PANDUAN
PENYELENGGARAAN PONEK 24 JAM DI RSU AT MEDIKA
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan AngkaKematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantaranegara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. AKI dari390/100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun 1994), menjadi307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Demikian pulaAKN 28,2/1000 kh 1987-92 menjadi 21,8/1000 kelahiran hidup padatahun 1992-1997.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir Rendah (40,4%), asfiksia (24,6%) daninfeksi (sekitar 10%). Hal tersebut kemungkinan disebabkan olehketerlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati.Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%),infeksi (15%), pre-eklampsia / eklampsia (15%), persalinan macetdan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan eratdengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatanbayi harus dilakukan dalam sistem terpadu.Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upayapenyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadudalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal EmergensiKomprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukandalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yangsangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi barulahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenagakesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan manajemenyang handal.Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan
memerlukanpelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor100, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3495).
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI Tahun 2004Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4431).
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437).
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan RumahSakit. 6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional,diatur Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya KesehatanMasyarakat.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi RumahSakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan PelaksanaanPraktik Kedokteran.
C. PENGERTIAN
1. RegionalisasiPelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu bsistem pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan cakupanarea pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalamwaktu kurang dari 1 jam, agar dapat memberikan tindakandarurat sesuai standar. Regionalisasi menjamin agar system rujukan kesehatan berjalan secara optimal.
2. Rujukanadalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik duaarah dari sarana pelayanan primer kepada sarana kesehatansekunder dan tersier.
3. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah Rumah sakit yangmenyelenggarakan pelayanan kedaruratan maternal dan neonatalsecara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.
BAB 2
OBSTETRI DAN NEONATAL
A. FUNGSI RUMAH SAKIT
1. Pelayanan : Rumah Sakit harus dapat menangani kasus rujukan yang tidakmampu ditanganioleh petugas kesehatan di tingkat pelayananprimer (dokter, bidan,perawat).
2. Pendidikan: Rumah sakit harus terus menerus meningkatkan kemampuanbaik petugas rumah sakit, luar rumah sakit maupun pesertapendidikan tenaga kesehatan sehingga mampu melakukantindakan sesuai dengan standar dan kewenangannya untukmenyelesaikan kasus darurat.
3. Penelitian : Rumah sakit harus mempunyai program evaluasi kinerja baikrumah sakit maupun wilayah kerja dalam rangka menurunkanangka kematian ibu dan bayi baru lahir.
B. LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN REGIONALISASI
1. wilayah rujukan
2. Ada sumber daya manusia (dokter, bidan dan perawat)
3. Ada kebijakan (SK, Perda) yang mendukung pelayananregional dan dana dukungan.
4. Pembentukan organisasi Tim PONEK Rumah Sakit (DokterSpOG, Dokter SpA, Dokter Umum UGD, Bidan dan Perawat)melalui SK Direktur Rumah Sakit
5. Pelatihan bagi SDM agar kompeten sesuai standar prosedur.
6. Meningkatkan fungsi pengawasan oleh Direktur Rumah Sakit dengan melibatkan Tim Peristi untuk melakukan pengawasandan evaluasi kegiatan PONEK
7. Evaluasi kinerja.
C. MONITOR DAN EVALUASI KINERJA
1. Fasilitas fisik
2. Kinerja kelompok kerja di unit gawat darurat, kamar bersalin, kamar operasi (mampu dilakukan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit, setelah diputuskan), dan kamar neonatal
3. Case Fatality Rate, angka kematian penyakit yang harus menurun setiap tahun dengan percepatan 20%.
4. Angka rasio kematian ibu harus (< 200/100.000 kelahiran hidup),rasio kematian perinatal (< 20/1000 kelahiran hidup) di rumahsakit.Untuk wilayah kerja – kabupaten/kota, target adalah :
a. Angka Kematian Ibu (AKI) < 100/100.000 kelahiran hidup
b. Angka Kematian Neonatal < 18/1000 kelahiran.Selain itu pencegahan kesakitan/ kematian ibu harus diupayakanmisalnya dengan perluasan cakupan peserta KB mencapai 75%. Hal ini dapat dilakukan dengan program PKBRS dan pelatihan petugas.
Audit Kematian ibu dan bayi dilakukan dengan melibatkan : a. Dinas Kesehatan
b. Rumah sakit rujukan
Audit kesehatan juga ditujukan bagi kasus yang NYARIS MATI, karena hal itu tak bisa dibiarkan. Ada banyak unsur medik dan nonmedik yang dapat dihindarkan ( tranportasi, kelambanan petugas, insentif, persediaan obat dan lain lain) yangsebenarnya dapat diselesaikan dengan hati dan nurani.
BAB 3
LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
A. PELAYANAN PONEK DI RSUD SAWERIGADING PALOPO Upaya Pelayanan PONEK :
1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan/KB 3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektiosaesaria 4. Perawatan intensif ibu dan bayi.
5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi
Ruang Lingkup Pelayanan Ponek di RSUD SAWERIGADING PALOPO antara lain : 1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
 Pelayanan Kehamilan
 Pelayanan Persalinan dan persalinan dengan tindakn operatif  Pelayanan Nifas
 Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 2)
 Immunisasi dan stimulasi deteksi intervensi tumbuh kembang ( SDIDTK)  Intersive cara unit /ICU
 Endoskopi
2. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risikotinggi  Masa antenatal
 Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut/ kehamilan etopik  Perdarahan pada kehamilan muda/abortus
 Gerak janin tidak dirasakan
 Demam dalam kehamilan dan persalinan
 Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu(KET)  Hyprtensi, pre eklamsia dan eklamsia
 Perdarahan masa kehamilan  Kehamilan metabilik/serotinus  Kelainan vaskuler/jantung  Masa intranatal
 Persalinan dengan parut uterus  Persalinan dengan distensi uterus  Gawat janin dalam persalinan  Pelayanan terhadap syok  Ketuban pecah dini  Persalinan macet
 Induksi dan akselerasi persalinan  Seksio sesarea
 Epiosotomi
 Kraniotomi dan kraniosentesis  Malpresentasi dan malposisi  Distosia bahu
 Prolapsus tali pusat  Plasenta manual
 Perbaikan robekan vagina dan perineum  Perbaikan robekan dinding uterus
 Reposisi Inersio Uteri  Histerektomi
 Sukar bernapas
 Kompresi bimanual dan aorta  Dilatasi dan kuretase
 Ligase arteri uterina
 Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria  Anestesia spinal, ketamin
 Blok paraservikal  Blok pudendal
 Masa Post Natal  Masa nifas
 Demam pasca persalinan  Perdarahan pasca persalinan  Nyeri perut pasca persalinan  Keluarga Berencana
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal  hiperbilirubinemi,  asfiksia,  trauma kelahiran,  hipoglikemi  kejang  sepsis neonatal
 gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,  gangguan pernapasan,
 gangguan pendarahan,  renjatan (shock),
 aspirasi mekonium,  koma,
 Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),  Kangaroo Mother Care,
 Resusitasi Neonatus,  Penyakit Membran Hyalin,
 Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,  Pemberian cairan parental
 Kelainan bawaan
4. Pelayanan Ginekologis  Kehamilan ektopik
 Perdarahan menoragia  Kista ovarium akut  Radang Pelvik akut  Abses Pelvik
 Infeksi Saluran Genitalia  HIV – AIDS
5. perawatan intensip neonatal
C. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK 1. Pelayanan Darah
a. Jenis Pelayanan
1. Merencanakan kebutuhan darah di RS
2. Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat 3. uji saring (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah 4. Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
5. Memantau persediaan darah harian/ mingguan 6. Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan 7. Rhesus pada darah donor dan darah recipien
8. Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah recipien 9. Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dangolongan darah ABO/
rhesus ke Unit Tranfusi darah /UTD secara berjenjang
10.Bagi Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah / Bank darah dianjurkan untuk membuatkerjasama dengan penyedia fasilitas tersebut.
b. Tempat Pelayanan
a) Unit Tranfusi darah /UTD PMI b) Bank darah rumah sakit / BDRS
c. Kompetensi
1. Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaantranfusi darah dan Bank Darah Rumah Sakit.
2. Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan ketrampilantentang  Transfusi darah
 Penerimaan darah  Penyimpanan darah
 Pemeriksaaan golongan darah  Penmeriksaan uji silang serasi  Pemantapan mutu internal
 Pencatatan , pelaporan, pelacakan dan dokumentasi  Kewaspadaan universal (universal precaution)
 Dokter
 Para medis Tehnologi Tranfusi darah (PTTD)  Tenaga administrator
 Pekarya
e. Ruang Pelayanan Darah Ukuran minimal 24 m2
f. Fasilitas Peralatan Peralatan utama
2. Perawatan Intensif a. Jenis Pelayanan
• Pemantauan terapi cairan
• Pengawasan gawat nafas / ventilator • Perawatan sepsis
b. Tempat Pelayanan
• Unit Perawatan Intensif c. Kompetensi
a) Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek danmempunyai peran memantau serta mencegah penyulitpada pasien medik dan bedah yang berisiko.
b) Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskulersederhana. d. Sumber Daya Manusia
a. Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung paru.
b. Dokter Spesialis Anestesiologi e. Ruang Pelayanan
• Ruang Pelayanan Intensif (ICU)
3. Pencitraan • Radiologi
4. Laboratorium
• Pemeriksaan rutin darah, urin • Kultur darah, urin, pus
• Kimia
BAB 4
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
A. KRITERIA UMUM RUMAH SAKIT PONEK
1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik –neonatal.
2. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEKdi rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus. 3. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien
kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
4. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratanobstetrik dan neonatal.
5. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
6. Mempunyai standar respon time di UGD selama 5 menit, dikamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari1 jam.
7. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untukmelakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum.
8. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit.
9. Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu,meskipun on call.
10.Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK,antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
11. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
12.Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam,recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap tersedia
13.Perlengkapan
 Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran,bercak, cairan dll)
 Permukaan metal harus bebas karat atau bercak
 Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yanglonggar atau tidak stabil)
 Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresanbesar  Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsibaik  Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
 Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar,kabel dan steker menempel kokoh)
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini.
B. KRITERIA KHUSUS
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Tim PONEK RSU Sawerigading palopo mempunyai ketenagaan: 1. 3 Dokter spesialis Obstetri & Ginekologi
2. 2 Dokter spesialis Anak 3. 2 Dokter spesialis anestesi 4. 1 Perawat anestesi 5. 2 Dokter terlatih 6. 3 Bidan koordinator 7. 2 Bidan penyelia 8. 73 Bidan pelaksana 9. 2 Perawat koordinator 10.11 Perawat pelaksana 11. 2 Petugas administrasi
2. PRASARANA DAN SARANA
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK RSU Sawerigading Palopo memliki prasarana dan sarana :
 Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
 Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap  Ruang pulih / observasi pasca tindakan
 Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal
a. Kriteria Umum Ruangan : 1). Struktur Fisik
 Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m  Lantai porselen atau plastik
 Dinding dicat dengan bahan yang bisa dicuci 2). Kebersihan
 Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat dengan mudah
 Ruang bersih dan bebas debu, kotoran,sampah atau limbah rumah sakit  Lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu, jendela, steker listrik dan
langit-langit di tata dengan baik 3). Pencahayaan
 Pencahayaan terang dan cahaya alami atau listrik
 Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
 Tersedia peralatan gawat darurat
 Tersedia lampu untuk perawatan neontus neonatus 4). Ventilasi
 Ventilasi, jendela, cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang.  Kipas angin atau pendingin ruang berfung baik.
 Suhu ruangan terjaga 24-26 C.
 Pendingin ruang dilengkapi filter anti bakteri 5). Pencucian tangan
 Wastafel dilengkapi sabun disinfektan
 Wastafel, keran dipasang padaketinggian yang sesuai  Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
 Ada tisu untukmengeringkan tangan, diletakkan di sebelahWestafel.
b. Kriteria Khusus Ruangan
1) Area Cuci Tangan di ruang di Ruang Obstetri danNeonatus Distiap ruang terdapat 1-2 wastafel
2). Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri danNeonatus / UGD  Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada didalam Unit Perawatan
Khusus.
 Kamar PONEK di unit gawat darurat terpisah dari kamar gawat darurat lain. privasi pasien penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan bayi.
 Tujuan kamar ini ialah : memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi pasien.
 Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator.  Kamar PONEK di lengkapi :
 2 ruang berukuran 15 mberisi : lemari dan torli darurat  tempat tidur bersalin serta tiang infus.
 inkubator transpor  pemancar panas  meja , kursi
 aliran udara bersih dan sejuk  pencahayaan
 lampu sorot dan lampu darurat.  Mesin isap
 defibrilator
 lemari isi: perlengkapan persalinan, vakum,forsep, kuret, obat/infus.  alat resusitasi dewasa dan bayi
 wastafel dengan air mengalir dan antiseptik  alat komunkasi dan telepon ke kamar bersalin  nurse station dan lemari rekam medik
 USG mobile.
 Sarana Pendukung, meliputi: toilet, kamar tunggukeluarga, kamar persiapan peralatan (linen daninstrumen), kamar kerja kotor, kamar jaga, ruangsterilisator dan jalur ke ruang bersalin/kamaroperasi terletak saling berdekatan dan merupakanbagian dari unit gawat darurat.
3) Ruangan Maternal a) Kamar bersalin
 Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi danIGD
 Luas minimal : 6 m per orang. Berarti bagi 1pasien, 1 penunggu dan 2 penolong diperlukan4 x 4 m2 = 16 m2.
 Paling kecil, ruangan berukuran 12 m (6 muntuk masing-masing pasien).  Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
 Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.  Ruangan bersalin tidak merupakan tempat lalu lalang orang.
 Bila kamar operasi berada di lokasi yang sama, tidak ada melintas pada ruang bersalin.
 Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.
 Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transpor bayi dengan komplikasi ke ruang rawat.
 Ruang bersalin merupakan unit ter-integrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yangberarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya- secaraprivasi.
 Kamar bersalin dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan
 pengawasan ketat setelah pasien partussebelum dibawa ke ruang rawat (postpartum).
 Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasienakan dibawa ke kamar operasi yangberdekatan dengan kamar bersalin.
 Terdapat kamar mandi-toilet berhubungankamar bersalin.  Ruang postpartum harus cukup luas, standar :
 8 m2 per tempat tidur (bed) dalam kamardengan multibed atau standar 1 bed minimal:10 m2.
 Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarakantar tempat tidur minimum 1 m s.d 2 m danantara dinding 1 m.
 Jumlah tempat tidur per ruangan 6.
 Tiap ruangan mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup.  Ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
 Tiap pasien harus punya akses ke kamar manprivasi (tanpa ke koridor).  Kamar periksa/diagnostik berisi: tempat tidur pasien/obgin, kursi
pemeriksa, meja, kursi,lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USGmobile dan troli emergensi.
 Kamar periksa mempunyai luassekurang kurangnya 11m2. Bila ada beberapa tempat tidur maka per pasien memerlukan 7m2. Perlu disediakan toilet yang dekat denganruang periksa.
 Ruang perawat –nurse station- berisi : meja,telepon, lemari berisi perlengkapandarurat/obat.
 Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin.
 Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one daycare : untuk kuret, penjahitan dsb berisi : mejaoperasi lengkap, lampu sorot, lemari perlengkapan operasi kecil, wastafel cucitangan operator, mesin anestesi, inkubator,perlengkapan kuret dsb.
 Terdapat Ruang tunggu bagi keluarga pasien
b) Unit Perawatan Intensif/ Eklampsia/ Sepsis
 Unit ini harus berada disamping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area yangsering dilalui.
 Paling kecil, ruangan berukuran 18 m (6-8 muntuk masing-masing pasien)  Di ruang dengan beberapa tempat tidur,sedikitnya ada jarak 8 kaki (2,4 m)
antararanjang ibu.
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit enamsteker listrik yang dipasang dengan tepat untukperalatan listrik. Steker harus mampumemasok beban listrik yang diperlukan, amandan berfungsi baik
4) Ruangan Neonatal
a) Unit perawatan Intensif
 Unit ini harus berada di samping ruangbersalin, atau setidaknya jauh dari area yangsering dilalui, 2 2 Minimal ruangan berukuran 18 m (6-8 muntuk masing-masing pasien)
 Rauangan dengan beberapa tempat tidursedikitnya ada jarak 8 kaki (2,4 m) antara ranjang bayi.
 Ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah
 Ruang dilengkapi paling enam steker ysng dipasang dengan tepat untu k peralatan listrik
b) Unit Perawatan Khusus
 Unit ini berada di samping ruang bersalin, dan jauh dari area yangsering dilalui.
 2 2 Minimal Ruangan berukurn 12 m ( 4 m untukmasing-masing pasien)  Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempat terpisah
 2 Paling sedikit harus ada jarak 1 m antara inkubator atau tempat tidur bayi
c) Area laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 m2
d) Area pencucian inkubator Minimal ruangan berukuran 6-8 m2
5) Ruang Operasi
 Unit operasi diperlukan untuk tindakan operasiseksio sesarea dan laparotomia.
 Idealnya sebuah kamar operasi mempunyai luas :25 m2 dengan lebar minimum 4 m, diluar fasilitas :lemari dinding. Unit ini berada bagian kebidanan.
 Disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Didalam kamar operasi tersedia :pemancar panas, dan perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi .
 Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedahdengan standar luas : 8 m2/bed , sekurangkurangnya ada 2 tempat tidur, selain itu isi ruanganialah : meja, kursi perawat, lemari obat, mesinpemantau tensi/nadi oksigen dsb, tempat rekammedik, troli darurat.
 Harus dimungkinkan pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat pasien Demikian pula agar keluarga dapat melihat melalui kaca.
 Perlu disediakan alat komunikasi ke kamar bersalindan kamar operasi, serta telepon. Sekurang kurangada 4 sumber listrik/bed.
 Fasilitas pelayanan berikut perlu disediakan untuk unit operasi :
a. Nurse station yang juga berfungsi sebagaitempat pengawas lalu lintas orang.
b. Ruang kerja – kotor yang terpisah dari ruangkerja bersih- ruang ini berfungsi membereskanalat dan kain kotor. tersedia wastafel besar untuk cuci tangan Ada meja kerja dankursi kursi, troli troli.
c. Saluran pembuangan kotoran/cairan. d. Kamar pengawas KO : 10 m2
e. Ruang tunggu keluarga : tersedia kursi kursi,meja dan tersedia toilet f. Kamar sterilisasi yang berhubungan dengankamar operasi. Ada
autoklaf besar berguna biladarurat.
g. Kamar obat berisi lemari dan meja untukdistribusi obat.
h. Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untukdua orang, terdapat di depan kamaroperasi/kamar bersalin. Wastafel itu harusdirancang agar tidak membuat basah lantai.Air cuci tangan haruslah steril.
i. Ruang kerja bersih. Ruang ini berisi meja danlemari berisi linen, baju dan perlengkapanoperasi. Juga terdapat troli pembawa linen.
j. Ruang gas/tabung gas
k. Gudang alat anestesi : alat/mesin yang sedangdi reparasi-dibersihkan, meja dan kursi
l. Gudang 12 m2: tempat alat alat kamar bersalindan kamar operasi m. kamar ganti : pria dan wanita masing masing12 m2, berisi loker, meja,
kursi dan sofa/tempattidur, ada toilet 3m2. n. Kamar diskusi bagi staf dan paramedik : 15 m2. o. Kamar jaga dokter : 15m2
p. Kamar jaga paramedik : 15 m2
q. Kamar rumatan rumah tangga (house keeping): berisi lemari, meja, kursi, peralatan mesinisap, sapu, ember, perlengkapan kebersihan,dsb.
r. Ruang tempat brankar dan kursi dorong. 6) Ruangan penunjang harus disediakan seperti :
 kantor perawat  ruang rekam medic  toilet staf
 ruang staf medic
 ruang loker staf/perawat  ruang rapat/konferensi  ruang keluarga pasien  ruang cuci
 ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatanpersiapan alat/bahan  gudang peralatan
 ruang kotor –peralatan – harus terpisah dari ruangcuci/steril. Ruang ini mempunyai tempat cucidengan air panas-dingin, ada meja untuk kerja.  ruang obat : wastafel,meja kerja dsb.
 ruang linen bersih.
 dapur kecil untuk pembagian makan pasien.
3. PRASARANA DAN SARANA PENUNJANG a. Unit Transfusi Darah
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes kecocokan,pengambilan donor dan tes lab : infeksi VDRL, hepatitis,HIV.Diperlukan ruang 25 m2, berisi lemari pendingin, meja kursi,lemari , telepon, kamar petugas, dsb.Memiliki peralatan sesuai dengan standar minimal peralatanmaternal dan neonatalBagi Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusidarah / Bank darah dianjurkan untuk membuat kerjasamadengan penyedia fasilitas tersebut.
b. Laboratorium
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes labotratoriumdalam penanganan kedaruratan maternal dalampemeriksaan hemostasis penunjang untuk pre eklamspsiadan neonatal
c. Radiologi dan USG
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri danThoraks 4. PERALATAN ESSENSIAL
a. Peralatan Maternal Essensial N
o
Jenis Peralatan Jumla
h 1 Kotak Resusitasi :
 Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik  Bilah Laringoskop berfungsibaik
 Bola lampu laringoskop ukuran dewasa
1 1 1
 Baterai AA (cadangan) untuk bilah laringoskop  Bola lampu laringoskop cadangan
 Selang reservoar oksigen  Masker oksigen dewasa  Pipa endotrakeal  Plester  Gunting  Kateter penghisap  Pipa minuman  Alat suntuk 1, 21/ , 3, 5, 10, 20 cc 2  Ampul Epinefrin / Adrenalin
 NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL  MgSO4 40%  Sodium bikarbonat 8,4%  Kateter Vena  Infus set 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 Inkubator 1
3 Penghangat (Radiant Warmer) 1
4 Ekstraktorvakum 1
5 Forceps naegele 1
6 AVM 1
7 Pompavakumlistrik 1
8 Monitor denyutjantung / pernapasan 1
9 Foetal Doppler 1
10 Set SectioSaesaria 1
b. Peralatan Neonatal Esensial
Dapat Memberikan Pelayanan Neonatal level II B N
o
Jenis Peralatan Jumla
h
1 Inkubator 8
2 Infant Warmer :  1 Unit di IGD
 1 Unit di Kamar bersalin 2
3 Pulse OxymeterNeonatus 1 4 Therapy Sinar 3 5 Syringe Pump 8 6 TabungOksigen 6 7 LampuTindakan 1 8 Alat-AlatResusitasiNeonatus 4
9 Laryngoskop Neonatal, Lidah Kuku ukuran 0,0,0,1 1
10 Ambu Bag 1
12 Incubator transport 2
Rumah sakit ponek di kembangkan menjdai neonatal intemensive care unit {NICU) di lenkapi dengan infus, monitor dan 3 inkubator 2 infan warmer
5. PERALATAN IDEAL a. Peralatan Medis
Peralatan medis yang harus ada di masing-masing unit:
1) Unit Perawatan intensif/Eklampsia/Sepsis untukMaternal
 Tempat Tidur Obstetri / bersalin + Tiang infuse (bagian dada/kepala dapat turun naik, bagian kakiuntuk litotomi)
 Meja instrumen obstetri 80 x 40  Lampu sorot obstetric
 Kursi penolong – dapat turun naik
 Satu lemari dan meja untuk penyimpananbahan pasokan umum, rak dan lemari kaca tidakboleh retak (agar tidak luka)
 Ada lemari es untuk obat oksitosin
 Meja di area administrasi dan penyuluhan, dan dicat dengan bahan yangdibersihkan
 Tiga kursi di kamar bersalin  Tabung Oksigen selalu tersedia  Lampu Darurat
 Satu monitor denyut jantung /pernapasan yang berfungsi baik
 Pompa vakum listrik yang bisa dipindah,selang dan reservoar bersih.  Sistem vakum penghisap melalui pipadengan pengatur hisapan,
selang dan reservoar ataukanister bersih.
 Autlet penghisap dalam jumlah yangcukup, satu untuk setiap tempat tidur.
 Pompa vakum listrik yang bisa dipindahdengan regulator penghisap, selang dan reservoir bersih atau kanister sebagai cadangan.
 Ada satu Oximeter nadi tiap tempat tidur
 Ada stetoskop yang berfungsi baik setiap tigatempat tidur
 Generator listrik cadangan yang dapat dioperasikanbila pasokan listrik utama tidak ada
 Pompa infus yang berfungsi baik setiap tempattidur  Analisis gas darah
2) Unit Perawatan Intensif Neonatal Paling sedikit harus memiliki :
 Satu pompa tabung yang berfungsi baik untuksetiap 3 inkubator  3 monitor denyut jantung/ pernapasan yangberfungsi baik untuk
setiap 3 inkubator.u unit terapi sinar yang berfungsi baik untuksetiap tiga inkubator atau tempat tidur bayi
 Satu timbangan bayi yang berfungsi baik untuk disetiap ruangan  Oximeter nadi
 Stetoskop yang berfungsi baik 3) Kamar Bersalin
Harus dilengkapi lemari dengan perlengkapan daruratmedik termasuk : vakum, KTG, ECG mesin pengisap,inkubator bayi, pemancar panas (radiant warmer),oksigen, lampu sorot.
6. PERALATAN UMUM a. Area Cuci Tangan
 Wastafel
Wastafel cuci tangan ukurannya cukup besar sehinggaair tidak terciprat dan dirancang agar air tidak tergenangatau tertahan
 Wadah gaun bekas  Rak/gantungan pakaian  Rak sepatu
 Lemari untuk barang pribadi
 Wadah tertutup dengan kantung plastik harus disediakan wadah terpisah untuk limbah organik dan non-organik
 Sabun tersedia sabun dalam jumlah cukup, lebih disukai sabuncair antibakteri dalam dispenser dengan pompa.
 kain bersih atau tisu mengeringkan tangan  5 unit terapi sinar yang berfungsi baik
 Satu timbangan bayi yang berfungsi baik untuk disetiap ruangan  Tiga Oximeter nadi
 Stetoskop yang berfungsi baik
b. Area Resusitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/UG  Steker listrik
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit tiga stekeryang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik.Steker harus mampu memasok beban listrik yangdiperlukan, aman dan berfungsi baik.
 Meja periksa untuk ibu meja harus ditutup dengan lapisan kasur busa,lembar plastik utuh dan seprai bersih.Bagian logam harus bebas karat.
 Jam dinding menunjukkan waktu yang tepat danberfungsi baik.  Meja perlengkapan
Perlengkapan Pasokan oksigen Tingkat II:
 Ada dua tabung oksigen dengan saturegulator dan pengukur aliran (jika adaoksigen dengan sistem pipa di dinding, lihatstandar untuk tingkat III/NICU).
 Tabung oksigen cadangan selalu terisi penuh.  Harus ada pengatur kadar oksigen.
Tingkat III/NICU :
 Ada dua tabung oksigen dengan saturegulator dan pengatur aliran sebagaicadangan.
 Tabung oksigen cadangan harus selalu terisipenuh.  Lampu darurat
 Stetoskop dewasa
 Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsibaik  Bilah laringoskop berfungsi baik
 Bilah laringoskop, ukuran dewasa
 Batere AA (cadangan) untuk bilah laringoskop  Bola lampu laringoskop cadangan
 Selang reservoar oksigen
 Masker oksigen (ukuran bayi cukup bulan danprematur)  Pipa endotrakeal
 Plaster  Gunting
 Kateter penghisap  Naso Gastric tube
 Alat suntik 1, 2 ½ , 3, 5, 10, 20, 50cc  Ampul Epinefrin/ Adrenalin
 NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat/ RL  Dextrose 5%
 Sodium bikarbonat 8,4%  Penghangat (Radiant warmer)
 Ada sedikitnya satu penghangat yangberfungsi baik.  Kateter Vena
 Steker listrik
 Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam stekeryang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik.Steker harus mampu memasok beban listrik yangdiperlukan, aman dan berfungsi baik
 Mebel Lemari instrument harus ada satu lemari dan meja untukpenyimpanan bahan pasokan umum, selaindari lemari dan meja untuk menyimpan bahanbahanuntuk ruang isolasi.Rak dan lemari kaca tidak boleh retak (agartidak luka).
 Lemari es  Meja
Harus ada meja di area administrasi dan penyuluhan.Harus dicat dengan bahan yang bisa dibersihkan / dicuci
 Kursi
Harus ada tiga kursi di area administrasi danedukasi yang berfungsi baik.  Wadah sampah tertutup dengan kantong plastic
 Jam dinding
Harus menunjukkan waktu yang tepat danberfungsi baik. Bahan dan Peralatan
Pasokan oksigen Tingkat II:
 Harus ada dua tabung oksigen dengan saturegulator dan pengukuraliran (jika ada oksigen dengan sistem pipa didinding, lihat standaruntuk tingkat III/NICU).Tabung oksigen cadangan harus selalu terisipenuh.Harus ada pengatur kadar oksigen.
Tingkat III (setingkat NICU):
 Terdapat ada dua tabung oksigen dengan saturegulator dan pengatur aliran sebagaicadangan.Tabung cadangan harus selalu terisi penuh.  Lampu darurat
 Inkubator, asuhan normal
 Ada 3 inkubator yangberfungsi baik.Paling sedikit harus ada jarak 1m2 antarainkubator atau tempat tidur Bayi
 Penghangat (Radiant warmer)Paling sedikit harus ada satu penghangat yangberfungsi baik.
 Timbangan bayi Paling sedikit harus ada satu timbangan bayiyang berfungsi baik di setiap ruangan.
 Alat/ Instrumen
 Harus ada ekstraktor vakum yang berfungsi  Oximeter
 Harus ada generator listrik cadangan yangdioperasikan jika pasokan listrik utama tidakada.
d. Kamar bersalin
Harus ada wastafel besar untuk cuci tanganpenolong, dan sumber listrik sebanyak 4 pada titikyang berbeda.
7. OBAT-OBATAN
a. OBAT-OBATAN MATERNAL KHUSUS PONEK  Ringer Asetat  Dextrose 10%  Dextran 40 / HES  Saline 0,9%  Adrenalin / Epinefrin  Metronidazol
 Kadelex atau ampul KCL  Larutan Ringer Laktat  Kalsium Glukonat 10%  Ampisilin  Gentamisin  Kortison / Dexametason  Aminophyline  Transamin  Dopamin  Dobutamin  Sodium Bikarbonat 8.4%  MgSO4 40%  Nifedipin
b. OBAT-OBATAN NEONATAL KHUSUS PONEK  Dextrose 10%  Dextrose 40 %  N5  KCL  NaCl 0,9% 25 ml  NaCl 0,9% 500 ml  Kalsium Glukonat 10 ml  Dopamin  Dobutamin  Adrenalin / Epinefrin  Morphin  Sulfas Atropin  Midazolam  Phenobarbital Injeksi
 MgSO4 20%
 Sodium Bikarbonat 8,4 %  Ampisilin
 Gentamisin 8. MANAJEMEN
Direktur RS melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakanprogram PONEK menyelaraskan program RS untuk mendukungprogram PONEK dalam bentuk SK Direktur
9. SISTEM INFORMASI
PONEK merupakan suatu program pelayanan dimana setiapunsur tim yang ada di dalamnya melakukan fungsi yang berbeda,sangat membutuhkan keterpaduan, kecepatan dan ketepataninformasi yang ditujukan kepada peningkatan mutu, cakupan danefektifitas layanan kepada masyarakat.Keberadaan sistem informasi ditujukan untuk medukung prosespelaksanaan kegiatan pelayanan di rumah sakit dalam rangkapencapaian misi yang ditetapkan.Sistem informasi dimaksud pada PONEK adalah :
a) Sistem informasi sehubungan dengan PONEK yang sejalandengan visi dan misi rumah sakit
b) Sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh datapenting dari kamar bersalin dan ruang neonatal yangmelaksanakan PONEK yang dapat diakses secaratransparan melalui workstation.
c) Sistem informasi yang mampu memberikan peningkatanmutu pelayanan PONEK bagi pasien, yaitu dengantersedianya data PONEK yang lengkap dan akurat.
d) Sistem informasi yang dapat mendukung mekanismepemantauan dan evaluasi.
e) Sistem informasi yang dapat membantu para pengambilkeputusan dengan adanya ketersediaan data yang lengkap,akurat dan tepat waktu.
f) Sistem informasi yang dapat mendukung kegiatanoperasional (rutin) serta dapat meminimalkan pekerjaanyang kurang memberikan nilai tambah, meningkatkankecepatan aktivitas rumah sakit serta dapat menciptakan‘titik kontak tunggal’ atau ‘case manager’ bagi pasien.
g) Sistem informasi yang dapat memberdayakan karyawan(empowering).
h) Sistem informasi yang dapat mengakomodasi aktivitas yangdibutuhkan untuk keperluan penelitian dan pengembangankeilmuannya di bidang obstetri dan
ginekologi denganketersediaan teknologi informasi yang mampu untukmemperoleh, mentransmisikan, menyimpan, mengolah ataumemproses dan menyajikan informasi dan data baik datapelayanan ibu dan bayi berupa 10 langkah menuju perlindungan Ibudan Bayi secara terpadu dan paripurn
BAB 6 PENUTUP
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin meningkat dan tidak mengalami perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini akan cenderung meningkat bila tidak segera di antisipasi dengan berbagai terobosan yang optimal. Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akutdan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi dimasyarakat dan akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasimendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program PelayananObstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dijadikan prioritas. Pada saat ini sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perludidukung oleh Dinas Kesehatan Propinsi / Kabupaten daerah sehinggaterjadi sinkronisasi antara perencanaan Departemen Kesehatan RI pusat dan daerah yang menghasilkan suatu visi yang saling memperkuat dalampenurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).Disamping itu pelaksanaan Pelayanan Obstetri dan Neonatal EmergensiKomprehensif (PONEK) hendaknya disesuaikan dengan kondisi spesifikdaerah dan keterbatasan sumber daya, sehingga dapat mencapai targetyang optimal yaitu 75% RSU Kabupaten / Kota menyelenggarakan PONEK.
LAMPIRAN
MEKANISME ALUR PASIEN RUJUKAN MATERNAL & NEONATAL