• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DAN KEUANGAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DAN KEUANGAN NUZUL QUR’ANIATI; CANDRA PANJI ASMORO

Nuzul-q-a@fkp.unair.ac.id

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan teknologi informasi kesehatan meliputi informatika keperawatan mempengaruhi sistem perawatan kesehatan meliputi strategi perencanaan, tujuan dan petunjuk serta fungsi sistem.

2. Menjelaskan beberapa jenis sumber informasi yang berguna bagi perawat, tujuan masing-masing sumber daya dan strategi untuk mendapatkan sumber daya yang sesuai.

LATAR BELAKANG

Banyak bisnis modern menekankan pada sistem yang lebih efektif tidak terkecuali pelayanan kesehatan yaitu informasi teknologi (IT). Informasi teknologi (IT) meliputi penggunaan sistem komputer untuk mengelola seluruh jenis informasi dan hal tersebut berimbas pada profesi keperawatan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama sistem informasi pada pelayanan kesehata, perawat ditantang untuk untuk dapat menggunakan komputer.

Permenkes No. 82 tahun 2013 tentang sistem informasi rumahs akit menjelaskan bahwa rumah sakit sebaga salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggrakan upaya kesehatan sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal sehingga diperlukan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem informasi berbasis komputer. Sistem informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif, tranparan, tertib, mudah, akurat, aman dan efisien. Hospital Information System (HIS) merupakan integrasi berbagai sistem dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit misalnya sistem rekam medis, sistem penagihan pembayaran, sistem farmasi, sistem akuntasi rumah sakit, dan lain sebagainyan. Salah satu sistem pelayanan rumah sakit saat ini yang berkembang saat ini adalah sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan BPJS sebagai salah satu bentuk layanannya.

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT-SIM-RS

Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memuliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Informasi yang berkualitas harus akurat yaitu informasi harus jelas serta bebas dari kesalahan dan tidak bias dan relevan yaitu mempunyai manfaat untuk pemakainya.

(2)

decisison system; information system. Meskipun beberapa istilah menurut Letch, sistem informasi adalah suatu sistem dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Komponen fisik sistem informasi meliputi: (1) perangkat keras komputer; (2) perangkat lunak komputer; (3) Basis data (4) prosedur atau langkah-langkah penggunaan sistem; (5) personal untuk pengelolaan operasi yaang terdiri dari clerical personil untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inqury atau opterator; first level manager untuk mengelola pemrosesan data dukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah; staff specialist digunakan untuk analisis perencanaan dan pelaporan, dan management untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus, analisis khusus, laporan khusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang.

Sistem informasi bergantung erat dengan kebutuhan pengelolanya sehingga dalam perancangan sistem informasi rumah sakit merupakan pengembangan sistem baru dari sitem lama yang ada sihingga masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.

Sistem informasi rumah sakit (SIM-RS) adalah suatu tatanan yang terdiri dari pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian infromasi, analisis dan penyimpanan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumahs akit. Penerapan informasi di rumah sakit meliputi medik, perawat, administrasi dan penunjang. SIMRS adalah sustu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan menintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh infromasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Sistem informasi manajemen rumah sakit pada umumnya dibagi dalam dua kategori:

1) Sistem Informasi administrasi dan keuangan, meliputi informasi tentang penunjang operasional administratif, perencanaan manajemen, alokasi sumber daya dan pengendalian kegiatan.

2) Sistem Informasi medis klinis, merupakan sistem informasi untuk menunjang kegiatan pelayanan dan asuhan pasien.

SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program pemerintah dan pemerintah daerah serta merupakan bagian dari sistem infromasi kesehatan. Pengintegrasian dengan program pemerintah dan pemerintah daerah dilaksanakan dalam bentuk kemampuan konunikasi data (interoperabilitas). SIMRS harus memiliki kemampuan komunikasi data dengan (Permenkes No. 82/Th. 2013):

1) Sistem informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara (SIMAK BMN) 2) Pelaporan sistem infromasi rumah sakit (SIRS)

3) Indonesia case base group’s (INACBG’s)

4) Aplikasi lain yang dikembangkan oleh pemerintah

(3)

Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi:

1) Kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional

2) Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial 3) Budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan

pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi

Menurut Sabarguna (2003) pengguna dalam SIMRS dibagi dalam beberapa kategori yaitu:

1) End User yaitu individu yang peketjaanyya mencakup pemrosesan dan distribusi dari informasi mencakup operator komputer, supervisor, seluruh pihak manajemen.

2) Pelanggan yaitu individu yang menjadi objek dari SIM mencakup para pasien yang datan berkinjung ke Rumah Sakit.

SISTEM INA CBGs

Sistem INA CBGs menggunakan sistem kodifikasi dari diagnosis akhir dan tindakan atau prosedur yang menjadi output pelayanan dengan acuan ICD 10 untuk diagnosis dan ICD 9 untuk tindakan atau prosedur. Struktur kode INA-CBGs terdiri atas:

Case-Mix Main Groups (CMGs)

Adalah klasifikasi tahap pertama dilabelkan dengan huruf alphabet (A hingga Z), berhubungan dengan sistem organ.

Misal:

NO CMG CMG Codes

1 Central nervous system groups G

2 Eye and adnexa groups H

3 Ear, Nose, mouth & throat groups U

4 Respiratory system groups J

5 Cardiovasculer systes I

6 Digestive system groups K

7 ---dst---

Kode INACBG: K-4-17-I Keterangan:

1. Digit 1: merupakan CMG 2. Digit 2: merupakan tipe kasus

3. Digit 3: merupakan spesifik kasus CBG

(4)

Case Based Groups (CBGs)

TIPE KASUS GROUP

Prosedur rawat inap Group-1

Prosedur besar rawat jalan Group-2

Prosedur signifikan rawat jalan Group-3

Rawat inap bukan prosedur Group-4

Rawat jalan bukan prosedur Group-5

Rawat inap kebidanan Group-6

Rawat jalan kebidanan Group-7

Rawat inap neonatal Group-8

Rawat jalan neonatal Group-9

Error Group-0

Kode CBGs, sub group ketiga menunjukkan spesifik CBGs yang dilambangkan dengan mulai dari 01 sampai dengan 99.

Severity Level, keparahan kasus dalam INA-CBG terbagi menjadi: 1) ‘0” untuk rawat jalan

2) “I” Ringan untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1 (tanpa komplikasi maupun komorboditi

3) “II” Sedang untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2 (dengan mild komplikasi dan komorbiditi)

4) “III” Berat untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3 (dengan major komplikasi dan komorboditi).

Proses entri data pasien ke dalam aplikasi INA-CBGs dilakukan setelah pasien mendapat pelayanan di rumah sakit (setelah pasien pulang dari rumah sakit), data yang diperlukan berasal dari resume medis. Bagi rumah sakit yang ingin melakukan aktifiasi aplikasi INA-CBGs dapat mengunduh data base rumah sakit sesuai dengan data rumah sakit di website buk.depkes.go.id

COMPUTER ASSISTED RECORDS

Penggunaan format keperawatan terkomputerisasi dan pendokumentasian klinis lain menjadi lebih umum pemakaiannya sebagaimana aplikasi untuk otomatisasi keperawatan yang semakin meningkat. Di beberapa sistem, perawat dapat memilih tindakan atau temuan yang tepat untuk pasien tertentu agar memudahkan dalam pembuatan data di catatan klinis. Di rumah sakit, penempatan komputer disamping tempat tidur pasien dapat membantu menjamin ketersediaan data yang sering diperlukan. Catatan terkomputerisasi dan catatan keperawatan dapat membantu menghemat biaya organisasi dan catatan keperawatan dapat membantu menghemat biaya organisasi dan meningkatkan kualitas perawatan. Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk dokumentasi keperawatan dapat diturunkan sepertiganya dengan penggunaan komputerisasi.

(5)

rencana perawatan individu, dan setelah itu, lembar jalur perawatan spesifik dapat dibuat, sehingga dapat menurunkan waktu untuk proses dokumentasi hingga 40-50% per pasien per shift. Komponen lain dari sistem pendokumentasian dapat juga difungsikan melalui sistem komputer. Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi dapat menurunkan waktu yang terbuang untuk tugas administratif yang berulang, sehingga memungkinkan perawat profesional untuk menghabiskan waktunya lebih lama dalam merawat pasien.

Sistem pendokumentasian yang terstandarisasi dan terkomputerisasi memudahkan dalam mendapatkan kembali data, memonitor indikator klinis, dan melihat populasi pasien secara spesifik. Sistem ini membantu organisasi menunjukkan hasil perawatan, mengidentifikasi pola praktik, memonitor sumber yang bermanfaat, dan mendukung persoalan pengganti biaya.

Pemeliharaan kerahasiaan data dengan sistem terkomputerisasi tanpa menghambat upaya untuk mendapatkan kembali informasi yang diperlukan adalah persoalan yang dihadapi pengguna, pengembang sistem, dan pemerintah. Masalah privasi, keamanan, dan kerahasiaan pasien telah menarik perhatian kongres untuk mengatasinya karena terdapat peningkatan kekhawatiran publik dalam mengakses informasi kesehatan pribadi. Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPPA) tahun 1996 telah memandatkan bahwa hukum dan peraturan dibuat untuk melawan akses yang tidak sah dan yang menyalahgunakan informasi kesehatan pribadi. Komite penasihat dan taskforce melanjutkan kerjanya untuk membuat peraturan privasi yang jelas, realistis, dan dapat dilaksanakan, tetapi sampai saat ini, organisasi pelayanan kesehatan masih berjalan sesuai kebijakan dan prosedur untuk mendukung perlindungan informasi (Marrelli, 2007).

Prasyarat dokumentasi keperawatan berbasis komputer

Sedikitnya terdapat lima kunci utama prasyarat dokumentasi asuhan keperawatan berbasis komputer, termasuk hal-hal yang diperlukan untuk menunjang dokumentasi asuhan keperawatan berbasis komputer (Iyer, 2004):

1 Kamus data klinis

Diperlukan kamus data klinis yang substansial dan fleksibel, yang akan mendefinisikan semua unsur data untuk informasi klinis yang akan disimpan. 2 Tempat penyimpanan data klinis

Harus terdapat tempat penyimpanan data klinis yang formatnya dirancang dengan baik, guna memenuhi kebutuhan semua anggota tim pemberi perawatan kesehatan. Permintaan informasi medis mengenai klien tertentu harus dipenuhi dalam waktu beberapa detik.

3 Kemampuan input yang fleksibel

Harus tersedia perlengkapan yang tepat (seperti mouse, keyboard, sound system, touch screen).

4 Presentasi data yang ergonomis

(6)

Sistem harus mengantisipasi dan mendukung proses klinis serta berpikir melalui sistem pendukung. Hal ini harus mencakup akses ke sistem ahli, data dasar pengetahuan, literatur medis, umpan balik hasil, dan masukan kualitas/biaya, semua yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan klinis.

Penggunaan komputer di Indonesia dalam perannya mendokumentasikan proses keperawatan merupakan hal yang baru sekaligus menjadi solusi ketika tuntutan pelayanan keperawatan yang semakin tinggi dan memanfaatkan juga kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Nursalam (2008) menyatakan sebelum menggunakan pendokumentasian proses keperawatan berbasis komputer perlu adanya standarisasi terminologi atau istilah keperawatan. Standarisasi ini akan menghilangkan keseragaman dokumentasi sehingga akan memudahkan berbagai tenaga kesehatan untuk mengambil keputusan tindakan yang selanjutnya akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien. Lee (2005) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, serta pelatihan penggunaan bagi penggunanya dapat memengaruhi perawat dalam mendokumentasikan proses keperawatan yang dilakukannya terhadap klien di sebuah institusi kesehatan.

Set data minimum keperawatan

Set data minimum keperawatan (nursing minimum data set) dibentuk setelah set data minimum yang lainnya telah dibuat untuk dokter, rumah sakit, institusi perawatan jangka panjang, fasilitas perawatan medis rawat jalan, dan departemen gizi. Tiga kategori informasi klien yang harus dimasukkan terdiri dari (Iyer, 2004):

1 Elemen asuhan keperawatan 1) Diagnosis keperawatan 2) Intervensi

3) Hasil

4) Intensitas asuhan keperawatan 2 Elemen demografik klien

1) Identitas pribadi

1) Fasilitas khusus atau jumlah lembaga pelayanan 2) Perawatan kesehatan khusus dan jumlah klien 3) Jumlah perawat terdaftar

4) Tanggal masuk pasien di rumah sakit 5) Data pemulangan dan terminasi 6) Pengaturan klien

7) Penanggung biaya

Kelebihan dan kekurangan dokumentasi berbasis komputer

Menurut Iyer (2004) dokumentasi asuhan keperawatan berbasis komputer memiliki keuntungan dan kerugian yang antara lain:

Keuntungan

(7)

1) Catatan dapat dibaca

Hasil cetakan komputer dapat dibaca dengan mudah, sehingga menghilangkan risiko menebak arti tulisan tangan.

2) Catatan yang siap sedia

Rekam medis klien telah siap sedia untuk digunakan dan waktu yang dihabiskan untuk mencarinya singkat. Catatan elektronik dapat digunakan dan ditinjau kembali oleh sejumlah orang sesuai dengan jumlah terminal komputer. 3) Produktivitas perawat membaik

Penelitian yang dilakukan Coble (1995) menemukan bahwa setelah menggunakan pencatatan yang terkomputerisasi, perawat menghabiskan 40% waktunya lebih banyak untuk berkomunikasi dengan klien dan 34% untuk membantu higien klien.

4) Mengurangi kerusakan catatan

Kerusakan rekam medis lebih sulit terjadi jika menggunakan sistem lektronik. Program software harus berisi cara untuk memperbaiki entri yang salah, seperti data masuk yang tidak benar, kata-kata yang salah eja, atau kesalahan tipografi.

5) Menunjang penggunaan proses keperawatan

Sistem dokumentasi komputer memudahkan pengkajian pada klien. Program ini dirancang untuk beralih ke materi yang lebih berhubungan berdasarkan respon data yang dimasukkan oleh perawat. Software telah dibuat untuk mengenali karakteristik hassil tertentu kemudian menyarankan diagnosis keperawatannya pada perawat, yang harus mengesampingkan atau menerima diagnosis tersebut. Beberapa program akan membantu perawat memilih hasil dan intervensi. Pada saat pemulangan, banyak program yang dapat menghasilkan rencana perawatan kumulatif yang terdiri dari semua diagnosis, hasil, dan intervensi selama periode pelayanan.

6) Mengurangi dokumentasi yang berlebihan

Dokumentasi terkomputerisasi mendukung penggunaan yang ekonomis dari proses pemasukan data dengan menurunkan atau menghilangkan pencatatan yang berlebihan

7) Saran, pengingat, dan peringatan klinis

Penetapan prioritas dan pengambilan keputusan dapat dipermudah dengan adanya peringatan, saran, dan pengingat klinis.

8) Catatan keperawatan terkategorisasi

Software dapat dirancang agar dokumentasi dapat disortir dan dicetak sedemikian rupa yang tidak mungkin dilakukan oleh sistem pena dan tulis yang tradisional.

9) Mempermudah penetapan biaya

Dengan sistem dokumentasi kompuetr, kemampuan untuk menetapkan biaya berdasarkan perawatan aktual yang diberikan mengalami perbaikan.

Kerugian

Adapun kerugian penggunaan dokumentasi berbasis komputer meliputi: 1) Masalah keamanan dan kerahasiaan informasi klien

(8)

kaitannya dengan kehadiran klien dan pengunjung perlu dipertimbangkan. Kerusakan rekam medis akibat virus yang masuk melalui disket atau dengan men-download data dari intranet merupakan masalah yang besar.

2) Gangguan downtime komputer

Downtime adalah waktu ketika kompuetr tidak berfungsi karena perbaikan rutin atau tiba-tiba akibat kerusakan yang tidak diharapkan. Selama waktu ini perawat mungkin perlu melihat kembali pada kertas untuk operasional yang normalnya sudah terkomputerisasi.

3) Keterbatasan dalam format pencatatan

Software informasi keperawatan yang membatasi penggunaan teks bebas mendorong perawat untuk mengabaikan informasi utama tentang klien.

4) Keterbatasan komputer pada saat penggunaan memuncak

Sistem informasi keperawatan dapat degan cepat memakai kapasitas kerangka utama, sehingga membutuhkan perluasan sistem.

5) Biaya

Biaya meliputi pembelian hardware dan software, pendidikan staf keperawatan, biaya perizinan, dan perubahan yang diperlukan agar hardware atau software tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan pembeli.

Dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga memiliki kelemahan diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan ketrampilan perawat menggunakan komputer (Mahler et al, 2007).

Konsep Aplikasi

Pengertian aplikasi

Perangkat lunak merupakan sekumpulan instruksi yang diberikan untuk mengendalikan perangkat keras komputer, sekumpulan instruksi tersebut dikenal dengan sebutan program komputer. Program aplikassi adalah program yang dibuat oleh pemakai yang ditujukan untuk melakukan tugas khusus. Program seperti ini biasa dikelompokkan menjadi dua, yaitu program aplikasi serbaguna dan program spesifik (Kadir, 2003).

Menurut Anisyah (2000), aplikasi adalah penerapan, penggunaan atau penambahan. Dhanta (2009) mendefinisikan aplikasi (application) adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan lain sebagainya. Kesimpulan yang bisa diambil penulis dari kedua pengertian diatas bahwa aplikasi adalah suatu bentuk program dalam komputer yang digunakan untuk melakukan berbagai pekerjaan tertentu seperti penerapan, penggunaan, dan penambahan data.

Aplikasi berbasis intranet (interconnection network)

(9)

Aplikasi berbasis intranet merupakan suatu aplikasi pengolahan data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu dalam pengambilan keputusan, yang menggunakan jaringan LAN (Local Area Network). Intranet kadangkala juga dihubungkan ke jaringan intranet dengan melengkapi firewall. Pada dasarnya, firewall adalah suatu metode yang menempatkan suatu peranti ke sebuah komputer atau sebuah router diantara jaringan dan intranet untuk mengontrol dan memantau seluruh lalu lintas antara dunia luar dan jaringan lokal (Kadir, 2003). Cara seperti ini mengakibatkan sesorang dari luar tidak akan bisa mengakses data perusahaan, tetapi pemakai didalam perusahaan tetap bisa mengaksesnya.

Database

Database adalah sebuah bentuk media yang digunakan untuk menyimpan sebuah data (Nugroho, 2009). Database minimal terdiri dari satu file yang cukup untuk dimanipulasi oleh komputer sedemikian rupa. Database dapat diilustrasikan sebagai rumah atau gudang yang akan dijadikan tempat menyimpan berbagai macam barang, barang tersebut adalah data.

Personal hypertext processor (PHP)

PHP adalah program aplikasi yang bersifat server side, yang artinya hanya dapat bekerja pada sisi server saja dan tidak dapat berfungsi tanpa adanya sebuah server didalamnya (Nugroho, 2009). PHP bukan sebuah bahasa pemrograman yang lengkap, maksudnya program ini tidak menyertakan sebuah compiler tersendiri yang membuat program hasilnya menjadi program “.exe” yang dapat dijalankan sendiri. Program ini akan selalu membutuhkan server pendukung yang disebut web server dan program PHP itu sendiri untuk menjalankan semua script program. PHP merupakan sebuah bahasa pemrograman yang berlisensi opensource. Script ini dapat bercampur dengan script tag HTML sehingga karena kemampuannya tersebut, ia disebut sebagai bahasa yang embeded pada tag HTML.

MySQL

MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah standar Stuctured Query Language (SQL). MySQL juga dapat berperan sebagai client/server, yang open source dengan kemampuan dapat berjalan baik Operating System (OS) manapun. Selain itu database ini memiliki kelebihan dibanding database lain, diantaranya adalah :

1) MySQL sebagai database management system (DBMS)

2) MySQL sebagai relation database management system (RDBMS)

3) MySQL adalah sebuah software database yang bebas digunakan oleh siapa saja tanpa harus membeli dan membayar lisensi kepada pembuatnya

4) MySQL merupakan database server, jadi dengan menggunakan database ini, dapat dihubungkan ke media intranet sehingga dapat diakses dari jauh

(10)

6) Mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau yang disebut multi-threading

7) Mampu menyimpan data yang berkapasitas besar hingga berukuran gigabyte sekalipun

8) Memiliki kecepatan dalam pembuatan tabel maupun update tabel

9) Menggunakan bahasa permintaan standar yang bernama SQL yaitu sebuah bahasa permintaan yang distandarkan pada beberapa database server seperti oracle

Beberapa kelebihan yang dimiliki, MySQL menjadi sebuah program database yang sangat terkenal digunakan. Pada umumnya MySQL digunakan sebagai database yang diakses melalui web.

Data flow diagram

Data flow diagram (DFD) yaitu salah satu alat dalam perancangan sistem yang menggunakan simbol-simbol untuk menggambarkan aliran data melalui serangkaian proses yang saling berhubungan (Dhanta, 2009). Al Fatta (2007) mendefinisikan DFD merupakan alat yang cukup popular sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan dokumentasi yang baik. Adapun simbol-simbol dalam perancangan pada data DFD adalah sebagai berikut,

Tabel 1. Simbol Data Flow Diagram (DFD)

No Simbol Keterangan

1 Entitas

Obyek aktif yang mengendalikan aliran data dengan memproduksi serta

mengkonsumsi data

2 Proses

Sesuatu yang melakukan transformasi terhadap data

3 Aliran data

Aliran data menghubungkan keluaran dari suatu obyek atau proses yang terjadi pada suatu masukan

4 Data store

Obyek pasif dalam DFD yang menyimpan data untuk penggunaan lebih lanjut

Entity Relationship Diagram (ERD)

Dhanta (2009) mendefinisikan Entity Relationship Diagram (ERD) yaitu model konseptual yang menjabarkan hubungan antar penyimpanan data dan hubungan data. Pada ERD terdapat simbol-simbol dengan himpunan relasi yang masing-masing memiliki atribut untuk menjelaskan suatu relasi secara keseluruhan atau melakukan aktivitas permodelan data. Adapun simbol-simbol dalam

(11)

Tabel 3 Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)

No Simbol Keterangan

1 Entitas Entitas adalah sebuah kesatuan obyek lain, setiap entitas dibatasi oleh atribut

2 Atribut Atribut merupakan sifat atau karakteristik dari suatu entitas yang menyediakan penjelasan secara rinci

3 Relasi Relasi, belah ketupat menyatakan himpunan relasi

4 Link Garis (Link), sebagai penghubungan antara himpunan relasi dan himpunan entitas dengan atributnya

Kualitas software (ISO 9126:1991(E))

Kualitas untuk membuat software dapat dinilai melalui ukuran-ukuran dan metode-metode tertentu, serta melalui pengujian-pengujian software. Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126 (International Organization for Standarization) dari Joint Technical Committee (1998).

(12)

1) Functionality

Kemampuan software untuk menjalankan fungsinya sebagaimana yang dibutuhkan oleh user/pengguna

2) Reliability

Kemampuan software untuk dapat tetap tampil sesuai dengan fungsinya ketika digunakan

3) Usability

Kemampuan software untuk mudah dimengerti, dipelajari, digunakan, dan disukai pengguna

4) Efficiency

Kemampuan software untuk menampilkan performa relatif terhadap penggunaan sumberdaya

5) Maintainability

Kemampuan software untuk dimodifikasi (koreksi/revisi, adaptasi, perbaikan) 6) Portability

Kemampuan software untuk dipindahkan dari satu lingkungan ke lingkungan lain. Adapun aspek suatu software/aplikasi yang berkualitas dalam penelitian ini didasarkan penilaiannya melalui sudut pandang pengguna (user’s view). Aspek penilaian tersebut meliputi 5 (lima) hal antara lain : 1) Functionality; 2) Reliability; 3) Efficiency; 4) Usability; 5) Portability. Beberapa jenis pertanyaan yang bisa ditanyakan dari masing-masing aspek tersebut ialah :

1) Apakah fungsi yang diinginkan dalam aplikasi tersebut telah tersedia? 2) Seberapa realiabel aplikasi tersebut?

3) Seberapa efisien aplikasi tersebut? 4) Apakah aplikasi mudah digunakan?

5) Seberapa mudah aplikasi bisa dipasang dan digunakan di komputer lain? Konsep Model Knowledge-Based Development (Ulonska, 2013)

Hasil dari wawancara semi terstruktur dan kajian literatur akan disimpulkan kedalam proposisi masing-masing aspek. Terdapat tiga aspek utama berhubungan dengan Knowledge-Based Development (KBD) yang akan dibahas berikut ini.

Gambar 2 Kerangka kerja model Knowledge-Based Development Product

Documentation n Product

Development

(13)

Proposisi product development (PD)

1. Penelusuran tentang sejarah PD memudahkan untuk memahami suatu produk Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sulit untuk mengetahui mengapa suatu produk telah dirancang/didesain dengan cara yang mereka miliki. Sebagai contoh, produk perusahaan B mempunyai waktu layanan lebih dari 40 tahun. Keputusan-keputusan untuk pengembangan, yang telah diambil di masa lalu, diambil dari titik pengamatan yang lalu dan menjadi bagian dari sebuah seni pada waktu tersebut, Untuk teknisi saat ini, ini sangat sulit untuk dipahami. Karenanya, seringkali mereka harus memecahkan masalah-masalah, yang mana telah dipecahkan dimasa lalu. Model produk berbasis pengetahuan akan memberi mereka suatu alat untuk mengidentifikasi poin-poin dari keputusan, mendokumentasikan mengapa produk tersebut telah dikembangkan dengan cara itu, melihat ketergantungan dan keputusan-keputusan tersebut menjadi mampu untuk beradaptasi dengan keadaan saat ini. Proses teknologikal berlanjut, regulasi pemerintah berubah dan kebutuhan pelanggan juga berubah. Dengan memberikan kemungkinan yang lebih baik untuk beradaptasi dengan keputusan-keputusan dari desain produk yang terlebih dahulu dibuat dengan kondisi saat ini, pengembangan akan lebih berkelanjutan dalam area bidang mereka sendiri. Selain itu, perubahan dari sub-sistem akan lebih mudah, sejak ketergantungan mulai bisa didefinisikan dengan jelas, transparan, dan dapat dipahami.

2. Produk dokumentasi adekuat dalam sebuah model produk berbasis pengetahuan dapat meningkatkan PD dan bisa membuat lebih mudah menemui jadwal proyek Pada model produk berbasis pengetahuan, sebuah keputusan adalah dapat ditelusuri ke solusi yang diaplikasikan dalam sebuah produk akhir atau ke solusi yang telah dipertimbangkan namun tidak membuat ini semua sebagai metode untuk mengimplementasikan, yang berarti bahwa pengetahuan disekitar produk tumbuh terus. Ini mempunyai pengaruh yang positif pada PD, sejak berbagai risiko dikurangi dan seluruh produk siklus hidup menjadi lebih dapat diprediksi. Sebagai contoh, perusahaan C menggunakan banyak waktu (lebih dari yang dihabiskan pada PD) dalam produk yang didokumentasikan karena kebutuhan pelanggan. Meskipun, produk mereka dalam banyak kasus serupa dengan sesuatu hal yang besar, dan penggunaan kembali dari sebuah dokumentasi yang lebih baik akan sangat mengurangi beban kerja. Sebagai sebuah alternatif, sumber daya-sumber daya bisa digunakan untuk menciptakan nilai-nilai baru dengan meningkatkan dari produk itu sendiri atau sebuah inovasi baru.

3. Perusahaan dengan pengulangan, proses PD tambahan dapat memperoleh lebih dari sebuah model produk berbasis pengetahuan, kemudian membuat perusahaan melakukan proyek-proyek yang lebih independen

Membandingkan perusahaan-perusahaan, jelas, Proposisi project communication

Ketika informasi produk ini terkait dengan model dari produk, itu akan lebih mudah untuk teknisi mengikuti disiplin tertentu dalam PD dan dokumentasi :

(14)

individu, hal ini tidak selalu terjadi sebagai orang yang berbeda menggunakan cara yang berbeda untuk mendokumentasikan pekerjaan mereka. Menghubungkan pengetahuan untuk model produk, struktur dokumentasi akan ditentukan oleh produk, dan bukan oleh orang yang menciptakan dokumentasi.

Proposisi Product Documentation

Dokumentasi yang jelas dari pengetahuan produk dalam model produk hirarkis dapat menggantikan berbagai varietas yang membingungkan dari dokumentasi antara sebagian besar proyek-proyek :

Hari ini berbagai jenis dokumentasi yang digunakan dalam proyek yang berbeda pada produk yang sama, yang kadang-kadang membuat sulit untuk menemukan informasi yang spesifik. Jika semua pengetahuan malah akan dikumpulkan pada satu platform tunggal dan terkait dengan produk arsitektur, varian yang kurang dari dokumentasi akan diperlukan. Dalam hubungan ini perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa masih akan ada kebutuhan untuk jenis-jenis dokumentasi, misalnya laporan spesifik pelanggan.

Penggunaan dengan dokumentasi A3 membuat pengetahuan yang jelas, cepat dan mudah dimengerti :

Perusahaan A menggunakan pengetahuan singkat-A3, didasarkan pada prinsip yang cenderung berpikir A3. Dokumentasi dalam format A3 pendek, tepat dan menjelaskan hanya satu masalah dan solusinya pada selembar kertas. Hal ini membuat mudah untuk membaca dan menangkap dan cepat. Lembar A3 yang dihubungkan satu sama lain dalam struktur hirarki dapat memungkinkan untuk cepat memahami produk, masalah yang kompleks dan saling berkaitan. Namun demikian, dokumentasi A3 tidak dapat sepenuhnya menggantikan laporan lengkap, namun apa yang penting dalam PD adalah untuk mengidentifikasi dan memahami secara cepat. Dengan demikian, pemikiran A3 tampaknya menjadi pendekatan yang tepat juga untuk praktek dokumentasi.

Penyimpanan pengetahuan di satu tempat sentral membuatnya lebih mudah untuk menemukan dan menyimpan :

Pengetahuan biasanya tidak diarahkan ke produk, tetapi untuk proyek sehingga teknisi harus tahu proyek dimana produk telah dikembangkan. Akibatnya, akan sulit dan memakan waktu untuk menemukan pengetahuan yang diinginkan. Selain itu, ada beberapa format dokumentasi, seperti model produk dalam perangkat lunak CAx, laporan, A3, laporan jaminan kualitas, dan lain-lain, yang membuatnya lebih sulit untuk menemukan informasi yang spesifik. Oleh karena itu, teknisi biasanya lebih memilih untuk memecahkan masalah mereka sendiri daripada menghabiskan waktu untuk menemukan solusi yang telah dikembangkan oleh orang lain. Tempat pusat tunggal, atau kurangnya tempat, untuk penyimpanan dan mesin pencari yang ditemukan dokumentasi dari proyek yang berbeda akan meningkatkan kemungkinan untuk menemukan pengetahuan dalam lingkungan multiproyek. Salah satu kemungkinan bisa menjadi sisi internal menyediakan bahwa ada prosedur untuk jaminan kualitas informasi yang digunakan bersama-sama dengan orang lain.

KESIMPULAN

(15)

dengan cepat, tepat, dan akurat sehingga kinerja rumah sakit dapat berjalan efektif dan efisien. Serta untuk menunjang penerapan sistem informasi yang benar sesuai kebutuhan dibutuhkan software, hardware, networking, SOP, komitmen semua unit atau instalasi yang terkait untu bersama menjalankan sistem , dan sumber daya manusia agar dihasilkan laporan yang akurat sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi ke depan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dhanta, R 2009, Kamus istilah komputer grafis & internet, Indah, Surabaya

Iyer, PW, & Nancy, HI, 2004, Dokumentasi keperawatan: suatu pendekatan proses keperawatan, alih bahasa: Sari Kurnianingsih, EGC, Jakarta

Kadir, A, & Triwahyuni, TC, 2003, Pengenalan sistem informasi, Andi Offset, Yogyakarta

Kemenkes, 2014, Jaminan kesehatan nasional dalam sistem jaminan sosial, http://www.jkn.kemkes.go.id

Marrelli, TM, 2007, Buku saku dokumentasi keperawatan; alih bahasa Ed. 3, Egi Komara Yudha, EGC, Jakarta

Nugroho, A, 2009, Rekayasa perangkat lunak menggunakan UML dan JAVA, Andi Offset, Yogyakarta

Nursalam, 2008, Proses dan dokumentasi keperawatan: konsep dan praktik, Salemba Medika, Jakarta

Permenkes RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis sistem inonesian case base groups (INA-CBGs)

Ulonska, S, & Welo, T, 2013, Need finding for the development of a conceptional, engineering-driven framework for improved product documentation, Procedia Computer Science, 16 (2013) 423-432

(16)

Gambar

Tabel 1. Simbol Data Flow Diagram (DFD)
Tabel 3 Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 2 Kerangka kerja model Knowledge-Based Development

Referensi

Dokumen terkait

Calon siswa menginput data calon siswa dengan memilih jurusan yang didapat dari file kursus, kemudian memilih kategori yang didapat dari file kategori dan jadwal yang

H6 : Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna (User Satisfaction) Hasil t-statistik KL->KP memiliki nilai sebesar 7,45 nilai t hitung lebih

Judul Skripsi : Peranan Panti Sosial dalam Merehabilitasi Penyandang Cacat Netra (Studi pada Alumni Penyadang Cacat Netra Mandiri di PSPRPCN Lampung).. Hasil

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada

Bukti tambahan yang menunjukkan bahwa proses karbonisasi dan aktivasi bertingkat pada KA mampu mengubahan bahan biomassa menjadi bahan karbon dengan kualitas yang baik dilakukan

 Tanda minus (-) menunjukkan laut dalam keadaan surut sedangkan tanpa tanda minus (-) menunjukkan laut dalam keadaan pasang..  Penurunan dan kenaikan elevasi permukaan air

Sebagai rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pula hendaklah kita hidupkan bulan yang penuh barakah itu dengan amalan-amalan shalih, amalan- amalan yang ikhlash

Rancang bangun model pengembangan industri kecil jamu dirancang dalam bentuk paket program komputer sistem manajemen ahli yang terdiri dari komponen : sistem manajemen basis