• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LINGKUNGAN 11 KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR A MEDAN 2.1 Latar Belakang berdirinya Perumnas Simalingkar A - Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lingkungan 11 Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar A Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM LINGKUNGAN 11 KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR A MEDAN 2.1 Latar Belakang berdirinya Perumnas Simalingkar A - Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lingkungan 11 Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar A Medan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LINGKUNGAN 11 KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR A MEDAN

2.1 Latar Belakang berdirinya Perumnas Simalingkar A

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari kata rumah. Dalam

perkembangan perumahan dan pemukiman selalu berkaitan dengan sosial ekonomi yang

terjadi didalamnya. Rumah merupakan tempat beristirahat, tempat berkumpulnya sesama

anggota keluarga. Rumah adalah hasil karya dan akal manusia. Rumah harus selalu ditata rapi

agar orang yang berada dirumah merasa nyaman untuk beristirahat. Rumah yang aman,

bersih dan nyaman adalah impian setiap insan.

Semakin banyaknya rumah yang dibutuhkan oleh manusia, pemerintah mempunyai

program untuk mendirikan perumahan. Dimana di dalam perumahan itu terdiri dari 500

bahkan ribuan rumah yang dibangun. Perumahan yang dibangun terdiri dari dua jenis, yaitu

perumahan elite maupun yang sederhana. Dengan adanya program pemerintah ini sangat

membantu masyarakat kecil untuk memiliki tempat tinggal. Mereka dapat menyicil rumah

dengan harga yang terjangkau. Selain itu tujuan pemerintah mendirikan rumah untuk

mewujudkan tata kota yang rapi dan indah dipandang mata.

Perumnas Simalingkar A dahulunya adalah tanah milik rakyat seluas sekitar 6 ha.

Sebelum didirikan perumahan, tanah ini duhulunya adalah kebun karet yang ditanami oleh

rakyat, yang kemudian dibeli oleh pemerintah untuk didirikan perumahan bagi masyarakat

menengah ke bawah. Selain tanah milik rakyat, perumnas adalah bekas perkebunan karet

milik PTP II yang berpusat di Tanjung Morawa. Dari 147, 6 ha, keseluruhan areal Perumnas

Simalingkar maka areal yang 147 ha adalah milik PTP II sedangkan 6 ha adalah milik

perseorangan. Dengan demikian masalah pembebasan tanah tidak begitu sulit dan tidak

(2)

tidak berproduksi sehingga oleh pemerintah mengambil kebijaksanaan agar lokasi ini

dibangun perumnas sesuai dengan tuntutan kebutuhan perumahan bagi masyarakat di kota

Medan. Adapun biaya untuk pembangunan Perumnas Simalingkar untuk 7.350 unit adalah

Rp. 12.037.500.000.000 dan biaya untuk pembebasan tanah milik perseorangan adalah Rp.

1.050.000.000.000. 9

Pada tahun 1986 pemerintah menugaskan kepada pihak BUMN untuk mendirikan

perumahan. Sesuai dengan peraturan pemerintah No. 29 tahun 1974 yaitu tentang perusahaan

umum “pembangunan perumahan nasional” yang tujuannya yaitu mendirikan perumahan

untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah seperti Pegawai Negeri Sipil

(PNS), Pegawai Swasta maupun Wiraswasta.10

Menurut hasil wawancara penulis kepada informan, asal kata Simalingkar merupakan

singkatan dari Sekitar Masyarakat Lingkungan Karo (Simalingkar). Masyarakat yang ada di

sekitar perumnas ini mayoritas suku karo sehingga pemerintah menetapkan nama perumnas

ini dengan Perumnas Simalingkar. Selain suku Karo, suku-suku lainnya seperti Batak toba,

Mandailing, Jawa juga ada mendiami perumnas ini.11

Perumnas Simalingkar A berada di kecamatan Medan Tuntungan, kelurahan Mangga.

Kecamatan Medan Tuntungan sebelumnya merupakan salah satu wilayah di Kabupaten

Daerah Tingkat II Deli Serdang. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun

1973 tanggal 20 Mei 1973 tentang perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Medan dengan

mengambil tanah negara, tanah adat yang ada di sekitarnya termasuk Kabupaten Deli

9

Heddyana Simanjuntak,

DampakKehadiranPerumnasSimalingkarPadaKehidupanSosialEkonomiMasyarakatDesaBekalatahun (1977-1987),Skripsi S1, Medan: Universitas Sumatera Utara Fakultas Sastra Jurusan Sejarah, hal. 72.

10

Wawancara dengan Bapak J. Simorangkir, Developer Perumnas Simalingkar A, 8 Maret 2011.

11

(3)

Serdang. Sejak PP No. 22 tahun 1973 tersebut Kotamadya Medan menjadi 11 Kecamatan

dari 4 Kecamatan sebelumnya.

Termasuk Kecamatan Medan Tuntungan yang luasnya 19.793Km2

1. Asam Kumbang

dan membawahi

11 desa yang kemudian status desa berdasarkan PP No. 5 tahun 1980 disyahkan menjadi

status kelurahan. Adapun Kelurahan di kecamatan Medan Tuntungan yaitu:

2. Tanjung Selamat

3. Namo gajah

4. Baru Ladang Bambu

5. Sidomulyo

6. Lau cih

7. Kemenangan Tani

8. Simpang Selayang

9. Simalingkar B

10.P.B Selayang II

11.Tanjung Sari

Namun pada tahun 1991 sesuai dengan PP RI Nomor 50 tahun 1991 terjadi

pemekaran kecamatan yang ada di kota Medan dari 11 Kecamatan kemudian menjadi 19

Kecamatan. Kecamatan Medan Tuntungan berdasarkan PP RI No. 50 tahun 1991 di

mekarkan menjadi 2 kecamatan yaitu Kecamatan Medan Tuntungan dan Kecamatan Medan

Selayang.

Adapun Kecamatan Medan Tuntungan terdiri dari 9 Kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Mangga (sebelumnya termasuk Kecamatan Medan Johor)

2. Kelurahan Tanjung Selamat

(4)

4. Kelurahan Namo Gajah

5. Kelurahan Sido Mulyo

6. Kelurahan Baru Ladang Bambu

7. Kelurahan Kemenangan Tani

8. Kelurahan Simalingkar B

9. Kelurahan Simpang Selayang12

Tabel 1

Jumlah Penduduk: Kecamatan Medan Tuntungan

Kelompok

Sumber: Badan Pusat Statistik Medan, Kecamatan Medan Tuntungan Dalam Angka 1990.13

12

Data dari Badan Pusat Statistik Kota Medan Dalam Angka 1995.

13

BadanPusatStatistik Medan, Kecamatan Medan TuntunganDalamAngka 1990.

Dikota Medan pemerintah melalui program Perum Perumnas pada tahun 1979/1980

telah mendirikan 10.000 unit rumah sederhana di Medan Timur (Perumnas Mandala) dan di

Medan Barat (Perumnas Helvetia) sebanyak 4.837 unit. Tahun 1986 dibangun 7000 unit

rumah sederhana di Medan Selatan (Perumnas Simalingkar A) dan tahun 1985 didirikan

rumah susun murah sebanyak 500 unit di lokasi Medan Sukaramai. Tahun 1993 didirikan

rumah sederhana (Perumnas Martubung) yang meliputi Perumahan Pesona Laguna I dan II

Yang sampai sekarang pembangunannya masih berlangsung dan telah selesai sebanyak 3.000

(5)

Perumnas Simalingkar A sudah siap huni, setiap rumah telah di fasilitasi listrik PLN,

air PDAM, saluran pembuangan air yang bagus. Perumnas Simalingkar A berada di wilayah

kelurahan Mangga. Masyarakat memilih untuk tinggal dan membeli rumah di Perumnas

Simalingkar A ini karena harga rumah yang terjangkau dan suasana lingkungannya masih

asri, jauh dari kebisingan kota.

Pada tahun 1986-1987 jumlah rumah yang didirikan masih sekitar 500 unit seiring

perkembangan zaman dan kebutuhan akan perumahan yang terus meningkat maka diadakan

pembangunan rumah secara besar-besaran. Pada tahun 2000, pembangunan telah selesai.

Pada tahun 2000 ini, jumlah rumah yang telah siap dihuni berkisar 7.350 unit rumah. Jumlah

ini sudah maksimal dalam pendirian rumah. Perumahan Simalingkar A dibangun dalam 2

tahap. Tahap A dibangun sebanyak 3.512 unit sedangkan tahap B sebanyak 3.838 unit rumah.

14

Adapun tipe rumah yang dibangun di perumnas Simalingkar A adalah rumah yang

bertipe 15, 21, 36, 45,54,70, semakin lama, rumah-rumah ini semakin banyak begitu juga di

lingkungan 11. Dari berbagai tipe rumah yang ada harga rumah juga bervariasi menurut tipe

yang ada. Jika rumah yang tipe kecil maka harganya juga cukup murah, demikian juga

sebaliknya dengan tipe yang besar maka harga juga mahal. Harga rumah pada tahun 1986

masih tergolong murah dibanding sekarang. Misalnya saja rumah yang tipe 15 berkisar Rp

2.500.000,-, tipe 21 sekitar Rp 4.250.000, tipe 36 sekitar Rp 6.900.000,-, tipe 45 sekitar Rp

13.500.000,-, tipe 54 sekitar Rp 22.000.000,- dan tipe 70 sekitar Rp 35.000.000,-. Menurut data yang didapat dari bapak J Simorangkir sebagai developer Perumnas

Simalingkar A bahwa segala bentuk pembangunan telah selesai sampai tahap A dan B.

14

(6)

harga tersebut jauh berbeda setiap tahunnya, ini dikarenakan kebutuhan akan perumahan

terus meningkat dan harga-harga barang juga meningkat.15

Setiap orang yang ingin membeli kredit rumah di perumnas Simalingkar A harus

melalui Bank Tabungan Negara (BTN). Bank milik pemerintah yang ditujukan sebagai

Dalam mengkredit, masyarakat dapat mengkredit selama 10-15 tahun dan 15-20 tahun. Setiap

bulannya mereka membayar Rp 35.400,-. Harga itu adalah harga kredit rumah pada tahun

1989, dengan tipe 21, uang muka Rp 400.000,-. 16Kredit rumah harus dari BTN karena pihak

perumnas mendapatkan dana dari Bank Asia, Bank Tabungan Negara sebanyak 60% melalui

sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dari pihak Perumnas sebanyak 33% dan pihak swasta

dalam hal ini adalah kontraktor P.T. Tulung Agung sebanyak 7%. Dengan jelas bahwa

pembangunan Perumnas Simalingkar A di tangani oleh pemerintah karena hal ini

menyangkut kepentingan orang banyak.17 Masyarakat yang tinggal didalam bukan hanya

penghuni tetap atau sipemilik rumah, tetapi ada juga yang mengontrak. Menurut bapak J

Simorangkir sebagai developer walaupun ada yang mengontrak, itu hanya 10% saja.18

- Warga negara Indonesia.

Apabila masyarakat luar ingin membeli rumah di Perumnas Simalingkar A ini, pihak

Perumnas memberikan syarat-syarat, yaitu :

- Surat keterangan belum memiliki rumah.

- Surat keterangan dari kelurahan asal.

- Surat keterangan bekerja dan berpengasilan tetap atau tidak tetap serta terjamin

kelangsungannya.

- Penghasilan perbulan minimal 3 x dari uang angsuran atau KPR ke BTN.

15

Wawancara dengan Bapak J. Simorangkir, Developer, Perumnas Simalingkar A, 8 Maret 2011.

16

Wawancara dengan Bapak M. Rumahorbo, Pembeli, Lingkungan 11Perumnas Simalingkar A, 8 Maret 2011.

17

Heddyana Simanjuntak. op.cit. hal. 71.

18

(7)

- Suami atau isteri belum pernah memperoleh kredit dari pemerintah.

- Memiliki uang tabungan sebagai uang muka yang disimpan di BTN sebanyak 10%

untuk tipe rumah 18, 21, serta tipe 36 sebanyak 20%.19

Perumnas Simalingkar A terbagi dalam 8 blok. Jumlah hunian pada Blok A 875 unit,

terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan IV, lingkungan V dan lingkungan VII. Jumlah

hunian pada Blok B 875 unit, terdiri dari 2 lingkungan yaitu lingkungan VIII dan lingkungan

X. Jumlah hunian Blok C 875 unit terdiri dari 2 lingkungan yaitu lingkungan XV dan

lingkungan XVII. Jumlah hunian pada Blok D 875 unit, terdiri dari 2 lingkungan yaitu

lingkungan XIX dan lingkungan XX. Jumlah hunian pada Blok E 478 unit terdiri dari 1

lingkungan yaitu lingkungan XXI. Jumlah hunian pada Blok F 567 unit, terdiri dari 2

lingkungan yaitu lingkungan XXI dan lingkungan XXII. Jumlah hunian pada Blok G 623 unit

terdiri dari 2 lingkungan yaitu lingkungan XXII dan lingkungan XXIII. Jumlah hunian pada

Blok H 579 unit, terdiri dari 1 lingkungan yaitu lingkungan XXIII.20

1. Tipe18

Tipe-tipe rumah yang ada di Perumnas Simalingkar A yaitu:

- Luas tanah kapling = 60 m

90 m 2

-Luas bangunan =18 m

2

Henddyana Simanjuntak, op. cit, hal 77.

20

(8)

- Atap = asbes/ serong gelombang.

Luasbangunan = 36 m

- Pondasi = batu kali.

2

(9)

- Dinding = yomen, conblok, participle board, asbes

sandwhich, panil beton.

- Rangka atap = kayu, profil baja.

- Atap = asbes/ serong gelombang.

- Listrik = PLN 450 watt/ 220 volt.

- Air = PAM/ pompa tangan.

- Sanitair = cubluk.21

21

(10)

Kelurahan Mangga memiliki 24 lingkungan yaitu:

1. Penerbangan

2. Irigasi

3. Jl. Jamin Ginting

4. Rumah Sakit Jiwa

5. Royal Sumatera

6. Jl. Kopi Raya

7. Jl. Karet Raya

8. Jl. Sawit

9. Jl. Kiwi

10.Jl. Nyiur

11.Jl. Cengkeh

12.Jl. Teh

13.Jl. Pinus

14.Jl. Jahe Raya Tojak

15.Jl. Bawang

16.Jl. Rami

17.Jl. Vanili

18.Jl. Kapas

19.Jl. Kemenyan

20.Jl. Pinang

21.Jl. Nilam

22.Jl. Tembakau

23.Jl. Nilam Raya

24.Jl. Tembakau Raya22

22

(11)

Sedangkan Perumnas Simalingkar A memiliki 25 nama jalan yaitu :

1. Kopi

2. Jahe

3. Tembakau

4. Sawit

5. Teh

6. Cengkeh

7. Nyiur

8. Lada

9. Vanili

10.Sagu

11.Pinang

12.Bawang

13.Kina

14.Nilam

15.Karet

16.Kemenyan

17.Damar

18.Kapas

19.Rami

20.Coklat

21.Kopra

22.Rotan

23.Pala

24.Kayu manis

(12)

2.2 Latar Belakang Lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A

Lingkungan 11 berada di jalan Cengkeh Perumnas Simalingkar A. Pada tahun 1986,

lingkungan 11 ini masih belum banyak didirikan rumah. Di lingkungan ini masih banyak

dijumpai pohon-pohon besar dan rumput-rumput yang tinggi. Melihat keadaan lingkungan 11

ini masih seperti hutan, banyak orang-orang yang takut untuk datang ke lingkungan ini.

Perumnas Simalingkar A termasuk Lingkungan ini sering disebut tempat jin buang anak, ini

hanya istilah saja, karena sebelum Perumnas Simalingkar A ini didirikan wilayah ini

merupakan perkebunan rakyat yang tidak terurus sehingga banyak orang-orang yang

membuang mayat-mayat hasil tindak kejahatan di wilayah Perumnas ini.

Jumlah penduduk jalan Cengkeh pada tahun 1986 hanya sekitar 30 kepala keluarga,

tahun 1990 sudah mulai mencapai 50 kepala keluarga, namun setiap tahunnya bertambah

terus. Status rumah masih rumah sendiri (pemilik), belum ada yang bersifat mengontrak

rumah. Tipe rumah yang ada di lingkungan 11 ini pada tahun 1986 yaitu masih tipe-tipe kecil

seperti 18, 21, 36 dan jalan-jalan besar seperti jalan Cengkeh Raya belum ada.

Masyarakat lingkungan 11 merupakan masyarakat yang taat beragama, walaupun

belum tersedia tempat beribah, masyarakat dengan suka rela mendirikan tempat ibadah

darurat demi melaksanakan ibadah. Masyarakat lingkungan 11 beragama Islam dan agama

Kristen tetapi mayoritasnya beragama Islam. Bagi umat beragama Islam, awalnya mereka

beribadah di rumah mereka masing-masing karena belum ada didirikan mesjid. Pada

tahun1987, penduduk lingkungan 11 ini berinisiatif untuk mendirikan mesjid sendiri di tanah

kosong sekitar lingkungan 11 ini. Tanah untuk mendirikan mesjid sudah disediakan oleh

pemerintah, namun tidak kunjung didirikan juga. Di dekat tanah yang disediakan inilah para

(13)

rumbia, masih sangat memprihatinkan. Pada tahun 1990 mesjid baru didirikan, mesjid ini

dinamakan mesjid Al-Ikhlas mesjid didirikan di jalan Cengkeh 4.

Bagi umat Kristiani juga sama, mereka juga beribadah di gereja darurat yang mereka

dirikan sendiri pada tanah yang telah disediakan pemerintah. Pada tahun 1990 baru didirikan

yaitu gereja Advent yang berada di Cengkeh 0. Jemaat gereja ini masih sangat sedikit,

kira-kira hanya 20 kepala keluarga, jumlah ini masih sedikit dibanding dengan umat Islam.

Sejak tahun 1990, Perumnas Simalingkar A khususnya daerah lingkungan 11 semakin

ramai dan berkembang. Orang-orang tidak takut lagi untuk datang ke lingkungan ini karena

lingkungan ini sudah mulai banyak penduduknya. Istilah jin buang anakpun

berangsur-angsur hilang seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan Perumnas

Simalingkar A.

Perumnas Simalingkar A jalannya berbukit-bukit, sehingga ada daerah yang berada di

dataran rendah dan juga di dataran rendah sehingga daerah yang berada di dataran rendah

sering terkena banjir. Lingkungan 11 berada di dataran rendah sehingga apabila hujan deras

dan air sungai meluap, daerah ini langsung terkena banjir hampir setiap tahunnya.

Menurut hasil wawancara penulis dengan penduduk jalan Cengkeh, wilayah jalan

Cengkeh ini sering kali terkena banjir hingga mencapai 2 meter, banjir ini merupakan kiriman

dari sungai babura dan terus masuk ke daerah Cengkeh. Cengkeh ini berada didekat sungai

dan jembatan sehingga mengakibatkan cepatnya terkena banjir apabila air dari sungai babura

meluap. Namun walaupun sering terkena banjir, penduduk-penduduk wilayah jalan Cengkeh

ini tidak mau beranjak dari jalan Cengkeh, ini dikarenakan mereka sudah betah tinggal di

jalan Cengkeh ini, karena di wilayah ini sesama tetangga mereka sudah seperti saudara

(14)

banjir telah surut. Banjir ini surut bisa sampai 2 hari, selama wilayah Cengkeh ini terkena

banjir tidak pernah memakan korban.

Apabila banjir datang, tim penolong dari pemerintah langsung datang menolong

masyarakat lingkungan 11 yang terkena banjir. Tim penolong ini datang membawa alat-alat

seperti perahu karet yang dapat menyelamatkan masyarakat dari banjir. Apabila masyarakat

itu memiliki rumah yang berlantai dua cukup naik ke lantai dua mereka saja demi

menyelamatkan diri.

Akibat dari banjir ini banyak masyarakat khususnya banyak anak-anak yang terkena

penyakit seperti influenza, demam, kudis maupun penyakit kulit lainnya. Masyarakat ini

langsung berobat ke Puskesmas dan ada juga yang hanya minum obat yang mereka beli dari

warung, untuk berobat ke rumah sakit kurang memungkinkan karena angkutan kota yang

jarang dan jarak antara Perumnas Simalingkar A dan Rumah Sakit cukup jauh, tetapi jika

penyakit yang mereka derita tidak kunjung sembuh meraka langsung membawa ke Rumah

Sakit menggunakan angkutan kota ataupun becak.

Dalam hal pendidikan, para orangtua di Perumnas Simalingkar A khususnya di

lingkungan 11 ini sudah memiliki cara pikir yang modern, mereka sudah memikirkan masa

depan anak-anak mereka, sehingga anak-anak mereka disekolahkan sampai sarjana. Mereka

sudah mengetahui bahwa pendidikan merupakan kunci meraih kesuksesan dan meraih masa

depan yang cerah. Keadaan ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pendidikan

semakin besar, masyarakat berlomba dan berusaha demi menggapai cita-cita yang diimpikan.

Menurut hasil wawancara penulis terhadap informan, sekolah sudah ada sejak tahun

1987 yaitu Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) sedangkan untuk Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak ada di lingkungan 11

(15)

Jahe, jarak jalan Cengkeh menuju jalan Jahe sangat dekat, bisa ditempuh dengan berjalan

kaki, hanya sekitar 5 menit. Banyak para orangtua yang memasukkan anaknya ke sekolah

SMP dan SMA ini, sekolah SMP dan SMA ini keadaannya masih darurat.

Taman Kanak-kanak (TK) telah ada sejak tahun 1987, TK ini milik swasta, pemilik

TK ini bapak Japar, staf pengajar pada TK ini awalnya hanya bapak Japar sendiri namun

seiring dengan perkembangan zaman dan minat orang tua pada pendidikan, siswa TK

semakin banyak sehingga staf pengajar pada TK itu bukan hanya bapak Japar saja tetapi

memiliki staf pengajar yang bertugas membantu dia dalam mengajar.

Anak-anak yang belajar di TK ini diajarkan banyak pengetahuan seperti belajar

mengenal huruf, mengeja, membaca dan juga menulis. Anak-anak yang TK disini banyak

yang pintar, pada waktu memasuki Sekolah Dasar (SD), mereka sudah bisa membaca dan

menulis namun tidak begitu lancar, guru-guru yang mengajar mereka di SD tidak capek lagi

mengajari mereka. Muridnya pada waktu itu tidak banyak kira-kira hanya 10 orang pada

tahun 1987.

Sekolah yang didirikan pemerintah di lingkungan 11 ini hanya Sekolah Dasar Negeri

(SDN). Menurut hasil wawancara dengan informan, SD ini telah dirancang sejak tahun 1988

namun tidak langsung didirikan, pada tahun 1989 SD ini baru didirikan dan tahun 1990 mulai

di tempati oleh siswa-siswa yang belajar di tempat-tempat darurat sebelumnya. SD ini adalah

SD Negeri 068005 berada di sekitar jalan Cengkeh 12 Perumnas Simalingkar A.

Perkembangan terus terjadi setiap tahunnya, tidak hanya rumah saja yang didirikan di

kompleks Perumnas Simalingkar A ini, tetapi juga menyediakan lahan untuk mendirikan

sekolah. Sekolah yang didirikan yaitu dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Sekolah

Menengah Atas (SMA). Tujuan didirikannya bangunan sekolah di Perumnas Simalingkar ini

(16)

menuntut ilmu. Banyak orangtua yang mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah yang ada

di Perumnas Simalingkar A ini agar anak-anak mereka tidak jauh lagi bersekolah. Tidak

hanya anak-anak yang bertempat tinggal di perumnas ini saja bersekolah yang boleh

bersekolah di sekolah itu tetapi anak-anak yang dari luar lingkungan di Perumnas

Simalingkar A juga.

Menurut hasil wawancara penulis pada informan, sekolah-sekolah yang ada di

Perumnas Simalingkar A, Taman Kanak-kanak (TK) di jalan Cengkeh, YPN Mulia

Pencawan (SMP, SMA, SMK, TIK) berada di jalan Jahe Raya, YPN Timbul Jaya (TK, SD,

SMP, SMA, SMEA) berada di jalan Kopra Raya no 4. Sekolah ini berdiri sekitar tahun 1994.

Sebelum tahun 1994, anak-anak bersekolah di tempat seadanya, dinding sekolah masih

teriplek, lantainya masih tanah. Pemerintah melihat niat anak-anak untuk bersekolah sangat

tinggi maka gedung sekolah di dirikan sejak tahun 1992 dan diresmikan pada tahun 1994.

Setelah gedung sekolah itu diresmikan, anak-anak yang bersekolah ditempat darurat

sebelumnya pindah kegedung sekolah mereka yang baru. Banyak anak-anak yang berada di

lingkungan 11 bersekolah ke sekolah yang ada di jalan Jahe Raya itu karena jarak antara jalan

Jahe dan lingkungan 11 (Cengkeh) tidak begitu jauh.

2.3Letak Geografis Lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A

Lingkungan 11 merupakan salah satu lingkungan dari 24 lingkungan di Kecamatan

Medan Tuntungan. Perumnas Simalingkar A terletak di kelurahan Mangga kecamatan Medan

Tuntungan. Sebelum kita melihat batas-batas wilayah lingkungan 11, ada baiknya kita

(17)

Tabel 2

Batas-batas wilayah Kecamatan Medan Tuntungan

BATAS DESA KETERANGAN

Utara Kec. Medan Selayang dan

Kec. Medan Johor

Kec. Medan Selayang dan

Kec. Medan Johor

Selatan Kab. Deli Serdang Kab. Deli Serdang

Barat Kab. Deli Serdang Kab. Deli Serdang

Timur Kab. Deli Serdang Kab. Deli Serdang

Sumber: Badan Pusat Statistik Medan, Kecamatan Medan Tuntungan Dalam Angka 1990.

Tabel 3

Batas-batas wilayah Kelurahan Mangga

BATAS DESA KETERANGAN

Utara Sempakata Kec. Medan Tuntungan

Selatan Simalingkar A Kec. Medan Tuntungan

Timur Kuala Bekala, Simalingkar B Kec. Medan Tuntungan

Barat Simpang Selayang Kec. Medan Tuntungan

(18)

Sedangkan letak geografis lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A sendiri yaitu pada

tabel di berikut.

Tabel 4

Batas-Batas Wilayah Lingkungan 11

BATAS JALAN KETERANGAN

Utara Jl. Teh Kel. Mangga

Selatan Jl. Nyiur Kel. Mangga

Barat Jl. Jahe Kel. Mangga

(19)

Sumber: Wawancara dengan Kepala Lingkungan 11 Jl. Cengkeh23

23

Wawancara dengan Bapak Supardi, Kepala Lingkungan, Lingkungan 11 Perumnas Simalingkar, 10 Februari 2013.

Lingkungan 11 Perumnas Simalingkar A berada di wilayah dataran rendah namun

tidak semua lingkungan 11 berada di dataran rendah seperti di jalanCengkeh 1 dan Cengkeh

Raya.Lingkungan 11 ini rentan terkena banjir, selain karena berada di dataran rendah,

lingkungan 11 juga berada di dekat aliran sungai, sehingga jika musim hujan, masyarakat

sudah ketakutan akan datangnya banjir kiriman dari sungai babura, banjir ini bisa mencapai 2

Gambar

Tabel 1
Tabel 3
Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait