• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITIK GLOBAL AMERIKA SERIKAT DALAM KON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLITIK GLOBAL AMERIKA SERIKAT DALAM KON"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

POLITIK GLOBAL AMERIKA SERIKAT DALAM KONFLIK LAUT

CINA SELATAN SEBAGAI UPAYA MEMBENDUNG DOMINASI CINA DI

KAWASAN ASIA TENGGARA

Yuventine Maya Diasmara

(105120407121008)

Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Berawijaya

(2)

RINGKASAN

(3)

PENDAHULUAN

Konflik Laut Cina Selatan

Dalam hubungan internasional antar negara, seringkali terjadi konflik berbatasan antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu konflik berbatasan yang telah lama terjadi adalah konflik Laut Cina Selatan. Konflik Laut Cina Selatan merupakan sengketa yang telah lama terjadi dan melibatkan beberapa negara didalamnya yakni Filipina, Malysia Brunei DarASsalam, Vietnam serta Cina. Kawasan ini telah diperebutkan negara-negara tersebut karena mengandung sumber daya alam yang cukup banyak seperti SDA biota laut, minyak dan juga mineral lainnya. Masing-masing negara juga memiliki alasan yang kuat untuk melakukan klaim atas beberapa daerah yang wilayah ini, missal karena faktor sejarah, seperti Vietnam yang mengkalim wilayah Laut Cina Selatan karena wilayah ini juga merupakan bekas jajahan Perancis yang juga menjajah Vietnam, maupun bentangan Zona Ekonomi Eksklusif seperti Filipina yang mengklaim Hasa Hasa Shoal yang berjarak hanya 60 km dari Rizal, dimana wilayah ini juga diklaim oleh Cina [ CITATION USE12 \l 1033 ]

Fakta bahwa kawasan ini adalah salah satu jalur perdagangan internasional yang tersibuk , dan hubungan strategis antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, mengintensifkan kebutuhan negara-negara yang berkonflik untuk tidak menutup perairan ini . untuk itu, Vietnam dan Filipina meminta bantuan kepada Amerika untuk turut serta dalam proses penyelesaian konflik Laut Cina Selatan. Filipina dan Vietnam dapat dikatakan menjadi lawan terkuat Cina dalam konflik ini. . Filipina mengklaim bahwa delapan kapal nelayan China tertangkap secara ilegal di perairan mereka. Ini adalah salah satu potensi konflik terbesar, sejak 1,5 juta orang di daerah tergantung pada perikanan dan karena eksploitasi berlebihan yang saling tumpang tindih wilayah air Laut Cina Selatan[ CITATION CHR13 \l 1033 ].

Smart power Amerika

(4)

Power adalah penggunaan seluruh alat diplomatic baik politik, militer, ekonomi, hukum,budaya,adat, dan lain-lain. AS telah sejak lama berusaha menjalankan soft power diplomasi di kawasan Asia Tenggara dengan menjalin hubungan yang lebih erat dengan sekutu dan mitra seperti Australia dan Singapura, dan baru menjalin hubungan dengan Vietnam, Laos, dan Myanmar [ CITATION Dav12 \l 1033 ]. Selain itu, Keterlibatan Amerika dalam forum regional seperti ASEAN Regional Forum (ARF) dan East Asian Summit (EAS) meningkat, hal ini berlaku juga pada diplomasi pertahanan seperti Pertemuan ASEAN Defence Ministers '(ADMM) dan Kemanusiaan dan (HADR) kegiatan Penanggulangan Bencana, dimana AS sebagai aktor ekternal kaawasan terlibat aktif didalamnya[ CITATION Car10 \l 1033 ].

Smart Power yang digunakan AS ini, terbukti dapat meningkatkan kepercayaan negara-negara kawasan Asia Tenggara kepada negar adidaya ini. Smart Power ini sekaligus juga membuat AS dapat diterima oleh negara-negara Asia Tenggara sebagai aliansi. Hal ini kemudian membuat Filipina dan Vietnam juga mempercayai AS untuk terlebat dalam usaha penyelesaian konflik Laut Cina Selatan sekutu mereka[ CITATION CHR13 \l 1033 ]. Kemampuan smart power diplomasi Amerika Serikat ini terbukti Ampuh dalam kawasan Asia Tenggara.

Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Konflik Laut CIna Selatan

Untuk itu, Amerika memiliki kebijakan Luar Negeri tersendiri dalam keterlibatannya di konflik Laut Cina Selatan, dimana Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat ini disampaikan oleh US State Departement Spokesperson yang mencakup 5 elemen yakni :

(5)

2. Peace and Stability : “The United States has abiding interest in maintenance of peace and stability in the South China Sea”

3. Freedom of Navigation : “Maintaining freedom of navigation is a fundamental interest of US. Unhindered navigation by all ships and aircraft in the South China Sea is essential for the peace and prosperity of the entire Asia-Pacific region, including the US.

4. Neutrality in disputes : “The United States takes no position on the legal merits of the competing claims to sovereignty over the various island, reefs, atolls, and cays in the South China Sea”

5. Respect of International principles : “The US would, however, view with serious concern any maritime claim or restriction on maritime activity in the South China Sea that was not consistent with international law including the 1982 UNCLOS. [ CITATION Tay12 \l 1033 ]

(6)

Mengapa Amerika bersedia untuk turut campur dalam penyelesaian konflik Laut Cina Selatan?

PEMBAHASAN

Kajian Teori Hegemonic Wars

(7)

Kemudian Gilpin mengutarakan teori Hegemonic wars pada era kontemporer tidak hanya melibatkan kontes untuk supremasi dua atau lebih negara adidaya , tetapi juga mewakili perubahan signifikan dalam hubungan ekonomi, kapasitas teknologi, dan organisasi politik. Dimana perang ini kemudian melibatkan banyak negara lain sebagai aliansi dan pendukungnya dalam upaya pencapaian hegemoni dalam dunia Internasional. Dimana hegemon harus bisa mempertahankan keadaan statusquo yakni keadaan ideal yang diinginkan masyarakat Internasional pada umumnya. Perang Hegemoni pada masa ini lebih dimaknai sebagai kontes terbuka pengaruh ekonomi dan militer negara adidaya yang ingin menjadi hegemon[ CITATION Rob88 \l 1033 ].

Kepentingan Amerika dalam Laut Cina Selatan

Amerika Serikat telah menyatakan keterlibatannya dalam konflik Laut Cina Selatan serta telah menyatakan pula kepentingan-kepentingannya dalam berbagai kesempatan seperti dalam pernyataan President Obama dalam pertemuannya dengan Kepala Negara anggota ASEAN, pernyataan AS Secretary of State, Hillary Clinton dalam ASEAN Regional Forum serta AS Secreatary of Defense Robert Gates dalam Sangri-La Dialogue di Singapura 2010 lalu. Dalam kesempatan-kesempatan tersebut, terdapat empat hal utama yang alasan dan kepentingan Amerika Serikat untuk campur tangan dalam konflik perebutan laut Cina Selatan, yakni menjungjung tinggi hukum internasional yang berlaku,mendukung sepenuhnya kebebasan navigasi, keamanan dan stabilitas regional, serta jalur perdagangan dan perkembangan ekonomi[ CITATION Jon \l 1033 ].

(8)

negara berhak untuk menggunakan laut lepas baik untuk kepentingan perdagangan maupun pengembangan militer, untuk itu Amerika merasa berkepentingan untuk mengamankan wilayah Laut Cina Selatan yang menjadi jalur perdagangan Internasional. Selain itu untuk mengamankan militer Amerika yang sering beroperasi keliling dunia termasuk melewati kawasan Laut Cina Selatan [ CITATION Tay12 \l 1033 ]

Sejak Masa Perang Dunia I, AS telah mengakui kebebasan Navigasi yang secara tesurat disampaikan oleh Presiden Woodrow Wilson dalam pidatonya Fourteen Point Speech. Dalam konflik Laut Cina Selatan, AS telah menyatakan dukungannya terhadap kebebasan navigasi diperairan ini sejal tahun 1961. Bahkan sejak tahun 1980 hingga tahun 2000 AS memperjuangkan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan dengan berbagai jalur diplomasi. AS beranggapan bahwa kebebasan navigasi di kawasan Laut Cina Selatan ini sangat penting bagi perdamaian dan kemakmuran kawasan Asia Pasifik termasuk Amerika Serikat [ CITATION Jon \l 1033 ]

(9)

patroli maritim China 80 mil dari selatan-tengah Vietnam pantai dan 372 km sebelah selatan dari China Hainan Island. Pada bulan Aprim 2012 Sebuah konfrontasi terbuka antara kapal perang Filipina (Gregorio del Pilar) dan dua kapal pengintai Cina di Shoal Panatag / Bajo de Masinloc (Scarborough Shoal), terjadi di wilayah Filipina diklaim oleh China. Angkatan Laut Filipina berusaha menangkap nelayan China yang diduga mengambil spesies laut yang dilindungi pemerintah Filipina di kawasan tersebut. Kapal-kapal Maritime Surveillance Cina mencegah penangkapan ini terjadi[ CITATION Bet12 \l 1033 ]. Dengan turut campur tangan dalam konflik Laut Cina Selatan, Amerika dapat menciptakan suatu perdamaian dan stabilitas kawasan Asia tenggara guna menjaga stabilitas Internasional serta menjaga kerjasama yang baik antar keduanya.

Dari ketiga hal yang kemudian sangat dijunjung tinggi oleh Amerika tersebut, tampak bahwa kemudian stabilitasdi kawasan Laut Cina Selatan ini sangat berdampak pada jalut perdagangan internasional yang pada akhirnya berimbas pada sistem perekonomian dunia. Untuk itu, Amerika merasa penting untuk turut serta dalam konflik Laut Cina Selatan guna mengamankan jalannya perekonomian baik kawasan Asia Tenggara maupun perekonomian Internasional.

Amerika Serikat Versus Cina

(10)

merupakan salah satu bentuk perang hegemon antara kedua negara yakni Amerika Serikat dan Cina. Hal ini dapat terlihat saat Amerika Serikat mulai masuk dalam konflik ini, fokus dari Cina sendiri mulai terpecah tidak hanya usaha untuk menyelesaikan konflik ini, namun juga usaha untuk menandingi AS dalam konflik Laut Cina Selatan . Cina yang selama ini mendominasi minyak dan SDA yang ada di laut Cina selatan merasa perlu meningkatkan kapabilitasnya semenjak US ikut serta dalam konflik ini. [ CITATION Les12 \l 1033 ]

Dengan meningkatnya kapabilitas Cina baik dalam ekonomi maupun militer, menyebabkan Cina memiliki potensi untuk menandingi hegemoni Amerika Serikat dalam dunia Internasional. Untuk itu, Amerika berusaha untuk mencari aliansi dan dukungan dari negara-negara Asia untuk menjaga stabilitas hegemonnya[ CITATION Jos11 \l 1033 ].Untuk itu, konflik laut Cina Selatan dirasa Amerika Serikat sebagai pintu masuk kawasan Asia untuk mencari aliansi dan dukungan dari negara-negara kawasan tersebut khususnya kawasan Asia Tenggara yang selama ini telah menjadi proyeksi hegemoni Cina. Dengan ikut serta dalam konflik ini, Amerika berusaha menandingi hegemoni Cina di kawasan ini guna mempertahankan stabilitasnya

(11)

Persaingan kedua negara ini juga tampak dalam usahanya menyebarkan pengaruh di kawasan Asia Tenggara. Cina telah memiliki peluang untuk menyebarkan pengaruhnya dikawasan Asia Tenggara dikarenakan kedekatannya baik secara geografi maupun dengan berbagai kerjasama yang dilakukan dengan kawasan ini. Untuk itu, konflik Laut Cina Selatan ini dipandang Amerika serikat sebagai pintu masuk untuk menyebarkan pengaruhnya di Asia Tenggara, peluang Amerik ini pertama muncul karena sengketa ini kemudian menimbulkan hubungan yang kurang baik antara Cina dan negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina. Selain itu dengan diundang turut campur dalam konflik ini, Amerika dapat memanfaatkannya untuk memperkuat relasi keamanan, ikatan pertahanan dan membentuk aliansi serta memperoleh dukungan dari kawasan Asia Tenggara[ CITATION Les12 \l 1033 ]. Amerika bahkan mendapat dukungan dari negara ASEAN lainnya yang tidak berkonflik untuk turut serta dalam penyelesaian konflik Laut Cina Selatan, dukungan ini didapat dari beberapa negara seperti Indonesia.

(12)

KESIMPULAN

(13)

eksistensinya sebagai negara hegemon dalam menghadapi perang hegemon dengan Cina di dunia Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

U.S. Energy Information Administration. (2012, 6 8). Timeline: Disputes in the South China Sea. Retrieved 4 7, 2013, from washingtonpost.com:

http://www.washingtonpost.com/wp-srv/world/special/south-china-sea-timeline/index.html

Buszynski, L. (2012). The South China Sea: Oil,Maritime Claims, and US-China Strategy Rivalry . The Washington Quarterly , 139 .

Buszynsld, L. (2012). The South China Sea: Oil,Maritime Claim, and US China Strategy Rival. washington: CSIS.

Capie, D. (2012). Smart Power: Transforming Militaries for 21st Century Missions . Goh Keng Swee Command and Staff College Seminar 2012 (p. 11). Singapore : THE S. RAJARATNAM SCHOOL OF INTERNATIONAL STUDIES.

Dolor, B. (2012). TIMELINE: The roots and present status of the WPS disputes. Retrieved 4 7, 2013, from www.manilatimes.net:

(14)

Fravel, T. (2012). South China Sea : What Issue and Whose Core Interest . 6th Berlin Conference on Asia Security (p. Session 5 ). Berlin: Konrad Adenaurer Siftung .

Gilpin, R. (1988 ). The Theory of Hegemonic War. The Journal of Interdisciplinary History , 591-613.

Hakansson, C. (2013, 2 22). The South China Sea’s “Cold War”. Retrieved 4 7, 2013, from upflund.se: http://www.upflund.se/utrikesperspektiv/2013/2/22/the-south-china-seas-cold-war.html#.UWEKu0o1iqo

Kurlantzick, J. (2011, 10 11). Growing U.S. Role in South China Sea. Retrieved 6 21, 2013, from www.cfr.org: http://www.cfr.org/china/growing-us-role-south-china-sea/p26145

Odom, J. G. (n.d.). Where’s the Stake? US Interest in South China Sea . www.nghiencuubiendong.vn/en.

Thayer, C. A. (2010 , 8 31). China’s Soft Power v America’s Smart Power. Retrieved 6 20, 2013, from www.eastasiaforum.org:

Referensi

Dokumen terkait

Hal senada juga dijelaskan pada penelitian Lestari dan Sugiharto (2007) yang menganalisis perbedaaan kinerja keuangan antara bank devisa dan bank non devisa setelah

Hasil akhir dari aplikasi ini adalah sistem yang menampilkan calon pembeli dengan menggunakan baju virtual yang melekat pada badannya sesuai dengan

Tujuan dari proyek akhir ini adalah memanfaatkan Dialogic D/4PCIU yang merupakan teknologi Computer Telephony Integration (CTI) sebagai interface dengan personal komputer,

(2) Percobaan padat {hidrostatic test) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, tekanan uji 1,5 kali dari tekanan kerja yang diperbolehkan atau tekanan desain atau tercantum

Berdasarkan hasil penelitian dan pem- bahasan yang dilakukan maka kepatuhan pajak WPOP yang terdaftar pada KPP Batu dan Kepanjen terbukti dipicu oleh niatnya untuk

Duncan pada variabel daya berkecambah penyimpanan dalam bentuk biji menunjukkan bahwa daya berkecambah terendah adalah pada benih suren dengan ruang simpan kamar pada minggu ke 6

YS Albay'a: Teşkilat içinde kendisinin de bildiği gibi üst kademede çekişmelerin olduğunu, bizi de alet edip kullanmaya çalıştıklarını, bu insanların inandığımız,

1 Terbuka kepada semua pelajar sekolah menengah Tingkatan 1 hingga 5. 2 Pertandingan adalah secara berpasukan. Setiap pasukan terdiri daripada 3 orang peserta dengan