• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I

PENDAHULUAN

1.1MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Dalam aspek Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 , Undang-Undang No 1 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005, Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran dan Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan meliputi :

1.Laporan Realisasi Anggaran 2.Neraca

3.Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan dimaksud disusun sesuai dengan sistem Akuntansi

Pemerintahan. Adapun maksud dari penyusunan Laporan Keuangan ini adalah :

a.Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung selama 1 (satu) periode pelaporan

b.Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan BLUD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas

c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya

Sedangkan tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan :

(2)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 2

a. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi

b. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggarannya

c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya

1.2. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Landasan hukum penyusunan laporan keuangan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung atas pelaksanaan APBD dan BLUD Tahun 2014 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Badan Layanan Umum;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah;

11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006 tentang

(3)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 3

12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009 tentang

Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung

13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 001 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014;

14. Peraturan Walikota Bandung Nomor 094 Tahun 2012 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Pada RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung;

15. Peraturan Walikota Bandung Nomor 085 Tahun 2014 tentang

Penjabaran Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014.

16. Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2008 tentang Sistem

dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 276 Tahun 2014 tentang perubahan kedua Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah ;

17. Keputusan Walikota Bandung Nomor 900/Kep.066-DPKAD/2011

tentang Penetapan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.

18. Keputusan Walikota Bandung Nomor 440/Kep.098-RSKIA/2014 tentang

Penetapan Pejabat Pengelola Badan Layanan Umum Daerah pada RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung

19. Keputusan Walikota Bandung Nomor 954/Kep.003/DPKAD/2014

tentang Penunjukan Pengguna Anggaran/Penggun Barang, Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

(4)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 4

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

1.2Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN

PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1 Ekonomi Makro

2.2 Kebijakan Keuangan

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

1.1Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan

1.2Hambatan dan Kendala Yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah 4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan

Keuangan

4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 Pendapatan 5.2 Belanja 5.3 Pembiayaan 5.4 Aset 5.5 Kewajiban 5.6 Ekuitas Dana

BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN BAB VII PENUTUP

(5)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 5

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA

PADA RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

2.1 EKONOMI MAKRO

Program-program dibidang kesehatan telah berhasil meningkat, hal ini terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata Angka Harapan Hidup (AHH) di Kota Bandung yang mengalami peningkatan, pada tahun 2013 adalah 74 tahun dan tahun 2014 menjadi 80 tahun.

Meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) tersebut tidak terlepas dari upaya menurunkan Jumlah Kematian Ibu , namun pada tahun 2014 di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung telah ditemukan sebanyak 4 kasus kematian ibu atau mengalami penurunan 20% dibanding tahun 2013 yaitu sebanyak 6 kasus, Jumlah Kematian Bayi tahun 2014 sebanyak 48 kasus atau mengalami penurunan 29% dibanding tahun 2013 yang mencapai 73 kasus, Jumlah Kematian Anak tahun 2014 sebanyak 0 kasus atau mengalami penurunan 100% dibanding tahun 2013 yang hanya 5 kasus.

Keberhasilan penurunan jumlah kematian anak dan bayi tidak terlepas dari adanya intensifikasi yang dilaksanakan oleh berbagai pihak termasuk Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung melalui program-program yang bersifat rutin maupun dari bantuan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Sedangkan meningkatnya jumlah kematian ibu disebabkan karena kurang nya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan pada ibu hamil sehingga banyak pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan kritis.

(6)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 6

2.2 KEBIJAKAN KEUANGAN

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka anggaran, belanja dan pembiayaan. Hal tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan salah satu faktor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kemampuan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah dan pengawasan keuangan daerah. Kebijakan tersebut diharapkan meningkatkan kontribusi Pendapatan, khususnya pendapatan Operasional BLUD yang berasal dari Pelayanan Kesehatan. Hal tersebut ditempuh melalui peningkatan target pendapatan. Untuk belanja melakukan efisiensi terhadap belanja administrasi umum dan operasional/pemeliharaan serta selektif dalam belanja modal serta memacu investasi pada daerah yang diprioritaskan.

Untuk pembiayaan mengoptimalkan pemanfaatan sumber penerimaan daerah dalam menutupi defisit tahun anggaran berjalan dan pengeluaran lainnya.

Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat terutama pelayanan kesehatan.

Kebijakan keuangan BLUD meliputi komponen-komponen kinerja pelayanan RSKIA sebagai Pola pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) yang diharapkan pada setiap kewenangan SKPD sebagai BLUD yang akan dilaksanakan berpedoman pada Peraturan Walikota Bandung tentang Pola pengelolaan badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bagi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak yang bertujuan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat.

(7)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 7

2.2.1. Pendapatan

Pendapatan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung yaitu berasal dari Pendapatan Operasional Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Kontribusi Pendapatan terhadap sektor kesehatan dibidang pelayanan selama periode Tahun 2013 – 2014 sebagai berikut :

CAPAIAN TARGET REALISASI % PENDAPATAN BLUD 2013 14,861,512,297.00 22,456,396,257.00 151.1% a Jasa Layanan 22,224,618,410.00 b Hibah -c Hasil kerjasama

-d Pen-dapatan lainnya yang sah 231,777,847.00

PENDAPATAN BLUD 2014 25,806,117,216.00 29,912,267,688.00 115.91% a Jasa Layanan 29,486,046,088.00 b Hibah c Hasil kerjasama

d Pendapatan lainnya yang sah 426,221,600.00

NO URAIAN TAHUN

Pendapatan Jasa Layanan BLUD sebesar Rp. 29.912.267.688,00 Tahun 2014 bersumber dari :

I PENDAPATAN BLUD -a. Jasa Layanan

- Jasa Layanan IGD 1,171,199,340 1,301,332,600

- Jasa Layanan Instalasi Rawat Jalan 2,580,740,100 2,867,489,000 - Jasa Layanan Instalasi Rawat Inap 1,992,120,300 2,213,467,000 - Jasa Layanan Instalasi VK ODS 2,908,645,956 3,231,828,840 - Jasa Layanan Instalasi Bedah Sentral 2,403,469,951 2,670,522,168 - Jasa Layanan Instalasi Laboratorium 1,395,250,380 1,550,278,200 - Jasa Layanan Instalasi Farmasi 5,146,721,154 6,957,383,174 - Jasa Layanan Instalasi Diklat - - Jasa Layanan Instalasi Ambulance 5,625,000 6,250,000

b. Hibah -

-e. Hasil Kerjasama 7,818,745,595 8,687,495,106

d. Pendapatan Lainnya Yang sah/Bunga

Bank 383,599,440 426,221,600

JUMLAH 25,806,117,216 29,912,267,688 REALISASI

(8)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 8

2.2.2. Belanja

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan peningkatan pelayanan publik, pengaturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien efektif dan proporsional. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menyatakan bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah.

Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung yang telah dialokasikan dalam DPA dan biaya kegiatan operasional yang dibiayai oleh BLUD yang telah dialokasikan dalam RBA.

Dapat kita lihat perbandingan jumlah anggaran belanja terhadap realisasi belanja sebagai berikut :

CAPAIAN

ANGGARAN REALISASI %

1 2013 35,416,529,836.58 29,194,801,765.00 82.43%

2 2014 48,218,073,300.00 42,526,600,676.00 88.20%

NO TAHUN JUMLAH

Uraian anggaran belanja tahun 2014 terhadap realisasi belanja dapat diuraikan sebagai berikut :

ANGGARAN REALISASI KURANG/LEBIH

BELANJA 48,218,073,300.00 42,526,600,676.00 5,691,472,624.00 BELANJA OPERASI 44,568,623,300.00 39,651,112,685.00 4,917,510,615.00 Belanja Pegawai 25,422,386,300.00 23,896,392,846.00 1,525,993,454.00 Belanja Barang 19,146,237,000.00 15,754,719,839.00 3,391,517,161.00 BELANJA MODAL 3,649,450,000.00 2,875,487,991.00 773,962,009.00 Belanja Tanah - -

-Belanja Peralatan dan Mesin 3,489,150,000.00 2,716,405,991.00 772,744,009.00 Belanja Bangunan dan Gedung 160,300,000.00 159,082,000.00 1,218,000.00

(9)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 9

URAIAN SUMBER ANGGARAN BELANJA RSKIA BERASAL DARI :

A. APBD REALISASI 15,985,355,401.00 13,357,462,724.00 9,608,380,399.00 3,749,082,325.00 2,627,892,677.00 2,468,810,677.00 159,082,000.00 6,406,261,576.00 22,411,956,300.00 BELANJA BELANJA OPERASI

URAIAN ANGGARAN LEBIH / (KURANG)

6,405,043,576.00 19,762,506,300.00

BELANJA MODAL 2,649,450,000.00 1,218,000.00

Belanja Peralatan dan Mesin 2,489,150,000.00 20,339,323.00

Belanja Bangunan dan Gedung 160,300,000.00 1,218,000.00

Belanja Barang 814,005,901.00 10,422,386,300.00 Belanja Pegawai 5,591,037,675.00 9,340,120,000.00

Pencapaian anggaran terhadap realisasi belanja APBD Tahun 2014 sebesar 71.33%, hal ini menunjukan adanya peningkatan kinerja keuangan dalam merealisasikan anggarannya dibanding tahun 2013 yang mencapai 56.77%. B. BLUD REALISASI 26,541,295,275.00 26,293,699,961.00 14,288,012,447.00 12,005,687,514.00 247,595,314.00 247,595,314.00 0.00

Belanja Peralatan dan Mesin 0.00 0.00

BELANJA MODAL 1,000,000,000.00 752,404,686.00 Belanja Tanah 1,000,000,000.00 752,404,686.00 Belanja Pegawai 15,000,000,000.00 711,987,553.00 Belanja Barang 9,806,117,216.00 (2,199,570,298.00) BELANJA OPERASI 24,806,117,216.00 (1,487,582,745.00) BELANJA 25,806,117,216.00 (735,178,059.00)

URAIAN ANGGARAN LEBIH / (KURANG)

Untuk belanja yang bersumber dari BLUD anggaran belanja yang tercantum dalam DPA BLUD sebesar Rp. 25.806.117.216,00 adalah merupakan kendali belanja RSKIA BLUD agar tidak melebihi dari pagu anggaran yang telah ditetapkan.Namun pada kenyataanya, belanja BLUD

(10)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 10

melebihi pagu anggaran belanjanya sebesar 115% dari target belanja yang telah ditetapkan, hal ini terjadi karena target belanja yang ditetapkan terlalu rendah. Sehingga untuk mengantisipasi kekurangan belanja tersebut, maka RSKIA Kota Bandung menggunakan nilai ambang batas belanja dari target sebesar 20%, presentase besaran nilai ambang batas yang digunakan diuraikan dalam RBA BLUD RSKIA tahun 2014. Namun demikian, dalam pengunaan belanja BLUD mengacu pada realisasi pendapatan fungsional BLUD tahun 2014 sebesar Rp. 29.912.267.688,- dimana setelah dikurangi belanja sebesar Rp. 26.541.245.275,00,- maka surplus anggarannya mencapai Rp. 3.371.022.413,-. Anggaran Kas BLUD sampai dengan 31 Desember Tahun 2014 sebesar Rp. 13.084.077.621,00 dengan diuraikan sebagai berikut :

1. Surplus tahun 2011 Rp. 2.205.924.592,00

2. Surplus tahun 2012 Rp. 2.577.018.570,00

3. Surplus tahun 2013 Rp. 4.930.112.046,00

(11)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 11

2.3 INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA RSKIA KOTA BANDUNG

Berdasarkan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 urusan wajib yang dilaksanakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Tahun 2013 berbentuk Program dan Kegiatan, dan Permendagri Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah sebagai berikut :

NO PROGRAM KEGIATAN

1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 2. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

3. Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas Operasional

1. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 2. Pengadaan Pakaian KORPRI

3. Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari tertentu

4 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

5 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan

6 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat

7 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Akreditasi Rumah Sakit 1. Pembangunan Rumah Sakit

2. Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit

9

Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/ Rumah Sakit Mata

Pemeliharaan Rutin Berkala Rumah Sakit

10 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Pertolongan Persalinan Bagi Ibu dari Keluarga Kurang Mampu

11 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum Daerah Pelayanan

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

8

Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/ Rumah Sakit Mata

(12)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 12

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN

Sebagimana dikemukakan pada Bab terdahulu bahwa struktur APBD telah mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa dalam Catatan Atas Laporan Keuangan harus menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaiaan efektifitas dan efefisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun 2014

Bagi rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Derah (BLUD) mengacu pada Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan badan layanan Umum Daerah ,bahwa dalam pencapaian kinerja BLUD dapat digambarkan dalam bentuk jenis kegiatan yaitu pelayanan dan pendukung pelayanan.

Penyajian laporan keuangan BLUD menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja BLUD yang berisi gambaran realisasi pencapaiaan efektifitas dan efefisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan BLUD Tahun 2014.

Dalam hal ini laporan keuangan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung menggabungkan dua sumber pendanaan dari APBD dan BLUD, dimana kegiatan dari masing-masing sumber dana tersebut memiliki fungsi yang sama dalam meningkatkan mutu pelayanan, kualitas pelayanan dan pelayanan yang optimal bagi masyarakat yang telah dituangkan dalam program kegiatan untuk menunjang terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.

Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan program kegiatan dana yang bersumber dari APBD mencapai 71.33%, sedangkan program kegiatan yang bersumber dari dana operasional BLUD mencapai 106%.

(13)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 13

Pencapaian kinerja rumah sakit dapat diuraikan melalui program dan kegiatan dari masing-masing urusan tersebut disajikan sebagai berikut :

NO

URAIAN

INDIKATOR KINERJA

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

Terpenuhinya sarana penerangan, perairan dan

komunikasi selama 12 bulan

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

Terciptanya kebersihan pada gedung RSKIA

terpenuhinya pembayaran jasa kebersihan selama 12

bulan

Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor

Terciptanya keamanan di RSKIA dan terpenuhinya

pembayaran jasa keamanan selama 12 bulan

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas Operasional

Terpeliharanya kendaraan dinas operasional secara rutin

dan berkala selama 1 tahun

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

Terpenuhinya kebutuhan pakaian dinas beserta

perlengkapannya bagi karyawan di lingkungan RSKIA

Pengadaan Pakaian KORPRI

Terpenuhinya kebutuhan pakaian KORPRI bagi

karyawan di lingkungan RSKIA

Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari tertentu

Terpenuhinya kebutuhan pakaian khusus hari-hari

tertentu bagi karyawan di lingkungan RSKIA

4 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

Terpenuhinya obat dan perbekalan kesehatan dalam

menunjang pelayanan kesehatan selama 1 tahun

5 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

(14)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 14

NO

URAIAN

INDIKATOR KINERJA

6 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat

Tersedianya media promosi dan informasi sadar hidup

sehat bagi masyarakat di rumah sakit

7 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Akreditasi Rumah Sakit

Terlaksanakannya akreditasi rumah sakit

8

Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah

Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/ Rumah Sakit

Mata

Pembangunan Rumah Sakit

Tersedianya bangunan rumah sakit

Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit

Tersedianya alat-alat kesehatan bagi pasien di rumah

sakit

9

Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah

Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/ Rumah Sakit Mata

Pemeliharaan Rutin Berkala Rumah Sakit

Terpeliharanya sarana dan prasarana rumah sakit

10 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

Pertolongan Persalinan Bagi Ibu dari Keluarga Kurang Mampu

Tercapainya kualitas pelayanan kepada ibu melahirkan

dari keluarga tidak mampu secara optimal selama 1

tahun

11

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Badan Layanan Umum

Daerah

Pelayanan

Terpenuhinya kebutuhan rumah sakit sebesar 100% dari

pembiayaan BLUD bagi pelayanan masyarakat di

lingkungan rumah sakit

(15)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 15

1.4 HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PELAKSANAAN

PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD

Berdasarkan evaluasi secara umum di RS Khusus ibu dan Anak Kota Bandung selama tahun 2013 masih terdapat kendala maupun permasalahan tentang pemahaman penganggaran dan belanja khususnya tentang Badan Layanan Umum Daerah, dikarenakan RSKIA Kota Bandung selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan juga sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor 900/Kep.066-DPKAD/2011 Tanggal 27 Januari 2011 tentang Penetapan RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung Untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh. Dalam

mengimplementasikannya masih harus melakukan berbagai upaya agar tidak terdapat permasalahan yang sangat besar dan melakukan pengelolaan keuangan secara efektif, efisien, dan akuntabel. Dalam pelaksanaan realisasi anggaran belanja BLUD terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu terkait dengan meningkatnya pendapatan rumah sakit yang berpengaruh terhadap realisasi belanja baik belanja pegawai, barang jasa dan belanja modal. Penetapan Pagu Anggaran Belanja yang ditetapkan pada tahun 2014 sangat kecil sementara kemampuan pendapatan rumah sakit jauh lebih besar. Dengan adanya target belanja BLUD yang ditetapkan lebih rendah dari kebutuhan belanja rumah sakit, hal ini memperlihatkan bahwa rumah sakit seperti telah melakukan pemborosan dalam penggunaan belanja operasional, padahal pembiayaan yang membengkak dikarenakan pengaruh dari meningkatnya pendapatan rumah sakit yang mempengaruhi secara signifikan terhadap belanja pelayanan.

(16)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 16

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas Akuntansi / Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yaitu Direktur RSKIA Kota Bandung sebagai entitas akuntansi menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun 2013 berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

4.2 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

a.Basis akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan RSKIA Kota Bandung adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca.

b.Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah.

c. Basis Akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada sat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kota Bandung bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah.

d.Asas Bruto berarti pengakuan serta pencatatannya tidak

diperkenalkan secara netto, penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi.

(17)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 17

4.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Beberapa informasi penting yang perlu disajikan sehubungan dengan basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :

a.Penyusunan neraca RSKIA Kota Bandung menganut substansi

mengungguli bentuk formalnya (substansi overform)

b.Asas yang digunakan adalah akrual yang dimodifikasi (modified accrual basis) atau kas yang dimodifikasi (modified cash basis)

c. Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan neraca RSKIA

Kota Bandung adalah Tahun Anggaran (1 Januari sampai dengan 31 Desember 2012)

d.Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh Pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya

e. Kas

a)Pencatatan kas menggunakan asas dasar kas. Kas dibendahara dinyatakan dalam rupiah, jika terdapat kas dalam valuta asing maka harus dikonversikan berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun, kas di bendahara dalam valuta asing dikonversi kedalam rupiah menggunakan kurs pada tanggal neraca

b)Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil kas opname di masing-masing bendahara

f. Piutang

a) Piutang adalah hak atau klaim kepada pihak ke tiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam suatu periode akuntansi b) Piutang adalah transaksi yang terjadi antara Pemerintah Daerah

(18)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 18

c) kepada Pemerintah Daerah yang belum dilunasi seperti pajak atau retribusi atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan

d) Piutang dinilai sebesar nilai nominal

e) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut f) Pengakuan piutang pajak/retribusi diakui sebagai piutang

apabila telah diterbitkan dasar ketetapan pajak/retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak Daerah / Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKPD/SKRD).

g. Persediaan

a) Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk

mendukung kegiatan operasional Pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

b) Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara :

 Harga pembeliaan terakhir apabila diperoleh dengan pembelian  Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri  Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila

diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. c) Jenis-jenis persediaan

 Persediaan habis pakai adalah barang-barang yang bekas penggunaan tidak dapat digunakan kembali seperti ATK

 Persediaan tak habis pakai adalah persediaan yang dapat digunakan berulang kali misalnya boxfile

 Persediaan bekas pakai adalah persediaan bekas pakai yang masih dapat digunakan

 Persediaan untuk dijual misalnya aspal dalam drum, obat-obatan, alat kedokteran, bibit, benih ikan dan lain-lain.

h.Penyertaan modal.

Pemerintah Daerah dalam BUMN/BUMD atau Lembaga Keuangan Negara dicatat sebesar jumlah yang dibayar oleh Pemerintah Daerah untuk penyertaan modal tersebut baik di dalam atau di luar negeri serta pada lembaga-lembaga keuangan di mana Pemerintah Daerah

(19)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 19

memiliki kepentingan yang berdasarkan perjanjiannya dinyatakan sebagai penyertaan modal.

i. Aset tetap.

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah Daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan atau dari sitaan atau rampasan. Kebijakan penilaian aset tetap telah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa penyusunan neraca awal menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan. Dalam hal penyusutan aset tetap penerapan akuntansi penyusutan belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat aset dan metode penyusutan belum ditetapkan.

j. Kontruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai aset daerah pada saat biaya telah dikeluarkan. Kontruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis yaitu harga perolehan. Bila biaya perolehan suatu kontruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat perolehan. Kontruksi dalam pengerjaan dinilai berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan atas pekerjaan tersebut.

k.Dana Bergulir adalah program berupa bantuan pinjaman penyaluran dana kepada pihak ke tiga sesuai denganprogram Pemerintah Daerah. Pengelolaan dana tersebut diserahkan kepada Tim Teknis/Bank Jabar Cabang Kota Bandung. Jumlah yang dicatat di neraca adalah sebesar dana yang telah diserahkan dari Pemerintah Daerah ke Tim Teknis/Bank Jabar

l. Kewajiban jangka pendek merupakan utang lancar yang harus dibayar kembali atau akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. Dibukukan sebesar nilai nominal, utang dalam valuta asing

(20)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 20

dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar pada tanggal transaksi terdiri dari :

 Bagian lancar (BL) utang kepada Pemerintah Pusat merupakan bagian utang jangka panjang kepada Pemerintah Pusat yang dipindahkan ke utang jangka pendek karena akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (duabelas) bulan sejak tanggal neraca

 Utang perhitungan pihak ke tiga merupakan utang jangka pendek

kepada pihak ke tiga yang akan jatuh tempo dalam periode akuntansi

 Utang bunga, denda dan commitment fee. Utang bunga adalah beban bunga yang harus dibayar oleh Pemerintah Daerah kepada

Lender melalui DP3 karena telah menarik pinjaman dengan tarif suku bungan tertentu, dimana pembayarannya telah jatuh tempo. Denda adalah kewajiban yang timbul karena Pemerintah Daerah tidak dapat melunasi angsuran pokok utang maupun bunganya dengan prosentase tertentu secara tepat waktu sesuai perjanjian pinjaman yang telah disepakati kedua belah pihak. Commitment fee adalah kewajiban yang harus dibayar oleh Pemerintah Daerah sebesar prosentase tertentu terhadap jumlah pinjaman yang belum/tidak ditarik sampai dengan waktu yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman

m.Kewajiban jangka panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari 1 (satu) periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Kewajiban jangka panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal, utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar pada tanggal transaksi

 Utang kepada pemerintah, utang jangka panjang kepada

Pemerintah Pusat untuk tenggang waktu lebih dari 1 (satu) periode akuntansi

 Utang bunga jangka panjang merupakan utang atas bunga

pinjaman jangka panjang yang pembayaran bunganya belum jatuh tempo.

(21)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 21

n. Ekuitas dana

Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara aset dengan utang Pemerintah.

 Ekuitas dana lancar merupakan selisih antara nilai jumlah aset lancar dengan jumlah nilai hutang lancar. Ekuitas dana lancar terdiri atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), cadangan untuk piutang, cadangan untuk persediaan dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek.

 Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya (tidak termasuk dana cadangan) dengan nilai hutang jangka panjang. Ekuitas dana yang diinvestasikan meliputi dana yang diinvestasikan permanen, diinvestasikan dalam aset tetap, diinvestasikan dalam aset lainnya dan sebagai perkiraan yang mengurangi (contra account) adalah dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang

 Ekuitas dana cadangan diinvestasikan dalam dana cadangan merupakan ekuitas dana yang dicadangkan untuk tujuan tertentu. Jadi perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan dana cadangan

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Yang Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

4.4.1. Kebijakan Akuntansi Anggaran

1) Kebijakan akuntansi anggaran bertujuan untuk mengatur

perlakuan akuntansi anggaran mencakup definisi, pengakuan dan pengukuran/penilaian

2) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan

dilaksanakan Kota Bandung meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diukur dalam satuan mata uang rupiah dan disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode

3) Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban

dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan 4) Anggaran diakui pada saat ditetapkan oleh kepala daerah atau

(22)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 22

daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD serta pada saat anggaran dialokasikan.

4.4.2. Kebijakan Akuntansi Pendapatan

1)Kebijakan akuntansi pendapatan bertujuan untuk mengatur

perlakuan akuntansi pendapatan mencakup definisi,

pengakuan, pengukuran/penilaian dan pengungkapan

pendapatan

2)Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang

menambah akuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kota Bandung dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Kota Bandung

3)Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat

pertanggungjawaban. Sumber pendapatan dirinci berdasarkan kelompok, jenis dan objek pendapatan, sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung

4)Pendapatan mencakup pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah

5)Akuntansi dan pembukuan pendapatan dilaksanakan

berdasarkan azas bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya.

6)Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas

penerimaan pendapatan pada periode pendapatan maupun periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan periode berjalan.

7)Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama.

8)Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukan koreksi dan pengembalian tersebut

(23)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 23

9)Pendapatan diukur dengan mata uang rupiah pada saat kas diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing, maka harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada saat terjadi pendapatan.

4.4.3. Kebijakan Akuntansi Belanja

1)Kebijakan akuntansi belanja bertujuan untuk mengatur

perlakuan akuntansi belanja mencakup definisi, pengakuan, pengukuran/penilain dan pengungkapan belanja

2)Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi

ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kota Bandung atau sebagai penurunan aktiva dan atau kenaikan utang yang digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan dalam suatu periode akuntansi

3)Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan sebagai urusan wajib dan urusan pilihan, serta menurut fungsi dan pusat pertanggungjawaban. Penggunaan belanja dirinci

4)berdasarkan kelompok, jenis, objek belanja dan rincian objek belanja. Sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bidang atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung

5)Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah yang menjadi beban daerah dan pada saat SPJ disahkan

6)Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja

administrasi umum yang dianggarkan tidak terkait secara

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan

pemerintahan pada SKPD

7)Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD

8)Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran

pembelian/pengadaan barang yang dinilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakain jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah

(24)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 24

9)Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembeliaan/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan daerah

10)Belanja barangdan jasa serta belanja modal diakui pada saat aktiva atau jasa yang dibeli telah diterima dan/atau hak kepemilikannya telah berpindah

11)Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya dibukukan sebagai penambah ekuitas dana lancar (menambah pendapatan lainnya)

12)Belanja diukur dengan mengunakan mata uang rupiah pada saat

terjadi pengeluaran kas. Belanja yang diukur dengan mata uang asing harus dikonversikan kedalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada saat terjadi belanja

4.4.4. Kebijakan Akuntansi Aset

1) Kebijakan akuntansi aset bertujuan mengatur perlakuan

akuntansi aset meliputi definisi, pengakuan,

pengukuran/penilaian dan pengungkapan aset

2) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah Kota Bandung maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang. Dalam pengertian ini yang dimaksud aset Pemerintah Kota Bandung tidak mencakup hutan alam, kekayaan dalam laut, maupun kandungan tambang yang belum diolah oleh Pemerintah Kota Bandung

3) Aset disini mencakup juga aset-aset yang dikuasai Pemerintah Kota Bandung namun belum didukung dengan bukti kepemilikan formal yang sah termasuk sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Tujuannya untuk menjaga

(25)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 25

kelengkapan, keamanan dan kelestarian aset agar semua aset terdaftar dan terawasi

4) Aset bersejarah tidak harus diungkap dalam neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Nilai perolehan ataupun nilai wajar tidak harus diungkapkan, namun biaya rekontruksi, pemeliharaan harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran

5) Suatu aset dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi kala aset tersebut mempunyai manfaat ekonomi masa depan dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal

6) Semua aset yang tercatat dalam neraca harus diukur nilainya dengan satuan uang rupiah, jika terdapat aset yang diperoleh dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengan Bank Indonesia

7) Untuk pertanggungjawaban, aset dinilai dengan menggunakan

biaya perolehan, dimana jika biaya perolehan tidak diketahui digunakan penaksiran atau nilai wajar atas biaya perolehan aset

yang bersangkutan sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan

8) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang

dibayarkan atau nilai wajar yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau suatu kontruksi mencerminkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat siap untuk dipergunakan 9) Aset tidak dicatat dan tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi

dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh Pemerintah Kota Bandung setelah periode akuntansi berjalan 10)Aset diakui pada saat timbulnya, diterimakan atau diserahkan hak

kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya berpindah 11)Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari

imbalannya yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Pengakuan aset dalam akuntansi terjadi bersamaan dengan perolehan aset yang bersangkutan

12)Aset dilkasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktifitas operasi Pemerintah Kota Bandung

(26)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 26

BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1. PENDAPATAN

PENDAPATAN BLUD -a. Jasa Layanan

- Jasa Layanan IGD 1,171,199,340 1,301,332,600 - Jasa Layanan Instalasi Rawat Jalan 2,580,740,100 2,867,489,000 - Jasa Layanan Instalasi Rawat Inap 1,992,120,300 2,213,467,000 - Jasa Layanan Instalasi VK ODS 2,908,645,956 3,231,828,840 - Jasa Layanan Instalasi Bedah Sentral 2,403,469,951 2,670,522,168 - Jasa Layanan Instalasi Laboratorium 1,395,250,380 1,550,278,200 - Jasa Layanan Instalasi Farmasi 5,146,721,154 6,957,383,174 - Jasa Layanan Instalasi Diklat - - Jasa Layanan Instalasi Ambulance 5,625,000 6,250,000 b. Hibah - -e. Hasil Kerjasama 7,818,745,595 8,687,495,106 d. Pendapatan Lainnya Yang sah/Bunga

Bank 383,599,440 426,221,600

JUMLAH 25,806,117,216 29,912,267,688 116%

% REALISASI

URAIAN ANGGARAN DALAM DPA

Realisasi Pendapatan BLUD per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 29.912.267.688,00 atau mencapai 116% dari target Rp. 25.806.117.216,- yang terdiri dari :

a. Pendapatan Jasa Layanan Rp 29,486,046,088.00

b. Pendapatan Bunga Bank Rp. 426,221,600.00

Pendapatan Operasional BLUD seluruhnya telah masuk ke kas BLUD, dalam hal ini menunjukan bahwa tidak ada kas di bendahara penerimaan dan pengeluaran.

5.2. BELANJA

Struktur belanja dalam APBD Kota Bandung Tahun 2013 pada RSKIA Kota Bandung sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,

(27)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 27

belanja daerah terdiri dari dua bagian yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung yaitu Belanja Pegawai yang terdiri dari Belanja Gaji dan Tunjangan dan Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja. Belanja Langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa dan Belanja Modal yang bersumber dari APBD Kota Bandung. Sedangkan belanja yang bersumber dari anggaran Operasional BLUD RSKIA Kota Bandung sesuai dengan Perturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 yaitu Biaya Operasional Biaya Pelayanan dan Pendukung Pelayanan yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa dan Belanja Modal Seperti tabel di bawah ini :

ANGGARAN

REALISASI

KURANG/LEBIH

BELANJA

48,218,073,300.00

42,526,600,676.00

5,691,472,624.00

BELANJA OPERASI

44,568,623,300.00

39,651,112,685.00

4,917,510,615.00

Belanja Pegawai

25,422,386,300.00

23,896,392,846.00

1,525,993,454.00

Belanja Barang

19,146,237,000.00

15,754,719,839.00

3,391,517,161.00

BELANJA MODAL

3,649,450,000.00

2,875,487,991.00

773,962,009.00

Belanja Tanah

-

-

-Belanja Peralatan dan Mesin

3,489,150,000.00

2,716,405,991.00

772,744,009.00

Belanja Bangunan dan Gedung

160,300,000.00

159,082,000.00

1,218,000.00

(28)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 28

Realisasi Belanja di atas dapat diuraikan sebagai berikut : 5.2.1 Realisasi Belanja yang bersumber dari APBD

ANGGARAN 2014 REALISASI BELANJA 22,411,956,300.00 15,985,355,401.00 6,426,600,899.00 71% BELANJA OPERASI 19,762,506,300.00 13,357,462,724.00 6,405,043,576.00 68% Belanja Pegawai 10,422,386,300.00 9,608,380,399.00 814,005,901.00 92% Belanja Barang 9,340,120,000.00 3,749,082,325.00 5,591,037,675.00 40% BELANJA MODAL 2,649,450,000.00 2,627,892,677.00 21,557,323.00 99% Belanja Tanah 0.00 0.00

Belanja Peralatan dan Mesin 2,489,150,000.00 2,468,810,677.00 20,339,323.00 99% Belanja Bangunan dan Gedung 160,300,000.00 159,082,000.00 1,218,000.00 99%

LEBIH/KURANG (%) URAIAN ANGGARAN 2014

5.2.2 Realisasi Belanja yang bersumber dari BLUD

ANGGARAN 2014 REALISASI

25,806,117,216.00

29,912,267,688.00 4,106,150,472.00 116% Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 25,806,117,216.00 29,912,267,688.00 4,106,150,472.00 116% Yang Sah BELANJA 25,806,117,216.00 26,541,245,275.00 735,128,059.00 103% BELANJA OPERASI 24,806,117,000.00 26,293,649,961.00 1,487,532,961.00 106% Belanja Pegawai 15,000,000,000.00 14,288,012,447.00 (711,987,553.00) 95% Belanja Barang 9,806,117,000.00 12,005,637,514.00 2,199,520,514.00 122% BELANJA MODAL 1,000,000,000.00 247,595,314.00 (752,404,686.00) 25% Belanja Tanah 0.00 0.00 0.00 0%

Belanja Peralatan dan Mesin 1,000,000,000.00 247,595,314.00 (752,404,686.00) 25% Belanja Bangunan dan Gedung 0.00 0.00 0.00 0%

LEBIH/KURANG (%)

URAIAN ANGGARAN 2014

(29)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 29

5.3. PEMBIAYAAN

RSKIA Kota Bandung merupakan SKPD yang mempunyai anggaran Pendapatan dan Belanja dari pembiayaan APBD dan pendapatan Fungsional BLUD. Untuk pembiayaan yang bersumber dari APBD, realisasi anggarannya melalui PPKD, dan bagi pembiayaan yang bersumber dari

fungsional BLUD, realisasi anggarannya melalui Bank BLUD sebesar Rp.

42,526,600,676.00dengan uraian sebagai berikut :

1. Pembiayaan dari APBD sebesar Rp.

15,985,355,401.00

2. Pembiayaan dari BLUD sebesar Rp.

26,541,245,275.00

5.4 NERACA

Neraca RSKIA Kota Bandung menyajikan informasi mengenai posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2014. Neraca RSKIA Kota

Bandung dibandingkan dengan per 31 Desember 2013 sebesar Rp.

60,123,512,369.10 dan Neraca per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 62.936.374.648.10 yang terdiri dari :

1.Neraca SKPD Rp. 43.862.758.764,10 2.Neraca BLUD Rp. 19.073.615.884,00

1. ASET

URAIAN PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013

1 ASET Rp 62.197.748.448.10 Rp 60,123,512,369.10

Jumlah Aset Tahun 2014 mengalami penambahan sebesar Rp.

2,074,236,078.90 dari tahun 2013 yang hanya sebesar Rp.

60,123,512,369.10 sehingga jumlah aset tahun 2014 menjadi Rp. 62.197.748.448.10 yang terdiri dari :

1. Aset yang bersumber dari APBD sebesar Rp. 43.862.758.764,10.

(30)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 30

1.1 ASET LANCAR

Aset lancar RSKIA berkurang sebesar Rp. 773.400.130,00 yang semula pada tahun 2013 hanya sebesar Rp. 18.020.824.699,00 sehingga pada tahun 2014 berkurang menjadi Rp. 17.247.424.569,00 dengan uraian sebagai berikut :

1. Aset Lancar dari anggaran APBD sebesar Rp. 835.413.323,00 2. Aset Lancar dari anggaran BLUD sebesar Rp. 16.412.011.246,00

1.1.1 Kas

URAIAN PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013

1 . 1. 1 KAS Rp 13.084.077.621,00 Rp 9,747.476.008,00

Kas per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 9.747.476.008,00 merupakan kas dari :

1. Surplus tahun 2011 Rp. 2.205.924.592,00 2.Surplus tahun 2012 Rp. 2.577.018.570,00 3.Surplus tahun 2013 Rp. 4,930,112,046,00

Sedangkan kas per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 13.084.077.621,00 merupakan :

1. Surplus tahun 2011 Rp. 2.205.924.592,00 2.Surplus tahun 2012 Rp. 2.577.018.570,00 3.Surplus tahun 2013 Rp. 4,930,112,046,00 4.Surplus tahun 2014 Rp. 3,371,022,413,00

Uraian Silpa tahun 2014 adalah sebagai berikut :

a. Pendapatan Tahun 2014 sebesar Rp. 29,912,267,688,-

b. Belanja Tahun 2014 sebesar Rp. 26.541.245.275,-

1.1.2 Investasi Jangka Pendek

Selama tahun 2014, RSKIA telah memiliki investasi jangka pendek berupa deposito, namun pada akhir tahun anggaran 2014, semua investasi berupa deposito telah ditarik kembali ke Kas BLUD sehingga posisi per 31 Desember 2014 tidak ada kas BLUD diluar rekening kas.

(31)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 31

1.1.3 Piutang

Untuk periode 31 Desember 2014, RSKIA tidak memiliki piutang pajak, retribusi, dana bagi hasil, DAU, DAK, piutang lancar pinjaman kepada BUMD, piutang lancar tagihan penjualan angsuran , piutang lancar tuntutan ganti kerugian daerah, dan piutang denda.

1.1.4 Piutang Lainnya

URAIAN PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013

1 . 1. 4 PIUTANG LAINNYA Rp 2.763.876.700,00 Rp.6.842.962.268,00

Pengakuan piutang per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 6.842.962.268,00 dapat diuraikan sebagai berikut :

1 2 1 SEPTEMBER 1,613,731,120.46 2 OKTOBER 1,547,179,330.20 3 NOVEMBER 1,644,366,820.60 4 DESEMBER 1,755,417,894.06 51,106,793.00 231,160,310.00 6,560,695,165.32 51,106,793.00 231,160,310.00 NO BULAN

PIUTANG JASA LAYANAN

JUMLAH

6,842,962,268.32

JAMPERSAL/

JAMKESMAS ASKES JAMKESDA

3

Piutang tahun 2013 hanya terealisasi sebesar Rp. 6.315.530.611,00 yang baru diterima pada tanggal 8 September 2014 berdasarkan hasil verifikasi dari BPKP dan Depkes RI, sehingga sisa piutang sebesar Rp. 527.431.657,32 merupakan fungsi sosial rumah sakit.

Piutang BLUD RSKIA per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp

3.502.502.900,00 yang terdiri dari : 1. JKN sebesar Rp. 2.732.588.200,00 2. Askes sebesar Rp. 31.288.500,00 3. Jamkesda Rp. 738.626.200,00

(32)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 32

, namun yang diakui pada neraca tahun 2014 sebesar Rp.

2.763.876.700,00 dengan uraian sebagai

berikut:

JKN (PBI DAN NON

PBI) ASKES NOVEMBER 1,515,369,400.00 1,515,369,400.00 DESEMBER 1,217,218,800.00 31,288,500.00 1,248,507,300.00 JUMLAH 2,732,588,200.00 31,288,500.00 2,763,876,700.00 BULAN PIUTANG TAHUN 2014 JKN/BPJS JUMLAH

Sedangkan untuk piutang pelayanan pasien Jamkesda sebesar Rp. 738.626.200,00 bersumber anggaran APBD dimana penagihannya melalui Dinas kesehatan Kota Bandung.

Piutang JKN bulan pelayanan November 2014 sebesar Rp. 1.515.369.400,00 telah terealisasi pada tanggal 2 Januari 2015. Sedangkan untuk piutang JKN pelayanan bulan Desember 2014 sebesar Rp. 1.248.507.300,00 baru dapat terealisasi pada tanggal 12 Februari 2015.

1.1.5 Persediaan

URAIAN PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013

1.1.5 PERSEDIAAN Rp 1.201.032.748 Rp 1.093.198.923,00

Persediaan akhir tahun 2014 sebesar Rp. 1.201.032.748 adalah persediaan bersumber dari anggaran APBD dan BLUD yang merupakan Belanja persediaan pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.612.230.423,- ditambah stok Persediaan akhir tahun 2013 sebesar Rp. 1.102.573.805,-

dikurangi pengeluaran persediaan tahun 2014 sebesar Rp.

(33)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 33

No

Uraian

(Stock Awal 2014)

Stock Akhir 2013

Barang Habis Pakai

Jumlah Belanja

Jumlah Total

Persediaan

Pengurangan

Tahun 2014

Persediaan Akhir

Tahun 2014

APBD

1 ATK

72,500 - 72,500

-

72,500

2 Alat listrik

3,686,250 - 3,686,250

-

3,686,250

3 Cetakan

172,484,522 - 172,484,522

87,191,904

85,292,618

4 Obat-obatan

621,052,023 777,984,617 1,399,036,640

743,515,437

655,521,203

5 Alat Kebersihan

2,698,500 - 2,698,500

2,698,500

-6 Mamin Pasien

6,638,667 415,059,194 421,697,861

330,857,109

90,840,752

7 Suku Cadang

- -

-

-BLUD

1 ATK

61,505,610 52,170,150 113,675,760

43,473,155

70,202,605

2 Kebersihan

36,393,240 98,844,430 135,237,670

121,825,490

13,412,180

3 Cetakan

20,686,680 99,647,370 120,334,050

71,506,220

48,827,830

4 Alat rumah tangga

82,298,750 82,298,750

82,298,750

-5 Alat listrik

64,040,500 64,040,500

64,040,500

-6 Mamin Pasien

249,196,924 249,196,924

249,196,924

-7 Obat-obatan BHP

177,355,813 3,462,858,291 3,640,214,104 3,407,037,294

233,176,810

8 Mamin Pegawai

198,416,697 198,416,697

198,416,697

-9 Alkes

35,689,000 35,689,000

35,689,000

-10 Bahan Bangunan

67,524,500 67,524,500

67,524,500

-11 Peralatan Komputer

8,500,000 8,500,000

8,500,000

-Jumlah

1,102,573,805

5,612,230,423

6,714,804,228

5,513,771,480

1,201,032,748

(34)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 34

a. Persediaan APBD

No

Uraian

Stock Akhir 2013

(Stock Awal 2014)

Jumlah Belanja

Barang Habis Pakai

Jumlah Total

Persediaan

Pengurangan

Tahun 2014

Persediaan Akhir

Tahun 2014

1 ATK

72,500 - 72,500

-

72,500

2 Alat listrik

3,686,250 - 3,686,250

-

3,686,250

3 Cetakan

172,484,522 - 172,484,522

87,191,904

85,292,618

4 Obat-obatan

621,052,023 777,984,617 1,399,036,640

743,515,437

655,521,203

5 Alat Kebersihan

2,698,500 - 2,698,500

2,698,500

-6 Mamin Pasien

6,638,667 415,059,194 421,697,861

330,857,109

90,840,752

7 Suku Cadang

- -

-

-Jumlah

806,632,462

1,193,043,811

1,999,676,273

1,164,262,950

835,413,323

b. Persediaan BLUD

No

Uraian

Stock Akhir 2013

(Stock Awal 2014)

Jumlah Belanja

Barang Habis Pakai

Jumlah Total

Persediaan

Pengurangan

Tahun 2014

Persediaan Akhir

Tahun 2014

1 ATK

61,505,610 52,170,150 113,675,760

43,473,155

70,202,605

2 Kebersihan

36,393,240 98,844,430 135,237,670

121,825,490

13,412,180

3 Cetakan

20,686,680 99,647,370 120,334,050

71,506,220

48,827,830

4 Alat rumah tangga

82,298,750 82,298,750

82,298,750

-5 Alat listrik

64,040,500 64,040,500

64,040,500

-6 Mamin Pasien

249,196,924 249,196,924

249,196,924

-7 Obat-obatan BHP

177,355,813 3,462,858,291 3,640,214,104 3,407,037,294

233,176,810

8 Mamin Pegawai

198,416,697 198,416,697

198,416,697

-9 Alkes

35,689,000 35,689,000

35,689,000

-10 Bahan Bangunan

67,524,500 67,524,500

67,524,500

-11 Peralatan Komputer

8,500,000 8,500,000

8,500,000

-Jumlah

295,941,343

4,419,186,612

4,715,127,955

4,349,508,530

365,619,425

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK

Jl. Astanaanyar No. 224 Tlp. 022-5201139 Fax. 022-5221531 Bandung 40242 Email: sekretariat@rskiakotabandung.com

(35)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 35

1.1.6 Biaya Dibayar Dimuka

Biaya Dibayar Dimuka per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 198.437.500 Merupakan pembayaran sewa gedung 2 kantor manajemen RSKIA untuk tahun 2015 s.d 2016 dengan uraian sebagai berikut :

1. Gedung kantor 226 untuk pembayaran sewa dari tahun 2015 s.d Maret 2016 sebesar Rp. 98.437.500,00.

2. Gedung kantor 230 untuk pembayaran sewa dari tahun 2015 s.d Agustus 2016 sebesar Rp. 100.000.000,00.

1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG

Untuk tahun 2014, RSKIA belum meiliki investasi permanen dan non permanen baik anggaran yang bersumber dari BLUD maupun dari APBD.

1.3 ASET TETAP

URAIAN PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013

1 . 3 ASET TETAP Rp 43.445.579.461.00 Rp 40,597,943,252.00

Uraian Aset Tetap Tahun 2014 merupaan gabungan dari Aset APBD dan BLUD sebagai berikut :

a. Tanah sebesar Rp. 6.515.000.000,00

b. Perlatan dan Mesin sebesar Rp. 23.254.688.044,00

c. Gedung dan Bangunan sebesar Rp. 13.321.149.667,00

d. Jalan, Jaringan dan Instalasi sebesar Rp. 354.741.750,00

Uraian asset tetap APBD dan BLUD Tahun 2014 :

APBD BLUD

1.3.1 Tanah 6,515,000,000.00 0.00

1.3.2 Peralatan dan Mesin 22,038,873,661.00 1,215,814,383.00

1.3.3 Gedung dan Bangunan 12,713,285,362.00 607,864,305.00

1.3.4 Jalan, Jaringan dan Instalasi 255,442,000.00 99,299,750.00

1.3.5 Aset Tetap Lainnya 0.00 0.00

1.3.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0.00 0.00

1.3.7 Akumulasi Penyusutan 0.00 0.00

41,522,601,023.00

1,922,978,438.00

ASET TETAP

(36)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 36

1.3.1 Tanah

Tanah RSKIA dari tahun 2013 s.d 31 Desember 2014 masih belum adanya penambahan, masih tetap sebesar Rp. 6.515.000.000,00.

1.3.2 Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin dari tahun 2013 adalah sebesar Rp. 20.566.133.835,

dan pada tahun 2014 mengalami penambahan sebesar Rp.

2.716.405.991,00dengan uraian sebagai berikut:

1. APBD sebesar Rp. 2.468.810.677,00

2. BLUD sebesar Rp. 247.595.314,00

Uraian peralatan dan mesin pada APBD sebesar Rp. 2.468.810.677,00 yang diakui aktiva tetap hanya sebesar Rp. 2.411.659.056 karena telah dilakukan kapitalisasi sebesar Rp. 27.151.621.10,00 dengan uraian sebagai berikut:

1. barang habis pakai sebesar Rp. 9.570.000,-

2. barang-barang dengan harga < 300.000,00 sebesar Rp. 17.581.621. Sementara uraian peralatan dan mesin yang bersumber dari anggran BLUD sebesar Rp. 247.595.314,00 yang diakui pada aktiva tetap sebesar Rp. 246.895.153,00 karena didalam peralatan dan mesin tersebut terdapat barang berupa Bracket Diding seharga Rp. 500.000,00 yang merupakan barang modal yang umur ekonomisnya kurang dari 1 tahun dan terdapat tas vaksin seharga Rp. 200.161,00 yang telah dikapitalisasi karena harganya < 300.000,00 sehingga total aktiva tetap pada tahun 2014 sebesar Rp. 246.895.153,- .

1.3.3 Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan yang tahun 2013 adalah Rp. 13.321.149.667,00 dan tahun 2014 sebesar Rp. 13.321.149.667,00 tidak terjadi penambahan.

1.3.4 Jalan, Jaringan dan Irigasi

Tahun 2013 RSKIA memiliki Jaringan Listrik Air/Irigasi sebesar Rp. 195.659.750.00 Dan pada tahun 2014 terjadi penambahan pada jaringan listrik sebesar Rp. 159.082.000,00 bersumber dari anggaran APBD sehingga jumlah jaringan, bangunan air dan irigasi per 31 Desember 2014 menjadi Rp. 354.741.750,00. Penambahan tersebut merupakan Belanja

(37)

Catatan Atas Laporan Keuangan RSKIA 2014 37

Modal pada Instalasi Jaringan Listrik pada kegiatan penambahan daya listrik.

1.4 DANA CADANGAN

Pada tahun 2014 RSKIA masih belum memiliki perhitungan untuk Dana Cadangan.

1.5 ASET LAINNYA

Aset Lainnya sebesar Rp. 1.504.744.418,10 merupakan aset rusak berat/proses penghapusan pada APBD dan sampai saat ini masih belum dilakukan proses penghapusan.

2 . KEWAJIBAN

PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013

2 . 1 Kewajiban Jangka Pendek 1,077,932,537.00 1,277,692,867.15

2 . 2 Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00

URAIAN

RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung selaku SKPD tidak mempunyai kewajiban, namun bagi RS Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung selaku BLUD mempunyai kewajiban jangka pendek sebesar Rp. 1.077.937.537,00 dengan uraian sebagai berikut:

1. Utang Pegawai sebesar Rp. 859.454.928.25,00 2. Utang Supplier sebesar Rp. 178.888.375.55,00 3. Utang pajak sebesar Rp. 39.589.233,00

3. EKUITAS DANA

PER 31 DESEMBER 2014

PER 31 DESEMBER 2013

3

Ekuitas Dana

61,119,815,911.10

58,845,819,501.95

URAIAN

URAIAN PER 31 DESEMBER 2014 PER 31 DESEMBER 2013

1 .

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V SD 3 Ploso Kudus dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Numbeerd Heads

- Menjelaskan tugas mandiri untuk pokok bahasan pada minggu ke-13 - Menilai capaian pembelajaran mahasiswa terhadap kemampuan berfikir kreatif, kerja mandiri, kemampuan

3.Menganalisis tingkat kemacetan lalu-lintas yang terjadi di ruas jalan Suprapto, jalan Ki Mangunsarkoro dan jalan Sumpah Pemuda Kota Surakarta Metode penelitian yang digunakan

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberi suasana baru sebagai angin segar bagi pihak KPP dalam mewujudkan upaya penataan kembali administrasi perpajakan Maluku

Prototipe mesin sosoh tipe abrasif PSA-M3 diuji untuk menyosoh biji sorgum varietas Lokal Selayar dengan warna biji merah, hitam, dan putih.. Frekuensi penyosohan

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi

Bangunannya seluas 1.020 meter persegi dan didominasi warna merah. Menurut cerita, saat Laksamana Cheng Ho

As such, the authors conclude that in today's volatile business environment corporate identity and corporate communications, when viewed and managed from a strategic perspective,