• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF Badan Layanan Umum DAERAH BLU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSPEKTIF Badan Layanan Umum DAERAH BLU"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PERSPEKTIF BLU DAERAH: PENDIDIKAN

Dr. Gatot Subroto

Peneliti Madya IV-C

Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

(2)

 Pendidikan merupakan hak konstitusional setiap warga negara

 Setiap warga negara memiliki hak konstitusional yang sama

untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu dan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat

 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan

layanan dan kemudahan, serta menjamin

terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi

 Pemerintah wajib membiayai pendidikan dasar bagi

seluruh warga negara

(3)

SEKOLAH NEGERI

SEKOLAH NEGERI

BLUD

BLUD

(4)

PENGELOLA

DAN

PENYELENGGA

RA

PENDIDIKAN

PEMERINTAH

MASYARAKAT PEMERINTAH

KABUPATEN/

KOTA PEMERINTAH

PROVINSI

KEMDIKBUD

KEM.LAIN KEMENAG KEMRISTEK

(5)

LATARBELAKANG

Salah satu agenda reformasi keuangan negara adalah

adanya pergeseran dari pengganggaran tradisional

menjadi pengganggaran berbasis kinerja. Dengan basis

kinerja ini, arah penggunaan dana pemerintah tidak lagi

berorientasi pada input, tetapi pada output. Perubahan ini

penting dalam rangka proses pembelajaran untuk

menggunakan sumber daya pemerintah yang makin

terbatas, tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan dana

yang makin tinggi.

(6)

Penganggaran yang berorientasi pada output merupakan praktik yang telah dianut luas oleh pemerintahan modern di berbagai negara. Pendekatan penganggaran yang demikian sangat diperlukan bagi satuan kerja instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada publik.

Salah satu alternatif untuk mendorong peningkatan pelayanan

publik adalah dengan mewiraswastakan pemerintah.

Mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government)

adalah paradigma yang memberi arah yang tepat bagi sektor keuangan publik. Ketentuan tentang penganggaran tersebut

telah dituangkan dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan

(7)

Selanjutnya, UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara

membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja di

lingkungan pemerintah. Dengan Pasal 68 dan Pasal 69

Undang-Undang tersebut, instansi pemerintah yang tugas pokok dan

fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.

Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua

undang-undang tersebut menjadi dasar penetapan instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum (BLU).

(8)

Definisi Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa

mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

(Pasal 1 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara)

Di lingkungan pemerintahan di Indonesia, terdapat banyak satuan kegiatan yang berpotensi untuk dikelola secara lebih efisien dan efektif melalui pola BLU. Ada yang mendapatkan imbalan dari masyarakat dalam proporsi yang signifikan terkait dengan pelayanan yang diberikan, dan ada pula yang

(9)

MENGAPA KITA MEMERLUKAN BLU?

Peluang ini secara khusus disediakan bagi satuan kerja pemerintah yang melaksanakan tugas operasional pelayanan publik. Hal ini

merupakan upaya peng-agenan aktivitas yang tidak harus dilakukan oleh lembaga birokrasi murni, tetapi oleh instansi pemerintah dengan pengelolaan ala bisnis, sehingga pemberian layanan kepada

masyarakat menjadi lebih efisien dan efektif.

Dapat dilakukan peningkatan pelayanan instansi pemerintah kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa;

Instansi pemerintah dapat memperoleh fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dengan

menerapkan praktik bisnis yang sehat;

(10)

Kriteria BLU

Bukan kekayaan negara/daerah yang dipisahkan, sebagai satuan kerja instansi pemerintah;

Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi;

Berperan sebagai agen dari menteri/pimpinan lembaga induknya:

Kedua belah pihak menandatangani kontrak kinerja, Menteri/pimpinan lembaga bertanggungjawab atas kebijakan layanan yang hendak dihasilkan,

(11)

(siapa, apa,…? )

Siapa:

• Satker pemerintah operasional yang melayani publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, pengelolaan dana bergulir untuk usaha kecil dan menengah, lisensi, dll.) untuk membedakannya dari fungsi pemerintah

sebagai regulator dan penentu kebijakan.

Satker BLU (dapat berasal dari berbagai jenjang eselon atau non eselon)

merupakan pengagenan (agentification) aktifitas (kegiatan) yang tidak harus

dilakukan oleh lembaga birokrasi murni, tetapi diselenggarakan oleh instansi yang dikelola ala bisnis (bisnis like) sehingga pemberian layanan kepada masyarakat menjadi lebih efisien dan efektif.

Apa:

• BLU adalah Satker yang menerima fleksibilitas pengelolaan keuangan sebagai format baru dalam pengelolaan APBN/APBD.

BLU adalah wadah baru bagi pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

Keberadaan BLU, harus diseleksi dengan tata kelola khusus, dimana

menteri/pimpinan lembaga/satuan kerja dinas terkait membina aspek teknis BLU, sementara Menteri Keuangan/PPKD berfungsi sebagai pembina di bidang

(12)

(…

di mana, kapan ? )

Dimana:

• Kedudukan BLU adalah tetap berada dibawah kementerian negara/ lembaganya/ SKPD, dan tidak terpisah dari instansi induknya.

Oleh karena itu seluruh pendapatan yang diperolehnya dari non APBN/APBD dilaporkan dan dikonsolidasikan dalam pertanggungjawaban APBN/APBD. Demikian pula dengan seluruh belanja BLUnya.

Kapan:

• Satker BLU yang memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif diusulkan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD kepada Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota.

Penetapan Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota satker diberikan berupa pemberian status secara penuh dan secara bertahap.

Status BLU bertahap berlaku paling lama 3 tahun. Penerapan PK BLU berakhir apabila:

 dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/ bupati/ walikota sesuai kewenangannya.

 dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/ bupati/ walikota berdasarkan usul dari menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD, sesuai kewenangannya.

(13)

(…

mengapa ? )

Mengapa:

Untuk mempromosikan peningkatan layanan publik

melalui fleksibilitas pengelolaan keuangan BLU, yang

dikelola secara professional dengan menonjolkan

produktifitas, efisiensi, dan efektifitas.

BLU wajib menghitung harga pokok dari layanannya

dengan kualitas dan kuantitas yang distandarkan

oleh menteri teknis Pembina (melalui penetapan

Standar Pelayanan Minimal dari BLU terkait)

(14)

Public Goods Semi Public Goods Private Goods

Government Non-for-Profit Market BUREAUCRACY

Legislation & Regulation

Authorities

Controls & Judiciary

(15)

KLASIFIKASI BARANG

SIFAT BARANG

EKSKLUSIF

NON EKSKLUSIF

RIVAL

Barang Privat (Private Goods)

Barang Publik Semu (Quasy Public

Goods)

NON RIVAL

Barang Publik Semu(Quasy Public

Goods)

(16)

PERAN PEMERINTAH

1) Mechanic View :

Regulator

Administrator

2) Organic View :

Public Service AgencyInvestor

Berkaitan erat dengan birokrasi

diorganisasikan dalam kelembagaan BLU/D

Harus dinamis dan dapat diitransformasi-kan menjadi unit yang otonom

Dapat dan akan lebih efisien apabila

dilonggarkan dari

campur tangan langsung oleh negara

MANAJEMEN BERBASIS

(17)

PERATURAN PEMERINTAH NO 23 TAHUN 2002

TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Pemerintah memberikan ruang bagi penganggaran

berbasis kinerja

Dapat dibentuk oleh Satuan Kerja (satket) Pemerintah

operasional yang melayani publik, untuk

membedakannya dari fungsi Pemerintah sebagai

regulator dan penentu kebijakan

Satker BLU (dapat berasal dari berbagai jenjang eselon

atau non eselon) merupakan pengagenan aktivitas yang

diselenggarakan oleh instansi dan dikelola ala bisnis

(18)

PERFORMANSI TRANSFER PENGETAHUAN DI SEKTOR PUBLIK

(Fathilah Mathar, 2011)

 Keberadaan lembaga baru di lingkungan Pemerintah dengan format BLU/D merupakan sebuah peluang dimana integrasi manajemen pengetahuan dan desain organisasi dapat

diaplikasikan

 BLU/D memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan BUMN :

 Meski memperoleh beberapa fasilitas dan secara komersial dapat menerapkan tarif, namun layanan BLU/D tidak memperoleh

fasilitas untuk melakukan monopoli

 BLU/D harus berkompetisi dalam industri/layanan yang sejenis

 Faktor kompetisi menyebabkan BLU/D harus mampu beradaptasi dengan dinamika lingkungan, termasuk dengan cara

(19)

POINTER UNTUK DISKUSI

 Apakah tidak lebih bagus jika kita lakukan penguatan

“Manajemen Berbasis Sekolah” sebagai esensi dasar dari

desentralisasi pendidikan?

 ROI pendidikan dasar dan menengah bagi peserta didik

relatif kecil dibandingkan ROI pendidikan tinggi bagi peserta

didik (...bukan landasan untuk kompetisi....)

 Pengembangan model pendanaan yang lebih baik :

o Tidak berarti bahwa pendanaan dari masyarakat adalah

sesuatu yang salah (...orientasi mutu...)

o Dana yang masuk ke sekolah mestinya dapat digunakan

oleh satuan pendidikan berdasarkan manajemen berbasis sekolah

o Satuan pendidikan hanya melaporkan kepada Pemerintah

(20)
(21)

Postur Anggaran Pendidikan 2015-2016

*) Dalam RAPBN 2016 masuk ke dalam DAK Non Fisik **) Belum memiliki alokasi anggaran

KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN APBNP 2015 RAPBN 2016 I Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 154,363.75 143,819.00

Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga 154.363,75 143,819.00 a Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 53.278,55 49,232.80 b Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 42.707,76 37,022.10 c Kementerian Agama 49.409,85 46,840.40 d Kementerian Negara/Lembaga lainnya 8.967,59 10,723.70 II Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 254,180.93 275,938.30

a DAU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 134,970.30 142,203.30 b DAK Pendidikan 10,413.00 10,829.60 d Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD *) 1,096.00 1,020.50 e Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD *) 70,252.70 73,655.80 f Bantuan Operasional Sekolah *) 31,298.30 42,141.80

g BOP PAUD *) - 1,428.30

h Dana insentif daerah 1,664.50 ** i Otsus yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 4,234.70 4,659.00 III Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan - 5,000.00

(22)

Kontak

0812 8963 8126

gatot.subroto@kemdikbud.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Perwakilan perusahaan yang hadir adalah direktur atau yang mewakili dengan membawa surat kuasa yang ditandatangani direktur. Demikianlah untuk maklum, atas perhatiannya

2016 Pembimbing dalam Lomba Orasi Olimpiade Pancasila Tingkat Jateng, DIY, dan Jatim (Jatijaya) dalam Bulan Pancasila Jurusan Politik dan Kewarganegaraan (Finalis/15 besar)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. FORMULIR

 Di daerah Desa Kintap Kecil dan Sekitarnya Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan..  Dari 09 September 2012 - 22

We tested the speed-up of the D-TIN parallel algorithm using different type of point sets and the results of the experiments shows that the method of dynamic strips partitioning

Distribusi Proporsi Status Pernikahan Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Baru Tahun 2013 ……….

diperkuat serbuk besi dan komposit paduan aluminium tembaga yang diperkuat abu terbang ” ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan

Pihak Puskesmas Bandar Baru diharapkan agar meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya memeriksakan diri ke klinik IMS; meningkatkan program preventif dan promotif