Analisis hasil implementasi
Hasil implementasi kemudian diuji, dianalisis dan dievaluasi. Hal-hal yang dianalisis antara lain :
• Analisis estimasi ukuran pesan yang dapat disisipkan pada dua ukuran font yang berbeda.
Pada dasarnya hal yang akan dianalisis pada tahap ini adalah korelasi antara ukuran font dengan jumlah pesan yang dapat disisipkan, dan berdasarkan hal ini apakah jumlah pesan yang disisipkan dapat diestimasi. Proses analisis ini dilakukan dengan cara menguji dua dokumen yang berbeda ukuran font dengan menyisipkan beberapa pesan dengan jumlah karakter yang berbeda. Lalu dua dokumen tersebut dicetak dan diekstraksi. Hasil ekstraksi dua dokumen dibandingkan dan dilihat apakah banyaknya jumlah karakter yang dapat disisipkan sama. Apabila jumlahnya sama berarti tidak ada korelasi antara ukuran font dengan jumlah karakter pesan yang dapat disisipkan.
• Analisis ketahanan terhadap perbedaan kualitas pencetakan.
Proses analisis ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan metode line-shift coding terhadap perbedaan kualitas pencetakan. Proses ini dilakukan dengan cara mencetak dokumen dengan beberapa kualitas pencetakan lalu dilihat apakah pesan yang telah disisipkan pada dokumen tersebut bisa diambil kembali atau tidak. • Analisis ketahanan terhadap proses
fotokopi.
Proses analisis ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan metode line-shift coding terhadap proses fotokopi. Analisis ini dilakukan dengan cara memotokopi dokumen, lalu hasil fotokopi tadi difotokopi lagi. Hal tersebut dilakukan sebanyak 5 kali. Dari masing-masing hasil fotokopian tadi dilihat apakah pesan yang telah disisipkan pada dokumen tersebut bisa diambil kembali atau tidak.
• Analisis ketahanan terhadap proses manipulasi gambar
Proses ini meliputi pengujian metode line-shift coding terhadap beberapa proses modifikasi gambar yaitu pengubahan sudut kemiringan, pemotongan, dan resizing gambar. Hasil pengujian ini berguna untuk
mengetahui ketahanan pesan yang disisipkan terhadap proses manipulasi yang dilakukan. Pada proses ini dilakukan perbandingan pesan yang disisipkan dengan pesan hasil deteksi setelah dilakukan proses modifikasi.
Penarikan kesimpulan
Setelah mendapatkan hasil dari analisis pada tahap sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai ketahanan metode line-shift coding terhadap proses pencetakan, perbedaan kualitas pencetakan, proses fotokopi, dan juga mengenai ketahanan metode tersebut terhadap proses modifikasi gambar yang ditentukan, serta estimasi ukuran pesan yang dapat disisipkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari proses penyisipan pesan yang berupa stego dokumen kemudian dicetak dan dipindai. Hasil pindai yang berupa gambar berformat bitmap (.bmp) lalu dimasukkan ke dalam proses ekstraksi untuk mendapatkan kembali pesan yang sudah disisipkan. Pesan tersebut lalu dibandingkan dengan pesan yang disisipkan.
Analisis estimasi ukuran pesan yang dapat disisipkan pada dua ukuran font yang berbeda.
Proses analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan jumlah karakter hasil ekstraksi dari dua dokumen yang diujikan pada Tabel 1.Dari hasil perbandingan tadi lalu ditarik kesimpulan ada atau tidaknya korelasi antara ukuran font terhadap ukuran pesan yang dapat disisipkan, dan untuk mengestimasi jumlah pesan yang dapat disisipkan. Hasil proses ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 3.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa untuk gambar “Dok10pt.bmp” dengan ukuran font 10 pt hanya pesan yang jumlah karakternya sama dengan 1 saja yang dapat diambil kembali dengan baik, seperti pada Pesan1, sedangkan untuk Pesan2, Pesan3, dan Pesan4 hanya 1 karakter awal saja yang berhasil didapat. Hal ini menunjukkan bahwa gambar “Dok10pt.bmp” hanya bisa disisipkan maksimal 1 karakter pesan. Gambar “Dok12pt.bmp” dengan ukuran font 12 pt bisa mengambil kembali pesan dengan karakter kurang dari atau sama dengan 2, seperti pada Pesan1 dan Pesan2, sedangkan pada Pesan3 dan Pesan4 hanya 2 karakter awal saja yang berhasil didapat. Hal ini menunjukkan bahwa
Tabel 3 Hasil ekstraksi dokumen
gambar “Dok12pt.bmp” dapat disisipkan maksimal 2 karakter pesan.
Perbedaan jumlah karakter dalam pesan yang dapat disisipkan disebabkan oleh perbedaan jumlah baris genap yang dapat disisipkan pesan. Jumlah baris pada grup genap pada dokumen dengan ukuran font 10 pt adalah 14 baris, sedangkan pada dokumen dengan ukuran font 12 pt adalah 18 baris. Perbedaan ukuran pesan yang dapat disisipkan pada dokumen dengan ukuran font yang berbeda menunjukkan adanya korelasi antara ukuran font dan ukuran pesan. Bila ukuran font dibuat lebih besar maka dapat diestimasi bahwa karakter pesan yang dapat disisipkan lebih banyak.
Daya tampung suatu dokumen untuk disisipi pesan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut (diasumsikan satu karakter diwakili dengan 8 bit) :
dimana
- tampung = daya tampung suatu dokumen,
- sisipBaris = jumlah baris pada grup genap.
Analisis ketahanan terhadap perbedaan kualitas pencetakan
Proses analisis ini dilakukan dengan cara mencetak setiap dokumen pada Tabel 1 yang telah disisipkan pesan dengan kualitas pencetakan yang berbeda, yaitu Fast normal (300 dpi), Best (600 dpi), dan Maximum dpi (1200 dpi). Dokumen yang telah tercetak tadi lalu dipindai dan dimasukkan ke dalam proses ekstraksi, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Seperti yang tertera pada Tabel 4, pesan yang disisipkan pada gambar “Dok10pt.bmp” dan “Dok12pt.bmp” dapat diambil kembali untuk semua pilihan kualitas. Hal ini menunjukkan bahwa metode line-shift coding ini tahan terhadap perbedaan kualitas pencetakan, karena perbedaan kualitas pencetakan ini tidak mengubah hasil perbandingan jarak antar centroid pada stego
dokumen sehingga tidak mempengaruhi arah pergeseran pesan.
Tabel 4 Hasil ekstraksi pesan dengan kualitas pencetakan yang berbeda
Karakter
Nama Dokumen
Pe-san
Fast
Nor-mal (300
dpi) Best (600 dpi)
Maxi-mum dpi (1200
dpi)
Dok10pt.bmp 1 1 1 1
Dok12pt.bmp Hi Hi Hi Hi
Analisis ketahanan terhadap proses fotokopi Proses analisis ini dilakukan dengan cara memfotokopi dokumen dan hasil fotokopian tadi difotokopi lagi. Hal ini dilakukan sampai 5 kali. Hasil fotokopian tadi lalu dimasukkan ke dalam proses ekstraksi dan dilihat apakah pesan yang telah disisipkan dapat diambil kembali.
Pada fotokopian pertama dan kedua, dengan sedikit pembersihan dan pelurusan gambar, pesan bisa didapatkan kembali. Namun, pada fotokopian ketiga sampai kelima pelurusun gambar tidak dapat dilakukan karena setiap baris mempunyai sudut kemiringan yang berbeda-beda. Hal ini membuat pesan tidak bisa didapatkan kembali pada proses ekstraksi. Dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa metode line-shift coding tahan terhadap proses fotokopi sampai dua kali fotokopian saja.
Analisis ketahanan terhadap proses manipulasi gambar
Uji ketahanan metode line-shift coding terhadap perbedaan sudut kemiringan gambar
Pengujian dilakukan dengan cara memiringkan gambar pada beberapa derajat kemiringan lalu gambar tersebut dimasukkan ke dalam proses ekstraksi. Hasil dari proses ekstraksi tadi lalu dibandingkan dengan pesan
Karakter yang dapat diekstrak Persentase karakter pesan yang didapat
(%) Nama gambar
Pesan1 Pesan2 Pesan3 Pesan4 Pesan1 Pesan2 Pesan3 Pesan4
Dok10pt.bmp 1 H 1 H 100 50.00 33.33 25.00
Dok12pt.bmp 1 Hi 12 Ha 100 100 66.67 50.00
Tabel 5 Hasil uji kemiringan
yang disisipkan. Hasil perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa gambar “Dok10pt.bmp” dengan ukuran font 10 pt pesan dapat diambil kembali dengan sempurna pada derajat kemiringan 0.1 searah maupun berlainan arah dengan jarum jam dan derajat kemiringan 0.2 berlawanan arah dengan jarum jam, sedangkan untuk derajat kemiringan yang lain pesan tidak berhasil didapatkan kembali. Untuk gambar Dok12pt.bmp” dengan ukuran font 12 pt pesan dapat diambil kembali dengan sempurna pada derajat kemiringan 0.1 searah maupun berlawanan arah dengan jarum jam dan derajat kemiringan 0.2 searah dengan jarum jam, sedangkan untuk derajat kemiringan yang lain pesan tidak berhasil didapatkan kembali. Hasil yang tidak baik ini menunjukkan bahwa metode line-shift coding ini tidak tahan terhadap perbedaan sudut kemiringan gambar. Hal in disebabkan karena kemiringan gambar mengubah hasil perbandingan jarak antar centroid pada stego dokumen yang digunakan untuk menentukan arah pergeseran baris. Dengan berubahnya hasil perbandingan maka dapat dimungkinkan terjadinya penyimpangan arah pergeseran baris.
Uji ketahanan metode line-shift coding terhadap operasi pemotongan gambar
Pengujian dilakukan dengan cara memotong sebagian gambar lalu dilakukan proses ekstraksi pesan yang hasilnya dibandingkan dengan pesan yang disisipkan. Hasil ekstraksi pesan pada gambar yang telah melalui proses pemotongan disajikan pada Tabel 6.
Berdasarkan Tabel 6, hanya karakter pertama pada pesan saja yang berhasil didapatkan di pemotongan setengah bagian bawah yang berhasil didapatkan. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa metode line-shift coding tidak tahan terhadap operasi pemotongan. Hal ini disebabkan karena pesan berada dari awal dokumen sepanjang jumlah bit pesan. Operasi
pemotongan ini menghilangkan sebagian gambar yang berisi pesan, sehingga seluruh pesan tidak bisa didapatkan kembali.
Tabel 6 Hasil ekstraksi pesan pada gambar yang telah melalui operasi pemotongan
Uji ketahanan metode line-shift coding terhadap operasi resizing gambar
Pengujian dilakukan dengan cara mengubah ukuran gambar menjadi lebih besar dan lebih kecil dari ukuran aslinya. Ukuran asli gambar “Dok10pt.bmp” adalah 1676*2306 piksel dan untuk gambar “Dok12pt.bmp” adalah 1700*2338 piksel. Ukuran masing-masing gambar diubah menjadi 650*894 piksel, 700*963 piksel, dan 3700*5089 piksel. Gambar yang ukurannya telah diubah dilakukan proses ekstraksi pesan lalu hasilnya dibandingkan dengan pesan yang disisipkan. Hasil ekstraksi pesan pada gambar yang telah melalui proses rezising dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil ekstraksi pesan pada gambar yang telah melalui operasi resizing
Seperti yang terlihat pada Tabel 7, pesan berhasil didapatkan kembali pada gambar yang ukurannya lebih besar dan pada ukuran 700*963 piksel, sedangkan untuk ukuran 650*894 piksel pesan tidak dapat diambil kembali. Dapat disimpulkan bahwa metode line-shift coding tahan terhadap operasi resizing sampai ukuran yang lebih besar atau Karakter yang didapat
Sudut Kemiringan Searah Jarum Jam
Sudut Kemiringan Berlawanan Arah
Jarum Jam Nama
Gambar
Pesan yang Disisipkan
0.1º 0.2º 0.3º 0.1º 0.2º 0.3º
Dok10pt.bmp 1 1 H 1 1
Dok12pt.bmp Hi Hi Hi §¦ Hi HK I
Karakter yang didapat Nama
Gambar
Pe- san
Pemotong an ½ bagian
atas
Pemotong an ½ bagian bawah
Dok10pt.bmp 1 1
Dok12pt.bmp Hi H
Ukuran (piksel) Nama
Gambar
Pe-san 650*
894
700* 963
3700* 5089
Dok10pt.bmp 1 1 1
Dok12pt.bmp Hi Hk Hi Hi
sama dengan 700*963 piksel. Hal ini terjadi karena semakin kecil ukuran gambar maka semakin kecil pula spasi antar baris. Pada ukuran 650*894 piksel, jumlah baris pada grup genapnya lebih sedikit dari jumlah aslinya karena dua baris terdeteksi sebagai satu baris, yang menyebabkan pesan tidak bisa didapatkan kembali. Untuk ukuran yang lebih besar dari ukuran aslinya, pesan berhasil didapatkan kembali, karena hasil perbandingan jarak antar centroid pada stego dokumen sama sehingga tidak mempengaruhi arah pergeseran pesan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan:
1 Metode line-shift coding dapat digunakan untuk menyisipkan pesan berformat teks ke dalam berkas dokumen yang berformat postscript dan metode centroid dapat digunakan untuk mengambil kembali pesan yang telah disisipkan.
2 Metode line-shift coding tahan terhadap proses pencetakan, perbedaan kualitas pencetakan, proses fotokopi sampai dua kali fotokopian, dan operasi resizing gambar sampai ukuran yang lebih besar atau sama dengan 700*963 piksel.
3 Ukuran font adalah salah satu faktor yang mempengaruhi ukuran pesan yang bisa disisipkan. Semakin besar ukuran font maka semakin banyak baris pada grup genap yang mengakibatkan semakin besarnya ukuran pesan yang bisa disisipkan dan sebaliknya.
4 Metode line-shift coding tidak tahan terhadap operasi resizing pada ukuran yang lebih kecil daripada 700*963 piksel, operasi pengubahan sudut kemiringan gambar dan pemotongan gambar.
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain :
1 Pembandingan antara metode line-shfit coding dengan metode word-shift coding.
2 Mencari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ukuran pesan yang dapat disisipkan.
3 Mencari batas toleransi dari besarnya nilai pengeseran baris.
4 Memperbesar kapasitas ukuran pesan yang disisipkan dengan cara menggabungkan metode line-shift coding dengan metode lain, misalnya metode word-shift coding.
DAFTAR PUSTAKA
Brassil J T, Low S, Maxemchuk N F. 1994. Copyright Protection for the Electronic Distribution of Text Cocuments.1999. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summ ary?doi=10.1.1.46.8396 [10 Jan 2009 ].
Brassil J T, Low S H, Maxemchuk N F. 1995. Electronic Marking and Identification Techniques to Discourage Document Copying.http://citeseer.nj.nec.com/brassil9 4electronic.html [10 Des 2007 ].
Chen M, Wong E K, Memon N. 2001. Recent Developments in Document Image Watermarking and Data Hiding. http://isis.poly.edu/memon/publications/pdf/ 2001_Recent_Developments_in_Document _Image_Watermarking_and_Data_Hiding. pdf [7 Des 2007].
Low S H, Maxemchuk N F, Lapone A M. 2003. Document Identification for Copyright Protection Using Centroid Detection.
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summar y?doi=10.1.1.25.2972 [10 Des 2007 ].
Pfitzmann B.1996. Information Hiding Terminology, Proceeding of First International Workshop Information Hiding.Cambridge, May-June 1996. Cambridge: Lecture Notes In Computer Science.hlm 347-356.