• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM KONTROL LOOP TERTUTUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SISTEM KONTROL LOOP TERTUTUP"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SISTEM KENDALI KLASIK

Pemodelan Matematika

Analisis

Diagram Bode, Nyquist, Nichols

Step & Impulse Response

Gain / Phase Margins

Root Locus

Disain

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MODEL MATEMATIKA

(8)

MODEL MATEMATIKA

Rancangan dari sistem kendali membutuhkan rumus model

matematika dari sistem.

Mengapa harus dengan model matematika ?

Agar kita dapat merancang dan menganalisis sistem kendali.

Misalnya:

o

Bagaimana hubungan antara input dan output.

o

Bagaimana memprediksi/menggambarkan perilaku dinamik

(9)

Dua metoda untuk mengembangkan model matematika

dari sistem kendali:

1. Fungsi Pindah (Transfer Function) dalam domain

frekuensi (menggunakan Transformasi Laplace).

(10)

RANGKAIAN RLC

V(t)

L R

C

i(t)

v t

( )

v t

R

( )

v t

L

( )

v t

C

( )

Persamaan Diferensial Biasa dapat menggambarkan perilaku dinamik sistem fisik (hubungan input dan output) seperti sistem mekanik

menggunakan Hukum Newton dan sistem kelistrikan menggunakan Hukum Kirchoff.

Contoh: Rangkaian RLC, jika V(t) adalah Input; i(t) adalah Output

Menggunakan KVL (Kirchoff Voltage Law):

0

( )

1

( )

R

( )

di t

t

( )

v t

v t

L

i

d

dt

C

 

Menggunakan persamaan diferensial :

• Apakah dapat menjadi persamaan aljabar sederhana ?

• Apakah mudah menggambarkan hubungan antara Input dan Ouput dari sistem ?

(11)

Jika jawabannya adalah tidak untuk ketiga pertanyaan di

atas, maka kita membutuhkan transformasi Laplace.

Transformasi Laplace memberikan:

 Representasi dari Input, Ouput dan Sistem sebagai satuan-satuan terpisah.

 Hubungan aljabar sederhana antara Input, Output dan Sistem.

Keterbatasan dari Transformasi Laplace :

 Bekerja dalam domain frekuensi.

(12)

TRANSFORMASI LAPLACE

Time Domain Circuit

Time Domain Circuit

s-Domain Circuit

L

1

L

x(t)

y(t)

X(s)

Y(s)

s j Complex Frequency 2 Types of s-Domain Circuits

With and Without Initial Conditions

    

Laplace

Transform

Inverse

Laplace

(13)

TRANSFORMASI LAPLACE

 Transformasi Laplace adalah metoda operasional yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial linier.

 Dapat mengubah fungsi umum (fungsi sinusoida, sinusoida teredam, fungsi eksponensial) menjadi fungsi-fungsi aljabar variabel kompleks.

 Operasi diferensiasi dan integrasi dapat diganti dengan operasi aljabar pada bidang kompleks.

 Solusi persamaan diferensial dapat diperoleh dengan mengguna-kan tabel transformasi Laplace atau uraian pecahan parsial.

 Metoda transformasi Laplace memungkinkan penggunaan grafik untuk meramalkan kinerja sistem tanpa harus menyelesaikan persamaan

diferensial sistem.

(14)

VARIABEL KOMPLEKS

 Variabel kompleks: s =  + j

dengan :  adalah komponen nyata j adalah komponen maya

Bidang s

o 

j

j1

(15)

FUNGSI KOMPLEKS

 Suatu fungsi kompleks: G(s) = Gx + jGy

dengan : Gx dan Gy adalah besaran-besaran nyata

Bidang G(s)

O Re

Im

Gy

Gx G

q

Besar dari besaran kompleks:

Sudut :

2 2

y x G

G )

s (

G  

x y

G

G

tan

1

(16)

TURUNAN FUNGSI ANALITIK

 Turunan fungsi analitik G(s) diberikan oleh:

s G lim

s

) s ( G )

s s

( G lim )

s ( G ds

d

s

s 

 

  

 

  

 0 0

 Harga turunan tidak tergantung pada pemilihan lintasan s.

(17)

 Untuk lintasan s =  (lintasan sejajar dengan sumbu nyata)

lim )

 Untuk lintasan s = j (lintasan sejajar sumbu maya), maka

 lim

)

 Jika dua harga turunan ini sama

 Syarat Cauchy-Riemann

(18)

Contoh Soal

Tinjau G(s) berikut, apa analitik ?

1

Jawab:

y

Di mana

2 2

dan

Dapat dilihat bahwa, kecuali s=-1 (yaitu =-1, =0), G(s) memenuhi syarat Cauchy-Riemann:

(19)

Turunan dG(s)/ds pada s=-1 adalah

              

 G j G Gy j Gx )

s ( G ds

d x y

2

1 1

     

j

2

1 1

 

s

Perhatikan bahwa turunan fungsi analitik dapat diperoleh hanya dengan mendiferensiasikan G(s) terhadap s

2

1 1 1

1

 

    

 

s

s ds

d

Titik-titik pada bidang s yang menyebabkan fungsi G(s) analitik disebut titik ordiner, sedangkan titik-titik pada bidang s yang menyebabkan fungsi G(s) tidak analitik disebut titik singuler.

(20)

KUTUB-KUTUB dan NOL-NOL

Zeros dari G(s) roots numerator

Poles dari G(s) roots denominator

Persamaan karakterisk denominator dari G(s)=0

Im

Re

Pola pole-zero

poles

(21)

Contoh Soal

Tentukan jumlah pole dan zero dari fungsi G(s) berikut:

Jawab:

Mempunyai pole di s=-1 dan s=-2

Mempunyai sebuah zero di s=-3.

Jika titik-titik di tak terhingga di masukkan:

2

2 1

3

) s

( ) s

(

) s

( K )

s ( G

 

 

0

2  

  

s

K lim )

s ( G lim

s s

Fungsi G(s) mempunyai 2 buah zero di tak terhingga.

(22)

Pemetaan Konformal

 Pemetaan Konformal adalah suatu pemetaan yang menjaga ukuran maupun pengertian sudut.

 Pemetaan Konformal digunakan dalam membahas diagram tempat kedudukan akar (root locus) dan kriteria kestabilan Nyquist.

 Hubungan fungsional: z=F(s) dapat diinterpretasikan sebagai pemetaan titik-titik pada bidang s ke titik-titik pada bidang z / bidang F(s).

 Untuk setiap titik P pada bidang s terdapat suatu titik P’ pasangannya pada bidang F(s). P’ adalah bayangan dari P.

(23)

 Jika kita tulis zo=F(so), maka:

) s s ( s

s

) s ( F ) s ( F z

z o

o o

o

 

Dengan demikian,

o o

o

o s s

s s

) s ( F ) s ( F z

z   

  

 

o s - s

o adalah sudut antara sumbu nyata positif dan vektor dari so ke

s.

o Jika s mendekati s

o sepanjang kurva halus s(), maka s - so adalah

sudut q1 antara sumbu nyata positif dan garis singgung kurva tersebut pada so.

o Dengan cara sama, jika z mendekati z

o, maka z - zo mendekati sudut 1 yang merupakan sudut antara sumbu nyata positif dan garis

singgung dari F(s) pada z0. Dengan demikian diperoleh

o 

(24)

o Dengan kurva halus yang lain s=s

2(), yang melalui titik so,

kita dapat melakukan analisis serupa sehingga diperoleh

2 - q2 = F’(so) Oleh karena itu

1 - q1 = 2 - q2 atau

2 - 1 = q2 - q1

o Jadi ukuran dan pengertian sudut pada pemetaan tetap

dijaga.

o Pemetaan yang dinyatakan dengan suatu fungsi analitik

(25)

Definisi Transformasi Laplace

Transformasi Laplace dari f(t) didefinisikan sebagai

0

dt

e

)

t

(

f

)

s

(

F

)]

t

(

f

[

L

st

dengan:

(26)

26

(27)

Contoh

Transformasi Laplace dari fungsi tangga berikut:

f(t) = 0

untuk t < 0

= A

untuk t > 0

s

A

s

e

A

dt

Ae

)}

t

(

f

{

st

st



 

0 0

L

f(t)

t

A

(28)

28

2 0

st

0 st

0

st

s

a

dt

e

s

a

s

ate

dt

ate

)]

t

(

r

[

L



 

 

0

at

untuk

t

)

t

(

f

f(t)

t

(29)

Transformasi Laplace dari fungsi eksponensial berikut:

f(t) = 0

untuk t < 0

= Ae

-at

untuk t > 0

Jawab:

     

0

0

Ae

e

dt

A

e

dt

}

Ae

{

at at st (s a)t

L

)

a

s

(

A

)

a

s

(

e

A

t ) a s (

 

0

e

-at

t

A

(30)

Transformasi Laplace dari fungsi sinusoida berikut:

f(t) = 0

untuk t < 0

= A sin

t

untuk t > 0

Jawab:

0

A

sin

t

e

dt

}

t

sin

A

{

st

L

 

 

0

2

j

(

e

e

)

e

dt

A

)}

t

(

f

{

j t j t st

L

e

jt

= cos

t + j sin

t

e-

jwt

= cos

t - j sin

t

sin

t

j

(

e

e

)

t j t

j

 

2

1

2 2

1

2

1

2

s

A

j

s

j

A

j

s

j

A

(31)

f(t)

F(s)

Step function, u(t)

e

-at

t

e-at

sin(

t )

cos(t )

t n

1/s

1/(s+a)

1/(s+a)2

/ ( s

2

+

2

)

/ ( s2 +  2)

n!/sn+1

) e

e ( a b

bt at 

1

) b s

)( a s

(  

1

(32)

f(t)

F(s)=L[f(t)]

sin(

(33)
(34)

SIFAT TRANSLASI

Contoh

(35)

35

Translasi [time]

b) g(t) = f(t-a) untuk t>a

Contoh

(36)

36

Perubahan skala waktu

)

a

Contoh

(37)

TEOREMA DIFERENSIASI

Transformasi Laplace dari turunan fungsi f(t) diberikan sebagai

 

Integrasi bagian demi bagian memberikan

Transformasi Laplace sangat berguna karena mengubah

(38)

38

Turunan Pertama [Derivative first order]

(39)

39

Turunan orde tinggi

)

•Jika discontinuity pada

a

(40)

40

Contoh Turunan

2

Sin

[

Cos

[

Sin

[

Sin

)]

t

(

Sin

[

Cos

[

Cos

dt

)]

t

[sin(

d

Sin

dt

)]

t

(

Cos

[

Cos

[

Cos

)]

(41)

Aplikasi Rangkaian RC

C

R

e(t)

v(t)

0 ) 0 ( v

) t ( v dt

dv RC )

t ( e

 

Persamaan rangkaian

Transformasi Laplace:

E(s)  RCsV(s)V(s)  V(s)[1RCs]

RCs

1

)

s

(

E

)

s

(

V

(42)

INTEGRASI

t

0

s

)

s

(

F

]

du

)

u

(

f

[

L

)

s

(

F

)

0

(

g

)]

t

(

g

[

sL

)]

t

(

g

[

L

)

t

(

f

)

t

(

g

t

0

]

du

)

u

(

f

)

t

(

(43)

Perkalian dengan faktor t

Leibnitz’s rule

)]

Rumus umum

(44)
(45)

FUNGSI PERIODIK

nsT

nsT

(46)

Fungsi periodik Sinus & Cosinus

)

t

(

jSin

)

t

(

Cos

e

jt

Sin

[

jL

)]

(47)

Perilaku Batas Limit : Nilai Inisial

Lim

0

st

Exponential order

}

lim[

)]

t

(

f

[

Lim

Lim

(48)

FUNGSI IMPULSIONAL

)

t

(

e

)

t

(

e

0

E

(

s

)

e

0

RCs

1

e

)

s

(

V

0

RC

t

Impulse response

CR t 0

e

RC

e

)

t

(

v

RC

e

0

CR t

e

RC

e

)

RC

1

s

(

1

)

s

(

V

0

)

1

RCs

(

se

)

s

(

sV

0

s

(49)
(50)

FUNGSI TANGGA DENGAN KONDISI AWAL

Step function dan initial conditions v(0)

0

RCs

1

)

0

(

RCv

)

RCs

1

RCv ]

RCs 1

RCs

(51)

FUNGSI RAMP

RCs

1

(52)

ANALISIS HARMONIK

(53)

)

cos(

)

t

sin(

RC

Cos

sin(

)

t

)[sin(

(

Cos

e

(54)

TRANSFORMASI LAPLACE INVERSE

Diketahui: F(s)=L[f(t)]

Bagaiman mencari f(t) dari F(s) ?

)]

s

(

F

[

L

)

t

(

f

1

ds

).

s

(

F

e

i

.

.

2

1

)

t

(

f

)]

s

(

F

[

L

. i

. i

st 1

 

   

Pada kontour Bromwich

a) Method Analitik

b) Metoda Tabel

f

(

t

)

e

at

a

s

1

)

s

(

F

(55)

c) Ekspansi fraksi dengan akar-akar berbeda

Harga ak (residu pada pole s=-pk) dapat diperoleh dengan:

k

Semua suku uraian menjadi nol, kecuali ak. Jadi residu ak diperoleh:

(56)

Contoh Soal

Carilah transformasi Laplace balik dari

)

Jawab:

Transformasi Laplace balik dari:

(57)

 

 

)

s

(

L

)

s

(

L

)

s

(

F

L

2

1

1

2

1

1 1

 

F

(

s

)

e

e

untuk

t

0

L

1

2

t

2t

1

2

2

1

3

2

2

 

s

)

s

(

)

s

)(

s

(

(58)

Contoh Soal

)

3

s

)(

2

s

)(

1

s

(

4

s

2

)

s

(

F

2

)

3

s

(

2

7

)

2

s

(

4

3

)

1

s

(

6

1

)

s

(

F

2

7

4

3

6

3

2t t

t

e

e

e

)

t

(

f

(59)

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kesenjangan konsumsi masyarakat di Provinsi Papua Barat (indeks gini) selama periode 2008-2013 mengalami sedikit peningkatan dari angka 0,31 menjadi 0,43, lebih

Pasangan nama proses dan kegunaan tentang logam yang dihasilkan yang paling tepat adalah ....

Elemen dasar bagi pelaksanaan operan lengan depan atau passing bawah yang baik adalah : a). Gerakan mengambil bola. Mengarahkan bola kearah sasaran.Dalam menganalisis gerakan

Malang Nomor 2.3.2/UN32/KP/2oL5 tanggal 2 Maret 20L5, dosen yang diberi tugas tambahan sebagai Koordinator Program Studi 51 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Pada pembelajaran PDEODE siswa berkemampuan akademik rendah mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan yang berkemampuan akademik tinggi. Pada

DIMENSI Sangat Memuaskan Memuaskan Batas Kurang Memuaskan Di bawah standard SKOR Memenuhi persyaratan yang telah ditentukan Memenuhi semua persyaratan penulisan,

C-OH} pada posisi para dari sefaleksin dengan sefadroksil Nilai sigma (o') Hammett dari gugus hidroksi (-0H) pada. posisi para ini diperoleh dengan menggunakan

Setelah melakukan kegiatan pemeriksaan data, langkah berikutnya adalah mengklasifikasi data berdasarkan variabel penelitian yaitu variabel X (Kinerja Widyaiswara) dan Variabel Y