• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Diagram Fasa Sistem Dua Komponen Cair

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Membaca Diagram Fasa Sistem Dua Komponen Cair"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Membaca diagram fasa Sistem Dua Komponen Cair-cair yang misible (Larut

Membaca diagram fasa Sistem Dua Komponen Cair-cair yang misible (Larut

sebagian)

sebagian)

Diagram fasa tersebut adalah diagram fasa sisten 2 komponen cair-cair

Diagram fasa tersebut adalah diagram fasa sisten 2 komponen cair-cair

yang melarut sebagian atau

yang melarut sebagian atau sistem terkonden.

sistem terkonden.

Sistem terkonden merupakan sistem dimana fasa uapnya

Sistem terkonden merupakan sistem dimana fasa uapnya

diabaikan (suhu

diabaikan (suhu

relatif rendah) sehingga harga derajat kebebasan f = C

relatif rendah) sehingga harga derajat kebebasan f = C

 P +1

 P +1

Mari amati diagram

Mari amati diagram tersebut, dengan memperhatikan pergerakan titik

tersebut, dengan memperhatikan pergerakan titik

a,b,c,d pada

a,b,c,d pada

suhu 25˚C

suhu 25˚C

, keadaan sistem air-fenol adalah sebagai berikut

, keadaan sistem air-fenol adalah sebagai berikut

:

:

Fenol ditambahkan kedalam air sedikit demi sedikit. Sistem dimulai

Fenol ditambahkan kedalam air sedikit demi sedikit. Sistem dimulai

dari

dari

titik atitik a

 dan bergerak ke kanan.

 dan bergerak ke kanan.

Dari titik a ke titik bDari titik a ke titik b

 diperoleh satu

 diperoleh satu

fasa yang artinya fenol yang

fasa yang artinya fenol yang ditambahkan melarut dalam air dan

ditambahkan melarut dalam air dan

membentuk satu fasa yang ditandai dengan warna jernih. (L1)

membentuk satu fasa yang ditandai dengan warna jernih. (L1)

Titik B

Titik B

 : pada titik i

 : pada titik i

ni terjadi kelarutan maksimum fenol dalam air

ni terjadi kelarutan maksimum fenol dalam air

Dari

Dari

titik b ka titik ctitik b ka titik c

 : terjadi 2 lapisan yaitu L1

 : terjadi 2 lapisan yaitu L1

dan L2 dan sistem

dan L2 dan sistem

berada dalam kondisi dua fasa air-fenol yang melarut

berada dalam kondisi dua fasa air-fenol yang melarut sebagian dan

sebagian dan

ditandai dengan warnanya yang keruh. Semakin ke kanan jumlah L1

ditandai dengan warnanya yang keruh. Semakin ke kanan jumlah L1

akan

akan

berkurang dan jumlah L2 akan

berkurang dan jumlah L2 akan

bertambah.

bertambah.

Di titik C

Di titik C

 fenol yang

 fenol yang ditambahkan cukup untuk melarutkan semua air

ditambahkan cukup untuk melarutkan semua air

dalam fenol. Sehingga pada titik C

dalam fenol. Sehingga pada titik C sistem berada pada satu fasa.

sistem berada pada satu fasa.

Dari C ke D

Dari C ke D

, sistem akan kembali menjadi satu fasa

, sistem akan kembali menjadi satu fasa yang ditandai

yang ditandai

dengan warna jernih(L2).

dengan warna jernih(L2).

Tc

Tc

 merupak titik kritis dimana

 merupak titik kritis dimana merupakan batas kelarutan (suhu

merupakan batas kelarutan (suhu

kelarutan kritis). Diatas Tc cairan saling melarut sempurna dalam

kelarutan kritis). Diatas Tc cairan saling melarut sempurna dalam

berbagai komposisi. Pada sistem air-fenol

(2)

Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan dua komponen. Diagram ini

Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan dua komponen. Diagram ini

digambarkan sebagai segitiga sama sisi.

digambarkan sebagai segitiga sama sisi.

Gambar 11.16. Diagram Fasa Sistem Tiga Komponen

Gambar 11.16. Diagram Fasa Sistem Tiga Komponen

Sudut-sudut A, B, C menyatakan susunan komponen murni. Campuran antara A dan B, A dan C serta

Sudut-sudut A, B, C menyatakan susunan komponen murni. Campuran antara A dan B, A dan C serta

B dan C, terletak pada sisi-sisi segitiga. Campuran antara a, B dan C terletak dalam segitiga. Suatu

B dan C, terletak pada sisi-sisi segitiga. Campuran antara a, B dan C terletak dalam segitiga. Suatu

campuran berisi 30% A, 20% B dan 50% C terletak dititik D (Sukardjo, 2005: 273-274).

campuran berisi 30% A, 20% B dan 50% C terletak dititik D (Sukardjo, 2005: 273-274).

Air dan asam asetat

Air dan asam asetat dapat bercampur seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan asam asetat.dapat bercampur seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan asam asetat.

Air dan kloroform hanya dapat campur sebagian. Apa yang terjadi jika ketiganya berada

Air dan kloroform hanya dapat campur sebagian. Apa yang terjadi jika ketiganya berada

bersama-sama? (Atkins, 2006: 218).

sama? (Atkins, 2006: 218).

Asam asetat , asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

Asam asetat , asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal

sebagai pemberi rasa aroma dalam makanan. Asam cuka memilih rumus empiris C

sebagai pemberi rasa aroma dalam makanan. Asam cuka memilih rumus empiris C22HH44OO22. Rumus ini. Rumus ini

seringkali ditulis dalam bentuk CH

seringkali ditulis dalam bentuk CH33-COOH,CH-COOH,CH33COOH atau CHCOOH atau CH33COCO22H. Asam asetat murni (disebutH. Asam asetat murni (disebut

asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku 16,7

asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki titik beku 16,700C. AsamC. Asam

asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam formal (Alamsyah,

asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam formal (Alamsyah,

2011).

2011).

Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kepada kloroform oleh karenanya bertambahnya

Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kepada kloroform oleh karenanya bertambahnya

kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan

kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambahan

asam asetat berlebih lebih lanjut akan membawa sistem bergerak kedaerah satu fase (fase tunggal).

asam asetat berlebih lebih lanjut akan membawa sistem bergerak kedaerah satu fase (fase tunggal).

 Namun demikian, saat

 Namun demikian, saat komposisi mencapai titik komposisi mencapai titik aa33, ternyata masih ada dua lapisan walaupun sedikit, ternyata masih ada dua lapisan walaupun sedikit

(Tim Dosen Kimia Fisik, 2012: 14).

(Tim Dosen Kimia Fisik, 2012: 14).

Adanya suatu zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut lainnya. Efek garam-keluar

Adanya suatu zat terlarut mempengaruhi kelarutan zat terlarut lainnya. Efek garam-keluar

(setting-out) adalah berkurangnya kelarutan suatu gas (atau zat bukan-ion lainnya) di dalam air jika suatu

out) adalah berkurangnya kelarutan suatu gas (atau zat bukan-ion lainnya) di dalam air jika suatu

garam ditambahkan. Efek garam ke dalam (setting-in) juga dapat terjadi, dimana sistem terner lebih

garam ditambahkan. Efek garam ke dalam (setting-in) juga dapat terjadi, dimana sistem terner lebih

 pekat

 pekat (dalam (dalam arti arti mempunymempunyai ai air air lebih lebih sedikit) sedikit) dari dari pada pada sistem sistem biner. biner. Garam Garam juga juga dapatdapat

mempengaruhi kelarutan elektrolit lain, seperti amonium klorida, aluminium sulfat dan air. Titik b

mempengaruhi kelarutan elektrolit lain, seperti amonium klorida, aluminium sulfat dan air. Titik b

menunjukkan kelarutan klorida dalam air: campuran denagn komposisi b

menunjukkan kelarutan klorida dalam air: campuran denagn komposisi b11 terdiri atas klorida yang t terdiri atas klorida yang takak

larut dan larutan jenuh dengan komposisi b.

(3)

Gambar 8.18. Diagram fasa, pada temperatur dan tekanan tetap Untuk sistem terne NH

Gambar 8.18. Diagram fasa, pada temperatur dan tekanan tetap Untuk sistem terne NH44Cl / (NHCl / (NH44))22SOSO44

/

/HH22OO

(Atkins, 2006: 220)

(Atkins, 2006: 220)

1.

1.

Alat

Alat

dan

dan

Bahan

Bahan

2.

2. AlatAlat

A.

A. 2 2 buah buah buret buret 50 50 mLmL

B.

B. 2 2 buah buah statif statif dan dan klemklem

C.

C. 5 5 buah buah erlenmeyer erlenmeyer 250 250 mLmL

D.

D. 1 1 buah buah spatulaspatula

E.

E. 1 1 buah buah neraca neraca analitikanalitik

F.

F. 1 1 buah buah gelas gelas ukur ukur 10 10 mLmL

G.

G. 5 5 buah buah pipet pipet tetestetes

H.

H. 1 1 buah buah botol botol semprotsemprot

I.

I. 2 2 buah buah piknometer piknometer 50 50 mLmL

J.

J. 1 1 buah buah batang batang pengadukpengaduk

K.

K. 1 1 buah buah ovenoven

L.

L. 1 1 buah buah corong corong biasabiasa

M.

M. 1 1 buah buah gelas gelas kimia kimia 250 250 mLmL

3.

(4)

A. A. CHClCHCl33 (kloroform) (kloroform) B. B. HH22O O (aquades)(aquades) C. C. TissueTissue D.

D. Aluminium Aluminium foilfoil

4.

4.

Prosedur

Prosedur

Kerja

Kerja

5.

5. Penentuan Penentuan massa massa jenis jenis asam asam asetat asetat glasial, glasial, kloroform kloroform dan dan airair

A.

A. Mencuci Mencuci piknometer piknometer dan dan mengeringkannya mengeringkannya dalam dalam oven.oven.

B.

B. Mendinginkan Mendinginkan piknometer piknometer dalam dalam eksikator.eksikator.

C.

C. Menimbang Menimbang berat berat kosong kosong piknometerpiknometer

D.

D. Mengisi Mengisi piknometer piknometer dengan dengan asam asam asetat asetat glasial glasial hingga hingga penuhpenuh

E.

E. Menimbang Menimbang berat berat piknometer piknometer akhir.akhir.

F.

F. Menghitung massa asam asetat glasial dan menentukan massa jenisnya.Menghitung massa asam asetat glasial dan menentukan massa jenisnya.

G.

G. Mengulangi Mengulangi langkah langkah a-f a-f untuk untuk larutan larutan kloroform kloroform dan dan air.air.

6.

6. Sistem Sistem terner terner asam asam asetat asetat glasial, glasial, kloroform kloroform dan dan airair

A.

A. Menyediakan buret yang bersih dan kering dua buah dan mengisi masing-Menyediakan buret yang bersih dan kering dua buah dan mengisi

masing-masing dengan aquades dan asam asetat glasial.

masing dengan aquades dan asam asetat glasial.

B.

B. Memasukkan Memasukkan 3 3 mL mL kloroformke kloroformke dalam dalam labu labu erlenmeyer.erlenmeyer.

C.

C. Menambahkan Menambahkan 5 5 mL mL aquadest aquadest ke ke dalam dalam erlenmeyer.erlenmeyer.

D.

D. Mengocok Mengocok campuran campuran hingga hingga membentuk membentuk dua dua lapisan.lapisan.

E.

E. Menitrasi campuran dengan asam asetat glasial sampai terbentuk satu fasa.Menitrasi campuran dengan asam asetat glasial sampai terbentuk satu fasa.

F.

F. Mencatat Mencatat volume volume asam asam asetat asetat glasial glasial yang yang digunakan.digunakan.

G.

(5)

H.

H. Mengulangi langkah b-q untuk 4 mL, 5 mL, 6 mL, dan 7 mL kloroform.Mengulangi langkah b-q untuk 4 mL, 5 mL, 6 mL, dan 7 mL kloroform.

I.

I. Membuat Membuat diagram diagram fasa fasa terner.terner.

7.

7.

1.

1.

Pembahasan

Pembahasan

2.

2. Penentuan Penentuan massa massa jenisjenis

Massa jenis dari tiap larutan yakni CH

Massa jenis dari tiap larutan yakni CH33COOH, CHClCOOH, CHCl33  dan H  dan H22O wajib diketahui siketahui supayaO wajib diketahui siketahui supaya

memudahkan kita mencari mol masing-masing dan menghitung fraksi molnya. Fraksi mol ini yang

memudahkan kita mencari mol masing-masing dan menghitung fraksi molnya. Fraksi mol ini yang

akan menjadi patokan dalam pembuatan diagram fasa sistem terner.

akan menjadi patokan dalam pembuatan diagram fasa sistem terner.

Alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis adalah piknometer. Piknometer terlebih

Alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis adalah piknometer. Piknometer terlebih

dahulu disusi dan dioven untuk menghilangkan sisa-sisa air yang dapat mempengaruhi berat

dahulu disusi dan dioven untuk menghilangkan sisa-sisa air yang dapat mempengaruhi berat

 piknometer.

 piknometer. Selanjutnya Selanjutnya piknometer piknometer dimasukkan dimasukkan ke ke eksikator eksikator dengan dengan tujuan tujuan mendinginkanmendinginkan

 piknometer

 piknometer dengan dengan cara cara silika silika gel gel yang yang terdapat terdapat dalam dalam eksikator eksikator akan akan mengikat mengikat panas panas daridari

 piknometer.

 piknometer. Pikno Pikno lalu lalu ditimbang ditimbang berat berat kosongnya kosongnya dan dan diisi diisi dengan dengan larutan larutan CHCH33COOH,COOH,

CHCl

CHCl33 dan H dan H22O secara bergantian dengan mengulangi prosedur kerja dari awal. HasilnyaO secara bergantian dengan mengulangi prosedur kerja dari awal. Hasilnya

diperoleh massa jenis CHCl

diperoleh massa jenis CHCl33 = 1,46 g/mL, CH = 1,46 g/mL, CH33COOH = 1,05 g/mL dan HCOOH = 1,05 g/mL dan H22O = 1,00 g/mL.O = 1,00 g/mL.

Hasil ini telah mendekati teori yakni

Hasil ini telah mendekati teori yakni ρHρH22OO ρρ CHCl3 CHCl3 = 1,48 g/mL,dan = 1,48 g/mL,dan ρρ CHCH33COOH = 1,047COOH = 1,047

g/mL. Sehingga bisa dikatakan perhitungan massa jenis tiap larutan berhasil.

g/mL. Sehingga bisa dikatakan perhitungan massa jenis tiap larutan berhasil.

1.

1. Sistem Sistem Tiga Tiga KomponenKomponen

Sistem terner merupakan sistem tiga komponen yang membentuk sepasang zat cair yang

Sistem terner merupakan sistem tiga komponen yang membentuk sepasang zat cair yang

 bercampur

 bercampur sebagian. sebagian. Maksudnya Maksudnya larutan larutan 1 1 dan dan larutan larutan 2 2 membentuk membentuk dua dua fasa fasa tetapi tetapi ketigaketiga

ditambahkan larutan 3 maka larutan 3 ini akan terdistribusi sebagian dilarutan 1 dan sebagian

ditambahkan larutan 3 maka larutan 3 ini akan terdistribusi sebagian dilarutan 1 dan sebagian

lagi dilarutan 2 sehingga terbentuklah 1 fasa. Ketiga jenis larutan yang digunakan yakni

lagi dilarutan 2 sehingga terbentuklah 1 fasa. Ketiga jenis larutan yang digunakan yakni

kloroform bersifat nonpolar, air bersifat polar dan asam asetat bersifat semipolar.

kloroform bersifat nonpolar, air bersifat polar dan asam asetat bersifat semipolar.

Kloroform yang digunakan dalam percobaan kali ini dibuat bervariasi volumenya yakni 3 L,

Kloroform yang digunakan dalam percobaan kali ini dibuat bervariasi volumenya yakni 3 L,

4 mL, 5 mL, 6 mL, dan 7 mL. Hal ini dilakukan untuk mengamati besarnya pengaruh

4 mL, 5 mL, 6 mL, dan 7 mL. Hal ini dilakukan untuk mengamati besarnya pengaruh

kloroform terhadap banyaknya volume CH

kloroform terhadap banyaknya volume CH33COOH glasial yang dibutuhkan terbentuk duaCOOH glasial yang dibutuhkan terbentuk dua

fasa. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kepolaran yakni kloroform bersifat

fasa. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kepolaran yakni kloroform bersifat

nonpolar sedangkan air bersifat polar. Selain itu karena massa jenis CHCl

nonpolar sedangkan air bersifat polar. Selain itu karena massa jenis CHCl33  = 1,48 g/mL  = 1,48 g/mL

sedangkan air sebesar 0,998 g/mL, maka pada percobaan ini diperoleh lapisan kloroform

sedangkan air sebesar 0,998 g/mL, maka pada percobaan ini diperoleh lapisan kloroform

 berada

 berada dilapisan dilapisan bawah bawah sedangkan sedangkan air air di di lapisan lapisan atas atas karenakarena ρρ  kloroform >  kloroform > ρρ  air.  air.

Campuran air dan kloroformselanjutnya dititrasi dengan asam asetat glasial dan membentuk

Campuran air dan kloroformselanjutnya dititrasi dengan asam asetat glasial dan membentuk

satu fasa. Hal ini disebabkan CH

satu fasa. Hal ini disebabkan CH33COOH glasial bersifat semipolar sehingga dapat larutCOOH glasial bersifat semipolar sehingga dapat larut

sebagian dalam air dan sebagiannya lagi dalam kloroform. Disinilah penerapan dari sistem

(6)

tiga komponen sistem terner yang bercampur sebagian.

tiga komponen sistem terner yang bercampur sebagian.

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh banyaknya volume CH

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh banyaknya volume CH33COOH yang dibutuhkan untukCOOH yang dibutuhkan untuk

menitrasi campuran air-kloroform berturut-turut adalah 7,13 mL; 8,43 mL; 11,60 mL; 11,33

menitrasi campuran air-kloroform berturut-turut adalah 7,13 mL; 8,43 mL; 11,60 mL; 11,33

mL dan 12,53 mL.hasil ini tidak sesuai dengan teori karena volume CH

mL dan 12,53 mL.hasil ini tidak sesuai dengan teori karena volume CH33COOH yangCOOH yang

dibutuhkan saat penambahan 6 mL kloroform mengalami penurunan. Padahal menurut teori,

dibutuhkan saat penambahan 6 mL kloroform mengalami penurunan. Padahal menurut teori,

semakin banyak volume kloroform yang digunakan maka semakin banyak pula volume

semakin banyak volume kloroform yang digunakan maka semakin banyak pula volume

CH

CH33COOH glasial yang dibutuhkan untuk membentuk satu fasa. Hal ini dikarenakan kurangCOOH glasial yang dibutuhkan untuk membentuk satu fasa. Hal ini dikarenakan kurang

ketelitian saat mengamati telah terbentuk satu fasa atau belum.

ketelitian saat mengamati telah terbentuk satu fasa atau belum.

Berdasarkan grafik diketahui bahwa asam asetat lebih suka bercampur dengan air

Berdasarkan grafik diketahui bahwa asam asetat lebih suka bercampur dengan air

dibandingkan kloroform. Hal ini terlihat pada grafik yang lebih condong ke arah kanan atau

dibandingkan kloroform. Hal ini terlihat pada grafik yang lebih condong ke arah kanan atau

ke air. Hal ini terjadi karena bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat

ke air. Hal ini terjadi karena bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat

dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Selain itu asam asetat lebih suka ke air karena

dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Selain itu asam asetat lebih suka ke air karena

massa jenis asam asetat lebih dekat dengan

massa jenis asam asetat lebih dekat dengan ρρ HH22O yaitu 1,047 g/mL dan 0,998 g/mL. HasilO yaitu 1,047 g/mL dan 0,998 g/mL. Hasil

ini telah sesuai dengan teori bahwa asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kloroform

ini telah sesuai dengan teori bahwa asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kloroform

karena bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan kelarutan air

karena bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan kelarutan air

dalam kloroform (Tim Dosen Kimia Fisik, 2012:14).

dalam kloroform (Tim Dosen Kimia Fisik, 2012:14).

Berdasarkan grafik, diperoleh terdapat plat ploint di bawah kurva yakni saat volume

Berdasarkan grafik, diperoleh terdapat plat ploint di bawah kurva yakni saat volume

kloroform 6 mL. Hal ini menandakan bahwa volume CH

kloroform 6 mL. Hal ini menandakan bahwa volume CH33COOH yang dibutuhkan untukCOOH yang dibutuhkan untuk

menitrasi campuran air-kloroform masih kurang.

(7)

Ekstraksi cair/cair (LLE) merupakan proses pemisahan fisika, yang memisahkan konstituen

Ekstraksi cair/cair (LLE) merupakan proses pemisahan fisika, yang memisahkan konstituen

larutan melalui kontak dengan cairan lain yang tidak saling larut. Konstituen tersebut tidak akan

larutan melalui kontak dengan cairan lain yang tidak saling larut. Konstituen tersebut tidak akan

 berubah secara

 berubah secara kimiawi. Penerapan kimiawi. Penerapan ekstraksi cair/cair ekstraksi cair/cair terutama dilakukan terutama dilakukan untuk mengolah untuk mengolah fenolfenol

dari air limbah seperti pada industri pengilangan minyak, coke-oven, dan resin fenolik. Pelarut

dari air limbah seperti pada industri pengilangan minyak, coke-oven, dan resin fenolik. Pelarut

yang biasa digunakan antara lain benzen, toluen, isopropyl ether, dan methyl isobutyl ketone.

yang biasa digunakan antara lain benzen, toluen, isopropyl ether, dan methyl isobutyl ketone.

Fenol yang telah berpindah ke fase pelarut dapat diambil lagi dengan menggunakan kostik soda

Fenol yang telah berpindah ke fase pelarut dapat diambil lagi dengan menggunakan kostik soda

(Kusumastuti, 2007)

(Kusumastuti, 2007)

Diagram kesetimbangan fase adalah suatu kurva yang mencatat pengaruh suhu, tekanan,

Diagram kesetimbangan fase adalah suatu kurva yang mencatat pengaruh suhu, tekanan,

komposisi dan jumlah fase yang ada dalam suatu sistem kesetimbangan. Jumlah dan jenis fase

komposisi dan jumlah fase yang ada dalam suatu sistem kesetimbangan. Jumlah dan jenis fase

yang ada pada beberapa kondisi tergantung dari jenis dan sifat senyawa organik yang ada

yang ada pada beberapa kondisi tergantung dari jenis dan sifat senyawa organik yang ada

didalamnya. Bila kondisi tekanan konstan, atau efek tekanan dapat diabaikan, maka

didalamnya. Bila kondisi tekanan konstan, atau efek tekanan dapat diabaikan, maka

kesetimbangan cair-cair sistem biner dapat lebih mudah digambarkan dalam suatu diagram

kesetimbangan cair-cair sistem biner dapat lebih mudah digambarkan dalam suatu diagram

kelarutan, yaitu plot antara T vs x1. Kurva-kurva binodal yang ada menunjukkan adanya

kelarutan, yaitu plot antara T vs x1. Kurva-kurva binodal yang ada menunjukkan adanya

komposisi-komposisi dari fase yang timbul bersamaan. Komposisi pada campuran tiga

komposisi-komposisi dari fase yang timbul bersamaan. Komposisi pada campuran tiga komponenkomponen

atau sistem terner ditampilkan dalam bentuk diagram segitiga sama sisi

atau sistem terner ditampilkan dalam bentuk diagram segitiga sama sisi dengan satuan tinggi yangdengan satuan tinggi yang

equivalent dengan jumlah komposisinya. Komposisi masing-masing fase dalam kesetimbangan

equivalent dengan jumlah komposisinya. Komposisi masing-masing fase dalam kesetimbangan

dihubungkan dengan suatu garis yang disebut dengan tie lines atau connodals. Sistem terner tipe

dihubungkan dengan suatu garis yang disebut dengan tie lines atau connodals. Sistem terner tipe

satu memiliki satu pasang zat yang tidak saling larut (immiscible) dan dua pasang zat yang saling

satu memiliki satu pasang zat yang tidak saling larut (immiscible) dan dua pasang zat yang saling

larut (miscible). Untuk kesetimbangan sistem terner dari campuran water + propanoic acid +

larut (miscible). Untuk kesetimbangan sistem terner dari campuran water + propanoic acid +

methyl ethyl ketone merupakan sistem tipe satu( Wardhono,2009)

methyl ethyl ketone merupakan sistem tipe satu( Wardhono,2009)

Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa, maka F

Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa, maka F = 2, berarti untuk menyatakan keadaan sistem= 2, berarti untuk menyatakan keadaan sistem

dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan bila dalam sistem

dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan bila dalam sistem

terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, maka F = 1, berarti hanya satu komponen yang harus

terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, maka F = 1, berarti hanya satu komponen yang harus

ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu berdasarkan

ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain sudah tertentu berdasarkan

diagram fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena sistem tiga kompoen pada suhu dan tekanan

diagram fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena sistem tiga kompoen pada suhu dan tekanan

tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini

tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa sistem ini

dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga samasisi yang disebut diagram

dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga samasisi yang disebut diagram

terner(Anonim,2003)

terner(Anonim,2003)

Untuk sistem tiga komponen, F = 5

Untuk sistem tiga komponen, F = 5 –  –  P, sehingga variasinya dapat mencapai 4. Dengan menjaga P, sehingga variasinya dapat mencapai 4. Dengan menjaga

temperatur dan tekanan tetap, masih ada dua derajat kebebasan (fraksi mol dan komponen). Salah

temperatur dan tekanan tetap, masih ada dua derajat kebebasan (fraksi mol dan komponen). Salah

satu cara terbaik untuk memperlihatkan variasi kesetimbangan fase dengan sistem komposisi

satu cara terbaik untuk memperlihatkan variasi kesetimbangan fase dengan sistem komposisi

digunakan diagram fase segitiga. Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C= 3) sesuai

digunakan diagram fase segitiga. Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C= 3) sesuai

dengan

dengan

XA + XB + XC = 1

XA + XB + XC = 1

Diagram fase yang digambarkan sebagai segitiga sama

Diagram fase yang digambarkan sebagai segitiga sama sisi menjamin dipenuhinya sifat ini sisi menjamin dipenuhinya sifat ini secarasecara

otomatis, sebab jumlah jarak ke sebuah titik di dalam segitiga sama sisi yang diukur sejajar

otomatis, sebab jumlah jarak ke sebuah titik di dalam segitiga sama sisi yang diukur sejajar

dengan sisi-sisinnya sama dengan panjang pada sisi segitiga itu yang dapat diambil sebagai

dengan sisi-sisinnya sama dengan panjang pada sisi segitiga itu yang dapat diambil sebagai

satuan panjang (Atkins, 1999).

(8)

Tatanama, sebuah ketentuan untuk penamaan, adalah hal krusial dalam ilmu pengetahuan.

Tatanama, sebuah ketentuan untuk penamaan, adalah hal krusial dalam ilmu pengetahuan.

Penamaan bisa berlaku pada senyawa biner, komponen bisa termasuk dua macam-macam atom

Penamaan bisa berlaku pada senyawa biner, komponen bisa termasuk dua macam-macam atom

atau unsur. Banyak senyawa yang melebihi dari dua macam unsur. Senyawa yang mengandung

atau unsur. Banyak senyawa yang melebihi dari dua macam unsur. Senyawa yang mengandung

tiga macam unsur yang tidak sama, biasa disebut senyawa terner(Robinson, et al, 1997).

tiga macam unsur yang tidak sama, biasa disebut senyawa terner(Robinson, et al, 1997).

III. Metode Praktikum

III. Metode Praktikum

A. Alat dan bahan yang digunakan

A. Alat dan bahan yang digunakan

Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

a) Buret 50 ml a) Buret 50 ml  b) Botol timbang  b) Botol timbang c) Erlenmeyer 250 ml c) Erlenmeyer 250 ml d) Termosfat d) Termosfat

e) Statif dan klem

e) Statif dan klem

f) Batang pengaduk f) Batang pengaduk g) Gelas ukur 10 ml g) Gelas ukur 10 ml –  –  100 ml 100 ml h) Gelas kimia 100 ml h) Gelas kimia 100 ml i) Pipet tetes i) Pipet tetes  j) Karet isap  j) Karet isap k) Pipet volume 25 ml k) Pipet volume 25 ml

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah

a) Kloroform (CHCl3) a) Kloroform (CHCl3)  b) Asam asetat 25, 40 da  b) Asam asetat 25, 40 dan 60 %n 60 % c) Aquades c) Aquades d) NaOH 0,2 N d) NaOH 0,2 N e) Indikator phenolftalein e) Indikator phenolftalein

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

C.Pembahasan

C.Pembahasan

Fasa adalah bagian sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan sub makroskopisnya,

Fasa adalah bagian sistem yang seragam atau homogen diantara keadaan sub makroskopisnya,

tetapi benar-benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan baik, fasa

tetapi benar-benar terpisah dari bagian sistem yang lain oleh batasan yang jelas dan baik, fasa

disimbolkan dengan P. sedangkan komponen adalah jumlah minimum dari variable bebas pilihan

disimbolkan dengan P. sedangkan komponen adalah jumlah minimum dari variable bebas pilihan

yang dibutuhkan untuk mennggambarkan komposisi tiap fasa dari suatu sistem komponen

yang dibutuhkan untuk mennggambarkan komposisi tiap fasa dari suatu sistem komponen

dariberi simbol C. Pada pengamatan dengan membandingkan berat cairan dengan volume cairan,

dariberi simbol C. Pada pengamatan dengan membandingkan berat cairan dengan volume cairan,

diperoleh dentitas cairan. Dentitas asam asetat, kloroform dan air secara berturut-turut adalah

diperoleh dentitas cairan. Dentitas asam asetat, kloroform dan air secara berturut-turut adalah

0,033333 g/ml, 0,034398 g/ml, 1 g/ml. densitas atau massa jenis air, sehingga pada saat

0,033333 g/ml, 0,034398 g/ml, 1 g/ml. densitas atau massa jenis air, sehingga pada saat

kloroform diambil dengan menggunakan pipet volume, cairan kloroform selalu ingin jatuh

kloroform diambil dengan menggunakan pipet volume, cairan kloroform selalu ingin jatuh

kebawah (keluar dari pipet volume).

(22)

Pada pengamtan terhadap pembentukan % berat asam asetat dalam air dengan % berat asetat

Pada pengamtan terhadap pembentukan % berat asam asetat dalam air dengan % berat asetat

yang berfariasi yakni 10 %, 25 %, 40 % dan 60 %, diperoleh volume kloroform yang

yang berfariasi yakni 10 %, 25 %, 40 % dan 60 %, diperoleh volume kloroform yang

berbeda- beda

 beda yakni 3,1 yakni 3,1 ml, ml, 1,1 ml, 1,1 ml, 1,5 ml1,5 ml, , dan 2,8 dan 2,8 ml. ml. hal ini hal ini disebabkan bahwa disebabkan bahwa semakin semakin besar % besar % beratberat

asam asetat yang digunakan, maka volume kloroform semakin kecil yang terpakai. Semakin besar

asam asetat yang digunakan, maka volume kloroform semakin kecil yang terpakai. Semakin besar

% asam asetat yang digunakan dan volume airnya semakin sedikit, sehingga proses kekeruhan

% asam asetat yang digunakan dan volume airnya semakin sedikit, sehingga proses kekeruhan

terjadi lebih lama, dan volume kloroform sebagai penitrasi

terjadi lebih lama, dan volume kloroform sebagai penitrasi yang terpakai juga semakin besar.yang terpakai juga semakin besar.

Pada pengamatan terhadap penentuan % berat asam setat dalam kloroform dengan berat asam

Pada pengamatan terhadap penentuan % berat asam setat dalam kloroform dengan berat asam

asetat yang berfariasi, diperoleh volume air yangberbeda-beda pula. Hal ini menunjukan bahwa

asetat yang berfariasi, diperoleh volume air yangberbeda-beda pula. Hal ini menunjukan bahwa

makin besar % berat asam asetat yang digunakan semakin kecil volume air yang terpakai.

makin besar % berat asam asetat yang digunakan semakin kecil volume air yang terpakai.

Begitupun juga sebaliknya, sehingga proses kekeruhan terjadi lebih lama, dan volume air sebagai

Begitupun juga sebaliknya, sehingga proses kekeruhan terjadi lebih lama, dan volume air sebagai

 penitrasi

 penitrasi juga juga semakin semakin besar. besar. Pada Pada pembentukan pembentukan fraksi fraksi mol mol asam asam asetat asetat dalam dalam air, air, apabila apabila %%

 berat

 berat asam asam asetat asetat ditingkatkan, fraksi ditingkatkan, fraksi mol mol asam asam asetat asetat juga juga meningkat meningkat sedangkan fraksi sedangkan fraksi mol mol airair

semakin menurun. Pada penentuan asam asetat dalam kloroform, pada saat % berat asam asetat

semakin menurun. Pada penentuan asam asetat dalam kloroform, pada saat % berat asam asetat

ditingkatkan, fraksi mol kloroform semakin meningkat.

ditingkatkan, fraksi mol kloroform semakin meningkat.

Pada penentuan garis dasi, dengan menggunakan % berat asam asetat, diperoleh fraksi mol

Pada penentuan garis dasi, dengan menggunakan % berat asam asetat, diperoleh fraksi mol

kloroform berturut-turut 0,112858 , 0,094048 , 0,075238 , 0,050159 . Fraksi mol asam asetat

kloroform berturut-turut 0,112858 , 0,094048 , 0,075238 , 0,050159 . Fraksi mol asam asetat

yang diperoleh berturut-turut adalah 0,024975 , 0,062438, 0,0999 , 0,14985 . Sedangkan fraksi

yang diperoleh berturut-turut adalah 0,024975 , 0,062438, 0,0999 , 0,14985 . Sedangkan fraksi

mol untuk air berturut-turut adalah 0,099222 , 0,083556 , 0,057444 , dan 0,146222 . Fraksi mol

mol untuk air berturut-turut adalah 0,099222 , 0,083556 , 0,057444 , dan 0,146222 . Fraksi mol

tersebut dihubungkan berdasarkan berat asam asetat pada diagram fasa tiga komponen sehingga

tersebut dihubungkan berdasarkan berat asam asetat pada diagram fasa tiga komponen sehingga

garis dasi seperti pada grafik. Pada penentuan konsentrat asam asetat total, semaki

garis dasi seperti pada grafik. Pada penentuan konsentrat asam asetat total, semakin besar % beratn besar % berat

asam asetat yang digunakan, semakin sedikit juga volume yang digunakan dan semakin besar

asam asetat yang digunakan, semakin sedikit juga volume yang digunakan dan semakin besar

 pula konsentrasi totalny

 pula konsentrasi totalnya.a.

V. Simpulan

V. Simpulan

Salah satu cara menggambarkan sistem terner cair-cair adalah dengan penggambaran diagram

Salah satu cara menggambarkan sistem terner cair-cair adalah dengan penggambaran diagram

fasa tiga komponen. Dari diagram ini, dapat ditentukan sebuah garis dasi (tie line). Garis dasi

fasa tiga komponen. Dari diagram ini, dapat ditentukan sebuah garis dasi (tie line). Garis dasi

menunjukkan keadaan dimana kesetimbangan komponen-komponen saat

Gambar

Diagram fasa tersebut adalah diagram fasa sisten 2 komponen cair-cairDiagram fasa tersebut adalah diagram fasa sisten 2 komponen cair-cair yang melarut sebagian atau
Gambar 8.18. Diagram fasa, pada temperatur dan tekanan tetap Untuk sistem terne NH 4 4 Cl / (NH Cl / (NH 4 4 ) ) 2 2 SO SO 4 4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil optimal yang didapat pada fermentasi satu fasa adalah ;.. Pembentukan biomassa berasosiasi dengan