• Tidak ada hasil yang ditemukan

BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN

Karya tulis ini dikerjakan dalam rangka pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Muhamad Rizki

Dea Maulida Muhammad Arifin

Tasya Putri Salsabila Farah SMPN 4 BEKASI

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis “Boraks dan Formalin pada Makanan” Disusun oleh :

Muhamad Rizki Dea Maulida Muhammad Arifin

Tasya Putri Salsabila Farah Telah disahkan pada

hari : tanggal :

Pembimbing

Sulastri S.Pd

(3)

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan

terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan

berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.

Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula

dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan

dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan

kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga

kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan

menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya

tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat

diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik

dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan

menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan

begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru

yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga

mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang

merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat

lebih terjamin dan sehat.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan………

Kata Pengantar………

Daftar Isi………...…………

Abstraksi………...………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………..

1.3 Perumusan Masalah……….……

1.4 Tujuan Penulisan………..………

1.5 Metode Penelitian………….……….

1.6 Kegunaan Penulisan………....………

1.7 Sistematika Penulisan…………....………

BAB II PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Boraks dan Formalin……… .

4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan…

4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks

4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks

dan formalin di Indonesia………

(5)

ABSTRAKSI

Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks

dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang

digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan

dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk

tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah

yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.

Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan

dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan bakso

dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang

diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi kami tuliskan di sini. Tetapi solusi

tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan

banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan

manfaat.

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak

boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah

satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan.

Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal

yang sangat penting.

1.3 Perumusan Masalah

1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?

2 Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin

pada proses pembuatannya?

3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari

boraks atau formalin?

4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan? 5 Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas

1.4 Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian boraks dan formalin.

Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya.

Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.

Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.

1.5 Metode Penulisan

Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana

(7)

1.7 Manfaat

Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.

Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.

Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.

Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.

BAB II PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil

angket sebelumnya.

4.1 Pengetahuan akan Boraks dan Formalin

Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa

itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan. Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen maka 72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks

dan formalin.

Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua

mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks

dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.

4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan

Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan. Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada

makanan adalah 18 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika dituangkan dalam

presentasi adalah sebagai berikut : 1. Jawaban A : 45%

(8)

Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh

tersebut.

Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?

a. Formalin

Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang

pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya. Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :

· Jika terhirup

Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.

· Jika terkena kulit

Kemerahan, gatal, kulit terbakar · Jika terkena mata

Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan · Jika tertelan

Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit

membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian. b. Boraks

Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :

· Tanda dan gejala akut :

Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat) · Tanda dan gejala kronis

- Nafsu makan menurun - Gangguan pencernaan

- Gangguan SSP : bingung dan bodoh - Anemia, rambut rontok dan kanker.

Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa

besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin

dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.

4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks

Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering diberi formalin sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6

orang, dan 1 orang memilih kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung boraks dan formalin yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan

dan 2 orang memilih kerupuk.

(9)

tahu dan bakso merupakan makanan yang biasanya diberi formalin atau boraks. Tahu dan bakso memang cukup dikenal sering diberi formalin maupun boraks, namun bukan mereka makanan yang paling sering diberi formalin maupun boraks. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas.

Yakni, 66 persen dari total 786 sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16

persen dan 15 persen.

Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka paling sering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut

kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah makanan yang biasanya mengandung boraks atau formalin. Mengapa mereka masih tetap sering mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan boraks yang paling sering mengandung formalin dan boraks? Mungkin hal ini disebabkan karena siswa

SMA Kanisius percaya bahwa para pedagang di Kanisius pasti tidak memberikan formalin maupun boraks pada dagangannya, maka mereka tidak takut untuk

mengonsumsinya.

Namun tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan. Walaupun berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada

ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita

makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin.

Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi boraks maupun formalin:

a. Mi basah

Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak

lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.

B. Tahu

Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara

cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak

akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan

terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin. C. Bakso

Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal.

D. Ikan segar

Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).

(10)

E. Ikan asin

Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin

yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.

4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah

menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan

boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.

Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah

diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam

pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk

aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM

hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih

menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.

Dari data angket yang kami sebarkan ke beberapa responden, terdapat pertanyaan : “Menurut anda apakah peran pemerintah sudah ada dalam pemberantasan formalin? “ Dan dari pertanyaan itu, sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak, sebanyak 17 orang menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab upaya pemerintah tidak ada sama

sekali.

Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang, karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius /

tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih

gencar dalam menangani masalah ini. BAB III

PENUTUP

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:

a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu

(11)

b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada

yang mengetahui secara pasti.

c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks

dan formalin.

d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini

terjadi. 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:

Ø Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai

fungsinya.

Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu

dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.

Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.

Ø Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada

yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.beritaindonesia.co.id http://www.depkes.go.id

http://www.disnakkeswan-lampung.go.id http://id.wikipedia.org

Referensi

Dokumen terkait

(2) Keamanan Pangan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan

Data kedua tabel hasil angket di atas, berasal dari data angket yang peneliti sebarkan kepada 40 responden (anak) di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten

Hasil uji kandungan boraks dan formalin yang dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan test kit terhadap 9 sampel jajanan yang ada disekitar Universitas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari analisis kualitatif dan kunatitatif boraks dan formalin pada jajanan tahu di

Penggunaan bahan kimia berbahaya pada makanan seperti formalin, boraks dan rhodamin-B jelas membahayakan konsumennya, bagaimana sebenarnya perlindungan hukum yang

Hasil uji kandungan boraks dan formalin yang dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan test kit terhadap 9 sampel jajanan yang ada disekitar Universitas

Adapun beberapa contoh permasalahan komunikasi yang terjadi antara masyarakat dan penyandang disabilitas, berdasarkan angket yang kami sebarkan di antaranya: Responden pertama atas

Beberapa hal tersebut diantaranya yaitu 1 Terlaksananya upaya untuk melakukan pengabdian masyarakat sebagai wujud pengabdian kami kepada masyarakat untuk ikut membantu mengawasi