1
PENGARUH KEMAMPUAN PEGAWAI DAN BUDAYA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN
GUNUNG GURUH KABUPATEN SUKABUMI
Wiwin Darwati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Indonesia Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh Kemampuan Pegawai dan Budaya kerja terhadap Produktivitas kerja pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden sebanyak 45 butir pernyataan. Populasi yang digunakan adalah pegawai sebanyak 25 orang dan yang dijadikan sampel sebanyak 25 orang, dengan menggunakan sampel jenuh atau sensus.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier parsial dan berganda dengan bantuan SPSS versi 20 menunjukkan bahwa : secara parsial hasil uji t untuk Kemampuan Pegawai mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja , karena t hitung lebih besar daripada t tabel. Sedangkan secara parsial hasil uji t untuk Budaya kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja , karena t hitung lebih besar daripada t tabel. Adapun Kemampuan Pegawai dan Budaya kerja secara bersama-sama diuji melalui uji F mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.
Kata Kunci: Kemampuan, Budaya Kerja, Produktivitas Kerja.
Abstract
This research was conducted to find out the magnitude of the influence the ability of employees and work culture of work productivity in the Office of the District of Thunder Mountain, Sukabumi district.
This study uses survey method by means of disseminating a questionnaire to the respondent as much as 45 grains statement. The population of employees is used as many as 25 people and made the sample as many as 25 people, using saturated sample or census.
Based on the results of the research with the use of linear regression analysis for partial double and with the help of SPSS version 20 shows that partial test results: by t to the ability of Employees to have positive and significant influence on work productivity, because t count is greater than the t table. While the partial results in test t to work culture has a positive and significant impact on the Productivity of work, because t count is greater than the t table. As for the ability of employees and work culture simultaneously tested through trials of F has positive and significant influence on Productivity of work in the Office of the District of Thunder Mountain, Sukabumi district.
2 PENDAHULUAN
Produktivitas kerja pegawai di lingkungan pemerintah daerah pada umumnya menjadi ukuran dalam hal tingkat pelayanan kepada masyarakat, termasuk di Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi. Ukuran atau cerminan bagi pegawai untuk mendukung terlaksananya visi, misi maupun tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi, apalagi jika dikaitkan dengan era global dan Masyarakat Ekonomi Asia tahun 2015.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting dibandingkan dengan faktor produksi lainnya. Salah satu masalah pada sebuah organisasi adalah rendahnya produktivitas kerja. Tinggi rendahnya produktivitas kerja ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari sikap, disiplin pegawai sampai pada manajemen dan teknologi. Oleh karena itu, produktivitas kerja perlu ditingkatkan melalui pengelolaan SDM yang terpadu menyangkut pembentukan sikap mental, perbaikan sistem, pendidikan dan latihan, serta peningkatan kemampuan.
Produktivitas sering diartikan sebagai kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu atau perbandingan antara pengorbanan (input) dengan penghasilan (output). Dengan kata lain semakin kecil pengorbanan yangg diperlukan untuk mencapai suatu target penghasilan (output / dikatakan sebagai kegiatan produktif, sebaliknya makin tinggi input yang diperlukan untuk mencapai penghasilan tertentu dikatakan kurang produktif.
Kemampuan seorang individu untuk terus menjalankan usaha dalam menjalani berbagai macam tugas hingga berhasil yang bisa dikerjakan oleh seseorang. Keseluruhan kemampuan individual personil pada hakikatnya.dibentuk oleh sifat-sifat dan kemampuan-kemampuan yang dikemukakan oleh Winardi (2007:319) bahwa salah satu akibat langsung dari sifat kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap organisator harus terus memupuk “inisiatif”.
Faktor lain yang diduga berpengaruh adalah budaya kerja. Budaya kerja merupakan falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya
3 dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat, dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Budaya tersebut mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. (Komaruddin, 1997:187).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti Analisis Produktivitas Kerja Melalui Pendekatan Kemampuan Pegawai Dan Budaya kerja Pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.
KAJIAN LITERATUR,
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kajian Literatur Kemampuan Pegawai
Kemampuan dalam beberapa litertur dikenal dengan Kompetensi yang oleh Hooghiemstra, dalam Atmosoeprapto (2000:59) didefinisikan sebagai:
“Suatu sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara ketidaksamaan dalam kompetensi inilah yang membedakan seseorang perilaku unggul dari perilaku yang berprestasi rata-rata”.
Menurut J.A.C. Brown dalam Hersey dan Blanchard (1995:6), ada tiga jenis Kemampuan atau istilahnya Kemampuan dasar yang harus dimiliki, baik sebagai manajer maupun sebagai pelaksana untuk setiap tingkatan orang dalam organisasi, antara lain:
1) Kemampuan teknis (technical skill), yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang diperoleh dari pengalaman, pendidikan dan training.
2) Kemampuan Sosial (social/human skill), Kemampuan dan kata putus (judgment) dalam pekerja dengan melalui orang lain, mencakup pemahaman tentang motivasi dan penerapan kepemimpinan yang efektif.
3) Kemampuan konseptual (conceptual skill), yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi dan penyesuaian bidang unit kerja masing-masing ke dalam bidang organisasi. Kemampuan ini memungkinkan seseorang bertindak selaras dengan tujuan organisasi secara menyeluruh daripada hanya atas dasar tujuan dan kebutuhan kelompok sendiri.
Budaya Kerja
Budaya kerja merupakan falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, tercermin dari sikap menjadi perilaku,
4 kepercayaan, cita-cita, pendapat, dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
Budaya kerja sama dengan manajemen yang meliputi pengembangan, perencanaan, produksi, dan pelayanan suatu produk yang berkualitas dalam arti optimal, ekonomis, dan memuaskan. Sistem dan nilai yang tergambar di dalam adat-istiadat, kebiasaan, kesenian, hubungan kemasyarakatan dan lain-lain adalah unsur-unsur kebudayaan, berpengaruh sangat besar terhadap pola sikap, pola pikir, dan pola tindak manusia.
Budaya kerja diartikan sebagi sistem atau pola nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, asumsi-asumsi, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan seseorang atau kelompok orang yang mempengaruhi perilaku kerja dan cara kerja yang dipengaruhi budaya masyarakat setempat dan budaya kerja/perusahaan tempat mereka bekerja (Bisma dan Nurhayati dalam Wahid, 2001:101).
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu
kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. (Tri Guno, 2003: 8).
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Paramita (Ndraha, 2003: 208) yang menyatakan bahwa budaya kerja merupakan sekelompok pikiran dasar atau program mental yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kerjasama manusia yang dimiliki oleh suatu golongan masyarakat.
Budaya kerja merupakan bagian dari kehidupan organisasi yang mempengaruhi perilaku, sikap dan efektivitas seluruh pegawai. Budaya kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena budaya tersebut menjadi batas suatu organisasi, sehingga dapat membentuk identitas atau ciri khas organisasi.
Molenar (2002) dan Kotter (1992) dalam Koesmono (2005) bahwa budaya mempunyai kekuatan yang penuh, berpengaruh pada individu dan kinerjanya bahkan terhadap lingkungan kerja. Elemen-elemen dari budaya kerja atau perusahaan adalah nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, pendapat-pendapat, sikap ataupun norma-norma.
5 Suyudi (1999:310) menjelaskan bahwa dimensi yang terkait dengan masalah budaya kerja antara lain:
1. Individu, dengan indikatornya: a. Kerjasama,
b. Gotong royong, c. Ketekunan, d. Keramah-tamahan.
2. Kelompok, dengan indikatornya : a. Kedisiplinan, b. Kejujuran 3. Organisasi,dengan indikatornya : a. Ketegasan, b. Keyakinan, c. Kedisiplinan. Produktivitas Kerja
Pengertian Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sedangkan secara umum seperti yang banyak tendapat dalam buku - buku teks tentang produktivitas, produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input).
Dalam Laporan Dewan Produktivitas Nasional tahun 1993, dikatakan bahwa “Produktivitas mengandung sikap mental yang selalu berpandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok
lebih baik dari hari ini” (Malayu S.P. Hasibuan, 2009: 125).
National Productivity Board of Singapore merumuskan: “Pada dasarnya produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk melakukan perbaikan” (Manullang K. dan Andreas G. Munthe, 1993 :1).
Secara lebih sederhana, International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa “Produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung” (Malayu S.P. Hasibuan,2009: 127).
Menurut Basu Swastha (1995: 281) “Produktivitas adalah suatu konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut ”.
Menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas kerja karyawan yaitu:
1) sikap kerja dan etos kerja 2) tingkat keterampilan
6 3) hubungan tenaga kerja dan
pemimpin
4) manajemen produktivitas 5) efisiensi tenaga kerja
6) kewirausahaan (Husen Umar, 1999: 11).
Dalam Ambar Teguh Sulistiayani & Rosidah (2003:200), disebutkan terdapat beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas pegawai, antara lain: 1) Knowledge / pengetahuan 2) Skills / ketrampilan.
3) Abilities / kemampuan dan kecakapan.
4) Attitude / sikap perilaku. 5) Behaviors / kebiasaan.
Menurut Husein Umar (2008:9-10) produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu:
1. Efektivitas, dengan indikatornya adalah:
a. Kualitas, terkait dengan mutu dari pekerjaan yang dihasilkan. b. Kuantitas, terkait dengan
kapasitas jumlah yang dihasilkan.
c. Waktu, terkait dengan ketepatan waktu pelaksanaan tugas. 2. Efisiensi, dengan indikator:
a. Perencanaan b. Realisasi
Review penelitian Terdahulu`
a. Penelitian Siti Masfufah (2010) dengan judul: “Pengaruh Kemampuan Individu Terhadap Produktivitas Karyawan (Studi Pada PT Rajawali 1 Unit PG Krebet Baru Malang) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang mempunyai
pengaruh (signifikan) terhadap produktivitas kerja karyawan PT Rajawali 1 Unit PG Krebet Baru Malang, yaitu variabel kemampuan intelektual (0,035<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus memperhatikan kemampuan intelektual yang dimiliki karyawan, karena hal tersebut berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya.
b. Penelitian oleh Syamsul hadi Senen & Siti Solihat dengan judul: Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kemampuan Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Safilindo Permata Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kemampuan Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja karyawan Pada PT. Safilindo Permata. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh temuan: Tingkat motivasi kerja karyawan di PT. Safilindo Permata secara umum berkategori tinggi; Tingkat kemampuan kerja karyawan di PT. Safilindo Permata berkategori tinggi; Tingkat produktivitas kerja karyawan di PT. Safilindo Permata berkategori tinggi. Motivasi kerja karyawan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan; Kemampuan kerja karyawan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Motivasi kerja karyawan dan kemampuan kerja karyawan berpengaruh sangat tinggi terhadap produktivitas kerja karyawan, baik secara parsial maupun simultan.. c. Peneliti Sari Astika Dewi dengan
judul : Pengaruh Budaya Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil (Studi pada Dinas Kesehatan Dati II Kabupaten Asahan), dengan hasil penelitian adalah : terdapat hubungan yang sangat kuat antara budaya kerja
7 terhadap produktivitas kerja sebesar 0,87 yang berarti koefisien korelasi positif. Jadi, ada hubungan positif antara budaya kerja terhadap produktivitas kerja dengan signifikansi sebesar 14,55. Dan besarnya pengaruh budaya kerja terhadap produktivitas kerja adalah sebesar 75,69%. 060903047.
B. Kerangka Konseptual
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian literatur dan kerangka pemikiran dapat diajukan hipotesis untuk penelitian ini:
1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan Kemampuan pegawai terhadap Produktivitas Kerja Pegawai, pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.
2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan Budaya kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai, pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.
3. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan Kemampuan pegawai dan Budaya kerja secara
bersama-sama terhadap Produktivitas Kerja Pegawai, pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian
Mengacu kepada pendapat Sekaran (2003:27), penelitian ini termasuk dalam hypothetico-deductive method, artinya penelitan ini merupakan suatu proses yang dimulai dengan observasi berupa pengamatan pendahuluan terhadap fenomena-fenomena dalam administrasi publik dalam bentuk penghimpunan data awal. Selanjutnya pengkajian teori dan formulasi kerangka teori, pengajuan hipotesis analisis dan diakhiri dengan kesimpulan.
Apabila dilihat dari tingkat kejelasan hubungan antar variabel, penelitian ini menggunakan metode asosiatif yang bersifat hubungan kausal (hubungan sebab akibat), di mana secara teoritis variabel bebas mempengaruhi secara langsung terhadap variabel terikat. Sedangkan ditinjau dari jenis data dan analisisnya, penelitian ini menggunakan metode gabungan (kuantitatif-kualitatif), dimana analisis utamanya adalah analisis kuantitatif,
Kemampuan Pegawai Budaya Kerja Produktivitas Kerja
8 sedangkan analisis kualitatif hanya sebagai pelengkap.
Ket.:
X1 = Kemampuan pegawai
X2 = Budaya kerja
Y = Produktivitas kerja
rx1x2Y = Pengaruh kemampuan dan
budaya kerja secara simultan terhadap produktivitas kerja pegawai.
rx1Y = Pengaruh kemampuan secara
parsial terhadap produktivitas kerja pegawai.
rx2Y = Pengaruh budaya kerja secara
parsial terhadap produktivitas kerja pegawai.
Operasionalisasi Variabel
Penelitian ”Pengaruh Kemampuan pegawai dan Budaya Kerja terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi,“ variabel-variabelnya dioperasionalkan menjadi: 1. Variabel Kemampuan pegawai (X1)
dengan dimensi:
a. Kemampuan teknis, dengan indikatornya adalah : metode, prosedur, teknik
b. Kemampuan sosial, dengan indikatornya adalah : kemandirian, pengkoordinasian, pemantauan, pengendalian, penilaian, komunikasi c. Kemampuan konseptual, dengan indikatornya adalah : membaca, menerapkan, melaksanakan.
2. Variabel Budaya kerja (X2) dengan dimensi :
a. Individu dengan indikator : kerjasama, gotong royong, ketekunan, keramah-tamahan. b. Kelompok , dengan indikator :
kedisiplinan,
c. Organisasi dengan indikator : ketegasan, keyakinan, kedisiplinan.
3. Produktivitas kerja (Y) dengan dimensi:
a. Efektivitas, dengan indikatornya adalah:
1) Kualitas, terkait dengan mutu dari pekerjaan yang dihasilkan.
2) Kuantitas, terkait dengan kapasitas jumlah yang dihasilkan.
3) Waktu, terkait dengan ketepatan waktu pelaksanaan tugas.
9 1) Perencanaan
2) Realisasi
Setiap indikator dari masing-masing variabel tersebut dijadikan pernyataan kuesioner. Untuk setiap pernyataan tersebut responden diminta menjawab dengan pilihan 1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak setuju; 3 = ragu-ragu; 4 = setuju; dan 5 = sangat setuju. Populasi dan Sampel
Menurut pendapat Sutrisno Hadi (2000:72) populasi adalah keseluruhan individu, subjek, objek, gejala ataupun kejadian-kejadian yang dimaksudkan untuk diselidiki.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi, yang meliputi para staf dan pejabatnya, jumlah keseluruhan adalah sebanyak 25 orang, sehingga sampel yang digunakan seluruhnya sebanyak 25 orang, yang disebut sampel jenuh atau sensus. HASIL PENELITIAN DAN SARAN Pengaruh Kompetensi Pegawai secara Parsial terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai pada Kantor Kecamatan
Gunung Guruh
Dari perhitungan SPSS, t hitung yang diperoleh terhadap b1 adalah
sebesar 3,708 sedangkan t tabel dengan derajat bebas 51 pada a (0,05) adalah sebesar 1,96. Dengan demikian, t hitung (3,708) > t tabel (1,96), sehingga jelas Ho ditolak dan Hi diterima. Kondisi itu menunjukkan bahwa variabel bebas X1 (Budaya organisasi) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y (Kinerja pegawai), pengaruhnya sebesar 0,598 atau 59,8%.
Dari perhitungan SPSS, thitung yang
diperoleh adalah sebesar 7,314 sedangkan ttabel dengan derajat bebas 24
pada α (0,05) adalah sebesar 1,96. Dengan demikian, thitung (7,314) > t tabel (1,96), sehingga jelas Ho ditolak dan H1 diterima. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja, adapun besarnya pengaruh adalah 0,699 atau 69,9%.
Pengaruh Budaya Kerja Secara Parsial terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh
Dari perhitungan SPSS, thitung yang
diperoleh adalah sebesar 7,314 sedangkan ttabel dengan derajat bebas 24
10 Dengan demikian, thitung (7,314) > ttabel
(1,96), sehingga jelas Ho ditolak dan H1 diterima. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja, dan besarnya pengaruh adalah 0,699 atau 69,9%.
Pengaruh Kemampuan Pegawai dan Budaya Kerja Secara Simultan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh
Dari hasil pengolahan data penelitian dengan bantuan perhitungan komputer program SPSS versi 20 diperoleh nilai Fhitung sebesar 55,139
sedangkan besarnya Ftabel dengan derajat
bebas (df) 2 dan 24 pada α (0,05) sebesar 3,17. Karena nilai Fhitung (55,139) > Ftabel
(3,17) maka Ho ditolak dan H1 diterima, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pegawai dan budaya kerja secara bersama-sama signifikan mempengaruhi produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh. Adapun besar pengaruhnya sebesar 0,834 atau 83,4%, dimana sisanya 16,6% dipengaruhi oleh faktor lain di luar kemampuan dan budaya kerja pegawai.
Persamaan regresi berganda yang dapat dibangun adalah Y = -2,941 +
0,708 X1 + 0,355 X2. Persamaan ini
berarti bahwa: 1) Setiap kenaikkan 1 skor variabel Kemampuan pegawai (X1) berpengaruh terhadap peningkatan variabel Produktivitas kerja (Y) sebesar 0,708 dengan asumsi variabel Budaya kerja (X2) nilainya konstan. ; 2) Setiap peningkatan 1 skor variabel Budaya kerja (X2) berpengaruh terhadap peningkatan variabel Produktivitas kerja (Y) sebesar 0,355 dengan asumsi variabel Kemampuan pegawai (X1) nilainya konstan.
Selanjutnya dapat diberikan saran bahwa untuk meningkatkan Produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kecamatan Gunung Guruh dapat dilakukan melalui upaya peningkatan Kemampuan pegawai dan Budaya kerja secara bersamaan karena pengaruh faktor lain kecil hanya sebesar 16,6%.
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Atmosusuprapto, 2000, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia
11 Basu Swastha, 1995. Intisari
Manajemen. Bandung: PT. Refika Aditama
Davis, Keith dan Newstrom, 1995, ,Perilaku Dalam Organisasi,Edisi enam, Penerbit Erlangga, Jakarta Davis, Keith dan Newstrom, 1996, Hal.
264, Perilaku Dalam Organisasi,Edisi ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta
Dharma, Agus. P, 1995, Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta, Erlangga.
Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara.
Hersey, Paul dan Blanchard, K.H 1995, Management of Organizational Behaviour Utilizing Human Resources, New Jersey. Prentice Hall
Manullang, Marihot, 1993, Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nawawi Hadari, 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Gajah Mada University.
Sedarmayanti, 1995, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas kerja, Bandung : Ilham Jaya.
Sekaran, 2003. Metode Penelitian Administrasi (dilengkapi dengan Metode R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 1997, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.
Umar, Husen, 1998, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Wahid, 2001, Meningkatkan
Produktivitas Pegawai, Jakarta : Rajawali Press.
Winardi. 1990. Asas-Asas Manajemen. Bandung: CV. Mandar Maju