• Tidak ada hasil yang ditemukan

MULTIVIBRATOR, TEORI DAN APLIKASINYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MULTIVIBRATOR, TEORI DAN APLIKASINYA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MULTIVIBRATOR, TEORI

DAN APLIKASINYA

Konsep Dasar Multivibrator

Konsep Dasar Multivibrator

Karakteristik Multivibrator Karakteristik Multivibrator

Jenis-jenis Multivibrator

Jenis-jenis Multivibrator

Aplikasi Multivibrator

Aplikasi Multivibrator

(2)

---Konsep Dasar Multivibrator

Multivibrator adalah rangkaian

elektronik terpadu yang digunakan untuk menerapkan variasi dari

sistem dua keadaan (two state

system) yang dapat menghasilkan suatu sinyal kontinu, yang dapat

digunakan sebagai pewaktu (timer) dari rangkaian-rangkaian sekuensial.

Konsep Dasar

Multivibrator

(3)

Multivibrator beroperasi sebagai

osilator, yaitu sebagai sebuah

rangkaian pembangkit sinyal, di mana sinyal yang dihasilkan pada keluaran akan berbentuk gelombang persegi (square wave).

Multivibrator dalam pengoperasiannya

memiliki dua keadaan utama, yaitu

keadaan stabil dan keadaan tak stabil.

Konsep Dasar

Multivibrator

(4)

Keadaan stabil adalah keadaan di mana taraf amplitudo sinyal keluaran adalah

tetap/stagnan pada suatu nilai tertentu.

Keadaan tak stabil adalah keadaan di mana taraf ampiltudo sinyal selalu berubah-ubah mengikuti denyut tegangan pada komponen aktif.

Keadaan tak stabil dipengaruhi oleh waktu laju pengisian/pengosongan kapasitor yang besarnya ditentukan dari kapasitas kapasitor.

Konsep Dasar

Multivibrator

(5)

Rangkaian multivibrator terdiri dari

komponen penguat aktif yang dikopel

silang dengan komponen-komponen pasif (resistor dan kapasitor).

Fungsi resistor pada rangkaian multivibrator

adalah sebagai sumber arus bagi pengisian muatan kapasitor, sedangkan kapasitor

berfungsi sebagai kopel yang akan menentukan besar tegangan dari komponen penguat yang aktif.

Konsep Dasar

Multivibrator

(6)

• Rangkaian multivibrator dapat dibuat dengan transistor bipolar (bipolar junction transistor, BJT), FET dan penguat operasional

(operational ampilfer, op-amp), yang mana bentuk rangkaian untuk setiap komponen aktif perlu disesuaikan dengan karakteristik dari setiap komponen aktif tersebut.

Karena cara kerja FET lebih rumit dari cara kerja BJT, rangkaian multivibrator pada

umumnya dibuat dengan rangkaian BJT.

Konsep Dasar

Multivibrator

(7)

Jenis-jenis Multivibrator

Berdasarkan bentuk sinyal keluaran

(output), multivibrator dapat dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu:

1. Multivibrator astabil (astable multivibrator) 1. Multivibrator astabil (astable multivibrator)

2. Multivibrator monostabil (monostable multivibrator)

2. Multivibrator monostabil (monostable multivibrator)

3. Multivibrator bistabil (bistable multivibrator) 3. Multivibrator bistabil (bistable multivibrator)

(8)

Multivibrator Astabil

Multivibrator astabil adalah

multivibrator yang bersifat free-running, yaitu tidak memiliki

keadaan stabil yang permanen pada suatu periode tertentu, oleh sebab itu tidak dibutuhkan suatu masukan (input).

Waktu aktif dari setiap komponen

penguat bergantung pada waktu pengisian dan pengosongan

kapasitor pada rangkaian.

(9)

Rangkaian Multivibrator

Astabil (BJT)

VOUT VOUT

(10)

Cara Kerja

• Keadaan 1

1. Q1 menahan tegangan kaki R1 dan C1 yang terhubung pada kolektor di 0 V.

2. Kapasitor C1 diisi melalui R2 hingga tegangan basis Q2 mencapai 0,6 V.

3. R3 menaikkan tegangan basis-emitor Q1, tetapi dioda basis-emitor Q1 menahan

tegangan basis pada taraf 0,7 V.

4. R4 mengisi muatan C2 hingga mencapai tegangan sumber (VCC), yang waktu

pengisiannya lebih cepat dari waktu pengisian C1.

5. Karena tegangan basis-emitor mencapai 0,7 V, maka Q2 aktif, dan menahan

tegangan kaki R4 dan C2 yang terhubung pada kolektor Q2 di 0 V.

6. Tegangan basis-emitor Q1 akan menurun kurang dari 0 V, yang mengakibatkan Q1

nonaktif.

7. R1 dan R2 akan mengisi muatan kapasitor hingga mencapai tegangan sumber

(VCC), akan tetapi dioda basis-emitor Q2 menahan tegangan basis-emitor pada

taraf 0,7 V.

• Keadaan 2

Keadaan ini merupakan kebalikan dari keadaan 1, di mana pada keadaan awal Q1 nonaktif, sedangkan Q2 aktif. Siklus pengisian dan pengosongan akan berulang

(11)

Rangkaian Multivibrator Astabil

(Op-Amp)

-+

+V

-V

(12)

Cara Kerja

• Keadaan 1 (output op-amp bernilai 1)

Tegangan yang melalui kapasitor C1 akan

meningkat karena adanya arus yang melalui R3 dari nilai awal t = 0 hingga keadaan t, yang

menyebabkan output op-amp menjadi bernilai 0.

• Keadaan 2

Keadaan ini merupakan kebalikan dari keadaan 1, di mana terjadi pengosongan kapasitor hingga

(13)

Multivibrator Monostabil

Multivibrator monostabil adalah

multivibrator yang memiliki satu kondisi stabil dan satu kondisi tak stabil.

Mempunyai satu buah masukan denyut

pemicu (input trigger pulse) untuk

mengubah keadaan stabil dan tak stabil.

Keadaan stabil akan menjadi tak stabil

apabila diberikan suatu denyut pemicu negatif (negative trigger pulse) pada komponen penguat yang sedang aktif.

(14)

Jika suatu denyut masukan berulang-ulang

yang diterapkan pada rangkaian dapat

mempertahankan kondisi tak stabil, maka rangkaian tersebut disebut retriggerable monostable.

Sebaliknya jika suatu denyut masukan

berulang-ulang yang diterapkan pada rangkaian tidak mempengaruhi periode

(15)

Rangkaian Multivibrator Monostabil

(BJT)

INPUT TRIGGER PULSE

(16)

Cara Kerja

• Keadaan stabil (Q2 aktif)

1. Jika diberi suatu denyut masukan pada basis Q2, maka kapasitor C1 akan

mengosongkan muatan karena tegangan pada titik sambungan R3 dan R4

adalah 0 V, sehingga tegangan basis dari Q2 berada di bawah tegangan

ground (0 V), yang menyebabkan Q2 berada dalam daerah cut-of sehingga

Q2 nonaktif.

2. Arus basis Q1 akan naik dengan cepat mencapai nilai 0,7 V akibat tidak

adanya kapasitor pada R3 , sehingga Q1 berada dalam daerah aktif dalam

waktu yang relatif singkat, dan keadaan ini merupakan keadaan tak stabil.

• Keadaan tak stabil

1. Kapasitor C1 akan diisi muatannya oleh R1 & R2, sehingga arus basis Q2 akan

naik mencapai 0,7 V , dan akibatnya Q2 berada dalam daerah aktif, yang

menandakan bahwa multivibrator dalam keadaan stabil.

2. Saat C2 berada dalam keadaan jenuh, jika ada suatu denyut masukan pada

basis Q2, maka siklus pengosongan dimulai kembali hingga Q1 kembali aktif.

(17)

Rangkaian Multivibrator Monostabil

(Op-Amp)

-+

+V

-V

VOUT

(18)

Cara Kerja

• Keadaan stabil

Dioda D1 akan menahan (clamp) tegangan pada titik sambungan masukan negatif pada op-amp sebesar 0,6 V, yang menyebabkan output op-amp tetap.

• Keadaan tak stabil

Jika diberikan suatu denyut pemicu negatif (negative trigger pulse) pada C2, maka pada titik sambungan

dioda D2 dengan masukan positif op-amp akan

(19)

Multivibrator Bistabil

Multivibrator bistabil adalah multivibrator

yang memiliki dua keadaan stabil.

Tidak adanya waktu

pengisian/pengosongan karena tidak

memiliki kapasitor, sehingga waktu aktif dari komponen penguat diatur oleh

pemicu (trigger) eksternal.

Memiliki dua keadaan ‘set’ dan ‘reset’

yang menyebabkan pada keadaan awal komponen-komponen aktif menghantar.

(20)

Rangkaian Multivibrator Bistabil

(BJT)

RESET TRIGGER PULSE

SET TRIGGER PULSE

(21)

Cara Kerja

Pada awal rangkaian diaktifkan, kedua

transistor berada dalam keadaan aktif karena tak adanya kapasitor.

Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal

‘set’, maka Q1 akan berada pada daerah aktif,

sedangkan Q2 akan berada pada daerah cut-of. • Jika ada masukan denyut pemicu dari terminal

‘reset’, maka Q2 akan berada pada daerah aktif,

(22)

Rangkaian Multivibrator Bistabil

(Op-Amp)

+V

-V

-+ VOUT

(23)

Cara Kerja

Ada/tidaknya denyut masukan dari

terminal VIN mempengaruhi nilai keluaran (output) dari op-amp, di

mana jika ada sinyal masukan pada terminal masukan negatif op-amp, maka akan timbul nilai ‘1’ pada

terminal keluaran dan begitu juga sebaliknya untuk nilai ‘0’ pada

keluaran diperoleh dengan

(24)

Karakteristik Multivibrator

Multivibrator astabil

1. Memiliki waktu tunda pengisian dan pengosongan kapasitor.

2. Tidak memiliki masukan (input) karena keadaan ditentukan oleh

besarnya tegangan pada komponen penguat aktif.

Karakteristik

Multivibrator

Karakteristik

(25)

Periode waktu osilasi

Frekuensi osilasi

(26)

Bentuk gelombang multivibrator

astabil

Karakteristik

Multivibrator

Karakteristik

(27)

Multivibrator monostabil

1. Keadaan tak stabil dicapai dengan menerapkan sinyal pemicu ujung negatif (negative edge triggering). 2. Memiliki 1 buah masukan pada

salah satu komponen kopel yang mengatur keadaan stabil dan tak stabil.

Karakteristik

Multivibrator

Karakteristik

(28)

Multivibrator monostabil

1. Keadaan tak stabil dicapai dengan menerapkan sinyal pemicu ujung negatif (negative edge triggering). 2. Memiliki 1 buah masukan pada

salah satu komponen kopel yang mengatur keadaan stabil dan tak stabil.

Karakteristik

Multivibrator

Karakteristik

(29)

Periode waktu osilasi adalah selang

waktu yang dibutuhkan untuk

mengubah keadaan rangkaian dari keadaan stabil menjadi tak stabil, yang dirumuskan dengan:

Karakteristik

Multivibrator

Karakteristik

Multivibrator

RC

V

BE

(30)

Bentuk gelombang multivibrator

monostabil

Karakteristik

Multivibrator

Karakteristik

(31)

Multivibrator bistabil

1. Tidak menggunakan kapasitor sehingga pada awal rangkaian diaktifkan komponen penguat berada pada daerah aktif.

2. Pengubahan keadaan dari sinyal keluaran

dilakukan dengan menerapkan masukan “set” dan “reset” pada komponen penguat yang

aktif. Jika diberikan masukan pada salah satu terminal tersebut, maka keadaan keluaran

akan berubah ke taraf kebalikan dari keadaan awal.

Karakteristik

Multivibrator

Karakteristik

(32)

Bentuk gelombang multivibrator

bistabil

Karakteristik

Multivibrator

Karakteristik

(33)

Aplikasi Multivibrator

Multivibrator astabil

Kegunaan dari multivibrator bistabil antara lain: 1. Sebagai pembangkit sinyal yang

menghasilkan gelombang keluaran dengan periode tetap.

2. Sebagai rangkaian pembangkit denyut lonceng (clock pulse) untuk rangkaian pencacah (counter), penghitung waktu (timer), modulator dan rangkaian logika digital lainnya.

(34)

Multivibrator monostabil

Kegunaan dari multivibrator monostabil antara lain:

1. Peregangan periode waktu terhadap denyut sinyal keluaran (pulse

stretching).

2. Sebagai rangkaian pendeteksi ujung jatuh pada denyut rangkaian fip-fop.

(35)

• Multivibrator bistabil

Kegunaan dari multivibrator bistabil antara lain:

1. Membangkitkan dan memproses sinyal-sinyal denyut.

2. Melakukan operasi-operasi seperti

penyimpanan bit data dan operasi logika (aljabar Boole)

3. Pembentuk sistem memori dalam bentuk fip-fop RS atau JK.

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Pulse Position Modulation merupakan bentuk modulasi pulsa yang mengubah- ubah posisi pulsa (dari posisi tak termodulasinya) sesuai dengan besarnya tegangan sinyal

1) Kondisi kejiawaan yang tidak stabil atau sering berubah- ubah, sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Pada waktu tertentu kaum remaja menjadi sosok pendiam, suka

Sebagai salah satu bentuk dari perkembangan zaman, trend fashion selalu berubah-ubah setiap musimnya mengikuti apa yang sedang populer pada saat itu, tak terkecuali

– don’t care – sinyal input tetap dalam keadaan stabil don t care sinyal input tetap dalam keadaan stabil pada saat waktu setup dan waktu hold dari flip-flops. •

Jika pada modulasi amplitudo, amplitudo sinyal pembawa akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal pemodulasi maka pada modulasi frekuensi berlaku keadaan di mana

Kepuasan pernikahan pasangan yang menikah dengan pacaran adalah evaluasi suami istri terhadap hubungan pernikahannya yang cenderung berubah- ubah sepanjang waktu serta dipengaruhi

Tegangan keluaran dari rangkain ini berupa tegangan segi empat dengan selang yang berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya tegangan referensi IC yang digunakan pada

serupa dengan tabel pengukuran tegangan, arus dan daya jika tanpa pembersih, tegangan dan arus yang dihasilkan panel juga selalu berfluktuasi atau berubah-ubah karena ketebalan debu