan kencing
– Urinasi >>, kencing malam >>
– Desakan uterus yg membesar dan tarikan ke kranial
6. Konstipasi
– Efek relaksasi profesteron pd tonus otot usus
– Perubahan pola makan
7. Perubahan BB
– Kehamilan 2-3 bl << BB
– Selanjutnya >>
Obstetri Fisiologi, 2008.
Bmi prehamil Pon Kg
Rendah (bmi<19) 28-40 12,5-18
Normal (19-23) 25-35 11,5-16
Overweight (23-25) 15-25 7-11
Obese (>26) <15 <7
PENAMBAHAN BERAT BADAN
8. Peningkatan temperatur basal > 3 mg 9. Warna kulit :
• Kloasma, setelah 16 mg • Warna areola menggelap • Striae gravidarum
• Linea nigra • Teleangiektasis
• Stimulasi MSH krn estrogen yang tinggi kortikosteroid >>
10. Perubahan Payudara :
• Tuberkel montgomery menonjol (UK 6-8 mg) • Stimulasi prolaktin dan Human Placental Lactogen • Sekresi kolostrum (UK > 16 mg)
11. Perubahan pelvis
• Chadwick sign (+) • Serviks livid
• Cairan vagina putih, encer, sel eksfoliasi vagina >> • Estrogen >>
• Hegar sign (+) (UK 6-8 mg)
• Pembesaran uterus (stlh UK 10 mg)
Linea Nigra Striae Gravidarum
Obstetri Fisiologi, 2008.
©Bimbel UKDI MANTAP
12. Pembesaran perut (stlh UK 16 mg)
13. Kontraksi uterus
14. Balotemen
–
UK 16-20 mg
Perubahan Cervix
Tanda Chadwick Perubahan warna kebiruan atau ungu pada cervix, vagina, dan labia karena peningkatan vaskularisasi. Muncul pada minggu ke 6-8 gestasi
Tanda Goodel Perlunakan portio vaginalis cervix karena peningkatan vaskularisasi
Tanda Ladin Perlunakan pada bagian midline uterus pada bagian depan junction antara uterus dan serviks. Muncul pada minggu ke 6 gestasi
Tanda Hegar Perlunakan pada segmen bawah Rahim (antara uterus dan cervix)
Tanda Mc.Donald Mudahnya corpus uteri untuk di fleksikan terhadap cervix
Tanda Van Fernwald Pada awal kehamilan minggu 5-8 perlunakan pada fundus uteri terjadi implantasi
Tanda Piskacek Terjadi pembesaran asimetris di tempat implantasi (bagian tuba uterine bertemu dengan uterus: cornu uteri)
Tanda Kehamilan Pasti
1. DJJ • Laenec (17-18 mg) • Doppler (12 mg) 2. Palpasi 22 mg 3. Rontgenografi • Tulang tampak mg 12-14• Jk terdapat keragu-raguan dan mendesak
4. USG
• Mg 6 : gestational sac • 6-7 : polus embrional • 8-9 : gerak janin • 9-10 : plasenta, dst
• 2 gestational sac di mg 6 gmeli
5. Fetal ECG : 12 mg, dg fetalkardiografi Obstetri Fisiologi, 2008.
6. Laboratorium
• Tes inhibisi
koagulasi/PP test
• Inhibisi koagulasi
anti HcG
• Mendeteksi HcG di
urin
• Kepekaan pada
500-1000 mU/ml
• Positif mg ke 6
Frekuensi ANC
•
Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,
anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga, sebagai
berikut.
Trimester Jumlah Kunjungan
Minimal
Waktu Kunjungan yang Dianjurkan
I 1 x Sebelum minggu ke 6 II 1 x Antara minggu ke 24-28 III 2x Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38
• Selain itu ada yang menganjurkan : 1. hingga 28 minggu 1 kali setiap bulan 2. 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali 3. >36-40 minggu setiap 1 minggu sekali 4. >40 minggu 1-2 kali tiap minggu
PERSALINAN NORMAL
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
§ Usia kehamilancukup bulan (37-42 minggu) § Persalinan terjadi spontan
§ Presentasi belakang kepala
§ Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
§ Tdak ada komplikasi pada ibu maupun janin
• Pada persalian normal, terdapat beberapa fase: Kala I dibagi menjadi 2:
• - Fase laten: pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam.
• - Fase aktif: pembukaan serviks 4 hingga lengkap (10 cm), sekitar 6 jam.
• Kala II: pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 1 jam pada primigravida, 2 jam pada multigravida.
• Kala III: segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, sekitar 30 menit. • Kala IV: segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum.
©Bimbel UKDI MANTAP
1.Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
2.Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
•Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
•Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 5 cm sampai 9 cm.
•Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif
Tekanan Darah, suhu Setiap 4 jam Setiap 4 jam Produksi urin, protein,
aseton
Tiap 2-4 jam
Nadi Setiap 30 menit Setiap 30-60 menit DJJ Setiap 30 menit Setiap 30 menit Kontraksi
- jumlah
Setiap 30 menit
Min : 1-2 x/ jam, 20” (APN update)
Setiap 30 menit
3-4x/10’/30-40” (APN update)
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Braxton Hicks contractions :
irregular, mild, and do not cause cervical change (ACOG 2008)
Kemajuan pembukaan : Kala I fase laten : 1 cm/jam Kala I fase aktif : 1,5 cm/jam
Kala II
• Pembukaan serviks lengkap atau• Kepala janin tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm
• Penanganan:
Kosongkan v. urinaria
Mengatur posisi partus (posisi saat mengejan)
Jaga kenyamanan ibu, asupan nutrisi, rehidrasi
Ajarkan cara mengejan
Cek DJJ saat dan setelah kontraksi
Tanda:
• Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
• Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/ atau vaginanya. • Perineum menonjol dan
menipis.
• Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
EPISIOTOMI
©Bimbel UKDI MANTAP
INDIKASI:
• Perineum rigid
• Pertolongan persalinan kala II normal/ primi • Patologi (tumor, sikatrik)
• Indikasi tertentu: bayi besar, distokia bahu, presbom VE, forceps, gawat janin
Medial Mediolateral
Surgical repair Easy Diff Faulty healing Rare Comm Post op pain Minim Comm Anatomical result Excell Not Excell
Blood loss Less More
Dysparenia Rare Occasion
BISHOP SCORE
B
ishop
I
ffacement
S
tation
H
ard/ Medium/ Soft
O
pening
TANDA PLASENTA LEPAS
• Semburan darah banyak tiba tiba • Uterus globular
• Tali pusat memanjang
KALA III
Pemberian suntikan oksitosin
• Suntikkan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bawah paha kanan bagian luar
Penegangan tali pusat terkendali
• Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit 10 IU oksitosis IM (dosis kedua dan siapkan rujukan)
30 menit plasenta belum lahir rujuk atau manual plasenta
Perasat Pelepasan Plasenta
©Bimbel UKDI MANTAP
Kustner: tali pusat dikencangkan tekan simphisis pubis bila tali pusat masuk kembali, maka plasenta belum lepas.
Klein: pasien disuruh mengejan tali pusat memanjang jika setelah mengejan tali pusat kembali memendek, maka plasenta belum lepas
Strasman: tali pusat dikencangkan uterus diketuk jika getaran sampai tali pusat, maka plasenta belum lepas
Manuaba: Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan kanan memegang dan mengencangkan tali usat, kedua tangan di tarik berlawanan Tarikan terasa berat dan bila tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta belum lepas
RUPTUR PERINEUM
Derajat Penjelasan
1 Laserasi epitel vagina atau laserasi pada kulit perineum saja
2 Melibatkan kerusakan pada otot-otot perineum, tetapi tidak melibatkan kerusakan sfingter ani
3 Kerusakan pada otot sfingter ani
3a: robekan < 50% sfingter ani eksterna
3b: robekan > 50% sfingter ani eksterna
3c: robekan juga meliputi sfingter ani interna
4 Robekan stadium 3 disertai robekan epitel anus
©Bimbel UKDI MANTAP
KALA IV
Definisi: 2 jam post partus
Monitor tanda vital
• Setiap 15 menit selama jam pertama
• Setiap 30 menit selama jam kedua
Monitor kontraksi uterus
Perineorafi
Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan
Inisiasi menyusu dini
Puerperium: Involusi Alat-Alat Kandungan
1. Uterus: secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
2. Bekas implantasi: Placental bed mengecil karena kontraksi ke cavum uteri dengan diameter 7,5cm 2 minggu: 3,5 minggu ke 6: 2,4 cm dan akhirnya pulih
3. Jalan lahir: bila tanpa infeksi sembuh dalam 6-7 hari
4. After pain (rasa sakit yang disebabkan kontraksi uterus): menghilang dalam 2-4 hari pasca persalinan
5. Lochia: cairan secret berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas
•A. Lochia rubra (cruenta) 2 hari postpartum: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium
•B. Lochia sanguinolenta hari ke 3-7 postpartum: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir •C. Lochia serosa hari ke 7-14 postpartum: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi
6. Cerviks
Persalinan Patologis
©Bimbel UKDI MANTAP
1. Persalinan Lama
2. Persalinan Macet
3. Persalinan dengan Vakum
4. Persalinan dengan Forceps
PERSALINAN LAMA
Definisi:
• Waktu persalinan yang memanjang karena kemajuan persalinan yang terhambat. Persalinan lama memiliki definisi berbeda sesuai fase kehamilan
Diagonosis:
• Distosia pada kala I fase aktif: grafik pembukaan serviks pada partograf berada di antara garis waspada dan garis bertindak, atau sudah memotong garis bertindak ATAU
• Fase ekspulsi (kala II) memanjang: tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin pada persalinan kala II. Dengan batasan waktu:
• - Maksimal 2 jam untuk nulipara dan 1 jam untuk multipara, ATAU • - Maksimal 3 jam untuk nulipara dan 2 jam untuk multipara bila pasien
menggunakan analgesia epidural
Faktor Risiko (3P)
• Power : His tdk adekuat (frek < 3x/10’, durasi <40’’) • Passenger : malpresentasi, malposisi, janin besar
©Bimbel UKDI MANTAP
KELAINAN PEMBUKAAN SERVIKS
(Fase Laten)
Nullipara Multipara
Nullipara Multipara
- Kemajuan pembukaan serviks pada fase aktif < 1,2 cm/jam
- Kemajuan turunnya bagian terendah < 1 cm/jam
- Kemajuan pembukaan serviks pada fase aktif < 1,5 cm/jam
- Kemajuan turunnya bagian terendah < 2 cm/jam
Nullipara Multipara
- Fase deselerasi memanjang (> 3jam) - Tidak ada pembukaan > 2 jam
- Tidak ada penurunan bagian terendah janin > 1 jam
- Fase deselerasi memanjang (> 1jam) - Tidak ada pembukaan > 2 jam
- Tidak ada penurunan bagian terendah > 1 jam
Persalinan Lama (Kasep/
Protracted)
Persalinan Macet/ Tak Maju
(Arrested)
KELAINAN PEMBUKAAN SERVIKS
(Fase Aktif)
©Bimbel UKDI MANTAP
MANAJEMEN
Pola persalinan Nulipara Multipara Terapi di
Puskesmas
Terapi di rumah sakit
Kelainan pembukaan serviks
Kemajuan pembukaan
(dilatasi) serviks pada fase aktif
Kemajuan turunnya bagian terendah < 1,2 cm/jam < 1 cm/jam < 1,5 cm/jam < 2 cm/jam
R
U
J
U
K
Dukungan dan terapi ekspektatif Seksio sesarea bila CPD atau obstruksi Partus Macet Fase deselerasi memanjang
Terhentinya pembukaan (dilatasi) Terhentinnya penurunan bagian terendah >3 jam >2 jam > 1 jam Tidak ada penurunan pada fase deselerasi atau kala II >1 jam > 2 jam > 1 jam Tidak ada penurunan pada fase deselerasi atau kala II Infus oksitosin, bila tak ada kemajuan, lakukan seksio sesarea Seksio sesarea bila CPD atau obstruksi
INDUKSI PERSALINAN: OKSITOSIN
Berikan 2,5 – 5 unit oksitosin dalam 500 ml cairan kristaloid, lalu mulai infus dengan 8 tetes/menit. Setiap 30 menit, tambahkan 4 tetes/ menit hingga dosis optimal untuk his adekuat tercapai. Dosis maksimum oksitosin adalah 20
mU/menit.
Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi lebih dari 60 detik atau lebih dari 4 kali kontraksi dalam 10 menit), hentikan infus dan kurangi hiperstimulasi dengan: o Terbutalin 250 µg IV perlahan selama 5 menit, atau
o Salbutamol 10 mg dalam 1 L cairan (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) 10 tetes/menit
EKSTRAKSI VAKUM
Indikasi
Janin:
• Nonreassuring fetal heart pattern • Prolaps of the cord
• Premature separation of placenta
Ibu
• Kala 2 lama
• Kondisi jantung, paru, neurologis shg • kontraindikasi meneran
• memerlukan kala 2 diperpendek • Kelelahan ibu
Kontraindikasi Absolut
• Bukan presentasi verteks • Kepala belum masuk PAP • Pembukaan cervix tdk lengkap • Klinis DKP
Relatif
• Prematur / TBJ < 2500 g • Letak di panggul tengah • Sikap bayi yg sulit
Syarat
• Presentasi belakang kepala
(verteks)
• Janin aterm (>37 minggu)
• Pembukaan lengkap
• Kepala di H III-IV atau 1/5-2/5
Kegagalan vakum (3 aturan)
• 3 tarikan, pada 3 kontraksi, tidak ada kemajuan
• 3 kali lepas: setelah satu kali gagal, nilai ulang dgn hati2 sebelum memasang kembali
• Setelah 30 menit pemasangan tanpa kemajuan
PERSALINAN DGN FORSEPS
Indikasi
• Janin yang dicurigai ada gangguan dan membutuhkan persalinan secepatnya • Kala 2 lama
• Ibu dgn kontraindikasi meneran
• Ibu yg memerlukan kala 2 diperpendek • Kelelahan ibu
• Sikap kepala bayi yang defleksi dan malposisi
Fungsi forseps
• Traksi kepala bayi • Rotasi kepala bayi • Fleksi kepala bayi • Ekstensi kepala bayi
Syarat
• Presentasi belakang kepala atau muka dengan dagu di depan, atau kepala menyusul pada sungsang
• Kepala sudah masuk PAP • Panggul ibu adekuat
• Kontraksi baik dan ibu tidak gelisah
• Serviks dilatasi sempurna, ketuban pecah • Dilakukan di rumah sakit rujukan
Klasifikasi
• Forseps outlet: kepala di dasar panggul • Forseps rendah: bagian terendah kepala
di station +2 atau lebih
• Forseps tengah: bagian terendah kepala di station +1
©Bimbel UKDI MANTAP
Kehamilan dan Persalinan dengan
Penyulit Obstetri
Hipertensi Dalam Kehamilan, Preeklampsia, dan Eklampsia. Mual dan Muntah dalam Kehamilan
Abortus
Mola Hidatidosa
Kehamilan Ektopik Terganggu Ketuban Pecah Dini
Korioamnionitis
Malposisi, Malpresentasi, Dan Cpd Makrosomia Hidramnion Kehamilan Ganda Distosia Bahu Solusio Plasenta Plasenta Previa Vasa Previa
Plasenta Accreta, Increta, dan Percreta Purpueral Sepsis dan Metritis
Prolaps Uteri
Perdarahan Pascasalin Persalinan Preterm Prolaps Tali Pusat Inkompabilitas ABO
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
©Bimbel UKDI MANTAP Preeclampsia
ringan
Preeclampsia berat Superimposed
preeclampsia Hipertensi gestational Hipertensi Kronik • BP 140/90 mm Hg after 20 weeks gestation • Proteinuria 300 mg/24 hours or 1+ dipstick • Minimum criteria: o BP 140/90 mm Hg after 20 weeks gestation o Proteinuria 300 mg/24 hours or 1+ dipstick • Increased certainty of preeclampsia: o BP 160/110 mg Hg o Proteinuria 2.0 g/24 hours or 2+ dipstick o Serum creatinine > 1.2 mg/dL unless known to be previously elevated o Platelets < 100,000/mm3 o Microangiopathic hemolysis (increased LDH)
o Elevated ALT or AST
o Persistent headache or other cerebral or visual disturbance
o Persistent epigastric pain
• New-onset proteinuria 300 mg/24 hours in hypertensive women but no proteinuria before 20 weeks' gestation • A sudden increase in proteinuria or blood pressure or platelet count < 100,000/mm3 in women with hypertension and proteinuria before 20 weeks' gestation • BP 140/90 mm Hg for first time during pregnancy • No proteinuria • BP returns to normal < 12 weeks postpartum • Final diagnosis made only postpartum
• May have other signs or symptoms of preeclampsia, for example, epigastric discomfort or thrombocytope nia • BP 140/90 mm Hg before pregnancy or diagnosed before 20 weeks' gestation not attributable to gestational trophoblastic disease • OR • Hypertension first diagnosed after 20 weeks' gestation and persistent after 12 weeks' postpartum
DIAGNOSIS
PATOFISIOLOGI PRE EKLAMSIA
MANAGEMENT OF MILD PREECLAMPSIA
Tatalaksana Preeklamsia Ringan
Rawat Jalan :
• Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan ambulasi sesuai keinginannya. Di Indonesia tirah baring masih diperlukan.
• Diet reguler : tidak perlu diet khusus • Vitamin prenatal
• Tidak perlu restriksi konsumsi garam
• Tidak pelu pemberian diuretic, antihipertensi dan sedativum.
• Kunjungan ke rumah sakit tiap minggu
Rawat Inap :
• Hipertensi yang menetap selama > 2 minggu • Proteinuria menetap selama > 2 minggu • Hasil test laboratorium yang abnormal
• Adanya gejala atau tanda 1 (satu) atau lebih preeklamsi berat
Pengelolaan Obstetri :
Belum Inpartu :
• < 37 Minggu :
• Bila gejala tidak memburuk, kehamilan dipertahankan sampai aterm
• > 37 Minggu :
• Kehamilan dipertahankan
sampai timbul onset partus • Atau bila serviks matang dapat
dipertimbangkan induksi
Inpartu :
• Perjalanan persalinan diikuti dengan grafik Friedman atau partograf WHO
©Bimbel UKDI MANTAP
MANAGEMENT
OF SEVERE
PREECLAMPSIA
• This lasts 10–20 seconds
Premonitary
stage
• This lasts up to 30 seconds, during
Tonic stage
• This lasts 1–2 minutes
Clonic stage
• This may last for minutes or hours
Coma stage
ECLAMPTIC FIT STAGES
Tatalaksana Preeklampsia:
SEGERA DIRUJUK KE RUMAH SAKIT
Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas,
pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena)
MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eclampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang)
Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai
Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
©Bimbel UKDI MANTAP
Pemberian MgSO4
Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur
untuk mencegah kejang atau kejang berulang.
• Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml akuades
• Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit • Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan
1
2
Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan
6 g MgSO4 dalam 6 jam sesuai prosedur.
Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/Ringer Asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir (bila eklampsia)
MgSO4 diberikan jika :
• Tersedia Ca Glukonas 10%
• RR min 16 x/menit
• Refleks patella (+)
• Urin ≥ 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
• Stop jika keadaan diatas (-)
Antidotum :
• Jk terjadi henti nafas
bagging
• Ca glukonat 1 gr (20 ml dalam larutan 10%) IV, perlahan sampai
bernafas lagi (bolus dalam 10 menit).
©Bimbel UKDI MANTAP
• Prevent intraserebral
hemorrhage
• Prevent heart failure
• Add gestational age
•
Symptomatic not
causative
•
Hidralazin
1
stline
–
5 mg iv pelan pelan tiap 5 menit sampai
TD turun.
–
Bila perlu diulang tiap jam atau
hidralazine 12,5 mg IM tiap 2 jam.
•
Jika tidak ada hidralazine :
–
Labetolol
• 10 mg IV , jk respon tidak baik 20 mg iv
• Jk setelah 10 menit tidak berespon baik naikkan sampai 40-80 mg
–
Nifedipine
• 5 mg, bisa dinaikkan 5 mg dalam 10 menit jk tidak berespon
• Dosis bisa mencapai 10-20 mg tiap 30 menit
–
Metildopa
• 3x250-500 mg/hari
ANTI HYPERTENTION
When to Start Anti-Hypertensive Drug
•
For pregnant women with
persistent chronic hypertension
with systolic BP of 160 or higher diastolic BP of 105 or higher
,
antihypertensive therapy is recommended.
•
For pregnant women with
chronic hypertension and BP less
than 160 systolic or 105 diastolic and no evidence of
end-organ damage
, it is suggested that
they not be treated with
pharmacologic antihypertensive therapy
.
•
For pregnant women with chronic hypertension treated with
antihypertensive medication, it is suggested that BP levels be
©Bimbel UKDI MANTAP
Drug (FDA Risk*) Dose and Route Concerns or Comments†
Labetalol (C) 10 to 20 mg IV, then 20 to 80 mg every 20 to 30 minutes, maximum
of 300 mg; for infusion: 1 to 2 mg/min
Because of a lower incidence of maternal hypotension and other
adverse effects, its use now supplants that of hydralazine; avoid
in women with asthma or congestive heart failure
Hydralazine (C) 5 mg, IV or IM, then 5 to 10 mg every 20 to 40 minutes; once BP controlled repeat every 3 hours; for
infusion: 0.5 to 10.0 mg/h; if no success with 20 mg IV or 30 mg IM,
consider another drug
A drug of choice according to NHBEP; long experience of safety
and efficacy
Nifedipine (C) Tablets recommended only: 10 to 30 mg PO, repeat in 45 minutes if
needed
We prefer long-acting preparations; although obstetric experience with short acting has been favorable, it is
not approved by the FDA for management of hypertension
Diazoxide (C) 30 to 50 mg IV every 5 to 15 minutes
Use is waning; may arrest labor; causes hyperglycemia
Relatively contraindicated nitroprusside (C)‡
Constant infusion of 0.25 to 5.00 μg/kg per minute
Possible cyanide toxicity if used for >4 hours; agent of last resort Drugs indicated for acute elevation of diastolic BP≥105 mm Hg; the goal is gradual reduction to 90 to 100 mm Hg. NHBPEP indicates National High Blood Pressure Education Program Working Group Report on High Blood Pressure in Pregnancy; FDA, Food and Drug Administration.
©Bimbel UKDI MANTAP
Drugs for Gestational or Chronic Hypertension in Pregnancy
Drug (FDA Risk)* Dose Concerns or Comments
Preferred agent
Methyldopa (B) 0.5 to 3.0 g/d in 2 divided doses Drug of choice according to NHBEP; safety after first trimester well documented, including 7 years
follow-up of offspring
Second-line agents†
Labetalol (C) 200 to 1200 mg/d in 2 to 3 divided doses May be associated with fetal growth restriction
Nifedipine (C) 30 to 120 mg/d of a slow-release preparation May inhibit labor and have synergistic action with magnesium sulfate in BP lowering; little experience
with other calcium entry blockers
Hydralazine (C) 50 to 300 mg/d in 2 to 4 divided doses Few controlled trials, long experience with few adverse events documented; useful in combination
with sympatholytic agent; may cause neonatal thrombocytopenia
β-Receptor blockers (C) Depends on specific agent May decrease uteroplacental blood flow; may impair fetal response to hypoxic stress; risk of growth restriction when started in first or second trimester
(atenolol); may be associated with neonatal hypoglycemia at higher doses
Hydrochlorothiazide (C)‡ 12.5 to 25.0 mg/d Majority of controlled studies in normotensive pregnant women rather than hypertensive patients;
can cause volume contraction and electrolyte disorders; may be useful in combination with
methyldopa and vasodilator to mitigate compensatory fluid retention Contraindicated ACE-Is and angiotensin type 1
receptor antagonists (D)‡
Leads to fetal loss in animals; human use associated with cardiac defects, fetopathy, oligohydramnios,
growth restriction, renal agenesis and neonatal anuric renal failure, which may be fatal No antihypertensive has been proven safe for use during the first trimester. Drug therapy was indicated for uncomplicated chronic hypertension when diastolic BP was ≥100 mm Hg (Korotkoff V). Treatment at lower levels may be indicated for patients with diabetes mellitus, renal disease, or target organ damage. NHBPEP indicates National High Blood Pressure Education Program Working Group Report on High Blood Pressure in Pregnancy.
©Bimbel UKDI MANTAP
Nama obat Dosis Keterangan
Nifedipin 4 x 10-30 mg per oral (short acting)
1 x 10-20 mg per oral (long acting/ Adalat OROS®)
Dapat menyebabkan hipoperfusi pada ibu dan janin jika diberikan
sublingual Nikardipin 5 mg/jam, dapat dititrasi
2,5 mg/jam tiap 5 menit hingga maksimum 10 mg/jam
Metildopa 2 x 250-500 mg per oral (dosis maksimum
2000mg/hari)
Obat Anti Hipertensi
Antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB (misalnya valsartan), dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil
Hiperemesis Gravidarum
Emesis Gravidarum:
Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu
Diagnosis:
Mual dan muntah sering menjadi masalah pada ibu hamil. Pada derajat yang berat, dapat terjadi hiperemesis gravidarum, yaitu bila terjadi:
1. Mual dan muntah hebat
2. Berat badan turun > 5% dari berat badan sebelum hamil 3. Ketonuria
4. Dehidrasi
©Bimbel UKDI MANTAP
Tingkat 1:
• Lemah, napsu makan ↓, BB ↓, nyeri epigastrium, nadi ↑,
turgor kulit berkurang, TD sistolik ↓, lidah kering, mata cekung
Tingkat 2:
• Apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit
ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, aseton tercium dalam
hawa pernapasan.
Tingkat 3:
• KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi lebih cepat, TD
lebih turun, ikterik. Komplokasi fatal ensepalopati Wernicke:
nystagmus, diplopia, perbuahan mental.
©Bimbel UKDI MANTAP Tatalaksana Umum
• Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk suplementasi vitamin dan asam folat di awal kehamilan.
• Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan.
Tatalaksana Khusus
• Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin dikombinasikan dengan 10 mg vitamin B6 hingga 4 tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat pagi, dan 1 tablet saat siang).
• Bila masih belum teratasi, tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau supositoria, 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet doksilamin/piridoksin), ATAU prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari per oral atau supositoria.
• Bila masih belum teratasi, tapi tidak terjadi dehidrasi, berikan salah satu obat di bawah ini: • Klorpromazin 10-25 mg per oral atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
• Proklorperazin 5-10 mg per oral atau IM atau supositoria tiap 6-8 jam • Prometazin 12,5-25 mg per oral atauIM tiap4-6 jam
• Metoklopramid 5-10 mg per oral atau IM tiap 8 jam • Ondansetron 8 mg per oral tiap 1 jam
• Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi, pasang kanula intravena dan berikan cairan sesuai dengan derajat hidrasi ibu dan kebutuhan cairannya, lalu:
• Berikan suplemen multivitaminIV
• Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9% IV selama 20 menit, setiap 4-6 jam sekali • Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini:
• Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam • Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam • Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam • Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jam per oral
• Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam ATAU ondansetron 8mg selama 15 menit IV tiap 12 jam atau 1 mg/ jam terus-menerus selama 24 jam.
Early Pregnancy Haemorrhage
EPH
Abortus : KET
Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan, UK < 22 mg atau berat < 500 gr
• Early abortion < 12 weeks • Late abortion 12-20 weeks
Spontaneous abortion: abortion
happens by nature, no intervention
Induced abortion (artificial abortion):
abortion made for certain purposes
• Medical or therapeutic abortion
• Criminal abortion: other than therapeutic abortion (illegal abortion)
©Bimbel UKDI MANTAP
1. Abortus imminens 2. Abortus Insipiens 3. Abortus Inkomplit 4. Abortus Komplit 5. Missed Abortion 6. Septic abortion 7. Habitual abortion
©Bimbel UKDI MANTAP
DIAGNOSIS PERDARAHAN NYERI PERUT UTERUS SERVIKS GEJALA KHAS
Abortus iminens
Sedikit Sedang Sesuai usia gestasi Tertutup PP test (+) Tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi Abortus insipiens banyak Sedang-hebat Sesuai usia gestasi
Terbuka Tidak ada
ekspulsi jaringan konsepsi Abortus inkomplit banyak Sedang-hebat Lebih kecil dari usia gestasi Terbuka/ tertutup Ekspulsi sebagian jaringan konsepsi Teraba jaringan konsepsi Abortus komplit
Sedikit/ tanpa Tanpa/ sedikit
Lebih kecil dari usia gestasi
Tertutup Ekspulsi seluruh jaringan konsepsi
Missed abortion
Tidak ada Tidak ada Lebih kecil dari usia gestasi
Tertutup PP test (-)
Janin telah mati tapi tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi
Abortus Imminens
Penanganan :
• Pertahankan kehamilan.
• Tidak perlu pengobatan khusus
• Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
• Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada
pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul
serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi
lagi.
• Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai
kemungkinan adanya penyebab lain
Rawat inap :
• Untuk menunjang bedrest
Abortus insipiens
UK < 16 mg :
• Evakuasi konsepsi dg aspirasi vakum manual
• Jk tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit jk perlu)
• Atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jk perlu)
• Rencanakan evakuasi segera
UK > 16 mg :
• Tunggu ekspulsi spontan
evakuasi sisa konsepsi
• Jk perlu, berikan oksitosin 40 IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau RL 40
tpm untuk mempercepat ekspulsi
Abortus inkomplit
UK < 16 mg, perdarahan ringan sedang
• gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks
UK < 16 mg, perdarahan banyak, terus menerus
• Aspirasi vakum manual untuk evakuasi jaringan • Jk tidak ada : kuretase dg sendok kuret tajam
• Jk perlu ergometrin 0,2 mgIM (dpt diulang stlh 15 menit) atau misoprostol 400 mcg PO (dpt diulang setelah 4 jam)
UK > 16 mg :
• Oksitosin 40U dlm 1000 cc RL, drip 40 tpm sampai tjd ekspulsi
• Jk perlu : misoprostol 200 mcg pervag tiap 4 jam smp ekspulsi (maks 800 mcg) • Jk perlu : kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di uterus.
Abortus Komplit
©Bimbel UKDI MANTAP
Tidak perlu evakuasi jaringan
Observasi KU, VS, dan perdarahan
Cek Hb post abortus
anemia ringan
SF 600 mg/hari selama 2 mingggu
Jika anemia berat (<7 gr/dl)
transfusi darah sampai Hb mencapai 10 mg/dl
Jika usia kehamilan <12 minggu:
• Evakuasi dengan AVM atau sendok kuret.
Jika usia kehamilan 12-16 minggu:
• Pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi dengan tang abortus dan sendok kuret.
Jika usia kehamilan 16-22 minggu:
• Lakukan pematangan serviks.
• Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 20 unitdalam 500 ml NaCl 0,9%/Ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga terjadi ekspulsi hasil konsepsi. • Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali sebelum merencanakan
evakuasi lebih lanjut.
Abortus rekuren/habituasi
Abortus spontan berturut-turut selama tiga kali
atau lebih
Penyebab : paling banyak karena anomali
kromosom
Abortus Septik
>> komplikasi pada abortus kriminalis Tanda dan gejala :
• demam,
• Sekret vagina berbau • AL > 11 rb atau < 4 rb • Dapat terjadi syok septik
metritis, parametritis, hingga peritonitis
Penyebab : bakteri anaerob (>>), H. influenzae, Campylobacter jejuni, streptokokus grup A
Terapi : evakuasi segera produk konsepsi, spektrum luas parenteral, tangani syok jk terjadi
Safe pregnancy after medical abortion
Don’t have sex until 2-4 weeks after abortion.
Patient can get pregnant as soon as two weeks
after an abortion.
Menstrual cycle will go back to it’s regular cycle
and ovulation at 2 weeks post abortion.
http://www.afterabortion.com/physical.html
Kontrasepsi Post Abortus
Metode Waktu aplikasi Keterangan
Kondom Segera Membantu mencegah PMS
Pil hormonal Segera Butuh ketaatan tinggi
Suntikan Segera
Implan Segera Jk sudah punya anak 1 atau
lebih dan ingin KB jangka panjang
AKDR Segera atau setelah pasien pulih
Tunda insersi jk Hb < 7 gr/dl atau curiga infeksi Tubektomi Segera Tunda jk curiga infeksi dan
Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) Pasca Keguguran
•
Kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran.
•
Untuk mencegah kehamilan, AKDR umumnya dapat dipasang
secara aman setelah aborsi spontan atau diinduksi.
•
Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran antara lain
infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain dari
abortus.
•
Teknik pemasangan AKDR masa interval digunakan untuk
abortus trimester pertama.
•
Jika abortus terjadi di atas usia kehamilan 16 minggu,
pemasangan AKDR harus dilakukan oleh tenaga yang
mendapat pelatihan khusus.
Definisi:
• Bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang
disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang
disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edem
Letak : rongga uterus (>>), tuba falopii, ovarium
Gambaran Mola Parsial Mola komplit Kariotipe Umumnya 69, XXX atau 69, XXY 46, XX atau 46, XY Patologi : - Janin - Amnion, RBC janin - Edema vilus - Proliferasi trofoblas Sering dijumpai Sering dijumpai Bervariasi, fokal Bervariasi, fokal, ringan-sedang Tidak ada Tidak ada Difus Bervariasi, ringn-berat Gambaran Klinis : - Diagnosis - Ukuran uterus - USG - Penyulit medis - Penyakit pascamola - Kista teka lutein Missed abortion Kecil untuk masa kehamilan Honey comb appearance Jarang < 5-10% >> Gestasi mola 50% besar untuk masa kehamilan Snow storm/ granular appearance Sering 20% << Honey comb appearance
Snow storm appearance
MOLA HIDATIDOSA: Diagnosis
•Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak •Mual dan muntah hebat
•Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan •Tidak ditemukan janin intrauteri
•Nyeri perut •Serviks terbuka
•Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
•Tirotoksikosis (>> kadar tiroksin plasma o.k estrogen dan gonadotropin korionik yg susunannya mirip tirotropin >< di resseptor tiroid)
•Embolisasi akibat deportasi trofoblas ke venula •Hipertensi, tjd < 24 mg kehamilan
©Bimbel UKDI MANTAP
Tatalaksana Umum
• Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar,
ibu harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
• Jika serviks tertutup, pasang batang luminaria selama 24 jam untuk
mendilatasi serviks.
• Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola berukuran besar.
Tatalaksana Khusus
• Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM) dan
kosongkan isi uterus secara cepat
• Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin 10 unit
dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan kecepatan 40-60 tetes/menit
untuk mencegah perdarahan.
• Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin
memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan
MOLA HIDATIDOSA: Tatalaksana
Cegah kehamilan min 1 tahun
Pemantauan:
• Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.
• Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turutibu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier yang
mempunyai fasilitas kemoterapi.
• HCG urin yang belum memberi hasil negative setelah 8 minggu ibu perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier.
Setelah kadar normal
cek hCG tiap bulan selama 6 bulan
©Bimbel UKDI MANTAP
Kehamilan Ektopik Terganggu
Kehamilan ektopik:
• adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim (uterus).
Letak:
• 95%
di berbagai segmen tuba Falopii
• 5%
terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di dalam
serviks.
Kehamilan ektopik terganggu:
• Nyeri abdomen akut disertai perdarahan masif karena terjadi
ruptur di lokasi implantasi kehamilan ektopik
Tempat-tempat kehamilan ektopik
1)Fimbria 2)Ampulla 3)Isthemus 4)Interstitial 5)Ovarium
6)Cervic 7)Cornual 8) Secondary abdominal 9) ligamentum
latum 10)Primary abdominal
Ampulla (>85%) Isthmus (8%) Cornual (< 2%) Ovary (< 2%) Abdomen (< 2%) Cervix (< 2%)
©Bimbel UKDI MANTAP
Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Riwayat operasi di daerah tuba dan/atau tubektomi
Riwayat penggunaan AKDR
Infertilitas
Riwayat inseminasi buatan atau teknologi bantuan
reproduktif (assisted reproductive technology/ART)
Riwayat infeksi saluran kemih dan pelvic inflammatory
disease/PID
Merokok
Riwayat abortus sebelumnya
Riwayat promiskuitas
Riwayat seksio sesarea sebelumnya
DIAGNOSIS DINI
Dapat didiagnosis sebelum umur kehamilan 6 minggu, paling awal 4,5
minggu, dan sebelum adanya gejala-gejala
Pengukuran hCG
kehamilan normal meningkat 2 kali lipat tiap 2 hari
pada minggu 4-8. KE tidak ada peningkatan
Kadar progesteron serum (8-10 minggu)
USG
transvaginal: 4-5 mg; hCG 2000 IU/L
•
Perdarahan pervaginam dari bercak hingga
berjumlah sedang
•
Kesadaran menurun
•
Pucat
•
Hipotensi dan hipovolemia
•
Nyeri abdomen dan pelvis
•
Nyeri goyang porsio
•
Serviks tertutup
DIAGNOSIS
KET: PENATALAKSANAAN
Tatalaksana Umum
• Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
Tatalaksana Khusus
• Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi
• Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii:
• Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi (eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi)
• Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan salpingostomi untuk mempertahankan tuba (hasil konsepsi dikeluarkan, tuba
dipertahankan)
• Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu. Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan.
Premature rupture of membrane
(PROM)
ROM
PPROM
(Preterm Premature Rupture of Membrane): < 37 mg
Prolonged ROM :
PROM > 24 hours
SROM (Spontaneous Rupture of Membrane)PROM
Ketuban Pecah Dini:
• Keluar cairan per vaginam setelah UK 22 mg
• Tidak diikuti proses persalinan
ROM
Phsycological stress Physical stress (mechanical force)
BIOCHEMICAL PROCESSES
- Disruption of collagen of the amnion and the chorion
- Programmed death of cells in the fetal membranes - Activation of catabolic enzyme (colagenase)
Connective-Tissue Disorders (Ehlers–Danlos syndrome) Infection : E. Coli, Streptococcus beta,Clamydia, GO - Nutritional deficiency - Tobaco - Cervical dilatation
©Bimbel UKDI MANTAP
Cairan tersebut adalah cairan amnion dengan
memperhatikan:
• Bau cairan ketuban yang khas.
• Pemeriksaan speculum vagina pooling cairan ketuban di vagina atau ada cairan yang merembes keluar dari cervix
• Tes Nitrazin: lihat apakah kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru. Harap diingat bahwa darah, semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil positif palsu.
• Ferning Test: Gambaran pakis yang terlihat di mikroskop ketika mengamati secret servikovaginal yang mongering
• Rapid test (i.e. AmniSure)
• USG : volume of amniotic fluid
Tidak ada tanda-tanda in partu
KPD: Diagnosis
Tatalaksana Umum
• Berikan eritromisin 4x250 mg selama 10 hari. • Rujuk ke fasilitas yang memadai.
≥
34 minggu:
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
24-33 minggu:
• Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan segera.
• Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam.
• Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu, bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa paru sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas perawatan bayi preterm).
<24 minggu:
• Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan. • Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis
Korioamnionitis
©Bimbel UKDI MANTAP
Definisi
• infeksi pada korion dan amnion
Diagnosis: Ditemukan demam >38 C dengan 2 atau lebih tanda
berikut ini:
• leukositosis >15.000 sel/mm3
• denyut jantung janin >160 kali/menit
• frekuensi nadi ibu >100 kali/menit
• nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
• cairan amnion berbau
Faktor predisposisi
• Persalinan prematur ●Alkohol
• Persalinan lama ●Rokok
• Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang ●Ketuban pecah lama • Adanyabakteri patogen padatraktus genitalia(IMS,BV)
Tatalaksana Umum
• Rujuk pasien ke rumah sakit.
• Beri antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam + gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam.
• Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk menentukan cara persalinan: • Jika serviks matang: lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
• Jika serviks belum matang: matangkan dengan prostaglandin dan infus oksitosin, atau lakukan seksio sesarea
• Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan antibiotika setelah persalinan. Jika persalinan dilakukan dengan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika dan tambahkan metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48 jam.
Tatalaksana Khusus
• Jika terdapat metritis (demam, cairan vagina berbau), berikan antibiotika.
• Jika bayi mengalami sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah dan beri antibiotika yang sesuai selama 7-10 hari.
Panggul dan Persalinan
Jenis Panggul
Panggul Gynecoid
• Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior = diameter transversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
Panggul Android
• Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul
pria. Panjang diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada waita ditemukan 15%.
Panggul Anthropoid
• Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter
anteroposterior > diameter
transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.
Panggul Platypelloid
• Merupakan panggul dengan bentuk lonjong ke samping. Diameter transversa > diameter anteroposterior, menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
Pintu pelvis :
•Pintu atas panggul (PAP)/ inlet
•Pintu tengah panggul (PTP)/ mid
pelvis
•Pintu bawah panggul (PBP)/ outlet
Pintu Atas Panggul
Konjugata vera : 11 cm
Diameter transversal : 12,5-13 cm
Konjugata obstetrika : 10,6 cm
Pintu Tengah Panggul
Bagian panggul tersempit karena ada spina isciadika
Batas depan : tepi bawah simfisis
Batas lateral : spina isciadika
Batas belakang : sakrum setinggi S3-4
Dinstansia insterspinosum : 10,5 cm
Distansia anteroposterior : 12 cm
Pintu Bawah Panggul
Batas depan : tepi bawah simfisis
Batas lateral : tuber isciadika
Batas belakang : artikulasio sakrokoksigea
Diameter anteroposterior : 11,5-12 cm
Diameter intertuberosum : 10,5-11 cm
Arkus pubis 90
0Panggul Sempit
PAP :
• Diameter transversa < 11 cm
• Diameter anteroposterior < 10 cm
• Konjugata diagonalis < 11,5 cm
• Konjugata vera < 9,5 cm
PTP : distansia interspinarum < 9,5 cm
PBP :
• Distansia intertuberosum < 8 cm
• Distansia anteroposterior < 11,5 cm
Osborn Test
©Bimbel UKDI MANTAP
• TIDAK DKP Apabila kepala mudah masuk tanpa halangan, maka hasil test Osborn adalah negatif (-).
• DKP Apabila kepala tidak bisa masuk dan teraba tonjolan diatas simfisi, maka tonjolan diukur dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan. Apabila lebar tonjolan lebih dari dua jari, maka hasil test osborn adalah positif (+).
• DKP RELATIF
Apabila lebar tonjolan kurang dari dua jari, maka hasil tes osborn adalah ragu-ragu (±)
MULLER – MUNRO KERR TEST
• TIDAK DKP Kepala dapat di tekan hingga spina ischiadica dan tidak ada overlapping os parietal di simfisis
• DKP
RINGAN-SEDANG Kepala dapat di tekan tetapi tidak mencapai spina ischiadica dan ada sedikit overlapping os parietal di simfisis
• DKP RELATIF Kepala tidak dapat di tekan dan terdapat overlapping os parietal di simfisis hingga menggerakkan jempol
MALPRESENTASI JANIN
©Bimbel UKDI MANTAP
1. Situs/letak (Lie): Hub antara sumbu panjang janin dgn sumbu panjang ibu. a. Situs memanjang atau membujur
b. Situs melintang
c. Situs miring/oblique
2. Habitus/sikap (Attitude): Hub antara letak bagian-bagian janin satu thd yg lainnya
3. Presentasi (Presentation): Bagian terbawah dari janin a. Presentasi bahu penunjuk akromion atau skapula b. Presentasi bokong penunjuk sakrum, tdd :
i. Presentasi bokong murni iii. Presentasi kaki ii. Presntasi bokong kaki iv. Presentasi lutut c. Presentasi kepala:
i. Presentasi belakang kepala kepala hiperfleksi dg penunjuk UUk
ii. Presentasi puncak kepala kepala dg sikap defleksi ringan dg penunjuk UUB d. Presentasi dahi kepala defleksi sedang dg penunjuk dahi
e. Presentasi muka kepala defleksi maksimal dg penunjuk dagu
4. Posisi (Position): Hubungan antara bagian tertentu fetus (ubun-ubun kecil, dagu,mulut, sakrum, punggung) dengan bagian kiri, kanan, depan,belakang, atau lintang, terhadap jalan lahir.
CONTOH:
1. Janin letak memanjang, presentasi belakang kepala,
posisi ubun-ubun kecil kiri depan (pada persalinan
normal)
2. Janin letak memanjang, presentasi kepala, posisi sutura
sagitalis lintang.
3. Janin letak memanjang, presentasi muka, posisi dagu kiri
depan.
4. Janin letak lintang, punggung di atas (dorsosuperior).
5. Janin letak memanjang / sungsang, presentasi bokong,
Fetal Presentation
Presentation
Percent
Incidence
Cephalic
Breech
Transverse
Compound
Face
Brow
96.8
2.7
0.3
0.1
0.05
0.01
-
1:36
1:335
1:1.000
1:2.000
1:10.000
Presentasi Gejala dan Tanda
Posisi oksiput posterior
Presentasi Dahi Presentasi muka
Presentasi Ganda
Presentasi Bokong/sungsang
Presentasi Kaki
PD : fontanella posterior dekat sakrum, fontanella anterior dengan mudah teraba jika kepala bayi defleksi
PD : teraba fontanella anterior dan orbita PD : teraba muka, mulut, rahang. Jari pemeriksa mudah masuk ke mulut janin Prolaps tangan bersama dengan bagian terendah janin.
PD : teraba bokong dan kaki
Bokong sempurna : kedua kaki fleksi pada panggul dan lutut
Bokong murni : Kedua kaki fleksi pada panggul dan ekstensi pada lutut
Terjadi jika sebuah kaki mengalami ekstensi pada panggul dan lutut
Letak Sungsang
Definisi: Letak memanjang dengan
bokong sebagai bagian yang
terendah janin (presentasi bokong)
Dibagi menjadi:
• Letak bokong murni (Frank Breech): bokong menjadi bagian depan, kedua tungkai lurus ke atas
• Letak bokong kaki (Complete Breech): di samping bokong teraba 2 kaki
• Letak lutut/ kaki (Incomplete Breech): teraba kedua kaki/lutut atau hanya teraba 1
kaki/lutut
Diagnosa:
• Pergerakan anak terasa di perut bagian bawah pusat
• Pada palpasi teraba benda keras, melenting, bundar pada fundus • DJJ terdengar pada punggung anak
setinggi pusat
Persalinan:
• Dapat lahir spontan
• Sikap konservatif dipertahankan sampai pusat lahir
• 2 jam setelah pembukaan lengkap, anak sudah harus lahir
Bracht maneuver
• Jika :
• Presentasi bokong sempurna atau murni • Pelvimetri klinis adekuat
• Janin tidak terlalu besar
• Tidak ada riwayat SC dg indikasi DKP • Kepala fleksi
• Jika ada prolapsus tali pusat dan persalinan per vaginam tidak mungkin SC
• Denyut jantung janin abnormal SC
©Bimbel UKDI MANTAP
Perasat lain : Lovset, muller, klasik
Jika kepala bayi macet :
• Gunakan forceps
• Yakinkan pembukaan lengkap sebelum menggunakan forcep
• Gagal SC
SC pada presbo :
• Presentasi kaki ganda • Perlvis kecil/malformas • Janin sangat besar
• Bekas SC
• Kepala hiperekstensi/ defleksi
Presentasi bokong
SC lebih aman dan direkomendasikan
pada
• Double footling breech
• Pelvis yg kecil/malformasi
• Janin yg sangat besar
• Bekas SC dgn indikasi CPD
• Kepala ekstensi/defleksi
• Preterm bukan indikasi SC
Komplikasi
Komplikasi janin
• Kematian perinatal
• Prolaps funikuli (tali pusat
membumbung)
• Trauma pada bayi akibat :
tangan yg extended,CPD
• Asfiksia krn prolaps
funikuli,kompresi
talipusat,pelepasan
plasenta,kepala macet
• Trauma pada organ
abdominal atau pada leher
Komplikasi pada ibu
Pelepasan plasenta
Perlukaan vagina atau serviks
endometritis
Presentasi kaki (footling)
Pada presentasi ini
sebaiknya SC
Persalinan pervaginam
hanya bila:
• persalinan sudah sedemikian
maju dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans
hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan
kembar
Letak Lintang
Sumbu panjang anak tegak lurus atau
hampir tegak lurus pada sumbu panjang ibu Bahu menjadi bagian terendah, disebut juga presentasi bahu/ acromion
Sebab:
• Multiparitas • Panggul sempit • Plasenta previa • Prematuritas
• Kelainan bentuk Rahim • Kehamilan ganda
Diagnosa:
• Perut melebar ke samping
• Palpasi: bagian besar (kepala dan bokong) teraba di samping; fundus dan bagian bawah Rahim kosong
• Arah menutupnyaa ketiak menunjukkan arah kepala
Terapi
• Dilakukan versi luar
• Bila partus sudah mulai segera masuk RS • Bila versi luar gagal SC