• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI METODE TAKAGI SUGENO PADA CARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APLIKASI METODE TAKAGI SUGENO PADA CARA"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

DWI MEI NURHAYATI NIM : 03510011

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada:

Universitas Islam Negeri Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Oleh:

DWI MEI NURHAYATI NIM. 03510011

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

(3)

SKRIPSI

oleh :

DWI MEI NURHAYATI NIM: 03510011

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Tanggal : 12 Desember 2007

Dosen Pembimbing Matematika Dosen Pembimbing Keagamaan

Evawati Elisah, M.Pd Munirul Abidin, M. Ag NIP.150 291 271 NIP.150 321 634

Mengetahui, Ketua Jurusan Matematika

(4)

SKRIPSI

Oleh:

DWI MEI NURHAYATI NIM : 03510011

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

SUSUNAN DEWAN PENGUJI TANDA TANGAN

1. Penguji Utama Abdussakir, M.Pd

NIP. 150 327 247 1

2. Ketua Penguji Usman Pagalay, M.Si

NIP. 150 327 240 2

3. Sekretaris Penguji Evawati Alisah, M.Pd

NIP. 150 291 271 3

4. Anggota Penguji Munirul Abidin, M.Ag NIP. 150 321 634

4 Tanggal, 17 Desember 2007

Mengetahui dan Mengesahkan Ketua Jurusan Matematika

(5)

MOTTO

Belajarlah Ilmu Karena ...

™

Belajar karena Allah adalah taqwa

™

Menuntutnya adalah Ibadah

™

Mempelajarinya adalah bertasbih

™

Mendiskusikan adalah jihad

™

Mengajarkan kepada yang belum mengetahui

adalah sedekah

™

Menyampaikan kepada generasi penerus

adalah pendekatan diri kepada Allah SWT

(6)

Ketika waktu mulai berjalan tergesa

Dan belum pernah kuhadirkan kenangan terindah untukmu…

Dengan segenap cinta kasih dan ketulusan hati Karya sederhana ini kupersembahkan untuk…

™ Ibu dan Ayah tercinta, yang selalu memotivasi, menyayangi dan mendo’akan

dengan sepenuh hati.

™ Ustadz, guru-guru dan dosen yang senantiasa mendo’akan dan memberikan ilmunya.

™ Mas Candra dan Dek Angga tersayang, terima kasih atas nasehat, bantuan,

keceriaan serta selalu menjadi sahabat dan mendengarkan keluh kesahku

™ Sahabatku Muasisul, Ida, Ika, Emi, Fikri, Mabrur, Mumun, Hendun, Ina,

Evita, Rapika, Izza, Evi, Sri, Rila, Nur, Sela, Gusdur, Dani, Rini, Tuz2, Lia,

Jumi’ dan semua teman-teman matematika angkatan 2003 yang tidak dapat

saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan, semangat,

dorongan dan kebersamaannya selama kuliah di UIN Malang.

(7)

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Aplikasi Metode Takagi-Sugeno Pada Cara Kerja Mesin Cuci”.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dan

membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu iringan do’a dan

ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Malang.

2. Bapak Prof. Drs. Sutiman Bambang Sumitro, SU., D. Sc, selaku Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang.

3. Ibu Sri Harini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Malang.

4. Ibu Evawati Alisah, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Matematika, atas

bimbingan, bantuan, dan kesabarannya sehingga penulisan skripsi ini dapat

di selesaikan.

5. Bapak Munirul Abidin, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Agama yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Semua Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Malang beserta stafnya atas ilmu dan pengalaman yang diberikan.

7. Ustadz dan guru-guru yang senantiasa mendo’akan dan memberikan

ilmunya.

(8)

9. Teman-teman matematika angkatan 2003 yang telah memberikan bantuan,

semangat, dorongan dan kebersamaan selama kuliah di UIN Malang.

10.Semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah khazanah ilmu pengetahuan, Amin.

Malang, Desember 2007

Penulis

(9)

Daftar Tabel... v

Daftar Gambar ... vi

Daftar Lampiran ... vii

Abstrak ... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Batasan Masalah ... 8

1.5 Metode Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

1.7 Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1 Himpunan Klasik ... 12

2.2 Himpunan Fuzzy ... 12

2.2.1 Notasi-Notasi Himpunan Fuzzy... 13

2.3 Fungsi Keanggotaan... 15

2.3.1 Representasi Kurva Segitiga ... 15

2.3.2 Representasi Kurva Bentuk Bahu ... 16

2.4 Pengertian Logika Fuzzy ... 17

2.4.1 Variabel Bahasa (Linguistik) ... 17

2.4.2 Penalaran Monoton ... 18

2.4.3 Alasan Digunakan Logika Fuzzy ... 18

2.5 Metode Takagi Sugeno ... 19

2.6 Mesin Cuci ... 20

2.6.1 Bagian-Bagian mesin Cuci... 20

2.6.2 Prinsip Kerja Mesin Cuci Menggunakan Logika Fuzzy ... 21

(10)

BAB III PEMBAHASAN ... 27

3.1 Pendefinisian Input-Output ... 27

3.2 Pembentukan Himpunan fuzzy ... 28

3.3 Penyelesaian Dengan Metode Takagi Sugeno ... 30

3.3.1 Proses Pencucian... 30

3.3.2 Proses Pembilasan dan Pengeringan ... 57

3. 4 Tinjauan Agama Terhadap Hasil Pembahasan ... 83

BAB IV PENUTUP ... 88

4.1 Kesimpulan ... 88

4.2 Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(11)
(12)

2.2 Kurva Bentuk Bahu……… 16

3.1 Representasi pada Variabel Jumlah Air ... 30

3.2 Representasi pada Variabel Jumlah Deterjen... 32

3.3 Representasi pada Variabel Berat Pakaian... 34

3.4 Representasi pada Variabel Waktu Putaran Pencucian... 36

3.5 Representasi pada Variabel Jumlah Air... 57

3.6. Representasi pada Variabel Berat Pakaian... 59

3.7 Representasi pada Variabel Jumlah Pelembut... 60

3.8 Representasi pada Variabel Waktu Putaran Pembilasan dan Pengeringan 62

(13)

Lampiran 2. Hasil Penghitungan dengan Toolbox MATLAB

pada Proses Pencucian

Lampiran 3. Hasil Penghitungan dengan Toolbox MATLAB

pada Proses Pembilasan dan Pengeringan

(14)

Mesin Cuci. Skripsi, Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Malang.

Dosen Pembimbing: (I) Evawati Alisah, M.Pd (II) Munirul Abidin, M.Ag

Kata Kunci : Logika Fuzzy, Metode Takagi-Sugeno, Mesin Cuci

Logika adalah cabang matematika yang penting dan diperluas sebagai logika fuzzy. Secara umum logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam ruang output. Aplikasi logika fuzzy sudah mulai dirasakan pada beberapa bidang, salah satu aplikasi terpentingnya adalah untuk membantu manusia dalam melakukan pengambilan keputusan.

Sudah banyak peralatan sekarang yang mengadopsi logika fuzzy diantaranya adalah mesin cuci. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode Takagi-Sugeno yang diaplikasikan pada cara kerja mesin cuci yaitu metode yang menggunakan pendekatan sistematis aturan fuzzy dari himpunan data input-output yang diberikan. Secara umum aturan fuzzynya berbentuk: IF x is A AND y is B

THEN z = f (x,y)

Pada cara kerja mesin cuci terdiri dari dua proses yaitu proses pencucian serta proses pembilasan dan pengeringan. Pada proses pencucian input berupa jumlah air, jumlah deterjen dan berat pakaian, kemudian dengan menggunakan proses perhitungan 1 dan 2 didapatkan hasil output berupa waktu putaran pencucian. Sedangkan pada proses pembilasan dan pengeringan input berupa jumlah air, berat pakaian dan jumlah pelembut, kemudian dengan menggunakan proses perhitungan 1 dan 2 didapatkan hasil output berupa waktu putaran pembilasan dan pengeringan. Hasil output pada proses pencucian, pembilasan dan pengeringan didapatkan dari menghitung nilai rata-rata terbobot (z). Pada proses pencucian hasil output untuk perhitungan 1 yaitu z = 15 menit untuk perhitungan 2 yaitu z = 21,51 menit, artinya dengan memasukkan variabel input pada proses pencucian membutuhkan waktu untuk mencuci selama 15 menit dan 21,51 menit. Sedangkan pada proses pembilasan dan pengeringan hasil output untuk perhitungan 1 yaitu z = 20 menit dan perhitungan 2 yaitu z = 28,44 menit, artinya dengan memasukkan variabel input pada proses pembilasan dan pengeringan membutuhkan waktu untuk mencuci selama 20 menit dan 28,44 menit

Pada pembahasan skripsi ini metode yang digunakan pada cara kerja mesin cuci adalah metode Takagi-Sugeno, oleh karena itu diharapkan pada skripsi yang lain dapat dikembangkan dengan metode lain dan menambah variabel yang lebih banyak.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Al Quran umat Islam dianjurkan untuk bersungguh-sungguh pada

pencarian ilmu pengetahuan. Hal ini karena dunia sekarang dan masa depan,

adalah dunia yang dikuasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Siapapun yang

menguasai keduanya, secara lahiriah akan menguasai dunia. Bahkan wahyu

pertama Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah

perintah menuntut ilmu pengetahuan dan menekankan pentingnya arti belajar

dalam kehidupan umat manusia, yaitu surat Al Alaq: 1-5 sebagai berikut:

ã

Π

t

ø

.

F

{

$

#

y

7

š

/

u

ρ

u

ù

&

t

ø

%

$

#

∩⊄∪

@

,

=

n

ã

t

ô

Β

Ï

⎯≈

z

|

¡

Σ

M

}

#

$

t

,

n

=

y

{

∩⊇∪

t

,

=

n

y

{

Ï

%

©

!

$

#

7

y

În

/

u

É

Ο

ó

$

$

Î

/

ùù

&

t

%

ø

#

$

÷

Λ

s

>

÷

è

t

ƒ

ó

Ο

9

s

z

Ο

¯

=

t

æ

É

Ο

n

=

s

)

ø

9

$

$

Î

/

z

Ο

=

¯

t

æ

Ï

%

©

!

$

#

∩∈∪

$

t

Β

z

⎯≈

|

¡

Σ

M

}

$

#

∩⊆∪

∩⊂∪

Arinya: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dari ayat tersebut diawali dengan "iqra'" yang berarti "bacalah". Istilah ini

berarti membaca dengan mendalam, menyelidiki dan memahami alam yang

diciptakan oleh Tuhan. Alam semesta memuat bentuk-bentuk dan konsep

matematika, meskipun alam semesta tercipta sebelum matematika itu ada. Alam

semesta serta segala isinya diciptakan oleh Allah dengan ukuran-ukuran yang

cermat dan teliti, dengan perhitungan-perhitungan yang mapan, dan dengan

(16)

rumus-rumus serta persamaan yang seimbang dan rapi. Sungguh tidak salah jika

dinyatakan bahwa Allah adalah Maha matematis. (Abdusysyakir,2007:79-80).

Allah berfirman dalam surat Al Qamar : 49 sebagai berikut:

$

¯

Ρ

Î

)

Artinya: Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

Selain itu juga terdapat dalam surat Al Furqan ayat 2:

Ï

%

©

!

$

#

Artinya: Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya

Semua yang ada di alam ini, ada ukurannya, ada hitungannya, ada

rumusnya atau ada persamaannya. Ahli matematika atau fisika tidak membuat

suatu rumus sedikitpun, tetapi mereka hanya menemukan rumus atau persamaan

tersebut. Rumus-rumus yang ada sekarang bukan ciptaan manusia tetapi sudah

disediakan. Manusia hanya menemukan dan menyimbolkan dalam bahasa

matematika.

Mempelajari matematika sesuai dengan paradigma ulul albab, dimana

kemampuan intektual semata tidak cukup untuk belajar matematika, tetapi perlu

didukung secara bersamaan dengan kemampuan emosional dan spiritual. Pola

pikir deduktif dan logis dalam dalam matematika juga bergantung pada

(17)

empiris, dan logis (Abdusysyakir,2007:24). Sebagaimana dalam firman Allah

SWT dalam surat Ash-Shad ayat 29:

ëë

Artinya : Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang mendasari berbagai

macam ilmu yang lain, dimana matematika selalu menghadapi berbagai macam

fenomena yang semakin kompleks. Hal ini disebabkan oleh kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Serta matematika merupakan bahasa proses, teori dan

aplikasi ilmu yang memberikan suatu bentuk dan kemanfaatan. Perhitungan

matematika menjadi dasar bagi desain ilmu teknik, fisika, kimia maupun disiplin

ilmu yang lainnya. Para ahli dari berbagai disiplin ilmu, menggunakan

matematika untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan keilmuan mereka.

Misalnya para ahli fisika menggunakan matematika untuk mengukur kuat arus

listrik, merancang pesawat ruang angkasa, pembuatan bom nuklir, menganalisis

gerak, mengukur kecepatan, dan lain-lain.

Sebagai sarana ilmiah, matematika merupakan alat yang memungkinkan

ditemukan serta dikomunikasikannya kebenaran dengan metode ilmiah dari

berbagai disiplin keilmuan. Kriteria kebenaran dari matematika adalah konsistensi

dari berbagai postulat, definisi dan berbagai aturan permainan lainnya. Untuk itu,

matematika sendiri tidak bersifat tunggal, seperti juga logika tetapi bersifat jamak.

Logika merupakan cabang ilmu matematika yang sangat penting. Kata

(18)

”menurut akal”. Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah mendengar orang

berkata: ”menurut logika ia harus marah”. Akan tetapi sebagai istilah berarti suatu

metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti penerapan penalaran.

Penalaran sendiri adalah suatu bentuk pemikiran. Adapun bentuk pemikiran yang

lain yaitu pengertian atau konsep, proposisi atau pernyataan dan penalaran. Tidak

ada proposisi tanpa pengertian dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Maka

untuk memahami penalaran ketiga bentuk pemikiran ini harus dipahami

bersama-sama. (Soekadijo,1994: 2)

Pengertian adalah sesuatu yang abstrak dan ditunjukkan dengan lambang.

Lambang yang lazim adalah bahasa lambang. Bahasa lambang ini memiliki

sifat-sifat sendiri yang lain daripada yang dilambangkan. Yang perlu diperhatikan

disini adalah jangan sampai sifat lambang dianggap sebagai sifat dari pada yang

dilambangkan karena akan menyesatkan jalannya pikiran. Rangkaian pengertian

inilah yang disebut proposisi. Sedangkan penalaran adalah penyimpulan dari

sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui (Soekadijo,1994: 3)

Logika adalah salah satu cabang ilmu matematika yang sangat penting dan

diperluas sebagai logika fuzzy. Logika fuzzy sendiri dikatakan logika baru yang

lama sebab ilmu logika fuzzy modern dan metodis baru ditemukan beberapa tahun

yang lalu. Padahal konsep logika fuzzy itu sendiri sudah ada sejak lama. Secara

umum logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang

input kedalam ruang output. Sedangkan aplikasi logika fuzzy sudah mulai

dirasakan dalam beberapa bidang, salah satu aplikasi terpentingnya adalah untuk

(19)

fuzzy untuk pendukung keputusan ini semakin diperlukan tatkala semakin banyak

kondisi yang menuntut adanya keputusan yang tidak hanya bisa dijawab dengan

”ya” atau ”tidak”, ”benar” atau ”salah” tetapi juga separoh ”ya”, separoh ”tidak”

atau separoh ”benar” separoh ”salah”.

Dalam logika fuzzy tidak terlepas dari derajat keanggotaan. Derajat

keanggotaan adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data

ke dalam nilai keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 dan 1

(Kusumadewi, 2004: 8)

Pada himpunan tegas (crisp) nilai keanggotaan ada dua kemungkinan yaitu

0 dan 1, sedangkan pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang

0 sampai 1. Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzyμA[x]= 0 berarti x tidak

menjadi anggota himpunan A, demikian pula apabila x memiliki nilai

keanggotaan fuzzy μA[x] =1 berarti x menjadi anggota penuh pada himpunan A.

Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas menimbulkan

kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval (0,1) namun interpretasi

nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan fuzzy

memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan sedangkan

probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai

benar dalam jangka panjang.

Perkembangan teknologi mulai bergeser pada otomatisasi sistem kontrol

mengakibatkan campur tangan manusia yang sangat kecil. Manusia mampu dan

biasa berfikir dalam mengolah variabel-variabel yang tidak dapat diolah dengan

(20)

membantu kita dalam melaksanakan perhitungan-perhitungan numerik dan

mengolah berbagai macam data dengan cepat, tetapi tidak bisa menilai parameter

di atas. Teknologi kontrol fuzzy adalah suatu sistem yang dapat membantu

mengatasi permasalahan tersebut. Implementasi logika fuzzy merupakan lompatan

inovasi dalam sistem kontrol. Kontrol dengan menggunakan sistem fuzzy lebih

presisi jika dibandingkan dengan sistem kontrol digital yang hanya mengontrol

suatu peralatan on atau off saja. Oleh karena itu perlu diupayakan pemanfaatan

teknologi tepat guna untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Teknologi

dengan kontrol logika fuzzy merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengendalikan suatu proses tertentu melalui suatu penarikan kesimpulan yang

berdasar pada logika fuzzy yang mampu mengontrol suatu alat sehingga dapat

beroperasi sesuai dengan kondisi yang diinginkan.

Sudah banyak peralatan sekarang yang mengadopsi kontrol logika fuzzy,

di antaranya yang dikenal adalah mesin cuci. Berbagai jenis mesin cuci beredar di

pasaran, diharapkan dapat mempermudah pekerjaan manusia dalam hal mencuci.

Namun masih banyak mesin cuci yang pengoperasiannya masih melibatkan peran

pengguna sehingga tidak efisien dalam penggunaan waktu dan tenaga, sebagai

contoh pada proses pencucian, pengguna harus mengatur banyaknya air melalui

kran air kemudian memasukkan sabun sesuai dengan perkiraan pengguna hingga

mengatur lama waktu pencucian.

Pada mesin cuci ini dapat diaplikasikan dengan Metode Takagi-Sugeno

yaitu pada setiap konsekuen pada aturan berbentuk IF-THEN harus

(21)

monoton, sebagai hasil akhirnya output hasil inferensi dari tiap-tiap aturan

diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α-predikat (fire strength). Hasil

akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.

Maka berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menulis skripsi

dengan judul“Aplikasi Metode Takagi-Sugeno pada Cara Kerja Mesin

Cuci”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam skripsi

ini adalah bagaimana aplikasi metode Takagi-Sugeno pada cara kerja mesin cuci.

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan aplikasi metode

Takagi-Sugeno pada cara kerja mesin cuci

1.4 Batasan masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan batasan sebagai berikut:

a. Mesin cuci yang digunakan adalah mesin cuci bertipe Front Loading

Washing Machine (mesin cuci dengan pintu depan) model SPF-P8 dengan

berat 75 kg, daya maksimum 430 watt dan kecepatan putar tabung 800

rpm

b. Metode yang digunakan yaitu Takagi-Sugeno pada proses pencucian,

pembilasan dan pengeringan serta dilakukan dua perhitungan saja, yaitu

(22)

c. Fungsi keanggotaan yang digunakan adalah representasi kurva segitiga

dan representasi kurva bentuk bahu, karena dua representasi kurva ini

sudah cukup mewakili dari beberapa represenrasi kurva yang lain.

d. Pada proses pencucian, variabel input terdiri dari variabel jumlah air,

jumlah deterjen dan berat pakaian sehingga output adalah waktu putaran

pencucian. Sedangkan proses pembilasan dan pengeringan terdiri dari

beberapa variabel input yaitu: jumlah air, berat pakaian dan jumlah

pelembut sehingga output adalah waktu putaran pembilasan dan

pengeringan

1.5 Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan kajian literatur yaitu

kajian yang menggunakan metode penelitian perpustakaan (Library research),

yaitu penelitian yang dilakukan di dalam perpustakaan dengan tujuan

mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam material yang

terdapat di ruang perpustakaan seperti, buku-buku, majalah, catatan, dokumen dan

sebagainya (Nazir, 2003:8)

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan literatur utama buku

Aplikasi Logika Fuzzy: Untuk Pendukung Keputusan, yang ditulis oleh Sri

Kusumadewi dan Hari Purnomo (2004). Sedangkan sebagai literatur pendukung

di antaranya adalah Analisa dan Desain Sistem Fuzzy: Menggunakan Toolbox

Matlab yang ditulis oleh Sri Kusumadewi dan (2002), Neuro-Fuzzy Integrasi

Sistem Fuzzy dan Jaringan Syaraf dan sumber lain yang berhubungan dengan

(23)

1.6. Manfaat Penulisan

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat terutama bagi:

1. Penulis

a. Merupakan partisipasi penulis dalam memberikan kontribusi terhadap

pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang matematika

b. Sebagai bentuk pengembangan ilmu yang telah penulis dapatkan selama

belajar di bangku kuliah

c. Sebagai suatu permulaan bagi penulis untuk mengkaitkan matematika

dengan kehidupan nyata yang merupakan kebutuhan nyata

d. Sebagai bahan referensi dalam menambah pengetahuan tentang logika

fuzzy khususnya untuk mengetahui aplikasi metode Takagi-Sugeno

pada cara kerja mesin cuci

2. Pembaca

a. Sebagai titik awal pembahasan yang bisa dilanjutkan atau lebih

dikembangkan.

b. Sebagai wahana dalam menambah khazanah keilmuan.

3. Lembaga

Hasil penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah bahan kepustakaan

di lembaga khususnya di fakultas Saintek UIN Malang sehingga dapat

dijadikan sebagai sarana pengembangan wawasan keilmuan terutama

(24)

1.7 Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini digunakan sistematika pembahasan yeng

terdiri dari empat bab. Masing-masing bab dibagi ke dalam beberapa sub bab

dengan rumusan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penulisan, batasan masalah, metode penelitian, manfaat

penulisan dan sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bagian ini terdiri atas konsep-konsep (teori-teori) yang mendukung

bagian pembahasan. Konsep-konsep tersebut antara lain membahas

tentang himpunan klasik, himpunan fuzzy, fungsi keanggotaan,

pengertian logika fuzzy, metode Takagi-Sugeno, mesin cuci dan kajian

keagamaan

BAB III PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini membahas tentang cara kerja mesin cuci yaitu:

pendefinisian input/output, pembentukan himpunan fuzzy,

penyelelesaian dengan metode Takagi-Sugeno pada proses pencucian

yaitu: pembentukan fungsi keanggotaan, perhitungan 1, perhitungan 2

untuk mencari rata-rata terbobot (z). Sedangkan pada proses

(25)

perhitungan 1, perhitungan 2 untuk mencari rata-rata terbobot (z) dan

tinjauan agama terhadap hasil pembahasan

BAB IV PENUTUP

(26)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Himpunan Klasik

Pada himpunan klasik, nilai keanggotaan yang digunakan ada 2

kemungkinan yaitu 0 dan 1 yang menunjukkan bahwa bukan anggota atau

merupakan anggota dari suatu himpunan seperti himpunan hitam atau putih serta

tidak ada kata abu-abu. Nilai 0 dan 1 pada himpunan klasik ini disebut dengan

himpunan tegas (crisp).

Misal, apabila ada himpunan A yang merupakan suatu himpunan bilangan

riil X dan x ∈ X, maka derajat keanggotaan suatu elemen x di dalam A dapat

dinyatakan dengan

[ ]

Dimana μA

[ ]

x menunjukkan derajat keanggotaan elemen x di dalam

himpunan A. Jadi disini derajat keanggotaannya apabila 1 berarti merupakan

anggota dan apabila 0 berarti bukan merupakan anggotanya (Hartati, 2006:13)

2.2 Himpunan Fuzzy

Teori himpunan fuzzy dikembangkan oleh Prof. Lutfi Zadeh pada tahun

1945. Teori himpunan fuzzy ini timbul karena semakin canggihnya teknologi

maka semakin banyak pula kondisi yang menuntut adanya keputusan yang tidak

hanya bisa dijawab dengan “ya” atau “tidak”, “benar” atau “salah” tetapi juga ada

separoh “ya” separoh “tidak” atau separoh “benar” dan separoh “salah”.

(27)

Misalkan himpunan fuzzy A yang terdiri dari elemen-elemen x pada suatu

himpunan semesta S yang dikarakterisasi oleh sebuah fungsi keanggotaan yang

memiliki nilai interval [0, 1] maka definisinya dapat dituliskan sebagai :

{

x x x S

}

A= μA[ ], ∈

dengan derajat μA[x] adalah derajat keanggotaan untuk himpunan fuzzy A yang

memetakan setiap elemen x pada nilai keanggotaan antara 0 dan 1

Jadi terlihat jelas antara himpunan fuzzy dengan himpunan klasik, hanya

karakteristik fungsi himpunan fuzzy mempunyai nilai beberapa saja diantara 0 dan

1. Jika nilai fungsi keanggotaan μA[x] tersebut 0 atau 1 maka A menjadi

himpunan klasik.

2.2.1 Notasi-notasi Himpunan Fuzzy

Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut, yaitu:

a) Linguistic, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau

kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: maximal,

minimal, banyak, sedang, sedikit

b) Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu

variabel seperti: 40, 25, 50, dan sebagainya..

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy,

yaitu:

a) Variabel fuzzy, merupakan variabel yang hendak di bahas dalam suatu sistem

(28)

b) Himpunan fuzzy, merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau

keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

Contoh:

Variabel jumlah deterjen, terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu:

BANYAK, SEDANG dan SEDIKIT..

c) Semesta pembicaraan, adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan

himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton

dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif

maupun negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi

batas atasnya.

Contoh:

1. Semesta pembicaraan untuk variabel jumlah deterjen:

[20 55] (berada pada range 20 sampai dengan 55)

2. Semesta pembicaraan untuk variabel waktu putaran:

[15 50] (berada pada range 15 menit sampai dengan 50 menit )

d) Domain himpunan fuzzy, adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam

semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.

Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan

real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan.

(29)

Contoh domain himpunan fuzzy:

1. SEDIKIT = [0 25]

2. SEDANG = [25 45]

3. BANYAK = [45 70]

2.3 Fungsi Keanggotaan

Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya

(sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0

sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai

keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Dalam buku yang ditulis

oleh Kusumadewi dan Purnomo (2004:8) dijelaskan ada beberapa fungsi yang

dapat digunakan untuk memperoleh nilai keanggotaan, yaitu:

2.3.1 Representasi Kurva Segitiga

Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linear)

serta ditandai oleh adanya tiga parameter {a, b, c} yang akan menentukan

koordinat x dari tiga sudut.

a b c 1

] [x μ

0

(30)

Fungsi Keanggotaannya :

2.3.2 Representasi Kurva Bentuk Bahu

Suatu kurva yang daerahnya terletak di tengah-tengah suatu variabel yang

direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya merupakan

kurva naik dan turun. Himpunan fuzzy ’bahu’ bukan segitiga, digunakan untuk

mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah

dan bahu kanan bergerak dari salah ke benar

Gambar 2.2 Kurva Bentuk Bahu 1

1. Bahu kiri menggunakan fungsi keanggotaan representasi linear turun

(31)

2.4 Pengertian Logika Fuzzy

Istilah logika fuzzy saat ini digunakan dalam dua pengertian yang berbeda.

Dalam pengertian sempit, logika fuzzy adalah suatu sistem logis pada suatu

informasi logis yang bertujuan pada suatu formalisaasi dari taksiran pemikiran.

dalam pengertian luas, logika fuzzy adalah hampir sinonim dengan teori

himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy pada dasarnya suatu teori dari

pengelompokan dengan batas-batas yang tajam. Teori himpunan fuzzy lebih luas

di banding logika fuzzy dalam arti sempit dan memiliki cabang lebih dari satu.

Diantara cabang-cabang tersebut adalah aritmetika fuzzy, topologi fuzzy, teori

grafik fuzzy, dan analisis data fuzzy. Tidak seperti logika klasik, logika fuzzy

memiliki nilai yang kontinu. Fuzzy dinyatakan dalam derajat keanggotaan dari

suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh karena itu, suatu dapat

dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada waktu yang sama.

2.4.1 Variabel Bahasa (Linguistik)

Variabel bahasa adalah penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan

atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami. Variabel bahasa ini

bernilai kata-kata atau kalimat atau bukan angka. Ada sebuah alasan mengapa

orang menggunakan variabel bahasa daripada variabel angka karena peranan

bahasa kurang spesifik dibandingkan dengan angka tetapi variabel bahas ini lebih

informatif. Variabel bahasa ini merupakan konsep penting dalam beberapa

aplikasi.

Jika ”temperatur” adalah variabel bahasa maka nilai bahasa untuk variabel

(32)

dengan kebiasaan manusia sehari-hari dalam menilai suatu hal misalnya ”udara

hari ini panas”, tanpa memberikan nilai seberapa besar derajat panasnya.

2.4.2 Penalaran Monoton

Metode penalaran secara monoton digunakan sebagai dasar untuk teknik

implikasi fuzzy. Meskipun penalaran ini sudah jarang sekali digunakan, namun

terkadang masih digunakan untuk penskalaan fuzzy. Jika 2 daerah fuzzy

direlasikan dengan implikasi sederhana sebagai berikut:

IF x is A THEN y is B

Transfer fungsi:

Y = f ((x, A), B)

Maka sistem fuzzy dapat berjalan tanpa harus melalui komposisi dan dekomposisi

fuzzy. Nilai output dapat diestimasi secara langsung dari nilai keanggotaan yang

berhubungan dengan antesendennya.

2.4.3 Alasan Digunakannya Logika Fuzzy

Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara

lain:

a. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang

mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah mengerti.

b. Logika fuzzy sangat fleksibel.

c. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.

d. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang

(33)

e. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan

pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses

pelatihan.

f. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara

konvesional.

g. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. (Kusumadewi dan

Purnomo, 2004:3)

2.5 Metode Takagi-Sugeno

Metode Takagi-Sugeno ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada

tahun 1985. Untuk mendapatkan input maka diperlukan empat tahapan, yaitu:

1. Pembentukan himpunan fuzzy

2. Aplikasi fungsi implikasi

3. Komposisi aturan

4. Penegasan (defuzzy)

Model metode Sugeno ada 2 yaitu:

1. Model Fuzzy Takagi-Sugeno Orde-Nol

Secara umum bentuk model fuzzy Takagi-Sugeno Orde-Nol adalah:

IF (x1 is A1) (xo 2 is A2) (xo 3 is A3) ... (xo o N is AN) THEN z = k

dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan k adalah suatu

konstanta (tegas) sebagai konsekuen.

2. Model Fuzzy Takagi-Sugeno Orde-Satu

Secara umum bentuk model fuzzy Takagi-Sugeno Orde-Satu adalah:

(34)

dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden, dan pi adalah suatu

konstanta (tegas) ke-i dan q juga merupakan konstanta dalam konsekuen.

Apabila komposisi aturan menggunakan metode Takagi-Sugeno maka

defuzzy dilakukan dengan cara mencari nilai rata-ratanya.

2.6 Mesin Cuci

2.6.1 Bagian-bagian Mesin Cuci

Mesin cuci yang akan dibahas pada skripsi ini adalah mesin cuci dengan

pintu depan, mesin guci ini sanggup melakukan proses pencucian, pembilasan

sekaligus pengeringan.

Mesin cuci ini memiliki bagian utama antar lain:

1. Drum

Bagian ini berfungsi untuk menampung pakaian yang akan dicuci. Kapasitas

daya tabung bervariasi besarnya. Drum terbuat dari campuran aluminium

tahan karat. Pada sisi-sisi drum terdapat banyak lubang berukuran kecil, hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan air bersirkulasi pada saat drum berputar.

2. Drawer / Laci Deterjen

Drawer berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan deterjen dan pelembut

pakaian.

3. Panel Pengatur

Semua mjenis mesin cuci memiliki panel kontrol yang memiliki berbagai

(35)

4. Motor AC

Motor AC merupakan bagian terpenting pada mesin cuci, yang merupakan

penggerak drum dan terhubung pula dengan kontroller

5. Filter

Filter bertugas menyaring air yang berada pada drum. Filter alakan menyaring

kotoran-kotoran atau partikel yang berasal dari berat yang ada pada air.

2.6.2 Prinsip Kerja Mesin Cuci Menggunakan Logika Fuzzy

Hal pertama yang harus dilakukan ketika akan mencuci adalah memilih

pakaian yang akan dicuci meliputi jumlah dan bahan pakaian. Hal ini akan

mempengaruhi mode pencucian nanti. Pastikan pula untuk memeriksa kantung

dan melepas ikat pinggang dan benda lain yang dapat merusak mesin cuci.

Pada mesin cuci yang mengunakan pengatur otomatis logika fuzzy

bertujuan mempermudah proses mencuci. Ketika memilih program pencucian

otomatis logika fuzzy, mesin cuci akan secara otomatis mengatur kecepatan

pencucian berdasarkan jumlah atau banyak cucian

Tahap-tahap pencucian dengan menggunakan logika fuzzy:

1. Tahap Pencucian

Untuk tahap pencucian mesin cuci membutuhkan data masukan jumlah air,

jumlah deterjen dan berat pakaian untuk menghitung lama waktu putaran

pencucian. Pada tahap ini mesin cuci akan menakar secara otomatis kebutuhan

deterjen sesuai dengan hasil perhitungan

(36)

Setelah proses pencucian, pakaian yang telah dicuci mengandung kadar

deterjen tinggi dan kekotoran yang masih menempel dipakaian. Untuk itu

dibutuhkan pembilasan kemudian pengeringan. Data masukan yang

diperlukan dalam proses ini adalah jumlah kekotoran air, berat pakaian dan

jumlah pelembut yang digunakan untuk menghitung lama waktu putaran

pembilasan dan pengeringan.

2.7 Kajian Keagamaan

Matematika disebut sebagai ilmu hitung karena pada hakikatnya

matematika berkaitan dengan masalah hitung menghitung. Pengerjaan operasi

hitung untuk mencari hasil dilakukan dalam pembelajaran matematika mulai

tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Dalam pengerjaan operasi hitung, maka

seseorang dituntut untuk bersikap teliti, cermat, hemat, cepat dan tepat. Saat

mengerjakan masalah matematika, seseorang sebenarnya dituntut untuk

mengerjakan dengan teliti dan cermat. Jangan sampai ada pengerjaan atau langkah

yang salah. Langkah demi langkah pengerjaan diteliti dan dicermati. Setelah

diperoleh hasilnya, hasil itu perlu dicek lagi apakah sudah menjawab

permasalahan atau tidak. Intinya matematika mengajari seseorang untuk jeli dan

berhati-hati dalam melangkah.

2.7.1 Konsep Logika dalam Al-Qur’an

Logika merupakan cabang ilmu matematika yang sangat penting. Kata

”logika” sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari, yang biasanya diartikan

(37)

Dalam Al-Qur’an manusia juga diperintahkan untuk berfikir sebagaimana dalam

firman Allah SWT dalam surat Al-Imron ayat 190-191:

É

=

t

6

ø

9

F

{

$

#

Í

<

'

ρ

T[

{

;

M

t

ƒ

U

ψ

Í

‘$

p

κ

¨

]9

$

#

ρ

u

È

ø

Š

©

9

$

#

É

#≈

=

n

Ï

F

÷

z

$

#

u

ρ

Ç

Ú

ö

F

{

$

#

u

ρ

Ï

N

u

θ≈

y

ϑ

¡

¡

9

$

#

È

,

=

ù

y

z

Î

û



χ

Î

)

È

,

ù

=

y

z

Î

û

t

βρ

ã

¤

6

x

t

G

t

ƒ

u

ρ

Ν

ö

Î

γ

Î

/

θ

ã

Ζ

ã

_

4

n

?

t

ã

u

ρ

#

Y

Š

θ

ã

è

%

è

u

ρ

$

V

ϑ≈

u

Š

%

Ï

!

©

#

$

t

βρ

ã

ä

.

õ

t

ƒ

⎦⎪

t

%

Ï

©

!

#

$

∩⊇®⊃∪

Í

‘$

Ζ9

¨

$

#

z

>#

x

ã

t

$

Ψ

o

É

)

s

ù

y

7

Ψ≈

o

y

s

6

ö

ß

W

ξ

Ü

Ï

t

/

#

x

y

δ

|

M

)

ø

=

n

z

y

$

t

Β

$

u

Ζ

/

u

Ç

Ú

ö

F

{

$

#

ρ

u

N

Ï

θ≈

u

Κ

u

¡

¡

9

#

$

∩⊇®⊇∪

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.

2.7.2 Konsep Himpunan dalam Al-Qur’an

Konsep himpunan ternyata juga dibicarakan dalam Al-Qur’an meskipun

tidak eksplisit, sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Qur’an surat

Al-Faathir ayat 1.

4

o

Ψ

÷

V

¨

Β

7

π

s

y

Ï

Ζ

ô

_

r

&

þ

Í

<

ρ

'

é

&

¸

ξ

ß

â

Ï

π

s

3

Í

×

¯

n

=

y

ϑ

ø

9

#

$

È

Ï

ã%

y

`

Ç

Ú

ö

F

{

$

#

u

ρ

Ï

N

u

θ≈

ϑ

y

¡

¡

9

$

#

Ì

Ï

Û$

s

ù

¬

!

ßß

ô

ϑ

p

t

ø

:

$

#

Ö

ƒ

Ï

s

%

&

ó

©

x

«

Èe

ä

.

¨

β

Î

)

4 â

!

$

t

±

o

È

,

ù

=

ƒ

s

ø

:

$

#

Î

û

ß

ƒ

Ì

t

ƒ

4

ì

y

t

/

â

u

ρ

y

]

n

=

è

O

u

ρ

∩⊇∪

4

n

?

t

ã

©

!

$

#

$

t

Β

(38)

Ayat 1 surat Al-Fathir diatas menjelaskan sekelompok, segolongan atau

sekumpulan makhluk yang disebut malaikat. Dalam kelompok malaikat tersebut

terdapat kelompok malaikat yang mempunyai dua sayap, tiga sayap atau empat

sayap. Bahkan sangat dimungkinkan terdapat kelompok malaikat yang

mempunyai lebih dari empat sayap jika Allah SWT menghendaki (Abdusysyakir,

2007:108-109)

Konsep Himpunan juga terdapat dalam QS. An-Nuur ayat 45

©

Å

´

ô

ϑ

t

ƒ ⎯

¨

Β Ν

å

κ

÷

]

Ï

Β

u

ρ ⎯

Ï

μ

Ï

Ζ

ô

Ü

t

/

4

?

n

t

ã

©

´

Å

ϑ

ô

t

ƒ ⎯

¨

Β Ν

κ

å

]

÷

ϑ

Ï

s

ù

( &

$

!

Β ⎯

¨

Ïi

Β

7

π

/

!

#

Š

y

¨

ä

.

,

t

n

=

{

y

ªª

!

$

#

u

ρ

Èe

à

2

4

n

?

t

ã

!

©

$

#

β

¨

Î

)

4 â

$

!

±

t

o

$

Β

t

!

ª

$

#

,

ß

=

è

ƒ

ø

s

4 8

ì

t

/

ö

&

r

#

?

n

ã

t

©

´

Å

ô

ϑ

ƒ ⎯

t

Β Ν

¨

å

κ

]

÷

Ï

Β

ρ

u

È

,

÷

#

s

_

ô

Í

4

n

?

t

ã

Ö

ƒ

Ï

s

%

&

ó

©

x

«

∩⊆∈∪

Artinya: Dan Allah Telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dalam ayat 45 ini dijelaskan sekelompok, segolongan atau sekumpulan

makhluk yang disebut hewan. Dalam kelompok hewan tersebut ada sekelompok

yang berjala tanpa kaki, dengan dua kaki, empat atau bahkkan lebih sesuai dengan

yang dikehendaki Allah.

Berdasarkan dua ayat tersebut, yaitu QS Al-Fathir ayat 1 dan QS An-Nuur

ayat 45 terdapat konsep matematika yang terkandung didalamnya yaitu kumpulan

obyek-obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sangat jelas. Inilah yang dalam

(39)

Ketika umat Islam membaca Al-Qur’an maka dalam surat Al-Baqarah

akan dijumpai tergolong pada tiga golongan, yaitu (1) golongan orang yang

bertakwa (muttaqin), (2) golongan orang kafir (kafirin) dan (3) golongan orang

munafik (munafiqin). Pada surat Al-Waqi’ah, pada hari kiamat manusia dibagi

menjadi 3 kelompok. Jika surat tersebut kita kaitkan dengan konsep himpunan

yang sederhana, dapat dikatakan bahwa golongan munafiqin merupakan irisan

antara golongan muslimin dengan kafirin. Golongan munafiqin ini yang sering

dikatakan kelompok abu-abu. (Abdusysyakir. 2007: 110)

2.7.3 Konsep Pengukuran Waktu dan Berat dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan sekitar abad ke-6 Masehi maka saat itu belum

dtetapkan satuan-satuan baku untuk pengukuran, misalnya dalam pengukuran

waktu dan berat. Dengan demikian, jika Al-Qur’an berbicara masalah

pengukuran, maka satuan yang digunakan adalah satuan-satuan tadisional yang

berlaku saat itu, khususnya didaerah Mekah dan Madinah.

Dalam Al-Qur’an banyak sekali disebutkan satuan-satuan waktu. Satuan

waktu yang digunakan mulai yang tradisional sampai yang baku. Satuan waktu

tradisional yang tidak baku terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 40

4

y

7

è

ù

ö

s

Û

y

7

ø

s

9

Î

)

£

s

?

ö

t

ƒ

β

&

r

Ÿ

ö

6

s

% ⎯

μ

Ï

Î

/

y

7‹

Ï

?#

u

$

O

Ρ

t

&

r

É

=

G

t

3

Å

9

ø

#

$

z

Β

Ïi

Ο

Ò

=

ù

æ

Ï

ç

ν

y

Ζ

Ï

ã

%

Ï

!

©

#

$

tt

Α

$

s

%

( ã

à

ø

.

r

&

÷

Π

&

r

ã

ä

3

ô

©

r

&

u

þ

Î

Τ

u

θ

è

=

ö

6

u

Ï

9 ’

În

1

u

È

ô

Ò

ù

s

Ï

Β

#

x

δ

y

Α

t

$

s

%

ç

ν

y

Ζ

ã #

Ï

É

)

t

G

¡

ó

Β

ã

ν

ç

#

u

u

‘ $

£

ϑ

=

n

ù

s

×

Λ

q

Ì

x

.

@

©

Í

_

x

î

În

1

u

¨

β

Î

*

s

ù

(

μ

Ï

Å

¡

ø

u

Ζ

Ï

9

ã

ä

3

ô

±

o

$

y

ϑ

¯

Ρ

Î

*

s

ù

∩⊆⊃∪

t

x

x

. ⎯

t

Β

u

ρ

t

s

3

x

©

t

Β

u

ρ

(40)

berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba Aku apakah Aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

Pada QS An-Naml pada ayat 40 digunakan satuan kedipan mata untuk

menyatakan waktu. Seandainya waktu itu sudah ada satuan detik atau menit,

mungkin tidakdikatakan ”sebelum berkedip” , tetapi dikatakan ”setengah detik”

Satuan waktu yang baku, digunakan dalam Al-Qur’an meliputi lail

(malam) dan yaum (hari), misalnya QS Al-Haaqqah ayat 7.

ö

Ν

å

κ

¨

Ξ

r

(

.

x

4

©

t

ç

÷

|

À $

κ

p

Ï

ù

t

Π

ö

θ

s

)

ø

9

$

#

u

I

t

s

ù

$

Y

Βθ

Ý

¡

ã

m

B

Θ

$

ƒ

r

&

s

π

u

Š

Ψ≈

Ï

ϑ

y

r

O

ρ

u

Α

5

$

Š

u

9

s

ì

y

ö

7

y

ö

Ν

κ

Í

ö

n

=

t

ã $

y

δ

t

¤

y

7

π

t

ƒ

Í

ρ

%

s

{

@

ƒ

ø

w

Υ

ã

—$

y

f

ô

ã

r

&

∩∠∪

Artinya: Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang Telah kosong (lapuk).

Pengukuran berat dalam Al-Qur’an misalnya dalam Surat An-Nisa’ ayat

40:

#

·

ô

_

r

&

ç

μ

÷

Ρ

à

$

©

!

Ï

Β

Å

V

÷

σ

ã

ƒ

u

ρ

$

y

γ

ø

Ï

è

Ÿ

Ò

ã

ƒ

Z

π

u

Ζ

|

¡

m

y

à

7

s

?

β

Î

)

u

ρ

( ;

ο

§

s

Œ

t

Α

$

s

)

W

÷

Ï

Β

ã

Ν

Î

=

ô

à

t

ƒ

Ÿ

ω

©

!

$

#

¨¨

β

Î

)

$

V

ϑŠ

Ï

à

t

ã

∩⊆⊃∪

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar

Pada ayat tersebut terdapat pengukuran berat yang mengunakan satuan

berat terkecil yaitu dzarrah (unsur terkecil). Satuan berat dzarrah adalah satuan

(41)

seperti miligram (mg), gram (g), ons atau kilogram (kg). Meskipun demikian

sudah jelas kalau Al-Qur’an juga berbicara mengenai pengukuran berat .

(42)

BAB III

PEMBAHASAN

Aplikasi dari logika fuzzy yang telah berkembang luas adalah kontrol

logika fuzzy yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengendalikan suatu proses

tertentu melalui suatu aturan penarikan kesimpulan yang berdasar pada logika

fuzzy.

Salah satu penerapan dari kontrol logika fuzzy yang digunakan yaitu

dalam proses kerja mesin cuci secara otomatis yaitu dengan memasukkan nilai

yang dinputkan. Adapun langkah-langlah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.1 Pendefinisian Input atau Output

Tabel 3.1. Input atau Output pada Mesin Cuci

No Proses Variabel Input / Output - Jumlah Deterjen - Berat Pakaian

- Waktu Putaran Pencucian

- Jumlah Air - Jumlah Pelembut - Berat Pakaian

- Waktu Putaran Pengeringan Tabel 3.1 menunjukkan bahwa cara kerja mesin cuci nantinya terdiri dari

dua proses yaitu proses pencucian serta proses pembilasan dan pengeringan.

Untuk proses pencucian variabel input terdiri dari jumlah air, jumlah deterjen,

berat pakaian dan output waktu putaran pencucian. Untuk proses pembilasan dan

(43)

pengeringan variable input terdiri dari jumlah air, jumlah deterjen, berat pakaian

dan output waktu putaran pembilasan dan pengeringan.

3.2 Pembentukan Himpunan fuzzy

1. Proses Pencucian

Pada proses pencucian terdiri dari beberapa variabel yaitu: jumlah air,

jumlah deterjen, berat pakaian dan waktu putaran, yang dapat disusun himpunan

fuzzynya yaitu:

a) Variabel jumlah air (liter), banyaknya air yang belum tercampur dengan

deterjen dan kotoran

Variabel jumlah air (dalam liter), terdiri atas tiga himpunan fuzzy :

a. Maximal : dengan batasan 36 - 55 liter

b. Standar : dengan batasan 21 - 35 liter

c. Minimal : dengan batasan 0 - 20 liter

b) Variabel jumlah deterjen (dalam gram), terdiri atas tiga himpunan fuzzy:

a. Banyak : dengan batasan 46 - 70 gram

b. Sedang : dengan batasan 26 - 45 gram

c. Sedikit : dengan batasan 0 - 25 gram

c) Variabel berat pakaian (dalam kg), terdiri atas tiga himpunan fuzzy

a. Berat : dengan batasan 4,1 - 6 kg

b. Sedang : dengan batasan 2,1 - 4 kg

(44)

d) Variabel waktu putaran proses pencucian (dalam menit), terdiri atas tiga

himpunan fuzzy:

a. Lama : dengan batasan 31 - 50 menit

b. Agak Lama : dengan batasan 16 - 30 menit

c. Sebentar : dengan batasan 0 - 15 menit

2. Proses Pembilasan dan Pengeringan

Pada proses pembilasan dan pengeringan terdiri dari beberapa variabel

yaitu: jumlah jumlah air, berat pakaian, waktu putaran pembilasan dan

pengeringan, yang dapat kita susun himpunan fuzzynya yaitu:

a) Variabel jumlah air, yaitu banyaknya jumlah air yang telah tercampur dengan

deterjen dan kotoran. Banyaknya variabel jumlah kekotoran air sama dengan

variabel jumlah air pada proses pencucian.

Variabel jumlah air (liter), terdiri atas tiga himpunan fuzzy:

d. Maximal : dengan batasan 36 - 55 liter

e. Standar : dengan batasan 21 - 35 liter

f. Minimal : dengan batasan 0 - 20 liter

b) Variabel berat pakaian (kg), yaitu banyaknya pakaian setelah melalui proses

pencucian dan masih mengandung kadar deterjen tinggi.

Variabel berat pakaian (kg), terdiri atas tiga himpunan fuzzy

a. Berat : dengan batasan 4,1 - 6 kg

b. Sedang : dengan batasan 2,1 - 4 kg

(45)

c) Variabel jumlah pelembut (dalam gram), terdiri atas tiga himpunan fuzzy:

a. Banyak : dengan batasan 51 - 80 gram

b. Sedang : dengan batasan 31 - 50 gram

c. Sedikit : dengan batasan 0 - 30 gram

d) Variabel waktu putaran proses pembilasan dan pengeringan (dalam menit),

terdiri atas tiga himpunan fuzzy:

a. Lama : dengan batasan 41 - 60 menit

b. Agak Lama : dengan batasan 21 - 40 menit

c. Sebentar : dengan batasan 0 - 20 menit

3.3 Penyelesaian Dengan Metode Takagi-Sugeno Kang (TSK)

3.3.1 Proses Pencucian

1. Pembentukan Fungsi Keanggotaan

MINIMAL STANDAR MAKSIMAL

1

μ[a]

0 5 20 35 55 75

Jumlah Air (liter)

Gambar 3.1 Representasi pada Variabel Jumlah Air

(46)

Pada variabel jumlah air (a), data yang dimiliki adalah 20 liter, 35 liter dan

55 liter, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu MAXIMAL,

STANDAR dan MINIMAL. Himpunan fuzzy MINIMAL akan memiliki domain

[5 35], dengan derajat keanggotaan MINIMAL tertinggi (=1) terletak pada nilai

20. Himpunan fuzzy MINIMAL ini direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan

segitiga dengan derajat keanggotaan semakin mendekati STANDAR apabila

melebihi nilai 20. Fungsi keanggotaan untuk himpunan MINIMAL terlihat pada

gambar 3.1 dan dapat dinyatakan dalam persamaan 3.1 berikut:

Himpunan fuzzy STANDAR memiliki domain [20 35] dengan derajat

keanggotaan STANDAR tertinggi (=1) terletak pada nilai 35. Himpunan fuzzy

STANDAR ini juga direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan

derajat keanggotaan semakin mendekati MAXIMAL apabila melebihi nilai 35.

Fungsi keanggotaan untuk himpunan STANDAR terlihat pada gambar 3.1 dan

dapat dinyatakan dalam persamaan 3.2 berikut:

(47)

Himpunan fuzzy MAXIMAL memiliki memiliki domain [35 75] dengan

derajat keanggotaan MAXIMAL tertinggi (=1) terletak pada nilai 55. Himpunan

fuzzy MAXIMAL ini juga direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga

dengan derajat keanggotaan SANGAT MAXIMAL apabila nilainya lebih dari 55.

Fungsi keanggotaan untuk himpunan MAXIMAL terlihat pada gambar 3.1 dan

dapat dinyatakan dalam persamaan 3.3 berikut:

⎪ Jumlah Deterjen (gram)

Gambar 3.2. Representasi pada Variabel Jumlah Deterjen

(Sumber Data Sekunder Diolah: 2007)

Pada variabel jumlah deterjen (d), data yang dimiliki adalah 25 gram, 45

gram dan 70 gram, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu BANYAK,

(48)

derajat keanggotaan SEDIKIT tertinggi (=1) terletak pada nilai 25. Himpunan

fuzzy SEDIKIT ini direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan

derajat keanggotaan semakin mendekati SEDANG apabila melebihi nilai 25.

Fungsi keanggotaan untuk himpunan SEDIKIT terlihat pada gambar 3.2 dan

dapat dinyatakan dalam persamaan 3.4 berikut:

Himpunan fuzzy SEDANG memiliki domain [25 45] dengan derajat

keanggotaan SEDANG tertinggi (=1) terletak pada nilai 45. Himpunan fuzzy

SEDANG ini direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan

derajat keanggotaan semakin mendekati BANYAK apabila melebihi nilai 45.

Fungsi keanggotaan untuk himpunan SEDANG terlihat pada gambar 3.2 dan

dapat dinyatakan dalam persamaan 3.5 berikut:

Himpunan fuzzy BANYAK memiliki domain [45 70] dengan derajat

keanggotaan BANYAK tertinggi (=1) terletak pada nilai 70. Himpunan fuzzy

(49)

derajat keanggotaan SANGAT BANYAK apabila nilainya lebih dari 70. Fungsi

keanggotaan untuk himpunan BANYAK terlihat pada gambar 3.2 dan dapat

dinyatakan dalam persamaan persamaan 3.6 berikut:

Berat Pakaian dalam kg

Gambar 3.3 Representasi pada Variabel Berat Pakaian

(Sumber Data Sekunder Diolah: 2007)

Pada variabel Berat Pakaian (B), data yang dimiliki adalah 2 kg, 4 kg dan

6 kg, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan fuzzy yaitu yaitu BERAT, SEDANG

dan RINGAN. Himpunan fuzzy RINGAN memiliki memiliki domain [0 2]

dengan derajat keanggotaan RINGAN tertinggi (=1) terletak pada nilai 2.

Himpunan fuzzy RINGAN ini juga direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan

(50)

Fungsi keanggotaan untuk himpunan RINGAN terlihat pada gambar 3.3 dan

dapat dinyatakan dalam persamaan 3.7 berikut:

Himpunan fuzzy SEDANG memiliki derajat keanggotaan SEDANG

tertinggi (=1) terletak pada nilai 4. Himpunan fuzzy SEDANG memiliki domain

[2 4] yang direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat

keanggotaan BERAT apabila nilainya lebih dari 4. Fungsi keanggotaan untuk

himpunan SEDANG terlihat pada gambar 3.3 dan dapat dinyatakan dalam

persamaan 3.8 berikut:

Himpunan fuzzy BERAT memiliki derajat keanggotaan BERAT tertinggi

(=1) terletak pada nilai 6. Himpunan fuzzy BANYAK memiliki domain [4 6] ini

juga direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat

keanggotaan SANGAT BERAT apabila nilainya lebih dari 6. Fungsi keanggotaan

untuk himpunan BERAT terlihat pada gambar 3.3 dan dapat dinyatakan dalam

(51)

⎪ Waktu Pencucian (menit)

Gambar 3.4 Representasi pada Variabel Waktu Putaran Pencucian (Sumber Data Sekunder Diolah: 2007)

Pada variabel waktu putaran proses pencucian (T), data yang dimiliki

adalah 15 menit, 30 menit dan 50 menit, yang dapat dibagi menjadi 3 himpunan

fuzzy yaitu yaitu LAMA, AGAK LAMA dan SEBENTAR. Himpunan fuzzy

SEBENTAR memiliki domain [5 30] dengan derajat keanggotaan SEBENTAR

tertinggi (=1) terletak pada nilai 15. Himpunan fuzzy SEBENTAR ini

direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan

semakin mendekati AGAK LAMA apabila melebihi nilai 15. Fungsi keanggotaan

untuk himpunan SEBENTAR terlihat pada gambar 3.4 dan dapat dinyatakan

(52)

Himpunan fuzzy AGAK LAMA memiliki domain [15 50] dengan derajat

keanggotaan AGAK LAMA tertinggi (=1) terletak pada nilai 30. Himpunan fuzzy

AGAK LAMA ini direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan

derajat keanggotaan semakin mendekati AGAK LAMA apabila melebihi nilai 30.

Fungsi keanggotaan untuk himpunan AGAK LAMA terlihat pada gambar 3.4 dan

dapat dinyatakan dalam persamaan 3.11 berikut:

Himpunan fuzzy LAMA memiliki domain [30 70] dengan derajat

keanggotaan LAMA tertinggi (=1) terletak pada nilai 50. Himpunan fuzzy LAMA

ini juga direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat

keanggotaan SANGAT LAMA apabila nilainya lebih dari 50. Fungsi keanggotaan

untuk himpunan LAMA terlihat pada gambar 3.4 dan dapat dinyatakan dalam

(53)

Input: jumlah air = 20 liter, jumlah deterjen = 25 gram, berat pakaian = 2

kg. Sebelum dilakukan inferensi perlu dicari lebih dahulu derajat keanggotaan tiap

variabel dalam setiap himpunan:

μMINIMAL[20] = (20 - 5) / 15 = 1

Kemudian dicari α−predikat (fire stenght) untuk setiap aturan sebagai berikut :

[R1] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen SEDIKIT and Berat Pakaian

RINGAN

(54)

α predikat1 = min (μMINIMAL [20]; μSEDIKIT [25]; μSEDIKIT [2])

= min (1; 1; 1)

= 1

z1 = 15

[R2] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen SEDIKIT and Berat Pakaian

SEDANG

THEN Waktu Putaran Pencucian SEBENTAR = 15

α predikat2 = min (μMINIMAL [20]; μSEDIKIT [25]; μSEDANG [2])

= min (1; 1; 0)

= 0

z2 = 15

[R3] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen SEDIKIT and Berat Pakaian

BERAT

THEN Waktu Putaran Pencucian SEBENTAR 15

α predikat3 = min (μMINIMAL [20]; μSEDIKIT [25]; μBERAT[2])

= min (1; 1; 0)

= 0

z3 = 15

[R4] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen SEDANG and Berat Pakaian

RINGAN

THEN Waktu Putaran Pencucian SEBENTAR = 15

α predikat4 = min (μMINIMAL [20]; μSEDANG [25]; μRINGAN[2])

(55)

= 0

z4 = 15

[R5] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen SEDANG and Berat Pakaian

SEDANG

THEN Waktu Putaran SEBENTAR

α predikat5 = min (μMINIMAL [20]; μSEDANG [25]; μSEDANG[2])

= min (1; 0; 0)

= 0

z5 = 15

[R6] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen SEDANG and Berat Pakaian

BERAT

THEN Waktu Putaran Pencucian SEBENTAR

α predikat6 = min (μMINIMAL [20]; μSEDANG [25]; μBERAT[2])

= min (1; 0; 0)

= 0

z6 = 15

[R7] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen BANYAK and Berat Pakaian

RINGAN

THEN Waktu Putaran Pencucian SEBENTAR =15

α predikat7 = min (μMINIMAL [20]; μBANYAK [25]; μRINGAN[2])

= min (1; 0; 1)

= 0

(56)

[R8] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen BANYAK and Berat Pakaian

SEDANG

THEN Waktu Putaran Pencucian SEBENTAR =15

α predikat8 = min (μMINIMAL [20]; μBANYAK [25]; μSEDANG[2])

= min (1; 0; 0)

= 0

z8 = 15

[R9] IF Jumlah Air MINIMAL and Jumlah Deterjen BANYAK and Berat Pakaian

BERAT

THEN Waktu Putaran Pencucian SEBENTAR =15

α predikat9 = min (μMINIMAL [20]; μBANYAK [25]; μBERAT[2])

= min (1; 0; 0)

= 0

z9 = 15

[R10] IF Jumlah Air STANDAR and Jumlah Deterjen SEDIKIT and Berat

Pakaian RINGAN

THEN Waktu Putaran Pencucian AGAK LAMA = 30

α predikat10 = min (μSTANDAR [20]; μSEDIKIT [25]; μRINGAN[2])

= min (0; 1; 1)

= 0

z10 = 30

[R11] IF Jumlah Air STANDAR and Jumlah Deterjen SEDIKIT and Berat

Gambar

Gambar 2.1  Kurva Segitiga
Gambar 2.2 Kurva Bentuk Bahu
Tabel 3.1. Input atau Output  pada Mesin Cuci
Gambar 3.1 Representasi pada Variabel Jumlah Air
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan teknologi terutama pada telpon pintar atau smartphone diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar siswa secara online, tidak

[r]

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah berapa jenis tumbuhan obat dari Desa Natai Sedawak Kabupaten Sukamara yang terdiri dari bagian akar, batang,

Sedangkan peran Manajer adalah sebagai pengolah data pelangan untuk mengelompokkan pelanggan untuk mengidentifikasi mana yang merupakan favored customer, merancang

Jika dibandingkan dengan layanan data, penggunaan layanan voice cenderung tetap dari tahun ke tahun sehingga perancangan penetrasi jaringan All-IP Based paradigma pada jaringan

Aliran bahan yang mengalir dari satu departemen ke detartemen yang lainnya seringkali tidak mengalir secara lancar, hal ini disebabkan tata letak departemen yang tidak sesuai

Hipotesis pertama adalah gaya hidup masyarakat kota Surabaya Selatan memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi nsabah di bank syariah, dimensi yang kedua

Selain itu, hasil analisis data yang telah dilakukan membuktikan sekaligus menjawab hipotesis penelitian bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara attachment ibu – anak dengan