• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 52

DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN BIJI DURIAN

POTRET JARINGAN KOMUNIKASI PADA KWT MUGI RAHAYU

Maria Magdalena Widianti

1)

1)

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun

Abstract

The study was conducted to see how an innovation fused to the citizens of KWT Mugi

Rahayu, can develop among its members so that eventually all members can accept

an innovation. Material that is rolled in the study of innovation on the utilization of

durian seed to be processed into flour that can be used as raw material for a variety of

traditional foods. Communication processes that develop within the group examined

with a network analyzer. In theory, communication networks is a depiction of "who say

to whom" (who is talking to whom) in a social system. Interpersonal communication

describes the communication network, where there are opinion leaders (opinion

leaders) and his followers (the followers) which each have a communication on a given

topic, which occurs in a social system such as a village, organization, or a company

(Gonzzales, 1993). Based on network analysis conducted, it is known that there are 3

clicks that are formed in communication networks KWT Mugi Rahayu, with a radius of a

circle pattern, which found individuals who acted as Star, Opinion Leader, Liaison

Officer and the managers of the KWT Mugi Rahayu the socio-economic higher than

other members. In the communication network is also found that an Opinion Leader

also serves as a Bridge. While the average degree of connectedness of individual level

of 0.26 or less quite well .

Keywords: communication networks, opinion leaders, the degree of connectedness

PENDAHULUAN

Penyebarluasan ide-ide atau inovasi

teknologi pertanian yang diharapkan bisa

berlangsung lebih cepat, terarah, dan

tepat sasaran dalam prakteknya lebih

mudah dilaksanakan dengan pendekatan

kelompok. Itulah sebabnya keberadaan

kelompok-kelompok

tani

terus

dikembangkan

dan

diberdayakan

menjadi sistem sosial yang dinamis, yang

dengan

kekuatannya

sendiri

dapat

mencapai perkembangan, kemajuan diri,

dan peningkatan kesejahteraan mereka.

Dalam

kelompok

tani

kegiatan

komunikasi

antar

individu

anggota

kelompok

dalam

rangka

proses

pertukaran informasi atau pesan bersifat

dyadic

. Secara teori, seorang individu

lebih

memilih

untuk

berkomunikasi

dengan individu lain yang memiliki

karakteristik serupa atau mendekati

setara. Jika komunikasi antar individu ini

terjadi

dalam

kelompok,

akan

menghasilkan

terbentuknya

jaringan

komunikasi.

Jaringan komunikasi menggambarkan

komunikasi

interpersonal,

dimana

terdapat pemuka-pemuka opini dan

pengikut yang saling memiliki hubungan

komunikasi pada suatu topik tertentu.

Pemuka opini adalah orang yang

mempengaruhi orang-orang lain secara

teratur pada isu-isu tertentu.

Pada proses difusi, yaitu proses

masuknya inovasi dalam suatu kelompok

sehingga terjadi perubahan perilaku,

hampir semua pemuka-pemuka opini

mempunyai peran yang sangat penting

(2)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 53

terhadap proses perubahan baik yang

disebabkan oleh adopsi suatu inovasi

maupun penolakan terhadap inovasi.

Penelitian ini melihat dan membahas

jaringan komunikasi yang terbentuk

dalam Kelompok Wanita Tani Mugi

Rahayu

Kecamatan

Dagangan

Kabupaten Madiun setelah difusi inovasi

pengolahan biji durian menjadi tepung

bahan

baku

makanan

tradisional.

Tujuannya untuk memahami jaringan

komunikasi yang terbentuk dalam proses

difusi inovasi pengolahan biji durian

menjadi tepung bahan baku makanan

tradisional pada KWT Mugi Rahayu

Kecamatan

Dagangan

Kabupaten

Madiun.

Hasil pengamatan ini diharapkan

secara

akademis

bermanfaat

bagi

peneliti dan masyarakat akademis dan

secara praktis dapat bermanfaat bagi

Pemerintah untuk menentukan kebijakan

dalam permasalahan pertanian terkait

program komunikasi pertanian.

Hasil pengamatan ini diharapkan

dapat memberikan kegunaan secara

akademis bagi peneliti dan masyarakat

akademis. Penelitian ini secara praktis

juga diharapkan bermanfaat bagi

Pemerintah sebagai penentu kebijakan

dalam permasalahan pertanian sebagai

masukan dalam pengembangan program

komunikasi pertanian.

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Kelompok

Salah satu ciri penting dalam suatu

kelompok adalah bahwa

anggota-anggotanya

memiliki

sesuatu

yang

dianggap sebagai milik bersama, yang

harus dikelola, dipelihara, dimanfaatkan,

dan dikembangkan secara

bersama-sama. Setiap anggota kelompok memiliki

hak dan juga kesadaran bahwa apa yang

dimiliki

bersama

nantinya

akan

mengakibatkan

adanya

perbedaan

dengan kelompok lain. Ciri penting yang

dimaksud antara lain dapat berupa

kepentingan, kepercayaan, wilayah, dan

sebagainya.

Dalam

membedakan

kelompok

dengan sekedar kumpulan orang-orang,

AP Hare dalam bukunya “Handbook of

Small

Group

Research”

(1962)

memberikan definisi yang lebih bersifat

operasional. Kelompok merupakan suatu

kesatuan sosial yang terdiri dari sejumlah

individu yang memiliki hubungan saling

tergantung sesuai dengan status dan

peranannya. Secara tertulis atau tidak

tertulis, ada norma yang mengatur

perilaku anggotanya.

Menurut

Hare,

sifat

yang

membedakan kelompok dengan sekedar

sekumpulan orang adalah :

1. Antara

masing-masing

anggota

kelompok

saling

mengadakan

interaksi

2. Secara keseluruhan, mereka memiliki

tujuan yang memberi arah gerak

kelompok maupun gerak anggota

kelompok

3. Dalam kelompok akan membentuk

norma yang mengatur ikatan dan

aktivitas anggota

4. Dalam

kelompok

juga

mengembangkan

peranan

dan

jaringan ikatan setiap individu yang

ada dalam kelompok (143:1962)

Sementara itu, Joseph De Vito (1998)

mendefinisikan kelompok kecil atau

small

group

sebagai

sekumpulan

perorangan yang jumlahnya relatif kecil

dimana diantara masing-masing anggota

dihubungan oleh tujuan yang sama dan

mempunyai derajat organisasi tertentu

diantara mereka. Yang dimaksud dengan

derajat organisasi adalah sedikitnya

kelompok kecil memiliki ciri-ciri atau

syarat dari sebuah organisasi misalnya

memiliki aturan atau norma, memiliki

(3)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 54

pemimpin atau leader, dan memiliki

tujuan atau cita-cita bersama.

Dalam sebuah kelompok, interaksi

antar anggota ditandai dengan aktivitas

berkomunikasi antara seorang anggota

kelompok dengan anggota-anggota lain

dalam kelompok, saling bertatap muka

dan

berhadapan

satu

sama

lain,

sehingga

memungkinkan

adanya

kesempatan yang sama bagi setiap

anggota

untuk

memberikan

respon

terhadap setiap stimulus komunikasi

yang muncul.

Sama

seperti

komunikasi

pada

umumnya, komunikasi dalam kelompok

kecil juga bertujuan untuk mencapai

kesamaan makna diantara pihak-pihak

yang berkomunikasi.

Jaringan Komunikasi

Jaringan

komunikasi

merupakan

penggambaran

“who say to whom”

(siapa

berbicara kepada siapa) dalam suatu

sistem

sosial,

menggambarkan

komunikasi

interpersonal,

dimana

terdapat pemuka-pemuka opini

(opinion

leader)

dan pengikut-pengikutnya

(the

followers)

yang

saling

memiliki

hubungan komunikasi pada suatu topik

tertentu, yang terjadi dalam suatu sistem

sosial tertentu.

Everette

M.

Rogers

(1983)

mendefinisikan jaringan komunikasi

sebagai jaringan yang terdiri dari

individu-individu

yang

saling

berhubungan, yang dihubungan oleh

arus komunikasi yang terpola. Sebuah

jaringan komunikasi merupakan suatu

jenis hubungan yang secara khusus

merangkai

individu-individu,

obyek-obyek, dan peristiwa-peristiwa dalam

suatu pola tertentu.

Jadi,

jaringan

komunikasi

yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah

rangkaian hubungan diantara individu

debagai akibat terjadinya pertukaran

informasi, sehingga membentuk

pola-pola

atau

model-model

jaringan

komunikasi tertentu.

Dalam suatu jaringan komunikasi

terdapat pemuka-pemuka opini (opinion

leaders) yaitu orang yang mempengaruhi

orang-orang lain secara teratur pada

isu-isu

tertentu.

Karakteristik

pemuka-pemuka opini ini bervariasi menurut type

kelompok yang mereka pengaruhi.

Jika pemuka opini yang terdapat

dalam kelompok yang bersifat inovatif,

maka biasanya mereka dalah orang yang

lebih

inovatif

dibanding

anggota

kelompok meskipun seorang pemuka

opini (opinion leader) tidak selalu

merupakan inovator atau orang yang

pertama

kali

menerapkan

inovasi.

Sebaliknya,

seorang

pemuka

opini

(opinion leader) dari kelompok yang

konservatif juga merupakan orang yang

memiliki

karakter

lebih

konservatif

dibanding anggotanya (Gonzales, 1993)

Pada proses difusi, yaitu proses

masuknya inovasi ke dalam suatu

kelompok yang kemudian menimbulkan

suatu perubahan perilaku, hampir semua

pemuka-pemuka

opini

mendukung

perubahan. Namun dalam kasus-kasus

tertentu, tidak jarang para pemuka opini

ini

mempengaruhi

penolakan

atau

menentang pengadopsian suatu inovasi.

Proses komunikasi pada jaringan

komunikasi

dalam

kelompok

berlangsung dua arah (

dyadic)

dan

interaktif yang berlangsung diantara

anggota-anggota kelompok. David K.

Berlo (1960) menganggap

partisipan-partisipan

atau

anggota-anggota

kelompok itu bertindak sebagai pengirim

dan penerima pesan.

Berlo juga menjelaskan bahwa proses

komunikasi dalam jaringan komunikasi

dapat dijelaskan dengan menggunakan

model konvergen sebagai berikut :

(4)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 55

1. Suatu informasi bisa mengandung

beberapa pengertian tergantung pada

konteksnya, dimana makna pesan

tergantung pada “

frame of referrence

para partisipan

2. Tujuan utama komunikasi dalam

jaringan komunikasi adalah kesamaan

makna antara komunikator dan

komunikan

3. Hubungan

interaktif

antara

komunikator

dan

komunikan

menggunakan

saluran

jaringan

komunikasi,

yaitu

saluran

untuk

menyampaikan pesan dari seseorang

kepada yang lain

Dengan demikian, proses komunikasi

dengan model konvergen yang terjadi

dalam

jaringan

komunikasi

pada

kelompok, akan terjadi bila ada

kesamaan pengertian makna diantara

para pelaku atau partisipan komunikasi,

dimana antara masing-masing partisipan

saling terhubung dan berkomunikasi

membentuk suatu pola jaringan dalam

kelompok.

Proses

komunikasi

berjaringan ini akan menciptakan suatu

pemahaman

bersama

mutual

understanding

” sehingga menghasilkan

perilaku atau tindakan yang sama sesuai

tujuan awal ketika pesan atau informasi

disampaikan.

Analisis Jaringan Komunikasi

Analisis

jaringan

komunikasi

merupakan metode penelitian untuk

mengidentifikasi

struktur

komunikasi

dalam suatu sistem, untuk memahami

gambaran umum mengenai interaksi

manusia dalam suatu kelompok atau

sistem.

Dalam

analisa

jaringan

komunikasi, yang dilakukan peneliti

adalah hal-hal sebagai berikut :

1. Menidentifikasi klik dalam suatu

sistem

2. Mengidentifikasi

peranan khusus

seseorang

dalam

jaringan

komunikasi, apakah sebagai

liaison,

bridges,

atau

isolated

3. Mengukur

berbagai

indikator

(indeks) struktur komunikasi seperti

keterhubungan klik, keterbukaan klik,

keintegrasian klik, dan sebagainya.

Suatu klik dalam jaringan komunikasi

merupakan bagian dari sistem (sub

sistem)

dimana

masing-masing

anggotanya

relatif

lebih

sering

berinteraksi satu sama lain dibandingkan

dengan anggota-anggota lainnya dalam

sistem komunikasi (Rogers dan Kincaid,

1981)

Dalam proses difusi, suatu informasi

bergerak

melalui

suatu

jaringan

komunikasi

yang

menghubungkan

individu-individu dalam kelompok sesuai

peran masing-masing. Dalam jaringan

komunikasi

terdapat

peran-peran

sebagai berikut :

1. Liaison officer (LO), yaitu orang yang

menghubungak

dua

atau

lebih

kelompok (sub kelompok, akan

tetapi LO bukan anggota salah satu

kelompok

2. Gate Keeper, yaitu orang yang

melakukan

filtering

terhadap suatu

informasi yang masuk ke dalam

kelompok sebelum informasi itu

dikomunikasikan kepada anggota

kelompok atau sub kelompok

3. Bridge,

yaitu

anggota

suatu

kelompok atau sub kelompok yang

berhubungan dengan kelompok atau

sub kelompok lainnya

4. Isolate, yaitu mereka yang tersisih

dalam suatu kelompok atau sub

kelompok

5. Kosmopolit, yaitu seseorang dalam

kelompok/sub

kelompok

yang

menghubungkan kelompok atau sub

kelompok dengan kelompok atau

sub kelompok lainnya (pihak luar)

(5)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 56

6. Opinion Leader, yaitu orang yang

menjaadi pemuka pendapat dalam

suatu kelompok atau sub kelompok

KONDISI UMUM

Wilayah Kelompok Wanita Tani Mugi

Rahayu

meliputi

Desa

Dagangan

kecamatan

Dagangan

Kabupaten

Madiun. Wilayah ini terletak 17 km dari

kota

Madiun

dan

dari

Kampus

Universitas

Merdeka

Madiun.

Luas

wilayah kelompok mencapai 14 Ha yang

terdiri dari lahan sawah 9,5 Ha dan lahan

darat 4,5 Ha.

Kelompok Wanita Tani Mugi Rahayu

berdiri tahun 2006 berawal dari rencana

Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun

mengucurkan

bantuan

permodalan

dalam bentuk sarana produksi padi

(saprodi) melalui kelompok-kelompok

tani. Keadaan di atas mendorong warga

untuk membentuk sebuah kelompok

dengan

harapan

mempermudah

mengakses program yang dicanangkan

pemerintah.

Dalam perkembangannya, KWT Mugi

Rahayu sempat mengalami stagnasi

karena kurangnya pengetahuan anggota

tentang

manajemen

kelompok

dan

kurangnya bimbingan dari penyuluh

sehingga

baru

pada

tahun

2009

kelompok tani ini dikukuhkan sebagai

Kelompok Tani Pemula. Sejak saat itu,

KWT Mugi Rahayu mulai menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan.

Jumlah anggota pada awal berdirinya

sebanyak 48 orang, namun karena

kurangnya aktivitas rutin dan

program-program kerja yang direncanakan para

pengurusnya banyak yang tidak berjalan

dengan baik, maka anggota yang masih

aktif menjadi semakin berkurang dari

tahun ke tahun, yakni sebanyak 17 orang

pada akhir tahun 2011. Para anggota ini

rata-rata berusia antara 21-56 tahun,

dengan tingkat pendidikan sebagian

besar SMP-SMA sederajat, sebagian

kecil hanya lulusan SD dan beberapa

anggota

yang

juga

pengurus

berpendidikan Sarjana.

Kepengurusan

KWT

Mugi

Rahayu sejak terbentuk sampai saat

pengamatan adalah sebagai berikut :

Ketua

: Eni Susrini

Wakil Ketua

: Halimah, SPd

Sekretaris I

: Hartini

Bendahara

: Karmini

Seksi-seksi :

Tanaman Pangan : Ratnawati, SP

Perikanan

: Naning W

Peternakan

: Erwinawati

Perkebunan

: Yuliatin

Pendidikan

: Endang Susiani

Produksi

: Hj. Sulaikah

Usaha

: Hj. Purwatiningsih

Humas/Informasi : Maryati

KWT Mugi Rahayu menunjukkan

aktivitas rutin mulai bulan Oktober 2006

dengan mengadakan pertemuan dua

minggu sekali setiap hari Selasa.

Kegiatan para ibu-ibu tani tersebut antara

lain membantu usaha tani keluarganya,

secara berkelompok membentuk usaha

bersama dan melakukan kegiatan yang

sifatnya

menunjang

keterampilan

anggota.

Kegiatan

produktif

utama

kelompok berupa pembuatan keripik

singkong

dan

emping

garut

yang

hasilnya dijual ke pasar dan menerima

pesanan khusus.

Sampai dengan pertengahan tahun

2009 kegiatan berjalan lancar, akan

tetapi karena masing-masing anggota

memiliki

kesibukan

sendiri-sendiri,

kegiatan

bersama

yang

dilakukan

sebagaimana yang dilakukan pada awal

pembentukannya

akhirnya

semakin

meredup

meski

sudah

dikukuhkan

sebagai KWT Pemula. Hingga pada Juni

tahun 2010, aktivitas KWT Mugi Rahayu

vakum, meskipun rapat rutin yang

melilbatkan para pengurus beberapa kali

sempat dilakukan.

(6)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 57

Terhentinya kegiatan kelompok juga

disebabkan karena Ketua KWT sudah

hampir setahun tidak aktif lagi, karena

kesibukannya

menjalankan

bisnis

keluarga sementara suaminya yang

sebelumnya

merupakan

pengendali

usaha, kini menjabat sebagai anggota

DPRD Kabupaten Madiun. Kondisi ini

memprihatinkan sebagian anggota yang

berharap agar kegiatan kelompok tidak

terhenti begitu saja. Beberapa orang

pengurus telah melakukan pendekatan

kepada Ketua KWT yang akhirnya

menyerahkan

kepengurusan

kepada

anggota.

Dipelopori

beberapa

orang

pengurus dan anggota yang peduli

terhadap kelangsungan kelompok, pada

akhir

September

2010

diadakan

pertemuan antara pengurus KWT Mugi

Rahayu dengan peneliti dalam rangka

survey

rencana

penelitian.

Dari

pertemuan tersebut diputuskan untuk

menghidupkan

kembali

kegiatan

produktif kelompok, dan diawali dengan

kegiatan

sosialisasi

dan

pelatihan

pengolahan biji durian menjadi tepung

bahan baku makanan tradisional.

Durian

memang

merupakan

produk

unggulan

di

kecamatan

Dagangan. Namun sejauh ini buah

durian dijual sebagai buah mentah dan

belum ada rintisan untuk mengolah

durian

menjadi

makanan

olahan.

Disejumlah lapak pedagang durian yang

tersebar di seluruh wilayah Dagangan,

pembeli dapat langsung menikmati buah

durian di lokasi maupun untuk dibawa

pulang. Di lapak-lapak inilah seringkali

terdapat tumpukan biji durian yang belum

dimanfaatkan.

Pengolahan biji durian menjadi

tepung bahan baku makanan tradisional

ini memang hal baru bagi masyarakat

Madiun pada umumya dan KWT Mugi

Rahayu khususnya. Sebagai sebuah

inovasi, maka kegiatan sosialisasi dan

pelatihan ini termasuk dalam kegiatan

yang bersifat difusi inovasi. Proses difusi

inovasi inilah yang menjadi bahan

pengamatan jaringan komunikasi yang

terbentuk dalam KWT Mugi Rahayu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan

pengamatan

terhadap arus komunikasi yang terjadi

terkait inovasi pengolahan biji durian

menjadi tepung bahan baku makanan

tradisional, dihasilkan Data Sosiomatrik

jaringan komunikasi sebagai berikut :

No Respd.

Memilih

Jumlah

Dipilih

Jumlah

1

7, 13

2

4, 6, 7, 13, 15, 16, 17

7

2

7, 9, 11

3

9

1

3

7, 13, 14

3

7, 12, 13, 14

4

4

1, 16

2

16

1

5

7, 10

2

-

-

6

1

1

16

1

7

1, 3, 8, 11, 13

5

2, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 13

8

8

7, 11

2

7, 11

2

9

2, 7

2

2

1

10

7

1

5

1

11

7, 8

2

2, 7, 8

3

12

3, 14

2

-

-

13

1, 3, 7

3

1, 3, 7

3

14

3

1

-

-

(7)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 58

Tabel 1. Data Sosiomatrik Partner Bicara Responden

Dari data sosiometri Tabel 1, individu

yang paling banyak menerima jumlah

pilihan partner berkomunikasi adalah

individu # 1 dan # 7, sedangkan

individu-individu yang tidak mendapatkan pilihan

sebagai partner berkomunikasi adalah

individu #5, # 14, dan # 17.

Data

pada

Tabel

1

kemudian

digunakan sebagai basis data dalam

analisis

jaringan

komunikasi

untuk

menggambarkan jaringan komunikasi

yang sesungguhnya sesuai dengan arus

komunikasi yang terjadi. Metode yang

digunakan adalah metode NEGOPY

yang

dikemukakan

Rogers

dan

Kincaid(1981). Setelah melalui tiga kali

prosedur identifikasi, didapatkan jaringan

komunikasi pada KWT Mugi Rahayu

seperti

digambarkan

dalam

bentuk

sosiogram (Gambar 1) dan sosiomatrik

(Gambar 2).

Klik I Klik II

Liaison

Klik III

Gambar 1. Sosiogram Jaringan Komunikasi KWT Mugi Rahayu

15

1

1

17

1

16

1, 4

2

4

1

17

1, 15

2

-

-

(8)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 59

Dari sosiogram diatas, akan dibuat sosiomatrik berikut ini :

M e m i l i h

1 4 6 15 16 17 3 12 14 7 2 5 8 9 10 11 13 1 4 6 15 16 17 3 12 14 7 2 5 8 9 10 11 13

Gambar 2. Sosiomatrik Jaringan Komunikasi KWT Mugi Rahayu

Klik I Klik II Klik III

ANALISA KLIK

Berdasarkan data pada Sosiomatrik

diatas,

teridentifikasi

3

klik

yang

terbentuk pada jaringan komunikasi KWT

Mugi Rahayu. Klik merupakan bagian

dari sistem atau subsistem dimana

anggota-anggotanya relatif lebih sering

melakukan interaksi satu dengan lainnya

dalam suatu jaringan komunikasi.

Proses identifikasi didasarkan pada 3

kriteria antara lain :

1. Setiap klik minimal terdiri atas 3

anggota

2. Seluruh anggota klik baik secara

langsung maupun tidak langsung

harus saling berhubungan melalui

suatu rantai hubungan

dyadic

yang

berlangsung secara kontinyu dan

menyeluruh di dalam klik

3. Setiap anggota klik minimal harus

mempunyai derajat keterhubungan

sebesar

50%

dari

hubungan-hubungannya di dalam klik

Sesuai data sosiomatrik diatas, dapat

dilihat klik-klik yang ada berbentuk

jari-jari yang berpusat pada satu individu dan

menyebar kepada anggota-anggota yang

lain. Bentuk tersebut dapat dipahami,

karena ketiga pemuka pendapat (

Opinion

Leader

) yang terdapat pada 3 klik

tersebut merupakan pengurus KWT Mugi

Rahayu.

Gambar

berikut

menunjukkan

sosiomatrik

Klik

I

pada

jaringan

komunikasi KWT Mugi Rahayu :

Gambar 2. Sosiomatrik Klik I KWT Mugi Rahayu

Jika digambarkan dalam bentuk jari-jari lingkaran klik, maka untuk Klik I adalah

sebagai berikut :

1 4 6 15 16 17 1 4 6 15

(9)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 60

Gambar 3. Sosiogram Jari-Jari Klik I

Sebagaimana

terlihat

dalam

Sosiomatrik dan Sosiogram diatas, Klik I

beranggotakan 6 orang dengan individu

#1 sebagai pusat informasi dan sekaligus

sebagai

Opinion Leader

(OL). Dilihat dari

individu-individu anggota Klik I, dapat

dipahami bahwa mereka terbentuk dalam

klik berdasarkan kedekatan tempat

tinggal, yakni di lingkungan RT 04 / RW

01.

Sementara gambar berikut ini adalah

Sosiomatrik

Klik

II

pada

jaringan

komunikasi KWT Mugi Rahayu :

16 3 12 14 7

17 3 12

Gambar 4. Sosiomatrik Klik II KWT Mugi Rahayu

Jika digambarkan dalam bentuk jari-jari lingkaran klik, maka untuk Klik II

adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Sosiogram Jari-Jari Klik II

Klik II beranggotakan 4 orang dengan

individu #3 sebagai pusat informasi dan

Opinion Leader

(OL). Sama hal-nya

dengan

Klik

I,

Klik

II

terbentuk

berdasarkan kedekatan tempat tinggal

dimana anggota-anggotanya merupakan

warga lingkungan RT 02 / RW 01.

Dan

gambar

berikut

adalah

Sosiomatrik

Klik

II

pada

jaringan

komunikasi KWT Mugi Rahayu :

14 7 2 5 8 9 10 11 13

7 2 5

Gambar 6. Sosiomatrik Klik III KWT Mugi Rahayu

Jika digambarkan dalam bentuk jari-jari lingkaran klik, maka untuk Klik III

adalah sebagai berikut :

(10)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 61

Gambar 7. Sosiogram Klik III KWT Mugi Rahayu

Klik III beranggotakan 8 orang dengan

individu #7 sebagai pusat informasi dan

sekaligus sebagai

Opinion Leader

(OL).

Para anggota Klik III merupakan warga

yang tinggal dilingkungan RT 05 / RW 01

sehingga dapat dikatakan bahwa klik ini

juga terbentuk berdasarkan kedekatan

tempat tinggal, sama dengan Klik I dan II.

Dari pola-pola pembentukan ketiga

Klik diatas dapat disimpulkan bahwa

kedekatan tempat tinggal menjadi dasar

pembentukan klik. Setidaknya dapat

diasumsikan

bahwa

individu-individu

yang tinggal di lingkungan yang sama,

sedikit banyak akan memiliki karakteristik

yang bisa dikatakan serupa.

Sedangkan berdasarkan arus pesan

yang terjadi dalam jaringan komunikasi,

pertukaran

informasi

antar

individu

dilakukan secara informal seperti ketika

bertemu saat belanja di warung, waktu

menghadiri acara hajatan, atau saling

berkunjung saat waktu luang. Kunjungan

khusus ke rumah-rumah anggota KWT

Mugi

Rahayu

dalam

rangka

menyampaikan suatu informasi terkait

permasalahan organisasi, hanya terjadi

antar

bridge yang menghubungkan

antara

klik

satu

dengan

lainnya,

mengingat klik-klik yang terbentuk ini

berada di lingkungan RT / RW yang

berbeda

.

Fungsi-Fungsi

Khusus

Dalam

Jaringan Komunikasi

Dalam jaringan komunikasi, terdapat

fungsi-fungsi khusus yang dilakukan

individu-individu

anggota

kelompok,

diantaranya :

Star, Opinion Leader,

Liaison Officer, Bridge,

dan

Isolate.

Berdasarkan

pengamatan

yang

dilakukan terhadap KWT Mugi Rahayu

yang menghasilkan Sosiomatrik dan

Sosiogram sebagaimana digambarkan

pada bagian terdahulu, maka dapat

diidentifikasi

individu-individu

yang

menjalankan fungsi-fungsi seperti yang

telah disebutkan.

Penjelasan

mengenai

fungsi-fungsi

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Star

Star adalah posisi seseorang dalam

suatu jaringan komunikasi yang paling

dikenal atau paling populer diantara

anggota-anggota lainnya. Posisi Star

ditentukan oleh banyaknya jumlah

pemilih terbanyak yang ditujukan

kepada seseorang.

Dalam jaringan komunikasi pada KWT

Mugi Rahayu, yang menduduki posisi

Star adalah individu #7 dengan jumlah

pemilih sebanyak 9 orang. Hal itu

dapat dimengerti karena individu #7

menjabat sebagai Wakil Ketua KWT

Mugi Rahayu, yang juga sekaligus

sebagai isteri Kepala Dusun.

Berdasar Teori Difusi Inovasi Rogers

dan Shoemaker, individu #7 termasuk

dalam

kelompok

early

adopter

(penerap

dini)

yang

sudah

menerapkan pengolahan biji durian

(11)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 62

menjadi tepung bahan baku makanan

tradisional. Dilihat dari status ekonomi,

individu #7 juga tergolong cukup

mampu,

dengan

3

anak

yang

menempuh pendidikan di perguruan

tinggi. Sementara individu #7 sendiri

lulusan

SLTA,

tergolong

berpendidikan

cukup

dibanding

anggota kelompok yang lain.

2. Opinion Leader

Opinion Leader adalah orang yang

menjadi pemuka pendapat dalam

sebuah kelompok atau sub kelompok,

ditunjukkan dengan jumlah hubungan

komunikasi dengan individu lain yang

lebih banyak dibanding anggota lain.

Dalam jaringan komunikasi KWT Mugi

Rahayu, nampak pada Sosiogram

bahwa individu #7 adalah anggota

yang

paling

banyak

melakukan

hubungan komunikasi dibanding

dengan

anggota

lain.

Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa

individu #7 adalah seorang Opinion

Leader. Individu lain yang juga bisa

dikatakan berperan sebagai Opinion

Leader adalah individu #1 dan individu

#3. Ketiga individu ini berperan

sebagai

sumber

informasi

bagi

anggota yang lain.

Sebagaimana disebutkan Rogers dan

Shoemaker (1971) seorang Opinion

Leader memiliki pengaruh informal

terhadap individu-individu lain dalam

rangka melakukan perubahan sikap

dan perilaku terhadap suatu inovasi.

Semakin banyak Opinion Leader

dalam suatu jaringan komunikasi,

maka akan semakin tinggi tingkat

adopsi jaringan komunikasi tersebut

terhadap suatu inovasi. Dilihat dari

proporsi jumlah anggota KWT Mugi

Rahayu dengan jumlah Opinion

Leader,

bisa

dikatakan

cukup

memadai untuk mengarah kepada

adopsi inovasi.

Sementara dilihat dari karakteristik

personalnya, ketiga Opinion Leader

yang terdapat pada KWT Mugi

Rahayu memiliki tingkat sosial yang

lebih

tinggi

dibanding

rata-rata

anggota

yang

lain.

Individu

#1

seorang Hajjah yang merupakan

pemimpin

pengajian,

sedangkan

individu #3 adalah seorang isteri PNS

yang memiliki usaha distribusi pupuk.

3. Bridge

Bridge

adalah

anggota

suatu

kelompok atau sub kelompok yang

berhubungan dengan kelompok atau

sub kelompok lainnya. Dalam jaringan

komunikasi

KWT

Mugi

Rahayu,

Opinion Leader

sekaligus berperan

atau menjalankan fungsi sebagai

Bridge

karena

sebagai

sesama

pengurus, ketiga Opinion Leader ini

sering bertemu untuk membicarakan

berbagai urusan kelompok.

4. Liaison Officer

Liaison Officer

adalah orang yang

menghubungkan

dua

atau

lebih

kelompok atau sub kelompok , akan

tetapi dia bukanlah anggota salah satu

kelompok atau sub kelompok. Dalam

jaringan

komunikasi

KWT

Mugi

Rahayu,

yang

berperan

dan

mejalankan fungsi sebagai

Liaison

Officer

adalah individu #13, yang tidak

menjadi anggota klik manapun karena

tinggal agak berjauhan dengan ketiga

klik yang terdapat dalam jaringan

komunikasi

KWT

Mugi

Rahayu.

Individu #13 tinggal di RT 07, dan

merupakan

Seksi

Humas

pada

kepengurusan KWT Mugi Rahayu.

Karena tanggung jawabnya itulah

maka

individu

#13

sering

berhubungan dengan para

Opinion

Leader

terkait tugas-tugas dalam KWT

Mugi Rahayu. Disamping itu, individu

#13 juga aktif dalam kegiatan PKK

(12)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 63

Desa sehingga sering berkomunikasi

dengan para

Opinion Leader

.

5. Isolate

Isolate

adalah individu yang tersisih

dalam suatu kelompok atau sub

kelompok . Dalam jaringan komunikasi

KWT Mugi Rahayu tidak ditemukan

adanya

Isolate

.

A. Derajat Keterhubungan Antar

Individu

Derajat

keterhubungan

individu

dalam

jaringan

komunikasi

menggambarkan

luasnya

jaringan

komunikasi individu di dalam sistem

sosialnya, diukur dari jumlah hubungan

komunikasi yang dilakukan seorang

individu dengan individu lainnya dalam

satu sistem, dibandingkan dengan jumlah

kemungkinan hubungan komunikasi yang

bisa dijalin dalam sistem tersebut.

Derajat

Keterhubungan

Individu

dengan rumus sebagai sebagai berikut :

X

---

N-1

Dimana : X = Jumlah hubungan

individu (

Actual C)

N = Jumlah anggota

sistem jaringan komunikasi

(

Roger dan Kincaid

,1981)

Derajat Keterhubungan jaringan

komunikasi KWT Mugi Rahayu

selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

No

Jml Hubungan

Langsung

Individu

(X)

Jml Kemungkinan

Hubungan

Langsung

N(N-1)/2

Derajat Keterhubungan

X/(N-1)

100 (X/N-1)

1

2

136

0,1250

13

2

3

136

0,0625

6

3

3

136

0,0625

6

4

2

136

0,1250

13

5

2

136

0,1250

13

6

1

136

0,0625

6

7

5

136

0,3125

31

8

2

136

0,1250

13

9

2

136

0,1250

13

10

1

136

0,0625

6

11

2

136

0,1250

13

12

2

136

0,1250

13

13

3

136

0,0625

6

14

1

136

0,0625

6

15

1

136

0,0625

6

16

2

136

0,1250

13

17

2

136

0,1250

13

36

136

Jumlah hubungan nyata yang

ada dalam jaringan komunikasi KWT

Mugi Rahayu adalah 36, dan jumlah

kemungkinan hubungannya adalah 136

sehingga rata-rata tingkat keterhubungan

sistem (ASC) adalah 0,26. Semakin

(13)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 64

tinggi ASC suatu sistem, maka secara

teoretis akan semakin baik proses difusi

inovasi yang terjadi. Bila dilihat dari

jumlah anggota sistem sebanyak 17

orang, maka nilai ASC tersebut tersebut

tergolong kurang baik.

B. Implikasi Jaringan Komunikasi

Dalam

konteks

komunikasi

kelompok

kecil,

hasil

pengamatan

jaringan

komunikasi

diatas

dapat

dijadikan pertimbangan bagi anggota

kelompok dalam memperbaiki suasana

hubungan kelompok. Sedangkan bagi

tenaga penyuluh dan penentu kebijakan

komunikasi pembangunan khususnya

terkait kegiatan kelompok tani, dapat

dijadikan

pertimbangan

dalam

menentukan kebijakan

dan

strategi

diseminasi inovasi.

Bagi pengurus dan anggota

KWT Mugi Rahayu, hasil analisis

jaringan komunikasi yang terbentuk

dapat

digunakan

untuk

mengatasi

permasalahan

kepemimpinan

dalam

kelompok. Dari analisis diatas, dapat

diidentifikasi individu yang berperan

sebagai Star dan Opinion Leader

berpotensi untuk menjadi Ketua KWT.

Dengan

demikian,

bersama-sama

dengan pengurus yang sudah ada, bisa

memaksimalkan kinerja kepengurusan.

Melihat

rata-rata

tingkat

keterhubungan sistem (ASC) dalam

jaringan komunikasi yang terbentuk,

terlihat bahwa semua anggota kelompok

terlibat

dalam

aktivitas

komunikasi

dengan anggota yang lain, baik dalam

kelompok maupun dalam klik. Dari

analisis juga terlihat bahwa semua

anggota terhubungkan dalam jaringan

komunikasi, dan tidak ada anggota yang

terisolasi. Hal ini menyiratkan bahwa

meskipun kinerja ketua kelompok belum

bisa dikatakan maksimal karena terpilih

atas dasar yang bersangkutan sebagai

isteri anggota DPRD Kabupaten Madiun,

namun interaksi antar anggota tetap

berlangsung baik.

Dalam kebijakan difusi inovasi

yang dilakukan penyuluh khususnya

mengenai pengolahan biji durian menjadi

tepung bahan baku makanan tradisional,

identifikasi terhadap pemuka-pemuka

opini

ini

sangat

penting

dalam

memperlancar

proses

difusi

dan

mempercepat proses adopsi inovasi.

Sudah banyak penelitian terkait jaringan

kelompok membuktikan, bahwa hampir

semua pemuka opini (opinion leader)

menyokong perubahan, meskipun dalam

beberapa kasus ada juga pemuka opini

yang menentang adopsi inovasi.

K

ESIMPULAN

Dari hasil pengamatan diatas dapat

disimpulkan beberapa hal antar lain :

1. Dalam jaringan komunikasi KWT

Mugi

Rahayu

terdapat

3

klik

berbentuk jari-jari yang berpusat

pada satu individu dan menyebar

kepada anggota-anggota yang lain

dan

terbentuk

berdasarkan

kedekatan tempat tinggal

2. Fungsi-fungsi khusus yang terdapat

dalam jaringan komunikasi KWT

Mugi Rahayu adalah Star, Opinion

Leader, Liaison Officer, Bridge, dan

tidak

terdapat

Isolate.

Melihat

karakteristik

personalnya,

Star,

Opinion Leader, dan Liaison Officer

adalah pengurus KWT Mugi Rahayu

dan memiliki tingkat sosial yang lebih

tinggi dibanding anggota yang lain.

Opinion Leader yang ada sekaligus

berperan sebagai Bridge

3. Derajat

rata-rata

tingkat

keterhubungan individu (ASC) dalam

sistem jaringan komunikasi KWT

Mekarsari adalah 0,26 dan tergolong

kurang baik.

SARAN-SARAN

1. Agar pengurus KWT Mugi Rahayu

berupaya

memperbaiki

suasana

kelompok dan memperbaiki kualitas

kepemimpinan KWT Mugi Rahayu

dengan menunjuk individu yang

berkompeten

dan

memiliki

kredibilitas dimata anggotanya.

2. Sedangkan

bagi

penyuluh

dan

penentu

kebijakan

komunikasi

pembangunan

pertanian,

dapat

dijadikan

pertimbangan

dalam

menentuan strategi dan kebijakan

diseminasi inovasi.

(14)

Sosial Volume 13 Nomor 1 Maret 2012 DIFUSI INOVASI PEMANFAATAN.... 65

3. Bagi akademisi dan peneliti secara

umum, hasil penelitian ini diharapkan

dapat dikembangkan ke dalam

bentuk penelitian sejenis yang tentu

saja dengan tingkatan dan kualitas

yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Berlo, David K., 1960. The Process of

Communication An Intriduction

to Theory and Practice. New

York:

Holt,

Rinehart

and

Winston Inc.

Devito, Joseph A., 1998.. Komunikasi

Antar Manusia. Kuliah Dasar.

Edisi Kelima. (Judul Asli :

Human

Communication).

Jakarta: Professional Books.

Gonzales, Hernando., 1993. Beberapa

Mitos

Komunikasi

dan

Pembangunan. Dalam .Jahi, A.

(Penyunting). 1993. Komunikasi

Massa

dan

Pembangunan

Pedesaan

di

Negara-negara

Dunia Ketiga. Suatu Pengantar.

Jakarta: PT Gramedia

---.,

1996.

Kepemimpinan

Kontak

Tani

Dalam Proses Difusi Inovasi

Laporan Penelitian. Mataram:

Fakultas Pertanian Universitas

Mataram.

---., Siti Hilyana, Farida

Puspa., 1997. Alur Komunikasi

dan

Keputusan

Inovasi

Teknologi Pengendalian Hama

Terpadu di Kabupaten Lombok

Timur. Jurnal AGROTEKSOS

Volume 7 Nomor 3. Mataram.

Hare, A.P., 1962. Handbook of Small

Group Research. New York: The

Free Press.

Knoke, David and James Kulkinskni,

1982.

Network

Analysis.

London: Sage Publication.

Olmsted, Michael S., 1966. Getting

Agriculture Moving. New York:

The Agricultural Development

Councill.

Rogers, Everett M and Lawrence D.

Kincaid, 1981. Communication

Network

Toward

a

New

Paradigm for Research.. New

York: The Free Press

Gambar

Gambar 1. Sosiogram Jaringan Komunikasi KWT Mugi Rahayu
Gambar  berikut  menunjukkan  sosiomatrik  Klik  I  pada  jaringan  komunikasi KWT Mugi Rahayu :

Referensi

Dokumen terkait

Pada abad ke enam sampai ke delapan Hijriyah, lewat konsepsi Ibn Arabi, corak ma’rifat yang dikembangkan adalah hubungan antara fenomena alam yang pluralistic

Hasil analisa uji Chisquare didapatkan tidak ada hubungan antara pelayanan kesehatan dengan kepatuhan diet hipertensi dengan dimana Ada hubungan yang

Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi ladang merupakan usaha untuk memaksimalkan alokasi tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga karena memang lahan

Dengan demikian, ilmu sejarah mempelajari segala peristiwa yang terjadi dalam waktu...b. sepanjang waktu yang bersifat

Hal tersebut menyatakan bahwa semakin baik atribut pemenuhan yang diberikan oleh pihak Posie Florist akan semakin tinggi konsumen dalam memutuskan pembelian suatu

Mungkin orang akan sepakat, kalau dikatakan, bahwa demokrasi itu adalah pemerintahan rakyat, dan serentak pula kata setuju akan diberikan, ka- lau disebutkan, bahwa

TATA TERTIB MENGIKUTI PELATIHAN KADER KESEHATAN REMAJA TATA TERTIB MENGIKUTI PELATIHAN KADER KESEHATAN REMAJA BAGI SISWA SMP-SMU/SEDERAJAT DI WILAYAH PUSKESMAS MULIA BARU BAGI

Mengingat penggunaan SAHA dalam klinik sebagai anti-kanker semakin intensif, semakin luasnya target IHD pada berbagai kondisi patologis, dan semakin