• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM 7 DAN 8 DIGITAL MIKROP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM 7 DAN 8 DIGITAL MIKROP"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM VII DAN VIII

ANTARMUKA MIKROKONROLER DENGAN LED DAN ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN TOGGLE SWITCH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Praktikum LAB. DIGITAL MIKROPROSESOR

yang Dibimbing oleh Drs. Suwasono, M.T.

Oleh : KELOMPOK 5

AINUN NAJIB 150533604059

DWITHA FAJRI RAMADHANI 160533611410

EVA YULIA SAFITRI 160533611462

IKA DAMAYANTI 160533611505

UNIVERSITAS NEGERI MALANG JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)

F. Data Hasil Percobaan

6.1 Antarmuka Mikrokonroler dengan LED

Tabel 6.1.1 Hasil Percobaan LED Program LED1 (Tampilan nyala)

Program Gambar Tampilan Nyala

#include <mega8535.h> #include <delay.h> void main(void) {

PORTA=0x00; PORTB=0xFF; while (1)

{

PORTA=0x0f; delay_ms(1000); PORTA=0xf0; delay_ms(1000); }

} Gambar 1. (a) Tampilan LED1 0x0f;

(3)

Tabel 6.1. 2 Hasil Percobaan LED Program LED2 (Tampilan nyala)

Program Gambar Tampilan Nyala

#include <mega8535.h> #include <delay.h> void main(void) {

PORTA=0x00; PORTB=0xFF; while (1)

{

PORTA=0b00001111; delay_ms(1000); PORTA=0b11110000; delay_ms(1000); }

} Gambar 2. (a) Tampilan LED2 0b00001111;

(4)

Tabel 6.1.3 Hasil Percobaan LED Program LED3 (Tampilan nyala)

Program Gambar Tampilan Nyala

#include <mega8535.h> #include <delay.h> void main(void) {

PORTA=0x00; PORTB=0xFF; while (1)

{

PORTA=0x55; delay_ms(1000); PORTA=0xaa; delay_ms(1000); }

} Gambar 3. (a) Tampilan LED3 0x55;

(5)

Tabel 6.1.4 Hasil Percobaan LED Program LED4 (Tampilan nyala)

Program Gambar Tampilan Nyala

#include <mega8535.h>

Gambar 4. (a) Tampilan LED4 0b11100111;

(6)

Gambar 4. (c) Tampilan LED4 0b10111101;

Gambar 4. (d) Tampilan LED4 0b011111110;

(7)
(8)

Tabel 6.1.5 Hasil Percobaan LED Program LED5 (Tampilan nyala)

Program Gambar Tampilan Nyala

#include <mega8535.h>

Gambar 5. (a) Tampilan LED5 0b00000001;

(9)

Gambar 5. (c) Tampilan LED5 0b00000100;

Gambar 5. (d) Tampilan LED5 0b00001000;

(10)

Gambar 5. (f) Tampilan LED5 0b00100000;

Gambar 5. (g) Tampilan LED5 0b01000000;

(11)

6.2 Antarmuka Mikrokontroler dengan Toggle Switch

Tabel 6.2.1 Hasil Percobaan Program Saklar1 (Tabel 2.1)

(12)

0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1

0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1

0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1

(13)

1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1

(14)

Tabel 6.2.2 Hasil Percobaan Program Saklar2 (Tabel 3.1)

Program Saklar LED

7 6 5 4 3 2 1 0 7 6 5 4 3 2 1 0 #include

<mega8535.h> void main(void) {

while (1) {

data_in=PINC.0; PORTB.7 = data_in; }

}

0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

(15)

0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(16)

0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 6.2.3 Hasil Percobaan No 24

Program Gambar Tampilan Nyala

#include <mega8535.h> void main(void)

{

while (1) {

//a

if(PINC.0==0){ PORTB.4 = 0; }

else if(PINC.0==1){ PORTB.4 = 1; }

(17)

//b

Gambar 8. (b) Switch bit 1 high, LED bit 7 menyala

Tabel 6.2.4 Hasil Percobaan No 25

Program Gambar Tampilan Nyala

#include <mega8535.h>

Gambar 9. (a) Switch bit 0 high, LED bit 4 menyala

(18)

}

Gambar 9. (c) Switch bit 2 high, LED menyala dengan konfigurasi

ON-OFF-ON-OFF-ON-OFF-ON-OFF (bit7-bit0)

Gambar 9. (d) Switch bit 3 high, LED menyala dengan konfigurasi

OFF-ON-OFF-ON-OFF-ON-OFF- ON (bit7-bit0)

(19)

//h

Gambar 9. (f) Switch bit 5 high, LED padam semua

Gambar 9. (g.1) Switch bit 6 high, LED bit 0 menyala

(20)

Gambar 9. (g.3) Switch bit 6 high, LED bit 2 menyala

Gambar 9. (g.4) Switch bit 6 high, LED bit 3 menyala

(21)

Gambar 9. (g.6) Switch bit 6 high, LED bit 5 menyala

Gambar 9. (g.7) Switch bit 6 high, LED bit 6 menyala

(22)

Gambar 9. (g.9) Switch bit 6 high, LED bit 0 menyala

Gambar 9. (h.1) Switch bit 7 high, LED biner NIM 59 menyala

(23)

Gambar 9. (h.3) Switch bit 7 high, LED biner NIM 62 menyala

(24)

G. Analisa Data

1. Percobaan Pertama Program LED 1

Gambar 1. (a) Tampilan LED1 0x0f;

(25)

Analisis :

Tampilan nyala pada LED program LED 1 adalah sebagai berikut :

0 0 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 0 0 0

Pada program LED 1 ini input dari PORTA akan menyala secara bergantian

dimana:

Pada kondisi pertama Bit7 adalah low, Bit6 adalah low, Bit5 adalah low, Bit4

adalah low, Bit3 adalah high, Bit2 adalah high, Bit1 adalah high, Bit0 adalah

high. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0x0f, LED dinyalakan dalam bentuk hexadesimal dimana 0f berarti 00001111.

Pada kondisi kedua Bit7 adalah high, Bit6 adalah high, Bit5 adalah high, Bit4

adalah high, Bit3 adalah low, Bit2 adalah low, Bit1 adalah low, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan input dari PORTA dideklarasikan dengan nilai 0xf0,

LED dinyalakan dalam bentuk hexadesimal dimana f0 berarti 11110000.

Kedua kondisi tersebut menyala secara bergantian dengan selang waktu 1

detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi script

delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan header #include

<delay.h>.

Pada LED Bit5 Switch INPUT menyala bukan karena kesalahan program

namun dikarenakan pada saat praktikum Bit5 Switch INPUT diubah dalam

(26)

2. Percobaan Kedua Program LED 2

Gambar 2. (a) Tampilan LED2 0b00001111;

(27)

Analisis :

Tampilan nyala pada LED program LED 2 adalah sebagai berikut :

0 0 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 0 0 0

Pada program LED 2 ini input dari PORTA akan menyala secara bergantian

dimana:

Pada kondisi pertama Bit7 adalah low, Bit6 adalah low, Bit5 adalah low, Bit4

adalah low, Bit3 adalah high, Bit2 adalah high, Bit1 adalah high, Bit0 adalah

high. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b00001111, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi kedua Bit7 adalah high, Bit6 adalah high, Bit5 adalah high, Bit4

adalah high, Bit3 adalah low, Bit2 adalah low, Bit1 adalah low, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan input dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b11110000, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Kedua kondisi tersebut menyala secara bergantian dengan selang waktu 1

detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi script

delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan header #include

<delay.h>.

Pada LED Bit5 Switch INPUT menyala bukan karena kesalahan program

namun dikarenakan pada saat praktikum Bit5 Switch INPUT diubah dalam

(28)

3. Percobaan Ketiga Program LED 3

Gambar 3. (a) Tampilan LED3 0x55;

(29)

Analisis :

Tampilan nyala pada LED program LED 3 adalah sebagai berikut :

0 1 0 1 0 1 0 1

1 0 1 0 1 0 1 0

Pada program LED 3 ini input dari PORTA akan menyala secara bergantian

dimana:

Pada kondisi pertama Bit7 adalah low, Bit6 adalah high, Bit5 adalah low, Bit4

adalah high, Bit3 adalah low, Bit2 adalah high, Bit1 adalah low, Bit0 adalah high.

Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai 0x55,

LED dinyalakan dalam bentuk hexadesimal dimana 55 berarti 01010101.

Pada kondisi kedua Bit7 adalah high, Bit6 adalah low, Bit5 adalah high, Bit4

adalah low, Bit3 adalah high, Bit2 adalah low, Bit1 adalah high, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan input dari PORTA dideklarasikan dengan nilai 0xaa,

LED dinyalakan dalam bentuk hexadesimal dimana aa berarti 10101010.

Kedua kondisi tersebut menyala secara bergantian dengan selang waktu 1

detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi script

delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan header #include

<delay.h>.

Pada LED Bit5 Switch INPUT menyala bukan karena kesalahan program

namun dikarenakan pada saat praktikum Bit5 Switch INPUT diubah dalam

(30)

4. Percobaan Keempat Program LED 4

Gambar 4. (a) Tampilan LED4 0b11100111;

(31)

Gambar 4. (c) Tampilan LED4 0b10111101;

(32)

Gambar 4. (e) Tampilan LED4 0b10111101;

(33)

Analisis :

Tampilan nyala pada LED program LED 4 adalah sebagai berikut :

1 1 1 0 0 1 1 1

Pada program LED 4 ini input dari PORTA akan menyala secara bergantian

dimana:

Pada kondisi pertama Bit7 adalah high, Bit6 adalah high, Bit5 adalah high,

Bit4 adalah low, Bit3 adalah low, Bit2 adalah high, Bit1 adalah high, Bit0 adalah

high. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b11100111, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi kedua Bit7 adalah high, Bit6 adalah high, Bit5 adalah low, Bit4

adalah high, Bit3 adalah high, Bit2 adalah low, Bit1 adalah high, Bit0 adalah

high. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b11011011, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi ketiga Bit7 adalah high, Bit6 adalah low, Bit5 adalah high, Bit4

adalah high, Bit3 adalah high, Bit2 adalah high, Bit1 adalah low, Bit0 adalah

high. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b10111101, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi keempat Bit7 adalah low, Bit6 adalah high, Bit5 adalah high,

Bit4 adalah high, Bit3 adalah high, Bit2 adalah high, Bit1 adalah high, Bit0

adalah low. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan

dengan nilai 0b01111110, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi kelima Bit7 adalah high, Bit6 adalah low, Bit5 adalah high, Bit4

adalah high, Bit3 adalah high, Bit2 adalah high, Bit1 adalah low, Bit0 adalah

high. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

(34)

Pada kondisi keenam Bit7 adalah high, Bit6 adalah high, Bit5 adalah low,

Bit4 adalah high, Bit3 adalah high, Bit2 adalah low, Bit1 adalah high, Bit0 adalah

high. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b11011011, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Keenam kondisi tersebut menyala secara bergantian dengan selang waktu 1

detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi script

delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan header #include

<delay.h>.

Pada LED Bit5 Switch INPUT menyala bukan karena kesalahan program

namun dikarenakan pada saat praktikum Bit5 Switch INPUT diubah dalam

(35)

5. Percobaan Kelima Program LED 5

Gambar 5. (a) Tampilan LED5 0b00000001;

(36)

Gambar 5. (c) Tampilan LED5 0b00000100;

(37)

Gambar 5. (e) Tampilan LED5 0b00010000;

(38)

Gambar 5. (g) Tampilan LED5 0b01000000;

(39)

Analisis :

Tampilan nyala pada LED program LED 5 adalah sebagai berikut :

0 0 0 0 0 1 0 1

Pada program LED 5 ini input dari PORTA akan menyala secara bergantian

dimana:

Pada kondisi pertama Bit7 adalah low, Bit6 adalah low, Bit5 adalah low, Bit4

adalah low, Bit3 adalah low, Bit2 adalah high, Bit1 adalah low, Bit0 adalah high.

Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b00000001 kemudian sejajar dengan perintah PORTA.2=1 sehingga pada Bit2

LED berkondisi high pada waktu yang sama dengan kondisi program LED 5 yang

pertama, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi kedua Bit7 adalah low, Bit6 adalah low, Bit5 adalah low, Bit4

adalah low, Bit3 adalah low, Bit2 adalah low, Bit1 adalah high, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b00000010, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi ketiga Bit7 adalah low, Bit6 adalah low, Bit5 adalah low, Bit4

adalah low, Bit3 adalah low, Bit2 adalah high, Bit1 adalah low, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b00000100, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi keempat Bit7 adalah low, Bit6 adalah low, Bit5 adalah low, Bit4

adalah low, Bit3 adalah high, Bit2 adalah low, Bit1 adalah low, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

(40)

Pada kondisi kelima Bit7 adalah low, Bit6 adalah low, Bit5 adalah low, Bit4

adalah high, Bit3 adalah low, Bit2 adalah low, Bit1 adalah low, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b00010000, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi keenam Bit7 adalah low, Bit6 adalah low, Bit5 adalah high, Bit4

adalah low, Bit3 adalah low, Bit2 adalah low, Bit1 adalah low, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b00100000, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi ketujuh Bit7 adalah low, Bit6 adalah high, Bit5 adalah low, Bit4

adalah low, Bit3 adalah low, Bit2 adalah low, Bit1 adalah low, Bit0 adalah low.

Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b01000000, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Pada kondisi kedelapan Bit7 adalah high, Bit6 adalah low, Bit5 adalah low,

Bit4 adalah low, Bit3 adalah low, Bit2 adalah low, Bit1 adalah low, Bit0 adalah

low. Hal tersebut dikarenakan masukan dari PORTA dideklarasikan dengan nilai

0b10000000, LED dinyalakan dalam bentuk biner.

Kedelapan kondisi tersebut menyala secara bergeser dari kanan ke kiri dengan

selang waktu 1 detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi

script delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan header

#include <delay.h>.

Pada LED Bit5 Switch INPUT menyala bukan karena kesalahan program

namun dikarenakan pada saat praktikum Bit5 Switch INPUT diubah dalam

(41)

6. Percobaan Pertama Tabel 2.1 Togle Pada program Saklar1 ini keluaran LED tergantung pada masukan, sehingga

didapatkan INPUT=OUTPUT.

7. Percobaan Kedua Tabel 3.1 Togle Analisis :

tersebut karena yang diperintahkan hanya pada satu masukan yaitu masukan saat

PINC.7.

8. Source code program pada percobaan langkah 24 #include <mega8535.h>

(42)

while (1)

(43)
(44)

PORTB = 0b00111110;

Pada hasil praktikum disimpulkan bahwa :

1. Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa LED atau Light Emitting Diode

adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik

ketika diberi tegangan maju. LED merupakan keluarga dioda yang terbuat dari

bahan semikonduktor. LED ini dapat digunakan untuk mempraktikan sistem

mikrokontroler. Dalam mempraktikan sistem ini membutuhkan aplikasi

(AVR, dan Khazama), trainer, alat pendukug seperti USB untuk

menghubungkan trainer dengan PC dan suatu program. Program ini dibuat

pada AVR, program ini akan dimasukkan pada mikrokontroler. Dalam

program tersebut berisi perintah dasar mengeluarkan data yang akan

ditampilkan berupa nyala LED, perintah dasar mengeluarkan data byte bisa

berupa bilangan desimal, heksadesimal, biner, dan perintah data per bit.

2. Hasil yang dikeluarkan dari LED adalah output dalm bentuk logika dengan

masukan program dari listing program yang telah dilakukan sebelumnya,

yaitu jika masukan berupa bilangan heksa desimal maka bentuk keluaran atau

output pada LED adalah bentuk dalam bilangan binernya misalkan 0x0f =

0b00001111 dengan logika tersebut jika keluarannya nol (0) maka LED akan

mati dan begitu juga sebaliknya jika keluarannya logika satu (1) maka LED

akan menyala. Lama perpindahan antara listing program yang satu dengan

listing program yang lainnya tergantung pada delay masukan pada program

yang dibuat.

3. Mengantarmukakan mikrokontroler dengan rangkaian input saklar toggle

(45)

a. Menyusun program untuk mengantarmukakan rangkaian input saklar

toggle dengan program Code Vision AVR. Program harus disusun

sesuai antara saklar dengan nyala LED yang diinginkan. Bilangan

yang bisa digunakan pada program adalah bilangan biner, decimal, dan

hexadecimal.

b. Program yang sudah dibuat ditransfer dari computer ke dalam

mikrokontroler dengan menggunakan ISP downloader.

c. Jika program yang dibuat sudah benar, maka saklar akan mempunyai

fungsi yang sesuai dengan nyala LED yang diinginkan.

4. Untuk memprogram mikrokontroler dalam membaca data input dari saklar

toggle:

a. Inisialisasi PORT yang akan digunakan.

b. Penentuan saklar yang akan digunakan sebagai input

Statement : data_in = PINX;

Contoh: data_in = PINB;

c. Sebelum membaca data, perlu dibuat deklarasi variabel untuk data

yang dimasukkan. Data bisa bertipe char. Deklarasi variabel

diletakkan di variabel local pada main program.

void main (void)

{

//Declare your local variables here

unsigned char data_in; …

d. Untuk membaca data byte ke PORTX (X=A, B, C, D) digunakan

(46)

contoh: data_in = PINB.1;

f. Mengirim data per bit ke PORTX.Y (X=A, B, C, D, dan Y=0, 1, 2 , 3,

4, 5, 6, 7).

Contoh statement yang digunakan yakni:

PORTX.Y = data;

PORTB.1 = 1;

g. Menambahkan program utama.

Misal: data_in=PINC; //baca saklar di PORTC

PORTB=data_in; //tampilkan logika saklar ke LED di PORTB

h. Program IF .. Else..dapat digunakan sebagai logika untuk menentukan

suatu nyala LED dengan saklar.

i. Program IF .. Else .. dapat digunakan secara berurutan pada 1

(47)

I. Tugas

1. Analisa Program LED1 – LED5! (Jobsheet LED)

Jawab :

a. Program LED 1

Pada program ini LED menyala secara bergantian dengan selang

waktu 1 detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi

script delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan

header #include <delay.h>, LED menyala dalam bentuk bilangan hexa.

Hal tersebut dapat diketahui pada pendeklarasian nilai PORTA=0x0f

menghasilkan kondisi LED 00001111 dan PORTA=0xf0 menghasilkan

kondisi LED 11110000. Huruf x tersebut menunjukkan nilai

heksa-desimal.

b. Program LED 2

Pada program ini LED menyala secara bergantian dengan selang

waktu 1 detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi

script delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan

header #include <delay.h>, program LED 2 menghasilkan nyala LED

yang sama dengan LED 1, hanya saja pada program LED 2 menyala

dalam bentuk bilangan biner.

Hal tersebut dapat diketahui pada pendeklarasian nilai

PORTA=0b00001111 menghasilkan kondisi LED 00001111 dan

PORTA=0b11110000 menghasilkan kondisi LED 11110000. Huruf b

tersebut menunjukkan nilai biner.

c. Program LED 3

Pada program ini LED menyala secara bergantian dengan selang

waktu 1 detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi

script delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan

header #include <delay.h>, LED menyala dalam bentuk bilangan hexa.

Hal tersebut dapat diketahui pada pendeklarasian nilai PORTA=0x55

(48)

kondisi LED 10101010. Huruf x tersebut menunjukkan nilai

heksa-desimal.

d. Program LED 4

Pada program ini LED menyala secara bergantian dengan selang

waktu 1 detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi

script delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan

header #include <delay.h>, LED menyala dalam bentuk bilangan biner.

Hal tersebut dapat diketahui pada pendeklarasian nilai

PORTA=0b11100111 menghasilkan kondisi LED 11100111,

PORTA=0b11011011 menghasilkan kondisi LED 11011011,

PORTA=0b10111101 menghasilkan kondisi LED 10111101, dan

PORTA=0b01111110 menghasilkan kondisi LED 01111110. Huruf b

tersebut menunjukkan nilai biner.

e. Program LED 5

Pada program ini LED menyala secara bergeser dengan selang waktu

1 detik dikarenakan setelah mendeklarasikan input PORTA diberi script

delay_ms(1000); untuk mengaktifkan delay tersebut memerlukan header

#include <delay.h>, LED menyala dalam bentuk bilangan biner.

Hal tersebut dapat diketahui pada pendeklarasian nilai

PORTA=0b00000001 dan PORTA.2=1 menghasilkan kondisi LED

00000101, PORTA=0b00000010 menghasilkan kondisi LED 00000010,

PORTA=0b00000100 menghasilkan kondisi LED 00000100, PORTA=

0b00001000 menghasilkan kondisi LED 00001000, PORTA=0b00010000

menghasilkan kondisi LED 00010000, PORTA=0b00100000

menghasil-kan kondisi LED 00100000, PORTA=0b01000000 menghasilmenghasil-kan kondisi

LED 01000000, PORTA=0b10000000 menghasilkan kondisi LED

10000000. Huruf b tersebut menunjukkan nilai biner.

2. Apakah persamaan dan perbedaan program LED1 dan program LED2?

(49)

Jawab :

Persamaan pada program LED 1 dan program LED 2 adalah hasil nyala

LED yaitu bergantian antara kondisi LED 00001111 dan 11110000.

Perbedaan pada program LED 1 dan program LED 2 adalah pada program

LED 1 LED dinyalakan dalam bentuk nilai heksadesimal, sedangkan pada

program LED 2 LED dinyalakan dalam bentuk nilai biner.

3. Instruksi apa yang digunakan untuk mengeluarkan data ke LED? (Jobsheet

LED)

Jawab :

Untuk mengeluarkan data yang telah dibuat pada program ke LED dengan cara mengeksekusi “Auto Program” pada Khazama AVR Programmer.

4. Analisa Program Saklar1 dan Saklar2! (Jobsheet Togle)

Jawab :

Pada program Saklar1 ini keluaran LED tergantung pada masukan,

sehingga didapatkan INPUT=OUTPUT.

Sedangkan pada program Saklar2 ini keluaran LED hanya menyalakan

LED pada Bit7, hal tersebut karena yang diperintahkan hanya pada satu

masukan yaitu masukan saat PINC.7.

5. Instruksi apa yang digunakan untuk membaca data input? (Jobsheet Togle)

Jawab :

Untuk membaca data input diperlukan instruksi sebagai berikut:

a. Ubah deklarasi variabel pada void main().

b. Ganti DDR (Data Direction Register) dengan nilai 0x00 sebagai input 1

PORT dan PORT menjadi 0xFF sebagai input pull up.

c. Beri variabel pada input (contoh: unsigned char).

d. Input diberi nama PINX, X dapat diubah sesuai dengan kebutuhan

(50)

6. Apakah perbedaan program yang menggunakan if dan if-else? (Jobsheet

Togle)

Jawab :

Pada operator kondisi if akan menjalankan atau memproses script yang

ada dalam kurung kurawal if tersebut apabila pernyataan terpenuhi, namun

apabila pernyataan tidak terpenuhi maka tidak akan menjalankan atau

memproses script yang ada dalam kurung kurawal if tersebut.

Sedangkan pada operator kondisi if-else, if akan menjalankan atau

memproses script yang ada dalam kurung kurawal if tersebut apabila

pernyataan terpenuhi, else akan menjalankan atau memproses script yang ada

dalam kurung kurawal else tersebut apabila pernyataan if tidak terpenuhi

J. Daftar Pustaka

_____, 2011. Pemograman Mikrokontroler, https://embeddednesia.com/

v1/?p=282, diakses pada tanggal 02 Desember 2017.

Ansori, Akhmad Insya. 2013. Antarmuka Mikrokontroller dengan 8 Buah Toggle

Switch, http://insyaansori.blogspot.co.id/2013/02/antarmuka-mikrokontrol

ler-dengan-8-buah.html, diakses pada tanggal 02 Desember 2017.

Pramesti, Dwitha. 2010. Menyalakan LED menggunakan CodeVision AVR,

https://tugaspti140110100051.wordpress.com/2010/12/09/menyalakan-led-menggunakan-codevision-avr/, diakses pada tanggal 02 Desember 2017.

Puspita, Dian. 2010. Antarmuka Mikrokontroler Dengan Saklar Toggle,

http://puspitaasmara.blogspot.co.id/2010/12/antarmuka-mikrokontroler

dengan-saklar.html, diakses pada tanggal 02 Desember 2017.

Setiadi, Indra. 2012. Perancangan Dan Pembuatan Rangkaian Mikrokontroler

Dengan Menggunakan Mikrokontroler ATMEGA 8535 Sebagai Training

KIT Laboratorium Teknik Elektro. Skripsi tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 6.1.1 Hasil Percobaan LED Program LED1 (Tampilan nyala)
Gambar 2. (b) Tampilan LED2 0x11110000;
Gambar 5. (f) Tampilan LED5 0b00100000;
Tabel 6.2.1 Hasil Percobaan Program Saklar1 (Tabel 2.1)
+7

Referensi

Dokumen terkait

191 Sekolah Tinggi Teknik Dharma Yadi Makassar, Makassar Teknik Elektro 192 Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi Indonesia (INTEN), Bandung Teknik Elektro. 193 Sekolah Tinggi

Upaya perbaikan geometri pada citra hasil rekaman dapat dilakukan dengan proses rektifikasi foto yang memanfaatkan keberadaan data spasial yang sudah ada

albicans isolat klinis maupun strain ATCC yang dipaparkan SDB dengan kandungan xylitol 1% meningkat dibanding dengan kontrol (tanpa xylitol) seperti terlihat pada

Halaman monitoring standar lulusan digunakan untuk menampilkan informasi tentang komponen standar proses secara detail yaitu, tabel keterangan yang menjelaskan perolehan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier parsial dan berganda dengan bantuan SPSS versi 20 menunjukkan bahwa : secara parsial hasil uji t

Rasa asam yang terdeteksi pada seduhan kopi berasal dari kandungan asam yang ada dalam kopi, yaitu dari kelompok asam karboksilat pada biji kopi antara lain

Paraplegi dengan onset yang terjadi selama pengobatan konservatif, paraplegia memburuk atau menetap setelah dilakukan pengobatan konservatif, kehilangan kekuatan motorik

Kesit değişiminin daha fazla olması durumunda veya en üst kat kolonlarında; alttaki kolonun boyuna donatısının karşı taraftaki kirişin içindeki kenetlenme