“ Kepemimpinan dan Manajemen “
A. 1. Sifat dasar kepemimpinan
Sebelum membahas lebih lanjut apa itu kepemimpinan dan bagaimana menjadi pemimpin yang efektif, kita perlu tahu apa arti dari kepemimpinan itu sendiri.
Kepemimpinan telah menjadi topik yang sangat menarik dari para ahli sejarah dan filsafat sejak masa dahulu.
Sejak saat itu para ahli telah menawarkan 350 definisi tentang kepemimpinan. Salah seorang ahli menyimpulkan bahwa “Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah di observasi tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit dipahami” (Richard L. Daft,1999).
Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang kompleks dan sulit, karena sifat dasar kepemimpinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga
pemahaman tentang kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif.
2. Sifat dasar manajemen
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Itulah manajemen, tetapi menurut A.F.Stoner bukan hanya itu saja. Pada dasarnya masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal.
B. Perbandingan antara manajemen dan kepemimpinan
1. Arah dan tujuan
eksplorasi hasil hutan, maka seorang pemimpin akan
mengatakan, “Baik, dari berbagai informasi dan pertimbangan, saya putuskan hutan di lereng bukit itu yang harus kita tebang dulu.” Sebagai pemimpin ia menjelaskan bagian mana yang harus dieksplorasi.
Begitu pemimpin itu menjelaskan bagian hutan mana yang harus dibuka, maka saatnya peran manajemen berlaku. Para manajer akan memikirkan cara-cara, alat-alat, metoda yang paling efektif untuk membuka hutan itu. Mungkin mereka akan memakai gergaji listrik, mungkin memakai gergaji panjang karena medannya sulit, atau bahkan mereka akan melingkar untuk mencari celah agar mudah membuka bagian hutan itu.
Bisakah sekarang anda membedakan fungsi manajemen dan kepemimpinan? Kepemimpinan adalah yang menentukan arah, sedangkan manajemen berusaha untuk mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai. Manajemen lebih peduli
kepada pemilihan metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa tercapai secara efektif. Itu tadi adalah konsep manajemen dan kepemimpinan dari Covey.
Warren Bennis, pakar kepemimpinan dan manajemen terkenal, dengan cerdas mengatakan, “Pemimpin menaklukkan situasi. Mungkin situasi itu kacau, membingungkan, mengherankan dan bahkan menantang kita dan bisa membungkam kita jika kita biarkan situasi itu makin memburuk. Manajer, atau
2. Peranan, Tugas dan Kewajiban
Peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
1. Sebagai pelaksana (executive) 2. Sebagai perencana (planner) 3. Sebagai seorangahli (expert)
4. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative)
5. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship)
6. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments)
7. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
8. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
9. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)
10. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility)
11. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist) 12. Bertindak sebagai seorang aya (father figure) 13. Sebagai kambing hitam (scape goat).[6]
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa
menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut : 1. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan
keinginan kelompoknya.
2. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai. 3. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang
menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan.
Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik
apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan
tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan
diperlukan seorang pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai
seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam
mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
3. Hubungan Kepemimpinan dan Manajemen
a. Hubungan
page 3)
Perbedaan lain yang dapat dibuat:
• Manajemen terlibat kekuasaan karena posisi.
• Kepemimpinan terlibat kekuasaan karena pengaruh.
Abraham Zaleznik (1977), misalnya, menjelaskan perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen. Dia melihat
pemimpin sebagai visioner yang memberi inspirasi, perhatian pada substansi; sedangkan manajer dia lihat sebagai perencana yang perhatian pada process.
Warren Bennis (1989) selanjutnya menjelaskan mengenai keterkaitan antara manajer dan pemimpin. Dia membuat 12 hubungan antara kedua kelompok tersebut sbb:
Manajemen Kepemimpinan
Administer / mengurus Innovate / memperbaharui
ask how and when ask what and why
focus on systems / focus pada yg
dikerjakan focus on people / focus pada orang
things right do the right things
Maintain / menangani Develop / mengembangkan
rely on control bertumpu kepada kontrol inspire trust / terinspirasi oleh keperayaan
have a short-term perspective have a longer-term perspective accept the status-quo challenge the status-quo
Have an eye on the bottom line have an eye on the horizon Imitate / meniru Originate / asli
emulate the classic good soldier their own person
Copy show originality / menunjukan
keaslian b. Interaksi
(1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut : 1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan
harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2. Harapan dan perilaku atasan.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan. 4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan.[5]
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam interaksinya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk
berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap-sikap hubungan
manusiawi.
4. Kualitas Personal Pemimpin
Tahun 1960
Orang menginginkan pemimpin team dekat dengan bawahan. Pemimpin diharapkan bersama-sama
menyelesaikan masalah, issue-issue besar. Sambil bekerja, sambil membicarakan keluarga, hobby dan interest yang dapat dilakukan sepulang dari kerja.
Tahun 1970
Orang menginginkan pemimpin memberi motivasi, “ayo maju, pantang mundur”. Moto pemimpin adalah : Jangan
disini, capai target kita sampai api padam. Pantang pulang sebelum padam” Tanpa pemimpin yang gigih untuk mencapai target, bawahan akan malas mencapai target, akibatnya api terus membesar dan membakar rumah sebelahnya. Apakah hal ini terus ada sampai 10 tahun kemudian.
Tahun 1980
Bawahan menginginkan atasan dapat menciptakan suasana untuk mereka mencapai target. Tidak langsung memotivasi bawahan. Tapi atasan harus memberi reward misalnya. Memberi peluang karir, pendidikan dan memberitahukan goal & misi perusahaan secara nyata. Jika kurang jelas, maka bawahan dapat merasa kurang termotivasi. Jadi tidak langsung, memotivasi seperti “luar biasa“.
Tahun 1990
Pemimpin harus dapat men-support dan memanage team. Orang-orang kelihatannya sudah jauh meningkat level
intelektualnya. Mereka mengangkat berbagai issue: hak-hak sdm, bagaimana peranan organisasi dalam membantu
karyawan menghadapi issue sulit. Karyawan bukan anak kecil lagi yang bisa didorong tanpa takut mengaitkannya dengan issue lain, masalah gender,hak buruh dsb. Jadi pemimpin dituntut lebih intelektual dan lebih hati-hati sebab bila tidak, karyawan dapat melakukan demo.
Tahun 2000
Pemimpin harus dapat meng-coach bawahan. Memimpin bawahan untuk bergerak dalam suatu sistem yang terkontrol: punya KPI sendiri, ada balance scorecard. Harus mengikuti policy perusahaan yang mempunyai banyak agenda, misalnya CSR. atau bagaimana mendukung bisnis unit lainnya agar bisnis unit besar tidak ambruk, melainkan sukses luar biasa. Seperti pilot pesawat tempur yang mempunyai kebebasan cukup besar, tujuannya adalah kemanapun ia menerbangkan pesawat, harus menembak lawan atau dalam demo terbang, ada agendanya sendiri yang harus diikuti.
1 Belas Kasihan: Pemimpin yang besar secara tulus
mempedulikan dan mengasihi orang yang mereka pimpin. 2 Perenungan/Kontemplasi: Pemimpin yang besar
membangun cadangan spiritualitas, emosional dan
intelektual yang mendalam lewat doa, ketenangan, bacaan dan renungan. Mereka sadar akan besarnya tanggungjawab mereka. Mereka menyeimbangkan waktu yang diluangkan di tempat umum dengan waktu pribadinya.
3 Optimisme: Pemimpin yang terkemuka terus menyakini apa yang benar di saat setiap orang mau menyerah. Mereka yakin bahwa kejahatan dapat dikalahkan oleh kebaikan. 4 Konsentrasi: Pemimpin harus bisa fokus pada persoalan
kritis dan tidak sibuk dengan masalah-masalah sekunder. 5 Keberanian: Menangani persoalan yang sulit membutuhkan
keberanian karena solusinya tidak selalunya popular. Tanpa keberanian, pemimpin hanyalah budak kepada opini publik yang berubah-ubah.
6 Hati nurani yang bersih: Integritas pribadi sangatlah
penting karena kepemimpinan harus dibangun di atas dasar kepercayaan
7 Hasil Yang Diinginkan Oleh Seorang Pemimpin