• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAYASA GENETIKA untuk mengtasi masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REKAYASA GENETIKA untuk mengtasi masalah "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Rekayasa Genetika- September 2016 REKAYASA GENETIKA

Definisi Rekayasa Genetika

Sejak ditemukannya struktur double helix DNA oleh Watson-Crick 1953 merupakan

awalan dari perkembangan biomolekuler secara cepat. Perkembangan biomolekuler

juga ditunjang sejumlah penemuan baru seperti teknologi PCR yang mendukung

teknik amplifikasi DNA secara invitro serta berbagai penemuan baru dalam hal DNA.

DNA merupakan molekul kehidupan dasar yang kehidupan sekaligus merupakan

blue print dari setiap organisme. Kode DNA bersifat universal, berupa bahasa berupa basa nitrogen purin dan pirimidin yang sama untuk setiap organisme, hanya

berbeda dalam hal jumlah, susunan, serta dalam hal ekspresi genetiknya.

Mengingat bahasa DNA yang bersifat universal maka dimulailah sejumlah proyek

pemetaan DNA, mulai dari bakteri, jamur, hewan, tumbuhan, bahkan yang paling

ambisius adalah Human Genome Project yang dicetuskan pada tahun 1990. Proyek-proyek pemetaan tersebut makin mendukung percepatan penelitian dan aplikasi

DNA secara lebih real dalam kehidupan, sampai dengan mempercepat perkembangan cabang keilmuan baru dalam bidang modifikasi DNA yang disebut

Rekayasa Genetika atau dalam bahasa Inggris disebut Genetic Engineering. Rekayasa

genetika sebenarnya telah berkembang sejak tahun 1950 dengan kemunculan

hiptesis mengenai terapi gen yang menginduksi penelitian-penelitian dalam hal

merekayasa materi genetik. Awal boomingnya rekayasa genetika diawali pada

tahun 1972 saat Paul Berg pertama kali mempublikasikan risetnya mengenai proses

rekombinasi DNA virus SV40 dan virus lambad. Hal tersebut tidak terlepas dari

penemuan enzim restriksi yang dapat memotong DNA secara spesifik. Seiring

dengan hal tersebut maka makin berkembanglah bidang rekayasa genetika, yang

merupakan disiplin ilmu terapan yang tidak terlepas dasar dan aplikasinya dengan

(2)

Rekayasa Genetika- September 2016 1. Genetic engineering is process in which recombinan DNA (rDNA) technology is used to introduce desirable trait into organism. A genetically engineere (GE) animal is one that contain a rDNA contruct producing a new trait. (FDA, 2009) 2. Genetic engineering is process of manually adding new DNA to an organism.

The goal is to add one or more new trait that are not allredy found in that organism. (Agro Biosefty, 2013)

3. Genetic engineering is the direct manipulation of an organism’s genome using biotechnology. It is a set of technologies used to change the genetic make up of cells, including the transferof genes with and cross species boundaries to produce improved or novel orgnisms. (Wikipedia, 2011)

4. Genetic engineering is process of manipulating an organism’s genetic material, including genes from other species in effort to produce desired traits such as pest resitance or dought tolerance. (UCSUSA, 2010)

5. Genetic engineering is alteration of genetic material by direct intervention in genetic process with the purpose of producing new substance or improving functions of existing organism. (Science Every day, 2002)

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat diambil benang merah bahwa

rekayasa genetika berkenaan dengan teknologi rekombinasi DNA yang bertujuan

mentransfer karakter ke organisme lain agar menghasilkan fenotif yang lebih

menguntungkan. Sebagai besar arah perkembangan rekayasa genetika banyak

ditujukan untuk kepentingan kehidupan manusia. Terutama dalam menjawab

permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan, dan jaminan akan kesehatan.

Bidang Penunjang Rekayasa Genetika

Sebagai disiplin ilmu terapan, rekayasa genetika tidak terlepas dengan kajian bidang

ilmu lainnya. Seperti Biologi Molekuler, Imunologi, Bioinformatika, Farmakologi,

Mikrobiologi, bahkan sampai dengan bidang teknologi Informasi (IT)

Bidang biologi molekuler juga merupakan suatu bidang baru yang merupakan

(3)

Rekayasa Genetika- September 2016 artian khusus berhubungan dengan DNA. Kajian DNA dalam Biologi Molekuler

didasarkan pada dogma sentral yang mencakup replikasi, transkripsi, dan translasi

DNA sampai dengan tingkatan ekspresi genetik. Hal ini menjadi dasar-dasar dalam

pengembangan teknik rekayasa genetika yang berkaitan dengan rekombinasi DNA

organisme. Pengetahuan tentang genom sangatlah penting dalam kajian rekayasa

genetika untuk menetukan letak gen yang hendak direkombinasikan, mengenai

mekanisme gen tersebut direplikasi, faktor-faktor transkripsi yang menyebabkan

suatu gen diekspresikan, dikontrol dan dikendalikan, sampai dengan tingkatan

translasi penerjemahan triplet basa nitrogen menjadi bahasa asam amino. Dalam

kajian tingkat gen ini juga diperlukan keilmuan biokimia yang berkaitan dengan

metabolisme tingkat seluler berkaitan dengan ekspresi gen yang bersangkutan.

Sejalan dengan Human Genome Project dan sejumlah penelitian mengenai genom organisme lainnya, berkembang juga kajian mengenai Bioinformatika.

Bioinformatika memfasilitasi pengolahan sekuen gen secara komputasi yang kini

memungkinkan para peneliti melakukan kajian hingga menemukan struktur tiga

dimensi mengenai sekuen gen yang dianalisis. Seperti penerapan dalam sejumlah

design vaksin untuk virus, sebagai contoh pada produksi vaksin HBsAg rekombinan

yang dilakukan dengan melakukan seleksi sekuen gen pengkode protein-S pada

sejumlah genotype virus Hepatitis B, dilakukan dengan bantuan bioinformatiak

sampai didapatkan sejumalh sekuen yang dapat digunakan untuk mendesign vaksin.

Dalam hal pengujian, para peneliti sebelum melakukan percobaan secara in vivo

atau pun in vivo dapat melakukan analisis secara komputasi melalui berbagai

software bioinformatika untuk menentukan sekuen mana yang memiliki bila diekspresikan menjadi protein HBsAg memiliki antigenitas dan spesivisitas yang

paling baik yang dapat menimbulkan reaksi imunologi, dan sampai menentukan

epitop bagian mana yang dapat menimbulkan rekaksi imunologi. Dalam hap

produksi secara massal untuk vaksin rekombinan ini telah dikembangkan vector

berupa saccaromicease sp yang genomnya telah disisipi sekuen gen pengkode

(4)

Rekayasa Genetika- September 2016 melibatkan banyak bidang mulai dari Biomolekuler, IT, Imunologi, Biologi Sel, Kultur

Sel, Mikrobiologi, dan rekayasa genetika itu sendiri. Contoh lain pengembangan

vaksin ini adalah untuk vaksin Dengue, Vaksin HPV, dan produksi antibodi

monoklonal untuk sejumlah kegunaan.

Rekayasa genetika tidak terlepas dari keseharian masyarakat, menenal istilah GMO.

Sebagain besar distigmakan negatif namun apabila dikaji lebih mendalam dari segi

positifnya, GMO merupakan upaya dalam pemenuhan kebutuhan manusia baik

dalam bidang pangan maupun energi.

Sejumlah bahan pangan direkayasa secara genetika untuk mendapatkan sifat-sifat

unggul, tahan hama, dan berproduksi berlipat kali lebih banyak dari indukan asalnya.

Rekombinasi ini memicu biodiversitas baru secara artifisial.

Dalam bidang mikrobilogi, rekayasa genetika berhubungan timbal balik dengan

mikrobiologi. Sejumlah agen mikrobiologi terutama virus, bakteri dan jamur

uniseluler dapat dimanfaatkan sebagai vektor yang dapat direkombinasikan materi

genetiknya untuk sejumlah kepentingan baik dalam bidang pangan, medis, maupun

produksi energi.

Dalam bidang kesehatan, rekayasa genetika banyak dikaitan dengan upaya

memperbaiki derajat kesehatan manusia seperti dengan terapi gen bahkan dewasa ini dikembangkan untuk “rekayasa” sel imun manusia utamanyanya sel T.

Prospek Rekayasa Genetika

Mengingat keterkaitan rekayasa genetika dengan banyak disiplin ilmu, maka

batasan antara rekayasa genetika dan ranah keilmuan yang berhubungannya

menjadi bias perbedaannya. Pengembangan dan Penerapan teknik rekayasa

genetika memerlukan keahlian bidang lain sehingga dengan sifatnya yang terbuka

dan berkorelasi dengan banyak bidang menjadikan pengembangan rekayasa

genetika dan aplikasinya kedepan sangatlah penting dan akan mengalami sejumlah

(5)

Rekayasa Genetika- September 2016 Hal tersebut dapat kita tinjau dari berbagai proyek rekayasa genetika yang telah

sukses terutama dalam sejumlah bidang rekayasa tumbuhan dan hewan dalam hal

untuk penyediaan kebutuhan pangan manusia. Tantangan dan prospek

pengembangan rekayasa genetika kedepan justru akan mengarah ke aplikasinya

yang lebih luas ke manusia itu sendiri terutama untuk aplikasi dibidang kesehatan.

Produksi vaksin dengan memanfaatkan teknik rekayasa genetika telah banyak

membantu riset dan pengembangan sejumlah vaksin baru, baru-baru ini sedang

dikembangkan juga vaksin untuk menangani wabah Ebola, Zika, dan virus H7N9

yang berpotensi menjadi penyakit pandemic secara global.

Pengembangan rekayasa genetika dewasa ini dibangun dengan tema besar “Dreaming Big with Syntetic Biology”. Tema ini merepresentasikan sebuah teknik

rekayasa genetika yang berusaha menampilkan agen biologi baru dan mendesign

ulang sistem biologi organisme dengan mensisipkan sekuen DNA yang baru, lebih

luas cakupannya dibanding rekayasa genetika konvensional yang hanya bertumpu

pada rekombinasi DNA saja. Syntetic Biology berarti “rewritten” DNA organisme yang berarti mensintesis DNA yang diaplikasikan dan direprogram ke suatu

organisme atau manusia itu sendiri untuk melakukan kegiatan biologi yang baru.

Salah satu penerapan teknik baru ini adalah pada sebuah sel yeast yang disispi DNA

dengan DNA buatan yang mampu mengkode dan menginduksi vanilli, stevia, dan

saffron flavoring. Sekarang pun tengah dilakukan uji coba untuk re-engireed

mikroba untuk kepentingan produksi biofuel dengan memanfaaatkan DNA buatan yang diharapkan mampu menggantikan bahan bakar fosil.

Konsep Syntetic Biology dibangun dengan metode dan pendekatan dari bagaimana sebuah sistem biologi dibangun dan bekerja, dan kemudian ditiru secara artifisial

untuk menghasilkan agen biologi artifisial yang baru. Dalam prakteknya ada

beberapa pendekatan yang dilakukan seperti : 1. BioBricks

(6)

Rekayasa Genetika- September 2016 secara biologi akan membentuk sistem biologi dan kemudian disisipkan ke

dalam sel hidup. Teknik

2. Xeno DNA

Teknik ini diperkenalkan sebagai teknik rekombinasi ulang susunan DNA. Jika

DNA secara alaminya mengandung empat jenis basa nitrogen, namun para

ilmuwan dalam teknik ini memiliki enam variasi basa nitrogen yang

diharapkan dapat diaplikasikan untuk kepentingan medis dan dapat menjadi

sekuen yang survive dalam sel hidup. Pengembangan Xeno DNA masih dalam

tahap awal dan walaupun dianggap sebagai “Biosafety tool” akan tetapi

masih mengundang perdebatan seputar bioetik, aspek legal, ekonomis, dan

aspek sosialnya.

3. Digital DNA and Gene Systhesis

Khusus untuk metode ini telah banyak riset yang menghasilkan

penemuan-penemuan baru yang melakukan konstruksi ulang dan mengubah

sekuen-sekuen DNA yang dilakukan secara komputerisasi dan dibuatkan ke dalam

bentuk DNA artifisial sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan

sekuen-sekuen tersebut. Sebagai contoh adalah sintesis virus dan diharapkan dapat

dikembangkan untuk organisme yang lebih kompleks. Konsep ini umum

diterapkan untuk pembuatan primer untuk PCR. Lebih jauh kedepan teknik

ini diharapkan dapat menyisipkan dan menggantikan maeteri genetik dengan

DNA artifisial.

4. 3-D Biological Printing

Dalam teknik ini muncul pertanyaan bahwa , dapatkah kita mendesign fisik

organisme secara digital? Secara mikroskopik hal ini masuk akal. Dimuali dari

teknik design vaksin dan pencitraan 3D protein secara komputasional. Dalam

hal ini semua bangunan Syntetic Biology kedepan diharapkan dapat dikembangkan untuk membangun organisme yang kompleks. Impian

(7)

Rekayasa Genetika- September 2016 portable ke planet Mars dan mengamati kemungkinan pembentukan

kembali kehidupan yang serupa seperti di bumi.

5. Gene Editing

Teknik gene editing sebenarnya telah lama dilakukan oleh para ilmuwan dengan melakukan penghapusan segmen DNA organisme atau

menghilangkan suatu gen yang spesifik pada organisme, atau pun juga

menyisipkan DNA baru dengan perantara vektor. Akan tetapi teknik ini

memiliki inakurasi yang besar. Baru-baru ini untuk mengefisienkan teknik ini

dan meningkatkan akurasi dikembangkan suatu sistem CRISPR/Cas9.

CRISPR merupaka singkatan dari Clustered Regularly Interspersed Short Palindromic Repeats yang pertama kali dikembangkan para ilmuwan ketika meneliti mekanisme anti-viral pada bakteri. Sistem CRISPR bertumpu pada

ikatan basa RNA-DNA yang digunakan untuk mengidentifikasi lokasi yang

dituju di dalam genom, kemudian membuat bagian tersebut dipisahkan dari

lokusnya. Gen editor dalam sistem ini disebut scissors dan menjadi memungkinkan peneliti memasukan sekuen baru atau melakukan modifikasi.

(8)

Rekayasa Genetika- September 2016 6. Gene Drives

Teknik ini dikembangkan dari konsep syntetic biology dan gene editing. Sistem gene drives mengacu pada modifikasi genetik pada tingkatan populasi. Teknik ini bertumpu pada elemen genetik itu sendiri yang

mengupayakan suatu gen dapat eksis dan diturunkan. Sebagai contoh yang

dilakukan Esvelt peneliti dari Harvaed yang mengujicobakannya pada

populasi nyamuk untuk memblok penyebaran malaria.

Teknik-teknik diatas kedepan dapat dikembangkan untuk kepentingan diagnostik

sampai dengan tingkatan molekuler, dalam hal produksi vaksi dengan cara yang

lebih efisien untuk mikroba yang dapat menjadi pandemi global, untuk

pengembangan metode Xenotranplantation , mendukung pengembangan penelitian DNA sekuensing untuk kepentingan mempelajari genom seperti dalam

hal kajian molekuler untuk berbagai macam mikroba. Selain itu pengembangan

konsep gen terapi diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk sejumlah

penyakit genetik seperti hemophilia, penyakit cancer yang disebabkan mutasi gen,

serta kepentingan diagnostic lainnya. Bahkan kedepan ada sebuah gagasan untuk

penerapan “Human Modification” yang dirintis dengan percobaan Germline yang diupayakan memodifikasi sel-sel gamet. Namun sampai dengan sekarang masih

memicu kontroversi.

Dengan semakin berkembangnya instrumentasi, teknik komputasional, jumlah

sekuen data genom organisme, dan teknik dalam dibidang molekuler ini

memungkinkan prospek pengembangan teknologi rekayasa genetika pada

khususnya semakin bertambah pesat. Terlepas dari berbagai kontroversi di

dalamnya, pengembangan rekayasa genetika di arahkan untuk kesejahteraan

makhluk hidup dan melindungi biodiversitas.

Pengembangan prospek rekayasa genetika yang luas baik dari seri pemanfaata,

(9)

Rekayasa Genetika- September 2016 dengan etika dalam keilmuan, etika yang bertanggung jawab serta diarahkan untuk

(10)

Rekayasa Genetika- September 2016 Referensi

Center for Genetic and Society. (2016). Extreme Genetic Engineering and the Human

Future. USA: Friends of The Earth.

Nicholl, D. S. (2008). An Introduction to Genetic Engineering. Cambridge: Cambridge University Press.

www.fda.gov

www.ucsusa.org

www.agrobisafety.uni.edu

www.wikipedia.org

Referensi

Dokumen terkait

Sirkit bervoltase rentang I dan rentang II menurut IEC 60449 tidak boleh digabung dalam sistem perkawatan yang sama, kecuali salah satu metode berikut diadopsi: – setiap kabel

Perencanaan dengan menggunakan beban maksimum akan menghasilkan tebal perkerasan yang tidak ekonomis, tetapi perencanaan berdasarkan beban yang lebih kecil dari beban rata

Gambar (5d) menampilkan contoh form untuk perhitungan kebutuhan air per komoditas tanam di dalam satu daerah irigasi (Crop Water Requierment/CWR), misal komoditas tanaman padi.

Proses perancangan dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dilakukan dengan sistem Design-Build-Lease, yang menghasilkan FIRR (Financial Internal Rates of Return)

Selain itu, praktikan juga melakukan observasi kelas untuk mengamati proses belajar oleh guru, dari segi cara mengajar/model mengajar, cara penanganan masalah

Komplikasi preoperatif pada neonatus ini saling berhungan dengan beberapa faktor antara lain bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, keterlambatan datang ke

FAKULTAS ILMU HUKUM DAN ILMU POLITIK. POKJAR

Abstrak : Pemahaman suatu konsep matematika secara benar mutlak diperlukan oleh seorang guru dan calon guru sebelum mereka mulai mengajarkan pada siswanya. Rendahnya