EFEK CALON TERHADAP PEROLEHAN
SUARA PARTAI
MENJELANG PEMILU 2009
Jakarta, Februari 2009
Trend Opini Publik
Updated 8-18 Februari 2009
Latar Belakang
• Demi keadilan pada calon dan untuk meningkatkan kualitas hasil pemilu, Mahkamah Konstitusi telah memutuskan agar diberlakukan suara terbanyak dalam mekanisme penentuan pemenang dalam persaingan antar calon.
• Keputusan ini juga melahirkan pemikiran bahwa persaingan di antara calon anggota legislatif akan semakin keras. Calon-calon yang bekerja keras akan mendapat suara lebih banyak, dan pada gilirannya akan berpeluang lebih besar merebut kursi DPR.
• Di samping itu, berkembang juga pemikiran bahwa efek dari kompetisi ini akan meningkatakan perolehan akhir suara partai. Partai-partai yang lebih dahulu menganut sistem suara terbanyak, sebelum keputusan MK tersebut, dipercaya akan mampu meningktkan perolehan suara partainya. Partai-partai yang paling awal menganut sistem suara terbanyak adalah PAN. Kemudian menyusul
Demokrat dan Partai Golkar.
Lanjutan
• Juga, kalau argumen di atas benar, maka efek calon pada
perolehan total suara lebih besar di tiga partai tersebut,
dibanding partai-partai lainnya.
• Apakah faktanya mengkonfirmasi hipotesis tersebut?
• Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dilihat
dari trend perolehan suara partai setidaknya dalam setahun
terakhir, sebelum keputusan MK dan setelah keputusan MK, dan
dalam eksperimen pemilihan dengan menggunakan kartu suara
sebagaimaa akan digunakan dalam pemilu nanti.
• Berikut adalah fakta yang membenarkan atau membantah
hipotesis-hipotesis tersebut. Data terakhir yang digunakan
METODOLOGI
● Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
● Jumlah sampel 2455. Dengan sampel itu margin of error +/- 2,4% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Penarikan sample dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling.
● Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden
● Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.Dan 50% responden dipilih secara random dengan menelopon setelah wawancara selesai untuk memastikan baru saja telah diwawancari.
Populasi desa/kelurahan tingkat Nasional
Desa/kelurahan di tingkat
Propinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional
Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK
Di KK terpilih dipilih secara random Satu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan
Ds 1 … Ds n
Prop.1
Ds 1 … Ds m
Prop.k
… …
RT1 RT2 RT3 …. RT5
KK1 KK2
Laki-laki Perempuan
Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random
DEMOGRAFI NASIONAL
KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS
LAKI-LAKI 50.0 50.0 <= SD 55.9 60.0 PEREMPUAN 50.0 50.0 SLTP 16.6 19.0 SLTA 20.4 18.0 DESA 59.0 59.0 Universitas 7.0 4.0 KOTA 41.0 41.0
Islam 87.5 87.0 < 400 ribu 38.0 42.0 Kristen 9.6 10.0 400 - 999 ribu 35.3 38.0 Hindu 1.8 2.0 >= 1juta 26.7 20.0 Lainnya 1.1 1
Jawa 42.2 41.6 Sunda 17.0 15.4 Melayu 3.9 3.4 Madura 3.9 3.4 Bugis 4.1 2.5 Betawi 2.0 2.5 Minang 2.9 2.7 Lainnya 23.6 28.5
PENDAPATAN
KELOMPOK PENDIDIKAN
ETNIS AGAMA JENIS KELAMIN
DEMOGRAFI
KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS
NAD 1.8 1.9 BALI 1.4 1.5
SUMUT 5.5 5.3 NTB 1.8 2.0
SUMBAR 2.3 2.1 NTT 1.8 2.0
RIAU 2.3 2.2 KALBAR 1.8 1.9
JAMBI 1.4 1.3 KALTENG 0.9 0.9
SUMSEL 3.2 3.2 KALSEL 1.4 1.5
BENGKULU 0.9 0.8 KALTIM 1.4 1.4
LAMPUNG 3.2 3.4 SULUT 0.9 1.0
BABEL 0.5 0.5 SULTENG 0.9 1.1
KEPRI 0.5 0.6 SULSEL 3.6 3.5
DKI 3.6 3.5 SULTRA 0.9 0.9
JABAR 17.3 17.4 GORONTALO 0.5 0.4
JATENG 15.0 15.2 SULBAR 0.5 0.5
DIY 1.8 1.6 MALUKU 0.5 0.6
JATIM 16.8 16.7 MALUKU UTARA 0.5 0.4
BANTEN 4.1 4.1 PUPUA 0.9 0.9
IRJABAR 0.3 0.3
Bentuk pertanyaan variabel utama
• Lama: Partai mana yang dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang. Diberikan daftar nama partai dengan urutan sesuai nomor urut partai. Ini
digunakan dalam survei-survei sebelumnya.
• Baru: Mana yang akan dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang.
Diberikan Kartas Suara seperti yang akan digunakan dalam pemilihan umum (ada nomor dan nama partai, nomor dan nama calon di masing-masing partai): Jawaban yang mungkin: Hanya menandai nomor atau nama partai, hanya
menandai nomor atau nama calon, menandai keduanya (nomor atau nama partai dan nomor atau nama calon), dan menandai secara tidak sah (di luar tiga
Simulasi pilihan dengan kartu suara: Apa yang dipilih (%)
Feb 09
3 9
12 36
44
Tidak menandai Selainnya
Partai dan calon Calon
Simulasi pilihan dengan kartu suara: Memilih Partai atau Calon menurut tingkat pendidikan (%)
Feb 09
53
22 28
49
40 53
30 37
0 10 20 30 40 50 60
SD SLTP SLTA PT
Calon
TEMUAN
• Secara umum, masih lebih banyak pemilih yang menandai partai dibanding yang menandai calon.
• Ini mengindikasikan bahwa para calon dan KPU belum mampu membantu dan meyakinkan pemilih agar menandai calon sebagai indikator peningkatan kualitas pemilu.
• Tingkat pendidikan berkaitan cukup kuat dengan cara memilih. Semain baik tingkat pendidikan semakin cenderung memilih calon dibanding memilih partai. • Pertanyaannya apa efek dari perbedaan cara memilih ini terhadap perolehan
Pertanyaan lama:
Partai yang dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang (%) Februari 2009
24.3 Belum tahu
% Suara Parpol menurut hasil survei beberapa lembaga
LSI (Des08) REFORM (Des08)
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2008 (%)
7
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2008 (%)
TEMUAN
• Dalam survei terakhir, Demokrat dipilih oleh 24,3% pemilih, PDIP 17,3%, dan Golkar 15,9%.
• Sementara dukungan pada partai tengah sedikit mengalami kemajuan dibanding dua bulan lalu (Desember 2008). PKB pada Februari ini mendapat dukungan 5%, PPP juga 5%, PKS 6%, dan PAN 4%.
• Hanura mendapat dukungan 2%, Gerindra 4%, PKNU dan PBB masing-masing 1%. • Partai-partai lain mendapat dukungan masih di bawah 1%.
• Sementara itu yang belum menentukan pilihan tinggal 9%. Ini sudah cukup rendah. • Ini menandakan persaingan sudah semakin keras sehingga hampir semua pemilih
sudah menentukan pilihan, dan terdistribusi secara hampir merata ke semua partai sehingga tidak ada partai yang mengalami kemajuan cukup besar dalam dua bulan terakhir ini.
• Persaingan sekarang menjadi lebih keras karena harus menarik pemilih yang sudah memilih.
Lanjutan…
• Kalau melihat trend pilihan pada partai dalam setahun terakhir, atau sebelum dan sesudah keputusan MK, tidak terlihat perbedaan yang berarti. Setelah keutusan MK dua bulan yang lalu, kecenderungan pilihan pada partai sama, yakni semuanya mengalmi sedikit peningkatan dengan menarik suara yang dua bulan lalu belum memutuskan pilihan.
• Dukungan pada Demokrat, Golkar, dan PDIP kenaikannya sama dalam dua bulan terakhir, dan trendnya sama sebelum dan sesudah keputusan MK tersebut.
Demikian juga untuk PAN dibanding PPP dan PKS misalnya. • Keputusan MK tidak merubah peta persaingan antar partai.
Yang ditandai (partai, calon, atau keduanya) bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang: Gabungan yang ditandai (%)
8-18 Februari 2009
22.2
Belum tahu
PERTANYAAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU SUARA:
Yang ditandai (partai, calon, atau keduanya) bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang: Hanya menandai partai (%)
8-18 Februari 2009
12.0
Belum tahu
Yang ditandai (partai, calon, atau keduanya) bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang: Hanya menandai calon (%)
8-18 Februari 2009
7.5
6.0
6.0
2.0
2.0
2.0
2.5
2.0
1.0
1.0
0.5 Demokrat
PDIP
Golkar
PKS
PPP
PKB
PAN
Hanura
Gerindra
PKNU
PBB
PERTANYAAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU SUARA:
Yang ditandai bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang: menandai partai dan juga calon (%)
8-18 Februari 2009
2.5 2.0
2.0 0.9
0.8 0.7 0.6 0.4
0.5 0.2
0.3
Demokrat PDIP Golkar PKS PPP PKB PAN Hanura Gerindra PKNU PBB
Perbandingan cara memilih partai tiga besar (%)
8-18 Februari 2009
12.0
9.0
7.0 7.5
6.0 6.0
2.5
2 2
Demokrat PDIP Golkar
Partai saja
Calon saja
Partai dan Calon
PERTANYAAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU SUARA: Perbandingan cara memilih partai tiga besar (%)
8-18 Februari 2009
2.2 2.3
1.9 1.8
2.1
2.4
0.8
0.7
0.6
PKB PPP PKS
Partai saja Calon saja
Partai dan Calon
Perbandingan cara memilih partai tiga besar (%)
8-18 Februari 2009
1.5
1.1
1.0 2.5
1.0
1.8
0.6
0.5
0.3
PAN Gerindra Hanura
Partai saja
Calon saja
PERBANDINGAN PEROLEHAN SUARA DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN KARTU SUARA (%)
8-18 Februari 2009
24.0
Belum tahu
Tanpa kartu suara
Bah
ce: "Efek Calo
n
ara Partai Men
jelan
g
Pemilu
2009",
SURVEI INDONESI
A
KASUS DAPIL:
Pilih
C
alon
atau
Partai, Rata-rata 7 partai
besar
(%)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
100
JATENG III JATENG VIII JATENG VII JATIM VIII
JATIM IX JATIM III JATENG IV
JATIM VII JATENG X JATENG IX JATENG II JATIM XI
JATIM V JATENG VI
JATIM X JATENG V
JATIM IV JATENG I
JATIM I DIY JABAR VI JATIM VI JABAR III SUMSEL I JATIM II BANTEN II
DKI III BANTEN III SUMSEL II
BANTEN I JABAR V JABAR X JABAR VII DKI I JABAR XI DKI II JABAR IV JABAR IX JABAR I JABAR VIII GORONTALO
Ket: DINAMIKA SUARA 7 PA
TEMUAN
• Tidak ada perbedaan signifikan dalam perolehan akhir suara partai apakah dengan atau tanpa sistem suara terbanyak.
• Proporsi yang memilih calon saja di semua partai hampir sama. Yang memilih partai saja di Demokrat proporsinya sama dengan di PDIP, di PAN sama dengan di PKS atau PPP.
• Yang memilih partai saja lebih banyak dibanding yang memilih calon saja untuk semua partai.
• Dalam survei terakhir, pertanyaan lama dan pertanyaan baru (dengan kartu suara) hasilnya kurang lebih sama.
• Analisis di tingkat Dapil juga demikian. Efek partai jauh lebih besar daripada efek calon terhadap perolhan suara akhir.
• Ini mengindikasikan bahwa calon tidak penting, tidak mampu membuat beda dalam meraup suara akhir bagi partai.
TEMUAN
• Sebabnya adalah karena semua calon berada di bawah panji-panji partai. Bila citra partai baik, maka siapapun yang dicalonkan, cenderung akan diuntungkan. Sebaliknya, kalaupun kualitas calon baik, kalau ia berada di bawah partai yang citranya kurang baik maka ia cenderung dikelompokan pada kelompok politik yang kurang baik juga sehingga tidak dipilih.
• Semua ini mengindikasikan, sebagaimana diperkirakan selama ini, suara terbanyak lebih banyak hanya meningkatkan persaingan sesama calan dari partai yang sama, bukan dengan calon partai lain. Akibatnya suara terbanyak tersebut untuk sementara bukan membesarkan partai tapi memperbanyak lawan di kandang sendiri.
• Calon yang bagus menjadi tidak berarti bila berada di partai yang dipersepsikan tidak bagus. Sebaliknya, calon yang kurang bagus kemudian menjadi ikut bagus hanya karena partainya dipersepsikan kurang bagus.
Lanjutan …
• Dalam situasi keterbatasan informasi tersebut, partai kemudian menjadi lembaga yang membantu menyederhanakan kerumitan dan kelangkaan informasi tentang calon. Partai akhirnya yang membantu warga bisa memilih.
• Dalam persaingan yang semakin keras ini, Demokrat masih unggul untuk sementara. Meningkatnya sosialisasi partai-partai lain belum mampu
menurunkan suara Demokrat. Dalam enam bulan terakhir, dukungan pada Demokrat terus meningkat meskipun tantangan dari lawan-lawannya juga
meningkat. Mengapa ini terjadi? Demokrat punya presiden yang identik dengan Demokrat, dan persepsi publik pada presiden dan pemerintahannya secara
umum terus naik sehingga menjadi kekuatan untuk menahan tarikan dari partai-partai di bawahnya?
TEMUAN
• Indeks Citra positif partai paling tinggi dicapai Partai Demokrat, dan dalam enam bulan terakhir citra positif ini makin kuat.
• Ini konsisten dengan menguatnya Demokrat dalam enam bulan terakhir. • Indeks itu juga konsisten dengan urutan perolehan partai.
Jika
Jika
pemilihan
pemilihan
presiden
presiden
diadakan
diadakan
hari
hari
ini
ini
,
,
siapa
siapa
yang
yang
akan
akan
dipilih
dipilih
dari
dari
nama
nama
-
-
nama
nama
berikut
berikut
?
?
(semi
(semi
terbuka
terbuka
dengan
dengan
20
20
nama
nama
), Feb 09 (%)
), Feb 09 (%)
50.3
18.5
3.0 4.3 3.9 1.4 1.7 2.0
10.8
0 10 20 30 40 50 60
SBY Mega Wiranto Prabowo Sultan Amin Hidayat N JK Belum
Jika
Jika
pemilihan
pemilihan
presiden
presiden
diadakan
diadakan
hari
hari
ini
ini
,
,
siapa
siapa
yang
yang
akan
akan
dipilih
dipilih
dari
32.0 33.4 33.1 30.7
25.0
18.0 19.0 18.0 18.5
Jika
Lima nama (%)
43
47
51
54
21
21
21
20
10
7
5
6
8
7
5
6
5
4
3
4
14
15
15
10
0
10
20
30
40
50
Okt'08
Des'08
Jan'09
Feb'09
Tiga nama (%)
48
23
14
16
52
23
9
16
59
22
8
11
0
10
20
30
40
50
60
70
SBY
Megawati
Sultan
Belum tahu
Tiga Nama (%)
48
25
11
16
53
24
8
15
59
21
7
13
0
10
20
30
40
50
60
70
SBY
Megawati
Prabowo
Belum tahu
Tiga nama (%)
51
25
8
17
55
25
4
16
60
23
5
12
0
10
20
30
40
50
60
70
SBY
Megawati
Wiranto
Belum tahu
Tiga nama (%)
55
14
10
21
61
12
6
21
66
11
7
16
0
10
20
30
40
50
60
70
SBY
Prabowo
Wiranto
Belum tahu
Dua nama (%)
63
15
22
67
11
22
71
11
18
0
10
20
30
40
50
60
70
80
SBY
Wiranto
Belum tahu
Dua nama (%)
60
18
22
65
15
20
70
14
16
0
10
20
30
40
50
60
70
80
SBY
Prabowo
Belum tahu
Dua nama (%)
58
21
21
64
15
21
70
13
17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
SBY
Sultan
Belum tahu
Dua Nama (%)
55
27
18
59
25
16
64
23
13
0
10
20
30
40
50
60
SBY
Megawati
Belum tahu
Trend
Trend
sikap
sikap
elektoral
elektoral
pada
pada
SBY vs. Megawati (%)
SBY vs. Megawati (%)
63 64
Menginginkan atau tidak menginginkan SBY kembali
menjadi presiden (%)
60
28
12
0
10
20
30
40
50
60
70
Paralel memilih SBY dan memilih Demokrat (%)
Memilih SBY dari 20 lebih calon
Memilih Demokrat
TEMUAN
• Dalam survei-survei sebelum Februari 2009 dukungan pada SBY terlihat lebih kuat dalam mengangkat dukungan bagi Demokrat. Pilihan pada SBY naik cukup kuat (dari 43 ke 50) sementara kenaikan Demokrat kurang kuat (dari 23 ke 24). • Tapi Demokrat tidak turun dalam tarikan kencang partai-partai lain dari bawah
karena Demokrat punya gantungan yang sangat kuat dibanding partai-partai lain, yakni Presiden SBY.
• Mengapa SBY mampu menjadi gantungan yang kuat?
Paralel antara Kepuasan dengan dan
Pilihan atas SBY sebagai Presiden bila Pemilu sekarang (%)
67
Kepuasan atas kinerja SBY
Memilih SBY dari 20 lebih calon
TEMUAN
• Dalam empat tahun menjabat sebagai presiden tingkat kepuasan publik pada kinerja SBY sangat fluktuatif. Kepuasan tertinggi dicapai ketika “bulan madu”, tahun ketika SBY baru terpilih (Akhir 2004 dan awal 2005).
• Penurunan terdalam ditemukan pada Juni 2008, di mana kepuasan pada SBY di bawah 50%, yakni 45%. Karena kenaikan BBM ketiga.
• Tapi pada bulan September-Desember 2008, kepuasan publik pada kinerja Presiden SBY kembali naik secara signifikan,kembali berada di atas tingkat
psikologis 50%, dan berada di angka paling sering muncul dalam survei selama empat tahun terakhir, yakni 50-60%.
• Kepuasan pada kinerja Presiden Februari 2009 70%, makin mendekati keadaan ketika presiden baru 3 bulan menjalankan pemerintahan (Desember 2004), sebesar 80%.
• Terlihat alasan rasional mengapa dukungan pada SBY terus menguat: Karena makin banyak yang merasa puas dengan kinerjanya.
Kondisi Indonesia secara umum
Keaadaan politik nasional, keamanan dan
ketertiban, penegakan hukum, keadaan
ekonomi nasional, dan Krisis Keuangan
Keadaan politik dan pemerintahan nasional sekarang
Keadaan penegakan hukum secara nasional sekarang
Sep' 05 Sep'06 Sep'07 Sep'08
Okt'08
Des'08 Feb'09
Baik
Sedang
Buruk
Keadaan keamanan dan ketertiban secara nasional
sekarang (%)
52
59
58
55
57
57
60
24
25
30
31
28
29
26
18
14
11
10
12
10
10
6
3
2
4
3
5
4
0
10
20
30
40
50
60
70
Sep' 05 Sep'06 Sep'07 Sep'08
Okt'08
Des'08 Feb'09
Baik
Sedang
Buruk
Politik, keamanan, dan hukum
• Ada sejumlah kecenderungan menarik dari evaluasi publik atas kondisi politik dan pemerintahan, kemanan, dan penegakan hukum.
• Pada bulan April 2004, ketika Megawati menjabat sebagai presiden, dan ketika pemilu presiden akan dilaksanakan, yang menilai kondisi politik dan
pemerintahan secara negatif (buruk) sebesar 39%, kemudian pada bulan
September menurun pada 31%. Setelah setahun SBY menjadi presiden, penilian negatif ini kembali turun menjadi 24%. Angka ini tidak banyak berubah hingga September 2008. Setelah itu pada Oktober hingga Desember kembali turun, dari 25% (Sept’ 08) menjadi 19% (Des’ 08), dan turun lagi menjadi 17% pada Feb 2009.
• Pada masa Presiden SBY yang mengatakan kondisi politik dan pemerintahan “baik” selalu di atas yang mengatakan sebaliknya meskipun selisihnya tidak terlalu besar. Yang mengatakan “baik” dan “sedang” selalu di atas 60%. Pada masa setahun terakhir Megawati berkuasa, penilaian itu rata-rata di bawah 60%. Dengan kata lain, pada masa SBY sekarang kondisi politik dan pemerintahan
Lanjutan …
• Dalam penegakan hukum sepanjang empat tahun pemerintahan SBY, yang mengatakan buruk relatif stabil di angka antara 18-22%. Yang mengatakan “baik” selalu dua kali lipat dari yang mengatakan sebaliknya. Dan yang
mengatakan “sedang” juga cukup jauh dari yang mengatakan “buruk” dan relatif stabil.
• Jadi secara umum kondisi penegakan hukum secara nasional dinilai publik “cukup baik.”
• Yang terbaik pada masa SBY adalah kondisi keamanan nasional. Dalam empat tahun terakhir yang mengatakan bahwa kondisi keamanan nasional “buruk” hanya sekitar 10-20%, dan kecenderungannya semakin menurun.
• Sebaliknya, yang mengatan baik selalu di atas 50%. Yang mengatakan sedang selalu dua kali lebih besar dari yang mengatakan buruk, dan cenderung
meningkat.
Kondisi ekonomi nasional sekarang
dibanding tahun lalu (%)
23
Kondisi ekonomi nasional sekarang
dibanding tahun lalu (%)
23
Net kondisi ekonomi nasional:
lebih baik –lebih buruk (%)
TEMUAN
• Selama pemerintahan SBY-JK, Februari 2009 adalah keadaan terbaik dari sentimen publik atas kondisi ekonomi nasional. Net positif antara yang
mengatakan bahwa kondisi ekonomi nasional tahun ini lebih baik dari tahun lalu sebesar +7%, dan ini tertinggi. Ini menunjukan bahwa yang mengatakan lebih baik lebih banyak dari yang mengatakan lebih buruk.
• Meskipun sedang mengalami krisis global, efek krisis itu belum masuk ke tngkat massa. Para ekonom melihat efek krisis itu relatif jauh lebih kecil dibanding di negara-negara lain di Asia. Tahun lalu ekonomi masih tumbuh 6,1%, hanya sedikit di bawah 2008 (6,3%).
Kerja pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah
berikut “Baik” atau “Sangat Baik,” (%)
Kinerja pemerintah dalam menggulangi masalah
Korupsi:
Baik atau sangat baik (%)
65
55
45
56
63
77 80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kinerja pemerintah di sektor pendidikan dan
kesehatan: Baik atau sangat baik (%)
75
Pendidikan Kesehatan
Temuan
• Penilain positif publik pada kinerja pemerintah dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan pengangguran selalu rendah, tapi ada kecenderungan membaik pada September 2008 hingga Februari 2009.
• Bahkan pada Feb. 2009, kinerja untuk mengurangi tingkat kemiskinan dinilai positif oleh mayoritas pemilih (51%). Dan ini tertinggi dalam sejarah
pemerintahan SBY-JK.
• Meskipun masih belum mencapai mayoritas, evaluasi atas kinerja pemerintah menekan tingkat pengangguran juga semakin positif. Feb. 2009 juga mencatat penilian positif tertinggi.
• Yang selalu mendapat penilaian postif dari rakyat atas kinerja pemerintah SBY, selain masalah politik dan hukum, adalah masalah sosial yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan.
Tahu ada krisis keuangan global (%)
56
44 62
38 62
38
0 10 20 30 40 50 60 70
Tahu Tidak tahu
Mulai merasa pengaruh negatif krisis itu pada ekonomi nasional
(%)
81
19 84
16 82
12
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Ya Tidak
Melihat pemerintah bekerja keras mencegah pengaruh negatif krisis itu (%)
80
20 81
19 84
16
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Ya Tidak
pengaruh negatif krisis itu (%)
77
23 85
15 81
19
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Benar Tidak benar
Yakin atau tidak yakin pemerintah akan mampu mengatasi pengaruh negatif tersebut (%)
76
24 80
20 78
22
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Yakin Tidak yakin
TEMUAN
• Publik umumnya aware dengan krisis keuangan global, dan melihat pengaruh buruk pada ekonomi nasional.
• Namun demikian publik masih percaya dengan kemampuan pemerintah dan langkah-langkah yang ditempuh sejauh ini untuk menghadapi krisis tersebut. Kepercayaan pada kemampuan pemerintah ini sangat penting bagi masih
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN KHUSUS:
AWARENESS (TAHU) DAN EVALUASI
(BERARTI)
•
BLT
•
BOS
•
PNPM MANDIRI
•
PENURUNAN HARGA BBM
•
Berarti: Seberapa berarti atau tak berarti BLT bagi warga yang
membutuhkan bantuan langsung?; Seberapa berarti atau tidak berarti
BOS untuk membantu warga mampu menjangkau pendidkan?; Seberapa
berarti atau tak berarti PNPM Mandiri bagi penanggulangan kemiskinan
warga?; Seberapa berati atau tak berarti penurunan harga BBM dari Rp
6000 menjadi Rp 5500 bagi warga umumnya?
Tahu dan berarti program/keputusan pemerintah berikut
(%)
83
94
90
80
85
95
91
90
70
75
80
85
90
95
100
BLT
BOS
PNPM
Penurunan
harga BBM
Setelah pemerintah memberi bantuan lewat BLT, PNPM, BOS,
dan penurunan harga BBM, apakah beban rakyat untuk
memenuhi kebutuhan pokok menjadi lebih ringan, tetap berat,
atau sebelumnya juga tidak punya masalah dengan sembako?
(%)
59
24
17
0.2
0
10
20
30
40
50
60
70
Lebih ringan
Tetap berat
Sebelumnya juga tidak masalah dengan
harga sembako
TEMUAN
• Umumnya warga aware dengan empat program
sosial dari pemerintah.
• Hampir semua yang aware menilai program-program
sosial tersebut berarti atau bahkan sangat berarti
Paralel antara pilihan pada presiden, pada Demokrat,
penilian atas kinerja presiden, penilaian atas kondisi
ekonomi nasional (%).
67
Kepuasan atas kinerja SBY
Memilih SBY dari 20 lebih calon
Keadaan ekonomi nasional lebih baik
Korelasi komponen-komponen
ekonomi-politik (r-pearson)
1
Ekonomi
nasional
.93
1
Kinerja SBY
.86
.91
1
Pilih
Demokrat
.83
.83
.86
1
Pilih SBY
Ekonomi
Nasional
Kinerja SBY
Pilih
Demokrat
Pilih SBY
TEMUAN
• Semua indikator sosial-ekonomi dan politik menunjukan
bahwa kinerja pemerintah semakin baik.
• Semua itu merupakan dasar mengapa dukungan terhadap
SBY terus menguat.
“Suka” terhadap pesan/isi iklan dari partai … dan
tokohnya di TV (%)
65
63
54
70
66
59
54
71
64
56
56
57
Demokrat
Gerindra
PDIP
Golkar
PKS
TEMUAN
• Daya ingat pemilih pada kampanye lewat TV untuk Demokrat paling unggul setelah Gerindra. Tapi Golkar sekarang mengalami kenaikan tajam.
• Daya ingat pada iklan Demokrat di TV dalam dua bulan terakhir tidak meningkat. Demikian juga Gerindra.
• Tapi penilain positif paling tinggi atas iklan di TV diduduki oleh Demokrat, tapi dalam dua bulan terakhir relatif stabil.Ini sejalan dengan realtif stabilnya suara Demokrat.
• Karena frekwensinya sudah menjangkau 70%, dan viewer TV sekitar itu, maka menjadi sulit untuk meningkatkan kuantitas penonton iklan Demokrat dan
Geridra.
KESIMPULAN
• Sistem suara terbanyak tidak punya pengaruh terhadap peta kekuatan partai. Dengan atau tanpa suara terbanyak, perolehan akhir partai-partai itu untuk sementara ini sama saja.
• Bahkan efek partai lebih kuat dari pada efek calon. Kalaupun persaingan sesama calon meningkat, maka persaingan itu lebih bersifat internal di dalam partai
sehingga tidak punya efek pada peningkatan suara akhir dari partai.
• Partai-partai yang lebih dulu menganut sistem suara terbanyak, baik sbelum mapun sesudah dipberlakukannya sistem itu karena keputusan MK, tidak lebih unggul dari yang terlambat memberlakukannya.
• Calon-calon itu lebih menggantung pada partai dari pada sebaliknya. Calon-calon tidak mampu membesarkan partai. Mereka dipilih karena berada di dalam partai. Kalau kebetulan berada di partai yang dipersepsikan baik ia akan mendapat
KESIMPULAN
• Kecenderungan lebih banyak yang memilih partai karena jumlah calon yang sangat banyak, informasi tentang mereka terbatas, dan kualitas pemilih
umumnya yang terbatas untuk mampu menyerap kompleksitas calon tersebut. • Partai membantu pemilih menyedehanakan kompleksitas tersebut, dan
membantu untuk memilih, tidak Golput.
• Keunggulan satu partai atas yang lainnya sebagian karena adanya
kepemimpinan nasional yang kuat di partai bersangkutan, terutama SBY untuk Demokrat dan Megawati untuk PDIP.