• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSI (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA APARATUR DESA DENGAN

MENGGUNKAN ANALISIS SWOT

(Studi Kasus Di Desa Pinggan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang)

Al Istiqomah Universitas Negeri Malang Istiqomah_geo@yahoo.com

Abstrak

Strategi pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja aparatur desa. Desa Pinggan merupakan desa yang memiliki tingkat pelayanan yang rendah karena faktor pendidikan dan koordinasi serta kinerja yang kurang optimal, selain itu kurangnya pengawasan dari pemerintah juga mempengaruhi kinerja Aparat Desa. Maka dari itu perlu dilakukan strategi untuk meningkatkan kinerja SDM. Dalam penelitian ini strategi yang digunakan adalah menggunakan Analisis SWOT pendekatan kuantitatif, yaitu menganalisis Strenghs (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan) Opportunity (Tantangan) dan Threast (Ancaman) yang kemudian dibuat matriks dan skoring untuk menentukan strategi yang paling tepat. Berdasarkan hasil penelitian ini, strategi yang paling tepat untuk meningkatkan kinerja Aparatur Desa Pinggan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang adalah Peningkatan pelayanan Aparatur Desa dengan mengadakan pelatihan kepemimpinan, Pemanfaatan SDM untuk mengikuti pelatihan dalam peningkatan kualitas untuk menghadapi perkembangan teknologi dan Meningkatkan koordinasi dan kinerja aparatur dengan cara bekerjasama dengan pemerintah diatasnya.

Kata Kunci : Strategi, Pengembangan SDM, Aparatur Desa, SWOT, Desa Pinggan

Pendahuluan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Desa Sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarakan asal-usul dan

adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Untuk dapat mengemban amanat Undang-undang

penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut, maka pemerintah membutuhkan dukungan

dari aparatur pemerintah yang tangguh, professional, dan bersaing secara global. Dengan

demikian, pemerintah daerah sebagai pelaksana amanat untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat desa harus memiliki kemampuan mengelola sumber daya manusia

yang tersedia di daerahnya masing-masing.

Pengembangan sumber daya aparatur sangat penting karena dapat meningkatkan

(2)

kemampuan kepemimpinannya maupun kemampuan pengabdiannya sehingga pada akhirnya

akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmojo, 1998 dalam Herdiman,2011).

Desa Pinggan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bulu Kabupaten

Rembang dengan jumlah penduduknya sebesar 1.371 jiwa dengan luas wilayah 3,57 km2.

Desa Pinggan berbatasan denagn Desa Warugunung (Sebelah Utara), Desa Cabean (Sebelah

Timur), Desa Sendang Mulyo (Sebelah Barat) dan sebelah selatan adalah hutan Negara. Desa

Pinggan memiliki dua dusun, yaitu Dusun Pinggan dan Dusun Kembang, memiliki 12 RT

dan 2 RW. (RPJMDes,2015)

Kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa di Desa Pinggan dilaksanakan oleh

aparatur desa dengan jumlah 10 orang yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa.

Penyelenggaraan pemerintah desa akan tersusun dan semakin terarah lebih baik bahkan lebih

maju apabila kinerja segenap aparatur desa dalam memberikan pelayanan tidak lambat, tidak

berbelit-belit dan tidak formalitas, sehingga masyarakat merasa kepentingannya dapat

terlayani dengan baik dan bersih dari unsur-unsur Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Oleh

karena itu, aparatur desa terutama Kepala Desa diharapkan benar-benar menjalankan tugas

dan fungsinya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. (RPJMDes,2015)

Berdasarkan data RPJMDes Desa Pinggan merupakan desa yang penduduknya

memiliki kualitas pendidikan rendah, karena rata-rata lulusan yang ada di Desa Pinggan

adalah lulusan SD dan SMP, yang lulusan SMA masih sedikit. Untuk lulusan SD sebesar

16,56%, SMP, 16,4% dan SMA sebesar 12,4% sedangkan yang tidak sekolah adalah 9,5%,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang ada di Desa Pinggan rendah. Dengan

mengetahui SDM yang ada disana maka dapat dilakukan analisis strategi untuk

meningkatkan kinerja Aparat Desa, yaitu dengan menggunakan analisis SWOT.

Strategi pengembangan sumber daya manusia, menurut jons,1928 dalam Jaitun,2013

dapat dilakukan melalui pelatihan, pendidikan, pembinaan, recruitment dan melalui

perubahan sistem. Dalam analisis strategi pengembangan SDM..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk engetahui strategi pengembangan SDM yang

tepat untuk meningkatkan kinerja Aparatur Desa Pinggan, Kecamatan Bulu, Kabupaten

Rembang. Cara mendapatkan strategi yang tepat adalah dengan menggunakan analisis

(3)

Threast (Ancaman). Strenghs (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan) berasal dari internal

organisasi sedangkan Opportunity (Tantangan) dan Threast (Ancaman) berasal dari luar

organisasi.

Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi

eksternal mengeni peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk

pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain.

Banyak perusahaan menggunakan jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping

surat kabar, riset di internet, dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan ( Richard

L. Daft 2010:253 dalam Nisak,2013)

Sehubungan dengan uraian dan gejala kinerja di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian secara mendalam dengan mengambil judul “Strategi Pengembangan

Sumber daya Manusia Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kinerja Aparatur Desa di Desa Pinggan”.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, yaitu meneliti suatu kondisi,

objek,sekelompok manusia, dan sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi,gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai berbagai fakta, sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh kemudian di

analisis dengan memadukan teori-teori yang terkait menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, sikap, pandangan, tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk hubungan kegiatan, serta proses

yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena-fenomena tertentu sehingga

merupakan suatu studi yang komparatif.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sumber data sekunder

dimana data diperoleh melalui beberapa informasi antara lain melalui: (a) Dokumen (b)

(4)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan

teknik Penelitian Kepustakaan (Liberary Research) dengan cara mengumpulkan teori dan

konsep dari kepustakaan berupa buku-buku ilmiah, buku-buku referensi, dan dokumen yang

berhubungan dengan ruang lingkup penelitian sebagai landasan pemikiran dan pembahasan.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis SWOT

merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menggambarkan kondisi suatu masalah,

dan melakukan evaluasi terhadap masalah tersebut, proyek atau konsep bisnis yang

berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness,

Opportunities dan Threats (Wibisono, 2010 dalam Mustika,2013). Metode ini paling sering

digunakan untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT tersebut

menggunakan pendekatan kuantitaif. Data SWOT kualitatif tersebut dapat dikembangkan

secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan

Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan RPJMDes Desa Pinggan, kualitas sumber daya yang dimiliki oleh

aparatur desa masih tergolong rendah, karena kebanyakan dari mereka hanya lulus SMP,

SMA dan paket C. Dan aparatur desa selalu pulang lebih awal dari jam pulang kerja yang

telah ditentukan dengan alasan bahwa tidak ada lagi masyarakat yang berurusan. Selain itu

pelayanan yang dilakukan juga kurang optimal, sehingga terkadang banyak masyarakat

mengeluh dengan pelayanan dari aparatur desa. Maka dari itu perlu dilakukan strategi

pengembangan SDM.

Tujuan pengembangan sumber daya manusia mempunyai dua dimensi yaitu dimensi

individual dan dimensi institusional atau organisasional. Tujuan yang berdimensi individual

mengacu kepada sesuatu yang dicapai oleh seorang pegawai. Tujuan berdimensi institusional

mengacu kepada apa yang dapat dicapai oleh institusi atau organisasi sebagai hasil dari

program-program pengembangan sumber daya manusia. (Fatnuriawan,2014) Dalam

penelitian ini tujuan dari dilakukannya pemngembangan sumber daya manusia mengacu pada

(5)

Strategi pengembangan sumber daya yang dilakukan adalah menggunakan teknik

analisis SWOT, dengan menggunakan analisis SWOT, hasil penelitian dari hasil analisa

SWOT meliputi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman pada Aparat Desa Pinggan

adalah :

Table. 1. Tabel Analisis SWOT Aparatur Desa Pinggan

Sumber: Hasil Analisi dari RPJMDes

Strenghs

1. Jumlah aparatur desa 10 orang

(6)

Analisis Strenghs (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan) didperoleh dari internal

Aparatur Desa Pinggan dan analisis tersebut berdasarkan data yang ada di RPJMDesa Desa

Pinggan. Sedangkan untuk Opportunity (Tantangan) dan Threast (Ancaman) diperoleh dari

eksternal organisasi tersebut. Berdasarkan SWOT diatas, untuk mengetahui strategi mana

yang tepat menggunakan pendekatan kuantitatif. Berikut adalah Matrik IFAS dan EFAS

Analisis Pengembangan SDM Aparatur Desa Pinggan:

a. Kekuatan (Strenght)

Faktor Internal (IFAS)

S1 S2 S3 Bobot Rating Nilai

S1 1 1 2 0,17 4 0,67

S2 3 2 5 0,42 5 2,08

S3 3 2 5 0,42 5 2,08

Total 12 1 14 4,83

Sumber: Hasil Perhitungan

Nilai S1,S2,dan S3 di apatkan dari hasil perbandingan antara kekuatan, kemudian

untuk mencari bobot didapatkan dengan menggunkan jumlaah dari perbandingan antara

kekuatan dibagi dengan jumlah total kekuatan, sehingga didapatkan hasil bobotnya.

Seangkan untuk nilai rating diperoleh dari,memilih kekuatan mana yang memiliki rating

yang paling tinggi, yaitu dari 1 sampai 5. Sedangkan hasil nilai diperoleh dari bobot dikalikan

dengan rating.

b. Kelemahan (Weakness)

Faktor Internal (IFAS)

W1 W2 W3 W4 W5 Bobot Rating Nilai

W1 3 1 1 1 6 0,15 3 0,45

W2 1 1 1 2 5 0,13 3 0,38

W3 3 3 1 3 10 0,25 5 1,25

W4 3 3 3 3 12 0,30 5 1,50

W5 3 2 1 1 7 0,18 4 0,70

Total 40 1,00 20,00 4,28

Sumber: Hasil Perhitungan

Perhitungan menentukan nilai dari kelemahan sama dengan menentukan nilai dari kekuatan.

(7)

c. Peluang (Opportunity)

Faktor Eksternal (EFAS)

Sumber: Hasil Perhitungan

Perhitungan bobot, rating dan nilainya sama. Perhitungan bobot masing-masing point

faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point

faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.

Sehingga ormulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama

dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).

d. Ancaman (Treats)

Faktor Eksternal (EFAS)

Sumber: Hasil Perhitungan

Berdasarkan perhitungan bobot,rating dan nilai tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut:

Total nilai IFAS = 4,83 – 4,28 = 0,56 (X) sedangkan untuk Total nilai EFAS = 4,33 –

4,67 = -0,33 (Y). Kemudian mencari posisi organisasi Aparat Desa yang ditunjukkan oleh titik (x,y)

pada kuadran SWOT. Berdasarkan diagram kartesius organisasi Aparat Desa ini masuk dalam

Kuadran IV (Strategi WO), jadi startegi yang paling cocok digunkan untuk meningkatkan kinerja

Aparat Desa adalah menggunkan strategi WO, yaitu:

1. Peningkatan pelayanan Aparatur Desa dengan mengadakan pelatihan kepemimpinan

2. Pemanfaatan SDM untuk mengikuti pelatihan dalam peningkatan kualitas untuk

menghadapi perkembangan teknologi

3. Meningkatkan koordinasi dan kinerja aparatur dengan cara bekerjasama dengan

pemerintah diatasnya

O1 O2 O3 Bobot Rating Nilai

O1 3 3 6 0,50 5 2,50

O2 1 3 4 0,33 4 1,33

O3 1 1 2 0,17 3 0,50

Total 12 1,00 12 4,33

T1 T2 T3 ∑ Bobot Rating Nilai

T1 3 2 5 0,42 5 2,08

T2 1 1 2 0,17 3 0,50

T3 2 3 5 0,42 5 2,08

(8)

Tiga strategi diatas ini dapat meningkatkan kinerja Aparatur Desa Pinggan, sehingga

apabila kinerja optimal maka pelayanan terhadap masayarakat juga meningkat. Pelatihan

kepemimpinan perlu dilakukan, supaya setiap Aparat Desa dapat mengetahui Job Desk dari

masing-masing staf, dan tanggungjawab mereka jelas, serta dapat memanajemen waktu

dengan baik, sehingga tidak ada Aparat Desa yang pulangnya lebih awal.

Selain itu melakukan pelatihan untuk mendapatkan SDM yang unggul dan berkualitas

dalam menghadapi perkembangan teknologi juga dapat dilakukan untuk meningkatkan

kinerja, karena dengan SDM yang memiliki ketrampilan dalam teknologi informasi yang ahli

maka dapat memudahkan pelayanan serta membantu kinerja Aparat Desa. Selain itu dapat

mengikuti perkembangan jaman karena teknologi yang semakin hari semakin maju. Apabila

Aparat Desa ahli dalam teknologi informasi, maka akan memudahkan masyarakat dalam

mengetahui data dan kondisi Desa Pinggan saat ini.

Strategi yang ketiga adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan cara bekerja sama

dengan pemerintah diatasnya, jika koordinasi antar Aparat Desa tidak terjalin, maka

organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, karena dengan koordinasi maka tujuan dalam

organisasi Aparat Desa Pinggan akan tercapai. Seelain itu, kerjasama dengan pemerintah

diatasnya ini perlu dilakukan karena dengan adanya kerjasama dengan pemerintah yang ada

di Kecamatan Bulu maka pengawasan dalam menjalankan tanggungjawab yang ada di Desa

bisa berjalan, sehingga jika tidak ada lagi Aparat Desa yang menjalankan tanggungjawabnya

sesuai dengan peraturan yang ada dan Aparat Desa mendapatkan pengarahan yang tepat dari

pemerintah.

Kesmipulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

Strategi yang paling tepat untuk meningkatkan kinerja Aparatur Desa Pinggan,

Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang adalah Peningkatan pelayanan Aparatur Desa dengan

mengadakan pelatihan kepemimpinan, Pemanfaatan SDM untuk mengikuti pelatihan dalam

peningkatan kualitas untuk menghadapi perkembangan teknologi dan Meningkatkan

(9)

Daftar Rujukan

Fatnuriaawan,Ayok.2014. Kinerja Aparatur Pemerintah Desa Dalam Upaya Meningkatkan

Mutu Pelayanan Publik Di Desa Puhjarak Kecamatan Plemahan Kabupaten

Kediri Tahun 2014. Universitas Negeri Malang

Herdiman,Iman. 2011. Pengaruh Kinerja Perangkat Desa Terhadap Keberhasilan

Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan Di Desa Sukajaya Kecamatan Cimerak

Kabupaten Ciamis. Fakultas Ilmu Sosial: Universitas Galuh

Jaitun,2013. Kinerja Aparatur Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintah Desa Di Desa

Sepala Dalung Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung. eJournal

Pemerintahan Integratif, 2013, 1 (1): 13-27. ISSN 0000-0000, ejournal.pin.or.id

Mustika,Made.2013. Analisis Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam

Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Nusa Penida. Jurnal Buletin Studi

Ekonomi, Vol. 18, No. 2, Agustus 2013. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Nisak,Zuhrotun. 2013. Analisis Swot Untuk Menentukan Strategi Kompetitif. Semarang:

Universitas Islam Sultan Agung

Pemerintah Desa Pinggan. 2015. RPJM-Des tahun 2015-2020 Desa Pinggan, Kecamatan

Bulu, Kabupaten Rembang.

Gambar

Table. 1. Tabel Analisis SWOT Aparatur Desa Pinggan

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dalam lingkungan akademik, seorang siswa seyogyanya dan harus memakai bahasa sopan terhadap gurunya, pun dalam lingkungan sosial lainnya seperti di

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang menopause dengan kecemasan menghadapi menopause pada wanita yang

Minat terhadap sains yang dimiliki siswa dengan LS rendah menunjukkan: sikap rasa ingin tahu terhadap sains dan isu-isu yang berkaitan dengan sains kurang baik;

Yang Kami hormati, para Pimpinan Universitas Negeri Makassar, para Pembicara undangan, Ketua Forum Pendidikan Statistika Indonesia (FORSTAT) bapak Dr Suhartono, M.Sc., para

Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para pelajar (santri), yang kemudian disebut pesantren (Azizy, 2002:42). Pesantren sebagai komunitas

Pengukuran iklim mikro dilakukan pada pohon palem uban (Washingtonia robusta) yang memiliki tinggi sekitar 10 meter dengan bentuk tajuk menjurai dan ditanam secara

Pada data (8) di atas, kutukan tersebut diduga benar-benar terjadi maka sampai sekarang mereka mempercayai bahwa ketidakmajuan masyarakat ini disebabkan oleh kutukan tersebut.

Sesuai dengan penyataan Weber, yang dimaksud ‘rasionalisasi’ adalah proses yang melaluinya aturan-aturan atau prosedur yang eksplisit, abstrak, dan bisa dikalkulasi secara