• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : knowledge, knowing PENDAHULUAN - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER 2 TENTANG SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Keywords : knowledge, knowing PENDAHULUAN - GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER 2 TENTANG SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI) DI PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI SEMESTER 2 TENTANG SADARI (PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI)

DI PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Ninik Susanti*, Sri Mintarsih**

*Mahasiswa STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta **Dosen STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Jl. Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta email mintarsihmimin11@yahoo.co.id

ABSTRACT

Background. Breast cancer is a disease where there is excessive growth or uncontrolled growth of cells (breast tissue), it can happen to women and men. Early detection of breast cancer is important because it is able to prevent conditions conducive to more severe breast cancer. Every young woman must to know about that. Breast self-examination (realized) in young women is breast self-examination is done manually. Reports from Western Breast Services Alliance, fibroadenoma generally occurs in women between the ages of 15 and 25 years. Another fact shows that about 85 % of women find lumps in their breasts through touch.

Purpose. To determine the level of knowledge and overview of student behavior in the second semester of Nursing in STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.

Research Methods. This study used a descriptive survey method with cross sectional approach. The population in this study is a student in second semester. Sampling with quota sampling technique, the sample size of 30 respondents. The instrument used was a questionnaire enclosed, direct measurement of distributing questionnaires to the respondents. The data is processed by SPSS version 16 with univariate data analysis.

Results. The majority of respondents aged 18 years as many as 12 people (40.0 %). Most respondents did not ever realize that as many as 27 respondents (90 %), while the level of student knowledge about realizing that 21 respondents (70.0 %) were categorized either, 9 respondents (30 %) were categorized sufficient and no respondents who have less knowledge nor bad.

Conclusion. The level of student knowledge realized in the second half of the DIII Nursing major in STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta is good but they do not have the awareness to realize.

Keywords : knowledge, knowing

PENDAHULUAN

Wanita adalah makhluk yang terlahir dengan kelembutan dan keindahan. Setiap wanita,tanpa terkecuali pasti merasa risau jika ia tidak bisa tampil menjadi sesuatu yang indah. Wanita akan melakukan usaha apa pun untuk memperindah dan mempercantik diri hingga ia yakin telah cukup mempesona di mata laki-laki. Upaya-upaya mempercantik itu dilakukan secara menyeluruh, dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dari bagian tubuh yang terbuka hingga bagian tubuh yang tertutup, termasuk

daerah-daerah tubuh sensitif. Salah satu diantaranya yang paling disorot adalah payudara1.

Payudara atau dalam bahasa Latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk manusia. Payudara memiliki tiga fungsi menyusui, peranan seksual, dan fungsi lain1.

(2)

menyebabkan banyaknya konsultasi di klinik dokter umum, klinik keluarga berencana, dan klinik kesejahteraan wanita. Perawat

merupakan tenaga kesehatan “lini pertama”

dalam banyak kasus konsultasi ini sehingga penting bagi mereka untuk memiliki informasi terkini dan sadar akan aspek psikologis penyakit payudara, misalnya; kanker payudara2. Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan payudara), hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria. Dari seluruh penjuru dunia, penyakit kanker payudara (Breast Cancer/ Carcinoma mammae) diberitakan sebagai salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomor lima (5) setelah kanker paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus1.

The American Cancer Society memperkirakan setiap tahunnya sekitar 178.000 wanita Amerika akan didiagnosis terkena kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian wanita berusia 40-50 tahun, serta penyebab terbesar kedua kematian wanita setelah kanker paru. Beruntung, tingkat kematian akibat kanker payudara telah menurun di tahun 2008 dengan dikembangkan dan disosialisasikannya program deteksi awal serta semakin efektifnya penanganan kanker payudara1.

Menurut Sutjipto dalam Yulianingrum3, kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai di masyarakat Indonesia dan menempati tempat ke dua terbanyak setelah kanker leher rahim. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan pada tahun 1989 terdapat 7 juta penderita baru setiap tahun dan 5 juta orang meninggal akibat kanker payudara. Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut. Menurut Benny Issakh, menyatakan bahwa di Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 100 penderita baru / 100.000 penduduk. Di Propinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal dari rumah sakit dan puskesmas tahun 2006, kasus penyakit kanker payudara yang ditemukan 3,45 per 1000 penduduk.

Menurut Dr. Sutjipto, Sp.B(K) Onk, ketua YKPJ mengatakan bahwa deteksi dini kanker payudara sangatlah penting karena

secara kondusif mampu mencegah kondisi kanker payudra menjadi lebih parah. Skrining dan deteksi dini kanker merupakan rangkaian program penting karena meningkatkan angka survival dan menurunkan angka kematian. Sistem deteksi dini dan skrining yang baik setidaknya menurunkan stadium temuan kanker di masyarakat4.

Menurut Dr. sutjipto, kunci kesembuhan adalah selalu bersemangat dan berpikir positif, tetapi melakukan deteksi dini dengan memeriksa payudara sendiri (sadari) adalah kata dasar yang harus selalu diingat, dilakukan dan disebarkan untuk mencegah meningkatkan angka kejadian kanker payudara, pada diri sendiri, keluarga ataupun masyarakat luas4. Sadari adalah adalah cara sederhana menemukan kelainan payudara sendiri sedini mungkin5.

Periksa payudara sendiri (sadari) pada remaja putri adalah pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan secara manual. Laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun. Fakta lain menujukkan bahwa sekitar 85 % kaum wanita menemukan benjolan di payudaranya sendiri melalui perabaan. Data dari Jakarta Breast Center, klinik di Jakarta mengkhususkan diri untuk penanganan keluhan pada payudara, menunjukkan bahwa dari 2.495 pasien yang datang pada tahun 2001 dan 2002, ternyata 79% menderita tumor jinak dan hanya 14% yang menderita kanker6. Fibroadenoma adalah nodul fibrosa yang solid, yang secara histologis mengandung elemen glandular dan jaringan ikat. Pada pewmeriksaan klinis, fibroadenoma biasanya berbentuk melingkar, keras, dan

mobil, sering kali disebut sebagai “breast mouse” karena mobilitasnya2.

(3)

teratur, 36,7% (11) orang melakukan sadari secara tidak teratur dan sisanya 53,3% (16) orang tidak pernah melakukan sadari. Dari 14 responden yang pernah melakukan sadari, 3 diantaranya mengatakan bahwa terdapat benjolan di payudaranya, tetapi ia takut untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Meskipun informasi tersebut tidak dapat digunakan untuk memberikan kesimpulan secara umum namun dapat memberikan gambaran bahwa mahasiswi semester 2 di Prodi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta memiliki pengetahuan tentang sadari yang rendah.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai pemeriksaaan payudara sendiri (SADARI) sehingga dapat dilakukan pencegahan kanker payudara secara dini.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional.

Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah mahasiswi Prodi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta semester 2 tahun 2012 sebanyak 97orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling kuota yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan7. Jumlah kuota yang diinginkan yaitu sebanyak 30 responden.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan tentang cara melakukan sadari dan pernah atau tidaknya melakukan sadari. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisikan tentang pertanyaan tertutup, yang berbentuk dichotomous choice.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian

1. Umur Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur didapatkan bahwa tidak ada mahasiswi yang berumur 17 tahun, dan paling banyak berada pada umur 18 tahun sebanyak 12 orang (40,0%),

2. Pengetahuan Responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengeta-huan Mahasiswi

Berdasarkan tabel diatas, pengetahuan mahasiswi tentang sadari baik yaitu sebanyak 21 orang (70,0%), sedangkan pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (30,0%) dan tidak ada mahasiswi yang mempunyai pengetahuan kurang maupun buruk. rata-rata responden mempunyai skor 16,67 (baik).

3. Diskriptif Tentang Perilaku Sadari Responden

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Mahasiswi

Berdasarkan tabel di atas, mahasiswi yang tidak pernah melakukan sadari yaitu sebanyak 27 orang (90,0%), sedangkan mahasiswi yang melakukan sadari hanya 3 orang (10%).

Pembahasan

(4)

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan mahasiswi semester 2 tentang sadari di Prodi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, bahwa responden yang berpengetahuan baik yaitu 21 orang (70,0%).

Menurut Notoatmodjo dalam Yulianingrum3, pengetahuan dapat di pengaruhi oleh sosial ekonomi, pengalaman, pendidikan, informasi, dan kultur (budaya, agama). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi baiknya pengetahuan mahasiswi semester II tentang sadari di Prodi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta antara lain karena sudah banyaknya informasi yang didapatkan oleh mahasiswi tentang sadari. Mahasiswi Prodi DIII Keperawatan STIKES adalah mahasiswi yang belajar di bidang ilmu keperawatan, sehingga mereka mudah sekali untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan baik dari para dosen maupun dari buku-buku yang mereka pinjam dari perpustakaan. Selain itu, setiap wanita tanpa terkecuali pasti merasa risau jika ia tidak bisa tampil menjadi sesuatu yang indah. Wanita akan melakukan usaha apa pun untuk memperindah dan mempercantik diri hingga ia yakin telah cukup mempesona di mata laki-laki. Oleh karena itulah, mereka akan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai semua hal yang berkaitan tentang hal-hal yang bisa membuatnya menjadi jelek/ sakit salah satunya yaitu informasi tentang sadari.

Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Dengan meningkatnya pengetahuan mahasiswi tentang sadari diharapkan akan terjadi perubahan perilaku ke arah yang mendukung perkembangan kesehatan.

2. Perilaku Tentang Sadari

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil penelitian mengenai gambaran perilaku mahasiswi tentang sadari di Prodi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, bahwa responden yang tidak pernah melakukan sadari yaitu sebanyak 27 orang (90%).

Pengetahuan mahasiswi tentang sadari sudah baik, tetapi kesadaran mereka untuk melakukan sadari belum ada. Dari beberapa

responden yang diwawancarai mengatakan kalau mereka masih enggan melakukan sadari karena menganggap hal itu tidak perlu dilakukan sekarang, mereka beranggapan bahwa yang beresiko terkena kanker payudara adalah wanita yang berusia 40 tahun keatas2. Selain itu, ada juga yang memberi alasan karena mereka merasa takut kalau melakukan sadari akan ditemukan kelainan dalam payudaranya sehingga mereka memilih menjalani hidup seperti biasanya dan tidak melakukan sadari.

Bagi para responden yang belum mempunyai kesadaran dalam melakukan sadari. diberi pengertian bahwa sadari penting dilakukan bagi wanita yang menginjak usia remaja karena fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita usia antara 15 dan 25 tahun6. Apalagi semua responden pada penelitian ini berada pada rentang usia tersebut, jadi semua responden beresiko terkena fibroadenoma. Selain itu para responden juga diberi pengertian bahwa kanker payudara tidak hanya menyerang wanita yang berusia 40 tahun keatas, tetapi siapa saja dapat beresiko terkena kanker payudara setelah menginjak usia remaja keatas8.

Responden tidak perlu takut jika ditemukan adanya benjolan dalam payudaranya karena 9 dari 10 benjolan payudara bukan kanker. Setiap wanita yang merasa ada benjolan serta nyeri tekan payudara pada masa pramenstruasi adalah normal. Sadari yang dilakukan tepat sebelum haid tidak tepat dan dapat meningkatkan kecemasan yang tidak perlu2.

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil dari penelitian mengenai

“Gambaran tingkat pengetahuan mahasiswi semester 2 tentang sadari di Prodi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta” yang telah dilakukan adalah :

1. Responden yang berumur 18 tahun, yaitu sebanyak 12 orang (40,0%), umur 19 tahun sebanyak 11 orang (36,7%), umur 20 tahun sebanyak 5 orang (16,7%), umur 21 tahun sebanyak 1 orang (3,3%), dan umur 22 tahun sebanyak 1 orang (3,3%)

(5)

mempunyai pengetahuan kurang maupun buruk.

3. Responden yang tidak pernah melakukan sadari, yaitu sebanyak 27 orang (90%) dan responden yang pernah melakukan sadari sebanyak 3 orang (10%).

4. Responden tidak melakukan sadari karena mereka beranggapan bahwa yang beresiko terkena kanker payudara adalah wanita yang berusia 40 tahun keatas dan karena mereka merasa takut kalau melakukan sadari akan ditemukan kelainan dalam payudaranya

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswi semester II tentang sadari di Prodi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta sudah baik tetapi mereka belum mempunyai kesadaran untuk melakukan sadari.

Saran

1. Bagi Responden

Bagi pihak responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang sadari agar dapat meningkatnya pengetahuannya dan bagi responden yang belum pernah melakukan sadari diharapkan mau melakukan sadari. Bagi para responden yang belum mempunyai kesadaran dalam melakukan sadari diberi pengertian bahwa sadari penting dilakukan bagi wanita yang menginjak usia remaja karena fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita usia antara 15 dan 25 tahun (Yanti, 2010). Apalagi semua responden pada penelitian ini berada pada rentang usia tersebut, jadi demua responden beresiko terkena fibroadenoma. Selain itu para responden juga diberi pengertian bahwa kanker payudara tidak hanya menyerang wanita yang berusia 40 tahun keatas, tetapi siapa saja dapat beresiko terkena kanker payudara setelah menginjak usia remaja keatas (Saraswati, 2010). Responden juga tidak perlu takut jika ditemukan adanya benjolan dalam payudaranya karena 9 dari 10 benjolan payudara bukan kanker.

2. Bagi Institusi Prodi DIII Keperawatan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

a. Bagi pihak akademik supaya dapat lebih giat menyampaikan informasi tentang sadari, khususnya di mata kuliah maternitas.

b. Diharapkan akademik dapat memotivasi dan bersama-sama para mahasiswa untuk melakukan sadari secara rutin minimal setiap satu bulan sekali sebagai deteksi dini adanya fibroadenoma.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi pihak tenaga kesehatan supaya dapat lebih giat menyampaikan informasi/ penyuluhan kesehatan terhadap remaja mengenai sadari dan cara-cara melakukannya

DAFTAR PUSTAKA

1. Atmaningtyas, N. Cantik dan Sehat Payudara. Yogyakarta: Getar Hati; 2009. 2. Andrews, G. Buku Ajar Kesehatan

Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC; 2009. 3. Yulianingrum, M. Gambaran Tingkat

Pengetahuan Remaja Tentang Sadari Di SMA N I Sumber Rembang. 2010 [Diakses tanggal 05 Januari 2012). Didapat dari: http://eprints.ac.id/11115/1/intisari.pdf 4. Fjamil. Deteksi Kanker Payudara Dengan

Sadari. 2010 [Diakses 25 Desember 2011].

Didapat dari:

http://www.healthnsmart.com/event-dan- promo/deteksi-kanker-payudara-dengan-sadari

5. Maryanti, D. Buku Ajar Kesehatan

Reproduksi teori dan Praktikum.

Yogyakarta: Nuha Medika; 2009.

6. Yanti, P. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Di Madrasah Aliyah Darul Hikmah Pekan Baru. 2009 [Diakses 3 Januari 2011]. Didapat dari:http://helvetia.ac.id/library.

7. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta; 2007.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

Referensi

Dokumen terkait

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “ Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Gambaran Domain

1) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Domain Perilaku Mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas katolik Widya Mandala Surabaya dalam Melakukan

Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran USU angkatan 2010..

Hal ini menerangkan bahwa responden dengan latar belakang mahasiswi keseha- tan yang terbiasa mendapatkan pendidikan kesehatan, seh- ingga meskipun responden tidak memiliki

Tujuan penelitian : Dapat diketahuinya gambaran status gizi pada mahasiswi yang mengalami ketidaknormalan siklus menstruasi kelas D semester VI program studi

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan mahasiswi semester VI tentang partograf dengan aplikasinya di Prodi DIII Kebidanan STIKES A.. Calon tenaga