• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Di Kecamatan Medan Labuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pesisir Di Kecamatan Medan Labuhan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga hampir di seluruh negara di belahan dunia. Kemiskinan merupakan masalah yang tidak bisa dipisahkan apabila kita hendak membicarakan mengenai kesejahteraan. Kesejahteraan rakyat khususnya di negara dunia ketiga sampai saat ini masih dihantui oleh masalah kemiskinan yang tidak kunjung terselesaikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan tentunya apabila banyak negara dunia ketiga terus berupaya menyelesaikan dan mencari solusi untuk keluar dari jeratan kemiskinan.

(2)

merupakan sumber daya potensial di Indonesia merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km (Dahuri et al. 2001), namun sungguh ironis sekali bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang hidup di daerah pesisir hingga saat ini masih sangat rendah.

Kondisi masyarakat pesisir juga terimbas dengan diberlakukannya Undang- Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang juga berdampak pada sektor perikanan, dimana sebagian urusan perikanan dan kelautan diserahkan pada daerah, dan banyak daerah tidak serius mengelola potensi kelautan dan pesisir baik upaya eksploitasi maupun upaya pengentasan kemiskinan yang tepat sasaran. Program-program yang diberlakukan untuk peningkatan kesejahteraan implementasinya sering salah sasaran, akibatnya nelayan yang seharusnya mendapat dampak perubahan terhadap kesejahteraan sama sekali tidak merasakannya. Padahal Sekitar 16,42 juta jiwa penduduk Indonesia merupakan masyarakat yang hidup di kawasan pesisir. Mereka bertempat tinggal di sedikitnya 8.090 desa pesisir yang tersebar di seluruh wilayah negeri ini.

(3)

kemakmuran hidup dari potensi dan kekayaan alam yang ada tentu bukan keinginan yang muluk-muluk.

Sejatinya kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat pesisir bukan cerita baru di negeri ini. Kemiskinan yang mereka alami sekan menjelma menjadi kemiskinan yang bersifat struktural. Masyarakat pesisir ditengarai masih berlum terpenuhi hak-hak dasarnya seperti pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan kondisi tempat tinggal. Akibatnya masih cukup banyak anak nelayan miskin yang ikut terjebak dalam rantai kemiskinan sebagaimana yang dialami orang tuanya.

Kondisi tersebut tentu sebuah ironi, di tengah gemerlapnya kekayaan alam nan melimpah ternyata belum mampu mengangkat derajat kesejahteraan masyarakat. Besarnya potensi sektor kelautan seharusnya mampu memberi kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sektor kelautan juga semestinya memberikan kontribusi yang maksimal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun hingga sekarang, kontribusi yang disumbangkan masih relatif relatif kecil bila dibandingkan dengan negara lain yang secara geografis memiliki garis pantai lebih pendek.

Kecamatan Medan Labuhan sebagai salah satu kecamatan di Kota Medan merupakan daerah yang berdekatan dengan daerah pesisir yaitu dengan Belawan dan pesisir Deli Serdang, dengan penduduknya berjumlah 111,173 Jiwa (2010) dimana penduduk terbanyak berada di kelurahan Besar yakni sebanyak 33706 orang dan jumlah penduduk terkecil di kelurahan Nelayan Indah yakni sebanyak 7850 orang.

(4)

terkecil yakni 3,605 km2 dengan luas wilayah total Kecamatan Medan Labuhan yakni seluas 40,68 km2.

Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka kelurahan Pekan Labuhan merupakan kelurahan terpadat yaitu 5336 jiwa tiap km2

Kecamatan Medan Labuhan sebagai salah satu daerah paling tertinggal di Kota Medan tentu tidak lepas dari masalah yang sama yaitu masalah kemiskinan. Dengan mata pencaharian utama berasal dari hasil tangkapan laut, tentu saja masyarakat yang mendiami daerah ini sebagian besar hidup sebagai nelayan. Masyarakat nelayan merupakan salah satu kelompok masyarakat yang dianggap miskin bahkan paling miskin di antara penduduk miskin (the poorest of the poor). Kemiskinan dapat dilihat dari ketidakmampuan orang untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan serta akses terhadap kesehatan maupun pendidikan yang berkaitan dengan daya beli. Kemiskinan juga terkait dengan ketersediaan sumberdaya alam dan pengetahuan yang dimiliki serta perilaku hidup masyarakat setempat. (Yoseph M. Laynurak: 2008)

(5)

Rendahnya tingkat pendidikan di wilayah pesisir diduga merupakan faktor penyebab kemiskinan nelayan. Pola berfikir yang seakan-akan sudah pasrah dengan kondisi yang ada, mengakibatkan mereka sulit untuk melanjutkan sekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak. Karena sepertinya sudah tertanam paradigma dikalangan para masyarakat pesisir bahwa untuk menangkap ikan dilaut tidak membutuhkan pendidikan Tinggi atau dengan kata lain cukup sekedar bisa baca dan hitung maka itu sudah cukup.

Kondisi ini diperparah dengan Tingginya angka kelahiran yang dalam jangka panjang menyebabkan Tingginya jumlah penduduk. Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Robert Malthus bahwa manusia hidup membutuhkan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap penduduk maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan, hal inilah merupakan sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia. Karena kondisi seperti inilah, tidak mengherankan apabila kita melihat gambaran kehidupan masyarakat di daerah ini pada umumnya sungguh jauh berbeda dengan apa yang kita lihat di daerah perkotaan. Begitu juga dengan tingkat kesehatan, kondisi lingkungan dan perumahan yang jauh dari kata layak huni menyebabkan daerah ini rentan akan berbagai macam penyakit. Hal ini menjadi penyebab rendahnya usia harapan hidup masyarakat pesisir.

(6)

Bahari, Belawan-I, Belawan II, Bagan Deli, Pulau Sicanang (Medan Belawan), Kelurahan Terjun, Paya Pasir, Labuhan Deli (Medan Marelan), dan Kelurahan Pekan Labuhan, Nelayan Indah di Kecamatan Medan Labuhan.

Dengan rendahya tingkat pendidikan, sulitnya memperoleh layanan kesehatan, kumuhnya wilayah pemukiman, dan paradigma yang sudah tertanam tentang “sabar” dan pasrah dengan kondisi yang mereka alami, menyebabkan mereka tidak dapat berbuat banyak untuk anak-anaknya, masa depannya, dan kesejahteraannya. Apalagi pemerintah Kota Medan sangat kurang perhatiannya terhadap daerah ini dan terkesan “menganaktirikannya” daripada daerah lain.

Dengan adanya permasalahan diatas penulis tertarik untuk meneliti sebuah fenomena yang terjadi di Kecamatan Medan Labuhan yang diberi judul Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Kecamatan Medan Labuhan. 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini dibatasi pada hubungan antara indikator-indikator kesejahteraan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir Kecamatan Medan Labuhan, dalam hal ini kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, serta kondisi dan fasilitas perumahan.

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir di Kecamatan Medan Labuhan.

2. Menganalisis tingkat pendapatan, pengeluaran dan kondisi daerah serta fasilitas tempat tinggal masyarakat pesisir di Kecamatan Medan Labuhan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain dalam memahami masalah-masalah di bidang ekonomi yang berkaitan dengan masalah dalam bidang kesejahteraan masyarakat khususnya wilayah pesisir, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu ekonomi.

2. Untuk mengetahui masalah pokok yang dialami oleh masyarakat di wilayah pesisir serta solusi yang dapat dikembangkan agar kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya nelayan dapat ditingkatkan.

3. Untuk kepentingan informasi bagi masyarakat pesisir/nelayan dan pemerintah dalam upaya mengatasi kemiskinan dan pengambilan kebijakan yang tepat.

4. Sebagai acuan bagi mahasiswa dan koleksi perpustakaan yang dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang kesejahteraan masyarakat pesisir.

Referensi

Dokumen terkait

Bila ditinjau dari sudut solvabilitas, yang diukur dengan menggunakan primary ratio menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan pada tahun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sinergisitas dan peran lembaga desa dengan masyarakat antar Desa Sinar Sari dan Tanjung niur serta untuk mengetahui

Melakukan tindakan terapi yang sesuai dengan diagnosis pasien Akuntabilita s Nasionalis m Etika publik Komitmen mutu Anti korupsi. Melakukan tindakan terapi yang sesuai dengan

Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk

Seluruh mahasiswa dari Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu

Pemanenan dapat dilaksanakan setelah seluruh langkah-langkah persiapan sudah terpenuhi. Perlu diperhatikan dalam proses pemanenan sebaiknya dilakukan pada tanaman pinggiran

Hambatan yang muncul antara lain : Hambatan Yuridis yaitu hambatan yang muncul karena adanya peraturan perundang-undangan yang baru dari pemerintah pusat di saat

Pada saat terdakwa LASMAULI Br SIRINGO-RINGO melihat tanda tangan milik saksi ALBINUS NAIBAHO yang tercantum dalam Surat Penyerahan / Ganti Rugi tanggal 25 Mei