• Tidak ada hasil yang ditemukan

MakalahModulasiAnalog

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MakalahModulasiAnalog"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyeleseikan tugas ini dengan baik. Tugas ini disusun sebagai tugas mata kuliah Telekomunikasi.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan serta dorongan dari semua pihak, penyeleseian tugas ini tidak mungkin bisa terwujud. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung atas penyusunan tugas ini.

Dalam penulisan tugas ini, penulis menyadari belumlah sempurna pada penyusunan tugas ini, karena keterbatasan ilmu dan kendala- kendala lain yang terjadi selama pengerjaan tugas ini. Untuk itu kritik dan saran di harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Malang, Juni 2010

Penulis

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

Daftar Gambar ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan ... 1 1.3 Manfaat ... 1 BAB II PEMBAHASAN ... 2 2.1 Modulasi AM ... 2

2.1.1 Double Side Band-Surpressed Carrier (DSB-SC) ... 5

2.1.2 Double Side Band-Large Carrier (DSB-LC) ... 6

2.1.3 Singe Side Band (SSB) ... 7

2.1.4 Vestigial Side Band (VSB) ... 9

2.2 Modulasi Sudut ... 10

2.2.1 Modulasi Frekuensi ... 11

2.2.1.1 Bandwidth untuk Modulasi Frekuensi ... 12

2.2.1.2 Daya pada Modulasi Frekuensi ... 13

2.2.1.3 Beberapa hal pada Modulasi Frekuensi ... 13

2.2.1.4 Noise pada Modulasi Frekuensi ... 13

2.2.2 Modulasi Phasa ... 14

BAB III PENUTUP ... 15

(3)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1

Modulasi Amplitudo ... 2 2. Gambar 2.2

Bentuk Gelombang untuk Beberapa Nilai m ... 3 3. Gambar 2.3

Gelombang AM dalam Domain Frekuensi ... 4 4. Gambar 2.4 Spektrum Sinyal DSB-SC ... 5 5. Gambar 2.5 Pembuatan Sinyal DSB-SC ... 5 6. Gambar 2.6 Demodulasi Sinyal AM ... 6 7. Gambar 2.7 Spektrum Sinyal SSB ... 7 8. Gambar 2.8 Pembangkitan Sinyal SSB ... 8 9. Gambar 2.9

Phase Shift Method ... 9 10. Gambar 2.10

(4)

11. Gambar 2.11

Sinyal Termodulasi Sudut ... 10

12. Gambar 2.12

Sinyal Termodulasi Frekuensi ... 11 13. Gambar 2.13

Tabel Bessel ... 12 14. Gambar 2.14

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya modulasi secara garis besar terbagi atas modulasi analog dan modulasi digital. Perbedaaan mendasar antara modulasi analog dan digital terletak pada bentuk sinyal informasinya. Pada modulasi analog, sinyal informasinya berbentuk analog dan sinyal cariernya analog. Sedangkan pada modulasi digital, sinyal informasinya berbentuk digital dan sinyal cariernya analog.

Orientasi pada pembahasan ini adalah pada modulasi analog, dimana pada modulasi analog masih dibagi lagi atas modulasi linier dan modulasi nonlinier. Amplitude Modulation, Frequency Modulation dan Phase Modulation adalah jenis modulasi yang termasuk dalam kategori modulasi analog. Lebih rincinya Amplitude Modulation termasuk dalam modulasi analog-linier. Sedangkan Frequency Modulation dan Phase Modulation termasuk dalam modulasi analog-nonlinier.

Modulasi analog-linier, parameter sinyal yang mengalami perubahan adalah amplitudonya, amplitudo sinyal carier berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Modulasi analog-nonlinier, parameter sinyal yang mengalami perubahan adalah frekuensi dan fasanya, frekuensi sinyal carier berubah-ubah sesuai dengan perberubah-ubahan amplitudo sinyal informasi (untuk FM) dan fasa sinyal carier berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi (untuk PM).

1.2 Tujuan

Mengetahui teknik penyampaian sinyal informasi menggunakan modulasi analog.

1.3 Manfaat

Mengetahui teknik penyampaian sinyal informasi menggunakan modulasi analog.

(6)

Mengetahui karakteristik modulasi analog. Mengetahui macam-macam modulasi analog.

Mengetahui kelebihan dan kekurangan modulasi analog. BAB II

PEMBAHASAN

Modulasi analog adalah proses penumpangan sinyal informasi (vm) terhadap

sinyal pembawa (vc) yang mana sinyal informasi dan sinyal pembawanya berbentuk

analog. Teknik modulasi pada sinyal analog, secara garis besar dibagi atas 3, yaitu Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation/AM), Modulasi Frekuensi (Frequency

Modulation/FM) dan Modulasi Phasa (Phase Modulation).

2.1 Modulasi AM

Pada prinsipnya di dalam modulasi amplitudo (AM) berlaku satu kedaan di mana amplitudo dari gelombang pembawa akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari amplitudo gelombang pemodulasinya.

Sebelum dimodulasi:

Gelombang pemodulasi : vm = Vm cos ωmt Gelombang pembawa : vc = Vc cos ωct

Untuk lebih jelasnya bentuk sinyal setelah di modulasi amplitudo dapat dilihat pada gambar 2.1.

(7)

A = Vc+ vm

= Vc+ Vm cos ωmt v = A cos ωct

= [Vc+ Vm cos ωmt] cos ωct = Vc cos ωct + Vm cos ωmt cos ωct

= Vc cos ωct + (Vm/2)cos(ωc+ωm)t + (Vm/2)cos(ωc-ωm)t = Vc cos ωct + m(Vc/2) cos(ωc+ωm)t + m(Vc/2)cos(ωc-ωm)t

Dimana m adalah indeks modulasi, yang secara matematis dapat ditulis: m = Vm /Vc

dengan:

Vm = tegangan gelombang pemodulasi Vc = tegangan gelombang pembawa (carrier)

Nilai m (indeks modulasi) mempunyai 3 kemungkinan seperti terlihat dalam gambar 2.2:

m = 1 (ideal)

m > 1 (over modulation) terjadi distorsi/cacat pada gelombang yang diterima 0 < m < 1 (aplikasi dalam praktek)

Gambar 2.2 Bentuk gelombang untuk beberapa nilai m

Dari persamaan di atas tampak bahwa gelombang yang bermodulasi AM terdiri dari 3 komponen frekuensi gelombang yaitu frekuensi pembawa/carrier (fc), jumlah dari

(8)

frekuensi carrier dan frekuensi pemodulasi (fc + fm) serta selisih antara frekuensi carrier dengan frekuensi pemodulasi (fc - fm).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar spektrum frekuensinya pada gambar 2.3.

VC

VLSB VUSB

fLSB fC fUSB Bandwidth

Gambar 2.3 Gelombang AM dalam Domain Frekuensi

VLSB = VUSB = (m/2)Vc dengan:

VLSB = tegangan dari band sisi bawah (lower side band) VUSB = tegangan dari band sisi atas (upper side band) Vc = tegangan dari sinyal pembawa (carrier)

fLSB = selisih antara frekuensi carrier dengan frekuensi pemodulasi fUSB = penjumlahan antara frekuensi carrier dengan frekuensi pemodulasi m = indeks modulasi

Dari gambar di atas tampak bahwa bandwidth (lebar pita) untuk system AM adalah: BW = (fc + fm) - (fc - fm)

= 2fm

dengan:

fc = frekuensi sinyal pembawa (carrier). fm = frekuensi sinyal pemodulasi.

Artinya bandwidth dari sistem AM adalah 2 kali frekuensi sinyal pemodulasinya.

(9)

PT = PC + PLSB + PUSB

= VC2/R+ VLSB2/R + VUSB2/R

Ada beberapa jenis modulasi amplitudo, yaitu:

 AM Double Side Band-Suppresed Carrier (AM-DSB-SC)  AM Double Side Band-Large Carrier (AM-DSB-LC)  AM Single Side Band (AM-SSB)

 AM Vestigial Side Band (AM-VSB)

2.1.1 Double Side Band-Suppressed Carrier (DSB-SC)

Dibuat dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitude pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Untuk memperjelas tentang sinyal DSB-SC dapat dilihat gambar 2.4 tentang spektrum sinyal DSB-SC. Persamaan Matematis DSB-SC:

Gambar 2.4 Spektrum Sinyal DSB-SC

Demodulasi Sinyal DSB-SC

Proses demodulasi dilakukan dengan mengalikan sinyal carrier termodulasi dengan sinyal local oscillator (pada penerima) yang sama persis dengan sinyal oscillator pada pemancar, kemudian memasukan hasilnya ke sebuah low pass filter (LPF). Untuk lebih jelasnya tentang proses demodulasi dapat dilihat pada gambar 2.5.

t t m t XDSB SC( ) ( )cos c USB LSB LSB USB ) ( SC DSB X 0 c c d(t) t c cos ) (t XDSB SC LPF ) ( 2 1 ) (t m t y

(10)

Gambar 2.5 Pembuatan sinyal DSB-SC

Karena perkalian antara XDSB-SC dengan cos ωct (sinyal dari oscillator) menghasilkan , maka LPF harus dapat menghilangkan komponen 2ωct dari sinyal. Hasil demodulasi adalah y(t) = ½ m(t) selanjutnya sinyal akan melalui proses perkalian sehingga menghasilkan y(t)=m(t) . Local Oscillator harus menghasilkan sinyal cos ωct yang frequency dan phasa nya sama dengan yang dihasilkan oleh oscillator pada pemancar (Synchronous Demodulation/Detection)

2.1.2 Double Side Band-Large Carrier (DSB-LC)

Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan peralatan yang kompleks pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya pembangkitan carrier dan sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk memperoleh penerima yang relatif sederhana, maka beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi efisiensi pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang ditransmisikan, dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang lain. Karena itu sistem seperti ini disebut Double-Sideband Large Carrier (DSB-LC) atau umumnya dikenal dengan istilah AM.

Demodulasi sinyal DSB-LC.

Dalam sinyal DSB-LC (AM), sinyal informasi f(t) terdapat dalam selubung sinyal termodulasi. Untuk mendapatkan kembali sinyal pesan, demodulasi bisa dilakukan dengan metoda detektor selubung (envelope detector). Untuk lebih jelasnya tentang demodulasi digital dapat dilihat gambar 2.6.

t t m t m t d( ) 12 () 12 ()cos2 c

(11)

Gambar 2.6 Demodulasi Sinyal AM 2.1.3 Single Side Band (SSB)

Sistem komunikasi didisain untuk menghasilkan transmisi informasi dengan bandwidth dan daya pancar minimal. Sistem AM boros dalam penggunaan daya dan bandwidth, dengan keuntungan kemudahan dalam penerimaan. DSB-SC menggunakan daya yang lebih sedikit, tapi bandwidth yang dipergunakan sama dengan dalam AM. Baik AM maupun DSB-SC mempertahankan upper sideband dan lower sideband walaupun masing-masing sideband (USB atau LSB) mempunyai kandungan informasi yang lengkap. Akibatnya bandwidth transmisi menjadi dua kali bandwidth sinyal informasi.

Dalam modulasi SSB, hanya satu dari kedua sideband yang dipancarkan. Dilihat dari penggunaan bandwidth, modulasi ini lebih efisien karena mempunyai bandwidth transmisi setengah dari AM maupun DSB-SC. Gambar 2.7 adalah gambar spectrum sinyal SSB.

Gambar 2.7 Spektrum Sinyal SSB

USB USB ) ( SSB X 0 c c LSB LSB ) ( SSB X 0 c c

(12)

Pembangkitan sinyal SSB dilakukan dengan membangkitkan sinyal DSB terlebih dahulu, kemudian menekan salah satu sideband dengan filter seperti ditunjukkan gambar di bawah. Jika USB yang ditekan, maka akan menghasilkan sinyal SSB-LSB. Sebaliknya menghasilkan SSB-USB. Untuk memahami penjelasan di atas dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Pembangkitan Sinyal SSB

Teknik lain yang bisa digunakan adalah dengan metode pergeseran phase, yang tidak memerlukan filter sideband. Untuk memberi ilustrasi bagaimana metode ini bekerja, asumsikan bahwa sinyal pesan mempunyai bentuk :

f(t) = cos ( 2π f m t)

yang digunakan untuk memodulasi carrier cos (2π f

c t). Upper sideband dan Lower

sideband dari sinyal adalah φ

SSB(t) = ½ cos [2π ( fc ± fm ) t ]

Dengan cos(a + b ) = cos a cos b - sin a sin b, maka persamaan untuk sinyal SSB-USB bisa ditulis :

Φ

SSB-USB(t) = φSSB+(t) = ½ [ cos 2π fm t cos 2π fc t - sin 2π fm t sin 2π fc t] (2.35)

φ

SSB-USB(t) = ½ [ cos ωm t cos ωc t - sin ωm t sin ωc t]

dengan cara serupa diperoleh sinyal SSB-LSB mempunyai persamaan :

t c cos ) (t m BPF ) (t XSSB ) (t XDSB

(13)

φ

SSB-LSB(t) = φSSB-(t) = ½ [ cos ωm t cos ωc t + sin ωm t sin ωc t ]

Persamaan-persamaan di atas menunjukkan bahwa sinyal SSB bisa dibentuk dari dua sinyal DSB yang mempunyai carrier quadrature ½ cos 2ω

c t dan ½ sin 2ωc t. Sinyal

quadrature bisa diperoleh dengan menggeser phase sinyal sebesar 90o. Modulator SSB pergeseran phase terdiri dari dua modulator DSB dan rangkaian penggeser phase seperti ditunjukkan gambar di bawah.

Kesulitan lain yang timbul adalah perlunya sinkronisasi seperti pada teknik DSB. Untuk itu, komponen carrier bisa ditambahkan pada sinyal SSB dan demodulasi bisa dilakukan dengan menggunakan envelope detector. Tapi metode ini boros daya pancar dan bisa menghasilkan distorsi pada sinyal. Gambar 2.9 adalah gambar phase shift method.

Gambar 2.9 Phase shift method

2.1.4 Vestigial Side Band (VSB)

Kelemahan sistem SSB terletak pada kompleksitas perangkat dan respon buruk pada frekuensi rendah. Perbaikan terhadap kendala tersebut bisa diatasi jika hanya sebagian dari sideband yang ditekan, bukan keseluruhannya. Skema modulasi dimana satu sideband dan sebagian dari sideband yang lain dilewatkan disebut dengan modulasi vestigial sideband (VSB). Modulasi VSB digunakan untuk mentransmisikan sinyal pesan dengan bandwidth sangat lebar dan mempunyai kandungan informasi pada frekuensi rendah. Penekanan sebagian dari satu sideband mengurangi bandwidth yang diperlukan dibandingkan dengan modulasi DSB tapi tidak sama dengan efisiensi spektrum pada SSB. Jika carrier yang besar juga dikirim,

2 2 t c cos t c sin ) ( ˆ t m + -) (t m t t m()cos c SSB X

(14)

sinyal pesan bisa didemodulasi dengan envelope detector. Jika tidak ada carrier yang dikirim, maka penerimaan memerlukan synchronous detector.

Modulasi VSB diperoleh dengan melewatkan satu sideband dari sinyal DSB atau AM, dan melewatkan sebagian dari sideband lainnya. Dalam sistem televisi dengan bandwidth 4 MHz, sistem DSB akan memerlukan bandwidth sebesar 8 MHz. Dengan modulasi VSB bandwidth bisa dikurangi menjadi sekitar 5 MHz. Untuk memahami penjelasan di atas bisa dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10 Spektrum Vestigial Side Band

2.2 Modulasi Sudut

Sinyal sinusoidal gelombang kontinyu bisa divariasikan dengan mengubah amplitudo dan sudut phasenya.

φ (t) = a(t) cos [ ω

c t + γ (t) ]

Dalam modulasi amplitudo γ (t) dibiarkan konstan dan a(t) divariasikan proporsional terhadap sinyal input f(t). Suatu metode modulasi yang lain dilakukan dengan membiarkan a(t) konstan dan sudut phase γ (t) divariasikan proporsional terhadap f(t). Metode seperti ini merupakan konsep dari modulasi sudut.

Sudut dari sinyal sinusoidal dinyatakan dalam frekuensi atau sudut phase. Jika sinyal sinus mempunyai kecepatan angular konstan ω

o, berarti frekuensi dari sinyal

tersebut adalah ω

o radian per detik. Untuk memahami penjelasan di atas dapat dilihat

dapat dilihat gambar 2.11.

c c ) ( VSB X

(15)

Gambar 2.11 Sinyal termodulasi sudut

2.2.1 Modulasi Frekuensi

Jika pada modulasi amplitudo, amplitudo sinyal pembawa akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal pemodulasi maka pada modulasi frekuensi berlaku keadaan di mana frekuensi dari sinyal pembawanya akan berubah-ubah mengikuti perubahan amplitudo dari sinyal pemodulasi.Untuk memahami penjelasan di atas dapat dilihat gambar 2.12.

Gambar 2.12 Sinyal termodulasi frekuensi Persamaan gelombang yang bermodulasi FM adalah:

eFM = Ac sin (ωc + mf sinωmt) dengan:

Ac = amplitude maksimum dari sinyal carrier ωc = frekuensi sinyal carrier

(16)

mf = indeks modulasi

Sedang indeks modulasi sendiri dapat ditulis sebagai: mf = δ/fm

dengan:

mf : deviasi frekuensi maksimum dari sinyal carrier yang disebabkan oleh amplitudo sinyal pemodulasi

fm: frekuensi sinyal pemodulasi

Persamaan gelombang yang bermodulasi FM ini dapat dijabarkan sebagai berikut: eFM = Ac Jo (mf)sinωct + Ac J1 (mf){sin(ωc+ωm)t- sin(ωc-ωm)t}

+ Ac J2 (mf){sin(ωc+2ωm)t- sin(ωc-2ωm)t}

+ Ac J3 (mf){sin(ωc+3ωm)t- sin(ωc-3ωm)t}+……….. + Ac Jn (mf){sin(ωc+nωm)t- sin(ωc-nωm)t}

dimana:

Ac Jo (mf)sinωct: komponen frekuensi pembawa

Ac J2 (mf){sin(ωc+2ωm)t- sin(ωc-2ωm)t}: sideband orde ke-1 Ac J3 (mf){sin(ωc+3ωm)t- sin(ωc-3ωm)t}: sideband orde ke-2 Ac Jn (mf){sin(ωc+nωm)t- sin(ωc-nωm)t}: sideband orde ke-n

2.2.1.1 Bandwidth untuk Modulasi Frekuensi

Ada dua versi untuk menentukan bandwidth pada sistem FM:  Bandwidth (BW) = 2 (nxfm)

dimana:

n : jumlah komponen sideband yang penting (disebut penting bila tegangan sideband tersebut minimum adalah 1% dari tegangan sinyal pembawa). Bisa dilihat dari table Bessel pada gambar 2.13.

(17)

Gambar 2.13 Tabel Bessel  Mengacu pada Carson’s rule

Bandwidth (BW) = 2 (δ+fm)

Perhitungan ini umumnya dipakai pada industri telekomunikasi, merupakan nilai pendekatan yang digunakan untuk membatasi jumlah/banyaknya sideband yang penting sehingga distorsi yang terjadi diharapkan sekecil mungkin.

2.2.1.2 Daya pada Modulasi Frekuensi

Tidak seperti pada AM dimana daya totalnya adalah penjumlahan antara daya pada kedua sideband dengan daya pada pembawanya, pada FM daya total gelombang pembawanya (sebelum dimodulasi) adalah sama dengan daya pada gelombang pembawa (setelah proses modulasi) ditambah daya pada setiap sidebandnya. Jadi tidak ada perubahan daya antara proses sebelum modulasi dengan sesudah modulasi.

2.2.1.3 Beberapa hal pada Modulasi Frekuensi

Tidak seperti AM, pada FM akan timbul banyak sekali sideband. Pada AM, kenaikan indeks modulasi akan menambah power (daya) pada sideband (upper dan lower sideband), sehingga menambah daya totalnya. Tetapi harus diingat bahwa nilai indeks modulasinya tidak boleh lebih besar dari 1 (terjadi over modulation yang mengakibatkan distorsi sinyal). Pada FM, kenaikan indeks modulasi tidak akan menambah power secara besar, tetapi akan melebarkan bandwidth,

(18)

2.2.1.4 Noise pada Modulasi Frekuensi

Noise mempengaruhi performansi setiap sistem komunikasi, dan harus diperhatikan secara serius. Noise ini memberi pengaruh terhadap frekuensi, amplitudo, atau phasa sinyal yang dikirimkan. Jika noise terjadi dalam passband penerima, noise tersebut dapat tercampur dan ditambahkan dengan sinyal yang masuk, sehingga menyebabkan sinyal informasi asli menjadi terdistorsi.

Peningkatan bandwidth sistem FM dari sistem AM dapat digunakan untuk meningkatkan performansi signal to noise ratio (SNR) pada sistem penerima. Hal ini merupakan salah satu keunggulan utama FM dibandingkan AM. Sistem FM memiliki kemampuan menekan noise yang muncul dalam memperoleh kembali sinyal pemodulasi/informasi asal, dimana kemampuan ini tidak dimiliki sistem AM. Tetapi untuk memperoleh keunggulan tersebut, harus digunakan indeks modulasi yang besar dimana terjadi peningkatan sideband dengan orde yang lebih tinggi, sehingga bandwidth yang lebih lebar dibutuhkan untuk transmisi dan penerimaan sinyal FM.

2.2.2 Modulasi Phasa

Pada modulasi phasa, phasa dari gelombang pembawa akan berubah-ubah sesuai perubahan dari amplitude gelombang pemodulasi/informasi. Secara kasat mata sukar untuk bisa membedakan apakah gelombang tersebut hasil dari proses modulasi FM atau PM, karena tampilan fisiknya yang hampir sama. Gambar 2.14 adalah gambar sinyal termodulasi phasa.

Gambar 2.14 Sinyal termodulasi phasa Persamaan gelombang yang bermodulasi PM adalah:

EPM = Ac sin (ωc + Φm sinωmt) dimana:

(19)

Φm = deviasi phase maksimum yang disebabkan oleh sinyal pemodulasi.

BAB III PENUTUPAN

Pengertian modulasi Analog adalah proses penumpangan sinyal informasi (vm) terhadap sinyal pembawa (vc) yang mana sinyal informasi dan sinyal

pembawanya berbentuk analog. Teknik modulasi pada sinyal analog, secara garis besar dibagi atas 3, yaitu Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation/AM), Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation/FM) dan Modulasi Phasa (Phase

Modulation).

3.1 Modulasi AM

Pada prinsipnya di dalam modulasi amplitudo (AM) berlaku satu kedaan di mana amplitudo dari gelombang pembawa akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari amplitudo gelombang pemodulasinya. Ada beberapa jenis modulasi amplitudo, yaitu:

(20)

 AM Double Side Band-Suppresed Carrier (AM-DSB-SC)  AM Double Side Band-Large Carrier (AM-DSB-LC)  AM Single Side Band (AM-SSB)

 AM Vestigial Side Band (AM-VSB)

3.1.1 Double Side Band-Suppressed Carrier (DSB-SC)

Dibuat dengan mengatur agar amplitude sinyal carrier berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitude pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Persamaan Matematis DSB-SC:

3.1.2 Double Side Band-Large Carrier (DSB-LC)

Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan peralatan yang kompleks pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya pembangkitan carrier dan sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk memperoleh penerima yang relatif sederhana, maka beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi efisiensi pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang ditransmisikan, dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang lain. Karena itu sistem seperti ini disebut Double-Sideband Large Carrier (DSB-LC) atau umumnya dikenal dengan istilah AM.

3.1.3 Single SideBand (SSB)

Sistem komunikasi didisain untuk menghasilkan transmisi informasi dengan bandwidth dan daya pancar minimal. Sistem AM boros dalam penggunaan daya dan bandwidth, dengan keuntungan kemudahan dalam penerimaan. DSB-SC menggunakan daya yang lebih sedikit, tapi bandwidth yang dipergunakan sama dengan dalam AM. Baik AM maupun DSB-SC mempertahankan upper sideband dan lower sideband walaupun masing-masing sideband (USB atau LSB) mempunyai kandungan informasi yang lengkap. Akibatnya bandwidth transmisi menjadi dua kali bandwidth sinyal informasi

. t t m t XDSB SC( ) ( )cos c

(21)

3.1.4 Vestigial Sideband (VSB)

Kelemahan sistem SSB terletak pada kompleksitas perangkat dan respon buruk pada frekuensi rendah. Perbaikan terhadap kendala tersebut bisa diatasi jika hanya sebagian dari sideband yang ditekan, bukan keseluruhannya. Skema modulasi dimana satu sideband dan sebagian dari sideband yang lain dilewatkan disebut dengan modulasi vestigial sideband (VSB). Modulasi VSB digunakan untuk mentransmisikan sinyal pesan dengan bandwidth sangat lebar dan mempunyai kandungan informasi pada frekuensi rendah (seperti transmisi data kecepatan tinggi dan televisi). Penekanan sebagian dari satu sideband mengurangi bandwidth yang diperlukan dibandingkan dengan modulasi DSB tapi tidak sama dengan efisiensi spektrum pada SSB. Jika carrier yang besar juga dikirim, sinyal pesan bisa didemodulasi dengan envelope detector. Jika tidak ada carrier yang dikirim, maka penerimaan memerlukan synchronous detector .

3.2 Modulasi Sudut

Sinyal sinusoidal gelombang kontinyu bisa divariasikan dengan mengubah amplitudo dan sudut phasenya.

φ (t) = a(t) cos [ ω

c t + γ (t) ]

Dalam modulasi amplitudo γ (t) dibiarkan konstan dan a(t) divariasikan proporsional terhadap sinyal input f(t). Suatu metode modulasi yang lain dilakukan dengan membiarkan a(t) konstan dan sudut phase γ (t) divariasikan proporsional terhadap f(t). Metode seperti ini merupakan konsep dari modulasi sudut.

3.2.1 Modulasi Frekuensi

Jika pada modulasi amplitudo, amplitudo sinyal pembawa akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal pemodulasi maka pada modulasi frekuensi berlaku keadaan di mana frekuensi dari sinyal pembawanya akan berubah-ubah mengikuti perubahan amplitudo dari sinyal pemodulasi.

(22)

3.2.2 Modulasi Phasa

Pada modulasi phasa, phasa dari gelombang pembawa akan berubah-ubah sesuai perubahan dari amplitude gelombang pemodulasi/informasi. Secara kasat mata sukar untuk bisa membedakan apakah gelombang tersebut hasil dari proses modulasi FM atau PM, karena tampilan fisiknya yang hampir sama.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

http://robeeon.net/search/modulasi+analog ( Diunduh 12 Oktober 2009)

http://pdfdatabase.com/index.php?q=makalah+modulasi+phasa ( Diunduh 12 Oktober 2009)

www.akademik.unsri.ac.id ( Diunduh 12 Oktober 2009) www.broadcastengineering.com (Diunduh 23 Desember 2009) www.elektroindonesia.com (Diunduh 22 Desember 2009) www.ittelkom.ac.id (Diunduh 23 Desember 2009)

www.stttelkom.ac.id ( Diunduh 14 Oktober 2009) www.te.ugm.ac.id (Diunduh 22 Desember 2009) www.telkom.ub.ac.id (Diunduh 17 Mei 2010)

Gambar

Gambar 2.1 Modulasi Amplitudo
Gambar 2.3  Gelombang AM dalam Domain Frekuensi
Gambar 2.4  Spektrum Sinyal DSB-SC
Gambar 2.6  Demodulasi Sinyal AM  2.1.3  Single Side Band (SSB)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Heran, kaget dan antusias nampak, dengan rasa penasaran salah satu dari mereka mengambil peralatan yang terbuat dari kayu dengan ujung runcing, yang mereka anggap berfungsi

Consider a rectangular loop carrying a current I in the presence of a uniform mag- netic fi eld directed parallel to the plane of the loop, as shown in Figure

Formasi Balikpapan berdasarkan sumur N13 terdapat pada kedalaman 0-1562 m yang kemudian dibagi menjadi 3 zona yaitu zona A berdasarkan highstand system tract

Afdal bagi orang yang melakukan qurban menyembelih qurbannya dan sama-sama turut hadir menyaksikannya. 46 Walau bagaimanapun dia boleh mewakilkan kepada orang

Pengharapan dapat diraih ketika gereja (persekutuan orang percaya) sungguh-sungguh menata seluruh keberadaan dirinya sehingga dapat merangkul dan menolong yang menderita

Dengan nilai R² sebesar 0.193134 yang berarti variasi dari model terikat pada model – kinerja perusahaan dan imbal hasil saham – cukup dapat dijelaskan oleh

Bantuan Stimulan Modal Usaha Bersama Kios Sembako, Kelompok Wahana Lingkungan Pajang Barat, Mataram Rp 9.000.000 494... Usaha Peternakan Itik Petelur, Kelompok PELITA,

[r]