• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kelompok I: Gel ekstrak buah belimbing wuluh (Konsentrasi 0,25%)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kelompok I: Gel ekstrak buah belimbing wuluh (Konsentrasi 0,25%)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan bagan di atas, dapat dijelaskan bahwa karies gigi dapat disebabkan oleh kehilangan unsur kalsium dan fosfat dari gigi. Pemberian CCP dianggap memiliki bioavailabilitas kalsium yang tinggi dan memiliki kemampuan dalam menstabilkan kalsium dan fosfat serta mengikat plak pada permukaan gigi. Hal ini dikarenakan ikatan CPP yang mampu menjaga kalsium dan fosfat pada saliva tetap dalam keadaan amorf non-kristalin yang artinya stabil, kemudian ion kalsium Remineralisasi email gigi Demineralisasi email gigi (kehilangan kalsium dan fosfat)

Kelompok II: Gel CPP-ACP ( Casein

Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate)

Kelompok III : Gel

CPP-ACP ( Casein

Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate) dengan Gel ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Kelompok I: Gel ekstrak buah belimbing wuluh

(2)

dan fosfat dapat dengan mudah beradhesi ke email gigi sehingga terbukti mengurangi resiko demineralisasi email dan membantu proses remineralisasi email gigi (Featherstone., 2000). Ekstrak buah belimbing wuluh yang kaya akan mineral kalsium dan fosfat diharapkan bersamaan dengan saliva, kalsium dan fosfat akan menambah komponen yang hilang ketika terjadi proses demineralisasi.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesa penelitian ini adalah:

1. Buah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) yang mempunyai pH 4,7 dapat meningkatkan remineralisasi, hal ini disebabkan karena kandungan asam laktat yang terdapat dalam buah belimbing wuluh mempunyai kemampuan untuk mengikat ion kalsium sehingga proses remineralisasi akan terjadi.

2. Adanya perbedaan dalam remineralisasi email yang ditambahkan ekstrak buah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan CPP-ACP.

3. Kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) ditambah dengan CPP-ACP akan lebih mampu menahan mineral kalsium (Ca) dan fosfat (P) di dalam email gigi.

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang untuk melihat efek penambahan gel ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap remineralisasi email gigi dan penambahan kombinasi dengan gel ekstrak buah belimbing wuluh dan CPP-ACP terhadap remineralisasi email gigi. Pada penelitian ini ditetapkan empat kelompok perlakuan yang masing-masing adalah gigi molar diaplikasi dengan ekstrak gel buah belimbing wuluh, gel CPP-ACP, kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan CPP-ACP, dan kelompok tanpa aplikasi, kemudian dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat uji SEM dan EDX.

4.1 Jenis dan Desain Penelitian

Rancangan Penelitian : Post test only control group design.

Jenis Penelitian : Eksperimental laboratorium.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian:

1. Departemen Konservasi Fakultas Kedokteran Gigi USU. 2. Laboratorium pusat penelitian Farmasi USU.

3. Laboratorium pusat penelitian FMIPA USU.

4. Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

4.2.2 Waktu Penelitian.

(4)

4.3 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 4.3.1 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah mengunakan limbah gigi molar yang baru diekstraksi, dengan kriteria: Mahkota gigi utuh, tidak ada lesi karies, tidak ada lesi non karies, tidak ada fraktur, belum pernah direstorasi, kemudian dilakukan preparasi dengan cara yaitu akar gigi di potong dari mahkota gigi, dan mahkota gigi dibagi menjadi empat bahagian .

4.3.2 Besar Sampel

Penelitian eksperimen dengan rancangan acak kelompok, berdasarkan jumlah minimal yang ditetapkan rumus Federer, 1955 (Supranto., 2000). Secara sederhana dirumuskan:

(t-1) (r-1)  15. . (4-1) (r-1) 15 r  6 ….

Keterangan : t = banyaknya kelompok perlakuan r = jumlah sampel.

Hasil perhitungan di atas diperoleh r ≥ 6 artinya besar sampel untuk tiap kelompok ≥ 6. Namun untuk menghindari terjadinya kesalahan saat penelitian berlangsung, maka besar sampel digenapkan menjadi 8. Sehingga total sampel untuk keempat kelompok perlakuan adalah 32 sampel. Pada penelitian ini akan dibagi ke dalam 4 kelompok sampel, yaitu :

1. Kelompok I : (Kelompok bahan uji) diberikan larutan demineralisasi dan diberi gel ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) .

2. Kelompok II : (Kelompok kontrol positif) diberi larutan demineralisasi kemudian diberikan gel CPP-ACP.

(5)

3. Kelompok III : (Kelompok bahan uji) diberi larutan demineralisasi dan diberikan kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dengan gel CPP-ACP .

4. Kelompok IV: (Kelompok kontrol negatif) diberi larutan demineralisasi dan tanpa aplikasi bahan coba.

4.4 Variabel Penelitian, Identifikasi Variabel Penelitian, dan Defenisi Operasional

4.4.1 Variabel Penelitian 4.4.1.1 Variabel Bebas

a. Ekstrak gel buah belimbing wuluh. b. Gel CPP-ACP.

c. Kombinasi ekstrak gel buah belimbing wuluh dengan gel CPP-ACP.

4.4.1.2 Variabel Terikat

a. Jumlah unsur Kalsium (Ca) dan fosfat (P) dalam email gigi. b. Mikrostruktur permukaan enamel.

4.4.1.3Variabel Terkendali

a. Jumlah sampel

b. Sampel gigi yang digunakan (gigi molar)

c. Perendaman gigi dalam saliva buatan pH 6,8 sebelum dimulai perlakuan d. Suhu dan waktu saat perendaman simplisia buah belimbing wuluh. e. Suhu dan waktu penguapan ekstrak dengan rotaty evaporator.

f. Larutan demineralisasi (pengenceran asam asetat dengan akuades hingga pH 4,0) g. Jenis dan bentuk mata bur

h. Ketajaman mata bur (1 bur untuk 1 gigi) i. Besar ukuran sampel gigi (4x4 mm)

j. Waktu aplikasi bahan remineralisasi (4 menit, ditipiskan dan dibiarkan 5 menit) k. Perbandingan berat gel ekstrak buah belimbing wuluh dan CPP-ACP (1:1) l. Cara pencampuran antara gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP

(6)

m. Sterilisasi alat, bahan coba dan media

4.4.1.4Variabel Tidak Terkendali

a. Lingkungan (kondisi tanah dan iklim) tempat tumbuh belimbing wuluh. b. Jangka waktu pencabutan gigi molar sampai perlakuan

c. Media penyimpanan gigi.

d. Kelembapan udara pada saat penyimpanan bahan uji. e. Usia gigi

(7)

4.4.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel Bebas:

a. CPP-ACP.

b. Gel ekstrak buah belimbing wuluh. c. CPP-ACP ditambahkan ekstrak buah

belimbing wuluh.

Variabel Terikat:

a. Jumlah unsur Kalsium (Ca) dan fosfat (P) dalam email gigi.

b. Mikrostruktur permukaan email

Variabel Terkendali:

a. Jumlah sampel

b. Sampel gigi yang digunakan (gigi molar)

c. Perendaman gigi dalam saliva buatan pH 6,8 sebelum dimulai perlakuan

d. Suhu dan waktu saat perendaman simplisia buah belimbing wuluh.

e. Suhu dan waktu penguapan ekstrak dengan

rotaty evaporator.

f. Larutan demineralisasi (pengenceran asam asetat dengan aquadest hingga pH 4,0)

g. Jenis dan bentuk mata bur

h. Ketajaman mata bur (1 bur untuk 1 gigi) i. Besar ukuran sampel gigi (4x4 mm)

j. Waktu aplikasi bahan remineralisasi (4 menit, ditipiskan dan dibiarkan 5 menit)

k. Perbandingan berat gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP (1:1)

l. Cara pencampuran antara ekstrak gel buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP

Variabel Tidak Terkendali:

a. Lingkungan (kondisi tanah dan iklim) tempat tumbuh belimbing wuluh.

b. Jangka waktu

pencabutan gigi molar sampai perlakuan c. Media penyimpanan

gigi.

d. Kelembapan udara pada saat penyimpanan bahan uji.

e. Usia gigi

f. Kandungan bahan lain dalam produk bahan remineralisasi komersil.

(8)

4.4.3 Definisi Operasiona

4.4.3.Definisi operasional, cara ukur, hasil ukur, dan alat ukur.

Definisi operasional, cara ukur, hasil ukur, dan alat ukur dari masing-masing variabel penelitian dapat dijelaskan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Definisi Operasional, Cara, Hasil, dan Alat Ukur Variabel Bebas dan Tergantung Penelitian

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala Alat Ukur

1. Variabel bebas a. Gel ekstrak buah Belimbing wuluh. b.Gel CPP-ACP c.Gel CCP-ACP + Gel ekstrak

Bahan coba yang terdiri dari kandungan kalsium dan fosfor yang diperoleh dari ekstrak etanol buah belimbing wuluh.

Bahan remineralisasi yang terdiri dari casein

phosphopeptide (CPP )

yang berisi susunan

multiphosphoseryl dengan kemampuan menstabilkan kalsium fosfat pada nanokomplek dalam larutan seperti amorphous calcium phosphate (ACP)

.

Gel CCP-ACP

ditambahkan dengan gel

Sesuai aturan pembuatan Sesuai aturan pabrik Perbandingan gel (1:1) Nominal Nominal Nominal Timbangan (gram) Timbangan (gram) Timbangan (gram)

(9)

2. buah belimbing wuluh. Variabel terikat a. Mikrostruktur permukaan email b. Jumlah kandungan unsur kalsium dan fosfor.

ekstrak buah belimbing wuluh

Gambaran mikrostruktur permukaan email

gigi pada setiap kelompok perlakuan

Persen (%) berat unsur kalsium dan fosfor pada email gigi tiap kelompok perlakuan

Menggunakan

five point scoring

0-1: Permukaan mikrostruktur halus. 2-3: Permukaan mikrostruktur sedang. 4-5: Permukaan mikrostruktur kasar.

Sesuai SOP alat

Ordinal Numerik Scanning Electron Microscope (SEM) Energy Dispersive X-ray Spectro photometry

4.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.5.1 Alat Penelitian.

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Masker (Multisafe mask) dan Sarung tangan (Everglove, USA) 2. Tissue (Nice)

3. Kamera digital (canon)

(10)

5. Blender (Sharp).

6. Kertas saring (Whatman®, USA)

7. Alat-alat gelas laboratorium seperti : Cawan porselen (Pyrex® USA) , Cawan Petri (Pyrex® USA) , Tabung reaksi (Pyrex® USA), Batang pengaduk (Pyrex® USA), Labu Erlenmeyer (Pyrex® USA), Botol fial (Pyrex® USA), Gelas ukur (Pyrex® USA),dll

8. Neraca analitik (Sartorius,Germany) 9. Rotary evaporator

10.Lemari pendingin (Sharp). 11.pH meter (SchottTM)

12.Bais sebagai penahan gigi ketika melakukan pemotongan gigi 13. Micromotor dan Handpiece (Saeshin, KoreaTM)

14. Diamond disc (Dentorium International, USA ) 15.Pot dan pengaduk akrilik.

16.Pipa paralon berdiameter 1 cm 17.Pinset (DenticaTM)

18.Semen spatel (DenticaTM) 19.Kuas Aplikasi

20.Stopwatch (Digitimer, China)

21. Energy Dispersive X-ray Spectrophotometry (EDX) 22. Scanning Electrone Microscope (SEM)

4.5.2 Bahan Penelitian

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Akuades

2. Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). 3. CPP-ACP (Tooth Mousse-RecaldentTM) 4. Etanol PA 96 %

(11)

5. Hidroksi propilmetil seluosa

6. Larutan demineralisasi (Asam asetat pH 4,0 ) 7. Metil paraben

8. Propilenglikol 9. Saliva buatan pH 6,8

10. Selfcuringacrylic untuk penanaman sampel

Gambar 4.1 Alat dan Bahan Penelitian

4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Pembuatan Gel Ekstrak Buah Belimbing wuluh

Buah belimbing wuluh yang telah dikumpulkan sebanyak 5 kg, didisortasi basah yaitu memisahkan buah belimbing wuluh dari kotoran atau bahan asing lainnya. Selanjutnya dicuci dengan air mengalir untuk membersihkan dari kotoran yang melekat, ditiriskan dan diangin-anginkan, kemudian diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan dengan bantuan kipas angin, setelah setengah kering dimasukan ke dalam lemari pengering dengan suhu 40-50˚Csampai sampel kering yang ditandai

(12)

jika diremas rapuh. Simplisia yang diperoleh sebanyak 200 gram kemudian dihaluskan dengan blender.

Serbuk simplisia yang diperoleh dimasukan ke dalam wadah tertutup kemudian ditambah 75 bahagian pelarut etanol, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering-sering diaduk, diserkai, diperas, ampas dicuci dengan pelarut etanol hingga diperoleh 100 bagian penyari, dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari. Disaring kemudian di pekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40-50 ˚C .

Gambar 4.2: Proses pengeringan dalam lemari pengering

Gambar 4.3: Simplisia buah belimbing wuluh yang sudah kering.

(13)

4.6.2 Pembuatan Formulasi Basis HPMC

HPMC didispersikan dalam akuades yang telah dipanaskan hingga suhu 70 ˚ C di dalam lumpang, lalu digerus hingga terbentuk dispersi yang homogen. Pada basis gel ditambahkan propilenglikol dan diaduk sampai homogen. Selanjutnya ditambahkan metil paraben yang telah dilarutkan dengan etanol kemudian digerus sampai homogen, gel yang diperoleh disimpan di dalan wadah tertutup.

Gambar 4.6 : Proses Rotary evaporator Gambar 4.7 : Ekstrak buah belimbing wuluh yang sudah dipekatkan Gambar 4.4 : Proses perendaman Gambar 4.5: Proses penyaringan

(14)

4.6.3 Pembuatan Gel Estrak Buah Belimbing Wuluh.

Ekstrak buah belimbing wuluh di timbang dengan konsentrasi 0,1%, 0,25% dan 0,5% dari basis HPMC, kemudian masing-masing ekstrak etanol buah belimbing wuluh ditambah dengan basis gel dan digerus sampai homogen, kemudian dimasukan ke dalam wadah tertutup. Proses pembuatan ekstrak terlihat pada Gambar (4.9 - 4.11).

Gambar 4.9 : Proses penimbangan ekstrak

Gambar 4.10 : Proses pengadukan ekstrak

(15)

4.6.4 Persiapan Sampel Gigi

Penelitian menggunakan gigi molar yang baru diekstraksi, dengan kriteria: tidak ada karies, tidak ada fraktur, belum pernah direstorasi, dan diperlukan sebanyak delapan gigi. Akar gigi dipisahkan dengan cara memotong menggunakan dics bur dengan semprotan air. Masing-masing mahkota gigi dibagi menjadi empat bahagian dalam arah mesio-distal dan buko-lingual sehingga akan diperoleh 32 potongan sampel gigi yang akan dibagi menjadi empat kelompok (Gambar 4.12 proses pemotongan sampel gigi) Sampel gigi kemudian ditanam ke dalam pipa paralon yang telah diisi dengan resin akrilik sehingga bahagian atas terlihat daerah bukal atau lingual dengan ukuran sekitar 4×4 mm, seperti terlihat pada Gambar 4.13

Gambar 4.11 : Ekstrak gel buah belimbing wuluh dengan konsentrasi 0,1%, 0,25%, 0.5%,

(16)

4.6.5 Perlakuan dan Pengujian Sampel

Sampel diberi nomor 1 s/d 32 dan dibagi secara acak menjadi 4 kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 8 sampel. Perlakuan untuk setiap kelompok adalah sebagai berikut:

1. Kelompok I: Gigi direndam dalam larutan demineralisasi selama 4 hari, kemudian diaplikasikan gel ekstrak buah belimbing wuluh 0,25% sebanyak 1 kali selama 4 menit, setelah rata dibiarkan 10 menit, dan diinkubasi dalam saliva buatan selama 7 hari.

2. Kelompok II: Gigi direndam dalam larutan demineralisasi selama 4 hari, kemudian diaplikasikan gel CPP-ACP sebanyak 1 kali selama 4 menit, setelah rata dibiarkan 10 menit, dan diinkubasi dalam saliva buatan selama 7 hari. 3. Kelompok III: Gigi direndam dalam larutan demineralisasi selama 4 hari,

kemudian kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP 0,25%, dengan perbandingan 1:1 diaduk dan diaplikasikan sebanyak 1 kali selama 4 menit, setelah rata dibiarkan 10 menit, dan diinkubasi dalam saliva buatan selama 7 hari.

4. Kelompok IV: Gigi direndam dalam larutan demineralisasi selama 4 hari, kemudian diinkubasi dalam saliva buatan selama hari 7 hari.

Pada hari ke-8 dilakukan pengujian sampel dengan alat SEM dan EDX. Pengujian sampel dengan SEM bertujuan untuk mendapatkan gambaran mikrostruktur permukaan email gigi, sedangkan pemeriksaan EDX bertujuan untuk mengetahui perbandingan % berat unsur Ca dan P pada setiap kelompok.

Gambar 4.12 :Proses pemotongan sampel

Gambar 4.13 : Proses penanaman gigi dalam resin akrilik self cured.

(17)

Gambar 4.15 :Proses aplikasi sampel

kelompok I

Gambar 4.16 : Proses aplikasi sampel kelompok II

Gambar 4.17 : Proses aplikasi sampel kelompok III

Gambar 4.18 : Proses aplikasi sampel kelompok IV Gambar 4.14 : Proses perendaman gigi dalam larutan demineralisasi

(18)

4.6.6 Prosedur Pengujian dengan SEM

Prosedur pengujian dengan SEM adalah sebagai berikut:

1. Masing-masing kelompok dilakukan pengambilan gambaran mikrostruktur permukaan email gigi.

2. Sampel dilapisi (coating).

3. Sampel diletakkan pada chamber yang vakum dan berada tepat ditengah-tengah

chamber.

4. Ketinggian sampel harus sesuai dengan kalibrasi standard. 5. Kemudian alat dihidupkan dengan daya 20 kV.

6. Sampel digeser secara perlahan untuk mendapatkan daerah yang akan difoto pada layar SEM.

7. Brightness, contrast dan focus disesuaikan sampai didapatkan gambaran yang baik.

8. Pengambilan foto dilakukan dengan beberapa pembesaran.

4.6.7 Prosedur Pengujian Sampel dengan EDX yaitu:

Prosedur pengujian sampel dengan EDX adalah sebagai berikut: 1. Ditentukan daerah yang akan dianalisa.

2. Pengambilan data dilakukan dengan pemindaian oleh scanner pada alat EDX dan data akan diperoleh dalam waktu 1 detik.

3. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada layar EDX.

4. Jenis dan jumlah elemen yang terdapat pada daerah pemindaian akan dikonfirmasi dengan menggunakan software.

(19)

Gambar 4.19 : Proses coating Gambar 4.20 : Prosedur pengujian sampel dengan SEM dan EDX

4.7 Analisis Statistik

Data SEM dan EDX yang diperoleh dilakukan uji statistik menggunakan 3 uji statistik, yaitu :

1. Uji analisis Man-Whitney digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan diantara dua pengamat pada mikrostruktur permukaan email setiap perlakuan. 2. Uji analisis Kruskal–Wallis digunakan untuk melihat perbedaan yang

signifikan diantara masing-masing kelompok perlakuan pada mikrostruktur permukaan email.

3. Uji statistik analisa varians satu arah (ANOVA) untuk mengetahui perbedaan remineralisasi email gigi pada masing-masing kelompok. Selanjutnya dilakukan uji Bonferroni untuk mengetahui perbedaan yang signifikan diantara unsur Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) pada permukaan email diantara kelompok perlakuan.

(20)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada bulan November 2016 dan pengujian sampel dilakukan pada bulan Februari 2016 setelah mendapatkan etical clerance dengan nomor: 15/KOMET/FK USU/2016 dari komisi etik Fakultas Kedokteran USU (Lampiran II, hal.74).Penelitian ini menggunakan sampel dari 8 gigi molar tiga yang telah diekstraksi, akar gigi dipotong dan mahkota gigi dibagi menjadi empat bahagian dalam arah mesio-distal dan bukal-lingual sehingga akan diperoleh 32 potongan sampel gigi yang akan dibagi menjadi empat kelompok yang berbeda. Gigi yang sudah dibagi dalam empat kelompok direndam dalam larutan demineralisasi selama empat hari, kelompok pertama diaplikasi dengan gel ekstrak buah belimbing wuluh, kelompok kedua diaplikasi dengan gel CPP-ACP, kelompok ketiga diaplikasi dengan

(21)

kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP, dan kelompok keempat tanpa dilakukan aplikasi, kemudian masing-masing diinkubasi dalam saliva buatandiantara waktu sesi aplikasi gel.

Pembuatan spesimen penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen Konservasi Fakultas Kedokteran Gigi USU. Pembuatan gel ekstrak buah belimbing wuluh dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Farmasi USU. Pembuatan larutan demineralisasi dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian FMIPA USU sedangkan pengamatan menggunakan alat uji SEM dan EDX dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Metalurgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pengujian sampel dengan SEM bertujuan untuk mengetahui perbandingan gambaran mikrostruktur permukaan email secara kualitatif pada setiap kelompok, sedangkan pemeriksaan EDX bertujuan untuk mengetahui perbandingan % berat unsur Ca dan P permukaan email secara kuantitatif pada setiap kelompok (Lampiran IV&V, hal.76) .

5.1 Hasil SEM Mikrostruktur Permukaan Enamel yang Diaplkasi dengan Gel Ekstrak Buah Belimbing Wuluh, Gel CPP-ACP, Kombinasi Gel Ekstrak Buah Belimbing Wuluh dan Gel CPP-ACP, serta Email Gigi Tanpa Aplikasi.

Hasil pengujian SEM terlihat mikrostruktur permukaan email pada kelompok email setelah aplikasi dengan ekstrak gel buah belimbing wuluh, gel CPP-ACP, kombinasi ekstrak gel buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP dan pada email tanpa aplikasi (Lampiran IV, hal.76).

c

b

a

a

(22)

Gambar 5.1 : Hasil SEM kelompok I (Lampiran IV, hal.76) : Permukaan mikrostruktur email gigi yang diaplikasi dengan ekstrak gel buah belimbing wuluh : (a) Pembesaran 500x ; (b) Pembesaran 1000x ; (c) Pembesaran 2000x.

Gambar 5.1 menunjukkan permukaan mikrostruktur email gigi di atas, spesimen merupakan spesimen yang diberi perlakuan dimana permukaan email gigi yang diaplikasi dengan gel ekstrak buah belimbing wuluh setelah sebelumnya mendapat perlakuan demineralisasi. Pada gambar ini tampak permukaan mikrostruktur email menjadi lebih rata, akan tetapi beberapa bahagian menunjukkan adanya email rod dengan warna agak gelap dibahagian tengah, yang menyatakan bahwa kerusakan tetap ada, akan tetapi perbedaan dengan warna sekitar tidak terlalu besar, sehingga menunjukkan bahwa kerusakan lapisan email tidak terlalu dalam dan jumlah pori-pori yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan gambar permukaan email gigi tanpa aplikasi.

Gambar 5.2 : Hasil SEM kelompok II (Lampiran IV, hal.79) : Permukaan mikrostruktur email gigi yang diaplikasi dengan gel CPP-ACP : (a) Pembesaran 500x ; (b) Pembesaran 1000x ; (c) Pembesaran 2000x.

Permukaan mikrostruktur email gigi di atas, spesimen merupakan spesimen yang diberi perlakuan yaitu permukaan email gigi yang diaplikasi dengan gel CPP-ACP setelah sebelumnya diberi larutan demineralisasi. Pada gambar ini tampak jumlah pori-pori yang lebih kecil dari pada gambar permukaan email gigi tanpa diberi larutan aplikasi dan permukaan email gigi yang diaplikasi dengan gel ekstrak buah belimbing wuluh yang menandakan berkurangnya kerusakan setelah dilakukan aplikasi dengan gel CPP-ACP (Gambar 5.2).

(23)

Gambar 5.3 : Hasil SEM kelompok III (Lampiran IV, hal.82): Permukaan mikrostruktur email gigi yang diaplikasi dengan kombinasi ekstrak gel buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP : (a) Pembesaran 500x ; (b) Pembesaran 1000x ; (c) Pembesaran 2000x.

Gambar 5.3 menujukkan permukaan mikrostruktur email gigi di atas, spesimen merupakan spesimen yang diberi perlakuan yaitu permukaan email gigi yang diaplikasi dengan kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP setelah sebelumnya diberi larutan demineralisasi. Pada gambar ini tampak jumlah pori-pori yang lebih kecil dan permukaan mikrostruktur email menjadi lebih halus, menyerupai permukaan normal email.

Gambar 5.4 : Hasil SEM kelompok IV (Lampiran IV, hal. 85) : Permukaan mikrostruktur email gigi tanpa aplikasi : (a) Pembesaran 500x ; (b) Pembesaran 1000x ; (c) Pembesaran 2000x.

Permukaan mikrostruktur email gigi di atas, spesimen merupakan spesimen tanpa diberi perlakuan aplikasi dan sebelumnya mendapat perlakuan demineralisasi. Pada gambar permukaan mikrostruktur email ini ditemukan pori-pori dengan jumlah yang cukup banyak dan ukuran yang lebih besar dari pada semua gambar yang mendapat perlakuan sebelumya, hal ini menandakan adanya kerusakan email dan

a

b

c

b

c

a

(24)

pada bahagian tengah dari email rod terlihat gelap, ini juga menandakan terjadinya kerusakan kristal hidroksilapatit yang menyusun lapisan email (Gambar 5.4).

Hasil SEM diberi skor oleh dua pengamat, yaitu pengamat pertama dan kedua (Lampiran IV hal 73). Melihat perbedaan dari kedua pengamat tersebut dilakukan uji Mann- Whitney. Hasil uji Mann- Whitney menunjukan tidak ada perbedaan antara pengamat pertama dan kedua (Lampiran VI, hal.97).

Tabel 5.1 Hasil uji Mann – Whitney melihat perbedaan pendapat antara pengamat 1 dan pengamat 2.

Pengamat N Mean Rank Sum of Ranks nilai Pengamat 1 32 32.50 1040.00 Pengamat 2 32 32.50 1040.00 Total 64 nilai Mann-Whitney U 512.000 Wilcoxon W 1.04003 Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Keterangan: p>0,05 (p=0,100)

(tidak ada beda antara pengamat 1 dengan 2)

Hasil uji Mann – Whitney, skor yang diambil berasal dari pengamat pertama, karena tidak ada perbedaan antara pengamat pertama dan pengamat kedua. Median skor dari pengamat pertama yang memperlihatkan bahwa penggunaan aplikasi kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP terlihat permukaan mikrostruktur email yang lebih halus dibandingkan gel CPP-ACP, gel ekstrak buah belimbing wuluh dan permukaan email tanpa aplikasi (Gambar 5.5).

(25)

Gambar 5.5 Hasil Skor masing-masing sampel (Lampiran IV, hal.76)

Scoring pengamat pertama, kemudian dilakukan uji Kruskal – Wallis untuk melihat perbedaan mikrostruktur permukaan email antara keempat sampel (Lampiran VI, hal.102).

Tabel 5.2 Hasil uji Kruskal – Wallis α=0,05

nilai Chi-Square 20.603 df 3 Asymp. Sig* .000 Keterangan: * signifikan P ≤ 0,00 0 1 2 3 4 5 6 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8

Gel belimbing wuluh

Gel CPP-ACP

Kombinasi gel CPP-ACP dan gel buah belimbing wuluh

(26)

Pada tabel 5.2 diketahui bahwa terdapat perbedaan mikrostruktur permukaan email dari keempat kelompok perlakuan (p=0,000). Selanjutnya untuk melihat masing-masing perbedaan digunakan uji Mann – Whitney (Lampiran VI, hal.100).

Tabel 5.3 Hasil uji Mann – Whitney

Kelompok I II III IV

I - 0,288 0,001* 0,001*

II 0,288 - 0,012* 0,007*

III 0,001* 0,012* - 0,001*

IV 0,001* 0,007* 0,001* -

Keterangan: * signifikan bila α ≤ 0,05

Tabel 5.3 menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan mikrostruktur permukaan email antara kelompok I dengan II dengan p > 0,05, tetapi terdapat perbedaan mikrostruktur permukaan email antara kelompok I dengan III, IV, dan antara kelompok II dengan III, IV dan sebaliknya dengan p < 0,05.

5.2 Kandungan Unsur Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) Permukaan Email Setiap Kelompok.

Kandungan Unsur Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) permukaan email setiap kelompok, dilakukan menggunakan alat uji EDX yang merupakan perangkat analisis elemen melalui interaksi antara radiasi elektromagnetik dan material uji dengan fluoresensi spektroskopi sinar-X. Hasil analisis difokuskan pada jumlah energi sinar- X yang dipancarkan dari sampel dan diukur dengan spectrometer energy dispersive . (Lampiran V, hal.88)

(27)

Gambar 5.6: Komposisi elemen ekstrak gel buah belimbing wuluh dengan EDX (Lampiran V, hal.88)

Gambar 5.6 menunjukkan komposisi kandungan elemen yang mewakili dari kelompok : I yaitu kelompok yang diaplikasi dengan gel ekstrak buah belimbing wuluh dengan menggunakan alat uji EDX, persentase kandungan elemen tertinggi adalah O(38.60), Ca (35.41), O(38.60), P(15.78 ), C(9.70), Cl(0.51).

Gambar 5.7: Komposisi elemen gel CPP-ACP dengan EDX (Lampiran V, hal.90)

Gambar 5.7 menunjukkan komposisi kandungan elemen yang mewakili dari kelompok : II yaitu kelompok yang diaplikasi dengan gel CPP-ACP dengan menggunakan alat uji EDX, persentase kandungan elemen tertinggi adalah, Ca(39.62), O(35.03), P(17.13), C (7.67), Cl (0.56). 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00 keV 0 800 1600 2400 3200 4000 4800 5600 6400 Coun ts CKa OKa PKa ClKa ClKb CaKa CaKb 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00 keV 0 800 1600 2400 3200 4000 4800 5600 Coun ts CKa OKa PKa ClKa ClKb CaKa CaKb

(28)

Gambar 5.8 : Komposisi elemen kombinasi ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP dengan EDX (Lampiran V, hal.92)

Gambar 5.8 menunjukkan komposisi kandungan elemen yang mewakili dari kelompok : III yaitu kelompok yang diaplikasi dengan kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP dengan menggunakan alat uji EDX, persentase kandungan elemen tertinggi adalah, Ca(43.73), O(29.77), P(18.42), C (8.08).

Gambar 5.9: Komposisi elemen email tanpa aplikasi dengan EDX (Lampiran V, hal.94) 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00 keV 0 800 1600 2400 3200 4000 4800 5600 6400 Coun ts CKa OKa PKa CaKa CaKb 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00 keV 0 800 1600 2400 3200 4000 4800 5600 Coun ts CKa OKa PKa ClKa ClKb CaKa CaKb

(29)

Gambar 5.9 menunjukkan komposisi kandungan elemen yang mewakili dari kelompok : IV yaitu kelompok email tanpa aplikasi dengan menggunakan alat uji EDX, persentase kandungan elemen tertinggi adalah, Ca(33.16), O(39.37), P(15.55), C (11.34), Cl (0.58).

Gambar 5.6 - Gambar 5.9 menunjukan Kandungan Unsur Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) permukaan email pada keempat perlakuan dimana urutan kelompok tertinggi terlihat pada kelompok III : kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP (Gambar 5.8), kelompok II: gel CPP-ACP (Gambar 5.7). Kelompok I : gel ekstrak buah belimbing wuluh (Gambar 5.6), kelompok IV : tanpa aplikasi (Gambar 5.9).

Hasil pengamatan dengan EDX diperoleh data kandungan unsur Ca dan P dalam % berat. Untuk mengetahui data yang diperoleh terdistribusi normal maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk Test. Hasil uji menunjukan seruluh data kandungan unsur Ca dan P pada setiap kelompok terdistribusi normal dengan p > 0,05. Hasil uji homogenitas varian menunjukan unsur Ca, p= 0,06 (p > 0,05) dan unsur P, p= 0,27 (p > 0,05) yang artinya varian data adalah homogen.

Tabel 5.4 merupakan data deskriptif uji ANOVA rerata kandungan unsur Ca dan unsur P dengan perhitungan derajat kemaknaan p< 0,05. Hasil uji kandungan unsur Ca menunjukkan nilai p=0,021 (p< 0,05) secara statistik berarti terdapat perbedaan jumlah kandungan unsur Ca yang signifikan diantara seluruh kelompok perlakuan, sedangkan unsur P menunjukan nilai p=0,110 (p< 0,05) secara statistik berarti tidak terdapat perbedaan jumlah kandungan unsur P yang signifikan diantara seluruh kelompok perlakuan (Lampiran VI, hal.104).

Tabel 5.4 Data Deskriptif yang Menunjukan Nilai Rerata dan Simpangan Baku dari Uji Anova pada Pengujian Jumlah Kandungan Unsur Kalsium (Ca), Fosfor (P) Permukaan Email Setiap Kelompok

(30)

N X ± SD p N X ± SD p I 8 37.18 ± 7.60 0.021* 8 16.56 ± 1.97 0.110 II 8 38.92 ± 5.49 8 16.70 ± 1.96 III 8 43.68 ± 3.49 8 17.87 ± 1.21 IV 8 31.49 ± 10.59 8 14.96 ± 3.39 Keterangan :

I. :Kelompok email yang diaplikasi gel ekstrak buah belimbing wuluh. II. :Kelompok email yang diaplikasi gel CPP-ACP.

III. :Kelompok email yang diaplikasi kombinasi gel eksrtak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP .

IV. :Kelompok email tanpa dilakukan aplikasi. *ρ<0,05= perbedaan signifikan

Tabel 5.4 menunjukkan secara deskriptif nilai rerata jumlah kandungan unsur Ca, P. Unsur Ca tertinggi terlihat pada kelompok sampel yang diaplikasi dengan kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dengan gel CPP-ACP, sedangkan nilai rerata jumlah kandungan unsur Ca terendah terlihat pada kelompok sampel yang tanpa dilakukan aplikasi. Unsur P tertinggi terlihat pada kelompok sampel yang diaplikasi dengan kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dengan gel CPP-ACP, sedangkan nilai rerata jumlah kandungan unsur P terendah terlihat pada kelompok sampel yang tanpa dilakukan aplikasi.

(31)

Gambar 5.10 : Perbandingan rerata kandungan unsur kalsium dan fosfor pada masing-masing Kelompok (Lampiran V, hal.88)

5.2.1 Pengaruh Pemberian Gel Ekstrak Buah Belimbing Wuluh terhadap Kandungan Unsur Kalsium dan Fosfor Permukaan Email.

Kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan kandungan unsur Ca dan P dengan adanya pemberian gel ekstrak buah belimbing wuluh dapat diketahui secara pasti dengan melakukan pengujian post hoc Bonferroni (Lampiran VI, hal.96). Hasil uji

post hoc Bonferroni pada table 5.5 menunjukkan bahwa unsur Ca dan P pada setiap kelompok tidak memiliki perbedaan kandungan yang signifikan di antara kelompok manapun. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4

Mean Unsur Ca Mean Unsur P

(32)

Tabel 5.5 Perbedaan Kandungan Unsur Ca, P antara Setiap Kelompok dengan Kelompok yang Diaplikasi Gel Ekstrak Buah Belimbing Wuluh.

Unsur Kelompok X ± SD Selisih Rerata ρ

Ca I 37.18 ± 7.60 -1.737 0.637 II 38.92 ± 5.49 I 37.18 ± 7.60 -6.498 0.085 III 43.68 ± 3.49 I 37.18 ± 7.60 5.693 0.130 IV 31.49 ± 10.59 P I 16.56 ± 1.97 -0.138 0.904 II 16.70 ± 1.96 I 16.56 ± 1.97 -1.305 0.262 III 17.87 ± 1.21 I 16.56 ± 1.97 1.602 0.170 IV 14.96 ± 3.39 Keterangan :

I. :Kelompok email yang diaplikasi gel ekstrak buah belimbing wuluh. II. :Kelompok email yang diaplikasi gel CPP-ACP.

III. :Kelompok email yang diaplikasi kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP .

IV. :Kelompok email tanpa dilakukan aplikasi. *ρ<0,05= perbedaan signifikan

5.2.2 Pengaruh Pemberian Gel CPP-ACP terhadap Kandungan Unsur Kalsium dan Fosfor Permukaan Email.

Kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan kandungan unsur Ca dan P dengan adanya pemberian gel CPP-ACP, dapat diketahui secara pasti dengan melakukan pengujian post hoc Bonferroni (Lampiran VI, hal.96). Hasil uji post hoc

Bonferroni pada Table 5.6 menunjukkan bahwa unsur Ca dan P tidak memiliki perbedaan kandungan yang signifikan di antara kelompok manapun.

(33)

Tabel 5.6 Perbedaan Kandungan Unsur Ca, P antara Setiap Kelompok dengan Kelompok yang Diaplikasi Gel CPP-ACP

Unsur Kelompok X ± SD Selisih Rerata ρ

Ca II 38.92 ± 5.49 1.737 0.637 I 37.18 ± 7.60 II 38.92 ± 5.49 -4.761 0.202 III 43.68 ± 3.49 II 38.92 ± 5.49 7.431 0.051 IV 31.49 ± 10.59 P II 16.70 ± 1.96 0.138 0.904 I 16.56 ± 1.97 II 16.70 ± 1.96 -1.166 0.315 III 17.87 ± 1.21 II 16.70 ± 1.96 1.741 0.137 IV 14.96 ± 3.39 Keterangan :

I. :Kelompok email yang diaplikasi gel ekstrak buah belimbing wuluh. II. :Kelompok email yang diaplikasi gel CPP-ACP.

III. :Kelompok email yang diaplikasi kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP .

IV. :Kelompok email tanpa dilakukan aplikasi. *ρ<0,05= perbedaan signifikan

5.2.3 Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Gel Buah Belimbing wuluh dengan Gel CPP-ACP terhadap Kandungan Unsur Kalsium dan Fosfor Permukaan Email.

Kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan kandungan unsur Ca dan P dengan adanya pemberian kombinasi ekstrak gel ekstrak buah belimbing wuluh dengan gel CPP-ACP, dapat diketahui secara pasti dengan melakukan pengujian post hoc Bonferroni (Lampiran VI, hal.96). Hasil uji post hoc Bonferroni pada Table 5.7 menunjukkan bahwa unsur Ca pada kelompok III dan IV memiliki perbedaan kandungan yang signifikan dengan p= 0.002 (ρ<0,05), sedangkan unsur P pada

(34)

kelompok III dan IV memiliki perbedaan kandungan yang signifikan dengan p= 0.016* (ρ<0,05).

Tabel 5.7 Perbedaan Kandungan Unsur Ca, P antara Setiap Kelompok dengan Kelompok yang Diaplikasi Kombinasi Ekstrak Gel Buah Belimbing Wuluh dan Gel CPP-ACP .

Unsur Kelompok X ± SD Selisih Rerata ρ

Ca III 43.68 ± 3.49 6.498 0.085 I 37.18 ± 7.60 III 43.68 ± 3.49 4.761 0.202 II 38.92 ± 5.49 III 43.68 ± 3.49 12.192 0.002* IV 31.49 ± 10.59 P III 17.87 ± 1.21 1.305 0.262 I 16.56 ± 1.97 III 17.87 ± 1.21 1.166 0.315 II 16.70 ± 1.96 III 17.87 ± 1.21 2.907 0.016* IV 14.96 ± 3.39 Keterangan :

I. :Kelompok email yang diaplikasi ekstrak gel buah belimbing wuluh. II. :Kelompok email yang diaplikasi gel CPP-ACP.

III. :Kelompok email yang diaplikasi kombinasi ekstrak gel buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP .

IV. :Kelompok email tanpa dilakukan aplikasi. *ρ<0,05= perbedaan signifikan.

5.2.4 Pengaruh Kandungan Unsur Kalsium dan Fosfor Pada Permukaan Email tanpa perlakuan .

Kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan kandungan unsur Ca dan P dengan kelompok permukaan email tanpa perlakuan, dapat diketahui secara pasti dengan melakukan pengujian post hoc Bonferroni (Lampiran VI, hal.96). Hasil uji

post hoc Bonferroni pada Table 5.8 menunjukkan bahwa unsur Ca pada kelompok IV dan III memiliki perbedaan kandungan yang signifikan dengan p= 0.002 (ρ<0,05), sedangkan unsur P pada kelompok IV dan III memiliki perbedaan kandungan yang signifikan dengan p= 0.016* (ρ<0,05).

(35)

Tabel 5.8 Perbedaan Kandungan Unsur Ca, P antara Setiap Kelompok dengan Kelompok Tanpa Aplikasi.

Unsur Kelompok X ± SD Selisih Rerata ρ

Ca IV 31.49 ± 10.59 -5.693 0.130 I 37.18 ± 7.60 IV 31.49 ± 10.59 -7.431 0.051 II 38.92 ± 5.49 IV 31.49 ± 10.59 -12.192 0.002* III 43.68 ± 3.49 P IV 14.96 ± 3.39 -1.602 0.170 I 16.56 ± 1.97 IV 14.96 ± 3.39 -1.741 0.137 II 16.70 ± 1.96 IV 14.96 ± 3.39 -2.907 0.016* III 17.87 ± 1.21 Keterangan :

I. :Kelompok email yang diaplikasi gel ekstrak buah belimbing wuluh. II. :Kelompok email yang diaplikasi gel CPP-ACP.

III. :Kelompok email yang diaplikasi kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP .

IV. :Kelompok email tanpa dilakukan aplikasi. *ρ<0,05= perbedaan signifikan.

BAB 6

PEMBAHASAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test control grup untuk menganalisa perbandingan antara pemberian ekstrak gel buah belimbing wuluh dengan gel CPP-ACP terhadap remineralisasi permukaan email gigi molar tiga manusia. Pengujian remineralisasi permukaan email dilakukan dengan alat uji SEM dan EDX setelah perlakuan pada semua kelompok.

(36)

Pengujian mengunakan alat uji SEM dan EDX dipertimbangkan sebagai metode yang sederhana dan dapat dipercaya untuk menentukan informasi secara langsung terhadap perubahan kandungan mineral pada email. Penambahan atau hilangnya mineral sebagai proses remineralisasi dan demineralisasi dapat diukur dengan EDX. Pada penelitian ini untuk mengukur remineralisasi permukaan email, mengikuti metode yang dilakukan oleh Bansode dkk., 2014 yaitu dengan menggunakan permukaan email utuh tanpa polishing sehingga lebih akurat dalam mencerminkan siklus demineralisasi pada lingkungan rongga mulut. Hasil pengujian yang didapat adalah berupa gambaran mikrostruktur permukaan email dengan alat uji SEM dan nilai serta jumlah mineral yang terkandung pada email dengan alat uji EDX (Lampiran IV&V, hal.76).

6.1 Gambaran Mikrostruktur Permukaan Email dan Kandungan Unsur Kalsium, Fosfat pada Kelompok Aplikasi dengan Ekstrak Gel Buah Belimbing Wuluh.

Hasil uji dengan alat uji SEM (Lampiran IV, hal.76), permukaan mikrostruktur email gigi pada gambar telihat menjadi lebih rata, akan tetapi beberapa bahagian menunjukkan adanya email rod dengan warna agak gelap dibahagian tengah, yang menyatakan bahwa kerusakan tetap ada, akan tetapi perbedaan dengan warna sekitar tidak terlalu

besar, sehingga menunjukkan bahwa kerusakan lapisan email tidak terlalu dalam dan jumlah pori-pori yang lebih kecil (Gambar 5.1), apabila dibandingkan dengan gambar permukaan email gigi tanpa aplikasi (Gambar 5.4). Hasil uji dengan alat uji EDX pada kelompok ini juga terlihat peningkatan yang signifikan (Table 5.4) menunjukan bahwa kandungan Ca dan kandungan P lebih tinggi dari pada kelompok permukaan email tanpa dilakukan aplikasi. Meskipun pH buah belimbing wuluh asam yaitu 4,7 gel ekstrak buah belimbing wuluh diketahui memiliki kandungan kalsium dan fosfat yang tinggi, mineral ini sangat penting diperlukan dalam perbaikan struktur hidroksiapatit yang dapat memicu remineralisasi pada gigi.

(37)

Remineralisasi yang terjadi pada kelompok ini dimungkinkan karena Ion H+ dari gel ekstrak buah belimbing wuluh bergabung dengan HPO42- dari saliva buatan

akan diubah menjadi HPO4- dan H2PO4-, sehingga dapat menjaga derajat keasaman

saliva. Setelah pH saliva menjadi normal kembali, H2PO42- pada saliva berikatan

dengan Ca2+ dari gel ekstrak buah belimbing wuluh menjadi CaHPO40 yang akan

berdifusi kedalam enamel. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Minami pada tahun 2004 tentang efek keju olahan terhadap remineralisasi pada gigi insisivus sapi yang menunjukkan hasil bahwa keju olahan, meskipun memiliki pH yang rendah akan tetapi efektif untuk meningkatkan remineralisasi pada lesi enamel. dan juga didukung oleh penelitian Marilia dkk., (2011), menunjukkan bahwa saliva buatan dapat meningkatkan remineralisasi permukaan email setelah dilakukan demineralisasi, Hal ini menyebabkan kalsium dan fosfat yang berada dalam lingkungan basa atau netral sangat bermanfaat untuk terjadinya remineralisasi, serta kalsium dan fosfat dalam saliva buatan juga bertindak untuk menggantikan mineral yang hilang dari email gigi.

Penelitian ini merupakan penelitian in vitro, komponen larutan dalam hal ini saliva buatan baru diberikan pada sampel setelah pemberian gel ekstrak buah belimbing wuluh, apabila penelitian secara in vivo yang mana faktor saliva dihasilkan secara langsung oleh subjek manusia, dimana pH gel ekstrak buah belimbing wuluh yang cenderung asam akan membantu meningkatkan pH rongga mulut melalui stimulasi atau peningkatan laju alir saliva di dalam rongga mulut. Hal ini juga didukung oleh penelitian secara in- vivo oleh Anatasia dkk., (2011), komsumsi yoghurt dengan pH 5,0 dapat meninggkatkan laju aliran saliva dengan pH 7,0 dalam beberapa menit sehingga tidak akan mempengaruhi kemapuan remineralisasi karena dapat membantu meningkatkan pH rongga mulut .

6.2 Gambaran Mikrostruktur Permukaan Enamel dan Kandungan Unsur Kalsium, Fosfor pada Kelompok Aplikasi dengan Gel CPP-ACP.

(38)

Pasta CPP-ACP yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang sudah tersedia dalam bentuk produk dengan merek dagang Recaldent GC Tooth MousseTM

Sebagaimana diketahui tooth mousse adalah salah satu bahan remineralisasi yang sering digunakan dalam kedokteran gigi. Pasta ini telah diklaim dapat melawan demineralisasi, mengingkatkan aliran saliva, meningkatkan penyerapan fluor dan meredakan permukaan gigi yang sensitif, mengembalikan mineral dan menguatkan enamel gigi, serta menetralkan asam plak dan bakteri. Pasta ini diklaim dapat menstabilkan ion kalsium dan fosfat dalam konsentrasi tinggi dengan mengikat ACP dengan pelikel dan plak pada permukaan gigi. Sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu Turssi dkk., 2011 melakukan penelitian efek berbagai bahan remineralisasi terhadap email yang terpapar asam dan menemukan hasil bahwa gel CPP-ACP dapat mengurangi progresi lesi erosi pada email. Gel CPP-ACP menyediakan sejumlah kalsium dan fosfor yang dapat mencegah demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi email yang terpapar asam.

Beberapa penelitian melaporkan bahwa gel CPP-ACP dapat berpenetrasi lebih jauh kedalam email gigi untuk menggantikan ion kalsium dan fosfat yang hilang akibat demineralisasi. Oshiro dkk., 2007 melakukan penelitian efek pasta CPP-ACP terhadap remineralisasi gigi menggunakan alat uji SEM dan menunjukkan hasil bahwa pasta CPP-ACP efektif mencegah demineralisasi email dan dentin. Gambaran SEM pada email dan dentin menunjukkan bahwa gigi yang diberi pasta CPP-ACP mengalami lebih sedikit perubahan morfologi setelah perendaman dalam larutan asam dibanding kelompok yang tidak diberi gel CPP-ACP (Tooth Mousse).

Penelitian ini menunjukkan hasil uji SEM (Lampiran IV, hal.76), terlihat pada (Gambar 5.2) jumlah pori-pori yang lebih kecil dari pada permukaan email gigi tanpa aplikasi dan permukaan email gigi yang diaplikasi dengan gel ekstrak buah belimbing wuluh yang menandakan berkurangnya kerusakan setelah dilakukan aplikasi dengan gel CPP-ACP, sedangkan hasil alat uji EDX (Lampiran V, hal.88), terjadi peningkatan remineralisasi permukaan email gigi signifikan yang menunjukan

(39)

bahwa kandungan Ca dan kandungan P lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok permukaan email tanpa dilakukan aplikasi dan kelompok permukaan email yang diaplikasi dengan ekstrak gel buah belimbing wuluh (Tabel 5.4). Hal ini mungkin dikarenakan CPP yang terkandung dalam tooth mousse sudah sepenuhnya mengikat kalsium dan fosfat dalam bentuk ACP dan senyawa ini dapat langsung masuk ke dalam permukaan email sehingga terjadinya remineralisasi. Sementara itu gel ekstrak buah belimbing wuluh masih harus menstabilkan kalsium fosfat dalam larutan saliva. Karena itu ekstrak gel buah belimbing wuluh kemungkinan baru dapat bereaksi sepenuhnya jika terdapat komponen larutan seperti saliva pada saat pengaplikasiannya. Sementara itu dalam penelitian ini yang merupakan penelitian in vitro, komponen larutan saliva buatan baru diberikan pada sampel setelah ekstrak gel buah belimbing wuluh diaplikasikan pada email gigi.

6.3 Gambaran Mikrostruktur Permukaan Email dan Kandungan Unsur Kalsium, Fosfor pada Kelompok Aplikasi Kombinasi Ekstrak Gel Buah Belimbing Wuluh dengan Gel CPP-ACP.

Penelitian ini, menunjukkan hasil SEM (Lampiran IV, hal.76), tampak jumlah pori-pori yang lebih kecil dan permukaan mikrostruktur email menjadi lebih halus, menyerupai permukaan normal email. Hasil uji dengan alat uji EDX (Lampiran V, hal. 88), terlihat peningkatan remineralisasi permukaan email gigi secara signifikan bahwa kandungan Ca dan P pada kelompok permukaan email yang diaplikasi dengan kombinasi ekstrak gel ekstrak buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP, jika dibandingkan dengan semua kelompok hasilnya lebih tinggi dalam meremineralisasi permukaan email gigi (Tabel 5.4) dimungkinkan karena PO43- dari ACP berikatan

dengan ion H+ dari ekstrak gel buah belimbing wuluh untuk menormalkan pH larutan, baru kemudian PO43- yang lain berikatan dengan kalsium untuk berdifusi kedalam

email gigi. peningkatan ion H+ dalam larutan akan di imbangi dengan penurunan ion OH- dan PO43-. Apabila kombinasi CPP-ACP dengan gel ekstrak buah belimbing

(40)

penyangga saliva. ion H+ akan bergabung dengan PO43- dari ACP dan diubah menjadi

HPO4-dan H2PO4-, sehingga dapat menjaga derajat keasaman saliva. Setelah pH

saliva menjadi normal kembali, H2PO42- pada saliva berikatan dengan Ca2+ dari

kombinasi ekstrak gel buah belimbing wuluh dan gel CPP-ACP menjadi CaHPO40

yang akan berdifusi kedalam enamel. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Fitri dkk., 2014 ,dimana permukaan email yang diaplikasikan dengan kombinasi gel CPP-ACP dan kitosan, memiliki hasil remineralisasi yang lebih baik pada permukaan email gigi jika dibandingkan dengan email setelah diaplikasikan gel CPP-ACP. Hal ini dikarenakan interaksi antara dua bahan remineralisasi yang saling melengkapi kekurangan dari masing-masing bahan ini.

6.4 Gambaran Mikrostruktur Permukaan Email dan Kandungan Unsur Kalsium , Fosfor pada Kelompok tanpa Aplikasi.

Penelitian ini, menunjukkan hasil uji SEM (Lampiran IV, hal.76), pada gambar terlihat permukaan mikrostruktur email ditemukan pori-pori dengan jumlah yang cukup banyak dan ukuran yang lebih besar dari pada semua gambar yang medapat perlakuan sebelumya , hal ini menandakan adanya kerusakan email dan pada bahagian tengah dari email rod terlihat gelap, dimana hal ini menandakan terjadinya kerusakan kristal hidroksilapatit yang menyusun lapisan email gigi, dari hasil alat uji EDX (Lampiran V, hal.88) meskipun kandungan mineral pada kelompok ini paling rendah, tetapi masih terdapat kandungan ion kalsium dan fosfor. Hal ini mungkin dapat terjadi karena adanya inkubasi dalam saliva buatan selama 7 hari, dengan adanya ion organik dan anorganik yang rata-rata kandungan saliva seperti pada saliva manusia. Formulasi dari saliva buatan berdasarkan Amaechi dkk (1999), saliva buatan terdiri dari potassium chloride, magnesium chloride, calcium chloride, dipotassium hydrogen phosphate dan potassium dihydrogen phosphate yang dapat membantu remineralisasi permukaan email. Hal ini didukung oleh penelitian Devlin dkk (2006) dan Lussi dkk (2007), saliva buatan dapat membantu remineralsasi email

(41)

namun keefektivitasannya lebih rendah jika dibandingkan dengan agen remineralisasi lain.

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

(42)

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian gel ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L), gel CPP-ACP dan kombinasi ekstrak gel buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan gel CPP-ACP terhadap remineralisasi dan mikrostruktur permukaan email dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemberian ekstrak gel buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L), gel CPP-ACP dan kombinasi ekstrak gel buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dengan gel CPP-ACP secara signifikan dapat berpengaruh terhadap remineralisasi permukaan email gigi.

2. Mikrostruktur permukaan email melalui alat uji SEM terlihat lebih halus pada permukaan email yang diaplikasi dengan kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dan gel CPP-ACP, dibanding dengan kelompok perlakuan lainnya, hal ini menandakan bahwa bahan tersebut memiliki hasil yang lebih baik dalam meninggkatkan remineralisasi permukaan email gigi.

3. Kombinasi gel ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dan gel CPP-ACP, jika dibandingkan dengan semua kelompok hasilnya lebih tinggi dalam meremineralisasi permukaan email gigi.

7.2Saran

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan isolasi unsur kandungan gel ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) untuk melihat kandungan mana yang paling berperan dalam remineralisasi permukaan email gigi.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan di satu laboratorium sehingga mengurangi variabel tidak terkendali seperti perubahan suhu pada saat pengiriman sampel dari laboratorium satu ke laboratorium lainnya yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

3. Diperlu penelitian lebih lanjut secara in vivo, untuk melihat apakah ada pengaruh saliva terhadap bahan coba terhadap remineralisasi permukaan email gigi

Gambar

Tabel 3.1. Definisi Operasional, Cara, Hasil, dan Alat Ukur Variabel Bebas dan  Tergantung Penelitian
Gambar 4.1  Alat dan Bahan Penelitian
Gambar  4.2: Proses  pengeringan dalam       lemari pengering
Gambar 4.6 : Proses Rotary evaporator    Gambar 4.7 : Ekstrak buah belimbing wuluh  yang sudah dipekatkan Gambar 4.4  :  Proses perendaman           Gambar 4.5: Proses penyaringan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian hipotesis secara simultan yang dilakukan untuk melihat pengaruh kepuasan kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada ―Bagian Perbendaharaan

Di pabrik pengemas daging yang modern, pengasapan dilakukan dalam rumah asap yang terdiri dari beberapa tingkat. Apabila daging yang diasapi akan disimpan pada suhu kamar, maka

Tepian bergerigi merupakan ciri khas dari citra pixel art. Citra yang telah tersegmentasi akan diubah menjadi citra dengan tepian jaggy. Diperlukan variasi input skala

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi temporal kondisi pencemaran akibat pengaruh limbah domestik di lingkungan sungai, muara, dan perairan pantai dengan mengunakan

 Harap menyerahkan nilai UTS/UAS paling lambat 2 minggu setelah pelaksanaan ujian dalam bentuk nilai ANGKA.. Sumarno,

Brande Wulff dari JIC dan rekannya dari TSL mengembangkan teknologi baru yang disebut 'MutRenSeq' yang secara akurat mengidentifikasi lokasi gen resistensi terhadap

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan, oleh karena itu data yang di kumpulkan langsung dari lapangan. Dalam proses penggalian dan pencarian data, di

For the first, the researcher wants to deliver her great thanks to Allah SWT for His bless, so the researcher so is able to finish her skripsi entitled “An Analysis