• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGKA KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANGKA KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

SURVEILANS KESEHATAN

ANGKA KEJADIAN LUAR BIASA DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA TAHUN 2014-2015

Oleh KELOMPOK

Eryda Wijayanti 1610912420004

Gusti Kanzania Finansi 1610912420007

Lita Ariyani 1610912420010

Husnul Khatimah 1610912420008

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT ALIH JENJANG FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, yang mana berkat taufik dan hidayah-Nya jualah, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan laporan Surveilans Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura. Laporan ini dibuat sehubungan dengan kunjungan lapangan Surveilans Kesehatan Masyarakat.

Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak , selakuPengampu Mata Kuliah Surveilans Kesehatan Masyarakat 2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar

3. Kepala Rumah Sakit Umum daerah Ratu Zalecha Martapura

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna, karenanya penyusun sangat mengharapkan bimbingan, saran-saran maupun kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan yang akan datang.

Akhir kata dengan disertai doa dan harapan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat di hampir seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan air laut. Menurut World Health Organization(2002), jumlah penduduk dunia yang beresiko terinfeksi lebih dari 2,5 sampai 3 milyar orang terutama penduduk yang tinggal di daerah perkotaan di negara tropis dan subtropis. Di Indonesia, penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang belum dapat ditanggulangi (Hindra, 2003). Penyakit DBD bahkan endemis hampir di seluruh propinsi. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus dan daerah terjangkit terus meningkat dan menyebar luas serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Diperkirakan setiap tahunnya ada 300 juta kasus di Indonesia, dan 500.000 kasus DBD yang memerlukan perawatan di rumah sakit dan minimal 12.000 diantaranya meninggal dunia, terutama anak-anak (Depkes RI, 2007).

Sejak pertama kali ditemukan di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968, tercatat 54 kasus dengan 24 kematian (CFR 41,5%). Selanjutnya pada tahun 1972 ditemukan DBD di luar Jawa yaitu Sumatera Barat, Lampung, dan Riau. Sejak itu penyakit DBD tersebar di berbagai daerah, dan angka kejadian penyakit DBD terus meningkat (Depkes, 2007). KLB penyakit DBD terjadi di sebagian besar daerah perkotaan dan beberapa daerah pedesaan, di mana sejak tahun 1975 penyakit ini telah terjangkit di daerah perdesaan. Sampai dengan bulan November 2007, kasus DBD di Indonesia telah mencapai 124,811 (IR: 57,51/100.000 penduduk) dengan 1.277 kematian (CFR: 1,02%) (Depkes, 2007).

(4)

baik pula bagi perkembangan penyakit terutama penyakit yang dibawa oleh vektor.Salah satu penyakit di Negara Indonesia yang ditularkan oleh vektor adalah penyakit demam berdarah. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 menyatakan prevalensi nasional demam berdarah di Indonesia adalah 0,62% dan di Kalimantan Selatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Klinis terdeteksi dengan prevalensi 0,26%. Berdasarkan data kasus di DinasKesehatan Provinsi Kalimantan Selatan diketahui selama tahun 2008 sebanyak 18 orang meninggal 2009 terjadi sebanyak 1.113 kasus DBD dengan 1 jumlah meninggal 20 orang. Oleh sebab itu peran mas yarakat sangat dibutuhkan dalammengendalikan penyakit DBD sehingga perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap DBD Seseorang yang termotivasi akan siap bertindak dan tindaknnya tersebut dipengaruhi oleh

(5)

terhadap DBD. Pada tahun 2013 jumlah penderita Demam Berdarah Dengue di wilayah kabupaten banjar adalah sebanyak 91 kasus dengan incidence Rate 17 sedangkan jumnlah penderita demam berdarah dengue tahun 2014 menurun menjadi 56 kasus dengan incidence rate 10,3 per 100.000 penduduk.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Deman Berdarah Dengue ? 2. Apa Nyamuk Penular DBD ?

3. Apa Lingkungan Hidup penular DBD? 4. Apa Variasi Musiman ?

5. Dimana Tempat Perkembangbiakan Aedes aegypti ?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk pengertian Deman Berdarah Dengue

2. Untuk mengetahui Nyamuk Penular DBD

3. Untuk mengetahui Lingkungan Hidup penular DBD 4. Untuk mengetahui Variasi Musiman

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes

aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa

penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie, purpura, ecchymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hepatomegaly, trombositopeni, dan kesadaran menurun atau renjatan (Depkes RI, 2003).

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue.Virus ini termasuk dalam grup B Antropod Borne Virus (Arboviroses) kelompok flavivirus dari family

flaviviridae,yang terdiri dari empat serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3,

DEN 4. Masing-masing saling berkaitan sifat antigennya dan dapat menyebabkan sakit pada manusia.Keempat tipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. DEN 3 merupakan serotipe yang paling sering ditemui selama terjadinya KLB di Indonesia diikuti DEN 2, DEN 1, dan DEN 4. DEN 3 juga merupakan serotipe yang paling dominan yang berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan gejala klinis yang berat dan penderita banyak yang meninggal (Siangler, Teck, dkk, 2011).

Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vector penularan virus dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitannya. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor penting di daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan daerah pedesaan (daerah rural) kedua spesies nyamuk tersebut berperan dalam penularan (WHO,2011).

Mekanisme Penularan Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk.Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok arthropod borne diseases.Virus

dengue berukuran 35-45 nm.Virus ini dapat terus tumbuh dan berkembang

(7)

Terdapat tiga faktor yang memegang peran pada penularan infeksi dengue, yaitu manusia, virus, dan vektor perantara.Virus dengue masuk ke dalam tubuh nyamuk pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, kemudian virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang infeksius (Handayani, K. 2007).

Seseorang yang di dalam darahnya memiliki virus dengue (infektif) merupakan sumber penular DBD.Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam (masa inkubasi instrinsik). Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan juga dalam kelenjar saliva. Kira-kira satu minggu setelah menghisap darah penderita (masa inkubasi ekstrinsik), nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah menghisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya.

Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit (menusuk), sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (probosis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat menularkan virus dengue (Wills, BA, dkk. 2005).

Nyamuk betina sangat menyukai darah manusia (anthropophilic) dari pada darah binatang. Kebiasaan menghisap darah terutama pada pagi hari jam 08.00-10.00 dan sore hari jam 16.00-18.00. Nyamuk betina mempunyai kebiasaan menghisap darah berpindah-pindah berkali-kali dari satu individu ke individu lain (multiplebiter).Hal ini disebabkan karena pada siang hari manusia yang menjadi sumber makanan darah utamanya dalam keadaan aktif bekerja/bergerak sehingga nyamuk tidak bisa menghisap darah dengan tenang sampai kenyang pada satu individu.Keadaan inilah yang menyebabkan penularan penyakit DBD menjadi lebih mudah terjadi.

(8)

penularnya. Tempat-tempat potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah :

a. Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)

b. Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang

datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran

beberapa tipe virus dengue cukup besar. c. Tempat-tempat umum itu antara lain :

1) Sekolah

Anak murid sekolah berasal dari berbagai wilayah, merupakan kelompokumur yang paling rentan untuk terserang penyakit DBD. 2) Rumah Sakit/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya :

Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya adalah penderita DBD, demam dengue atau carier virus dengue.

3) Tempat umum lainnya seperti :

Hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat-tempat ibadah dan lain-lain.

Pemukiman baru di pinggiran kota. Karena di lokasi ini, penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa tipe virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi awal.

d. Pemukiman baru di pinggiran kota

Karena di lokasi ini, penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah, makakemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa tipe virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi awal (Depkes RI. 2007).

B. Nyamuk Penular DBD 1. Morfologi

(9)

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil, jika dibandingkan dengan rata-ratanyamuk yang lain.Mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki.

b. Pupa (Kepompong)

Pupa atau kepompong berbentuk seperti “Koma”. Bentuknya lebih besar namun lebih ramping dibandingkan larva (jentik)nya. Pupa nyamuk Aedes aegypti berukuran lebih kecil, jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain.

c. Larva (jentik)

Ada 4 tingkat (instar) larva sesuai dengan pertumbuhan larva 1) Larva instar I berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm. 2) Larva instar II berukuran 2,5-3,8 mm.

3) Larva instar III berukuran lebih besar sedikit dari larva instar II. 4) Larva instar IV berukuran paling besar 5mm.

Larva dan pupa hidup pada air yang jernih pada wadah atau tempat air buatan seperti pada potongan bambu, dilubang-lubang pohon, pelepah daun, kaleng kosong, pot bunga, botol pecah, tangki air, talang atap, tempolong atau bokor, kolam air mancur, tempat minum kuda, ban bekas, serta barang-barang lainnya yang berisi air yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.( Chahaya, I. 2003) Larva sering berada di dasar container, posisi istirahat pada permukaan air membentuk sudut 45 derajat, sedangkan posisi kepala berada di bawah. (Oemijati. 2006).

d. Telur

Telur berwarna hitam dengan ukuran lebih 0,80 mm. Telur berbentuk oval yang mengapung satu persatu pda permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding penampungan air, Aedes aegypti

(10)

2. Lingkungan Hidup

Nyamuk Aedes aegypti seperti nyamuk lainnya mengalami metamorphosis sempurna yaitu telur – jentik – kepompong – nyamuk.Stadium telur, jentik dan kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah telur terendam air. Telur dapat bertahan hingga kurang lebih selama 2-3 bulan apabila tidak terendam air, dan apabila musim penghujan tiba dan kontainer menampung air, maka telur akan terendam kembali dan akan menetas menjadi jentik. Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari, dan stadium pupa (kepompong) berlangsung antara 2-4 hari.Pertumbuhan dari telur menjadi dewasa 9-10 hari.Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan. ((Soegeng, 2004)) Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat mencari mangsa dan ke tempat istirahat ditentukan oleh kemampuan terbang.Jarak terbang nyamuk betina biasanya 40-100 meter. Namun secara pasif misalnya angin atau terbawa kendaraan maka nyamuk ini dapat berpindah lebih jauh.( Chahaya, I. 2003).

3. Variasi Musiman

Pada musim hujan tempat perkembang biakan Aedes aegypti yang pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air. Telur-telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas. Selain itu pada musim hujan semakin banyak tempat penampungan air alamiah yang terisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes

aegypti.Oleh karena itu pada musim hujan populasi nyamuk Aedes aegypti

terus meningkat. Bertambahnya populasi nyamuk ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan penyakit dengue.. ( Chahaya, I. 2003).

4. Tempat Perkembangbiakan Aedes aegypti

(11)

umum, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembangbiak di genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah.( Suharyo, 1998)

Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tempat Penampungan Air (TPA), yaitu tempat-tempat untuk menampung air guna keperluan sehari-hari, seperti: tempayan, bak mandi, ember, dan lain-lain.

b. Bukan tempat penampungan air (non TPA), yaitu tempat-tempat yang biasa menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti : tempat minum hewan peliharaan (ayam, burung, dan lain-lain), barang bekas (kaleng,botol, ban,pecahan gelas, dan lain-lain), vas bunga,perangkap semut, penampung air dispenser, dan lain-lain. c. Tempat penampungan air alami, seperti : Lubang pohon, lubang batu,

(12)

BAB III

kab banjar Pengurusan administratif surat izin

2 02 desember2016

Dinas kesehatan

kab banjar Pengurusan administratif surat izin

3 08 desember program surveilans di RSUD Ratu Zalecha Martapura

D. Data yang didapatkan

(13)

1. Desember 2014 : Kasus : 20 Kasus

a. Kab. Banjar : 17 kasus b. Banjarbaru : 2 Kasus c. Luar wilayah : 1 kasus Klasifikasi umur pasien : c. Luar wilayah : 6 kasus Klasifikasi umur pasien : c. Luar wilayah : 4 orang Klasifikasi umur pasien : a. Balita : 16 kasus\

b. Anak & remaja : 28 kasus c. Dewasa : 22 kasus

d. Meninggal : 0 kasus

(14)
(15)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pembahasan

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Gambaran Khusus Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUD Ratu Zalecha Martapura b. Gambaran Khusus Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Ruang Administrasi RSUD Ratu Zalecha Martapura

2. Hasil Penelitian dan Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan terkait dengan KLB dan DBD kepada penanggung jawab KLB di RSUD Ratu Zalecha Martapura

3. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Ratu Zalecha Martapura tentang KLB DBD di RSUD Ratu Zalecha adalah sebagai berikut : Analisa data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa KLB DBD yang terjadi di RSUD Ratu Zalecha Martapura mencapai puncaknya pada bulan desember 2014 dan terjadi satu kasus meninggal, diikuti oleh bulan januari dan februari 2015.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi KLB adalah banyaknya pasien yang merupakan pasien rujukan dari beberapa RSUD luar wilayah Kabupaten Banjar. Kasus kematian pun tidak terjadi di RSUD Ratu Zalecha Martapura, namun terjadi di luar wilayah saat dilakukan rujukan.

(16)

BAB V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue terjadi pada musim penghujan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Ratu Zalecha Martapura tentang KLB DBD di RSUD Ratu Zalecha adalah sebagai berikut : Analisa data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa KLB DBD yang terjadi di RSUD Ratu Zalecha Martapura mencapai puncaknya pada bulan desember 2014 dan terjadi satu kasus meninggal, diikuti oleh bulan januari dan februari 2015.

Pada akhir tahun 2015 terjadi peningkatan kasus DBD, namun tidak digolongkan sebagai KLB dikarenakan penentuan KLB ditentukan oleh Dinas Kesehatan yang terkait dengan wilayahnya masing-masing.

B.

Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Chahaya, I. 2003. PemberantasanVektorDemamBerdarah di Indonesia, Digitized

by USU Gigital Library. Medan

Depkes RI, 2003. PencegahandanPenanggulanganPenyakit DBD, Jakarta

Depkes RI. 2007. ProfilKesehatan Indonesia 2006. Jakarta.

Djunaedi, 2006.DemamBerdarah Dengue, Cet.1., Malang, Universitas Muhammadiyah

Handayani, K. 2007. Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat Tentang Penyakit

Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi

Kesehatan, Volume 6 No 1

Oemijati. 2006. Parasitologi. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta

Siang ler, Teck, dkk, 2011.Epidemiological characteristics of the 2005 and 2007

dengue epidemics in Singapore – similarities and

distinctions

http://www.wpro.who.int/nr/rdonlyres/d857f04f-143a-42a1-804f c99e963f339d/0/201011011_or_dengue2007tecksiang.pdf .Di akses 12 Desember 2016.

Soegijanto, Soegeng, 2004. DemamBerdarah Denguecetakanpertama, Air Langga

(18)

WHO, 2011. Statistical anne.x http://www.wpro.who.int/nr/rdonlyres/a60f077a-23d9-4787-bd03-a2cb1d6552a9/0/38statisticaltables2011.pdf.Di akses 12 Desember

Wills, BA, dkk. 2005. Comparison of three Fluid Solution For Resuscitation in

Dengue Shock Syndrome. The New England of Jurnal Medicine.

http://conten.nejm.org/cgi/reprint/353/9/887.pdf . Di akses 12 Desember

Wuryadi, Suharyo, 1998. Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue Pada Pelita

VI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Dep.Kes RI,

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu perintah suara yang diterima akan di proses oleh Raspberry pi 3 kemudian memberikan data pada ULN 2803 sebagai ic untuk meningkatkan tegangan

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar

Kemitraan mendorong orang tua dan madrasah dapat bertukar informasi mengenai siswa, dimana informasi tersebut sangat berguna bagi guru untuk mencapai tujuan

Dari alasan tersebut, maka peneliti mempunyai ketertarikan dengan mengangkat judul yaitu “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perubahan Harga Secara Sepihak Dalam Jual

Tetapi dengan seiringnya perkembangan teknologi, maka perlu adanya pembuatan media promosi dan pemasaran berbasis website Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat

indicators  yang  mencakup  kemampuan  keluarga  miskin  dalam  memperoleh  mata  pencaharian (livelihood  capabilities),  memenuhi  kebutuhan  dasar  (basic

orang gila atau barang yang dijual itu barang-barang yang diharamkan syara.. a) Jual beli sesuatu yang tidak ada. Sebagaimana Fuqaha mengatakan bahwa menjual barang yang

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan berkat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul “PENGARUH