• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS LIMA ISOLAT Bacillus subtilis SEBAGAI PGPR DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIVITAS LIMA ISOLAT Bacillus subtilis SEBAGAI PGPR DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI MERAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS LIMA ISOLAT Bacillus subtilis SEBAGAI PGPR

DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN

CABAI MERAH

Oleh

Nur Kholida Wulansari

1

, Nur Prihatiningsih

2

dan Heru Adi Djatmiko

2

1

Mahasiswa S2 Program Studi Agronomi

Program Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman

2

Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman

lisawulansari1989@gmail.com

ABSTRAK

Karakter PGPR yang dihasilkan oleh B. subtilis dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas

cabai merah. Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui efektivitas formula lima isolat B.

subtilis dalam meningkatkan petumbuhan tanaman cabai merah, 2. Mengetahui potensi

masing-masing isolat B. subtilis. Penelitian dilakukan di Desa Psir Kulon, Kecamatan Karanglewas

Kabupaten Banyumas mulai bulan Juli 2017. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tujuh perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu formula B46, B209, B211, B298, B315 dan propineb. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang dan luas daun. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F dan jika berbeda nyata dilanjutkan menggunakan uji jarak ganda duncan. Laju pertumbuhan

dihitung. Hasil penelitian menunjukkan isolat B. subtilis efektif meningkatkan pertumbuhan

tanaman dan B. subtilis B209 merupakan isolatterbaik dalam meningkatkan laju tinggi tanaman

sebesar 2,78 cm/hari.

Kata kunci: PGPR, Bacillus subtilis, cabai, pertumbuhan tanaman

ABSTRACT

Character PGPR produced by B. subtilis can be used to increase the productivity of red chili. The purpose of this study The purpose of this study is 1. To know the effectiveness of the formula of five isolates of B. subtilis in increasing the growth of red pepper plant 2. To know the potency of each isolate B. subtilis. The research was conducted in Pasir Kulon village, Karanglewas districts, Banyumas Regency starting July 2017. The experiment design used was Complete Group Design with 4 replications. The treatments are formula B46, B209, B211, B298 B315 and propineb. The variables observed were plant height, stem diameter and leaf area. The data obtained were analyzed using the F test and if significantly different were continued using a double duncan test. Growth rate is calculated. The results showed that isolates of B. subtilis effectively increased plant growth and B209 was the best B. subtilis isolate in increasing plant’s hige rate of 2,78 cm/day.

Keywords: PGPR, Bacillus subtilis, chili, plant growth

PENDAHULUAN

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang cukup

penting di Indonesia, baik sebagai konsumsi di dalam negeri maupun sebagai komoditas ekspor.

Sebagai sayuran, cabai merah selain memiliki nilai gizi yang cukup tinggi juga memiliki nilai

(2)

Pada tahun 2015, luas areal tanaman cabai mencapai 120.847 dengan produksi 1.045.182

ton. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan data tahun 2014 yang menunjukkan

luas panen mencapai 128.734 ha dengan produksi 1.074.602. Namun demikian, produktivitas cabai

merah mengalami peningkatan dari 8,35 ton/ha di tahun 2014 menjadi 8,65 ton ha (Badan Pusat

Statistik, 2016). Akan tetapi produktivitas cabai merah di Indonesia masih jauh dari potensinya

yang dapat mencapai 12-20 ton/ha (Duriat, 1996).

Salah satu upaya untuk dapat meningkatkan produktivitas cabai merah yaitu dengan

penambahan hormon pemacu tumbuh tanaman PGPR (Plant Growth Promoting Rizobacteria) yang

dihasilkan oleh agens hayati. PGPR bermanfaat dalam mengoloni akar dan memacu pertumbuhan

tanaman (Kumar et al., 2011) serta kesuburan lahan (Raka et al., 2012). Prinsip pemberian PGPR

yaitu dapat meningkatkan jumlah bakteri aktif di sekitar perakaran sehingga memberikan dampak

yang baik untuk tanaman.

Keuntungan pemberian PGPR yaitu dapat meningkatkan kadar mineral dan fiksasi

nitrogen, meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman lingkungan, sebagai biofertilizer, agen

biocontrol, melindungi tanaman dari patogen, meningkatkan produksi indol-3-acetic acid,

mensekresi enzim litic, serta menginduksi ISR (Figueiredo et al., 2010; Mafia et al., 2009; Kumar et al., 2011). Zhao et al., 2015 menyatakan bahwa salah satu agens hayati yang berpotensial sebagai PGPR yaitu B. subtilis.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap isolat dari agens hayati memiliki

kemampuan berbeda dalam menginduksi tanaman (Dewi et al., 2015). Lebih lanjut dalam

penelitian tersebut menyatakan bahwa masing-masing isolat mampu menghasilkan enzim protease,

senyawa IAA yang berbeda beda dan isolat IC mampu menghasilkan senyawa IAA tertinggi. IAA

merupakan hasil senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh agens hayati yang berpean

dalam meningkatkan perkembangan sel, merangsang pembentukan akar baru, memacu

pertumbuhan, merangsang pembungaan dan meningkatkan aktivitas enzim (Egamberdiyeva, 2007).

Wu and Wong. (2005), melaporkan bahwa inokulum Bacillus megaterium dan Bacillus

mucilaginous tidak hanya meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung, tetapi juga meningkatkan

asimilasi hara tanaman (total N, P dan K).

Efektivitas B. subtilis yaitu dengan lima isolat B46, B209, B211, B298 dan B315 dengan

formula dari maltodextrin dan CMC sebagai pembawa. Lima isolat tersebut dipilih karena mampu

menekan patogen Ralstonia solanacearum pada tanaman kentang yang dilakukan Prihatiningsih

2013. Tujuan dari penelitan ini adalah 1. Mengetahui efektivitas lima isolat B. subtilis dalam

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Kabupaten Banyumas mulai bulan Juli 2017. Materi penelitian

yang digunakan adalah lima isolat Bacillus yaitu yaitu B46, B209, B211, B298 dan B315 (Koleksi

Prihatiningsih) dan Fungisida berbahan aktif propineb. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu

Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu formula

B46, B209, B211, B298 B315 dan propineb. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter

batang dan luas daun. Tinggi tanaman dan diameter batang diamati dengan selang 10 hari sampai

50 hari. Luas daun diamati pada hari 20. Data yang diperoleh daianalisis menggunakan uji F dan

jika berbeda nyata dilanjutkan menggunakan uji jarak ganda duncan. Laju pertumbuhan dihitung

dengan rumus:

Keberhasilan aplikasi formula Bacillus dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya

lingkungan (suhu, kelembapan, curah hujan), pupuk, dan kemampuan masing-masing mikroba

dalam menghasilkan PGPR. Pracaya, 2013 menyatakan keberhasilan PGPR tergantung dalam

pembentukan kepadatan populasi yang efektif dari sel aktif dalam rizozfer tanaman. berdasarkan

analisi ragam dengan taraf kesalahan 5% aplikasi lima isolat formula Bacillus dan propineb

berpengaruh nyata pada variabel tinggi tanaman akan tetapi tidak berpengaruh nyata pada diameter

batang dan luas daun Tabel 1. Peningkatan pertumbuhan tanaman cabai oleh formula Bacillus

dapat terjadi melalui satu atau lebih mekanisme yang terkait dengan karakter fungsional PGPR dan

kondisi di lingkungan rizosfir. Karakter fungsional PGPR selain produksi fitohormon dan siderofor

adalah mekanisme penambatan N secara nonsimbiotik dan pelarutan hara P.

Tabel 1. Matrik analisis ragam pengaruh B. subtilis pada tanaman cabai

Variabel Uji F

Tinggi tanaman 4,03 n

Diameter batang 0,63 tn

(4)

Keterangan: n = nyata pada taraf kesalahan 5% dan tn = tidak nyata pada taraf kesalahan 5%

Tabel 2. Tinggi tanaman, diameter batang dan luas daun tanaman cabai pada perlakuan B. subtilis

B. subtilis Tinggi tanaman Diameter batang Luas daun

Kontrol 61,59 b 0,94 11,20

B46 65,45 ab 0,93 9,65

B209 72,00 ab 0,88 12,08

B211 74,75 a 1,06 13,82

B298 62,90 b 0,95 11,11

B315 69,61 ab 0,94 11,16

Propinep 67,41 ab 0,93 11,18

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata menurut uji

jarak ganda duncan pada taraf kesalahan 5%.

Aplikasi formula Bacillus beda nyata terhadap tinggi tanaman Tabel 2 tetapi tidak beda

nyata pada diameter batang dan luas daun. Aplikasi terbaik nampak pada perlakuan B211 yang

menunjukkan beda nyata terhadap kontrol. Hal ini disebabkan setiap mikroorganisme memiliki

kemampuan yang berbeda dalam mensintesis hormon tumbuh. Hormon tumbuh tersebut yaitu asam

indol asetat (IAA) (Thakuria et al., 2004) dan giberelin (Joo et al., 2004). Isolat B211 diduga

mampu mensintesis hormon IAA dan giberelin tertinggi sehingga paling baik dalam meningkatkan

tinggi tanaman cabai. B211 juga mampu meningkatkan diameter batang1,06 cm dan luas daun

13,82 cm. Dari hasil penelitian Yulistiani, 2015 yang menyatakan bahwa isolat B1, B298 dan B315

mampu menghasilkan IAA yang ditandai dengan terbentuknya warna merah muda pada media

YPGA yang ditetesi reagen salkowski. Warna merah muda terbentuk karena adanya interaksi

antara IAA dengan Fe membentuk senyawa kompleks [Fe2(OH)2(IA)4] warna merah muda yang

semakin pekat menunjukkan kandungan IAA yang dihasilkan oleh bakteri semakin tinggi. Hasil

penelitian Novrianti, 2014 yaitu isolat B46 teruji menghasilkan enzim IAA secara kualitatif dan

kuantitatif sebesar 3,93 ppm.

Fungisida propineb selain dapat menekan pertumbuhan patogen juga dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman. Fungisida berbahan aktif propineb merupakan fungisida kontak yang

berbentuk tepung, yang di dalamnya mengandung unsur mikro zinc (zn). Zn dalam tanaman terlibat

dalam beberapa fungsi enzim untuk meningkatkan reaksi-reaksi metabolik, sintesis

(5)

Gambar 1. Laju tinggi tanaman cabai pada perlakuan B. subtilis

Aplikasi formula B46, B209, B211, B298, B315, dan propineb menunjukkan laju

pertumbuhan tanaman yang meningkat (Gambar 1). Laju pertumbuhan naik mulai 10 HST sampai

ke titik tertinggi pada 40 HST, kemudian menurun pada 50 HST. Laju pertumbuhan yang paling

cepat yaitu pada aplikasi B209 pada 30 HST yaitu sebesar 2,71 cm/hari. Sedangkan laju terbaik

pada aplikasi B211 pada 40 HST sebesar 2,78 cm/hari. Aplikasi terendah pada perlakuan propineb

pada 40 HST sebesar 2,0 cm/hari.

Hal ini disebabkan isolat Bacillus memiliki mekanisme PGPR sebagai biofertilisasi dengan

memfiksasi N2, memproduksi siderofor dan melarutkan phospat (Kumar et al., 2011). Siderofor

berperan dalam induksi resistensi atau peningkatan ketahanan tanaman terhadap OPT. Hasil

penelitian Masnilah et al., 2006 menunjukkan bahwa perlakuan bakteri yang tergolong PGPR dapat

meningkatkan pertumbuhan akar tanaman kedelai. Keberadaan Bacillus mampu membantu

kelarutan fosfat hingga 2-3 kali lebih banyak (Vessey, 2003).

Pelarut fosfat secara biologis terjadi karena mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim

fosfatase (Lynch, 1983). Fosfatase merupakan enzim yang dihasilkan apabila ketersediaan fosfat

rendah. Pada proses mineralisasi bahan organik, senyawa fosfat organik diuraikan menjadi bentuk

fosfat anorganik yang tersedia bagi tanaman dengan bantuan enzim fosfatase. Sehingga penyerapan

(6)

Gambar 2. Laju diameter batang tanaman cabai pada perlakuan B. subtilis

Laju diameter batang tanaman cabai meningkat mulai dari 0 HSt sampai 30 HST dan

setelahnya menurun kecuali pada perlakuan B209. Artinya selain pada perlakuan B209 puncak laju

diameter batang tanaman cabai tertinggi diperoleh pada 30 HST. Perlakuan B209 menunjukkan

laju teru meningkat sampai 40 HSTdan setelahnya mulai menurun.

KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah isolat B. subtilis efektif meningkatkan pertumbuhan

tanaman dan B209 merupakan isolat B. subtilis terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan

tanaman.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman yang telah membiayai penelitian ini melalui Hibah

Penelitian Strategis Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi Cabai Besar Menurut Provinsi, 2010-2016. Badan Pusat

Statistik dan Direktorat jenderal Hortikultura.

Dewi, T. K., E. S. Arum, Imamuddin dan S. Antonius. 2015. Karakterisasi Mikrobia Perakaran

(PGPR) Agen Penting Pendukung Pupuk Organik Hayati. Prosiding Seminar Nasional

(7)

Duriat, A.S. 1996. Cabai Merah: Komoditas Prospek dan Andalan. Dalam: Duriat, A.S., A.

Widjaja, W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso, dan L. Prabaningrum (Eds). Teknologi

Produksi Cabai Merah. Lembang: Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Hlm 1-3.

Egamberdiyeva, D. 2007. The effect of PGPR on Growth and Nutrient Uptake of Maize in Two Different Soils. Applied Soil Ecology. 36(1). 184-189.

Figuiredo, M. V. B., L. Seldin, F. F. Araujo, and R. L. R. Mariano. 2010. Plant Growth Promoting

Rhizobacteria: Fundamentals and Aplication. In: D. K. Maheshwari (eds). Plant Growth

and Health Promoting Bacteria. pp 21-43.

Harpenas, A. dan R. Dermawan. 2011. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Joo, G.J., Y. Kim, I.J. Lee, K.S. Song, and I.K. Rhee. 2004. Growth Promotion of Red Pepper Plug

Seedling and The Production of Gibberellins by Bacillus cereus.Bacillus macroides and

Bacillus pumilus. http://www.ingentaconnet.com/content/klu/bile/ 2004 diakses pada10 Maret 2017.

Kumar, A., A. Prakash., and B.N. Johri. 2011. Bacillus as PGPR in Crop Ecosystem. Bacteria in

Agrobiology; Crop Ecosystem. In: D. K. Maheshwari (eds).Bacteria in Agrobiology: Crop Ecosystems.pp 37-59.

Longfei Zhao, L., Yajun, X., Xin-He Lai dan Changjuan, S. 2015. Screening and Characterization of Endophytic Bacillus And Paenibacillus Strains From Medicinal Plant Lonicera japonica for Use as Potential Plant Growth Promoters. Brazilian Journal of Microbiology. 46(4): 977-989.

Lynch, J. M. 1983. Soil Biotecnology. Blackwell Sci. Pub. Com London. 191p.

Mafia, R. G., A. C. Alfenas, E. M. Ferreira, D. H. B. Binoti, G. M. V. Mafia dan A. H. Mounter. 2009. Root Colonitation and Interaction Among Growth Promoting Rizobacteria Isolates and Eucalypts Species. Rev. Árvore, 33(1):1-9.

Masnilah, R. P. A., Miharja., dan Restuningsih. 2006. Pemanfaatan Bacillus sp. sebagai

Biopestisida untuk Pengendalian Hayati Bakteri Penyebab Penyakit Layu pada Tomat. Jurnal Mapeta. 8(2): 87-94.

Novrianti, N. 2014. Pengaruh Dosis Pupuk Fosfor dan Aplikasi Bacillus B46 + Pseudomonas

fluorencens P60 Terhadap Pertumbuhan Caisin. Tesis. Program Studi Agronomi, Pasca Sarjana. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Tidak dipublikasikan.

Prihatiningsih, N. 2013. Aktivitas Antibiosis Bacillus sp. B315 Sebagai Agens Pengendali Hayati Ralstonia solanacearum Pada Kentang. Disertasi. Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Raka I. G. N., K. Khalimi, I. D. N. Nyana, dan I. K. Setiadi. 2012. Aplikasi Rizobacteri Pantoea agglomerans untuk meningkakan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays. L) Varietas Hibrida BISI-2. Agrotrop. 2(1):1-9.

(8)

Vessey, J. K. 2003. Plant Growth Promoting Rizobacteria as Biofertilizers. Plant and Soil. 255: 571-586.

Wu, S. C and M. H. Wong. 2005. Effect of Biofertilizer Containing N-fixer, P and K Solubilizers and AM Fungi on Maize Growth; a Greenhouse Trial. Geoderma. 125: 1-2.

Wunarso, S. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar-Dasar Kesuburan Tanah dan Kesehatan Tanah. Gava Media. Yogyakarta.

Yulistiani, D. 2015. Potensi Tiga Isolat Bacillus subtilis B1, B298, dan B315, Sebagai Pemacu

Pertumbuhan Tanaman Solanaceae. Skripsi. Program Studi Agroteknologi. Universitas

Gambar

Tabel 1. Matrik analisis ragam pengaruh B. subtilis pada tanaman cabai
Tabel 2. Tinggi tanaman, diameter batang dan luas daun tanaman cabai pada perlakuan B
Gambar 1. Laju tinggi tanaman cabai pada perlakuan B. subtilis
Gambar 2. Laju diameter batang tanaman cabai pada perlakuan B. subtilis

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan standar asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian data, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan saham dengan metode Z-Score berdasarkan persepsi pasar dan fundamental keuangan perusahaan mampu memberikan imbal

Untuk menjalankan fungsinya memberikan pengetahuan tentang pentingnya Pemilu dan demokrasi, rumah pintar Pemilu dilengkapi dengan ruang penayangan audio visual, ruang

banyak yang menjadi pegawai negeri, pengusaha dan lain-lain. Perkembangan MI Muhammadiyah Ajibarang Kulon dari tahun ke tahun. cukup meningkat lebih-lebih

Manfaat yang dapat disumbangkan dari kajian awal penelitian ini adalah setelah pengungkapan terhadap fungsional rapat beda tenaga Gibbs diperoleh, maka selanjutnya akan dapat

Jika 9 siswa bukan penggemar group musik Wali maupun Dewa, maka banyak siswa yang menjadi penggemar Wali dan sekaligus penggemar Dewa adalah…a. Gradien garis PQ di

Backup file adalah adalah proses membuat data cadangan dengan cara menyalin atau membuat arsip data hosting sehingga data tersebut dapat digunakan kembali apabila terjadi

Pemahaman ini sesuai dengan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan yang berbunyi: “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan