• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A

DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

PERMEN PU N0. 60 TAHUN 1992

Oleh:

Rogydesa, ST., MSE., MA.

Direktorat Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Ditjen. Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum

(2)

PENGATURAN TERKAIT

DEFINISI BANGUNAN GEDUNG

UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi

UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung

UU No. 26/2007 Tentang Penataan Ruang

PP No. 36/2006 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG

wujud fisik

hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan

tempat

kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas

dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai

tempat

manusia

melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau

tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan

sosial, budaya, maupun kegiatan khusus

(3)

Hal - 3

Pengaturan Bangunan Gedung

Undang-undang No. 28 Tahun 2002

tentang Bangunan Gedung

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005

tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.28 Tahun 2002

tentang Bangunan Gedung

Perda Bangunan Gedung

di

Kabupaten/Kota

Kondisi sosial, budaya, ekonomi, geologi, geografi, dan arsitektur daerah

Perpres

Pedoman teknis dan standar

(4)

Pengaturan Kementerian PU sebagai Penunjang Penyusunan Perda Bangunan Gedung

4

(5)

PENYELENGGARAAN BG UUBG

PEMBANGUNAN PEMANFAATAN PELESTARIAN PEMBONGKAR-AN

Tahap Perencanaan, dan Pelaksanaan, beserta Pengawasan/ MK

Di atas tanah milik sendiri maupun milik pihak lain

Setelah rencana teknis disetujui PemDa dalam bentuk IMB

Pengesahan rencana Teknis BG untuk kepentingan umum setelah mendapat Pertimbangan Teknis Tim Ahli BG (ad hoc)

Pemanfaatan dilakukan oleh Pemilik atau

Pengguna setelah BG dinyatakan Laik Fungsi

BG harus dipelihara, dirawat, dan diperiksa secara berkala agar selalu laik fungsi

Pemilik dan Pengguna mempunyai hak dan kewajiban

BG & Lingkungan-Cagar Budaya, harus

dilindungi dan dilestarikan

Penetapan dilakukan oleh PemDa dan/atau Pemerintah

Perbaikan, Pemugaran, dan Pemanfaatan yang merusak nilai/ karakter, harus dikembalikan sesuai per-UU-an.

BG dapat dibongkar: tidak laik fungsi; dapat membahaya-kan

pemanfaatan BG dan/atau lingkungan-nya; tidak memiliki IMB

Penetapan BG harus dibongkar oleh Pemda berdasarkan hasil pengkajian teknis

Pembongkaran BG yang mempunyai dampak luas ber-dasarkan

RencTek pembongkaran

Penyelenggara: pemilik, pengguna, dan penyedia jasa konstruksi

(6)

PERSYARATAN BG UUBG

administrasi

teknis

Status Hak atas Tanah Tata Bangunan

Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen,

darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.

Keandalan BG

Status Kepemilikan BG

Perizinan (IMB)

(7)

PEDOMAN TEKNIS RUSUNA

BERTINGKAT TINGGI

(8)

MAKSUD

SEBAGAI PETUNJUK PELAKSANAAN BAGI PENYELENGGARA

PEMBANGUNAN RUSUNA BERTINGKAT TINGGI MELIPUTI:

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

(

PASAL 6 (1) TETAP MENGACU PADA PERMEN PU NO 60/PRT/M/1992

TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUSUN

TUJUAN

TERWUJUDNYA BG YG FUNGSIONAL, ANDAL, SERASI DAN SELARAS

DENGAN LINGKUNGANNYA

TERWUJUDNYA TERTIB, EFISIEN, EFEKTIF, DENGAN

(9)

KETENTUAN UMUM

PENGERTIAN

RUMAH SUSUN

SATUAN RUMAH SUSUN

PRASARANA DAN SARANA

LINGKUNGAN

UTILITAS

PENGHASILAN MASYARAKAT

RUSUNA

(10)

KRITERIA PERENCANAAN (UMUM)

BG RUSUNA MEMENUHI PERSYARATAN FUNGSIONAL, ANDAL,

EFISIEN, TERJANGKAU, SEDERHANA NAMUN MAMPU MENDUKUN

KUALITAS LINGKUNGAN & PRODUKTIVITAS KERJA

KREATIVITAS DESAIN TIDAK MEWAH SECARA MATERIAL, MAMPU

MENYUBLIMASI FUNGSI TEKNIK DAN SOSIAL, SERASI DAN SELARAS

DENGAN LINGKUNGANNYA

BIAYA O & M HARUS RENDAH

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DIUPAYAKAN SINGKAT SEHINGGA

DAPAT DIMANFAATKAN SEGERA

(11)

KRITERIA PERENCANAAN (KHUSUS)

MENGIKUTI KAIDAH ARSITEKTUR SETEMPAT

MASA BANGUNAN SIMETRI, RASIO PANJANG:LEBAR <3, HINDARI

BENTUK DENAH YANG MENYEBABKAN PUNTIR

PAKAI DILATASI JIKA PERLU

LANTAI DASAR UNTUK FASOS, FASEK, FASUM

LANTAI 1 KEATAS UNTUK HUNIAN (MAX 36 M2)

LUAS SIRKULASI, UTILITAS, DAN RUANG BERSAMA MAX 30% TOTAL

LANTAI

MEMENUHI PERSYARATAN PENGHAWAAN & PENCAHAYAAN

STRUKTUR HARUS KOKOH (TAHAN GEMPA)

SETIAP 3 LANTAI HARUS ADA RUANG BERSAMA TEMPAT

BERSOSIALISASI

LEBAR TANGGA 110 CM, TINGGI ANAK TANGGA CUKUP NYAMAN

SELURUH INSTALASI HARUS MENGGUNAKAN SHAFT

PENGGUNAAN LIF UNTUK 6 LANTAI KEATAS

(12)

SUBSTANSI YANG DIATUR

KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN

– PERSYARATAN PERUNTUKAN DAN INTENSITAS

– ARSITEKTUR

– DAMPAK LINGKUNGAN

KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN

– PERSYARATAN KESELAMATAN

– PERSYARATAN KESEHATAN

– PERSYARATAN KENYAMANAN

– PERSYARATAN KEMUDAHAN

KETENTUAN BIAYA BANGUNAN

– BIAYA PEMBANGUNAN FISIK

– BIAYA YG DAPAT DIOPTIMASI

(13)

KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN

PERUNTUKAN DAN INTENSITAS BANGUNAN

– SESUAI DENGAN PERUNTUKAN

» RTRW » RUTR » RTBL

– MEMENUHI PERSYARATAN KEPADATAN

» KDB-KLB-JUMLAH LANTAI BANGUNAN » PERHITUNGAN SKALA KAWASAN

» MEMPERHITUNGKAN DAYA DUKUNG LAHAN » TIDAK MENGGAGU LALU LINTAS UDARA

– KETENTUAN GARIS SEMPADAN DAN JARAK BEBAS

» GSB » GSS » GSP

(14)

KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN

ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG

– PERSYARATAN PENAMPILAN BANGUNAN GEDUNG

» BENTUK DENAH

» PERSYARATAN DELATSI » ATAP

– PERANCANGAN RUANG DALAM

» FUNGSI RUANG » RUANG SERVIS

– PERSYARATAN TAPAK BESMEN ( BASEMENT )

(15)

Bentuk L

Bentuk T

Bila tidak simetris perlu pemisahan struktur,

pemisahan tersebut agar bentuk-bentuk tidak

(16)

KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN

ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG

– SIRKULASI DAN FASILITAS PARKIR

» KUMUDAHAN PENCAPAIAN

» AKSESIBILITAS PEJALAN KAKI, PENCA DAN LANSIA

» CLEARANCE VERTIKAL DAN HORIZONTAL PMK DAN AMBULAN » RAMBU RAMBU DAN PAPAN INFORMASI

» RATIO JUMLAH PARKIR DAN PENGHIJAUAN » PERTIMBANGAN LALAU LINTAS LINGKUNGAN

– PERTANDAAN ( SIGNAGE )

» PENEMPATAN

» PEMBATASAB UKURAN DAN LOKASI

– PENCAHAYAAN RUANG LUAR BANGUNAN

» KARAKTER LINGKUNGAN

(17)

KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN

PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

– TIDAK MENIMBULKAN DAMPAK PENTING THDP LINGKUNGAN

» PERUBAHAN PADA SIFAT FISIK DAN / HAYATI

» PERUBAHAN MENDASAR PADA KOMPONEN LINGKUNGAN » KEPUNAHAN SPESIES LANGKA

» GANGUAN TERHADAP KAWASAN LINDUNG

» BENDA-BENDA DAN PENINGGALAN BANGUNAN BERSEJARAH » MENGUBAH AREAL YG MEMPUNYAI KEINDAHAN ALAMI

– UPAYA PENGELOLAAN DAMPAK

» UKL » UPL

– KETENTUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

(18)

KETENTUAN TEKNIS TATA BANGUNAN

RUSUN DALAM KAWASAN TERPADU

– MENGIKUTI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN ( RTBL )

» PERWUJUDAN KESATUAN KARAKTER » KWALITAS BANGUNAN GEDUNG

» LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

– MUATAN RTBL

» PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

» RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN » RENCANA INVESTASI

(19)

KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN

PERSYARATAN KESELAMATAN

– PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

» PRINSIP STRUKTUR » PEMBEBANAN

» STRUKTUR ATAS » KONSTRUKSI BAJA » STRUKTUR BAWAH » PERSYARATAN BAHAN

– PERSYARATAN TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN

» PROTEKSI PASIF » PROTEKSI AKTIF

» PERSYARATAN JALAN KELUAR DAN AKSESIBILITAS PMK » PERSYARATAN PENCAHAYAAN DARURAT, TANDA ARAH DAN

SISTIM PERINGATAN DINI » PERSYARATAN INSTALASI GAS

– PERSYARATAN TERHADAP BAHAYA PETIR DAN KELISTRIKAN

(20)

KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN

PERSYARATAN KESEHATAN

– PERSYARATAN SISTIM PENGHAWAAN

» VENTILASI ALAMI DAN BUATAN/MEKANIK

» BUKAAN PERMANEN, KISI-KISI PADA PINTU/JENDELA

– PERSYARATAN SISTIM PENCAHAYAAN

» PENCAHAAYAAN ALAMI DAN BUATAN

» TINGKAT ILUMINASI SESUAI DENGAN FUNGSI RUANG » OTOMATISASI PENCAHAYAAN DARURAT

» PENGENDALIAN MANUAL DAN OTOMATIS

– PERSYARATAN SISTIM AIR MINUM DAN SANITASI

» SISTIM AR MINUM

» SISTIM PENGOLAHAN DAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH » SISTIM PENYALURAN AIR HUJAN

» SISITIM PENAMPUNGAN DAN PEMBUANGAN SAMPAH

– PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN

(21)

KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN

PERSYARATAN KENYAMANAN

– PERSYARATAN KENYAMANAN RUANG GERAK

» FUNGSI RUANG, JUMLAH PENGGUNA, AKSESIBILTAS DAN PERABOT/PERALATAN

» HUBUNGAN ANTAR RUANG

– PERSYARATAN KENYAMANAN KONDISI UDARA DLM RUANG

» TEMPERATUR DAN KELEMBABAN

» ORIENTASI THDP MATAHARI, BENTUK MASSA, VENTILASI DAN PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN

» PRINSIP PENGHEMATAN ENERGI DAN RAMAH LINGKUNGAN » KEMUDAHAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

– PERSYARATAN KENYAMANAN PANDANGAN

» PERTIMBANGAN PANDANGAN DARI DALAM KE LUAR BANGUNAN » PERTIMBANGAN PANDANGAN DARI LUAR KEDALAM BANGUNAN » SISTIM PENYALURAN AIR HUJAN

» SISITIM PENAMPUNGAN DAN PEMBUANGAN SAMPAH

– PERSYARATAN KENYAMANAN THDP TINGKAT GETARAN DAN KEBISINGAN

» JENIS KEGIATAN

(22)

KETENTUAN TEKNIS KEANDALAN BANGUNAN

PERSYARATAN KEMUDAHAN

– PERSYARATAN HUBUNGAN RUANG DALAM BANGUNAN

» HUBUNGAN HORIZONTAL

* TERSEDIANYA PINTU DAN KORIDOR

* JUMLAH UKURAN DAN JENIS PINTU BEDASARKAN BESARAN RU ANG, FUNGSI DAN JUMLAH PENGGUNA

* ARAH BUKAAN MEMPERTIMBANGKAN FUNGSI RUANG * LEBAR KORIDOR MINIMUM 1.20 M

» HUBUNGAN VERTIKAL

* TERSEDIANYA SARANA HUBUNGAN VERTIKAL

* JUMLAH UKURAN DAN JENIS PINTU BEDASARKAN BESARAN RU- ANG, FUNGSI DAN JUMLAH PENGGUNA

* JUMLAH DAN KAPASITAS LIFT SESUAI JUMLAH PENGGUNA * TERSEDIANNYA LIFT KEBAKARAN

» SARANA EVAKUASI

» AKSESIBILITAS PENYANDANG CACAT DAN LANSIA * TERSEDIANYA FASILITAS TOILET, PARKIR, TELEPON DLL

(23)

PERSYARATAN TEKNIS

PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN

(24)

SISTEMATIKA PERMEN PU NO 60/1992

KETENTUAN UMUM

RUANG

STRUKTUR, KOMPONEN & BAHAN

BANGUNAN

KELENGKAPAN RUMAH SUSUN

SATUAN RUMAH SUSUN

BAGIAN BERSAMA & BENDA BERSAMA

KEPADATAN & TATA LETAK BANGUNAN

PRASARANA LINGKUNGAN

FASILITAS LINGKUNGAN

KETENTUAN LAIN

KETENTUAN PERALIHAN

(25)

I. KETENTUAN UMUM

MAKSUD :

sebagai

landasan

dalam

perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pengelolaan dan

pengembangan rumah susun dalam rangka

peningkatan kwalitas hidup penghuninya

TUJUAN :

(26)

a. Ruang;

b. Struktur, komponen dan bahan bangunan;

c. Kelengkapan rumah susun;

d. Satuan rumah susun;

e. Bagian bersama dan benda barsama;

f. Kepadatan dan tata letak bangunan;

g. Prasarana Lingkungan;

h. Fasilitas Lingkungan.

(27)

Harus dilandasi dengan

rancang bangun

yang

dapat menggunakan

koordinasi modular

dan

memperhatikan karakteristik daerah

(kondisi

alam, sosial, ekonomi dan budaya) pola tata letak

dan arsitektur kota.

(28)

II. RUANG

RUMAH SUSUN MERUPAKAN

KELOMPOK RUANG

DENGAN

FUNGSI & DIMENSI TERTENTU

(29)
(30)

III. STRUKTUR, KOMPONEN

DAN BAHAN BANGUNAN

RUSUN harus menggunakan

struktur, komponen

dan bahan bangunan dengan

memperhatikan

prinsip

koordinasi

modular

dan

memenuhi

persyaratan konstruksi

dengan memperhitungkan

(31)

Struktur,

komponen,

dan

bahan

bangunan

merupakan

satu kesatuan sistem konstruksi

yang tidak boleh diubah

.

Struktur, komponen, dan bahan bangunan

untuk atap bangunan yg dipakai untuk

pendaratan

helikopter

dalam

keadaan

darurat

harus

menggunakan

konstruksi beton yang diperkuat

dengan penambahan tulangan penahan susut

atau retak sesuai ketentuan yang berlaku.

(32)

a. Dinding pembatas dengan ruang luar non struktur, harus

kuat dan aman serta tidak boleh diubah.

b. Keawetan sekurang-kurangnya 20 tahun

c. Dinding pembatas dengan ruang non struktur harus dapat

menahan beban sesuai fungsinya dan mempunyai ikatan

yang kuat dengan struktur bangunan

d. Bahan bangunan pagar dan railing harus mempunyai

bentuk dan kekokohan yg menjamin keamanan terutama

bagi anak-anak (tinggi railing min 120 cm)

e. Salah satu dinding luar sarusun harus diberi tanda

khusus, dapat dibuka/dipecah untuk keadaan darurat

(33)
(34)

IV. KELENGKAPAN RUMAH SUSUN

Rumah susun harus dilengkapi dengan:

KELENGKAPAN KETENTUAN

a Alat Transportasi Bangunan

- tangga

- Untuk rusun s.d. 5 lantai

lebar 120 cm, bordes 120 cm, lebar injakan 22,5 cm, tinggi injakan 17,5, railing 110 cm, lubang railing 10 cm

- lif - Untuk rusun > 5 lantai

- Jumlah & kapasitas memadai

- Fungsi: lif penumpang, makanan, barang - Lif kebakaran (min 1 buah)

b Pintu & tangga kebakaran

- Dilengkapi signage

- Setiap 25 m ada 2 buah

- Mudah dijangkau, exit time 2,5 menit

- Pintu tahan api (min 1 jam), warna tertentu

- Lebar pintu 100 cm, tinggi 210 cm, menutup otomatis secara mkanis

- Membuka ke arah tangga, membuka keluar di lantai dasar

(35)

KELENGKAPAN KETENTUAN

c Alat tan sistem alarm kebakaran

- Detektor kebakaran otomatis (>5 lantai) - Detektor/alat lain manual (s.d. 5 lantai)

- Alarm harus menjangkau semua bagian rusun

d Alat pemadam kebakaran

- Sprinkler, hydrant gedung, APAR, hydrant halaman (>5 lantai), dimulai dr lantai 1

- Hydrant gedung, APAR, hydrant halaman (s.d. 5 lantai), dimulai dari lantai 1

e Penangkal petir - Dapat menggunakan penangkal petir konvensional (non radio aktif atau non konvensional (dengan radio aktif)

f Jaringan air bersih - Jaringan distribusi, tangki penampungan, rumah pompa, meteran air, keran

- Tekanan air min 0,5 atm di outlet

- Jaringan air bersih kota ditampung dahulu sebelum distribusi

- Tangki dalam tanah (3 hari), tangki atap (6 jam)

g Saluran air hujan - Saluran di dalam bangunan, saluran luar bangunan - Diupayakan diresapkan

(36)

KELENGKAPAN KETENTUAN

h Saluran pembuangan air limbah

- Saluran pembuang limbah dapur, KM, cuci, kakus, dll - Saluran kakus harus terpisah dari saluran pembuang

lainnya dan dilengkapi pipa udara, bak kontrol, tangki septik

- Saluran harus tertutup

- Kemiringan harus cukup (lubang pemerksa 50 m)

- Bila terdapat kegiatan industri saluran harus tersendiri, dilengkapi bak kontrol, treatment plant

i Tempat pewadahan sampah

- Di setiap sarusun (dapat permanen/ tidak permanen) - Sampah terbungkus kedap bau dan air

- Saluran D min 50 cm, tertutup otomatis

- Terkoordinasi dengan sistem jaringan pembuangan sampah lingkungan

j Tempat jemuran - Memenuhi persyaratan keamanan, kebersihan,

kenyamanan pandang, sirkulasi udara, penetrasi matahari cukup

k Sarana pemeliharaan - Menyatu dengan bangunan serta memudahkan proses pemeliharaan dan perawatan berkala

(37)

KELENGKAPAN KETENTUAN

m Genset - Cukup untuk memberikan penerangan pada tangga

umum, koridor, lobi, pompa air, pompa kebakaran, dan lif - Penempatan terlingung

- Tangki bahan bakar selalu terisi - Dirawat secara berkala

n Jaringan gas - Meteran gas, pipa, sesuai kebutuhan

o Telepon dan komunikasi

(38)

Kelengkapan rumah susun yang merupakan hak

bersama harus ditempatkan dengan memperhatikan

keamanan, keserasian, kemudahan dalam

pemasangan, pemanfaatan, pemeliharaan dan

perbaikan, serta pengembangannya

.

Jaringan kelengkapan yang menggunakan pipa harus

diberi warna berbeda satu sama lain, sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

(39)

V. SATUAN RUMAH SUSUN

Harus mempunyai ukuran standar yang sesuai

kebutuhan ruang dan ketentuan satuan rumah

susun.

Dapat terdiri dari 1 ruang utama dan ruang lain di

dalam ataupun di luar ruang utama sesuai

kebutuhan seperti (kamar mandi, dapur, kakus)

Untuk satuan rumah susun hunian, ruang utama

harus berfungsi sebagai ruang tidur

(40)

Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa

ruang tertutup dan sebagian terbuka dan/atau

ruang terbuka.

(41)

Bagian bersama

merupakan bagian rumah susun yang

dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama

dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun

dan dapat berupa ruang umum, struktur dan komponen

kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas

Iingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun

VI. BAGIAN BERSAMA

DAN BENDA BERSAMA

(42)

Kepadatan Bangunan

suatu lingkungan rumah susun

harus memperhitungkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB),

Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Ketinggian dan kedalaman

bangunan serta penggunaan tanah yang bertujuan untuk

mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah

VII. KEPADATAN

DAN TATA LETAK BANGUNAN

(43)

VIII. PRASARANA LINGKUNGAN

Lingkungan rumah susun

harus dilengkapi dengan

(44)

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan

utilitas umum yang terdiri dari

jaringan air bersih,

saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan

air limbah, jaringan tempat pembuangan sampah,

jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik,

jaringan gas, jaringan telepon dan alat komunikasi

lainnya yang berfungsi sebagai

sarana penunjang

pelayanan lingkungan.

(45)

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan

fasilitas lingkungan yang berupa ruangan dan/atau,

bangunan, yang dapat terdiri dari fasilitas

perniagaan atau perbelanjaan, lapangan terbuka,

pendidikan,

kesehatan,

peribadatan,

fasilitas

pemerintahan

dan

pelayanan

umum

serta

pemakaman dan pertamanan

.

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 16 isolat aktinomisetes yang telah diisolasi terdapat 2 isolat yang memiliki persentase

Pada tanggal 22 Maret 2014 seperti yang telah dipersiapkan guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian menjelaskan pada siswa tentang metode pembelajaran yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan model pembelejaran berpikir induktif pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Lidah Wetan II/462 Surabaya,

Guru merancang deskripsi proyek, menentukan batu pijakan proyek, menyiapkan media, berbagai sumber belajar, dan kondisi pembelajaran. Proyek: membuat perencanaan

Dengan adanya motivasi kerja yang baik akan menghasilkan dorongan bagi karyawan untuk bekerja lebih baik namun tanpa adanya pelatihan yang akan meningkatkan

Untuk mengetahui hubungan perputaran kas dan profitabilitas, maka peneliti membuat grafik perbandingan perputaran kas terhadap profitabilitas pada perusahaan operator

Audit K3 bertujuan untuk menentukan apakah system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan perencanaan dan memenuhi persyaratan dari standar yang telah di terapkan oleh

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) secara keseluruhan terdapat perbedaan keterampilan servis atas bola voli antara siswa