• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH SUMATERA UTARA DALAM REPELITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH SUMATERA UTARA DALAM REPELITA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN UNTUK MELANJUTKAN PROGRAM

REPELITA IV DALAM MENSEJAHTERAHKAN

(2)
(3)

2. DAERAH TINGKAT I SUMATERA UTARA I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan daerah

Daerah Sumatera Utara yang luasnya 71.680 km2, secara geografis terdiri dari daerah dataran rendah di pantai timur yang luas dan subur, daerah pegunungan Bukit Barisan, dan Pulau Nias. Secara administratif daerah ini terdiri dari 17 Daerah Tingkat II, ialah 11 kabupaten dan 6 kotamadya, 2 kota administratif, 197 kecamatan dan 5.632 desa.

Menurut sensus jumlah penduduk sebanyak 6.621.831 jiwa pada tahun 1971 dan sebanyak 8.360.894 jiwa pada tahun 1980. Dengan demikian selama periode tersebut pertambahan penduduk daerah ini adalah rata-rata 2,6% per tahun.

Dari Sensus Penduduk tahun 1980 terlihat bahwa kabupaten yang terpadat penduduknya adalah Deli Serdang (205 jiwa per km2) dan Simalungun (182 jiwa per km2), sedang yang rendah kepadatan penduduknya adalah Tapanuli Tengah (45 jiwa per km2) dan Tapanuli Utara (50 jiwa per km2).

Kota Medan merupakan pusat ekonomi sosial di daerah ini dan pusat perdagangan bagi Sumatera bagian Utara. Perkembang-an kota MedPerkembang-an yPerkembang-ang amat pesat sejak Repelita I dimungkinkPerkembang-an oleh daerah belakangnya yang luas dan subur, posisi geografis yang menguntungkan, letaknya pada jalur pelayaran yang ramai, dan karena kota tersebut mempunyai berbagai prasarana trans-portasi dan sarana komunikasi yang lengkap.

(4)

Kegiatan ekonomi terpenting di daerah ini adalah pertani-an ypertani-ang menghasilkpertani-an komoditi ekspor dpertani-an bahpertani-an ppertani-angpertani-an. Areal perkebunan di daerah ini terdapat di daerah-daerah yang pa-ling subur dan menghasilkan berbagai jenis komoditi ekspor yaitu, karet, minyak sawit, coklat, tembakau, kopi, dan teh. Luas areal perkebunan seluruhnya adalah 980.075 ha, dan ter-diri dari perkebunan besar seluas 519.265 ha dan perkebunan rakyat seluas 460.810 ha.

Ekspor hasil produksi perkebunan dilakukan melalui pela-buhan Belawan, Lapela-buhan Bilik, dan Teluk Nibung. Potensi lain-nya di Sumatera Utara yang masih dapat dikembangkan adalah industri, dan pariwisata,. Pabrik aluminium di Kuala Tanjung sudah berproduksi sejak Repelita III, dan di dalam Repelita IV diharapkan akan tumbuh industri baru yang merupakan indus-tri hilir yang memanfaatkan aluminium sebagai bahan baku.

Kegiatan pembangunan di berbagai bidang antara tahun 1975 dan 1980 telah memungkinkan daerah ini memberikan sumbangan yang amat berarti dalam kegiatan ekonomi nasional. PDRB (Pro-duk Domestik Regional Bruto) daerah ini, menurut harga kons-tan tahun 1975, meningkat dari Rp. 688,3 milyar dalam tahun 1975 menjadi Rp. 1.083,9 milyar dalam tahun 1980, yang ber-arti pertumbuhan PDRB adalah rata-rata sebesar 9,5% per tahun.

Ekspor dari produksi perkebunan daerah ini memberikan sum-bangan sebesar 15% dari seluruh nilai ekspor non migas Indone-sia.

(5)

pelabuhan Belawan jauh lebih besar dari kapasitasnya dalam Repelita II. Sungai Asahan yang selama ini belum dimanfa-atkan, dalam akhir Repelita III telah dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 600 MW. Hampir semua tenaga listrik yang dihasilkan digunakan untuk peleburan alumina di Kuala Tanjung, dan 50 MW dari tenaga tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi masyarakat.

Berbagai investasi seperti Proyek Asahan, perkebunan (PIR dan PRPTE) dan berbagai prasarana ekonomi selama Repelita III akan memberikan hasil yang nyata dalam Repelita IV.

2. Masalah-masalah yang dihadapi

Sumatera Utara menghadapi berbagai masalah dalam memasuki Repelita IV. Diantaranya yang paling menonjol adalah masalah tata guna tanah. Dewasa ini areal hutan di Sumatera Utara tinggal 28% dari luas propinsi. Karena lokasinya kurang tepat maka fungsi hidroorologis dari hutan tidak berjalan baik, se-hingga sering terjadi banjir pada musim hujan yang menimbul-kan kerugian pada perkebunan, pertanian pangan, perkampungan penduduk, dan menyebabkan pendangkalan sungai dan saluran irigasi. Sungai yang sering mendatangkan banjir di daerah ini antara lain adalah Sei Ular, Sei Wampu, Sei Bah Bolon, Sei Tanjung, Sei Gabus, Sei Sipare-Pare, dan Sei Belawan.

Dewasa ini banyak areal hutan dengan kemiringan lebih da-ri 15 derajat digunakan oleh penduduk secara "liar" untuk ke-perluan pertanian dan tempat tinggal, bahkan banyak di anta-ranya dengan kemiringan lebih dari 40 derajat. Begitu juga di beberapa tempat, daerah hutan lindung sudah berubah menjadi daerah pertanian. Dewasa ini diperkirakan ada 41.000 KK

(6)

duduk Sumatera Utara yang perlu dipindahkan, dan 33.000 KK diantaranya dari daerah hutan.

Masalah lain yang menonjol di daerah ini dihadapi dalam peningkatan produksi pangan. Areal persawahan yang luasnya 465.024 ha, kurang dari seperdua areal perkebunan pada umum-nya kurang subur, sedang tanah yang paling subur sudah digu-nakan untuk perkebunan besar. Areal sawah yang sudah memiliki jaringan irigasi baru 55% dan sisanya berupa sawah tadah hujan. Perluasan areal sawah tidak mungkin lagi dilakukan karena akan menimbulkan konflik penggunaan tanah dengan per-kebunan atau dengan areal hutan yang sudah dirasa amat ku-rang. Sebegitu jauh, kekurangan bahan pangan di daerah ini tidak lagi menjadi masalah, karena dapat ditutup dengan kele-bihan produksi pangan di dua propinsi tetangga yaitu Daerah Istimewa Aceh dan Sumatera Barat. Kondisi jalan darat sudah amat baik dan hubungan lalu lintas kapal antara Sumatera ra dengan kedua propinsi tetangga tersebut cukup baik untuk menjamin kelancaran pengangkutan pangan.

Keadaan alam yang baik dan teknik budidaya pertanian sa-yur dan buah-buahan di dataran tinggi Karo belum menjamin pe-ningkatan pendapatan petani karena kurang terjaminnya pema-saran, yaitu fluktuasi harga sayur di pasaran amat besar. Usaha ekspor sayur ke Singapura dan Penang (Malaysia) dewasa ini mendapat saingan dari sayur produksi Taiwan, RRC, bahkan juga yang dari Eropa, padahal sebelum ini kebutuhan sayur Singapura dan Penang sebagian besar dipenuhi dari daerah Karo.

(7)

bih cepat bila dibandingkan dengan daerah bagian barat, dae-rah bagian selatan, dan pulau Nias.

Masalah aparatur pemerintahan yang masih dirasakan adalah kekurangan tenaga teknis di tingkat kabupaten/kotamadya.

II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan na-sional.

Prioritas utama dalam pembangunan daerah dalam Repelita IV adalah meningkatkan kelestarian alam untuk mengurangi ma-salah banjir yang selalu menimbulkan kerugian besar setiap tahunnya dan untuk menjaga kesuburan tanah. Usaha ini se-kaligus akan menjamin pengamanan investasi yang sudah banyak dilakukan di daerah ini seperti proyek Asahan, perkebunan, pertanian pangan, pelabuhan, pemukiman, dan berbagai prasa-rana ekonomi.

(8)

Dalam hal produksi, maka daerah ini akan berusaha membe-rikan kontribusi dalam memperoleh devisa, khususnya dari ko-moditi non migas. Sesuai dengan potensi yang ada dan investa-si yang telah diadakan sejak Repelita I, maka perkebunan te-lah memberikan sumbangan yang besar dalam ekonomi daerah, baik dilihat dari penyerapan tenaga kerja maupun dari jumlah devisa yang dihasilkannya. Oleh karena itu, perkebunan akan mendapat prioritas utama dalam pembangunan daerah. Langkah-langkah yang akan diambil dalam bidang ini adalah perema-jaan tanaman yang sudah tua, pembinaan perkebunan rakyat de-ngan penanaman bibit unggul, peningkatan budidaya perkebunan, dan pengolahan produksinya. Walaupun areal perkebunan tidak bisa diperluas, namun dengan cara-cara di atas, produksi dan kualitas produksi perkebunan dapat ditingkatkan.

Di bidang pertanian pangan, pengembangannya akan dilaksa-nakan dengan mengingat batasan-batasan yang sudah diutarakan di atas. Usaha peningkatan produksi pangan tidak bisa dilaku-kan dengan memperluas areal pertanian. Oleh karena itu, pem-bangunan irigasi hanya akan dilakukan pada tempat-tempat yang sudah ada sawahnya. Di samping itu pembangunan irigasi yang sudah dirintis sejak Repelita yang lalu akan diselesaikan, seperti irigasi Batang Gadis, Namu Sira-Sira dan Batang Ilung. Untuk meningkatkan budidaya pertanian pangan, akan ditingkatkan usaha penyuluhan.

(9)

dikembangkan jenis industri yang mengolah bahan aluminium yang sudah diproduksi di Kuala Tanjung.

Sektor lainnya yang mendapat prioritas untuk dikembangkan adalah pariwisata. Daerah-daerah dan objek pariwisata yang perlu dikembangkan adalah daerah Danau Toba dan sekitarnya, dataran Tinggi Karo, Pulau Nias, Pantai Barat Tapanuli Tengah, dan istana di Kota Pinang.

Untuk menunjang sektor-sektor kegiatan ekonomi di atas, perlu dikembangkan prasarana perhubungan dan telekomunikasi seperti pelabuhan laut dan dermaga penyeberangan, pelabuhan udara, jalan raya, pos dan telekomunikasi.

Dalam Repelita IV daerah Sumatera Utara diperkirakan akan berkembang dengan laju pertambahan rata-rata 6% setahun.

2. Kebijaksanaan pembangunan daerah

Untuk lebih memudahkan penanganan kegiatan pembangunan di tingkat daerah, dan untuk lebih menyesuaikan kegiatan pemba-ngunan dengan potensi dan permasalahan yang dihadapi di ma-sing-masing bagian daerah, maka dalam Repelita IV, daerah Su-matera Utara dibagi menjadi 4 wilayah pembangunan yaitu: Wilayah Pembangunan I yang meliputi Kabupaten Tapanuli Te-ngah, Kotamadya Sibolga, Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabu-paten Kepulauan Nias dengan pusat pembangunannya Sibolga. Potensi yang mendapat prioritas untuk dikembangkan di wilayah ini adalah perkebunan rakyat, pertanian pangan, perikanan, pariwisata dan peternakan.

(10)

dikem-bangkan dalam wilayah ini adalah perkebunan besar, perkebunan rakyat, pariwisata dan industri kerajinan.

Wilayah Pembangunan III yang meliputi daerah pantai Timur bagian utara yaitu daerah Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kotamadya Medan, Kotamadya Binjai, dan Kotamadya Te-bing Tinggi, dengan pusat pembangunannya Medan. Potensi yang akan dikembangkan antara lain perkebunan, industri, perda-gangan, tanaman pangan, dan pertambangan.

Wilayah Pembangunan IV yang meliputi pantai timur bagian selatan, yaitu daerah Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Ba-te, dan Kotamadya Tanjung Balai, dengan pusat pembangunannya Kisaran. Potensi yang akan dikembangkan antara lain perkebun-an besar, tperkebun-anamperkebun-an pperkebun-angperkebun-an, perikperkebun-anperkebun-an, dperkebun-an industri.

Dibanding dengan Wilayah Pembangunan III dan IV, maka Wi-layah Pembangunan I dan II relatif ketinggalan dan mempunyai prasarana ekonomi yang belum memadai.

Mengingat peranan kota Medan amat penting dalam pemba-ngunan ekonomi daerah Sumatera Bagian utara, dan peranan Pe-labuhan Belawan sebagai pePe-labuhan ekspor utama di Indonesia, maka penanganan pembangunan kota ini akan lebih ditingkatkan. Penataan pembangunan kota ini tidak hanya terbatas pada wila-yah administrasinya saja, melainkan juga meliputi daerah-dae-rah sekitarnya yang potensial untuk dikembangkan.

(11)

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV

Pembangunan di bidang pertanian terutama tanaman pangan akan dilanjutkan melalui intensifikasi dan rehabilitasi areal pertanian pangan. Intensifikasi melalui tanaman padi, palawi-ja dan sayuran. Untuk menunpalawi-jang usaha intensifikasi akan di-lanjutkan kegiatan penyuluhan dan Bimas, perbenihan, perlin-dungan tanaman terhadap hama dan penyakit pada lahan yang su-dah mempunyai prasarana Irigasi Sederhana di daerah kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Labuhan Batu, Asahan, Simalungun, Karo, Deli Serdang, Langkat, lahan Irigasi Sedang Kecil di daerah kabupaten Nias, Labuhan Batu, Dairi, Deli Serdang dan lahan Rawa Sederhana di daerah kabu-paten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Labuhan Batu, Asa-han, Langkat. Di samping itu akan dilanjutkan usaha diversi-fikasi tanaman dan pemanfaatan pekarangan untuk tanaman ber-nilai gizi tinggi.

Pembangunan peternakan akan dilaksanakan melalui usaha pokok intensifikasi dan diversifikasi peternakan sapi, ker-bau, sapi perah, kambing, dan aneka ternak. Usaha ini akan didorong melalui pengamanan ternak, pembinaan makanan ternak, penyediaan bibit unggul dan penyuluhan. Di samping itu akan diusahakan pengembangan ternak sapi, kerbau dan kambing di beberapa kabupaten. Dalam hubungan ini akan ditingkatkan pu-sat pembibitan ternak sapi dan pengembangan hijauan makanan ternak di Siborong-borong, penyidikan penyakit hewan dan pem-binaan karantina hewan di Medan dan akan dibangun sub centra inseminasi buatan di Pematang Siantar.

Di bidang perikanan akan dilanjutkan pengembangan dan pembinaan usaha perikanan laut, perikanan di tambak maupun

(12)

perikanan air tawar serta budidaya laut dan perairan umum. Penyuluhan, latihan ketrampilan dan pembinaan akan ditingkat-kan di samping pengadaan prasarana periditingkat-kanan dan pengembangan teknik produksi. Demikian pula akan dikembangkan pembangunan Balai Benih Ikan di Krasaan dan Ambarita, penyempurnaan pela-buhan perikanan di Tello, Belawan dan Sibolga serta pengadaan kolam-kolam percontohan.

Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak-sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanam-an karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, cengkeh, tebu, cas-siavera yang akan mencakup areal 132.968 ha, serta intensifi-kasi dan rehabilitasi tanaman kelapa, kopi, cengkeh, tebu, tembakau seluas 138.426 ha. Selain usaha peningkatan produk-si, juga akan diikuti dengan usaha peningkatan mutu serta perbaikan tata niaga dengan pengikutsertaan PNP/PTP, Perke-bunan Besar dan lembaga swasta lainnya dengan meningkatkan peranserta Koperasi. Pelaksanaannya akan dilakukan dengan po-la UPP, popo-la PIR dan secara parsial. Di samping itu akan diu-sahakan pengembangan tanaman yang potensial non tradisional seperti linum, abaca, kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat-obatan dan lain-lain.

Untuk menunjang peningkatan produksi pertanian terutama tanaman pangan akan dilanjutkan pembangunan dan rehabilitasi irigasi antara lain irigasi Simalungun, Namu Sira-Sira, Ba-tang Ilung dan irigasi sedang kecil dan sedang lainnya yang tersebar, serta pengembangan daerah rawa untuk menunjang per-luasan lahan pertanian. Juga akan dilaksanakan perbaikan dan pengamanan sungai dalam rangka mencegah bencana banjir, anta-ra lain sungai Ular, Bah Bolon dan sungai-sungai lainnya.

(13)

Bidang perindustrian akan dilanjutkan pembangunan serta pengembangannya. Pembinaan dan pembangunan industri secara keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperhatikan prioritas dan ciri-ciri tiap kelompok industri, namun akan diarahkan pada suatu pola industri yang terpadu dan serasi.

Pengembangan di bidang industri permesinan dan logam an-tara lain akan diarahkan kepada industri yang membuat mesin-mesin/pelatan pertanian, industri yang menghasilkan alat-alat barang-barang dari aluminium dan industri yang menghasilkan bahan bangunan/konstruksi seperti besi beton, seng, kawat, dan sebagainya.

Kegiatan bimbingan dan pengembangan industri kecil khu-susnya golongan ekonomi lemah akan ditingkatkan. Untuk meme-nuhi tenaga trampil dan manajemen di bidang industri akan di-tingkatkan pendidikan keahlian/kejuruan industri. Kecuali itu penelitian industri akan ditingkatkan.

Di bidang industri yang mengolah hasil dari sektor pertanian, maka sesuai dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit akan dikembangkan industri minyak goreng kelapa sawit. Kecuali itu akan dibangun industri pengalengan ikan, buah-buahan dan sayur-sayuran.

(14)

Di bidang tenaga listrik akan diselesaikan pembangunan pusat listrik tenaga uap (PLTU) Belawan Unit I dan II (2 x 65 MW). Selain itu juga akan dibangun sejumlah pusat listrik te-naga diesel (PLTD) yang tersebar, serta sejumlah pusat lis-trik tenaga mikrohidro (PLTM) guna menunjang program lislis-trik masuk desa. Dalam pada itu akan dilanjutkan pula proses pem-bangunan pusat listrik tenaga air (PLTA) Asahan Unit I dan III, yang masih dalam tahap disain.

Di bidang perhubungan laut akan dikembangkan fasilitas pelabuhan seperti dermaga, yaitu untuk pelabuhan-pelabuhan Belawan, Sobolga dan Kuala Tanjung. Khususnya untuk pelabuhan Belawan akan ditingkatkan juga gudang, dermaga peti kemas, dan lapangan penumpukan. Di samping itu akan dibangun pela-buhan Gunung Sitoli (Nias).

Di bidang perhubungan darat akan ditingkatkan pemasangan rambu jalan, marka jalan, pagar pengamanan jalan serta fasi-litas perhubungan darat lainnya. Selain itu juga akan diting-katkan pemasangan rambu sungai, fasilitas angkutan sungai lainnya, sedangkan dermaga danau akan dibangun di Pangururan, Tomok, Muara, Nainggolan dan Ajibata. Selanjutnya di bidang kereta api akan ditingkatkan rel kereta api Medan - Belawan dan Rantau Prapat - Medan serta penambahan gerbong dan loko-motif .

Di bidang pos dan telekomunikasi akan dikembangkan jasa pos dan giro serta telekomunikasi antara lain akan dibangun kantor pos dan kantor pos pembantu, bis surat, serta an sambungan telepon. Di samping itu di bidang meteorologi dan geofisika akan ditingkatkan dan dibangun stasion meteo-rologi dan geofisika.

(15)

Di bidang pariwisata akan diusahakan untuk meningkatkan arus wisatawan, peningkatan penerimaan devisa, perluasan la-pangan kerja dan kesempatan berusaha.

Di bidang jalan akan dilaksanakan peningkatan jalan, re-habilitasi dan pemeliharaan jalan serta penunjangan jalan. Peningkatan jalan akan dilaksanakan antara lain pada ruasruas jalan Binjai Medan, Medan Lubuk Pakam, Lubuk Pakam -Perbaungan, Perbaungan - Sei Rampah, Sei Rampah - Tebing Tinggi, Lubuk Pakam - Tanah Abang, Perdagangan - Pematang Siantar, Pematang Siantar - Kisaran, Tanah Abang - Tebing Tinggi, Kota Birang - Tergamba, Sibolga - Padang Sidempuan, Rantau Prapat - Wingfoot, Wingfoot - Tolan, Sidikalang - Kabanjahe Batas propinsi Aceh, Batas propinsi Aceh Medan Kabanjahe, Binjai Perdagangan, dan Medan Tebing Tinggi -Rantau Prapat, sedangkan pembangunan jalan akan dilaksanakan pada ruas jalan Belawan - Medan - Tanjung Morawa dan jalan lingkar Medan.

(16)

Usaha-usaha untuk meningkatkan ekspor non migas akan terus dilan-jutkan dalam rangka pengembangan perdagangan luar negeri me-lalui penggarapan komoditi potensial, peningkatan koordinasi yang lebih terpadu antar instansi dan penyuluhan eksportir serta pengendalian impor.

Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-mer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, peri-kanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang-kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di-produksi masyarakat pedesaan Sumatera Utara. Lain dari pada itu, mutu dan intensitas pelayanan Koperasi kepada anggotanya juga akan ditingkatkan.

Untuk mendukung upaya peningkatan di atas, akan diusaha-kan adanya penyempurnaan dalam metoda, materi dan penyeleng-garaan pendidikan, penataran dalam latihan ketrampilan pengu-rus, badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang terdidik/terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim masyarakat yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

(17)

fasilitas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan sebagainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedang-kan potensi pengusaha kecil asedang-kan terus dikembangsedang-kan antara lain melalui program KIK dan KMKP.

Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan ketrampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh, terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai Tenaga Kerja Sukare-la Pelopor Pembaharuan dan Pembangunan terus diSukare-lanjutkan dan disempurnakan.

Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.

Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru akan dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan dilaksana-kan penyiapan lahan seluas ± 8.531 ha atau penempatan sekitar ± 5.687 kepala keluarga penduduk di daerah pemukiman trans-migrasi yang terdiri dari transmigran umum, transmigran

(18)

karsa dan pemukiman kembali.

Di bidang agama akan dilanjutkan berbagai kegiatan yang pada dasarnya merupakan kegiatan penunjang bagi usaha-usaha pembinaan kehidupan beragama. Dalam Repelita IV direncanakan antara lain penyediaan kitab suci berbagai agama, pemberian bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan/rehabilitasi 1.250 tempat ibadah berbagai agama dan pembangunan 75 balai nikah dan penasehat perkawinan, serta perluasan sejumlah balai si-dang pengadilan agama dan kantor-kantor urusan agama tingkat kecamatan, kabupaten/kotamadya dan wilayah.

Sebagai usaha peningkatan mutu perguruan agama, akan di-tingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan pada madrasah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri dan madrasah aliyah negeri serta pendidikan guru agama nege-ri. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi rehabilitasi (terma-suk madrasah ibtidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, pe-nyediaan antara lain alat peraga, buku pelajaran dan buku perpustakaan serta penataran guru berbagai bidang studi.

Selanjutnya, IAIN Sumatera Utara akan terus ditingkatkan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementara itu pene-rangan dan bimbingan hidup beragama akan terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus.

(19)

pembangunan 2 lembaga pemasyarakatan, pembangunan 4 rumah ta-hanan negara (RUTAN), pembangunan sejumlah rumah penitipan benda-benda sitaan negara (RUPBASAN), perubahan sejumlah lem-baga pemasyarakatan menjadi RUTAN, pembangunan 1 balai bim-bingan kemasyarakatan dan pengentasan anak (BISPA) serta 2 kantor imigrasi, dan 2 asrama tahanan imigrasi. Di samping itu akan dibangun pula 3 kantor kejaksaan negeri di Kabupaten Langkat, Simalungun dan Tapanuli Tengah serta rehabilitasi/ perluasan sejumlah kantor kejaksaan negeri.

Dalam rangka pengembangan jurisprudensi, termasuk hukum adat, akan lebih ditingkatkan kerjasama dengan Universitas Sumatera Utara. Demikian pula dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, termasuk generasi mudanya, akan ditingkat-kan kegiatan penyuluhan hukum. Sementara itu dalam memberiditingkat-kan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, penye-lenggaraan pemberian bantuan hukum bagi anggota masyarakat terutama bagi mereka yang kurang mampu akan lebih dimantap-kan. Dalam rangka penegakan hukum akan ditingkatkan pelaksa-naan operasi yustisi.

Dalam rangka peningkatan daya tampung di bidang pendidik-an untuk tingkat sekolah dasar akpendidik-an dibpendidik-angun tambahpendidik-an sekitar 4.390 ruang kelas baru, perbaikan sekitar 6.870 gedung seko-lah dasar dan TK serta SLB yang teseko-lah ada. Pada tingkat SMTP, untuk SMP akan dibangun sekitar 200 unit sekolah baru, penam-bahan sekitar 2.844 ruang kelas baru, rehabilitasi 108 seko-lah, serta pembangunan sejumlah SMTP Kejuruan dan Teknologi. Pada tingkat SMTA akan dibangun sekitar 46 unit SMA baru, 3 STM dan 1 SMT Pertanian, 2 SMEA, 1 SGO, penambahan 700 ruang kelas baru untuk SMA dan pengembangan 13 SPG, serta

(20)

tasi 38 gedung SMA, sekolah kejuruan dan teknologi negeri, 4 SGO serta 7 sekolah kejuruan dan teknologi swasta. Untuk pe-laksanaan dan pemantapan wajib belajar akan dibangun kantor pengelolaan pembinaan pendidikan dasar pada 50 kecamatan.

Untuk meningkatkan mutu pada TK, SLB, SD, SMTP, dan SMTA, akan disediakan buku-buku pelajaran serta alat-alat. Di sam-ping itu akan diadakan penataran guru, kepala sekolah, dan pembina. Khusus pada tingkat SMTP dan SMTA akan dibangun 178 ruang laboratorium ilmu-ilmu alam untuk SMP, dan 30 ruang un-tuk SMA, ruang ketrampilan 254 ruang unun-tuk SMP, dan 33 ruang untuk SMA. Dalam hal ini, penelusuran bakat dan kemampuan siswa akan terus ditingkatkan.

Di dalam peningkatan pendidikan tinggi, Universitas Suma-tera Utara akan ditingkatkan terutama di bidang pertanian dan perkebunan, dan akan dikembangkan politeknik bidang teknolo-gi, manajemen dan tata niaga, sedangkan IKIP Medan diarahkan untuk penyediaan tenaga guru. Di samping itu pembinaan terha-dap perguruan tinggi swasta akan ditingkatkan.

Di bidang kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain dalam bidang kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman. Di samping itu pengembangan kesenian meliputi kegiatan pembina-an, pemeliharapembina-an, penyebarluasan dan pemanfaatan kesenian daerah termasuk kesenian daerah yang hampir punah, dan fung-sionalisasi taman budaya, sedangkan pengembangan bahasa dan sastra melalui kegiatan pembinaan bahasa daerah dan pembinaan pengembangan bahasa Indonesia. Kecuali itu akan dikembangkan perbukuan dan perpustakaan, inventarisasi dan dokumentasi ke-budayaan daerah, penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, penerbitan dan penyebaran hasil penelitian.

(21)

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 33 Puskesmas dan 100 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukiman baru ter-masuk daerah transmigrasi dan daerah terpencil serta pengada-an 5 buah Puskesmas dengpengada-an rawat tinggal. Untuk meningkatkpengada-an pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan ditingkatkan pula penyuluhan kesehatan masya-rakat dengan menggunakan pendekatan pembangunan kesehatan ma-syarakat desa (PKMD). Selain itu akan ditingkatkan berbagai kegiatan yang ditujukan terutama kepada kelompok ibu dan anak serta usaha kesehatan sekolah.

Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, akan diusahakan melanjutkan pembangunan RSUP Medan, peningkatan 1 buah rumah sakit klas C menjadi klas C+, peningkatan 4 buah rumah sakit klas D menjadi klas C, peningkatan 7 buah rumah sakit klas D menjadi klas D+ dan peningkatan rumah sakit umum lainnya yang telah ada serta pelayanan kesehatan jiwa teruta-ma melalui pelayanan rawat jalan dan peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan.

Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distribu-si obat pada unit-unit pelayanan kesehatan akan dibangun 6 buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan tingkat Kabupaten/Kotamadya.

Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta peningkatan pengendali-an, pengadaan dan pengawasan obat, makanpengendali-an, kosmetika, alat kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu juga dilakukan pe-ningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluar-ga (UPGK), peningkatan pencekeluar-gahan dan penanggulankeluar-gan

(22)

rangan vitamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gon-dok endemik. Di samping itu dilakukan usaha untuk memudahkan memperoleh air bersih, dan akan ditingkatkan pula usaha kese-hatan lingkungan. Dalam rangka meningkatkan pembangunan sara-na air bersih, terutama untuk penduduk pedesaan, akan diba-ngun 50 buah penampungan air dengan perpipaan, 13 buah sumur artesis, 50 buah perlindungan mata air, 1.550 buah penampung-an air hujpenampung-an, 24.491 buah sumur pompa tpenampung-angpenampung-an dpenampung-angkal dpenampung-an da-lam serta sejumlah sarana air bersih jenis lainnya.

Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan, khususnya pa-ramedik akan dilakukan peningkatan jumlah lulusan melalui klas paralel di samping pendidikan pekarya kesehatan. Sejalan dengan itu dilakukan peningkatan sarana pendidikan yang ada, dan dilakukan pembangunan baru berbagai sekolah/akademi kese-hatan sesuai keperluan.

Usaha di bidang kesejahteraan sosial ditujukan untuk an-tara lain memberikan pelayanan kepada orang-orang lanjut usia, anak terlantar, para penderita cacat, fakir miskin, tuna sosial, anak nakal dan korban narkotika. Di samping itu akan diusahakan peningkatan pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan sosial yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

(23)

dibentuk bagi yang belum memiliki.

Di bidang perumahan rakyat, maka dalam usaha mencukupi kebutuhan perumahan akan dilaksanakan pembangunan rumah se-derhana dan rumah inti serta perbaikan lingkungan perumahan antara lain di kota-kota Medan, Pematang Siantar, Padangsi-dempuan, Sibolga dan Tebingtinggi. Sementara dalam rangka pe-rintisan pemugaran perumahan desa akan dilakukan pada kurang lebih 200 desa di Kabupaten-kabupaten Tapanuli Utara, Dairi dan Tapanuli Tengah.

Kegiatan dalam program air bersih ditekankan pada penye-lesaian kegiatan-kegiatan yang telah dimulai dalam Repelita III serta perluasan dan peningkatan air bersih antara lain di kota-kota Medan, Pematang Siantar dan Padang Sidempuan serta penanganan air bersih pada beberapa IKK (Ibukota Kecamatan).

Penanganan drainase kota dan persampahan dalam rangka pe-nyehatan lingkungan perumahan kota akan dilaksanakan antara lain di kota-kota Medan, Sibolga dan Pematang Siantar.

Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan an kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga berencana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang lebih 1.046.000 peserta baru dan sekitar 807.000 peserta lestari. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga kelangsungan peserta program keluarga berencana yang sudah ada.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-rangan operasional antara lain melalui sarasehan dengan me-manfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pame-ran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang

(24)
(25)

pedesaan, kegiatan koran masuk desa dilanjutkan dengan meng-ikut sertakan secara aktif peranan pers daerah setempat. Dalam pada itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan stasiun RRI dan peningkatan siarannya di samping peningkatan stasiun pemancar TV.

Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan ke-giatan penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diuta-makan pada daerah-daerah kritis terutama pada DAS Wampu/Ular, DAS Asahan/Barumun, dan DAS Batang Toru/Batang Gadis. Demikian pula pencegahan pencemaran lingkungan, baik di desa maupun di perkotaan, pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung, akan dilanjutkan.

Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata ruang kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana ko-ta dan rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan hingga dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan tertib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah-wi-layah yang berkembang dengan cepat.

Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan program-program bantuan kepada daerah. Program-program

(26)

sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan DaeDae-rah Tingkat I, Bantu-an PembBantu-angunBantu-an Sekolah Dasar, BBantu-antuBantu-an PembBantu-angunBantu-an SarBantu-ana Kesehatan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pem-bangunan/Pemugaran Pasar.

(27)

TABEL

LUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DAERAH TINGKAT I SUMATERA UTARA,

TAHUN 1980

No. Kabupaten/Kotamadya Luas Wilayah

(km2) Kecamatan DesaJumlah Jumlah PendudukJumlah (1980)

Kepadatan Penduduk per

km2 (1980)

1. Kab. N i a s 5.554 13 657 468.375 84 2. Kab. Tapanuli Selatan 16.643 20 1.608 757.159 45 3. Kab. Tapanuli Tengah 2.300 4 180 167.161 73 4. Kab. Tapanuli Utara 13.404 27 871 682.437 50 5. Kab. Labuhan Batu 6.825' 12 193 547.171 80 6. Kab. A s a h a n 4.625 17 220 775.656 167 7. Kab. Simalungun 4.150 17 216 759.024 182 8. Kab. D a i r i 3.442 8 157 241.785 70 9. Kab. K a r o 2.126 10 274 219.204 103 10. Kab. Deli Serdang 6.086 30 841 1.241.190 205 11. Kab. Lang k a t 6.184 15 219 702.059 113 12. Kab. Sibolga 11 3 11 59.897 5.445 13. Kab. Tanjung Balai 2 - 4 41.894 20.947 14. Kab. Pematang Siantar 12 4 29 150.376 12.531 15. Kab. Tebing Tinggi 31 3 17 92.087 2.971 16. Kodya M e d a n 265 11 116 1.378.955 5.204 17. Kab. Bin j a i 20 3 19 76.464 3.828

DAERAH TINGKAT I: 71.680 197 5.632 8.360.894 117

(28)

PROPINSI SUMATERA UTARA

(29)
(30)
(31)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Jum’at tanggal Dua Puluh Empat bulan Pebruari tahun Dua Ribu Tujuh Belas, kami Pokja Pelelangan Konsultansi Pengawasan Pembangunan Gedung Kuliah Kampus II

[r]

[r]

Modul standard yang disediakan SAP-B1 bukan merupakan suatu hambatan yang menyebabkan fleksibilitas perusahaan dalam mengikuti aturan akuntansi yang berlaku berkurang, karena

DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP IV TAHUN 2015 LPTK 206 UIN WALISONGO SEMARANG. No NO PESERTA NUPTK

Di dalam Laporan Praktek Kerja dan Tugas Akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

Dalam rancangan ini produk yang akan penulis hasilkan yaitu sebuah rancangan direktori katering berbasis web sehingga analisis terhadap kebutuhan pengguna dapat

“ Pemodelan dan Simulasi Sistem Pengereman Hodrolik Jenis Lock Brake System (LBS) pada.. kendaraan GEA Pick Up dengan variasi komponen pengereman