• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ikhlas dan Bahaya Riya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ikhlas dan Bahaya Riya"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

▸ Baca selengkapnya: hikmah menghindari sifat riya dan sum'ah

(2)

Penulis : Abu Muhsin Firanda Andirja. Lc. Desain Sampul : MRM Graph

Disebarlauaskan melalui:

Website:

http://www.raudhatulmuhibbin.org e-Mail: redaksi@raudhatulmuhibbin.org

(3)

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalaw salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad keluarganya, para sahabatnya, dan orang-oran mengikuti mereka hingga hari kiamat.

Amma Ba’du,

Di hadapan anda adalah eBook “IKHLAS DAN BAHAY yang kami ambil dari tulisan al-Ustadz Abu Muhsin Andirja hafidzahullahu melalui seri tulisan beliau judul yang sama pada website http://www.firan Tulisan ini kami muat kembali dalam bentuk eBoo menyebarluaskan manfaatnya, dan memudahkan ba untuk membacanya secara offline atau mencetakn memberikan kepada kerabat anda.

Semoga kita semua dapat memetik hikmah dan p dari tulisan al-Ustadz. Kami memohon kepada All mengaungerahi kami dan anda semua keikhlasan melakukan segala amal ibadah, agar diridhai di sisiNya Penerbit on-line:

Maktabah Raudhah al-Muhibbin

http://www.raudhatulmuhibbin.org

mailto: redaksi@raudhatulmuhibbin.org

alawat dan ad , dan rang yang

HAYA RIYA” hsin Firanda liau dengan firanda.com. Book untuk n bagi anda taknya dan

(4)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

KHLAS DAN BAHAYA RIYA

“Dari Amirul mu’minin Umar bin Al-rodiallahu’anhu, ia berkata, “Aku mendengar Ra shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya amalan itu berdasarkan niatnya dan sesungguhn setiap orang apa yang ia niatkan, maka barangsia berhijrah kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa yang h karena untuk menggapai dunia atau wanita yang dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang hijrahi”. Bukhari: 1).

Berkata Abdurrahman bin Mahdi, “Kalau seandain menulis sebuah kitab yang terdiri atas bab-bab m akan menjadikan hadits Umar bin Al-Khattab yaitu h A’maalu bin Niyyaat di setiap bab” (Jami’ul Ulum 1/8)

Imam Asy-Syafi’i berkata, “Hadits ini adalah sepertig (Jami’ul ‘Ulum 1/9).

Imam Ahmad berkata, “Pokok-pokok Islam ada tiga hadits Umar rodiallahu’anhu, ”Hanya saja amal-berdasarkan niatnya”, hadits ‘Aisyah rodiallah Barangsiapa yang berbuat perkara-perkara yang bar

1 -Khotthob Rasulullah nya

amalan-uhnya bagi gsiapa yang hnya adalah ng hijrahnya ang hendak hi”. (HR.

Al-dainya aku b maka aku itu hadits Al 1/8).

ertiga ilmu”

(5)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

agama ini yang bukan dari agama maka ia tertol hadits Nu’man bin Basyir rodiallahu’anhu ”Yang ha dan yang haram jelas”. (Jami’ul ‘Ulum 1/9).

Sesungguhnya pembahasan tentang ikhlas pembahasan yang sangat penting yang berkaitan agama Islam yang hanif (lurus) ini, hal dikarenakan adalah inti dan poros dari agama dan Allah menerima kecuali yang murni diserahkan u sebagaimana firman Allah,

“Hanyalah bagi Allah agama yang murni”. (QS. Az-Zum Maka perkara apa saja yang merupakan perkara agam jika hanya diserahkan kepada Allah maka Alla menerimanya, adapun jika diserahkan kepada Allah d diserahkan kepada selain Allah (siapapun juga ia) ma tidak akan menerimanya, karena Allah tidak m amalan yang diserikatkan, Dia hanyalah meneriman agama yang kholis (murni) untukNya. Allah akan m dan mengembalikan amalan tersebut kepada pe bahkan Allah memerintahkannya untuk mengambi (ganjaran) amalannya tersebut kepada yang dia syar hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shalallah wasallam, yang artinya:

2 rtolak” dan g halal jelas

as adalah itan dengan akan tauhid ah tidaklah untukNya

Zumar : 3). agama Allah

(6)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

Allah berfirman “Aku adalah yang paling tidak butuh syarikat, maka barangsiapa yang beramal suatu untuku lantas ia mensyerikatkan amalannya tersebu kepada selainku maka Aku berlepas diri darinya dan yang dia syarikatkan” (HR. Ibnu Majah 2/1405 no. 42 ia adalah hadits yang shahih, sebagaimana perkataa Abdul Malik Ar-Romadhoni, adapun lafal Imam (4/2289 no 2985) adalah, “aku tinggalkan d ksyirikannya”).

Berkata Syaikh Sholeh Alu Syaikh, “Lafal ‘amalan adalah nakiroh dalam konteks kalimat syart maka m faedah keumuman sehingga mencakup seluruh jenis kebaikan baik amalan badan, amalan harta. Maupun yang mengandung amalan badan dan amalan harta haji dan jihad)”. (At-Tamhid hal. 401).

Definisi ikhlas menurut etimologi (menurut pe

bahasa)

Ikhlas menurut bahasa adalah sesuatu yang murni ya tercampur dengan hal-hal yang bisa mencam Dikatakan bahwa “madu itu murni” jika sama sek tercampur dengan campuran dari luar, dan dikataka ini adalah murni untukmu” maksudnya adalah tid seorangpun yang bersyarikat bersamamu dalam m harta ini. Hal ini sebagaimana firman Allah tentang

3 tuh kepada atu amalan sebut (juga) an ia untuk . 4202, dan taan Syaikh am Muslim dia dan

alan’ disini ka memberi enis amalan pun amalan arta (seperti

t peletakan

(7)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

yang menghadiahkan dirinya untuk Nabi ,

“Dan perempuan mu’min yang menyerahkan dirinya Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengk bagimu, bukan untuk semua orang mu’min. (QS Al 50).

“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu bena terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu daripada apa yang berada dalam perutnya (berup yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah dite orang-orang yang meminumnya. (QS. An Nahl: 66). “Maka tatkala mereka berputus asa daripada (putusa mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisi Berkatalah yang tertua diantara mereka: “Tidakka ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah mengam

4 inya kepada ngkhususan Al Ahzaab:

benar-benar imu minum erupa) susu ditelan bagi

(8)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kam menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan me kan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan ke (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terh Dan Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya”. (QS. Yusu Yaitu para saudara Yusuf menyendiri untuk saling b diantara mereka tanpa ada orang lain yang m pembicaraan mereka.

Definisi

Ikhlas

Menurut

Istilah

Syar’i

terminologi).

Syaikh Abdul Malik menjelaskan, Para ulama bervaria mendefinisikan ikhlas namun hakikat dari definisi mereka adalah sama. Diantara mereka ada mendefenisikan bahwa ikhlas adalah “menjadikan hanyalah untuk Allah tatkala beribadah”, yaitu jika sedang beribadah maka hatimu dan wajahmu arahkan kepada Allah bukan kepada manusia. Ad mengatakan juga bahwa ikhlas adalah “membe amalan dari komentar manusia”, yaitu jika engkau melakukan suatu amalan tertentu maka engkau mem kan dirimu dari memperhatikan manusia untuk men apakah perkataan (komentar) mereka tentang perbu itu. Cukuplah Allah saja yang memperhatikan ama bajikanmu itu bahwasanya engkau ikhlas dalam am itu untukNya. Dan inilah yang seharusnya yang dipe

5 kamu telah meninggal-n kepadaku

terhadapku. Yusuf: 80).

g berbicara menyertai

’i

(secara

ariasi dalam inisi-definisi ada yang ikan tujuan jika engkau mu engkau . Ada yang mbersihkan kau sedang membersih-mengetahui erbuatanmu amalan amalanmu

(9)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

oleh setiap muslim, hendaknya ia tidak men perhatiannya kepada perkataan manusia s aktivitasnya tergantung dengan komentar manusia, hendaknya ia menjadikan perhatiannya kepada manusia, karena yang jadi patokan adalah keridhoa kepadamu (meskipun manusia tidak meridhoimu). Ada juga mengatakan bahwa ikhlas adalah “samanya amalan seorang hamba antara yang nampak deng ada di batin”, adapun riya’ yaitu dzohir (amala nampak) dari seorang hamba lebih baik daripada b dan ikhlas yang benar (dan ini derajat yang lebih tin ikhlas yang pertama) yaitu batin seseoang lebih baik d dzohirnya, yaitu engkau menampakkan sikap baik dih manusia adalah karena kebaikan hatimu, maka sebag engkau menghiasi amalan dzohirmu dihadapan maka hendaknya engkaupun menghiasi hatimu dih Robbmu.

Ada juga yang mengatakan bahwa ikhlas adalah, “me pandangan manusia dengan selalu memandang Allah”, yaitu engkau lupa bahwasanya oran memperhatikanmu karena engkau selalu mem kepada Allah, yaitu seakan-akan engkau melihat All sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam ihsan “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan melihatNya dan jika engkau tidak melihatNya sesungguhnya Ia melihatmu”. Barangsiapa yang

6 menjadikan sehingga sia, namun pada Robb dhoan Allah

nya amalan-engan yang malan yang da batinnya h tinggi dari aik daripada k dihadapan bagaimana an manusia dihadapan

(10)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

dihadapan manusia dengan apa yang tidak ia (dzohirnya tidak sesuai dengan batinnya) maka ia ja pandangan Allah, dan barangsiapa yang jatuh dari pan Allah maka apalagi yang bermanfaat baginya? Oleh itu hendaknya setiap orang takut jangan sampai ia ja pandangan Allah karena jika engkau jatuh dari pan Allah maka Allah tidak akan perduli denganmu dim engkau akan binasa, jika Allah meninggalkan engk menjadikan engkau bersandar kepada dirimu send kepada makhluk maka berarti engkau telah be kepada sesuatu yang lemah, dan terlepas pertolongan Allah, dan tentunya balasan Allah pa akhirat lebih keras dan lebih pedih. (Dari ceramah yang berjudul ikhlas. Definisi-definisi ini sebagaima yang disampaikan oleh Ahmad Farid dalam k “Tazkiyatun Nufus” hal. 13).

Berkata Syaikh Abdul Malik, “Ikhlas itu bukan hanya pada urusan amalan-amalan ibadah bahkan ia juga b dengan dakwah kepada Allah. Rasulullah shalallah wasallam saja (tetap) diperintahkan oleh Allah untu dalam dakwahnya”.

7 k ia miliki ia jatuh dari i pandangan Oleh karena ia jatuh dari pandangan dimanakah engkau dan sendiri atau bersandar as darimu pada hari mah beliau imana juga kitabnya

(11)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

“Katakanlah, “Inilah jalanku (agamaku). Aku dan oran yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah hujjah yang nyata. Mahasuci Allah, dan aku tiada te orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf: 108).

Yaitu dakwah hanyalah kepada Allah bukan kepad lainnya, dan dakwah yang membuahkan keberhasilan dakwah yang dibangun karena untuk mencari waja Aku memperingatkan kalian jangan sampai ada dian dan kalian orang-orang yang senang jika dikatakan kampung mereka adalah kampung sunnah, sena masjid-masjid mereka disebut dengan masjid-masj sunnah, atau masjid mereka adalah masjid yang p yang menghidupkan sunnah ini dan sunnah itu, atau pertama yang menghadirkan para masyayikh salafiyyi rangka mengalahkan selain mereka, namun te mereka tidak sadar bahwa amalan mereka hancur da padahal mereka menyangka bahwa mereka telah yang sebaik-baiknya. Dan ini adalah musibah yang menyedihkan yaitu syaitan menggelincirkan se sedikit-demi sedikit hingga terjatuh ke dalam jurang ia menyangka bahwa ia sedang berada pada keada

8 orang-orang llah dengan a termasuk

(12)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

sebaik-baiknya. Betapa banyak masjid yang aku lih Allah menghancurkan amalannya padahal dulu jem dzohirnya berada di atas sunnah karena disebabkan r batin mereka, dan sebab berlomba-lombanya merek dikatakan bahwa jemaah masjid adalah yang perta berada di atas sunnah, hendaknya kalian berhati-hati ceramah beliau yang berjudul ikhlas).

Syuhroh (Popularitas)

Ketenaran (popularitas) memang mahal harganya. banyak orang yang rela mengorbankan banyak hart hanya karena untuk memperoleh ketenaran. Sebag yang telah dilakukan oleh para penyanyi, ataupu bintang film. Mereka selalu berusaha tampil beda a menarik perhatian umat dunia. Bahkan ada yang re melakukan hal-hal yang aneh dan yang diharamk Allah hanya untuk memperoleh popularitas (sebag penulis membaca pengakuan seorang wanita yang re berfoto setengah telanjang -bukan setengah lagi, ta karena hanya tersisa beberapa utas benang atau seca yang menutupi tubuhnya, “awas jangan dibayang padalah dia hanya dibayar sangat rendah. Dia m bahwasanya semua itu agar dia menjadi tenar. billahi min dzalik), yang toh setelah perjuang pengorbanannya tersebut dia belum tentu t Kalaupun terkenal, toh belum tentu bertahan lama.

9 lihat yang jemaahnya an rusaknya ereka untuk ertama kali hati…” (Dari

(13)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

bagaimanapun popularitas merupakan sesuatu impi didambakan oleh banyak manusia (kafir maupun m Sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini. Hampir keanehan-keanehan yang dilakukan oleh manu sungguhnya dikarenakan cinta popularitas. Kita li orang yang mengecet rambutnya bewarna warni, a kepalanya setengah gundul dan setengahnya ram panjang hingga bahunya dan dicat hijau (sebagaima pernah dilihat oleh Syaikh Abdur Rozaq), ada yang ram cuma ditengah saja panjang adapun sisanya (sebagaimana penulis pernah lihat seorang dari ta yang model cukurannya seperti itu padahal dia lagi ada yang dipotong seperti warna macan tutul (botak botak gundul), ada yang tengahnya gundul dan ka kepalanya ada rambutnya, ada yang seluruh ke gundul namun tersisia satu pelintiran yang panjang dan model-model yang lainnya yang banyak sekali da aneh. Ini, padahal baru masalah rambut, belum telinga, hiasan leher, apalagi model pakaian. Yang se hanyalah dilakukan demi ketenaran. Demi Allah, sea salah mereka itu tinggal di hutan yang tidak ada man sama sekali kecuali dia sendiri, dan dia hanya be binatang dan pepohonan, demi Allah dia tidak ak lakukan hal-hal aneh yang telah dia lakukan, karena t manusia yang memperhatikannya. Kalau dia tetap an maka dia akan terkenal diantara para hewan. Pop merupakan kenikmatan dunia yang mahal ha

(14)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

Penyakit cinta ketenaran ternyata tidak hanya m orang awam saja yang tidak mengetahui perkara agama, namun juga menjangkiti para ahli ibadah d penuntut ilmu syar’i. Walaupun memang be berbeda, namun hakekatnya sama adalah cinta pop Ahli ibadah juga ingin kesungguhannya dalam be diketahui oleh para ahli ibadah yang lain, ahli ilmu p orang lain tahu bahwasanya dia adalah seorang yang sehingga akhirnya martabatnya tinggi dihadapan m Penyakit inilah yang dalam kamus agama disebut p riya’ (pingin dilihat orang) dan sum’ah (pingin d orang).

(15)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

hanya mengharapkan kedudukan di sisi Allah. Berk Hazim Salamah bin Dinar “Sembunyikanlah ke kebaikanmu sebagaimana engkau menyemb kejelekan-kejelekanmu.” (Berkata Syaikh Abdul Romadhoni , “Diriwayatkan oleh Al-Fasawi dalam Al wa At-Tarikh (1/679), dan Abu Nu’aim dalam A (3/240), dan Ibnu ‘Asakir dalam tarikh Dimasyq (22/ sanadnya sohih”. Lihat Sittu Duror hal. 45).

Dalam riwayat yang lain yang diriwayatkan oleh Al dalam Syu’ab Al-Iman no 6500 beliau “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagiamana menyembunyikan keburukan-keburukanmu, dan ja engkau kagum dengan amalan-amalanmu, sesung engkau tidak tahu apakah engkau termasuk oran celaka (masuk neraka) atau orang yang bahagia surga)”.

Berkata Syaikh Abdul Malik, “Namun mengapa ki melaksanakan wasiat Abu Hazim ini?? Kenapa??, menunjukan bahwa keikhlasan belum sampai ke da kita sebagaimana yang dikehendaki Allah” (Dari c beliau yang berjuduk ikhlas).

Oleh karena itu banyak para imam salaf yang ketenaran. Mereka senang kalau nama mereka tidak sebut oleh manusia. Mereka senang kalau tidak a mengenal mereka. Hal ini demi untuk menjaga k

12 erkata Abu kebaikan-embunyikan bdul Malik Al-Ma’rifah m Al-Hilyah (22/68), dan

h Al-Baihaqi berkata, ana engkau n janganlah sungguhnya orang yang gia (masuk

a kita tidak a??, hal ini dalam hati ri ceramah

yang benci dak

(16)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

mereka, dan karena mereka kawatir hati mereka t tatkala mendengar pujian manusia.

Berkata Hammad bin Zaid: “Saya pernah berjalan b Ayyub (As-Sikhtyani), maka diapun membawaku k jalan cabang (selain jalan umum yang sering manusia-pen), saya heran kok dia bisa tahu jal cabang tersebut ?! (ternyata dia melewati jalan-jal yang tidak dilewati orang banyak) karena takut (mengenalnya dan) mengatakan, “Ini Ayyub” (Berkat Abdul Malik Romadhoni: “Diriwayatkan oleh Ibn (7/249), dan Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa A (2/232), dan sanadnya shahih.” (Sittu Duror h Berkata Imam Ahmad: “Aku ingin tinggal di jalan-jalan sela gunung-gunung yang ada di Mekah hingga ak dikenal. Aku ditimpa musibah ketenaran”. (As-Siyar 1 Tatkala sampai berita kepada Imam Ahmad bahw manusia mendoakannya dia berkata: “Aku berharap hal ini bukanlah istidroj”. (As-Siyar 11/211).

Imam Ahmad juga pernah berkata tatkala tahu manusia mendoakan beliau: “Aku mohon kepada Al tidak menjadikan kita termasuk orang-orang yang riy Siyar 11/211).

Seseorang bertanya pada Tamim Ad-Dari ”Bagaiman malam engkau”, maka marahlah Tamim, sangat

13 ka terfitnah

an bersama u ke jalan-ng dilewati

jalan-jalan jalan kecil ut manusia rkata Syaikh Ibnu Sa’ad a At-Tarikh r hal 46)). jalan di

sela-a sela-aku tidsela-ak yar 11/210). bahwasanya rap semoga

ahu bahwa a Allah agar g riya”.

(17)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

kemudian berkata, “Demi Allah, satu rakaat saja s ditengah malam, tanpa diketahui (orang lain), lebih a daripada aku sholat semalam penuh kemudian aku c pada manusia” (Dinukil dari kitab Az- Zuhud, Imam A Tidak seorangpun diantara kita yang meraguka kesungguhan para sahabat dalam beribadah. walaupun demikian, mereka tidaklah ujub memamerkan amalan mereka kapada manusia, jau dengan kita. Adapun sebagian kita (atau sebagian bes seluruhnya (kecuali yang dirahmati oleh Allah), Al Musta’an, sudah amalannya sedikit, namun dic kemana-mana (Bahkan kalau bisa orang mengetahuinya). Ada yang berkata, ”Dakwah saya d disini…”, ada juga yang berkata,”Yang menghadiri saya jumlahnya sekian dan sekian…” (padahal kalau belum tentu sebanyak yang disebutkan, atau meman yang hadir majelisnya banyak tetapi tidak selalu. Te yang hadir dalam sebagian majelisnya cuma sedikit, tidak dia ceritakan, atau yang hadir banyak tapi pada semua, juga tidak dia ceritakan. Pokoknya di gambarkan pada manusia bahwa dia adalah da’i favo yang berkata, “Saya sudah baca kitab ini, kitab itu. sebagaimana termuat dalam kitab ini atau itu…”(padahal belum tentu satu kitabpun dia baca d hingga akhir, atau bahkan belum tentu dia baca sam secara langsung kitab itu. Namun dia ingin gambark manusia bahwa mutola’ahnya banyak, agar mere

(18)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

bahwa dia adalah orang yang berilmu dan gemar me Yang mendorong ini semua adalah karena ke mendapat penghargaan dan penghormatan dari m Lihatlah Tamim Ad-Dari tidak membuka pintu ya mengantarkannya terjatuh dalam riya, sehingga d mau menjawab orang yang bertanya tentang iba Namun sebaliknya, sebagian kaum muslimin sekaran menjadikan kesempatan pertanyaan seperti itu un menceritakan seluruh ibadahnya, bahkan menan untuk ditanya tentang ibadahnya, atau dakwahny perkara yang lainnya.

Ayyub As-Sikhtiyani sholat sepanjang malam, d menjelang fajar maka dia kembali untuk berbaring di tidurnya. Dan jika telah terbit fajar maka diapun men suaranya seakan-akan dia baru saja bangun pada s (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 3/8). Berkata Muhammad bin A’yun, ”Aku bersama Abdu Mubarok dalam peperangan di negeri Rum. Tatka selesai sholat isya’ Ibnul Mubarok pun mere kepalanya untuk menampakkan padaku bahwa dia tertidur. Maka akupun –bersama tombakku ya ditanganku- menggenggam tombakku dan mel kepalaku diatas tombak tersebut, seakan-akan a sudah tertidur. Maka Ibnul Mubarok menyangka bah sudah tertidur, maka diapun bangun diam-diam ag

15 membaca). keinginan ri manusia. yang bisa a dia tidak ibadahnya. arang justru untuk bisa enanti-nanti ahnya, atau

, dan jika g di tempat mengangkat da saat itu. /8).

(19)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

ada sorangpun dari pasukan yang mendengarnya lal malam hingga terbit fajar. Dan tatkala telah terbit faj diapun datang untuk membagunkan aku kare menyangka aku tidur, seraya berkata “Ya Muh bangunlah!”, Akupun berkata: ”Sesungguhnya ak tidur”. Tatkala Ibnul Mubarok mendengar hal mengetahui bahwa aku telah melihat sholat malamn semenjak itu aku tidak pernah melihatnya lagi b denganku. Dan tidak pernah juga ramah padaku pad peperangannya. Seakan-akan dia tidak suka mengetahui bahwa aku mengetahui sholat malam dan hal itu selalu nampak di wajahnya hingga beliau Aku tidak pernah melihat orang yang lebih menymb kebaikan-kebaikannya daripada Ibnul Mubarok” (Al At-Ta’dil, Ibnu Abi Hatim 1/266).

Wahai saudaraku, ketahuilah… sesungguhnya ikhlas sesuatu yang sangat berat, penuh perjuangan unt meraihnya. Pintu-pintu yang bisa dimasuki syaitan un merusak keikhlasan kita terlalu banyak. Tatkala kita beramal maka syaitanpun berusaha untuk bisa men kita riya’, kalau tidak bisa menjadikan kita riya’ di pe amal, maka dia akan berusaha agar kita riya’ di perte amal. Kalau tidak mampu lagi maka di akhir amalan k karena itu kita dapati para salaf dahulu memngec mereka ditengah amalan mereka, apakah masih teta atau sudah berubah?. Diriwayatkan dari Sualaim Dawud Al-Hasyimi: ”Terkadang saya menyampaikan

(20)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

hadits dan niat saya ikhlas, (namun) tatkala saya sam sebagian hadits tersebut berubahlah niat saya, terny hadits saja membutuhkan banyak niat” Disebutkan Khotib Al-Bagdadi dalam Tarikh beliau (9/31), Al-Miz Tahdzibul Kamal (11/412), dan Ad-Dazahabi dala (10/625), lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam hal 83, ta Arnauth).

Lihatlah bagaimana hati-hatinya salaf dalam menja mereka, untuk bisa menyampaikan satu hadits sa mungkin hanya beberapa buah kata) dia mempe niatnya berulang-ulang. Bagaimana dengan kita se Bukan cuma berpuluh-puluh kata yang kita lontarkan, beribu-ribu kata (tatkala mengisi pengajian, atau m pendapat atau nasehat tatkala diminta, atau yang la pernahkah kita mengecek niat kita disela-sela pemb kita??. Terkadang seseorang di awal sedang pengajian, dia mendapati niatnya ikhlas. Namun ta tengah pengajian, disaat dia memandang bagaima pendengarnya terkagum-kagum dengan kefasi melontarkan dalil disaat itulah syaitan berperan akt merubah niatnya. Waspadalah wahai para saud sesungguhnya hanya sedikit yang selamat dari tip syaitan.

Sungguh benarlah perkataan Sufyan Ats-Tsauri, ”Sa pernah menghadapi sesuatu yang lebih berat daripa karena niat itu berbolak-balik (berubah-ubah)”

17 sampaikan ernyata satu kan oleh

Al-Mizzi dalam dalam Siyar , tahqiq

Al-enjaga niat s saja (yang perhatikan a sekarang? kan, bahkan u memberi g lainnya…) embicaraan ng mengisi n tatkala di imana para efasihannya aktif untuk saudaraku… i tipu daya

(21)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

Auliya (7/ hal 5 dan 62), lihat Jami’ul ‘Ulul wal Hikam tahqiq Al-Arnauth).

Kalau seseorang telah selamat dari tipu daya syaitan selesai amalnya, ingatlah…syaitan tidak putus asa. D menggelitik hati orang tersebut dan merayu orang t untuk menceritakan amalan solehnya pada manu syaitan menipunya dengan berkata, ”Ini bukanlah supaya kamu bisa dicontohi manusia…”. Akhirnya ter orang tersebut dan diapun mengungkapkan ke kebaikannya di hadapan orang, maka bisa jadi menceritakan kabaikan-kebaikannya pada manusia riya’, maka ini merupakan kecelakaan baginya, ata tidak maka minimal pahalanya berkurang. Karena amalan yang sirr (disembunyikan) lebih baik daripada yang diketahui orang lain.

Allah berfirman, yang artinya:

“Jika kalian menampakkan sedekah kalian maka itu baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya da berikan kepada orang-orang fakir maka menyembun

18 ikam hal 70,

aitan hingga sa. Dia mulai ng tersebut anusia, dan nlah riya…, terjebaklah kebaikan-jadi diapun usia karena atau kalau rena pahala ada amalan

(22)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

itu lebih baik bagi kalian. Dan Allah akan menghapusk kalian sebagian kesalahan-kesalahan kalian, dan Alla mengetahui apa yang kalian kerjakan” (QS. Al-Baqoro Berkata Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, ”Asalnya isror secara tersembunyi tanpa diketahui orang lain) adal afdol dengan dalil ayat ini dan hadits dalam sh (Bukhori dan Muslim) dari Abu Huroiroh, beliau “Berkata Rasulullah : ”Tujuh golongan yang berada d naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan naungan Allah, Imam yang adil, dan seorang yang ber lalu dia menyembunyikannya hingga tangan kiriny mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan ka Diriwayatkan oleh Al-Bukhori (1423) dan Muslim Berkata Imam Nawawi: ”Berkata para Ulama ba penyebutan tangan kanan dan kiri menunjukan kesun dan sangat disembunyikannya serta tidak dike sedekah. Perumpamaan dengan kedua tangan t karena dekatnya tangan kanan dengan tangan k tangan kanan selalu menyertai tangan kiri. Dan m adalah seandainya tangan kiri itu seorang laki-la terjaga maka dia tidak akan mengetahui apa yang oleh tangan kanan karena saking disembunyikanny Minhaj 7/122), hal ini juga sebagaimana penjelasan Ib (Al-Fath 2/191).

Rosulullah bersabda: ”Tatkala Allah menciptaka bumi tersebut bergoyang-goyang, maka Alla

19 puskan dari Allah maha qoroh: 271). sror (amalan adalah lebih shohihain au berkata: da dibawah gan kecuali bersedekah irinya tidak kanannya” slim (2377). bahwanya esungguhan diketuhinya n tersebut n kiri, dan maknanya laki yang ang diinfak annya.” (Al-san Ibnu Hajr

(23)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

menciptakan gunung-gunung kalau Allah lemparkan gunung tersebut di atas bumi maka tenanglah bum para malaikatpun terkagum-kagum dengan pen gunung, mereka berkata, ”Wahai Tuhan kami, apa dari makhluk Mu yang lebih kuat dari gunung? berkata, “Ada yaitu besi”. Lalu mereka bertany ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhlukMu ya kuat dari besi?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu api.”, bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada mak yang lebih kuat dari pada api?”, Allah menjawab, ”A air”, mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apa makhlukMu yang lebih kuat dari pada air?”, Allah me ”Ada yaitu angin” mereka bertanya (lagi), ”Waha kami, apakah ada makhlukMu yang lebih kuat da angin?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu seorang ana yang bersedekah dengan tangan kanannya la sembunyikan agar tidak diketahui tangan Diriwayatkan oleh Imam Ahamad dalam Musnadny dari hadits Anas bin Malik. Berkata Ibnu Hajar, ”Da Anas dengan sanad yang hasan marfu’” (Al-Fath 2/191 Sungguh benar orang yang berkata, “Jangan hera engkau melihat seorang yang bisa jalan di atas air, syaitan juga bisa berjalan di atas air. Janganlah hera engkau melihat seorang yang berjalan terbang karena syaitan juga bisa terbang di udara. Tapi h engkau jika engkau melihat seorang yang bersedekah tangan kanannya namun tangan kirinya tidak men

(24)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

nya, karena syaitan tidak bersedekah (apalagi denga (Untaian kalimat ini, penulis tidak mengetahui sia mengucapkannya. Namun penulis pernah mende dari seorang petugas penjaga mushola dikapal laut menyampaikan nasehat pada awak penumpang Mungkin saja dialah yang mengucapkan perkat pertama kali. Namun bagaimanapun perkataan in maknanya jika ditinjau dari kacamata syar’i, Wallahu Ingat perkataan Ibnul Qoyyim, “Tidaklah akan be keikhlasan dalam hati bersama rasa senang untuk di disanjung dan keinginan untuk memperoleh apa y pada manusia kecuali sebagaimana terkumpulnya api…” (Fawaid Al-Fawaid, Ibnul Qoyyim, tahqiq Sy Hasan, hal 423). Wahai Dzat yang membolak-balikan (manusia) tetapkanlah hatiku di atas agamaMu.

Hukum Menyembunyikan Amal.

Para ulama menjelaskan bahwa keutamaan m bunyikan amalan kebajikan (karena hal ini lebih men dari riya) itu hanya khusus bagi amalan-amalan m bukan amalan-amalan yang wajib. Berkata Ibnu Ha Thobari dan yang lainnya telah menukil ijma’ bahwa yang wajib secara terang-terangan lebih afdhol d secara tersembunyi. Adapun sedekah yang mustaha sebaliknya.” (Al-Fath 3/365). Sebagian merek

21 ngan ikhlas) siapa yang ndengarnya laut, tatkala ang kapal. rkataan ini n ini benar lahu A’lam). berkumpul k dipuji dan a yang ada nya air dan Syaikh Ali kan hati-hati

(25)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

mengecualikan orang-orang yang merupakan telad masyarakat, maka justru lebih afdhol bagi merek beramal terang-terangan agar bisa diikuti dengan mereka aman dari riya’, dan hal ini tidaklah mungkin jika iman dan keyakinan mereka yang kuat.

Pernah Imam Ahmad mengatakan kepada salah muridnya (yang bernama Abu Bakar) tatkala kepadanya kabar bahwa manusia memujinya: “Wa Bakar, jika seseorang mengetahui (aib-aib) dirinya ma bermanfaat baginya pujian manusia”. (As-Siyar 11/21 Berkata Hammad, “Pernah Ayyub membawaku ke jal lebih jauh, maka akupun perkata padanya, “Jalan yang lebih dekat”, maka Ayyub menjawab: menghindari majelis-majelis manusia (men keramaian manusia-pent)”. Dan Ayyub jika member kepada manusia, mereka menjawab salamnya leb kalau mereka menjawab salam selain Ayyub. Maka berkata: ”Ya Allah sesungguhnya Engkau mengetahu saya tidaklah menginginkan hal ini!, Ya Allah sesung Engkau mengetahui bahwa saya tidaklah mengingin ini!.” Berkata Syaikh Abdul Malik: ”Diriwayatkan ol Sa’d (7/248) dan Al-Fasawi (2/239), dan sanadnya (Sittu Duror hal 47).

Berkata Abu Zur’ah Yahya bin Abi ‘Amr, “Ad-Dlohhak keluar bersama manusia untuk sholat istisqo (shola minta hujan), namun hujan tak kunjung datang, dan

22 eladan bagi reka untuk ngan syarat gkin kecuali

lah seorang ala sampai “Wahai Abu maka tidak /211). e jalan yang lan yang ini ab: ”Saya enghindari beri salam lebih dari aka Ayyub tahui bahwa sungguhnya inginkan hal n oleh Ibnu ya shahih”.

(26)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

tidak melihat adanya awan. Maka beliau berkata: ” Yazid bin Al-Aswad?” (Dalam riwayat yang lain: Ma seorangpun yang menjawabnya, kemudian dia ”Dimana Yazid bin Al-Aswad?, Aku tegaskan padanya mendengar perkataanku ini hendaknya dia berdiri” berkata Yazid :”Saya di sini!”, berkata Ad-”Berdirilah!, mintalah kepada Allah agar menurunka bagi kami!”. Maka Yazid pun berdiri dan menu kepalanya diantara dua bahunya, dan menyingsingkan banjunya lalu berdoa: ”Ya Allah, sesungguhny hambaMu memintaku untuk berdoa kepadaMu tidaklah dia berdoa tiga kali kecuali langsung turunla yang deras sekali, hingga hampir saja mereka ten karenanya. Kemudian dia berkata: ”Ya Allah, sesung hal ini telah membuatku menjadi tersohor, istirahatkanlah aku dari ketenaran ini”, dan tidak be lama yaitu seminggu kemudian diapun meninggal takhrij kisah ini secara terperinci dalam buku Sitt karya Syaikh Abdul Malik Romadloni hal. 47.

Lihatlah wahai saudaraku, bagaimana Yazid Al-Aswad tidak tentram dengan ketenarannya bahkan dia m kepada Allah agar mencabut nyawanya agar terhin ketenarannya. Ketenaran di mata Yazid adalah penyakit yang berbahaya, yang dia harus menghin walaupun dengan meninggalkan dunia ini. Allahu A inilah akhlak salaf (Berkata Guru kami Syaikh Abdul Q “Adapun orang-orang yang memerintahkan para peng

(27)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

atau rela para pengikutnya mencium tangannya berkata bahwa ia adalah wali Allah maka ia adalah Namun banyak orang yang terbalik, mereka menjadikan ketenaran merupakan kenikmatan yang nikmat sehingga mereka berusaha untuk meraihnya berbagai macam cara.

Dari Abu Hamzah Ats-Tsumali, beliau berkata: ”Ali bin memikul sekarung roti diatas pundaknya pada mal untuk dia sedekahkan, dan dia berkata, ”Sesung sedekah dengan tersembunyi memadamkan kem Allah”. Ini merupakan hadits yang marfu’ dari Na diriwayatkan dari banyak sahabat, seperti Abdullah b Abu Sa’id Al-Khudri, Ibnu “Abbas, Ibnu Ma’ud, Salamah, Abu Umamah, Mu’awiyah bin Haidah, dan A Malik. Berkata Syaikh Al-Albani: ”Kesimpulannya h dengan jalannya yang banyak serta syawahidnya hadits yang shahih, tidak diragukan lagi. Bahkan te hadits mutawatir menurut sebagian ahli hadits muta’ (As-Shohihah 4/539, hadits no. 1908).

Dan dari ‘Amr bin Tsabit berkata, ”Tatkala Ali bin meninggal mereka memandikan mayatnya lalu melihat bekas hitam pada pundaknya, lalu mereka b ”Apa ini”, lalu dijawab: ”Beliau selalu memikul ber karung tepung pada malam hari untuk diberikan kepa miskin yang ada di Madinah”.

24 nya lalu ia lah dajjal”). eka malah ng sungguh nya dengan

li bin Husain malam hari sungguhnya kemarahan Nabi, yang h bin Ja’far, ’ud, Ummu an Anas bin a hadits ini nya adalah n termasuk uta’akhirin”

(28)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

Berkata Ibnu ‘Aisyah: ”Ayahku berkata kepadaku mendengar penduduk Madinah berkata: ”Kami tidak kehilangan sedekah yang tersembunyi hingga menin Ali bin Husain” Lihat ketiga atsar tersebut dalam Sofwah (2/96), Aina Nahnu hal. 9.

Lihatlah bagaimana Ali bin Husain menyemb amalannya hingga penduduk Madinah tidak ada yan mereka baru tahu tatkala beliau meninggal karena yang biasanya mereka terima di malam hari berhe mereka juga menemukan tanda hitam di pundak belia Imam Al-Iz bin Abdus Salam telah menjelaskan menyembunyikan amalan kebajikan secara terperinci berikut. Beliau berkata, “Keta’atan (pada Allah) a 1. Yang pertama, adalah amalan yang disyariatkan dengan dinampakan seperti adzan, iqomat, be membaca Quran dalam sholat secara jahr, khutbah amar ma’ruf nahi mungkar, mendirikan sholat jum sholat secara berjamaah, merayakan hari-hari ‘ied mengunjungi orang-orang yang sakit, mengantar maka hal-hal seperti ini tidak mungkin disembunyik pelaku amalan-amalan tersebut takut riya, maka hen dia berusaha bersungguh-sungguh untuk menolaknya dia bisa ikhlas kemudian dia bisa melaksanakannya ikhlas, sehingga dengan demikian dia akan mend pahala amalannya dan juga pahala karena kesunggu

25 aku: ”Saya idak pernah eninggalnya lam Sifatus

embunyikan yang tahu, na sedekah rhenti, dan beliau. skan hukum

(29)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

menolak riya, karena amalan-amalan ini maslahatn untuk orang lain.

2. Yang kedua, amalan yang jika diamalkan tersembunyi lebih afdhol dari pada jika dinam Contohnya seperti membaca qiro’ah secara perlahan sholat (yaitu sholat yang tidak disyari’atkan menjahrkan qiro’ah), dan berdzikir dalam sholat perlahan. Maka dengan perlahan lebih baik darip dijahrkan.

3. Yang ketiga, amalan yang terkadang disembunyi terkadang dinampakkan seperti sedekah. Jika dia tertimpa riya’ atau dia tahu bahwasanya biasanya k nampakan amalannya dia akan riya’, maka amalan (s tersebut disembunyikan lebih baik daripada jika din kan.

Adapun orang yang aman dari riya’ maka ada dua k nya:

1. Yang pertama, dia bukanlah termasuk orang yang maka lebih baik dia menyembunyikan sedekahnya, bisa jadi dia tertimpa riya’ tatkala menam sedekahnya.

2. Yang kedua, dia merupakan orang yang dicontoh dia menampakan sedekahnya lebih baik karena

26 hatnya juga

kan secara nampakkan. ahan tatkala kan untuk olat secara aripada jika

unyikan dan dia kawatir ya kalau dia n (sedekah)

dinampak-ua

keadaan-yang diikuti, nya, karena nampakkan

(30)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

membantu fakir miskin dan dia akan diikuti. Maka d memberi manfaat kepada fakir miskin dengan sed dan dia juga menyebabkan orang-orang kaya ber pada fakir miskin karena mencontohi dia, dan dia ju memberi manfaat pada orang-orang kaya tersebut mengikuti dia beramal soleh.” Qowa’idul Ahkam (Sebagaimana dinukil oleh Sulaiman Al-Asyqor dal k Al-Ikhlash hal 128-129).

Tentunya kita lebih mengetahui diri kita, kita termasu yang aman dari riya atau tidak.

Mengobati Penyakit Cinta Ketenaran

Berkata Abdullah bin Mas’ud, “Seandainya kalian men dosa-dosaku maka tidak ada dua orangpun yang be belakangku, dan kalian pasti akan melemparkan t kepalaku, aku sungguh berangan-angan agar mengampuni satu dosa dari dosa-dosaku dan aku d dengan Abdullah bin Rowtsah”. (Al-Mustadrok 3/ 5382).

Berkata Syaikh Sholeh Alu Syaikh, ((“Untaian kal adalah madrasah (pelajaran), dan hal ini tidak diragu karena tersohornya seseorang mungkin terjadi jik tersebut memiliki kelebihan di antara manusia, bahk jadi orang-orang mengagungkannya, bisa jadi oran

27 ka dia telah sedekahnya bersedekah ia juga telah sebut karena kam 1/125 dal kitabnya

asuk orang

mengetahui berjalan di an tanah di agar Allah ku dipanggil 3/357 no.

(31)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

(32)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

Di antara manusia ada yang merupakan qori’ Al-Qur tersohor karena keindahan suaranya, keindahan bac maka orang-orangpun berkumpul di sekitarnya. D manusia ada yang alim, tersohor dengan ilmunya, fatwa-fatwanya, dengan kesholehannya, kewaro maka orang-orangpun berkumpul di sekelilingnya. Di antara mereka ada yang menjadi da’i yang dengan pengorbanannya dan perjuangannya berdakwah maka orang-orang pun berkum sekelilingnya karena Allah telah memberi petunjuk mereka dengan perantaranya. Demikian juga ad terkenal dengan sikapnya yang selalu menunaikan a ada yang tersohor dengan sikapnya yang menegakk ma’ruf nahi mungkar, dan demikianlah… Posisi terk seseorang merupakan posisi yang sangat menggelincirkan seseorang, oleh karena itu Ibnu mewasiatkan kepada dirinya sendiri dengan men keadaan dirinya (yang penuh dengan dosa), dan men apa yang wajib bagi setiap orang yang memiliki pe Hendaknya setiap orang yang tersohor (dengan k atau termasuk orang yang terpandang untuk merendahkan dirinya diantara manusia dan menam hal itu, bukan malah untuk semakin naik deraja hadapan manusia namun agar semakin terangkat de di hadapan Allah, dan ini semua kembali kepada kei karena diantara manusia ada yang merendahkan d

29 Qur’an dan bacaannya, . Di antara ya, dengan waro’annya,

(33)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

hadapan manusia namun agar tersohor dan ini termasuk (tipuan) syaitan. Dan diantara manusia a merendahkan dirinya di hadapan manusia dan mengetahui hatinya bahwasanya ia benar dengan si itu, ia takut pertemuan dengan Allah, ia takut hari dibalas apa-apa yang terdapat dalam dada-dada, mana nampak apa yang ada disimpan di hati-hati, ti yang tersembunyi di hadapan Allah dan mereka ti menyembunyikan pembicaraan mereka di hadapa Ini adalah pelajaran yang berharga bagi setiap yang dan yang mengikuti. Adapun pengikut maka henda tahu bahwa orang yang diikutinya itu tidak boleh diag namun hanyalah diambil faedah darinya berupa syari atau faedah yang diambil oleh masyarakat, karen diagungkan hanyalah Allah kemudian Rasulullah sh ‘alaihi wasallam. Adapun manusia yang lain maka jika baik maka bagi mereka rasa cinta pada diri ki hendaknya orang yang tersohor untuk selalu takut, dan mengingat dosa-dosanya, mengingat bahwa berdiri di hadapan Allah, ingat bahwasanya ia bukanla yang berhak diikuti oleh dua orang di belak Oleh karena itu tatkala Abu Bakar dipuji di hadapan maka ia berkhutbah setelah itu dan riwayat ini sebagaimana diriwayatkan oleh imam Ahmad da lainnya ia berkata: “Ya Allah jadikanlah aku lebih b apa yang mereka persangkakan dan ampunkanlah

(34)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

yang mereka tidak ketahui”, ia mengucapkan doa ini keras untuk mengingatkan manusia bahwasanya ia m dosa sehingga mereka tidak berlebih-lebihan kep Apakah hal ini sebagaimana yang kita lihat pada ke dimana orang yang diagungkan semakin menjadi-diagungkan dirinya??, orang yang mengagungka semakin mengagungkan orang yang diikutinya?? Ini b jalan para sahabat radhiallahu ‘anhum, Umar terkada dengan dirinya -dan dia adalah seorang khalifah, oran yang dikabarkan dengan masuk surga setelah Abu maka ia pun memikul suatu barang di tengah pasa merendahkan dirinya hingga ia tidak merasa diriny Diantara kesalahan-kesalahan adalah sifat ujub dengan diri sendiri), yaitu seseorang memandang waw (hebat). Ada diantara salafus shalih yang jika menyampaikan suatu (mau’idzoh) dan jika ia meliha orang berkumpul maka iapun meninggalkan majelis t kenapa?, karena keselamatan jiwanya lebih dibandingkan keselamatan jiwa orang lain, karena ia ramainya orang yang telah berkumpul dan ia me bahwa dirinya mulai merasakan bahwa dirinya senang kehadiran mereka, yang pada diam memperhatikann memperhatikannya, maka iapun mengobati dirinya meninggalkan mereka maka merekapun membicar akibat hal tersebut, Namun yang paling penting keselamatan jiwa dan hatinya dihadapan Alla keselamatan hatinya lebih utama dibandingkan kese

(35)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

hati orang lain…”)). (Dari ceramah Syaikh Sholeh Alu yang berjudul Waqofaat ma’a kalimaat li Ibni Mas’ud)

Riya itu Samar

Sungguh benar sabda Nabi shalallahu ‘alaihi w bahwasanya riya itu samar sehingga terkadang m seseorang padahal ia menyangka bahwa ia telah me yang sebaik-baiknya. Dikisahkan bahwasanya ada se yang selalu sholat berjama’ah di shaf yang pertama, pada suatu hari ia terlambat sehingga sholat di sa kedua, ia pun merasa malu kepada jama’ah yang la melihatnya sholat di shaf yang kedua. Maka tatka sadar bahwasanya selama ini senangnya hatinya, ten hatinya tatkala sholat di shaf yang pertama adalah pandangan manusia. (Tazkiyatun Nufus hal 15). Berkata Abu ‘Abdillah Al-Anthoki, “Fudhail bin bertemu dengan Sufyan Ats-Tsauri lalu mereka berdu mengingat (Allah) maka luluhlah hati Sufyan menangis. Kemudian Sufyan berkata kepada Fudhail, Abu ‘Ali sesungguhnya aku sangat berharap (pertemuan) kita ini rahmat dan berkah bagi ki Fudhail berkata kepadanya, “Namun aku, wah Abdillah, takut jangan sampai majelis kita ini adala mejelis yang mencelakakan kita “, Sufyan berkata, “ wahai Abu Ali?”, Fudhail berkata, “Bukankah engka

32 Alu Syaikh s’ud).

i wasallam g menimpa melakukan a seseorang ma, namun di saf yang g lain yang atkala itu ia , tenangnya alah karena

(36)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

memilih perkataanmu yang terbaik lalu menyampaikannya kepadaku, dan akupun telah perkataanku yang terbaik lalu aku sampaikan kep berarti engkau telah berhias untuk aku dan aku pu berhias untukmu”, lalu Sufyan pun menangis deng keras daripada tangisannya yang pertama dan “Engkau telah menghidupkan aku semoga menghidupkanmu”. (Tarikh Ad-Dimasyq 48/404). Perhatikanlah wahai saudaraku… sesungguhnya h orang-orang yang beruntung yang memperhatikan gerik hatinya, yang selalu memperhatikan niatnya. banyak orang yang lalai dari hal ini kecuali yang dibe oleh Allah. Orang-orang yang lalai akan mem kebaikan-kebaikan mereka pada hari kiamat kejelekan-kejelekan, dan mereka itulah yang dima oleh Allah dalam firman-Nya.

“Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa ya mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasa mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya.” Zumar: 48).

33 lu engkau ah memilih kepadamu, u pun telah engan lebih an berkata, oga Allah

a hanyalah tikan

gerak-nya. Terlalu diberi taufik memandang at menjadi imaksudkan

(37)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfy

Maroji’:

1. Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-‘Asqolani, dar As-Salam, cetakan pertama Tahun 2000 masehi.

2. Al-Minhaj syarh Sohih Muslim, Imam Nawawi, Ma’rifah.

3. Jami ‘Ulum wa Hikam, Ibnu Rojab, tahqiq Al-4. Sittu Duror min Ushuli Ahlil Atsar, Syaikh Abdu

Romadhoni, maktabah Al-Asholah.

5. Tafsir Ibnu Katsir, tahqiq Al-Banna, dar Ibnu Hazm, pertama.

6. Fawaid Al-Fawaid, Ibnul Qoyyim, tahqiq Syaikh Al Dar Ibnul Jauzi.

7. Al-Ikhlash, Sulaiman Al-Asyqor, dar An-Nafais. 8. Silsilah Al-Ahadits As-Sohihah, Syaikh Al-Albani. 9. Aina Nahnu min Akhlak As-Salaf, Abdul Aziz bin N

Jalil, Dar Toibah.

10.Waqofaat ma’a kalimaat li Ibni Mas’ud, transk ceramah Syaikh Sholeh Alu Syaikh.

11. Tazkiyatun Nufus, Ahmad Farid

34 nnya dalam gka bahwa ahfy: 104).

lam, Riyadh, wi, Dar

Al--Arnauth. Abdul Malik

zm, cetakan h Ali Hasan,

(38)

http://www.raudhatulmuhibbin.org

Referensi

Dokumen terkait

(a)Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia, (b) Kreativitas atau berfikir kreatif,

walidayn). Dengan menunjukkan dedikasi dan akhlak-akhlak yang baik, dapat membahagiakan dan menentramkan hatinya. Diantara hal-hal yang harus dilakukan kepada kedua orang tua

Karena hanya dengan pemahaman manusia yang dapat membentuk segala bentuk perilaku dalam kehidupan (termasuk ibadah yang mereka lakukan) di hadapan Tuhan. Selain

Dan dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib," (Flp. Di sini Kristus dikontraskan dengan Adam.

Setiap Negara Pihak harus mencegah di wilayah kewenangan hukumnya perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia, yang tidak

Namun dengan adanya media sosial ini, menjadikan seseorang terlalu terbuka akan dirinya di hadapan orang lain atau pun dengan orang yang belum dikenalnya, khususnya para kaum

17) harus mencegah, di wilayah kewenangan hukumnya perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia, yang tidak termasuk

Dari sisi subjek, Nasr berpendapat manusia memang memiliki kekuasaan atas dirinya khalīfah sebagai subjek, namun realitas itu merupakan amanat yang diberikan Tuhan kepada manusia,