• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Program Supervisi Di Gugus Hasanudin Kebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Program Supervisi Di Gugus Hasanudin Kebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Mutu Pendidikan

Mutu merupakan usaha yang dilakukan oleh sesorang, institusi, atau organisasi dalam upaya menyempurnakan suatu produk, agar produk itu bernilai fungsional dan efisien. Jadi mutu merupakan orientasi utama suatu produk, sejauh mana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan.

Korelasi antara mutu dengan pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, saran sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu, Suryosubroto (2004: 210-211).

(2)

kepala sekolah, guru dan staf kependidikan lainnya. Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan pelanggan tersier. Pelangan eksternal primer adalah peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan para pemimpin pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan masyarakat luas, Senduk (2006: 110).

(3)

pencarian pekerjaan, John Bishop, dalam Nurkolis (2003: 78-79).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah hasil yang telah dicapai sekolah yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan, yakni peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak berkepentingan lainnya.

2.2

Supervisi Akademik

2.2.1 Pengertian Supervisi Akademik

Menurut Muslim (2010: 41) supervisi akademik diberi pengertian sebagai serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan professional yang diberikan oleh supervisor (kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainnya) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, Glickman (2007: 89).

(4)

menggunakna balikan tersebut untuk memperhatikan kinerjanya.

Supervisi akademik bukan hanya membantu guru dalam memahami pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi juga membantu guru dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam menyusun berencana pembelajaran secara tepat, Arikunto (2009: 12). Di samping itu supervisi membantu guru agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan kecakapan pribadi. Supervisi bertujuan membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu sama lainnya. Makna lain yang terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa supervisi dimaksudkan untuk membantu guru dalam memberi pengertian kepada masyarakat mengenai program yang sudah ada dan direncanakan oleh sekolah agar masyarakat dapat mengerti dan membantu usaha sekolah. Intinya, supervisi akademik merupakan bantuan kepada guru dalam meningkatkan pemahaman dan kecakapan kinerja profesinya sebagai tenaga pendidik, agar berhasil mencapai tujuan pendidikan.

(5)

melakukan pembelajaran sehingga kinerjanya akan semakin meningkat.

2.2.2 Tujuan Supervisi Akademik

Menurut Sudjana (2011: 56) tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik. Pengembangan kemampuan guru mencapai tujuan pembelajaran selain ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan guru mengajar, juga pada peningkatan komitmen (commitment), kemauan (willingness) dan motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru kualitas pembelajaran akan lebih meningkat.

Glickman dan sergiovani dalam Prasojo dan Sudiyono (2011: 86) menggambarkan 3 tujuan supervisi akademik sebagai berikut.

a. membantu guru mengembangkan kompetensinya, b. mengembangkan kurikulum,

c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).

2.3

Teknik-Teknik Supervisi Akademik

(6)

menilai diri sendiri. Teknik-teknik yang digunakan bersama-sama supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok terdiri atas pertemuan orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, diskusi, tukar menukar pengalaman, lokakarya (workshop), diskusi panel, seminar, symposium, demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, bulletin supervisi, membaca langsung mengikuti kursus, organisasi jabatan, laboratorium kurikulum, perjalanan sekolah (field trip) untuk anggota staf. Teknik supervisi kepada kelompok guru atau kelompok kepala sekolah antara lain: (1) rapat staf sekolah, (2) orientasi guru baru, (3) curriculum laboratory, (4) kepanitiaan, (5) perpustakaan profesional, (6) demonstrasi dan simulasi mengajar, (7) lokakarya, (8) field trip, (9) diskusi panel, (10) pelatihan (11) organisasi pelatihan. Dari kesebelas teknik tersebut peneliti tertarik dengan kegiatan lokakarya.

2.3.1Pengertian Lokakarya (Workshop)

(7)

suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya atau workshop adalah pertemuan ilmiah yang kecil, Anas (2012: 1).

Sushanty (2012: 1) menyatakan bahwa lokakarya yang dalam pengertian bahasa Inggris adalah workshop merupakan suatu acara dimana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil. Sekelompok orang yang memiliki perhatian yang sama berkumpul bersama di bawah kepemimpinan beberapa orang ahli untuk menggali satu atau beberapa aspek khusus suatu topik. Sub-sub kelompok dibentuk untuk tujuan mendengarkan ceramah-ceramah, melihat demonstrasi-demonstrasi, mendiskusikan berbagai aspek topik, mempelajari, mengerjakan, mempraktekkan, dan mengevaluasinya. Sebuah workshop biasanya terdiri dari pimpinan workshop, anggota, dan manusia sumber.

(8)

momen yang tepat bagi pelaksanaannya. Hal tersebut tergantung pada permasalahan yang ditimbulkan oleh pemikiran tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lokakarya adalah sebuah acara yang membahas suatu masalah secara bersama-sama yang kemudain akan dicarikan solusi terhadap permasalahan yang ada.

2.3.2Ciri – Ciri Lokakarya

a. Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta sendiri.

b. Cara yang digunakan ialah metode pemecahan masalah musyawarah dan penyelidikan.

c. Menggunakan resource person dan resource materials yang memberi bantuan yang besar sekali dalam mencapai hasil yang sebaik-baiknya, Romivera (2013: 1).

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kegiatan lokakarya adalah pembahasan suatu masalah yang muncul dari peserta lokakarya dengan menggunakan metode pemecahan musyawarah dan penyelidikan serta menggunakan resource person dan resource materials yang memberi bantuan.

2.3.3Prosedur Pelaksanaan Lokakarya

(9)

b. Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci.

c. Menentukan prosedur pemecahan masalah, Romivera (2013: 1).

Menurut Amir (2014: 2) prosedur lokakarya antara lain

a. Merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai).

b. Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci.

c. Menentukan prosedur pemecahan masalah.

(Merumuskan masalah yang akan dibahas, Tujuan pembahasan, Metode pembahasan, Mengerjakan tugas-tugas, Merumuskan kesimpulan)

d. Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang dipakai selama workshop.

e. Merumuskan kesulita-kesulitan yang dihadapi, f. Merumuskan kesimpulan dan saran-saran.

2.3.4Kelemahan dan Kelebihan Lokakarya

a. Kelebihan Lokakarya

1) Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang luas dan mendalam tentang masalah yang dibahas.

2) Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis untuk melaksanakan tugasnya.

(10)

peserta, Terhubungnya lembaga pendidikan dan masyarakat.

b. Kelemahan Lokakarya

1) Memerlukan persiapan yang relatif lama. 2) Memerlukan tenaga dan biaya yang besar.

3) Melibatkan banyak orang sehingga menyita waktu guru untuk melaksanakan pembelajaran di kelasnya.

4) Menimbulkan banyak pro dan kontra sehingga menimbulkan potensi konflik di antara pengamat pendidikan dan pelaksana kebijaksanaan, Romivera (2013: 2).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan lokakarya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah setelah mengikuti lokakarya, para peserta mendapatkan masukan terhadap permasalahan yang mereka hadapi, dan kelemahannya adalah kegiatan lokakarya membutuhkan waktu yang lama akan pelaksanaannya dapat berjalan lancar sehingga membutuhkan dana yang besar.

2.4

Pengelolaan Supervisi Akademik

(11)

2.4.1 Perencanaan Supervisi Akademik

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau atau lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Tanpa perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan mungkin kegagalan, Purwanto (2009: 106-107).

Perencanaan adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk mempersiapkan tindakan agar berjalan lancar sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam perencanaan supervisi akademik kepala sekolah bersama pengawas berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun waktu tertentu. Perencanaan yang rinci dan disusun bersama antara pengawas dan kepala sekolah ini dimaksudkan untuk menciptakan koordinasi antara keduanya sehingga pelaksanaa supervisi tidak tumpang tindih, Arikunto (2009:95-96). Perencanaan supervisi akademik dilaksanakan untuk menjadi acuan pelaksanaan supervisi sehingga supervisi akademik dapat berjalan lancar.

2.4.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik

(12)

teachers in the study of the processes of teaching and learning. Clearly, improvement of instructional is a long term, continous process that requires cooperation (Tujuan pengawasan adalah untuk bekerja sama dengan guru untuk meningkatkan instruksi. Tujuan dari pengawasan tidak hanya untuk membantu guru memecahkan masalah secara langsung tetapi juga untuk terlibat dengan para guru dalam studi proses pembelajaran. Jelasnya, peningkatan pembelajaran adalah jangka panjang, proses yang terus-menerus yang membutuhkan kerjasama).

Pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1. Kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap sekolah, yang dikesani sebagai silaturahmi para supervisor sehingga terbentuk hubungan dialogis yang harmonis dalam mendiskusikan berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah. 2. Melakukan berbagai kegiatan sekolah dengan melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali dan menerapkan metode dan pendekatan baru dalam pembelajaran.

3. Melaksanakan seminar pendidikan untuk para guru untuk menambah wawasan kependidikannya. 4. Pelaksanaan kurikulum baru yang lebih

menekankan kepada kemandirian siswa

(13)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik dapat dilakukan secara individu dan kelompok.

2.4.3 Tindak Lanjut Supervisi Akademik

Tindak lanjut merpakan kegiatan akhir dari proses supervisi sebelum laporan dibuat, dengan melakukan pertemuan antara supervisor dengan yang disupervisi. Dalam pertemuan itu guru yang disupervisi mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya mengenai pelaksanaan tugasnya di kelas yang telah diamati oleh supervisor, begitu juga sang supervisor mendapat kesempatan untuk membantu guru untuk mengatasi masalahnya dalam pelaksanaan pembelajaran.

(14)

Diskusi yang dilakukan dalam proses tindak lanjut merupakan langkah menindaklanjuti dari apa yang ditemukan dalam proses pengamatan pembelajaran dengan berusaha bersama-sama untuk mencari jalan keluar dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran, karena demikian halnya maka dalam proses tersebut tidak ada saling debat mempertahankan argumen masing-masing, akan tetapi secara bersama-sama mencari langkah yang tepat dengan arahan dan bimbingan supervisor.

Berdasarkan pengertian di atas daat disimpulkan bahwa pengelolaan supervisi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjuta, dimana ketiga aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain.

2.5

Kepala Sekolah sebagai Supervisor

(15)

untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan lembaga pendidikan sekolah di samping diatur oleh pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan oleh aktivitas kepala sekolahnya.

Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah efektif menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sedemikian penting untuk menjadikan sebuah sekolah pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah bahwa sekolah yang baik akan selalu memiliki kepala sekolah yang baik, artinya kemampuan profesional kepala sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam memberdayakan seluruh potensi sumber daya sekolah menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah maka kepala sekolah harus memahami perannya.

Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting yaitu:

a. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar.

b. Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar.

(16)

d. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar.

e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu proses belajar mengajar.

f. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.

g. Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif. h. Menciptakan team work yang dinamis dan

profesional.

i. Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif, Miftah (2010: 3).

(17)

kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.

Kepala sekolah sebagai supervisor perlu memperhatikan prinsip-prinsip: (1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis; (2) dilaksanakan secara demokratis; (3) berpusat pada tenaga kependidikan; (4) dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan; dan (5) merupakan bantuan profesional, Miftah (2010: 5).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa peran kepala sekolah dalam kegiatan supervisi diwujudkan dalam kemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya.

2.6

Penelitian Yang Relevan

Asyhari (2011) dalam penelitiannya yang

berjudul ”Supervisi Akademik Pengawas Madrasah Tsanawiyah Di Kabupaten Jepara” hasil penelitian

menyimpulkan bahwa supervisi akademik Pengawas Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jepara dilakukan dengan memenuhi standar prosedural dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan dengan menggunakan seperangkat instrumen yang diperlukan serta dilakukan dengan cara-cara modern, meninggalkan cara konvensional-tradisional.

Unik Rasyidah (2012) dalam penelitiannya yang

(18)

dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Madrasah Aliyah Kota

Yogyakarta” Hasil penelitian menunjukkan 56,5% guru

menyatakan pelaksanaan bimbingan kepala sekolah kepada guru dalam persiapan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Sebesar 55,1% guru menyatakan bimbingan kepala sekolah kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik. Sedangkan 47,8% guru menyatakan bimbingan kepala sekolah kepada guru dalam evaluasi pembelajaran berjalan dengan sangat baik

2.7

Kerangka Berpikir

(19)

secara keseluruhan akan berdampak pada peningkatan mutu. Lebih lanjut Aqib (2009:3) juga mengungkapkan bahwa hakikat dari kegiatan PTS adalah seorang kepala sekolah atau pengawas yang memperbaiki kualitas penyelenggaraan pendidikan. Berikut ini adalah tahapan dalam penelitian:

Gambar 2.1 Prosedur Penelitian

Sumber: data diolah 2014

Untuk tahap 1, dan tahap 2, dilaksanakan di SD Negeri Tlogosih 1.

Tahap I

Permasalahan Tahap Persiapan

Tahap Pengamata

n

Tahap Akhir Tindak lanjut Hasil Refleksi

Tahap Persiapan

Tahap Pengamatan

Tahap Akhir Tindak lanjut Tahap II

Apabila Hasilnya Sudah Sesuai Dengan Indikator

(20)

Gambar

Gambar 2.1 Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Proses Pencarian Makna Hidup Lansia Lajang yang Tinggal di Panti Werdha Karitas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Nesse contexto, a espécie Centrolobium tomentosum , Fabaceae, conhecida popularmente como Araribá ou Araruva, tem sido empregada na medicina popular brasileira como

Diakses tanggal Diakses tanggal 27 Juli 2013.. [4] 2012, Pengertian Internet,

Dengan ini laporan praktik kerja lapangan angkatan 20 yang telah dilaksanakan pada :. Hari, tanggal : Senin, 17 April 17 – Senin,8

dengan Teknik Sosiodrama untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi siswa SMP Negeri 1 Palimanan kelas VIII.. Tahun Ajaran

"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah." - Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik

dilakukan oleh mahasiswa program studi Kependidikan sebagai latihan mengajar. di Sekolah Latihan agar praktikan memperoleh pengalaman

Dari faktor-penyebab selisih (varians) diatas dapat diketahui bahwa suatu selisih baik itu menguntungkan (farforable) ataupun tidak menguntungkan (unfarforable), dimana